DOSEN :
DISUSUN OLEH :
APRILIO CARDIOLA
( 2 0 3 1 7 8 9 2 )
3 TB 01
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020
A. DASAR HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN
2. UU No. 24 Tahun 1992 tentang Tata Ruang Umum, dimana dalam UU ini
terdapat 8 bab yang terdiri dari 32 pasal yang mengatur tentang:
a. BAB 1. Ketentuan Umum (1 pasal), berisi tentang:
Yang dimaksud dengan ruang
Pengertian Tata Ruang
Penataan ruang
Yang dimaksud kawasan
Kawasan lindung
Kawasan budi daya
Kawasan pedesaan
Kawasan perkotaan
Kawasan tertentu
b. BAB 2. Asas dan Tujuan (2 pasal), berisi tentang:
Penataan ruang berasaskan Pemanfaatan Ruang bagi semua
kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan
berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan. Juga
berdasarkan keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan
hukum.
Tujuan penataan ruang:
Terselenggaranya Pemanfaatan Ruang berwawasan lingkungan yang
berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional;
Terselenggaranya pengaturan Pemanfaatan Ruang kawasan lindung
dan kawasan budi daya;
tercapainya Pemanfaatan Ruang yang berkualitas.
c. BAB 3. Hak dan Kewajiban (3 pasal), berisi tentang:
Setiap orang berhak menikmati manfaat ruang termasuk pertambahan
nilai
ruang sebagai akibat penataan ruang.
Setiap orang berhak dan berkewajiban untuk berperan serta dalam
menyusun dan memelihata ruang;
Setiap orang berkewajiban menaati Tata Ruang yang ditetapkan.
d. BAB 4. Perencanaan, Pemanfatan, dan Pengendalian (12 pasal), berisi:
Bagian Pertama: Umum (6 pasal)
o Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan, aspek
administratif, aspek kegiatan kawasan pedesaan, wilayah
Nasional, dll.
o Cangkupan wilayah penataan ruang.o Penataan ruang kawasan
perdesaan, penataan ruang kawasan perkotaan, dan penataan
ruang kawasan tertentu.
o Penyelenggaraan penataan ruang kawasan pedesaan, penataan
ruang kawasan perkotaan, dan penataan ruang kawasan tertentu.
Bagian Kedua: Perencanaan (2 pasal)
o Perencanaan Tata Ruang dilakukan melalui proses dan prosedur
penyusunan
o Serta penetapan Rencana Tata Ruang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
o Rencana Tata Ruang ditinjau kembali dan atau disempurnakan
sesuai dengan jenis perencanaannya secara berkala.
o Ketentuan mengenai kriteria dan tata cara peninjauan kembali
dan atau penyempurnaan Rencana Tata Ruang diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
o Pertimbangan melakukan perencanaan Tata Ruang.
o Perencanaan Tata Ruang mencakup perencanaan struktur dan
pola Pemanfaatan Ruang, yang meliputi tata guna air, tata guna
udara, dan tata guna sumber daya alam lainnya.
o Perencanaan Tata Ruang yang berkaitan dengan fungsi
o pertahanan keamanan sebagai subsistem perencanaan Tata
Ruang, tata cara penyusunannya diatur dengan peraturan
perundang-undangan.
Bagian Ketiga: Pemanfaatan (2 pasal)
o Pemanfaatan Ruang dilakukan melalui pelaksanaan program
o Pemanfaatan Ruang beserta pembiayaannya, yang didasarkan
atas Rencana Tata Ruang.
o Pemanfaatan Ruang diselenggarakan secara bertahap sesuai
dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam Rencana Tata
Ruang.
o Pengembangan Pemanfaatan Ruang.o Ketentuan mengenai
pengelolaan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Keempat (2 pasal):
o Pengendalian Pemanfaatan Ruang diselenggarakan melalui
kegiatan pengawasan dan penertiban tentang Pemanfaatan
Ruang.
o Pengawasan terhadap Pemanfaatan Ruang diselenggarakan
dalam bentuk pelaporan, pemantauan, dan evaluasi.
o Penerbitan terhadap Pemanfaatan Ruang yang tidak sesuai
dengan Rencana Tata Ruang diselenggarakan dalam bentuk
pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan perundangundangan
yang berlaku.
e. BAB 5. Rencana Tata Ruang (5 pasal), berisi tentang:
Pembedaan rencana tata ruang.
Rencana Tata Ruang wilayah Nasional merupakan strategi dan arahan
kebijaksanaan pemanfaatan ruang wilayah Negara.
Isi rencana tata ruang wilayah.
Jangka waktu Rencana Tata Ruang wilayah Nasional adalah 25 tahun.
Rencana Tata Ruang wilayah Nasional ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi Daerah Tingkat I.
Isi Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi Dae rah Tingkat I.
Jangka waktu Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi Daerah Tingkat I
adalah 15 tahun.
Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi Daerah Tingkat I ditetapkan
dengan peraturan daerah.
Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat
II.
Isi Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah
Tingkat II.
Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat
II menjadi dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan.
Jangka waktu Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kotamadya
Daerah Tingkat II adalah 10 tahun.
Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat
II ditetapkan dengan peraturan daerah.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan kawasan, pedoman, tata
cara, dan lain-lain yang diperlukan bagi penyusunan rencana tata
ruang kawasan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
f. BAB 6. Wewenang dan Pembinaan (6 pasal), berisi tentang:
Negara menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pemerintah.
Wewenang Pemerintah dalam pelaksanaan Penataan Ruang.
Pelaksanaan ketentuan dilakukan dengan tetap menghormati hak yang
dimiliki orang
Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata
Ruang wilayah Kabupaten/ Kotamadya Daerah Tingkat II yang
ditetapkan berdasarkan undang-undang ini dinyatakan batal oleh
Kepala Daerah yang bersangkutan.
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I menyelenggarakan penataan ruang
wilayah Propinsi Daerah Tingkat I.
Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II menyelenggarakan
penataan ruang wilayah Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II.
Presiden menunjuk seorang Menteri yang bertugas
mengkoordinasikan penataan ruang.
Tugas koordinasi termasuk pengendalian perubahan fungsi ruang
suatu kawasan dan pemanfaatannya yang berskala besar dan
berdampak penting.
Perubahan fungsi ruang suatu kawasan dan pemanfaatannya
ditetapkan setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
Penetapan mengenai perubahan fungsi ruang menjadi dasar dalam
peninjauan kembali Rencana Tata Ruang wilayah Propinsi Daerah
Tingkat I dan Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten/ Kotamadya
Daerah Tingkat II.
g. BAB 7. Ketentuan Peralihan (1 pasal), berisi:
Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini semua peraturan
perundangundangan yang berkaitan dengan penataan ruang yang telah
ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum
berdasarkan Undang-undang ini.
h. BAB 8. Ketentuan Penutup (2 pasal), berisi:
Dengan berlakunya Undang-undang ini, maka Ordonansi
Pembentukan Kota (Stadvormingsordonantie Staatblad Tahun 1948
Nomor 168, keputusan letnan Gubernur jenderal tanggal 23 Juli 1948
no. 13) dinyatakan tidak berlaku.
Undang-undang ini berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia
B. REGULASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI