Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang berasal dari pulau Bali. Asal sapi
Bali ini yaitu banteng (Bos sondaicus) (Sapi Bali merupakan keturunan dari bangsa
domestikasi yang lama diduga menyebabkan ukuran sapi Bali lebih kecil
dibandingkan dengan Banteng. Sapi Bali jantan dan betina dilahirkan dengan warna
bulu merah bata dengan garis hitam disepanjang punggung yang juga disebut garis
belut. Setelah mengalami dewasa kelamin, warna sapi Bali jantan akan mengalami
perubahan menjadi kehitaman, sedangkan untuk betina warna bulunya akan relatif
sama. Pada umumnya sapi Bali tidak memiliki punduk seperti sapi Ongole, keempat
kakinya memiliki warna putih yang sering disebut White stocking dan pantat yang
juga berwarna putih yang disebut White mirror (Abidin, 2002). Menurut d’Alton
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Sub-ordo : Ruminantia
Family : Bovidae
8
Genus : Bos
Sapi Bali telah menyebar luas diseluruh pelosok tanah air yang ada di
Indonesia. Meskipun masih tetap terkonsentrasi di pulau Bali, kemurnian sapi Bali
yang mengatur pembatasan masuknya jenis sapi lain ke pulau Bali. Sapi Bali
merupakan sapi lokal dengan kemampuan produksi yang cukup tinggi. Upaya
peningkatan produktifitas sapi Bali tidak dapat lepas dari upaya pengaturan
2001).
Sapi Bali mempunyai ciri-ciri fisik yang seragam, dan hanya mengalami
perubahan kecil dibandingkan nenek moyangnya yaitu banteng. Warna sapi Bali
jantan adalah merah bata tetapi setelah berumur 12-18 bulan warnanya berubah
menjadi agak gelap sampai mendekati warna hitam pada saat dewasa, sapi jantan
yang dikastrasi akan tetap berwarna merah bata. Warna sapi betina pada saat masih
muda biasanya merah bata dengan garis hitam tipis terdapat disepanjang tengah
punggungnya dan warna sapi betina ini akan tetap tidak berubah hingga dewasa.
Perkembangan pada sapi Bali dapat dilihat dari ciri-ciri fenotipnya yang dapat
diamati atau dilihat secara langsung, seperti tinggi, panjang, berat, warna dan pola
1993).
9
Disamping ciri-ciri umum terdapat di atas, sapi Bali juga ditemukan beberapa
pola warna yang menyimpang seperti dikemukakan oleh Hardjosubroto dan Astuti
1. Sapi tutul adalah sapi Bali yang bertutul-tutul pada bagian tubuhnya.
2. Sapi panjut adalah sapi Bali yang ujung ekornya bewarna putih.
4. Sapi Bang adalah sapi Bali yang kaos putih pada kakinya bewarna merah.
5. Sapi injin adalah sapi Bali yang bulu tubuhnya hitam sejak kecil dan warna
bulu telinga bagian dalam juga hitam, pada yang jantan sekalipun dikasih
6. Sapi mores adalah sapi Bali dibagian bawah perut terdapat warna hitam
dan merah.
meliputi:
a. Jantan dewasa berwarna hitam dengan kepala lebar, otot di bagian leher
terlihat kompak dan kuat, dada besar dan berdaging tebal, pantat putih
berbentuk setengah bulan dengan ujung ekor berwarna hitam, bagian lutut
b. Sapi Bali dewasa betina bewarna merah bata, kepala panjang, halus,
sempit dengan tanduk kecil dan pendek, punggung terdapat garis berwarna
10
putih seperti belut, leher terlihat lebih ramping bila dibanding dengan
2.1.3.1 Seleksi
Peningkatan mutu genetik sapi Bali murni hanya dapat dicapai dengan
pemakaian bibit pejantan unggul yang berasal dari pejantan yang telah diseleksi
dengan baik melalui teknologi inseminasi buatan (IB) maupun dengan perkawinan
alami.
meningkatkan mutu genetik ternak (Oka, 2010). Tindakan ini harus dilakukan
secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga dihasilkan ternak unggul baik dari
segi produksi maupun reproduksinya. Seleksi sapi Bali yang akan digunakan
sebagai bakal calon induk juga dilaksanakan oleh kelompok ternak yang ada di
Provinsi Bali. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan
sapi bibit oleh pemerintah setempat. Dimensi tubuh yang bernilai ekonomis,
meliputi panjang badan, tinggi punduk dan lingkar dada harus sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemberi bantuan. Ketiga hal ini dapat
2.1.3.2 Pubertas
Pubertas dapat didefinisikan sebagai umur atau waktu seekor ternak yang
(Toelihere, 1985).
11
2.1.3.3 Sinkronisasi Estrus Indukan
ovulasi fertil pada sekelompok atau individu ternak dengan tujuan utama untuk
optimum merupakan tujuan dari aplikasi sinkronisasi estrus ini (Salverson dan
Perry, 2007). Ternak-ternak betina menjadi estrus pada interval waktu yang teratur,
namun berbeda dari spesies satu ke spesies yang lainnya (Frandson, 1993). Interval
sebagai suatu siklus estrus. Siklus estrus pada dasarnya dibagi menjadi 4 fase atau
periode yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus (Marawali, et al., 2001).
Deteksi berahi paling sedikit dilaksanakan dua kali dalam satu hari, pagi
hari dan sore/malam hari. Berahi pada ternak di sore hari hingga pagi hari mencapai
60%, sedangkan pada pagi hari sampai sore hari mencapai 40% (Laming, 2004).
Menurut Ihsan (1992), bahwa deteksi berahi umumnya dapat dilakukan dengan
dengan pembebasan FSH dan LH dari pituitari anterior, serta terjadilah estrus dan
diikuti ovulasi. Sediaan implan progesteron yang kini masih banyak digunakan
12
eazibreedTM, InterAg, Hamilton, New Zealand). Pemberian progesteron lebih dari
14 hari akan menyebabkan sinkronisasi estrus, namun fertilitas yang diinduksi akan
sangat menurun.
PGF2α. Prostaglandin F2α yang bekerja melisiskan korpus luteum yang berakibat
turunnya kadar progesteron plasma dengan tiba-tiba. Lisisnya korpus luteum diikuti
serentak GnRH dari hipotalamus, diikuti dengan pembebasan FSH dan LH dari
estrus tergantung dari penurunan serentak kadar progesteron dalam darah, serta
perkembangan dan ovulasi dari folikel ovaria. Prostaglandin F2α hanya efektif bila
ada korpus luteum yang berkembang, antara hari 7 sampai 18 dari siklus estrus;
sedangkan penurunan progestagen eksogen hanya efektif bila terjadi regresi korpus
2.1.3.4 Perkawinan
performa keturunan ternak tersebut. Penurunan performans sapi Bali salah satunya
yaitu terjadinya inbreeding (silang dalam) dan tidak adanya pejantan unggul di
13
genetik ternak. Hal-hal yang perlu diketahui sebelum melaksanakan inseminasi
buatan diantaranya adalah waktu berahi sapi betina dengan tepat. Waktu berahi
(NRR) dan palpasi rektal. NRR merupakan pengamatan presentase jumlah ternak
yang tidak estrus atau berahi kembali selang siklus estrus ke-1, ke-2 dan ke-3 pasca
Inseminasi buatan (Tolihere, 1985: Linsay et al., 1982). Palpasi rektal merupakan
suatu cara untuk mendiagnosa kebuntingan yang dapat diketahui melalui palpasi
per rektal terhadap cornua uteri di mana cornua uteri membesar berisi cairan
palpasi rektal baik pemeriksa maupun ternak maka diperlukan kandang jepit dan
sarung tangan yang menutupi lengan untuk menjaga kebersihan (Susilawati, 2011).
dengan pembuahan yang berakhir dengan kelahiran pedet yang hidup (Pohontu,
2018). Menurut Devendra et al., (1973), lama kebuntingan pada ternak sapi Bali
berkisar 276-295 hari, sedangkan menurut penelitian Prasojo (2010) berkisar antara
kelamin dan jumlah anak yang di kandung, umur induk, musim, dan letak geografis
(Iskandar, 2011).
14
2.1.3.6 Kelahiran Pedet
Adapun ciri-ciri sapi betina melahirkan antara lain : otot-otot dan ligamen
bagian belakang dan ujung ekor menjadi lunak dan tenang, ujung ekor (tailhead)
diangkat 24-28 jam sebelum melahirkan dan vulva mengembang, ternak gelisah,
Rata-rata umur melahirkan sapi Bali yaitu 1104,51 hari atau 36,8 bulan
(Siswanto, 2013). Perkembangan sapi Bali sangat cepat dibandingkan sapi yang
lain karena tingkat kesuburannya tinggi, presentase beranak dapat mencapai 80%
2.1.4.1 Pedet
Pedet adalah anak sapi yang baru lahir hingga umur 8 bulan. Pedet yang baru
dibandingkan dengan pemeliharaan sapi sapi dewasa. Pada saat lahir lambung
ruminansia belum bekerja optimal terkhusus pada bagian rumen. Lambung yang
oesophagus, yaitu saluran yang berfungsi untuk mengalirkan susu dari cavum oris
dengan pertambahan umur pedet, rumen berkembang pesat, sehingga hewan akan
berubah dari monogastrik pada saat lahir menjadi poligastrik pada saat dewasa
(Mukhtar, 2006).
15
Laju pertumbuhan pedet hasil persilangan ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain potensi pertumbuhan dari masing-masing individu ternak dan pakan
yang tersedia (Aberle, 2001). Ukuran dimensi panjang tubuh induknya (Saptayanti,
2013).
Langkah awal yang harus dilakukan terhadap pedet yang baru lahir adalah
membersihkan lendir di dalam rongga mulut dan rongga hidung serta mengeringkan
bulunya yang dapat dilakukan dengan baik oleh induknya sendiri. Tali pusar
dipotong pendek (±2 cm dari pangkalnya) dan diberi yodium segera mungkin
setelah kelahiran untuk mencegah infeksi. Biarkan pedet bersama induk selama 40-
72 jam, agar pedet mendapat kolostrum dan menggertak induk untuk mengeluarkan
susu dengan mudah dan lancar. Selanjutnya pedet ditempatkan dalam kandang
khusus pedet serta dijaga supaya pedet dan alas kandangnya tetap kering.
Selanjutnya yang terpenting adalah pedet harus mendapatkan kolostrum (yaitu susu
yang dihasilkan oleh induk yang baru melahirkan) yang dihasilkan induk hingga 1
minggu setelah kelahiran sebanyak tidak lebih dari 6% berat badannya (Ellyza,
2011).
Penanganan pedet pada saat lahir semua lendir yang ada di mulut dan hidung
harus dibersihkan demikian pula yang ada pada tubuhnya menggunakan handuk
yang bersih. Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa bernapas (Sanuri, 2010).
Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru
melahirkan, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental dari air susu normal.
Komposisi kolostrum yaitu mengandung lebih banyak energy, 6 kali lebih banyak
16
mengandung protein, 100 kali untuk vitamin A dan 3 kali lebih kaya akan mineral
dibanding air susu normal, mengandung enzim yang mampu menggertak sel-sel
(Kusumawardani, 2003).
Pedet lepas sapih hanya akan mengonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan
secara bertahap anak sapi akan mengonsumsi calf starter (konsentrat untuk awal
pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan
tahap selanjutnya akan mencoba belajar mengonsumsi hijauan berupa rumput segar
(Imron, 2009).
mengalami peningkatan secara nyata dan terhindar dari defisiensi mineral (Farizal,
2008).
kelompok, pedet yang ditempatkan pada kandang individual berumur 0-8 minggu
dengan ukuran 1,0 x 1,8 m (Prasetya, 2012). Pedet yang sudah besar sebaiknya
dipelihara pada kandang kelompok kontruksi kandang dibuat secara permanen dan
Model atap untuk daerah dataran tinggi hendaknya menggunakan shade atau
gable, sedangkan untuk dataran rendah adalah monitor atau semi monitor (Rasyid
17
2.1.4.5 Manajemen Kesehatan Pedet
Penyakit-penyakit pada anak sapi disebabkan oleh infeksi virus, bakteri atau
karena tata laksana pemberian pakan (manajemen pakan) yang kurang baik.
Biasanya penyakit yang sering menyerang anak sapi adalah septicemia akut,
salesma dan radang paru-paru (Syarief dan Sumoprastowo, 1984). Gangguan pada
pedet pra-sapih selain diare adalah infeksi tali pusar, bloat/kembung, cacingan,
besar karena tidak hanya menyebabkan peningkatan biaya pemeliharaan dan angka
kematian, namun juga mengurangi produktivitas ternak pada masa akan datang.
Diare terjadi akibat peningkatan jumlah bakteri pathogen, terutama coliform di usus
Vitamin akan meningkatkan nafsu makan dari sapi, sehingga kondisi sapi
menjadi lebih sehat yang berdampak pada sistem pertahanan tubuhnya menjadi
bertahap hingga pedet sudah tidak diberi susu sama sekali. Pada tahap ini (lepas
sapih), pedet dipelihara dalam kandang kelompok. Sapi potong umumnya disapih
pada umur 7 bulan. Selama pemeliharaan di kandang lepas sapih pedet diberi
Efendy et al. (2013) menyatakan bahwa terdapat dua pola penyapihan pedet
yaitu umur 8-12 minggu (2-3 bulan) dan umur 205 hari (sekitar 7 bulan). Bobot
18
2.1.5 Manajemen Pakan
makanan ternak merupakan bagian yang terpenting, karena lebih dari 70% ransum
ternak terdiri dari pakan hijauan, untuk itu diperlukan penyediaan hijauan yang
menjadi hijauan segar, hijauan limbah pertanian, hijauan aweten dan limbah
pengolahan pertanian. Hijauan tidak tersedia sepanjang tahun karena ketika musim
kemarau akan jarang sekali ditemukan hijauan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Leguminosa adalah tanaman pakan yang mempunyai nilai gizi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan rumput, terutama protein kasar (PK) dan kandungan
mineralnya. Faktor genetis yang utama adalah jenis dan spesies leguminosa. Secara
kasar (PK) yang tinggi. Pada umumya kandungan PK leguminosa berkisar antara
kekhususan yaitu tingginya kandungan mineral Ca, Mg dan S dan Su, namun
energy karena dapat meningkatkan terbentuknya asam lemak atsiri atau Volatile
19
Fatty Acid (VFA) yang utamanya adalah asam propionate (Ramadhan, 2013).
Konsentrat merupakan pakan penguat yang terdiri dari bahan baku kaya karbohidrat
dan protein, seperti jagung, bekatul, dedak, pollard dan bungkil (Usman et al.,
2013).
Pemberian pupuk urea ke dalam tanah untuk mempengaruhi sifat kimia dan
biologi tanah. Fungsi kimia dan hayati yang penting diantaranya adalah selaku
penukar ion dan penyangga kimia, sebagai gudang hara N, P dan S, pelarutan posfat
dengan jalan kompleksasi ion Fe dan Al dalam tanah dan sebagai sumber energi
Pemotongan pertama pada rumput raja dilakukan pada umur 90 hari (tiga
bulan). Interval pemotongan selanjutnya adalah 50 hari pada musim penghujan dan
60 hari pada musim kemarau. Pemotongan rumput dilakukan pada jarak 15-20 cm
dari permukaan tanah. Pemotongan yang terlalu panjang akan menyebabkan sisa
batang yang tinggal mengayu, sebaliknya jika terlalu rendah akan mengganggu
20
b) Lantai tahan terhadap air, garam, basa, asam atau bahan kimia lainnya,
permukaan rata-rata halus, pertemuan antara lantai dan dinding harus rapat
air.
c) Dinding harus rapat dan kokoh, permukaan dalam harus halus, rata, tahan
d) Atap dan langit-langit terbuat dari bahan tahan lama, tahan terhadap air
dan tidak kotor, tidak ada lubang, tidak retak, tinggi dari lantai disesuaikan
e) Pintu terbuat dari bahan yang tahan lama, kokoh, permukaan rata, dapat
persyaratan kesehatan.
menghilangkan uap, gas, bau, debu dan panas yang dapat merusak
Pemberian hijauan segar sebagai pakan pokok ternak sapi sebenarnya tidak
efisien apabila tidak diberikan dalam jumlah cukup, tetapi jumlah nutrisi yang
2011).
badan yang baik adalah dengan mengatur jarak waktu antara pemberian konsentrat
21
dengan pemberian hijauan. Pemberian konsentrat sebaiknya diberikan 2 jam
manajemen pemberian pakan yang baik dapat menekan biaya tersebut. Manajemen
optimal sesuai potensi genetik ternak. Pemberian pakan secara ad libitum dan
restricted. Pemberian pakan secara ad libitum adalah pemberian pakan secara terus
menerus dan pakan selalu tersedia, sedangkan pemberian pakan secara restricted
adalah pemberian pakan yang dibatasi. Pemberian pakan pada ternak perlu
dari gangguan luar (Matondang dan C. Talib, 2015). Kandang individu biasanya
memiliki luasan kandang per ekor 2,5 x 1,5 meter dan kandang koloni biasanya
Arah kandang untuk kandang tunggal yang ideal menghadap ke timur, untuk
kandang majemuk membujur dari utara ke selatan. Hal ini bertujuan untuk
22
kandang dengan tujuan agar mencegah berkembangnya bakteri dan virus sehingga
Kondisi alas atau lantai kandang dibedakan menjadi dua yaitu kandang sistem
litter dan sistem non litter. Lantai kandang sistem litter merupakan lantai kandang
yang diberi tambahan berupa serbuk gergaji (sawdust) atau bahan lain yang bisa
digunakan sebagai dasar alas agar tidak becek. Sedangkan lantai kandang non litter
berkisar antara 2-5% artinya setiap panjang lantai 1 meter maka ketinggian lantai
kemampuan ekonomi. Dalam memilih kerangka sebaiknya berasal dari bahan yang
bagus sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama yaitu sekitar 10
tahun lebih (Sukmawati, 2010). Ketinggian atap yang terbuat dari genting yaitu 4,5
meter untuk lokasi kandang di dataran rendah dan 4 meter di dataran tinggi. Atap
bahan asbes dan seng ketinggiannya 4 meter untuk lokasi kandang dataran rendah
sampai menengah dan 3,5 meter untuk dataran tinggi (Siregar, 2002).
dindingnya lebih terbuka, sehingga hanya membutuhkan besi atau bahan lainnya
sebagai pagar kandang agar sapi tidak keluar. Dinding kandang tersebut
mempunyai jarak antara sekat antara 40-50 cm. Lorong kandang merupakan lorong
yang terletak antara dua baris kandang. Lorong kandang ini dibuat agak lebar yaitu
1-2 meter agar memudahkan mengangkut pakan untuk kandang kepala saling
23
berhadapan (head to head) dan memudahkan pembersihan untuk kandang yang
Palungan merupakan tempat pakan dan tempat minum yang berada di depan
ternak, terbuat dari tembok dengan ukuran mengikuti lebar kandang. Kandang
individu yang mempunyai lebar kandang sebesar 1,5 meter, maka panjang tempat
pakan berkisar antara 90-100 cm dan tempat minum berkisar antara 50-60 cm.
Lebar palungan sekitar 50 cm, tinggi bagian luar 60 cm dan bagian dalam sebesar
kandang yang harus ada pada setiap kandang adalah sekop, sapulidi, selang air,
sikat, ember dan kereta dorong (Sudarmono dan Sugeng, 2008). Selokan berfungsi
sebagai tempat pembuangan kotoran. Selokan biasanya dibuat dengan lebar 20-30
sebagai pemacek. Tipe kandang individu yang dilengkapi dengan palungan (sisi
depan) dan saluran pembuangan kotoran di sisi belakang. Kontruksi kandang harus
kuat serta mampu menahan benturan dan dorongan serta memberikan kenyamanan
Kandang pedet digunakan untuk pedet yang sudah besar (lepas sapih). Pedet
24
Kontruksi kandang pedet dibuat secara permanen dan dipagari dengan pagar besi
atau datang. Tujuan pemeriksaan kondisi ternak yang baru datang adalah agar sapi
bisa dipastikan untuk dipelihara. Kandang karantina letaknya terpisah dari kandang
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk
diambil telurnya (Prihatman, 2000). Asal mula ayam unggas adalah berasal dari
ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup
banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat
oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam
hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak
dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi
daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal
dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur
hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan
dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti
yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat
ramping, cuping telinga berwarna putih, produksi telur tinggi (200 butir / ekor /
25
tahun ), efisien dalam pengunaan ransum untuk membentuk telur, tidak memiliki
Ayam petelur memiliki 2 tipe yaitu tipe ayam petelur ringan dan tipe ayam
petelur medium.
Tipe ayam petelur ringan adalah tipe ayam petelur yang memiliki berat
badan yang ringan dibandingkan dengan ayam lain dengan jenis yang sama.
Tipe ayam petelur ringan ini memiliki sebutan ayam petelur putih. Sebutan
ini disesuaikan dengan warna telur yang dihasilkan. Tubuh ayam petelur
putih ini relative ramping dan kurus kurus atau mungil dengan mata
bersinar. Memiliki jengger merah dan bulu berwarna putih bersih. Ayam
tipe ini merupakan turunan galur murni white leghorn. Ayam ini memiliki
Pemeliharaan ayam tipe ini harus sangat intensif karena ayam ini memiliki
Tipe ayam petelur medium adalah tipe ayam yang memiliki bobot badan
lebih berat dari tipe ayam ringan dan tidak lebih dari bobot ayam pedaging,
sehingga disebut medium. Nama lain dari ayam petelur ini adalah ayam
petelur coklat. Nama ini diambil dari warna telu yang dihasilkan.
Keunggulan dari ayam petelur ini adalah menghasilkan telur yang banyak.
26
Lohman 19-20 22 92-93 2,3- 2-6
Brown MF 2,4
402
Hisex 20-22 22 91-92 2,36 0,4-3
brown
Bovans 20-22 21-22 93-94 2,2 5-6
White
Hubbard 19-20 23-224 90-94 2,2- 2-4
Golden 2,5
Comet
Dekald 20-21 22,5-24 90-95 2,2- 2-4
Warren 2,4
Bovans 20-21 21,5-22 93-95 1,9 6-7
Goldline
Brown nick 19-20 21,5-23 92-94 2,2- 4-7
2,3
Bovans 21-22 21,5-22 92-94 2,3- 2-5
Nera 2,45
Bovans 21-22 21-23 93-95 2,25- 2-7
Brown 2,35
(Rasyaf,1995)
fase starter, grower dan fase layer. Fase starter ayam berumur 0 - 6 minggu, fase
grower umur 7 - 17 minggu dan fase layer umur 17 - 80 minggu. Produksi ayam
ayam dan pakan yang terdiri dari manajemen pemeliharaan, manajemen kesehatan
dan pakan
Kandang untuk ayam petelur dapat berupa litter dan cage. Sistem litter
menggunakan alas kandang berupa sekam atau serbuk gergaji. Sedangkan kandang
cage atau biasa disebut kandang bateray adalah kandang berupa single bird cage (
27
diisi satu ekor ayam), multiple bird cage ( diisi 2 ekor ayam atau lebih, tidak lebih
Cage dapat dibuat bertingkat hingga tiga deck atau lebih. Deck dapat disusun
dengan bentuk frame A agar kotoran dari dect atas langsung jatuh ketempat
penampungan dan tidak mengenai deck di bawahnya. Deck dapat dibuat dari
plastic, kayu, atau bambu (Lelystad, 2004). Dalam pembuatan kandang bateray
(cage) lantai cage dibuat agak miring agar telur dapat menggelinding ketempat telur
Pakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam usaha peternakan
ayam ras petelur. Pakan merupakan bahan – bahan hasil pertanian, perikanan,
peternakan, dan hasil industry yang mengandung nutrisi dan layak di pergunakan
sebagai bahan pakan, baik yang di olah maupun yang belum di olah (SNI, 2013).
Jumlah dan kandungan zat-zat pakan yang diperlukan harus memadai untuk
mencapai pertumbuhan dan produksi yang optimal. Asupan nutrisi yang cukup dan
berkualitas menjadi syarat untuk tercapainya produksi telur yang optimal. Pakan
terpenuhi sesuai kebutuhan ternak maka efisiensi penggunaan pakan rendah. Untuk
28
kandungan protein ransum ayam petelur sangat penting. Selain tipe ayam, suhu
yang tinggi akan menyebabkan ayam banyak minum dan menguranggi konsumsi
pakan. Akibat dari hal tersebut protein yang masuk ke dalam tubuh ayam hanya
sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut maka ransum ayam petelur di Indonesia harus
pakan. Gudang pakan diusahakan bebas dari hama, baik serangga maupun tikus.
Gudang pakan harus di desinfeksi serta kondisi ruangan harus tetap kering (Rusman
dan Siarah, 2005). Dalam penyimpanan pakan di gudang pakan hal yang perlu
diperhatikan adalah memastikan bahwa lokasi gudang terbebas dari genangan air,
tidak ada kebocoran atap, dilengkapi ventilasi yang cukup (tidak terlalu lebar) agar
pakan tidak mudah lembab dan berjamur, pakan tidak bersentuhan langsung dengan
lantai.
2.2.3.2 Ransum
Ransum dapat diartikan sebagai satu atau campuran beberapa jenis bahan
pakan yang diberikan untuk seekor ternak selama sehari semalam (Manshur, 1998).
Ransum adalah campuran berbagai macam bahan organic dan anorganik yang
diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat zat makanan yang
diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi. Hal ini bertujuan agar
pertumbuhan dan produksi maksimal, sehingga jumlah dan kandungan zat zat
29
Secara umum, bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan
atauedible (Tillman et al., 1991). Bentuk fisik pakan ada beberapa macam,
yaitu mash and limited grains (campuran bentuk tepung dan butiran), all
sama), crumble (bentuk butiran halus dengan ukuran tidak sama). Di antara
keempat macam bentuk tersebut, bentuk pellet memiliki palatabilitas paling tinggi
dan lebih tahan lama disimpan. Bentuk all mash atau tepung digunakan untuk
tempat ransum otomatis, tetapi kurang disukai ayam, mudah tengik, dan sering
untuk ayam petelur umur 0 – 6 minggu (fase starter) sebaiknya menggunakan pakan
jadi buatan pabrik yang memiliki komposisi pakan yang tepat dan tekstur halus,
sedangkan untuk fase grower dan layer dapat digunakan pakan hasil formulasi
sendiri (Ditjennak, 2001). Bahan pakan yang biasa digunakan adalah sepperti
jagung giling, bekatul, bungkil kedelai, tepung tulang, tepung ikan, grit, dan lain
lain.
Tempat pakan dan minum yang dipelihara dalam sistem litter umumnya
punggung ayam, sedangkan tempat minum setinggi leher ayam. Perusahaan besar
pada umumnya menggunakan tempat pakan dan minum otomatis. Tempat pakan
dan minum untuk kandang sistem cage umumnya berbentuk trough (memanjang)
30
2.2.3.4 Tata laksana Pemberian Pakan
Rata-rata ayam petelur fase layer strain Hy–Line Brown mengkonsumsi 114
– 120 gram pakan per hari sehingga pemberian pakan tiap hari sekitar 120 gram per
ekor ayam. Air merupakan komponen nutrien yang paling penting, apabila ayam
menurun. Air minum hanya dibatasi pada saat-saat tertentu, misalnya sebelum
vaksinasi melalui air minum. Ayam dapat bertelur dengan optimal apabila pakan
bentuk pellet memiliki palatabilitas yang paling baik. Bentuk pakan seperti
campuran crumble dan mash umum digunakan dalam ransum hasil formulasi
sendiri dan relatif lebih ekonomis. Ayam harus distimulasi untuk mengkonsumsi
jagung. Pakan di dalam tempat pakan diusahakan selalu kering dan diganti dengan
yang baru setiap hari untuk mencegah timbulnya jamur. Air bersih untuk minum
yang diterapkan dalam biosekuriti antara lain yaitu tidak mengunjungiflock ayam
sehat setelah mengunjungi flock ayam sakit, melakukan fumigasi dan disinfeksi
yang disebabkan oleh bakteri, protozoa, dan virus (Blakely dan Bade, 1998).
Beberapa jenis penyakit menyebar dengan luas dan sulit diberantas sehingga
harus dilakukan vaksinasi rutin. Program vaksinasi yang wajib untuk ayam petelur
31
antara lain untuk mencegah Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB),
International, 2010). Teknik vaksinasi antara lain dengan metode tetes mata
(ocular), injeksi subcutan, air minum, maupun spray. Vaksin dengan metode tetes
mata misalnya vaksin ND – IB untuk anak ayam berumur 3 hari. Metode injeksi
Metode wing web injection (tusuk sayap) misalnya vaksin fowl pox dan AE untuk
ayam usia 18 minggu. Metode pemberian vaksin dengan air minum misalnya vaksin
IBD (Gumboro) untuk ayam usia 32 dan 52 minggu serta vaksin ND La Sota.
Metode pemberian vaksin melalui spray misalnya vaksin coccidiosis live untuk
cholerae dan infectious coryzae. Penyakit yang disebabkan oleh virus antara
lain fowl pox. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa antara lain leukosis.
eksternal disebabkan oleh kutu dan tungau (Blakely dan Bade, 1998). Fowl
multocida yang ditandai dengan gejala diare, dalam kondisi kronis menyebabkan
jengger dan pial bengkak, diare berwarna kuning hingga hijau, dan pembengkakan
gallinarum dengan gejala kesulitan bernafas, keluar lendir dari nostril dan mata,
dalam kondisi kronis muka dan sekitar mata membengkak akibat penggumpalan
32
eksudat. Pengobatannya yaitu dengan injeksi sulfadimetoksin dan streptomisin
Fowl pox ditandai dengan tonjolan kehitaman pada jengger dan pial,
disebabkan oleh virus Borreliota avium dan dapat dicegah dengan vaksinasi.
Leukosis ditandai dengan pembengkakan hati dan limpa yang disebabkan oleh virus
maupun protozoa seperti Plasmodium sp. yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles.
Leukosis yang disebabkan oleh Plasmodium sp. dapat diobati dengan injeksi sulfa,
parasit misalnya Ascaridia galli pada usus dan Heterakis gallinarum pada ceca,
International, 2010).
meliputi kebersihan, bentuk, tekstur, dan keutuhan. Pengambilan telur dalam satu
hari minimal empat kali supaya telur yang didapat bersih dan mengurangi resiko
telur pecah karena terinjak oleh ayam (Sudaryani dan Santosa, 2000). Penimbangan
telur dilakukan bersamaan dengan pengepakan dan tidak mengikutkan telur yang
atau konsumen terakhir, satuan yang dipakai adalah berat dan di Indonesia biasanya
berperan dalam menjaga agar telur tetap bersih dan biasanya pembungkusan dengan
peti kayu (Winarno dan Jennie, 1983). Setiap perusahaan menyimpan produknya
33
sebelum terjual, dalam hal ini fungsi gudang diperlukan karena siklus produksi dan
konsumsi jarang sesuai, sehingga kelancaran dalam suatu pemasaran dapat terjaga
(Kotler, 1997).
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup
atau makhluk hidup yang telah mati, meliputi kotoran hewan, seresah, sampah, dan
dengan pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
dari bahan organik yang berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses
rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan
organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Firmansyah, 2011).
tanah karena pembentukan agregat yang lebih stabil, memperbaiki aerasi dan
drainase tanah, dapat mengurangi erosi karena infiltrasi air hujan berlangsung baik
serta kemampuan tanah menahan air meningkat. Selain itu pupuk organik juga
dapat memperbaiki sifat kimia tanah karena dapat meningkatkan unsur hara tanah
meningkatkan kapasitas tukar kation, dan dapat menetralkan sifat racun Al dan Fe.
Selain itu manfaat penggunaan pupuk organik iyalah dapat memperbaiki sifat
biologi tanah karena pupuk organik menjadi sumber energi bagi jasad
34
Pupuk dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu padat
dan cair. Bentuk onggokan, remahan, butiran atau kristal merupakan bentuk pupuk
padat, sedangkan pupuk cair biasanya dibuat dalam bentuk konsentrat atau cairan.
Berdasarkan asalnya, pupuk organik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pupuk
kandang (kotoran hewan), pupuk kompos (bagian tanaman yang telah lapuk),
pupuk hijau (bagian tanaman yang masih hijau) (Nurhidayati, et al., 2008).
dekomposisi dan kualitas kompos tergantung pada keadaan dan jenis mikroba yang
aktif selama proses pengomposan. Kondisi optimum bagi aktivitas mikroba perlu
seperti sapi, unggas, kambing dan domba. Pupuk kandang sapi merupakan pupuk
kandang yang mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa. Kandungan C
yang tinggi pada pukan sapi menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian.
terlebih dahulu sampai rasio C/N di bawah 20 (Hartatik dan Widowati, 2006).
Kotoran hewan cukup didiamkan sampai keadaannya kering dan matang sebelum
diaplikasikan ke lahan.
35
2.3.3 Serbuk Gergaji
Serbuk gergaji kayu adalah suatu bahan baku kayu yang diolah dan diiris
gergaji kayu yang selama ini menjadi limbah bagi perusahan dapat dijadikan
menjadi sebuah peluang usaha dan peluang bisnis. Pada pengolahan kayu di industri
perkayuan terutama industri kayu lapis dan kayu gergajian selain produk kayu lapis
dan kayu gergajian diperoleh pula limbah kayu berupa potonggan kayu bulat (log).
Namun sayangnya limbah dalam bentuk serbuk gergaji belum dimanfaatkan secara
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah cairan hasil fermentasi dari subtrat atau
media tertentu yang berada di sekitar kita (misalnya nasi, buah-buahan, telur, susu,
layak konsumsi untuk diolah menjadi MOL dapat meningkatkan nilai tambah
pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair (Budiyani et al., 2016). Mol
dapat juga diartikan mikroorganisme yang berasal dari substrat/bahan tertentu dan
dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Unsur hara mikro dan
makro pada larutan MOL mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak
36
bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan sebagai agen pengendali hama dan
penyakit tanaman. Sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai pupuk hayati,
dekomposer, dan pestisida organik terutama sebagai fungisida (Nappu et al., 2011).
sebagai dekomposer dan pupuk cair untuk meningkatkan kesuburan tanah dan
makhluk hidup yang sangat dan harus menggunakan alat bantu berupa mikroskop
terdiri dari bakteri, fungi, protozoa, dan alga (Darwis et al., 1992). Semua
tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat menyebabkan berbagai perubahan
pada fisik maupun komposisi kimia, seperti adanya perubahan warna, kekeruhan,
larutan MOL antara lain medium fermentasi, kadar bahan baku atau substrat, dan
sifat mikroorganisme yang aktif di dalam proses fermentasi, pH, temperatur, lama
37
2.3.5 Arang sekam padi
Sekam padi adalah biji padi (Oryza sativa) yang sudah digiling. Sekam padi
yang biasa digunakan bisa berupa sekam atau sekam mentah (tidak dibakar). Arang
sekam padi adalah media yang porous, tetapi kurang mampu menampung air. Oleh
karena itu dalam penggunaanya dicampur dengan media lain yang mampu
menampung air. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan
struktur tanah sehingga system aerasi dan drainase media tanam menjadi lebih baik.
Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi
karena mikroba pathogen telah mati selama proses pembakaran. Selain itu sekam
bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media
tana mini menadi gembur, namun sekam bakar mudah lapuk. Keunggulan sekam
bakar adalah dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, serta melindungi
tanaman. Sekam bakar yang digunakan adalah hasil pembakaran sekam padi yang
tidak sempurna, sehingga diperoleh sekam bakar yang berwarna hitam, dan bukan
abu sekam yang bewarna putih (Mahmudi, 1994) dalam Timbul P. Tumanggor
menambahkan sekam padi memiliki aerasi dan drainasi yang baik, tetapi masih
2.3.6 Pasir
Pada dasarnya pasir sering digunakan sebagai media tanam alternative untuk
menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika
digunakan sebagai media untuk penyemaian beih, pertumbuhan bibit tanaman, dan
perakaran setek batang tanaman. Keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan
38
dalam penggunaan dan dapat meningkatkan system aerasi serta drainase media
tanam. Media pasir akan lebih membutuhkan air tetapi tanah berpasir tidak mudah
memiliki pori – pori besar (pori – pori makro) pada pasir sehingga pasir akan mudah
39