Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN FAKTOR PEMICU HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI

M. Ikhwan1, Livana PH1, Hermanto1


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Livana.ph@gmail.com

ABSTRAK
Data Global Status Report on Non Communicable Disesases tahun 2010 menyebutkan persentase
penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat 40% di negara ekonomi berkembang, sedangkan
negara maju hanya 35%. Data statistik terbaru menyatakan bahwa terdapat 24,7% penduduk Asia
Tenggara dan 23,3% penduduk Indonesia berusia 18 tahun ke atas mengalami hipertensi pada tahun
2014 (WHO, 2015). Hipertensi merupakan suatu gangguan pembuluh darah yang mengakibatkan
suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkanya. Prevelensi hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia tergolong tinggi,
namun kebanyakan dari penderitanya tidak terdeteksi. Hipertensi bisa ditangani apabila masyarakat
mengetahui faktor pemicu akibat dari hipertensi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan
faktor pemicu hipertensi dengan kejadian hipertensi. Penelitian ini merupakan study descriptive
correlation dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 78 orang. Uji statistik yang digunakan
Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin, keturunan,
usia, pekerjaan, tingkat kegemukan dengan kejadian hipertensi nilai p value 0,000 (p<0,05).
Diharapkan masyarakat dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin terutama bagi
masyarakat yang memiliki riwayat keluarga hipertensi agar tekanan darahnya bisa dikontrol setiap
waktu.

Kata Kunci : jenis kelamin, umur, pekerjaan, keturunan, tingkat kegemukan, hipertensi

ABSTRACT
Global Status Reports on Non Communicable Disesases in 2010 revealed that the percentage of
people with hypertension is currently at most 40% in developing countries, while developed
countries only 35%. Recent statistics state that there are 24.7% of Southeast Asian population and
23.3% of Indonesians aged 18 years and over have hypertension by 2014 (WHO, 2015).
Hypertension is a disorder of blood vessels that result in oxygen supply and nutrients carried by the
blood, obstructed to the body tissues that need it. The prevalence of hypertension or high blood
pressure in Indonesia is high, but most of the sufferers are undetectable. Hypertension can be
handled if people know the trigger factor due to hypertension. The purpose of the study to determine
the relationship of trigger factors of hypertension with the incidence of hypertension. This study is
a study descriptive correlation with cross sectional approach with a sample of 78 people. The
statistical test used by Chi Square. The results showed that there was a relationship between sex,
heredity, age, occupation, obesity level with hypertension occurrence p value 0.000 (p <0,05). It is
expected that the public can perform regular blood pressure checks, especially for people who have
a family history of hypertension so that blood pressure can be controlled every time

Keywords : Sex, age, occupation, heredity, obesity rate, hypertension


HUBUNGAN FAKTOR PEMICU HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI 2
KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017

PENDAHULUAN pasien meninggal dunia (Kemenkes RI,


2012). Berdasarkan data yang di dapatkan di
Hipertensi merupakan suatu gangguan RSUD Dr. H. Soewondo Kendal pada tahun
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai 2015 kasus hipertensi pada usia 25-44 tahun
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, sebanyak 1.282, pada usia 45-64 tahun
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang sebanyak 4.327 dan usia > 65 tahun sebanyak
membutuhkanya (Sustrani, 2006). Tekanan 2.737.
darah tinggi merupakan penyakit persisten Hipertensi merupakan penyakit yang
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dapat dicegah dengan mengendalikan faktor
dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg pemicu yang sebagian besar merupakan
(Smeltzer & Brenda, 2002). Tekanan darah faktor perilaku dan kebiasaan hidup. Apabila
dapat dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu seseorang mau menerapkan gaya hidup sehat,
normal, prehipertensi, hipertensi stage 1, dan maka kemungkinan besar akan terhindar dari
hipertensi stage 2 (Lany, 2011). Klasifikasi hipertensi. Penyakit ini berjalan terus seumur
ini berdasarkan pada nilai rata-rata dari dua hidup dan sering tanpa adanya keluhan yang
atau lebih pengukuran tekanan darah yang khas selama belum terjadi komplikasi pada
baik, yang pemeriksaanya dilakukan pada organ tubuh. Tingginya angka kejadian
posisi duduk dalam setiap berkunjung hipertensi bisa terjadi karena berbagai faktor
berobat (Sudoyo, 2011). Prevelensi pemicu. Faktor pemicu hipertensi
hipertensi atau tekanan darah tinggi di digolongkan kedalam 2 golongan yaitu faktor
Indonesia tergolong tinggi, namun yang tidak dapat di kontrol, seperti
kebanyakan dari penderitanya tidak keturunan, jenis kelamin,dan umur, dan yang
terdeteksi. Hal tersebut bisa ditangani apabila dapat di kontrol seperti kegemukan, gaya
masyarakat mengetahui faktor pemicu akibat hidup, pola makan, aktivitas, kebiasaan
dari hipertensi. Ada 76% kasus hipertensi di merokok, serta alkohol dan garam (Sianturi,
masyarakat yang belum terdiagnosis, artinya 2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi
penderitanya tidak mengetahui bahwa dirinya terjadinya hipertensi dibagi dalam dua
mengidap penyakit ini. (Sianturi, 2013). kelompok besar yaitu faktor yang tidak dapat
Sudoyo (2011) menyatakan bahwa dikendalikan seperti jenis kelamin, umur,
Data Global Status Report on Non genetik, ras dan faktor yang dapat
Communicable Disesases tahun 2010 dikendalikan seperti pola makan, kebiasaan
menyebutkan persentase penderita hipertensi olah raga, jenis pekerjaan, konsumsi garam,
saat ini paling banyak terdapat 40% di negara kopi, alkohol dan stres. Untuk terjadinya
ekonomi berkembang, sedangkan negara hipertensi perlu peran faktor risiko tersebut
maju hanya 35%. Data statistik terbaru secara bersama-sama (common underlying
menyatakan bahwa terdapat 24,7% penduduk risk factor), dengan kata lain satu faktor
Asia Tenggara dan 23,3% penduduk risiko saja belum cukup menyebabkan
Indonesia berusia 18 tahun ke atas timbulnya hipertensi (Depkes RI, 2013).
mengalami hipertensi pada tahun 2014 Faktor yang dapat dikontrol seperti
(WHO, 2015). Prevalensi hipertensi di kegemukan adalah salah satu penyebab
Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013, terbesar penyakit hipertensi jika makanan
tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga yang di konsumsi lebih banyak mengandung
kesehatan dan atau riwayat minum obat kolesterol dapat menimbulkan penimbunan
hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan lemak di sepanjang pembuluh darah.
bahwa sebagian besar kasus hipertensi di Akibatnya aliran darah menjadi kurang
masyarakat belum terdiagnosis dan lancar. Orang yang memiliki kelebihan lemak
terjangkau pelayanan kesehatan (Kemenkes (hiperlipidemia), berpotensi mengalami
RI, 2013). Profil data kesehatan Indonesia penyumbatan darah sehingga suplai oksigen
tahun 2011 menyebutkan bahwa hipertensi dan zat makanan kedalam tubuh terganggu.
merupakan salah satu dari 10 penyakit Penyempitan dan sumbatan oleh lemak ini
dengan kasus rawat inap terbanyak di rumah memacu jantung untuk memompa darah
sakit pada tahun 2010, dengan proporsi kasus lebih kuat lagi agar dapat memasok
42,38% pria dan 57,62% wanita, serta 4,8% kebutuhan darah ke jaringan. Akibatnya,
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2NOVEMBER 2017 3

tekanan darah meningkat, maka terjadilah H. Soewondo Kendal rata-rata 1 bulan


hipertensi. Orang yang memiliki berat badan sebanyak 243
diatas normal akan dapat meningkatkan kerja
jantung dalam memompa darah keseluruh HASIL
tubuh sehingga dapat meningkatkan tekanan
darah (Udjianti, 2010). Meningkatnya 1. Jenis kelamin
tekanan darah selain dipengaruhi oleh faktor Tabel.1 Distribusi frekuensi jenis kelamin
keturunan, beberapa penelitian responden di RSUD dr. H.
menunjukkan, erat hubungannya dengan Soewondo Kendal
perilaku responden seperti jarang melakukan Jenis kelamin Frekuensi Persentase
olah raga, pola hidup yang tidak sehat, umur Laki-laki 45 57,7
responden yang terlalu tua dan melakukan Perempuan 33 42,3
aktivitas yang kurang dan pasien yang kurang Total 78 100,0
bekerja.
Penelitian yang sudah pernah Tabel diatas menunjukkan sebagian besar
dilakukan di Amerika Serikat pada 11.400 responden berjenis kelamin laki-laki
usia lanjut menunjukkan bahwa hubungan sebanyak 45 (57,7%)
antara angka kejadian hipertensi dan berat
badan berlebih meningkat tajam (Sudoyo, 2. Keturunan
2011). Risiko terjadinya hipertensi Tabel.2 Distribusi frekuensi keturunan di
meningkat 1,6 kali untuk lansia dengan RSUD dr. H. Soewondo Kendal
overweight dan 2,5-3,2 kali untuk lansia Keturunan Frekuensi Persentase
dengan obesitas (Witjaksono, 2008). Keturunan 42 53,8
Penelitian yang pernah dilakukan di Tidak 36 46,2
Indonesia oleh Manampiring (2008) keturunan
menunjukkan resiko terjadinya hipertensi Total 78 100,0
pada lansia dengan obesitas sebesar 5,9 kali
pada lansia wanita dan 2,5 kali pada lansia Tabel diatas menunjukkan sebagian besar
laki-laki. Penelitian di atas membuktikan responden mempunyai keturunan
bahwa berat badan berlebih pada lansia dapat sebanyak 42 (53,8%)
menimbulkan banyak masalah kesehatan dan
memperbesar risiko terserang penyakit 3. Jenis pekerjaan
hipertensi (Riyadi, 2007). Tabel.3 Distribusi frekuensi jenis
pekerjaan di RSUD dr. H.
METODE PENELITIAN Soewondo Kendal
Jenis penelitian ini adalah study Pekerjaan Frekuensi Persentase
descriptive correlation yaitu penelitian yang Petani 35 44,9
diarahkan untuk menjelaskan hubungan Pedagang 20 25,6
antara dua variabel yaitu variabel bebas IRT 23 29,5
dengan variabel terikat dengan pendekatan
Total 78 100,0
cross sectional. Cross sectional adalah
penelitian yang dilakukan pada satu waktu
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar
dan satu kali, tidak ada follow up, untuk
responden bekerja sebagai petani
mencari hubungan antara
sebanyak 35 (44,9%)
variabel independent (faktor resiko) dengan
variabel dependent (efek) (Arikunto, 2010).
4. Usia
Penelitian ini menghubungkan jenis kelamin,
Tabel.4 Distribusi frekuensi usia
faktor keturunan, jenis pekerjaan, usia dan
responden di RSUD dr. H.
kegemukan dengan kejadian hipertensi yang
Soewondo Kendal
diobservasi dalam satu waktu. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua pasien
hipertensi yang sedang melakukan
pengobatan di poli penyakit dalam RSUD Dr.
HUBUNGAN FAKTOR PEMICU HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI 4
KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017

Usia Frekuensi Persentase Laki- 4 9 32 45


20-30 tahun 3 3,8 laki (5,1) (11,5) (41,0) (57,7
31-40 tahun 11 14,1 )
41-50 tahun 26 33,3 Pere 8 12 13 33
51-60 tahun 38 48,7 mpua (10,3 (15,4) (16,7) (42,3
Total 78 100,0 n ) )
Total 12 21 45 78
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar (15,4 (26,9) (57,7) (100)
responden berusia 51-60 tahun sebanyak )
38 (48,7%)
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar
5. Tingkat kegemukan responden berjenis kelamin laki-laki
Tabel.5 Distribusi frekuensi tingkat dengan hipertensi stadium III sebanyak 32
kegemukan responden di RSUD (41,0%)
dr. H. Soewondo Kendal
Tingkat Frekuensi Persentase 8. Hubungan keturunan dengan kejadian
kegemukan hipertensi di RSUD Dr. H. Soewondo
Simple 8 10,3 Kendal
Mild 30 38,5
Moderat 40 51,3 Hipertensi Total
Total 78 100,0 Stadiu Stadiu Stadiu
Ketu
mI m II m III
runa
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar Frekuen Frekue Frekue
n
responden mempunyai tingkat si nsi nsi
kegemukan moderet sebanyak 40 (51,3%) (%) (%) (%)
Ketu 1 (1,3) 5 (6,4) 36 42
6. Hipertensi runa (46,2) (53,8)
Tabel.6 Distribusi frekuensi tingkat n
kegemukan responden di RSUD Tida 11 16 9 36
dr. H. Soewondo Kendal k (14,1) (20,5) (11,5) (46,2)
Hipertensi Frekuensi Persentase ketur
Stadium I 12 15,4 unan
Stadium II 21 26,9 Total 12 21 45 78
Stadium III 45 57,7 (15,4) (26,9) (57,7) (100)
Total 78 100,0
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar responden mempunyai riwayat keturunan
responden mempunyai mempunyai dengan hipertensi stadium III sebanyak 36
hipertensi stadium III sebanyak 45 (46,2%)
(57,7%)
9. Hubungan jenis pekerjaan dengan
7. Hubungan jenis kelamin dengan kejadian kejadian hipertensi di RSUD Dr. H.
hipertensi di RSUD Dr. H. Soewondo Soewondo Kendal
Kendal
Hipertensi Total
Hipertensi Total Stadiu Stadiu Stadiu
Jenis
Stadi Stadiu Stadiu mI m II m III
Jenis peker
um I m II m III Frekuen Frekue Frekue
kela jaan
Freku Frekue Frekue si nsi nsi
min (%) (%) (%)
ensi nsi nsi
(%) (%) (%) Petan 0 (0,0) 7 (9,0) 28 35
i (35,9) (44,9
)
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2 NOVEMBER 2017 5

Peda 2 (2,6) 3 (3, 15 20 Simple 6 (7,7) 2 (2,6) 0 (0,0) 8


gang 8) (19,2) (25,6 (10,3
) )
IRT 10 11 2 (2,6) 23 Mild 4 (5,1) 12 14 30
(12,8) (14,1) (29,5 (15,4) (17,9) (38,5
) )
Total 12 21 45 78 Moder 2 (2,6) 7 (9,0) 31 40
(15,4) (26,9) (57,7) (100) at (39,7) (51,3
)
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar Total 12 21 45 78
responden bekerja sebagai petani dengan (15,4) (26,9) (57,7) (100)
hipertensi stadium III sebanyak 28 (35,9%)
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar
10. Hubungan usia dengan kejadian responden mempunyai tingkat kegemukan
hipertensi di RSUD Dr. H. Soewondo moderet dengan hipertensi stadium III
Kendal sebanyak 31 (39,7%)

Hipertensi Total
Stadi Stadi Stadium PEMBAHASAN
um I um II III
Usia
Freku Frek Frekuen Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ensi uensi si (%) mayoritas responden berjenis kelamin laki-
(%) (%) laki (57,7%) dan minoritas berjenis kelamin
20- 3 0 0 (0,0) 3 (3,8) perempuan (42,3%). Jenis kelamin juga
30 (3,8) (0,0) merupakan salah satu faktor yang
tahun mempengaruhi tekanan darah (Rosta, 2011).
31- 2 6 3 (3,8) 11 Berdasarkan hasil penelitian Wahyuni dan
40 (2,6) (7,7) (14,1) Eksanoto (2013), laki-laki cenderung
tahun menderita hipertensi dari pada perempuan.
41- 6 10 10 26 Pada penelitian tersebut sebanyak 27,5%
50 (7,7) (12,8 (12,8) (33,3) laki-laki mengalami hipertensi, sedangkan
tahun ) untuk perempuan hanya sebesar 5,8%. Laki-
51- 1 5 32 28 laki lebih banyak menderita hipertensi hal ini
60 (1,3) (6,4) (41,0) (48,7) dikarenakan laki-laki lebih banyak
tahun melakukan kebiasaan hidup yang bisa
Total 12 21 45 78 menimbulkan hipertensi seperti merokok,
(15,4 (26,9 (57,7) (100) pemarah, mengkonsumsi minuman alkohol.
) ) Tekanan darah tinggi atau hipertensi telah
menjadi penyakit yang umum bagi banyak
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar orang saat ini, apalagi bagi mereka yang
responden berusia 51-60 tahun dengan tinggal di kawasan perkotaan. Tekanan darah
hipertensi stadium III sebanyak 32 (41,0%) tinggi atau hipertensi, lanjutnya, merupakan
salah satu faktor penyebab stroke, serangan
11. Hubungan kegemukan dengan kejadian jantung, dan juga gagal ginjal. Akibat
hipertensi di RSUD Dr. H. Soewondo terburuk dari penyakit ini adalah kematian.
Kendal Menurut Udjianti (2010), Setelah pubertas
laki-laki cenderung memiliki tekanan darah
Hipertensi Total yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Tingka
Stadium Stadium Stadium Penelitian ini mengambil dua jenis
t
I II III kelamin yaitu laki-laki dan perempuan.
kegem
Frekuensi Frekuen Frekuen Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
ukan
(%) si (%) si (%) dilakukan oleh Novitaningtyas (2014)
HUBUNGAN FAKTOR PEMICU HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI 6
KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017

tentang hubungan karakteristik (umur, jenis jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5
kelamin, tingkat pendidikan) dan aktifitas kali lipat. Penelitian menunjukkan bahwa
fisik dengan tekanan darah pada lansia bahwa tekanan darah seorang anak akan lebih
sebagian besar responden berjenis kelamin mendekati tekanan darah orangtuanya bila
laki-laki yaitu sebesar 80%. Penelitian yang mereka memiliki hubungan darah
sama dilakukan oleh Hamra Yusuf (2012) dibandingkan dengan anak adopsi. Hal ini
tentang hubungan umur, jenis kelamin, dan menunjukkan bahwa gen yang diturunkan,
hipertensi dengan kejadian stroke didapatkan dan bukan hanya faktor lingkungan (seperti
hasil jenis kelamin laki-laki banyak yang makanan atau status sosial), berperan besar
mengalami hipertensi sebanyak 89,6%. dalam menentukan tekanan darah.
Berdasarkan hasil penelitian, materi dan Berdasarkan hasil penelitian Sugiharto
penelitian sebelum-sebelumya, penelitian ini (2007), menunjukkan bahwa OR hipertensi
menyimpulkan bahwa jenis kelamin yang pada responden yang memiliki riwayat
lebih banyak menderita hipertensi adalah keluarga hipertensi jika dibandingkan dengan
laki-laki hal ini dikarenakan laki-laki lebih yang tidak memiliki riwayat keluarga
banyak melakukan kebiasaan hidup yang bisa hipertensi adalah 6,29. Berdasarkan hasil
menimbulkan hipertensi seperti merokok, penelitian, materi dan penelitian sebelum-
pemarah, mengkonsumsi minuman alkohol sebelumya, penelitian ini menyimpulkan
Hasil analisis menunjukkan bahwa bahwa responden yang mengalami hipertensi
mayoritas responden punya riwayat mempunyai keturunan hipertensi hal ini
hipertensi dari keturunan (53,8%). Faktor dikarenakan penyakit hipertensi diturunkan
keturunan penyebab dari hipertensi hal ini lewat gen dan tekanan darah seorang anak
dikarenakan orang tua yang mempunyai akan lebih mendekati tekanan darah
penyakit darah tinggi akan beresiko lebih orangtuanya.
besar untuk menurunkan penyakit hipertensi Hasil analisis menunjukkan bahwa
kepada anaknya (Sadarudin, 2014). Faktor mayoritas responden bekerja sebagai petani
keturunan memang selalu memainkan (44,9%). Pekerjaan adalah kegiatan yang
peranan penting dari timbulnya suatu harus dilakukan orang untuk memenuhi
penyakit yang dibawa oleh gen keluarga. kebutuhannya setiap hari manusia
Salah satu anggota keluarga atau orang tua mempunyai kebutuhan pokok yang harus
memiliki tekanan darah tinggi, maka anak dipenuhi (Damayanti, 2014). Pekerjaan
pun memiliki resiko yang sama dan bahkan berpengaruh kepada aktifitas fisik seseorang.
resiko tersebut lebih besar dibanding yang Orang yang tidak bekerja aktifitasnya tidak
diturunkan oleh gen orang tua. Hal ini sesuai banyak sehingga dapat meningkatkan
dengan teori yang dikemukakan oleh kejadian hipertensi (Kristansti, 2010). Semua
Gunawan (2011), bahwa dari data statistik orang mengalami stres berhubungan dengan
terbukti seseorang akan memiliki pekerjaan mereka. Hal ini dapat dipengaruhi
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan karena pekerjaan mereka di sawah bekerja
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita dari pagi sampai sore. Petani bekerja keras
hipertensi. Kasus hipertensi essensial 70- setiap harinya. Pekerjaan yang membutuhkan
80% diturunkan oleh orangtuanya. Apabila waktu yang lama. Sedangkan petani kadang
riwayat hipertensi didapat pada kedua mempunyai status ekonomi yang rendah
orangtua maka dugaan hipertensi esensial sehingga memicu terjadinya hipertensi. Hal
lebih besar ataupun pada kembar monozigot tersebut tidak sesuai dengan pernyataan
(satu telur) dan salah satunya menderita menurut Waspadji (2011), jika status sosial
hipertensi maka orang tersebut kemungkinan ekonomi rendah maka arus tekanan darah
besar menderita hipertensi (Dalimartha, tinggi menjadi lebih tinggi, sedangkan sosial
2008). ekonomi berkaitan erat dengan jenis
Riwayat keluarga dekat yang pekerjaan, dikarenakan jenis pekerjaan tidak
menderita hipertensi (faktor keturunan) hanya merupakan faktor yang berkaitan
mempertinggi risiko terkena hipertensi dengan sosial ekonomi misalnya tingkat
terutama pada hipertensi primer. Keluarga pendidikan.
yang memiliki hipertensi dan penyakit
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2 NOVEMBER 2017 7

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan kejadian stroke didapatkan hasil


mayoritas responden berusia 51-60 tahun sebagian besar responden ber umur > 55
(48,7%), responden yang berusia 20-30 tahun tahun (67,5%) yang mengalami hipertensi.
sebanyak 3,8%, responden yang berusia 31- Berdasarkan hasil penelitian, materi dan
40 tahun sebanyak 11 sebanyak 14,1% dan penelitian sebelum-sebelumya, penelitian ini
usia responden 41-50 tahun sebanyak 33,3%. menyimpulkan bahwa sebagian besar
Usia juga mempengaruhi tekanan darah responden berusia 51-60 tahun hal ini
seseorang, semakin bertambahnya usia maka dkarenakan semakin tua seseorang semakin
tekanan darah pun akan semakin meningkat. besar risiko terserang hipertensi. Usia juga
Namun usia yang semakin tua pun tekanan mempengaruhi tekanan darah seseorang,
darah dapat dikendalikan dengan tetap semakin bertambahnya usia maka tekanan
menjaga pola asupan makan, rajin darah pun akan semakin meningkat
berolahraga dan melakukan pemeriksaan Hasil analisis menunjukkan bahwa
rutin tekanan darah. Hipertensi erat kaitannya mayoritas responden mempunyai tingkat
dengan umur,. Arteri kehilangan kegemukan moderet sebanyak (51,3%). Pada
elastisitasnya atau kelenturannya seiring orang yang menderita obesitas organ-organ
bertambahnya umur. Dengan bertambahnya tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat.
umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat. Oleh sebab itu, orang dengan obesitas akan
Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala lebih cepat gerah dan lelah. Akibatnya dari
umur, namun paling sering dijumpai pada obesitas, para penderita cenderung menderita
orang berumur 35 tahun atau lebih. penyakit kardiovaskuler, hipertensi, dan
Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit diabetes mellitus. Obesitas adalah ketidak
meningkat dengan bertambahnya umur. Hal seimbangan antara konsumsi kalori dengan
ini disebabkan oleh perubahan alami pada kebutuhan energi yang disimpan dalam
jantung, pembuluh darah, dan hormon dan bentuk lemak (jaringan subkutan tirai usus,
bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor organ vital jantung, paru, dan hati). Hal ini
lain maka bisa memicu terjadinya hipertensi menyebabkan jaringan tidak aktif sehingga
(Mira, 2008). beban kerja jantung meningkat (Mira, 2008).
Hal ini sesuai dengan teori yang Seseorang yang memiliki berat tubuh
dikemukakan oleh Dalimartha (2008), bahwa berlebih atau kegemukan merupakan peluang
penyakit hipertensi paling dominant pada besar terserang penyakit hipertensi. Obesitas
kelompok umur 31-55 tahun. Hal ini erat kaitannya dengan kegemaran
dikarenakan seiring bertambahnya usia, mengonsumsi makanan yang mengandung
tekanan darah akan cenderung meningkat. tinggi lemak. Obesitas meningkatkan risiko
Penyakit hipertensi umumnya berkembang terjadinya hipertensi karena beberapa sebab.
pada saat umur seseorang mencapai paruh Makin besar massa tubuh, makin banyak
baya yakni cenderung meningkat khususnya darah yang dibutuhkan untuk memasok
yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini
usia lebih dari 60 tahun ke atas. Pada berarti volume darah yang beredar melalui
umumnya, hipertensi menyerang pria pada pembuluh darah menjadi meningkat sehingga
usia di atas 31 tahun, sedangkan pada wanita memberi tekanan lebih besar pada dinding
terjadi setelah usia 45 tahun (menopause) arteri. Kelebihan berat badan juga
(Dalimartha, 2008). Penelitian ini sejalan meningkatkan frekuensi denyut jantung dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri kadar insulin dalam darah. Berdasarkan hasil
Novitaningtyas (2014) tentang hubungan penelitian, materi dan penelitian sebelum-
karakteristik (umur, jenis kelamin, tingkat sebelumya, penelitian ini menyimpulkan
pendidikan) dan aktifitas fisik dengan bahwa sebagain responden mengalami
tekanan darah pada lansia didapatkan hasil kegemukan moderet hal ini dikarenakan
sebagian besar usia lansia yang terbanyak kegemukan meningkatkan risiko terjadinya
dalam penelitian ini yaitu kategori usia lansia hipertensi. Makin besar massa tubuh, makin
(elderly) sebesar 82,5%. Penelitian yang banyak darah yang dibutuhkan untuk
sama dilakukan oleh Yusuf (2012) tentang memasok oksigen dan makanan ke jaringan
hubungan umur, jenis kelamin, dan hipertensi tubuh.
HUBUNGAN FAKTOR PEMICU HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI 8
KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih tua, insiden pada


mayoritas responden mengalami hipertensi wanita meningkat. Ini berkaitan dengan masa
pada stadium III sebanyak (57,7%), premenopause yang dialami wanita yang
responden yang mengalami hipertensi mengakibatkan tekanan darah cenderung
stadium I sebanyak 15,4% dan hipertensi naik. Sebelum menopause wanita relative
stadium II sebanyak 26,9%. Tekanan darah terlindungi dari penyakit kardiovaskuler
tinggi atau hipertensi adalah suatu kondisi karena adanya hormon esterogen. Sementara
dimana terdapat konstriksi arteri yang itu, kadar esterogen menurun pada wanita
mampu meningkatan tekanan darah secara yang mengalami menopause. Dengan
abnormal dan terus menerus lebih dari satu demikian, resiko hipertensi pada wanita
periode sehingga dapat menambah beban berusia diatas 65 tahun menjadi lebih tinggi.
kerja jantung dan apabila berkelanjutan dapat Jenis kelamin merupakan tanda-tanda
merusak jantung dan pembuluh darah seks sekunder yang diperlihatkan oleh
(Udjianti, 2010). Pada usia lebih dari 45 seseorang. Faktor jenis kelamin berpengaruh
tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan pada terjadinya hipertensi, dimana pada usia
darahnya lebih dari 145/95 mmHg muda dibawah 60 tahun, pria lebih banyak
(Soeparman, 2010). Menurut Smeltzer & yang menderita hipertensi dibandingkan
Brenda (2002) Tekanan darah tinggi wanita. Pria diduga memiliki gaya hidup
merupakan penyakit yang sering terjadi pada yang cenderung dapat meningkatkan tekanan
lansia dimana tekanan sistoliknya diatas 140 darah dibanding wanita. Namun setelah
mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 memasuki menepouse, prevalensi hipertensi
mmHg. Hal ini sesuai dengan pendapat pada wanita meningkat. Perempuan yang
Sudoyo (2011) yang juga menyatakan bahwa menderita hipertensi setelah usia 65 tahun,
hipertensi pada lansia merupakan suatu terjadinya hipertensi pada wanita lebih tinggi
kodisi dimana tekanan sistoliknya sama atau dibandingkan dengan pria yang diduga
lebih besar dari 140 mmHg dan tekanan diakibatkan oleh faktor hormonal. Hal
diastoliknya sama atau lebih besar dari 90 tersebut dikarenakan adanya pengaruh
mmHg. Tekanan darah berarti tekanan pada hormon estrogen yang dapat melindungi
pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik wanita dari penyakit kardiovaskuler. Kadar
di dalam tubuh manusia. Tekanan darah hormon ini akan menurun setelah
dibedakan antara tekanan darah sistolik dan menepouse. Efek perlindungan estrogen
tekanan darah diastolik. Tekanan darah dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas
sistolik adalah tekanan darah pada waktu wanita pada usia premenopause. Pada
jantung menguncup. Adapun tekanan darah premenopause wanita mulai kehilangan
diastolik adalah tekanan darah pada saat sedikit demi sedikit hormon estrogen yang
jantung mengendor kembali. (Gunawan, selama ini melindungi pembuluh darah dari
2001). kerusakan.
Hasil penelitian menunjukkan jenis Hasil penelitian menunjukkan
kelamin laki-laki dengan kejadian hipertensi keturunan dengan kejadian hipertensi
stadium I sebanyak 4 (5,1%), stadium II stadium I sebanyak 1 (1,3%), stadium II
sebanyak 9 (11,5%) dan stadium III sebanyak sebanyak 5 (6,4%) dan stadium III sebanyak
32 (41,0%). Sedangkan jenis kelamin 36 (46,2%). Sedangkan tidak keturunan
perempuan dengan kejadian hipertensi dengan kejadian hipertensi stadium I
stadium I sebanyak 8 (10,3%), stadium II sebanyak 11 (14,1%), stadium II sebanyak 16
sebanyak 12 (15,4%) dan stadium III (20,5%) dan stadium III sebanyak 9 (11,5%).
sebanyak 13 (16,7%). Hasil penghitung Hasil penghitung menggunakan chi-quare
menggunakan chi-quare didapatkan nilai p didapatkan nilai p value 0,000 (P<0,05) yang
value 0,017 (P<0,05) yang menunjukkan ada menunjukkan ada hubungan antara keturunan
hubungan antara jenis kelamin dengan dengan kejadian hipertensi di RSUD Dr. H.
kejadian hipertensi di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Faktor keturunan
Soewondo Kendal. Pada umumnya resiko memang memiliki peran yang besar terhadap
hipertensi pada pria lebih besar daripada munculnya hipertensi. Hal tersebut terbukti
wanita. Namun pada usia pertengahan dan dengan ditemukannya bahwa kejadian
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2 NOVEMBER 2017 9

hipertensi lebih banyak terjadi ada kembar ada hubungan yang bermakna antara
monozigot dibanding heterozigot (berasal pekerjaan dengan hipertensi. Walaupun
dari sel telur berbeda) (Suiraoka, 2012). Pada demikian hasil yang berbeda ditunjukkan
penelitian yang dilakukan oleh Raihan (2014) oleh Purniawaty (2010) yang menyatakan
terdapat hubungan antara responden yang bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
memiliki riwayat keluarga hipertensi dengan antara pekerjaan dengan hipertensi.
hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Pekerjaan berpengaruh kepada aktifitas fisik
Puskesmas Rumbai Pesisi. seseorang. Orang yang tidak bekerja
Faktor keturunan memang selalu aktifitasnya tidak banyak sehingga dapat
memainkan peranan penting dari timbulnya meningkatkan kejadian hipertensi (Kristansti,
suatu penyakit yang dibawa oleh gen 2009).
keluarga. Bila salah satu anggota keluarga Hasil penelitian ini yang sama dengan
atau orang tua memiliki tekanan darah tinggi, penelitian yang dilaksanakan oleh Sihombing
maka anak pun memiliki resiko yang sama yang dilaksanakan di 33 Propinsi di
dan bahkan resiko tersebut lebih besar Indonesia tahun 2010. Berdasarkan status
dibanding yang diturunkan oleh gen orang ekonomi dari 114.692 responden yang obes
tua. Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, diketahui bahwa status ekonomi tinggi
didapatkan riwayat hipertensi di dalam terlihat relatif berisiko hipertensi
keluarga. Apabila riwayat hipertensi dibandingkan dengan status ekonomi rendah
didapatkan pada kedua orang tua, maka dengan OR=1,05. Sebagaian besar penderita
kemungkinan hipertensi esensial lebih besar. hipertensi mempunyai pengeluran keluarga
Berdasarkan hasil penelitian, materi dan dan tingkat pendidikan yang rendah. Hasil ini
penelitian sebelum-sebelumya, penelitian ini sejalan dengan penelitian di Kebumen tahun
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara 2006 yang mendapatkan proporsi kejadian
keturunan dengan kejadian hipertensi dimana hipertensi pada responden dengan
seseorang anak yang mengalami hipertensi pengeluaran keluarga di bawah UMR lebih
pasti orang tuanya mengalami hipertensi tinggi, yakni 96,08% dibandingkan dengan
karena hipertensi merupakan penyakit responden dengan pengeluaran keluarga
keturunan. lebih dari atau sama dengan UMR (3,92%).
jenis pekerjaan petani dengan kejadian Penelitian yang sama dilakukan oleh Sayati
hipertensi stadium I+II sebanyak 7 (9,0%), Dewi (2013) tentang hubungan karakteristik
stadium III sebanyak 28 (35,9%). Sedangkan responden dengan kejadian hipertensi
pedagang dengan kejadian hipertensi stadium didapatkan hasil ada hubungan antara jenis
I + II sebanyak 5 (6,4%) dan stadium III pekerjaan dengan terjadinya hipertensi
sebanyak 15 (19,2%) dan jenis pekerjaan dengan nilai p value 0,001 (p<0,05).
sebagai IRT dengan kejadian hipertensi Penelitian yang sejenis dilakukan oleh Budi
stadium I+II sebanyak 21 (26,9%) dan (2009) tentang faktor-faktor yang
stadium III sebanyak 2 (2,6%). Hasil berhubungan dengan kejadian hipertensi
penghitung menggunakan chi-quare didapatkan hasil ada hubungan antara
didapatkan nilai p value 0,000 (P<0,05) yang pekerjaan dengan kejadian hipertensi dengan
menunjukkan ada hubungan antara pekerjaan nilai p value 0,005 (p<0,05).
dengan kejadian hipertensi di RSUD Dr. H. Hasil penelitian menunjukkan usia 41-
Soewondo Kendal. Hampir semua orang 50 tahun+31-40 tahun+20-30 tahun dengan
mengalami sress berhubungan dengan kejadian hipertensi stadium I sebanyak 11
pekerjaan mereka. Hal ini dapat dipengaruhi (14,1%), stadium II sebanyak 16 (20,5%),
karena pekerjaan mereka di sawah bekerja stadium III sebanyak 13 (16,7%). Sedangkan
dari pagi sampai sore. Petani bekerja keras usia 51-60 tahun dengan kejadian hipertensi
setiap harinya. Pekerjaan yang membutuhkan stadium I sebanyak 1 (1,3%), stadium II
waktu yang lama. Sedangkan petani kadang sebanyak 5 (6,4%), stadium III sebanyak 32
mempunyai status ekonomi yang rendah (41,0%). Hasil penghitung menggunakan chi-
sehingga memicu terjadinya hiperetensi. quare didapatkan nilai p value 0,000 (P<0,05)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan ada hubungan antara usia
Rahajeng (2009) yang menyatakan bahwa dengan kejadian hipertensi di RSUD Dr. H.
HUBUNGAN FAKTOR PEMICU HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI 10
KERJA DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2017

Soewondo Kendal. Pada umumnya penderita Curah jantung dan sirkulasi volume
hipertensi adalah orang – orang berusia diatas darah penderita hipertensi yang obesitas lebih
40 tahun, namun saat ini tidak menutup tinggi dari penderita hipertensi yang tidak
kemungkinan diderita oleh orang usia muda. obesitas. Pada obesitas tahanan perifer
Sebagian besar hipertensi primer terjadi pada berkurang atau normal, sedangkan aktivitas
usia 25-45 tahun dan hanya pada 20% terjadi saraf simpatis meninggi dengan aktivitas
dibawah usia 20 tahun dan diatas 50 tahun. renin plasma yang rendah. Olah raga ternyata
Hal ini disebabkan karena orang pada usia juga dihubungkan dengan pengobatan
produktif jarang memperhatikan kesehatan, terhadap hipertensi. Melalui olah raga yang
seperti pola makan dan pola hidup yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik
kurang sehat seperti merokok (Dhianningtyas selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan
& Hendrati, 2006). tahanan perifer yang akan menurunkan
Umur merupakan salah satu variabel tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya
yang penting dari person/manusia karena olah raga maka risiko timbulnya obesitas
angka-angka kesakitan maupun kematian akan bertambah, dan apabila asupan garam
hampir semua keadaannya menunjukkan bertambah maka risiko timbulnya hipertensi
hubungan dengan umur (Maryani dan Rizki, juga akan bertambah (Suyono 2011).
2010). Adapun pada penelitian yang lain, Pendapat peneliti yaitu kegemukan akan
yang telah dilakukan oleh Zuraidah, dkk mempengaruhi kejadian hipertensi, karena
(2012) didapatkan bahwa kejadian hipertensi kegemukan dapat menurunkan jurang
lebih banyak dialami oleh responden dengan jantung dan kerja jantung akan cepat.
kelompok umur ≥ 35 tahun dibandingkan
dengan kelompok umur < 35 tahun. Dimana, DAFTAR PUSTAKA
semakin bertambahnya usia, kemungkinan
seseorang menderita hipertensi juga semakin Agus. (2010). Hubungan Tingkat
besar. Adapun dari penelitian sebelumnya Pengetahuan dan Dukungan Keluarga
yang dilakukan oleh Anggara (2012) bahwa dengan Keaktifan Kontrol pada
ada hubungan antara umur dengan kejadian Penderita Hipertensi di wilayah
hipertensi yang di lakukan didapat bahwa Puskesmas Gatak Sukoharjo. Skripsi.
kejadian hipertensi lebih banyak dialami oleh Jurnal. Tidak dipublikasikan
responden yang berusia lanjut ≥ 40 tahun Atmoko. (2012). Terapi Nutrisi Pasien Usia
dibandingkan dengan responden umur < 40 Lanjut yang Dirawat di Rumah Sakit.
tahun. Penelitian ini sejalan dengan Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
penelitian yang dilakukan oleh Darmojo. (2006). Buku Ajar Geriatri Ilmu
Novitaningtyas (2014) tentang hubungan Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: FK-UI.
karakteristik (umur, jenis kelamin, tingkat Hadibroto dan Ruhyanudin. (2007).
pendidikan) dan aktifitas fisik dengan Hipertensi. Edisis Pertama. PT.
tekanan darah pada lansia didapatkan ada Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
hubungan antara umur dengan tekanan darah Irza. (2009). Faktor-Faktor yang
pada lansia didapatkan hasil nilai p value Berhubungan dengan Kejadian.
0,003 (p<0,05). Penelitian yang sama Hipertensi pada Pasien yang Berobat di
dilakukan oleh Pradetyawan (2014) tentang Poliklinik Dewasa. Skripsi. Jurnal.
hubungan usia dan jenis kelamin dengan Tidak dipublikasikan.
tekanan darah tinggi di Posyandu Lansia Manampiring. (2008). Hubungan antara
didapatkan hasil ada hubungan antara usia status gizi dan tekanan darah pada
dengan tekanan darah tinggi dengan nilai p penduduk usia 45 tahun ke atas di
value 0,001 (p<0,05). Berdasarkan hasil Kelurahan Pakowa Kecamatan Wanea
penelitian, materi dan penelitian sebelum- Kota Manado. Skripsi. Jurnal. Tidak
sebelumya, penelitian ini menyimpulkan dipublikasikan
bahwa ada hubungan antara usia dengan Ratnaningrum. (2015). Hubungan asupan
kejadian hipertensi dimana semakin serta dan status gizi dengan tekanan
bertambahnya usia, kemungkinan seseorang darah pada wanita menopause di Desa
menderita hipertensi juga semakin besar. Kuwiran Kecamatan Banyudono
JURNAL KESEHATAN, VOL. 10 NO. 2 NOVEMBER 2017 11

Kabupaten Boyolali. Skripsi. Jurnal. Yogiantoro, (2006). Hipertensi Esensial.


Tidak dipublikasikan Dalam: Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B.,
Setiawan Dalimartha, (2008). Care Your Self Alwi, I., Simadibrata, K., Setiadi, S., eds.
Hipertensi. Penebar Plus : Jakarta Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1.
Smeltzer & Brenda. (2002). Buku Ajar Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan
Keperawatan Medical Bedah, volume 3, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK
Jakarta: EGC. UI.

Anda mungkin juga menyukai