HIPERTENSI
Livana.ph@gmail.com
ABSTRAK
Data Global Status Report on Non Communicable Disesases tahun 2010 menyebutkan persentase
penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat 40% di negara ekonomi berkembang, sedangkan
negara maju hanya 35%. Data statistik terbaru menyatakan bahwa terdapat 24,7% penduduk Asia
Tenggara dan 23,3% penduduk Indonesia berusia 18 tahun ke atas mengalami hipertensi pada tahun
2014 (WHO, 2015). Hipertensi merupakan suatu gangguan pembuluh darah yang mengakibatkan
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkanya. Prevelensi hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia tergolong tinggi,
namun kebanyakan dari penderitanya tidak terdeteksi. Hipertensi bisa ditangani apabila masyarakat
mengetahui faktor pemicu akibat dari hipertensi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan
faktor pemicu hipertensi dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini merupakan study descriptive
correlation dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 78 orang. Uji statistik yang digunakan
Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin, keturunan,
usia, pekerjaan, tingkat kegemukan dengan kejadian hipertensi nilai p value 0,000 (p<0,05).
Diharapkan masyarakat dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin terutama bagi
masyarakat yang memiliki riwayat keluarga hipertensi agar tekanan darahnya bisa dikontrol setiap
waktu.
Kata Kunci : jenis kelamin, umur, pekerjaan, keturunan, tingkat kegemukan, hipertensi
ABSTRACT
Global Status Reports on Non Communicable Disesases in 2010 revealed that the percentage of
people with hypertension is currently at most 40% in developing countries, while developed
countries only 35%. Recent statistics state that there are 24.7% of Southeast Asian population and
23.3% of Indonesians aged 18 years and over have hypertension by 2014 (WHO, 2015).
Hypertension is a disorder of blood vessels that result in oxygen supply and nutrients carried by the
blood, obstructed to the body tissues that need it. The prevalence of hypertension or high blood
pressure in Indonesia is high, but most of the sufferers are undetectable. Hypertension can be
handled if people know the trigger factor due to hypertension. The purpose of the study to determine
the relationship of trigger factors of hypertension with the incidence of hypertension. This study is
a study descriptive correlation with cross sectional approach with a sample of 78 people. The
statistical test used by Chi Square. The results showed that there was a relationship between sex,
heredity, age, occupation, obesity level with hypertension occurrence p value 0.000 (p <0,05). It is
expected that the public can perform regular blood pressure checks, especially for people who have
a family history of hypertension so that blood pressure can be controlled every time
Hipertensi Total
Stadi Stadi Stadium PEMBAHASAN
um I um II III
Usia
Freku Frek Frekuen Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ensi uensi si (%) mayoritas responden berjenis kelamin laki-
(%) (%) laki (57,7%) dan minoritas berjenis kelamin
20- 3 0 0 (0,0) 3 (3,8) perempuan (42,3%). Jenis kelamin juga
30 (3,8) (0,0) merupakan salah satu faktor yang
tahun mempengaruhi tekanan darah (Rosta, 2011).
31- 2 6 3 (3,8) 11 Berdasarkan hasil penelitian Wahyuni dan
40 (2,6) (7,7) (14,1) Eksanoto (2013), laki-laki cenderung
tahun menderita hipertensi dari pada perempuan.
41- 6 10 10 26 Pada penelitian tersebut sebanyak 27,5%
50 (7,7) (12,8 (12,8) (33,3) laki-laki mengalami hipertensi, sedangkan
tahun ) untuk perempuan hanya sebesar 5,8%. Laki-
51- 1 5 32 28 laki lebih banyak menderita hipertensi hal ini
60 (1,3) (6,4) (41,0) (48,7) dikarenakan laki-laki lebih banyak
tahun melakukan kebiasaan hidup yang bisa
Total 12 21 45 78 menimbulkan hipertensi seperti merokok,
(15,4 (26,9 (57,7) (100) pemarah, mengkonsumsi minuman alkohol.
) ) Tekanan darah tinggi atau hipertensi telah
menjadi penyakit yang umum bagi banyak
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar orang saat ini, apalagi bagi mereka yang
responden berusia 51-60 tahun dengan tinggal di kawasan perkotaan. Tekanan darah
hipertensi stadium III sebanyak 32 (41,0%) tinggi atau hipertensi, lanjutnya, merupakan
salah satu faktor penyebab stroke, serangan
11. Hubungan kegemukan dengan kejadian jantung, dan juga gagal ginjal. Akibat
hipertensi di RSUD Dr. H. Soewondo terburuk dari penyakit ini adalah kematian.
Kendal Menurut Udjianti (2010), Setelah pubertas
laki-laki cenderung memiliki tekanan darah
Hipertensi Total yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Tingka
Stadium Stadium Stadium Penelitian ini mengambil dua jenis
t
I II III kelamin yaitu laki-laki dan perempuan.
kegem
Frekuensi Frekuen Frekuen Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
ukan
(%) si (%) si (%) dilakukan oleh Novitaningtyas (2014)
HUBUNGAN FAKTOR PEMICU HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI 6
KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017
tentang hubungan karakteristik (umur, jenis jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5
kelamin, tingkat pendidikan) dan aktifitas kali lipat. Penelitian menunjukkan bahwa
fisik dengan tekanan darah pada lansia bahwa tekanan darah seorang anak akan lebih
sebagian besar responden berjenis kelamin mendekati tekanan darah orangtuanya bila
laki-laki yaitu sebesar 80%. Penelitian yang mereka memiliki hubungan darah
sama dilakukan oleh Hamra Yusuf (2012) dibandingkan dengan anak adopsi. Hal ini
tentang hubungan umur, jenis kelamin, dan menunjukkan bahwa gen yang diturunkan,
hipertensi dengan kejadian stroke didapatkan dan bukan hanya faktor lingkungan (seperti
hasil jenis kelamin laki-laki banyak yang makanan atau status sosial), berperan besar
mengalami hipertensi sebanyak 89,6%. dalam menentukan tekanan darah.
Berdasarkan hasil penelitian, materi dan Berdasarkan hasil penelitian Sugiharto
penelitian sebelum-sebelumya, penelitian ini (2007), menunjukkan bahwa OR hipertensi
menyimpulkan bahwa jenis kelamin yang pada responden yang memiliki riwayat
lebih banyak menderita hipertensi adalah keluarga hipertensi jika dibandingkan dengan
laki-laki hal ini dikarenakan laki-laki lebih yang tidak memiliki riwayat keluarga
banyak melakukan kebiasaan hidup yang bisa hipertensi adalah 6,29. Berdasarkan hasil
menimbulkan hipertensi seperti merokok, penelitian, materi dan penelitian sebelum-
pemarah, mengkonsumsi minuman alkohol sebelumya, penelitian ini menyimpulkan
Hasil analisis menunjukkan bahwa bahwa responden yang mengalami hipertensi
mayoritas responden punya riwayat mempunyai keturunan hipertensi hal ini
hipertensi dari keturunan (53,8%). Faktor dikarenakan penyakit hipertensi diturunkan
keturunan penyebab dari hipertensi hal ini lewat gen dan tekanan darah seorang anak
dikarenakan orang tua yang mempunyai akan lebih mendekati tekanan darah
penyakit darah tinggi akan beresiko lebih orangtuanya.
besar untuk menurunkan penyakit hipertensi Hasil analisis menunjukkan bahwa
kepada anaknya (Sadarudin, 2014). Faktor mayoritas responden bekerja sebagai petani
keturunan memang selalu memainkan (44,9%). Pekerjaan adalah kegiatan yang
peranan penting dari timbulnya suatu harus dilakukan orang untuk memenuhi
penyakit yang dibawa oleh gen keluarga. kebutuhannya setiap hari manusia
Salah satu anggota keluarga atau orang tua mempunyai kebutuhan pokok yang harus
memiliki tekanan darah tinggi, maka anak dipenuhi (Damayanti, 2014). Pekerjaan
pun memiliki resiko yang sama dan bahkan berpengaruh kepada aktifitas fisik seseorang.
resiko tersebut lebih besar dibanding yang Orang yang tidak bekerja aktifitasnya tidak
diturunkan oleh gen orang tua. Hal ini sesuai banyak sehingga dapat meningkatkan
dengan teori yang dikemukakan oleh kejadian hipertensi (Kristansti, 2010). Semua
Gunawan (2011), bahwa dari data statistik orang mengalami stres berhubungan dengan
terbukti seseorang akan memiliki pekerjaan mereka. Hal ini dapat dipengaruhi
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan karena pekerjaan mereka di sawah bekerja
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita dari pagi sampai sore. Petani bekerja keras
hipertensi. Kasus hipertensi essensial 70- setiap harinya. Pekerjaan yang membutuhkan
80% diturunkan oleh orangtuanya. Apabila waktu yang lama. Sedangkan petani kadang
riwayat hipertensi didapat pada kedua mempunyai status ekonomi yang rendah
orangtua maka dugaan hipertensi esensial sehingga memicu terjadinya hipertensi. Hal
lebih besar ataupun pada kembar monozigot tersebut tidak sesuai dengan pernyataan
(satu telur) dan salah satunya menderita menurut Waspadji (2011), jika status sosial
hipertensi maka orang tersebut kemungkinan ekonomi rendah maka arus tekanan darah
besar menderita hipertensi (Dalimartha, tinggi menjadi lebih tinggi, sedangkan sosial
2008). ekonomi berkaitan erat dengan jenis
Riwayat keluarga dekat yang pekerjaan, dikarenakan jenis pekerjaan tidak
menderita hipertensi (faktor keturunan) hanya merupakan faktor yang berkaitan
mempertinggi risiko terkena hipertensi dengan sosial ekonomi misalnya tingkat
terutama pada hipertensi primer. Keluarga pendidikan.
yang memiliki hipertensi dan penyakit
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2 NOVEMBER 2017 7
hipertensi lebih banyak terjadi ada kembar ada hubungan yang bermakna antara
monozigot dibanding heterozigot (berasal pekerjaan dengan hipertensi. Walaupun
dari sel telur berbeda) (Suiraoka, 2012). Pada demikian hasil yang berbeda ditunjukkan
penelitian yang dilakukan oleh Raihan (2014) oleh Purniawaty (2010) yang menyatakan
terdapat hubungan antara responden yang bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
memiliki riwayat keluarga hipertensi dengan antara pekerjaan dengan hipertensi.
hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Pekerjaan berpengaruh kepada aktifitas fisik
Puskesmas Rumbai Pesisi. seseorang. Orang yang tidak bekerja
Faktor keturunan memang selalu aktifitasnya tidak banyak sehingga dapat
memainkan peranan penting dari timbulnya meningkatkan kejadian hipertensi (Kristansti,
suatu penyakit yang dibawa oleh gen 2009).
keluarga. Bila salah satu anggota keluarga Hasil penelitian ini yang sama dengan
atau orang tua memiliki tekanan darah tinggi, penelitian yang dilaksanakan oleh Sihombing
maka anak pun memiliki resiko yang sama yang dilaksanakan di 33 Propinsi di
dan bahkan resiko tersebut lebih besar Indonesia tahun 2010. Berdasarkan status
dibanding yang diturunkan oleh gen orang ekonomi dari 114.692 responden yang obes
tua. Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, diketahui bahwa status ekonomi tinggi
didapatkan riwayat hipertensi di dalam terlihat relatif berisiko hipertensi
keluarga. Apabila riwayat hipertensi dibandingkan dengan status ekonomi rendah
didapatkan pada kedua orang tua, maka dengan OR=1,05. Sebagaian besar penderita
kemungkinan hipertensi esensial lebih besar. hipertensi mempunyai pengeluran keluarga
Berdasarkan hasil penelitian, materi dan dan tingkat pendidikan yang rendah. Hasil ini
penelitian sebelum-sebelumya, penelitian ini sejalan dengan penelitian di Kebumen tahun
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara 2006 yang mendapatkan proporsi kejadian
keturunan dengan kejadian hipertensi dimana hipertensi pada responden dengan
seseorang anak yang mengalami hipertensi pengeluaran keluarga di bawah UMR lebih
pasti orang tuanya mengalami hipertensi tinggi, yakni 96,08% dibandingkan dengan
karena hipertensi merupakan penyakit responden dengan pengeluaran keluarga
keturunan. lebih dari atau sama dengan UMR (3,92%).
jenis pekerjaan petani dengan kejadian Penelitian yang sama dilakukan oleh Sayati
hipertensi stadium I+II sebanyak 7 (9,0%), Dewi (2013) tentang hubungan karakteristik
stadium III sebanyak 28 (35,9%). Sedangkan responden dengan kejadian hipertensi
pedagang dengan kejadian hipertensi stadium didapatkan hasil ada hubungan antara jenis
I + II sebanyak 5 (6,4%) dan stadium III pekerjaan dengan terjadinya hipertensi
sebanyak 15 (19,2%) dan jenis pekerjaan dengan nilai p value 0,001 (p<0,05).
sebagai IRT dengan kejadian hipertensi Penelitian yang sejenis dilakukan oleh Budi
stadium I+II sebanyak 21 (26,9%) dan (2009) tentang faktor-faktor yang
stadium III sebanyak 2 (2,6%). Hasil berhubungan dengan kejadian hipertensi
penghitung menggunakan chi-quare didapatkan hasil ada hubungan antara
didapatkan nilai p value 0,000 (P<0,05) yang pekerjaan dengan kejadian hipertensi dengan
menunjukkan ada hubungan antara pekerjaan nilai p value 0,005 (p<0,05).
dengan kejadian hipertensi di RSUD Dr. H. Hasil penelitian menunjukkan usia 41-
Soewondo Kendal. Hampir semua orang 50 tahun+31-40 tahun+20-30 tahun dengan
mengalami sress berhubungan dengan kejadian hipertensi stadium I sebanyak 11
pekerjaan mereka. Hal ini dapat dipengaruhi (14,1%), stadium II sebanyak 16 (20,5%),
karena pekerjaan mereka di sawah bekerja stadium III sebanyak 13 (16,7%). Sedangkan
dari pagi sampai sore. Petani bekerja keras usia 51-60 tahun dengan kejadian hipertensi
setiap harinya. Pekerjaan yang membutuhkan stadium I sebanyak 1 (1,3%), stadium II
waktu yang lama. Sedangkan petani kadang sebanyak 5 (6,4%), stadium III sebanyak 32
mempunyai status ekonomi yang rendah (41,0%). Hasil penghitung menggunakan chi-
sehingga memicu terjadinya hiperetensi. quare didapatkan nilai p value 0,000 (P<0,05)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan ada hubungan antara usia
Rahajeng (2009) yang menyatakan bahwa dengan kejadian hipertensi di RSUD Dr. H.
HUBUNGAN FAKTOR PEMICU HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI 10
KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017
Soewondo Kendal. Pada umumnya penderita Curah jantung dan sirkulasi volume
hipertensi adalah orang – orang berusia diatas darah penderita hipertensi yang obesitas lebih
40 tahun, namun saat ini tidak menutup tinggi dari penderita hipertensi yang tidak
kemungkinan diderita oleh orang usia muda. obesitas. Pada obesitas tahanan perifer
Sebagian besar hipertensi primer terjadi pada berkurang atau normal, sedangkan aktivitas
usia 25-45 tahun dan hanya pada 20% terjadi saraf simpatis meninggi dengan aktivitas
dibawah usia 20 tahun dan diatas 50 tahun. renin plasma yang rendah. Olah raga ternyata
Hal ini disebabkan karena orang pada usia juga dihubungkan dengan pengobatan
produktif jarang memperhatikan kesehatan, terhadap hipertensi. Melalui olah raga yang
seperti pola makan dan pola hidup yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik
kurang sehat seperti merokok (Dhianningtyas selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan
& Hendrati, 2006). tahanan perifer yang akan menurunkan
Umur merupakan salah satu variabel tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya
yang penting dari person/manusia karena olah raga maka risiko timbulnya obesitas
angka-angka kesakitan maupun kematian akan bertambah, dan apabila asupan garam
hampir semua keadaannya menunjukkan bertambah maka risiko timbulnya hipertensi
hubungan dengan umur (Maryani dan Rizki, juga akan bertambah (Suyono 2011).
2010). Adapun pada penelitian yang lain, Pendapat peneliti yaitu kegemukan akan
yang telah dilakukan oleh Zuraidah, dkk mempengaruhi kejadian hipertensi, karena
(2012) didapatkan bahwa kejadian hipertensi kegemukan dapat menurunkan jurang
lebih banyak dialami oleh responden dengan jantung dan kerja jantung akan cepat.
kelompok umur ≥ 35 tahun dibandingkan
dengan kelompok umur < 35 tahun. Dimana, DAFTAR PUSTAKA
semakin bertambahnya usia, kemungkinan
seseorang menderita hipertensi juga semakin Agus. (2010). Hubungan Tingkat
besar. Adapun dari penelitian sebelumnya Pengetahuan dan Dukungan Keluarga
yang dilakukan oleh Anggara (2012) bahwa dengan Keaktifan Kontrol pada
ada hubungan antara umur dengan kejadian Penderita Hipertensi di wilayah
hipertensi yang di lakukan didapat bahwa Puskesmas Gatak Sukoharjo. Skripsi.
kejadian hipertensi lebih banyak dialami oleh Jurnal. Tidak dipublikasikan
responden yang berusia lanjut ≥ 40 tahun Atmoko. (2012). Terapi Nutrisi Pasien Usia
dibandingkan dengan responden umur < 40 Lanjut yang Dirawat di Rumah Sakit.
tahun. Penelitian ini sejalan dengan Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
penelitian yang dilakukan oleh Darmojo. (2006). Buku Ajar Geriatri Ilmu
Novitaningtyas (2014) tentang hubungan Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: FK-UI.
karakteristik (umur, jenis kelamin, tingkat Hadibroto dan Ruhyanudin. (2007).
pendidikan) dan aktifitas fisik dengan Hipertensi. Edisis Pertama. PT.
tekanan darah pada lansia didapatkan ada Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
hubungan antara umur dengan tekanan darah Irza. (2009). Faktor-Faktor yang
pada lansia didapatkan hasil nilai p value Berhubungan dengan Kejadian.
0,003 (p<0,05). Penelitian yang sama Hipertensi pada Pasien yang Berobat di
dilakukan oleh Pradetyawan (2014) tentang Poliklinik Dewasa. Skripsi. Jurnal.
hubungan usia dan jenis kelamin dengan Tidak dipublikasikan.
tekanan darah tinggi di Posyandu Lansia Manampiring. (2008). Hubungan antara
didapatkan hasil ada hubungan antara usia status gizi dan tekanan darah pada
dengan tekanan darah tinggi dengan nilai p penduduk usia 45 tahun ke atas di
value 0,001 (p<0,05). Berdasarkan hasil Kelurahan Pakowa Kecamatan Wanea
penelitian, materi dan penelitian sebelum- Kota Manado. Skripsi. Jurnal. Tidak
sebelumya, penelitian ini menyimpulkan dipublikasikan
bahwa ada hubungan antara usia dengan Ratnaningrum. (2015). Hubungan asupan
kejadian hipertensi dimana semakin serta dan status gizi dengan tekanan
bertambahnya usia, kemungkinan seseorang darah pada wanita menopause di Desa
menderita hipertensi juga semakin besar. Kuwiran Kecamatan Banyudono
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2 NOVEMBER 2017 11