Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KEGAWATDARURATAN

SATUAN OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


ROBEKAN JALAN LAHIR

Disusun Oleh :
SRI KUSMAINI
NPM. 2026040041.P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2020
SATUAN OPERASIONAL PROSEDUR
ROBEKAN JALAN LAHIR
1. Pengertian Suatu kondisi di robeknya jalan lahir yang terjadi pada persalinan pervaginam.di
perkirakan lebih dari 85%wanita yang melahirkan pervaginam mengalami robekan
spontan,yang 60% - 70% di antara nya membutuhkan penjahitan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk robekan jalan lahir
3. Referensi Permenkes no 5 th 2014 tentang pelayanan primer
4. Prosedur a. petugas memberikan salam sapa senyum kepada pasien dan keluarga
b. petugas melakukan inform consent kepada pasien dan keluarga pasien
c. Petugas menganamnesa keluhan dan gejala utama :
 pada pemeriksaan fisik dapat di temukan adanya
 Robekan pada perineum
 Perdarahan yang bersifat arterial atau yang bersifat merembes
 Pemeriksaan colok dubur,untuk menilay derajat robekan perineum
 Pemeriksaan penunjang
d. Petugas melakukan penegakan diagnosis (Diagnosa di tegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik)
Klasifikasi a. Derajat I
Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai
kulit perineum
b. Derajat II
Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinea transvesalis,tetapi tidak
melibatkan kerusakan otot sfingter ani
c. Derajat III
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dengan Pembagian
sebagai berikut;
 Robekan < 50% Sfingter ani eksterna
 Robekan > 50 % Sfingter ani eksterna
 Robekan juga meliputi sfingter ani interna

d. Derajat IV
Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
komprehensif a. Menghindari atau mengurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul di
(plan) dahului oleh kepala janin dengan cepat
b. Kepala janin yang akan lahir jangan di tahan terlampau kuat dan lama,karena akan
menyebabkan asfiksia dan pendarahan dalam tengkorak janin,dan melemahkan
otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena di regangkan terlalu lama
c. Penatalaksanaan farmakologis; dosis tunggal sefalosforin golongan II atau III
dapat di berikan intravena sebelum perbaikan di lakukan (untuk ruptur perineum
yang berat)
d. Manajemen Ruptur perineum; Ruptur perineum harus segera di perbaiki untuk
meminimalisir risiko perdarahan,edema,dan infeksi.Manajemen rupture perineum
untuk masing-masing derajatnya,antara lain sebagai berikut;
 Derajat I ; Bila hanya ada luka lecet,tidak di lakukan penjahitan.Tidak usah
menjahit rupture derajat I yang tidak mengalami perdarahan dan mendekat
dengan baik. Penjahitan robekan perineum derajat I dapat di lakukan hanya
dengan memakai catgut yang di jahitkan secara jelujur ( Continuous suture)
atau dengan angka delapan (figure of eight)
 Derajat II ; Ratakan terlebih dahulu pinggiran robekan yang bergerigi,dengan
cara mengklem masing-masing sisi kanan dan kirinya lalu di lakukan
pengguntingan untuk meratakannya. Setelah pinggiran robekan rata,baru di
lakukan penjahitan luka robekan
 Derajat III dan IV
Di rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki dokter spesialis
obstetric dan ginekologi
Konseling Memberikan informasi kepada pasien dan suami

Anda mungkin juga menyukai