Anda di halaman 1dari 5

Vol.10 No.

1
N : 1 – 5, Januari 2020
ISSN : 2088-8961
https://ejournal.undip.ac
ndip.ac.id/index.php/jim/index

Hubungan Daya Terimaa Makanan


Ma dan Asupan Gizi dengan Z-Sko
Skor Indeks Massa
Tubuh Berdasarkan Umur ur Pada
Pa Santri Putri
(Studi Di Pondok Pesantren
tren Modern
M Islam Assalam Sukoharjo)

Delima Siskawati Budiman1*, Suyatno


Suyat 2, Dina Rahayuning P.2
1
Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan
atan Masyarakat,
M Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
as Dip
Diponegoro
2
Dosen Bagian Gizi Kesehatan Masyarak
syarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
egoro
*Koresponden: delimabudiman@yahoo.
yahoo.co.id

ABSTRACT
Title: Correlation of Power Receivin
eiving Food and Nutrition Intake with Z-Score Body Mass Index Based on Age
in Female Student (Study At Modernern Islamic Boarding School, Assalam Sukoharjo)
Background: The nutritional statustus of adolescent who live in Islamic boarding schools ols oon average is lacking.
Poor nutritional status can be direct
irectly influenced by food intake and food acceptability.ty. The
T implementation of
food in Islamic boarding school is a benchmark for the achievement of good nutritional nal sstatus. The purpose of
this research is to determine the relation
rela of food acceptability and nutritional intake with the nutritional status
of female students in Modern Islamic
mic Boarding Schools Assalam Sukoharjo.
Methods: The study used a cross-sec sectional design and the sampling used simple random dom sampling techniques.
Sample total was 45 students. The he independent
i variable and the dependent variablee we were analyzed by using
correlation test. Descriptive analysis
lysis results shown 68.9% of students had less acceptanc
ptance, 91.1% of students
had energy intake that is classified
ed as
a severe deficit and 66.7% of students had protein in intake
in that is classified
as over.
Result: The result showed that there
here is no relation between food acceptability (p = 0.690.690), energy intake (p =
0.629), and protein intake (p = 0.985)
0.98 with nutritional status. The result shown that the nnutritional status of a
person who live in a boarding schoo
chool was not influenced by food acceptability and nutr nutritional intake but the
presence of other factors such as body
bod image (p = 0.007), appetite (p = 0.026), and outside
tside food (0.019).
Conclusions: Food providers att the Islamic boarding school should pay attentionn to the variety of food
processing that will be served too student
stu so that student do not feel bored and the imp importance of providing
education related to proper dieting
ng methods
m to maintain optimal nutritional status

Keywords: Nutritional statu; foodd acc


acceptability; nutritional intake

PENDAHULUAN harus diperhatikan karena hal tersebut menentukan


Status gizi merupakan salah satu indikator apakah makanannditerimaa ata atau tidak. Menurut
yang dapat digunakan untu
untuk mengetahui penelitian sebelumnya (87,2%),2%) ssampel memiliki daya
permasalahan gizi di masyarakat.
kat. Masalah
M gizi yang penerimaannmakanan yang ang baik dann(12,8%)
banyak ditemukan pada usia dewasa dew adalah gizi memiliki daya terima yang kurankurang.(2) Semakin banyak
kurang dan gizi lebih. Hasil pemantauan
peman status gizi makanan yang dikonsumsii mak maka semakin terpenuhi
tahun 2017 menunjukan status tus gizi
gi remaja putri pula kecukupan asupan zatt gizi gizinya dan berpengaruh
berdasarkan (IMT/U) usia 13-188 tahun
tahu yang termasuk terhadap status gizinya.(3)(4)
kategori kurus 3,5%, gemuk 15,1% 15,1 dan obesitas Asupan zat gizi yangnnkurang menimbulkan
4,3%. Hasil penelitian yang dilakukan
dilaku di Pondok dampak negatif diantaranyaa per pertumbuhan terhambat,
Pesantren Bogor menunjukan status gizi remaja yang mudah sakit, dan aktivitas menu menurun.nAsupan energi,
tinggal di pondok pesantren sebanya
banyak 58% tergolong protein, dan kabohidrat santri
antri ssebagiannbesar masih
status gizi baik, 2% tergolong status
statu gizi lebih dan dalam kategori kurang.(5) Asupansupannzat gizi pada siswa
40% status gizi kurang.(1)Status gizi di
d seseorang yang yang tinggal di asram
asrama lebih rendah
menetap di pondok pesantren en dapat
da dipengaruhi dibandingkanndengan siswaa ya yang tidak tinggal di
secara langsung oleh asupan makanan
akanan dan daya terima asrama.(6) Hal tersebut dikarena
arenakan jumlah makanan
makanan. di asrama umunya rendahdaripad aripada di rumah sendiri.(7)
Daya terima makanan menjadi
men tolak ukur Asupan gizi yang buruknberpengerpengaruh terhadap status
keberhasilan untuk penyelengga lenggaraan makanan gizinya sehingga dapat mengh menghambat prestasi dan
institusi. Penerimaan makananndinnpondok pesantren produktivitasnya.(8)

© 2020 Delima Siskawati


Siskaw Budiman et al., JIM, ISSN : 2088-8961. All rightss reser
reserved.
2 Delima S.B., Suyatno, Dina R.P. / Jurnal Ilmiah Mahasiswa 10(1), Januari 2020

Berdasarkan fakta yang telah disebutkan (68,9%), responden dengan daya terima kurang
tersebut perlu dilakukan enelitian tentang hubungan sebesar (68,9%), responden dengan asupan energi
daya terima makanan dan asupan gizi terhadap status yang tergolong defisit berat sebesar (91,1%),
gizi santri putri di Pondok Pesantren Modern Islam responden dengan supan energi yang tergolong lebih
Assalam Sukoharjo. sebesar (66,7%), dan responden dengan persepsi body
image positif sebesar (57,8%). Hasil persepsi tingkat
METODE PENELITIAN kesukaan atau preferensi makanan dapat dilihat pada
PeneIitianinniniinnnmenggunakan studi cross- Tabel 2
sectional. PopuIasi peneIitian ini adaIah seluruh santri
putri Sekolah Menengah Atas di Pondok Pesanten Tabel 2. Skor preferensi makanan
Modern Assalam Sukoharjo yang berjumlah 45 santri, Jenis
dengan total populasi 227 santri. Metode Rata-rata Skor
Makanan
pengumpulan data dilakukan dengan metode
pengukuran, penimbangan, dan wawancara. Metode Makanan Pokok 2,9
anaIisis data menggunakan uji korelasi Pearson untuk Lauk Hewani 2,9
menguji hubungan variabel body image, daya terima Lauk Nabati 2,4
makanan, asupan protein dengan status gizi. Uji Sayur 1,9
korelasi Rank-Spearman digunakan untuk menguji Buah 2,6
hubungan variabel umur, riwayat sakit, preferensi Keterangan :
makanan, asupan energi, selera makan, kebiasaan Range Penilaian 1-3
makan, suku/budaya, penampilan makanan, rasa (Tidak Menarik-Menarik)
makanan, menu makanan, penyajian makanan,
pelayanan penyaji, suhu ruangan, pencahayaan, luas Hasiliipreferensiimakanan responden
area, makanan luar dengan status gizi (IMT/U). berdasarkan jenis makanannyaididapatkan hasil rata-
rataiiskor 1,9. iApabila dilihat dari rangei penilaian
HASIL PENELITIAN iimenunjukan kearah yang tidak menarik iuntuk
Hasil analisis deskriptif variabel penelitian makanan jenis sayur. iHasil tersebut didukung
disajikan pada tabel 1 olehiipenelitianiisebelumnya yaitu sebesar 11,9%
responden tidak suka terhadapiijenis imakanan
Tabel 1. Distribusi frekuensi variabel dependen dan isayur.(9) Hasili persentaseiipersepsi jawaban
variabel independen respondeni terhadapiikesesuaian makanan yang
Variabel f % disajikan dapat dilihat pada Tabel 3
Umur
13-15 12 26,7 Tabel 3. Persentase jawaban mengenai persepsi
16-18 33 73,3 responden
Riwayat Sakit Variabel f %
Tidak Sakit 28 62,2 Selera Makan
Sakit 17 37,8 Makanan yang disajikan tidak 38 84,4
Status Gizi membangkitkan selera makan
Obesitas 3 6,7 Kebiasaan Makan
Gemuk 11 24,4 Tidak mengkonsumsi buah setiap 37 82,2
Normal 31 68,9 hari
Daya Terima Makanan Suku/Budaya
Kurang 31 68,9 Tidak ada pantangan dalam budaya 40 88,9
Baik 14 31,1 asal untuk tidak mengkonsumsi
makanan tertentu
Asupan Energi
Defisit Berat 41 91,1 Penampilan Makanan
Defisit Sedang 4 8,9 Porsi yang disediakan sesuai 40 88,9
dengan kebutuhan
Asupan Protein
Rasa Makanan
Cukup 15 33,3
Aroma makanan berpengaruh 43 95,6
Lebih 30 66,7
dalam mengkonsumsi makanan
Persepsi Body Image
Menu Makanan
Negative 19 42,2 Variasi menu berpengaruh dalam 34 75,6
Positive 26 57,8 mengkonsumsi makanan
Penyajian Makanan
Tabel 1. menunjukan bahwa responden Kebersihan alat berpengaruh dalam 44 97,8
terdistribusi pada kelompok umur 16-18 tahun sebesar mengkonsumsi makanan
(73,3%), responden dalam keadaan sehat atau yang
tidak memiliki riwayat sakit sebesar (62,2%),
responden dengan kategori status gizi normal sebesar

© 2020 Delima Siskawati Budiman et al., JIM, ISSN : 2088-8961. All rights reserved.
Delima S.B., Suyatno, Dina R.P. / Jurnal Ilmiah Mahasiswa 10(1), Januari 2020 3

Pelayanan Penyaji disediakan (73,3%). Hasil analisis uji hubungan


Kebersihan penyaji berpengaruh 43 95,6 semua variabel dengan Z-Skor Indeks Massa Tubuh
dalam mengkonsumsi makanan berdasarkan Umur dapat dilihat pada tabel 4
Suhu Ruangan
Fasilitas tambahan seperti AC/kipas 36 80,0 Tabel 4. Hasil Analisis Uji Hubungann Semua
angin membuat lebih nyaman Variabel dengan Status gizi
Pencahayaan Variabel r p
Pencahayaan membantu dalam 36 80,0
Umur -0,105b 0,492
mengkonsumsi makanan
Riwayat Sakit 0,035b 0,821
Luas Area
Body Image 0,369a 0,007*
Area makan yang disediakan 42 93,3
Preferensi Makanan -0,210b 0,166
nyaman
Daya Terima Makanan 0,061a 0,690
Makanan Luar
Asupan Energi -0,074b 0,629
Makanan diluar lebih menarik 33 73,3
Asupan Protein -0,003a 0,985
dibandingkan makanan yang
Selera Makan 0,332 b 0,026*
disediakan
Kebiasaan Makan 0,063b 0,683
Suku/Budaya 0,219b 0,148
Persentase jawaban selera makan responden
Penampilan Makanan -0,067b 0,660
menilai makanan yang disediakan tidak menggunggah
Rasa Makanan -0,038b 0,804
selera sebesar (84,4%). Responden mengakuiitidak
Menu Makanan 0,009b 0,955
imemiliki ikebiasaan mengkonsumsiiibuah isetiap
Penyajian Makanan 0,007b 0,962
ihari sebesarii (82,2%), ipersentase mengenai suku
Pelayanan Penyaji 0,044b 0,772
iatau budaya paling banyak responden menilai tidak
Suhu Ruangan -0,037b 0,808
ada pantanganiikhusus idalam mengkonsumsi
Pencahayaan -0,174b 0,254
imakanan isebesar (88,9%).i
Luas Area -0,128b 0,401
Penampilani makanan iidapat dinilaii
Makanan Luar -0,348b 0,019*
berdasarkan iwarna, konsistensi, idan iporsi
Keterangan:
imakanan. Hasil persentase jawaban mengenai
a = Pearson
penampilani makanan responden menilai porsi yang
b = Rank-Spearman
dibutuhkan sudah sesuai idengan ikebutuhannya
* = Berhubungan
sebesar (88,9%). iSedangkan rasa makanani dapat
idinilai iberdasarkan suhu, ibumbu, iaroma idan
1. Hubungan Daya Terima Makanan dengan Z-
tekstur makanan. Hasil persentase jawaban respondeni
Skor Indeks Massa Tubuh Berdasarkan
mengenaii rasa imakanan responden menilai bahwa
aroma dan bumbui makanani mempengaruhi Umur
Hasil uji korelasi Pearson daya
respondeni dalami mengkonsumsi makanan iyang
terimanmakanan dengan status gizi diperoleh nilai
disediakan sebesar sebesar (95,6%).i
r=0,061 dan nilai p=0,690 maka dapat disimpulkan
Penilaianiimengenai imenu makan iresponden
tidak ada hubungan antara dayanterima makanan
imenilai ibahwa variasiiimenu iberpengaruh ibagi
dengan statusngizi santri putri. Penelitian lainnya
responden iuntuk imengkonsumsi makanan iyang
yang dilakukan di Pondok Pesantren Ar-Risalah
idisediakan isebesar (75,6%). Selainiipenilaian
Ciamis menunjukan tidak terdapat hubungan yang
iterhadap makanan,imenurut iresponden kebersihan
bermakna antara daya terima makanan dengan status
alat makan (97,8%), dan kerapihan penyaji perlu
gizi.(10) Tidak adanya hubungan dikarenakan santri
diperhatikan kebersihannya sebesar (95,6%).
masih mengkonsumsi makanan dari luar. Menurut
Faktori lingkungani menjadi salahi satu ifaktor
santri makanan diluar lebih menarik daripada
iyang iperlu di perhatikan agar responden merasa
makanan yang disediakan. Jika daya terima anak
nyaman idalam iimengkonsumsi makanan. Hasil
terhadap hidangan yang disajikan rendah dalam waktu
jawaban responden mengenai suhu iruangan
yang lama akan menyebabkan tidak terpenuhinya zat
menunjukan bahwa ifasilitas itambahan seperti kipas
gizi yang di butuhkan. Hal ini sejalan dengan
angin/AC imembuat responden lebih inyaman
penelitian sebelumnya bahwa 30,4% sampel tidak
ididalam ruangan saat makan sebesar (80,0%). iSelain
menerima makanan yang disajikan, dalam waktu lama
itu, responden imerasa iadanya cahaya yang icukup
menyebabkan sampel defisit zat gizi.(11)
isangat imembantu responden ketika imengkonsumsi
makanan (80,0%). iPersentase hasil jawaban
2. Hubungan Asupan Energi dengan Z-Skor
responden mengenai luas area paling ibanyak
Indeks Massa Tubuh Berdasarkan Umur
responden merasa area yang disediakan sudah cukup
Hasil uji korelasi Rank-Spearman asupan
nyaman (93,3%). Makanan dari luar menjadi faktor
energi dengan status gizi diperoleh nilai r=-0,074 dan
berpengaruh terhadap penyelenggara makanan. Hasil
nilai p=0,629 (p>0,05) maka dapat disimpulkan tidak
persentase jawaban responden mengaku bahwa
ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi
makanan diluar lebih menarik daripada makanan yang
santri putri. Tidak adanya hubungan dapat disebabkan

© 2020 Delima Siskawati Budiman et al., JIM, ISSN : 2088-8961. All rights reserved.
4 Delima S.B., Suyatno, Dina R.P. / Jurnal Ilmiah Mahasiswa 10(1), Januari 2020

santri mendapatkan asupan dari makanan luar. idan iobesitas. Makananiiatau ijajanan idari iluar
Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan umumnyaiimemiliki ikadar karbohidrat iyang
pada remaja di Sulawesi Utara menunjukan tidak ada itinggi.(15)iOleh karenaiitu, istatusigiziisantri iyang
hubungan asupan energi dengan status gizi.(11) gemukiididuga ikarena ifaktor santriiiyang imasih
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagian isering mengkonsumsii makananiidari luar. i
besar responden mempunyai asupan energi yang
kurang namun bila dibandingkan dengan status gizi, SIMPULAN
lebih banyak responden yang memiliki status gizi Status gizi santri putri idi iPondok PesantreniiModern
normal. Hal ini dapat menunjukan bahwa seseorang Islam Assalam Sukoharjo i68,9% tergolongiistatus
dengan status gizi normal belum tentu mengkonsumsi gizi normal, sebagianiibesar iresponden beradaiipada
makanan degan sumber energi yang cukup untuk kategori i16-18 tahuni(73,3%), imemiliki idaya
memenuhi kebutuhan tubuh per hari.(12) terimaiikurang terhadap ijenis
makananisayuri(68,9%), asupan energiiiyang
3. Hubungan Asupan Protein dengan Z-Skor tergolong idefisit beratiisebanyaki (91,1%) iasupan
Indeks Massa Tubuh Berdasarkan Umur proteiniyang itergolong ilebih (66,7%).i
Hasil uji korelasi Pearson asupan protein Tidaki adaiihubungan idaya terima makanan, iiasupan
dengan status gizi diperoleh nilai r=-0,003 dan energi, dan asupaniproteini dengani status gizi.
p=0,985 (p>0,05) dapat disimpulkan tidak ada Faktoriipengganggu iyang memiliki hubungan dengan
hubungan antara asupan protein dengan status gizi statusiigizi isantri iputriantara lain ibodyiiimage,
santri putri. Penelitian yang dilakukan pada selera imakandan makananiidari iluar. i
mahasiswa di asrama Universitas Andalas
menunjukani tidak adaihubungan asupaniiprotein DAFTAR PUSTAKA
idengan istatus gizi.(11) Tidaki adanyaiihubungan 1. Permaesih. Status Gizi Remaja dan Faktor-faktor
dikarenakan adanya faktor lain seperti adanya yang Mempengaruhinya. Puslitbang Gizi Bogor.
penyakit infeksi. Penyakit infeksi dan asupan nutrisi 2003
yang kurang akan berpengaruh terhadap status gizi.(12) 2. Chanzul Rijadi. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan terjadinya sisa makanan pasien rawat inap.
4. Hasil Uji Hubungan Semua Variabel dengan Z- 2002;
Skor Indeks Massa Tubuh Berdasarkan Umur 3. Azrimaidaliza, Purnakarya I. Artikel Penelitian
Hasil penelitian menunjukan bahwa status gizi Analisis Pemilihan Makanan pada Remaja di Kota
seseorang yang menetap di pondok pesantren bukan Padang, Sumatera Barat Food Preference Analysis
dipengaruhi oleh daya terima makanan dan asupan on Teenagers in Padang, West Sumatera
gizi melainkan adanya faktor lain. Hasil uji korelasi Azrimaidaliza, Idral Purnakarya. Artik Penelit
semua variabel yang mempengaruhi status gizi bukan [Internet]. 2011;6(1):17–22. Available from:
daya terima makanan, asupan energi dan asupan http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/viewFile/
proteini melainkanibody iimage, seleraimakanidan 114/115
imakanan iluar. Bodyi imageiimenjadi isalah isatu 4. Nabilla AM, Darni J, Damayanti AY. Hubungan
faktoriyangimempengaruhi istatus gizi. Haliini Antara Daya Terima Makanan dengan Status Gizi
idapatidilihatidariinilai signifikansisebesar0,007.Nilai Siswa di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina
R squarei sebesar ii0,369 menunjukaniibahwa Grahita “ Kartini ” Temanggung Jawa Tengah (
ikorelasi hubunganiisangat ilemah. Penelitianiiini Relationship Between Food Acceptance and
isejalan idengan penelitiani yang dilakukan pada Studen t ’ s Nutritional Status in Indonesian
remaja putri di Jakarta bahwa ada hubungani Center For Social Reha. 2018;1(1):9–17.
antaraibody iimage denganiistatus igizi.iSeseorang 5. Sudrajat AS, Sinaga T. Analisis Biaya Makan
yang memiliki ketidakpuasaan terhadap bentuk Terhadap Ketersediaan Makanan Serta Tingkat
tubuhnya karena mereka merasa tubuhnya terlalu Kecukupan Gizi Santri Di Pondok Pesantren Darul
gemuk dan beberapa bagian tubuh yang tidak sesuai Arqam Garut. GIZI Indones J Indones Nutr Assoc
dengan ukuran tubuhnya.(13) Faktor lain yang [Internet]. 2016;2(2):115–24. Available from:
mempengaruhi status gizi yaituiiseleraimakan. Hal ini http://ejournal.persagi.org/go/
dapat dilihatiidari inilai isignifikansi sebesarii0,026 6. Luo R, Shi Y, Zhang L, Liu C, Rozelle S & SB.
idengan inilai R squareii0,332 idapat idiartikan Malnutrition in China’s rural boarding schools: the
korelasiihubunganisangatilemah. Seseorang iiyang case of primary schools in Shaanxi Province.
imemiliki iselera makani rendahiiakan APJE. 2009;29(4):481—501.
menyebabkaniikekurangan asupaniizat gizi.(14)iSelain 7. Anyika JU, Uwaegbute AC, Olojede AO & NJ.
iitu makan dari luar juga berpengaruh terhadapiistatus Nutrient intakes of adolescent girls in secondary
igizi. iNilai signifikansiiimakanan idari iluar schools and universities in Abia State of Nigeria.
sebesari0,019i daninilai R isquare sebesari - Pakistan J Nutr. 2009;8(10):1596—1602.
0,348iiyang iartinya korelasiihubungan 8. Darmiati S. Hubungan Pola Makan dan Status
isangatiilemah. Berdasarkaniipenelitian iini istatus Gizi dengan Prestasi Belajar Remaja Puteri
giziiisantriiputri imasih iada iyang tergolongiigemuk Pondok Pesantren Alkhairaat Pusat Palu. 2008;

© 2020 Delima Siskawati Budiman et al., JIM, ISSN : 2088-8961. All rights reserved.
Delima S.B., Suyatno, Dina R.P. / Jurnal Ilmiah Mahasiswa 10(1), Januari 2020 5

9. Nursani AM. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Status Gizi Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Dengan Preferensi Sayur Pada Siswa-Siswi Kelas Dokter Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran
4 Dan 5 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Uin Universitas Sam Ratulangi. J e-Biomedik.
Jakarta Tahun 2017. Univ Islam Negeri Syarif 2014;2(1).
Hidayatullah [Internet]. 2017;1–144. Available 13. Rinanti OKYS. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro
from: Dan Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan Status
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123 Gizi Siswa-Siswi Di Smp Muhammadiyah 1
456789/36390/1/Arina Muthia Nursani-FKIK.pdf Kartasura Program Studi Diploma Iii Gizi. 2014;
10. Indah Faziani. Hubungan daya terima makanan, 14. Moehji S. Ilmu gizi. Jakarta: Papas Sinar Sinanti;
aktivitas fisik dengan status gizi remaja kelas 12 di 2002.
pondok pesantren ar-risalah kab ciamis tahun 15. Azis T. Hubungan Antara Asupan Protein dan
2016. 2016; Status Gizi Pada Balita di Puskesmas Cikidang
11. Zulfah S. Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi Kecamatan Cikidang Kabupaten Sukabumi Tahun
terjadinya malnutrisi di Banda Aceh. J Kesehat 2012. Fak Kedokt dan Ilmu Kesehat Univ Islam
Masy. 2002;1. Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012;
12. Ubro I. Hubungan Antara Asupan Energi Dengan

© 2020 Delima Siskawati Budiman et al., JIM, ISSN : 2088-8961. All rights reserved.

Anda mungkin juga menyukai