Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN PENYELESAIAN MASALAH HELLER UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN


SOAL MATERI GERAK LURUS

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
KARISMA LESTARI
NIM. F1051141021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PMIPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2019
1
PENERAPAN PENYELESAIAN MASALAH HELLER UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN
SOAL MATERI GERAK LURUS

Karisma Lestari, Haratua Tiur Maria S, Diah Mahmuda


Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak
Email: lestarikarisma2@gmail.com

Abstract
This study aimed to show the effectiveness of the implementation of the Heller’s problem
solving in improving student’s ability to solve questions on straight-motion at SMAN 6
Pontianak. One group pretest-posttest was used in this study. This study involved 27
students of grade XI which had taken by intact group. The instruments of this study were 5
essays pretest and posttest. Based on pretest’s data analyze, visualize the problem was the
highest student’s ability (49,8%) and execute the plan was the lowest student’s ability
(20%).But according to posttest’s data analyze, visualize the problem was the most
mastered by students (90,8%). The improvement of problem-solving ability was calculated
by gain-score test, and got 0,33 in fairly good category. Heller’s problem solving was
effective in improving student’s ability to solve the questions with the effect size of 1,4 in
the high category. So, this study could be an alternative in improving student’s ability to
solve the questions.

Keywords: Ability, Straight-motion, The Heller’s Problem Solving

PENDAHULUAN prosedur kepada suatu situasi masalah. Dalam


Pada kurikulum 2013 peserta didik hal ini penyelesaian masalah tidak akan
harus memenuhi empat kompetensi inti menemukan solusi secara instan dalam
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah penyelesaian soal, melainkan melalui sebuah
satu kompetensi inti yang ada pada mata proses.
pelajaran fisika yaitu menganalisis konsep, Menyelesaikan soal dalam fisika
prinsip, dan hukum-hukum fisika, serta diperlukan langkah-langkah yang sistematis
menerapkan metakognisi dalam menjelaskan agar proses penyelesaiannya mudah dan
fenomena alam dan penyelesaian masalah terarah. Pemecahan masalah merupakan suatu
kehidupan (Permendikbud No. 21, 2016). cara belajar yang dianggap efisien dalam
Penyelesaian masalah yang berkaitan usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran.
dengan konsep-konsep fisika harus Heller dkk (1992) menyatakan bahwa
berdasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah dan kemampuan pemecahan masalah pada
etika (Kemdikbud, 2017) sehingga hakekatnya merupakan kemampuan berpikir
memudahkan peserta didik dalam (learning to think) atau belajar bernalar
menemukan setiap target permasalahan (learning to reason), yaitu berpikir atau
fisika yang dihadapi. bernalar, mengaplikasikan pengetahuan-
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya
mengembangkan potensi peserta didik untuk menyelesaikan masalah-masalah baru
menjadi kemampuan dalam perpikir reflektif yang belum pernah dijumpai.
bagi penyelesaian masalah fisika dalam Materi gerak lurus merupakan salah satu
kehidupan sehari-hari (Permendikbud No 70, materi yang sudah dipelajari pada kelas X
2013). Penyelesaian masalah dilakukan pada kurikulum 2013. Materi ini memenuhi
dengan menerapkan pengetahuan dan konsep dasar berupa kecepatan dan

2
percepatan. Cakupan materi yang luas Kemampuan peserta didik dalam
membuat peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal fisika khususnya
memahami dan menyelesaikan soal-soal yang materi gerak lurus dapat dilihat berdasarkan
berkaitan dengan materi tersebut. Pernyataan cara peserta didik mempresentasikan soal
ini didukung dengan pengamatan terhadap yaitu dengan membuat sketsa, gambar, dan
buku catatan dan latihan mata pelajaran fisika diagram. Mengidentifikasi konsep yang
pada peserta didik kelas X SMA Negeri 6 relevan, menghubungkan angka-angka dan
Pontianak tahun ajaran 2017/2018. Buku variabel matematika yang spesifik. Dengan
catatan dan latihan tidak menyertakan langkah begitu, peserta didik dapat menentukan
penyelesaian yang berurut sehingga peserta penyelesaian masalah yang sesuai, sehingga
didik mengalami kesulitan dalam memahami diperoleh apa yang menjadi target dari
dan menyelesaikan permasalahan setiap soal permasalahan, dan dapat memeriksa kembali
yang dihadapi. semua pekerjaan yang telah dilakukan untuk
Kesulitan dan kebutuhan peserta didik melihat ketepatan dan kelengkapan jawaban.
harus didiagnosis dengan cermat dan Langkah-langkah penyelesaian soal seperti ini
bertanggungjawab. Diagnosis ini diperlukan sesuai dengan penyelesaian masalah yang
agar guru dapat menindaklanjuti kesalahan dikemukakan oleh Heller, Keith, & Anderson
yang dilakukan peserta didik dalam (1992).
mengerjakan soal, sehingga diharapkan Tahapan strategi penyelesaian masalah
diperoleh hasil belajar yang lebih baik. Hal ini yang telah dikenalkan oleh Heller, Keith, &
sesuai dengan pendapat Hayat (2007:252), Anderson (1992) ialah (1) Visualize the
bahwa dalam melakukan proses penilaian, problem, (2) Physics description, (3) Plan a
guru hendaknya melakukan analisis terhadap solution, (4) Execute the plan, (5) Check and
hasil penilaian dan kerja siswa secara seksama evaluate. Pada Visualize the problem
untuk melihat adanya kesalahan yang secara (pemfokusan masalah) peserta didik
umum terjadi pada siswa. Analisis terhadap memvisualisasikan keadaan menggunakan
kesalahan jawaban yang diberikan siswa sketsa,menuliskan apa saja yang diketahui dan
sangat berguna untuk menghindari terjadinya yang ditanya. Physics description
miskonsepsi dan ketidakjelasan dalam proses (menggambar situasi fisika) yaitu peserta
pembelajaran. didik menyederhanakan situasi dalam bentuk
Penelitian sebelumnya tentang analisis gambar situasi fisika, atau diagram yang
kesalahan pada materi gerak lurus telah dilengkapi besaran-besaran fisika yang
dilakukan oleh Devi Lestari (2016: 11) yang diketahui, kemudian lengkapi dengan ha1
menyatakan bahwa terdapat kesalahan peserta yang ditanyakan dengan menggunakan
didik dalam menyelesaikan soal fisika yang variable matematika yang spesifik atau konsep
tinggi sebesar 90,6%. Kesalahan tersebut fisikayang diperlukan. Plan a solution
meliputi analisis soal 87,5%, kesalahan (merencanakan solusi) peserta didik mencari
penyusunan penyelesaian 84,3% dan hubungan antar persaman atau menurunkan
kesalahan pemeriksaan solusi 100%. persamaan yang ada sehingga diperoleh suatu
Penelitian lain menyatakan kemampuan persamaan baru. Selanjutnya pada langkah
pemecahan masalah peserta didik yang paling Execute the plan (melaksanakan rencana)
tinggi adalah pada indikator mendeskripsikan peserta didik menyelesaikan solusi dengan
masalah dengan persentase 67,14% sedangkan cara memasukkan angka-angka (kuantitatif)
yang paling rendah adalah pada indikator yang ada dalam soal lengkap dengan satuan
mengevakuasi solusi dengan persentase 20%. yang digunakan, sehingga diperoleh apa yang
Rata-rata persentase penguasaan kemampuan menjadi target dari permasalahan. Pada
pemecahan masalah adalah 52,57% (Dadi & langkah terakhir yaitu Check and evaluate
Hariri, 2016). Untuk itu perlu dilakukan (evaluasi jawaban) peserta didik memeriksa
remediasi kesulitan peserta didik dalam kembali semua pekerjaanyang telah
menyelesaikan soal dengan menerapkan dilakukan, melihat ketepatan jawaban,
strategi penyelesaian masalah. kelengkapan jawaban, apakah jawaban

3
beralasan atau tidak dan kesesuaian jawaban METODE PENELITIAN
dengan pertanyaan dalam soal. Penelitian ini menggunakan bentuk pre-
Berdasarkan latarbelakang di atas, maka experimental design dengan rancangan one
dilakukan penelitian tentang “Penerapan group pretest-posttest design (Sugiyono,
Penyelesaian Masalah Heller untuk 2016: 111). Adapun rancangan penelitian ini
Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik ditunjukkan pada Tabel 1.
dalam Menyelesaikan Soal Materi Gerak
Lurus di SMA Negeri 6 Pontianak”.

Tabel 1. Rancangan One Group Pretest-Posttest Design

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test


Eksperimen O1 X O2
(Sugiyono, 2016: 111)

Populasi dalam penelitian ini adalah yang mengalami kesalahan; (3) memberikan
peserta didik kelas XI MIA SMA Negeri 6 perlakuan pada kelas perlakuan dengan
Pontianak tahun ajaran 2017/2018. Sampel menerapkan langkah penyelesaian masalah
yang digunakan dalam penelitian ini diambil Heller; (4) memberikan soal tes akhir (post-
menggunakan teknik random sampling test); (5) memberikan skor post-test untuk
secara intact group sehingga terpilih kelas XI mengetahui perubahan jumlah siswa yang
MIA 1 SMA Negeri 1 Sukadana yang terdiri mengalami kesalahan.
dari 27 peserta didik. Teknik pengumpul data
dalam penelitian ini menggunakan teknik Tahap Akhir
pengukuran berupa hasil pretest dan posttest. Langkah-langkah yang dilakukan pada
Alat pengumpul data yang digunakan dalam tahap akhir antara lain: (1) menganalisis data;
penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk (2) menganalisis hasil pre-test dan post-test;
uraian, untuk tes awal (pre-test) dan tes akhir (3) mendeskripsikan hasil pengolahan data
(post-test) pada kelas sampel. Soal terdiri dari dan menyimpulkan sebagai jawaban dari
5 soal uraian untuk meningkatkan masalah penelitian ini; (4) menyusun laporan
kemampuan penyelesaian soal pada materi penelitian.
gerak lurus Kegiatan atau tahapan penelitian yang
dilakukan dapat visualkan sebagai berikut.
Tahap Persiapan
Langkah-langkah yang dilakukan pada
tahap persiapan sebagai berikut: (1) Tahap Persiapan (5 kegiatan)
melakukan pengamatan terhadap
pembelajaran yang diberikan oleh guru; (2)
Mengamati buku catatan serta lembar jawab
ulangan peserta didik; (3) Melakukan
wawancara terhadap guru mengenai kesulitan Tahap Pelaksanaan (5 kegiatan)
peserta didik dalam menyelesaikan soal; (4)
Membuat instrument penelitian berupa soal
pre-test dan post-test; (5) Memvalidasi soal
instrumen
Tahap Akhir (4 kegiatan)
Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada
tahap pelaksanaan antara lain: (1) Bagan 1. Tahapan Penelitian
memberikan test awal (pre-test); (2) memberi
skor pretest untuk mengetahui jumlah siswa

4
HASIL PENELITIAN DAN perlakuan. Setelah diberi pre-test, diberikan
PEMBAHASAN perlakuan berupa penerapan langkah
Hasil Penelitian penyelesaian masalah Heller. Penerapan
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 kali dilakukan selama dua kali pertemuan.
pertemuan yang terdiri dari pemberian pre- Kemudian pemberian post-test berupa 5
test, perlakuan, dan pemberian post-test. buah soal esai. Secara keseluruhan,
Pemberian pre-test dilakukan pada persentase kemampuan peserta didik sebelum
pertemuan pertama. Hal ini dilakukan untuk dan setelah diterapkan langkah penyelesaian
mengetahui kemampuan awal peserta didik masalah Heller berurutan yaitu 31.92% dan
dalam menyelesaikan soal sebelum diberikan 53%
1. Kemampuan peserta didik sebelum Kemampuan peserta didik diperoleh dari
dan sesudah diterapkan langkah skor pretest dan posttest. Rekapitulasi
penyelesaian masalah Heller kemampuan peserta didik sebelum dan
sesudah diterapkan langkah penyelesaian
masalah Heller pada materi gerak lurus dapat
dilihat pada Tabel 2.

100% 90.8%
77.2%
80%
Persentase nilai

60% 49.8%
45.0% Pre-test
41.6%
40% Post-test
25.8% 27.8%
20.0% 22.4% 24.0%
20%

0%
1 2 3 4 5
Langkah penyelesaian masalah Heller
Grafik 1. Persentase Kemampuan Peserta Didik Sebelum dan Sesudah
Perlakuan

Kemampuan menyelesaikan soal peserta 2. Peningkatan kemampuan peserta


didik sebelum dilakukan perlakuan yaitu didik menyelesaikan soal gerak lurus
31.91%. Kemampuan menyelesaikan soal setelah diterapkan langkah
yang paling dikuasai oleh peserta didik penyelesaian masalah Heller
adalah pada langkah mengfokuskan masalah Untuk mengetahui peningkatan
dengan persentase sebesar 49.8%. Sedangkan kemampuan peserta didik menyelesaikan soal
kemampuan menyelesaikan soal yang gerak lurus setelah diterapkan langkah
dianggap sulit oleh peserta didik yaitu pada penyelesaian masalah Heller, maka dilakukan
langkah melaksanakan rencana penyelesaian uji prasyarat statistika yaitu uji normalitas.
masalah dengan persentase 20%. Jika data berdistribusi normal maka
Setelah diterapkan langkah penyelesaian dilanjutkan dengan uji statistik parametrik
masalah Heller kemampuan menyelesaikan yaitu uji t dan jika data tidak berdistribusi
soal peserta didik menjadi 52.96%. normal maka dilanjutkan dengan uji statistik
Kemampuan menyelesaikan soal tertinggi nonparametrik yaitu uji Wilcoxon.
terdapat pada langkah mengfokuskan Data yang harus disiapkan sebelumnya
masalah yaitu sebesar 90.8%. Hal ini yaitu data skor perolehan peserta didik pada
menunjukkan terjadi peningkatan pre-test dan post-test yang sudah
kemampuan menyelesaikan soal peserta direkapitulasi. Selanjutnya dapat dilakukan
didik.

5
uji prasayarat statistik yaitu uji normalitas menerapkan langkah penyelesaian masalah
data. Heller dapat dihitung dengan menggunakan
Untuk mengetahui besar peningkatan rumus gain-score menurut Hake dapat dilihat
kemampuan peserta didik dengan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Perhitungan gain-score


Skor Rumus gain-score Nilai gain-score
Pretest 24.19
Posttest 40.74 g 0.33 (kategori cukup)
Maksimum 75

3. Tingkat efektifitas penerapan langkah Tingkat efektifitas penerapan langkah


penyelesaian masalah Heller untuk penyelesaian masalah Heller untuk
meningkatkan kemampuan peserta meningkatkan kemampuan peserta didik
didik dalam menyelesaikan soal gerak dalam menyelesaikan soal gerak lurus
lurus. diperoleh dengan menggunakan rumus effect
size Cohen. dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan effect size


` Skor Rumus effect size Nilai effect size
Rata-rata pretest 24.19
Rata-rata posttest 40.74 1.4 (kategori tinggi)
11.8

Berdasarkan perhitungan, diperoleh nilai efektifitas penerapan langkah penyelesaian


effect size sebesar 1,4 dan sesuai dengan masalah Heller.
kriteria interpretasi skor efektifitas yang Kemampuan menyelesaikan soal peserta
dinyatakan oleh Cohen, maka tingkat didik sebelum dan sesudah diberi perlakuan
efektifitas penerapan langkah penyelesaian dapat dilihat dari hasil pre-test dan post-test.
masalah Heller untuk meningkatkan Instrumen tes terdiri dari 5 butir soal
kemampuan peserta didik dalam berbentuk esai yang diberi skor sesuai
menyelesaikan soal gerak lurus termasuk indikator kemampuan menyelesaikan
kategori tinggi masalah menurut Heller. Penyelesaian
masalah Heller yang dimaksud yaitu visualize
Pembahasan the problem, describe the problem in physics
Penelitian ini dilakukan di kelas XI MIA description, plan the solution, execute the
1 SMA Negeri 6 Pontianak. Tujuannya plan, dan check and evaluate.
adalah untuk mengetahui efektifitas Pada langkah pertama yaitu visualize the
penerapan langkah penyelesaian masalah problem jawaban pre-test peserta didik tidak
Heller dalam meningkatkan kemampuan menggambarkan permasalahan dalam soal
menyelesaikan soal pada materi gerak lurus. dengan lengkap. Namun pada jawaban post-
Adapun perlakuan yang diberikan berupa test peserta didik membuat sketsa/gambar
penerapan langkah penyelesaian masalah disertakan dengan item yang diketahui dan
Heller pada penyelesaian soal gerak lurus. ditanya sesuai dengan soal. Langkah ini dapat
Secara khusus, tujuan yang dibahas membuat peserta didik memahami gambaran
dalam penelitian ini berupa temuan soal secara utuh. Peserta didik tidak lagi
kemampuan menyelesaikan soal peserta didik membayangkan permasalahan dalam soal
sebelum dan setelah diterapkan langkah melainkan sudah tertulis dalam bentuk
penyelesaian masalah Heller, peningkatan gambar ilustrasi, grafik, atau sketsa.
kemampuan setelah diterapkan langkah Pada langkah kedua yaitu describe the
penyelesaian masalah Heller, dan tingkat problem in physics description jawaban pre-

6
test peserta didik tidak menuliskan semua Berdasarkan data analisis skor rata-rata
item yang diketahui dan ditanya. Namun, pre-test peserta didik sebesar 31,92%. Hal ini
pada jawaban post-test peserta didik terjadi karena peserta didik belum terbiasa
menuliskan item yang diketahui dan ditanya menyelesaikan soal dengan langkah
disertai dengan satuannya. Langkah ini dapat penyelesaian masalah Heller. Temuan ini
membantu peserta didik menguraikan data sesuai dengan pernyataan Edward (2005)
apa saja yang terdapat pada soal secara bahwa peserta didik banyak yang kurang
sistematis. Data yang dimaksud berupa hal- mengetahui apa yang harus dikerjakan
hal yang diketahui dan ditanya. Langkah ini setelah menuliskan diketahui dan ditanya dari
juga melatih peserta didik untuk teliti dalam soal yang dipecahkan.
memahami setiap soal. Muhibbin (2011) menjelaskan bahwa
Pada langkah ketiga yaitu plan the banyak alternatif yang dapat digunakan untuk
solution jawaban pre-test peserta didik tidak mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan
menuliskan rumus/konsep fisika yang akan soal. Guru memiliki peran penting dalam
digunakan dengan jelas. Namun, pada pemilihan alternatif. Salah satunya adalah
jawaban post-test peserta didik menuliskan dengan menerapkan langkah penyelesaian
dengan jelas rumus/konsep fisika apa saja masalah Heller.
yang akan digunakan untuk menyelesaikan Setelah diberikan perlakuan berupa
soal. Langkah ini dapat merangsang peserta penerapan penyelesaian masalah Heller, nilai
didik untuk mengaitkan deskripsi fisika ke post-test yang diperoleh peserta didik
penyelesaian matematis yang sesuai. mengalami peningkatan menjadi 52,96%.
Sehingga dapat membantu peserta didik Temuan ini sesuai dengan penelitian Setyani,
untuk mengembangkan pengetahuan (2016) bahwa langkah penyelesaian masalah
barunya. Heller dapat meningkatkan kemampuan
Pada langkah keempat yaitu execute the menyelesaikan soal. Yenni (2014)
plan jawaban pre-test peserta didik tidak menyatakan bahwa pemecahan masalah yang
menjawab penyelesaian soal dengan urut baik harus didasari oleh informasi yang
sehingga hasil yang didapat tidak sesuai. cukup dan telah diolah serta dipadukan
Namun, pada jawaban post-test peserta didik dengan hal-hal lain yang terkait dengan
menyelesaikan soal dengan urut hingga masalah yang akan dibahas.
menemukan jawaban yang tepat. Pada Peningkatan kemampuan menyelesaikan
langkah ini peserta didik diminta untuk soal diperoleh melalui perhitungan
menyelesaikan soal sesuai dengan konsep menggunakan perhitungan gain-score dengan
fisika yang telah dipilih sebelumnya secara nilai sebesar 0,33 dengan kategori cukup.
berurut. Hal ini dapat membuat peserta didik Purwanti, (2016) dalam penelitiannya
terbiasa teratur dalam kehidupan sehari-hari. menyatakan bahwa untuk mengatasi
Pada langkah kelima yaitu check and kesulitan peserta didik dapat dilakukan
evaluate jawaban pre-test peserta didik tidak dengan memahami soal dan penyelesaian
disertai dengan kesimpulan yang lengkap. yang sistematis. Hal ini dikarenakan langkah
Namun, pada jawaban post-test peserta didik penyelesaian yang sistematis dapat
menuliskan satuan dengan lengkap dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan
memberikan kesimpulan dari penyelesaian soal peserta didik.
yang didapat. Pada langkah ini peserta didik Berdasarkan penelitian ini, penerapan
diminta untuk mengecek kembali langkah penyelesaian masalah Heller efektif
kelengkapan jawaban, tanda, satuan, dan nilai untuk meningkatkan kemampuan
serta memberikan kesimpulan sesuai soal. menyelesaikan soal peserta didik. Hal ini
Hal ini dapat mendorong peserta didik untuk didukung dengan capaian tingkat efektifitas
teliti dalam menyelesaikan masalah. yang tergolong tinggi yaitu sebesar 1,4.
Sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan Belum ada penelitian serupa yang
tujuan yang ingin dicapai. menyimpulkan efektifitas penerapan langkah
penyelesaian masalah Heller. Namun,

7
Setyani, (2016) dalam penyelitiannya Menganalisis berdasarkan kemampuan
menyatakan bahwa langkah penyelesaian peserta didik dalam setiap langkah
masalah Heller cukup baik untuk penyelesaian masalah Heller.
meningkatkan kemampuan menyelesaikan
soal peserta didik. DAFTAR RUJUKAN
Dadi, H. 2016. Profil Pemecahan Masalah
SIMPULAN DAN SARAN Siswa pada Pembelajaran Gerak Lurus.
Simpulan Jurnal UNJ. (Online).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat (journal.unj.ac.id), diakses pada 25 Juli
disimpulkan secara umum bahwa penerapan 2018.
langkah penyelesaian masalah Heller efektif Edward W. T, Marr.J, and Wa1ker.N ,
untuk meningkatkan kemampuan (2005). Enhancement of Intuitive
menyelesaikan soal pada materi gerak lurus. Reasoning, Schools
Secara khusus, dalam penelitian ini of Physics and Psychology , Georgia
dapat disimpulkan: (1) Persentase Institute of Technology, Atlanta, Ga
kemampuan menyelesaikan soal peserta didik 30332. (Online).
pada materi gerak lurus sebelum dan sesudah (http://fie.engrng.pitt.edu/fie95/3c3/3c32
diberi perlakuan meningkat. Pada pre-test /3c32.htl, diakses tanggal 25 Februari
rata-rata kemampuan menyelesaikan soal 2018)
peserta didik adalah sebesar 31,92%, Hayat. (2007). Tim Pengembang Ilmu
sedaangkan pada post-test kemampuan Pendidikan FPI-UPI. 2007. Ilmu dan
menyelesaikan soal peserta didik adalah Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT.
sebesar 52,96%. (2) Peningkatan secara Imperial Bhakti Utama.
signifikan terdapat pada penerapan langkah Heller, P., Keith R., & Anderson, S. (1991).
penyelesaian masalah Heller efektif untuk Teaching Problem Solving Through
meningkatkan kemampuan menyelesaikan Cooperative Grouping. Part 1: Group
soal pada materi gerak lurus. Hal ini Versus Individual Problem Solving.
ditunjukkan pada hasil uji statistik parametrik American Journal of Physics, (Online).
Uji T Dependent Sample, didapatkan hasil (http://www.physics.emory.edu/faculty/
signifikansi sebesar 0, berada dibawah 0.05 weeks//journal/Heller_AJP_91a.pdf,
(0.00 < 0.05). Berdasarkan perhitungan diakses pada 24 Januari 2018)
diperoleh gain-score sebesar 0.33 dengan Kemendikbud. (2013). Kompetensi Dasar.
kategori cukup. (3) Penerapan langkah (Online). (staff.uny.ac.id), diakses pada
penyelesaian masalah Heller efektif untuk 2 Febuari 2018.
meningkatkan kemampuan menyelesaikan Kemendukbud. (2017). Model Silabus Mata
soal pada materi gerak lurusdengan perolehan Pelajaran Sekolah Menengah
harga effect size sebesar 1,4 dan Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
dikategorikan memiliki efektifitas tinggi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Saran Lestari, D. (2016). Analisis Hubungan
Penerapan langkah penyelesaian Keterampilan Matematika dan
masalah Heller efektif untuk meningkatkan Kesalahan Menyelesaikan Soal Fisika
kemampuan menyelesaikan soal pada materi Materi Kinematika Gerak Lurus di SMA.
gerak lurus. Sehingga dapat dijadikan salah Skripsi tidak diterbitkan. Pontianak:
satu alternatif langkah penyelesaian masalah FKIP Untan
untuk meningkatkan kemampuan Muhibbin. (2011). Psikologi Pendidikan,
menyelesaikan soal peserta didik pada materi Bandung: Remaja Rosdakarya.
gerak lurus. Namun, untuk pengembangan Purwanti, S. (2016). Kemampuan Siswa
lebih lanjut, peneliti selanjutnya disarankan dalam Menyelesaikan Masalah pada
untuk dapat: (1) Menentukan standar soal Konsep Gerak di Kelas X MAN Rukoh
yang sesuai digunakan dalam penerapan Darusalam. Aceh: UIN Ar-Raniry.
langkah penyelesaian masalah Heller. (2)

8
Setyani, F. (2016). Kemampuan Siswa dalam Yenni, D (2014). Penyelesaian Soal-Soal
Memecahkan Soal Fisika Pada Fisika Menggunakan Minnetosa
Berbagai Bentuk Representasi Soal. Problem Solving Strategy. Padang:
Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: FMIPA UNP
UNNES
Sugiono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai