1. Pengertian
sebagian cairan dari cairan tubuh berada dalam sel ( cairan intrasel/CIS )
dan 1/3 bagian berada diluar sel ( cairan ekstrasel/CES ). CES dibedakan
menjadi cairan intravaskuler atau plasma darah yang meliputi 20% CES
atau 15% dari total berat badan; dan cairan intersisial yang mencapai 80%
CES atau 5% dari total berat badan. ( Saryono dan Anggriyana, 2010).
antara lain:
1
a. Usia
tubuh yang tinggi, masalah yang muncul akibat imaturitas fungsi ginjal,
proses penguapan. Pada orang tua atau lansia, gangguan yang muncul
berkaitan dengan masalah ginjal dan jantung terjadi karena ginjal tidak
elektrolit antara lain karena luka bakar, gagal ginjal dan payah jantung.
e. Diet
2
serum. Jika albumin serum turun, cairan intersisial tidak bisa masuk
3. Fungsi Cairan
d. Transpor hormone
yaitu:
a. Difusi
2) Peningkatan permeabilitas
3
b. Osmosis
disebut isotonic.
c. Filtrasi
d. Transport aktif
ketinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
a. Rasa dahaga
4
akhirnya menimbulkan produksi angiotesin II yang dapat
c. Aldosteron
d. Prostaglandin
5
e. Glikokortikoid
a. Ginjal
b. Kulit
6
proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas
c. Paru-paru
d. Gastrointestinal
7
7. Pengaturan Elektrolit
a. Natrium (sodium)
dan kontraksi otot. Sodium diatur oleh intake garam, aldosteron, dan
b. Kalium (potassium)
basa, karena ion K+ dapat diubah menjadi ion hydrogen (H+). nilai
c. Kalsium
tulang.
d. Magnesium
8
e. Klorida
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada
f. Fosfat
Hipovolemia
9
3 yaitu:
mencapai 5-10% dari berat tubuh atau sekitar 2-4 liter. Kadar
mata cekung.
hipervolemia
10
Volume cairan berlebih (overhidrasi) adalah kondisi ketidak-
1) Ketidakseimbangan Natrium
a) Hiponatremia
b) Hipernatremia
kadar natrium serum >144 mEq/l dan berat jenis urine >11,30.
2) Ketidakseimbangan Kalium
a) Hipokalemia
11
b) Hiperkalemia
3) Ketidakseimbangan Kalsium
a) Hipokalsemia
b) Hiperkalsemia
4) Ketidakseimbangan Magnesium
a) Hipomagnesemia
diabetes, gagal ginjal, gagal hati dan absorbs usus yang buruk.
b) Hipermagnesemia
mengandung magnesium.
5) Ketidakseimbangan Klorida
a) Hipokloremia
12
gastrointestinal yang berlebihan seperti diare, muntah, uresis.
b) Hiperkloremia
ginjal.
6) Ketidakseimbangan Fosfat
a) Hipofosfatemia
tiroidisme.
b) Hiperfosfatemia
1) Asidosis respiratorik.
13
b) Penyebabnya antara lain penyakit obstruksi, restriksi paru,
2) Asidosis metabolik
basa.
3) Alkalosis respiratorik
hiperventilasi.
4) Alkalosis metabolic
14
oleh difisiensi relatif asam nonkarbonat.
9. Pemeriksaan Fisik
(Asmadi, 2008):
15
kram otot, kesemutan, tremor, hipotonisitas atau hipertonisitas, refleks
g. Sistem integumen: pengkajian pada sistem ini antara lain suhu tubuh,
a. Terapi Cairan
1) Resusitasi cairan
16
perfusi jaringan.
2) Terapi rumatan
Terapi cairan
Resusitas Rumatan
b. Pemilihan Cairan
1) Kristaloid
intravaskular.
2) Koloid
17
Cairan koloid disebut juga sebagai cairan pengganti plasma atau
kristaloid akan keluar dari pembuluh darah dan hanya 1/4 bagian
tetap tinggal dalam plasma pada akhir infus. Koloid adalah cairan
(mmol/ L)
Kehilangan + Cairan pengganti yang sesuai
Na +
K
Darah 140 4 Ringer asetat / RL / NaCl
18
0,9% / koloid / produk darah
0,9% / koloid
Rongga ketiga 140 4 Ringer asetat / RL / NaCl
0,9%
Nasogastrik 60 10 NaCl 0,45% + KCl 20 mEq/L
Sal. Cerna atas 110 5-10 NaCl 0,9% ( periksa K+
dengan teratur )
Diare 120 25 NaCl 0,9% + KCl 20 mEq/L
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
Oleh karena itu, pada saat mengkaji klien, perawat perlu menghitung
dibandingkan laki-laki.
b. Riwayat Kesehatan
Hal yang perlu dikaji antara lain riwayat penyakit atau kelainan
dan lain-lain). Dikaji juga mengenai terapi penyakit yang dijalani klien,
19
imbangan cairan dan elektrolit (misalnya steroid, diuretic, dialisis).
preventif
keperawatan
3) Pola eliminasi
kulit.
sirkulasi
energi.
20
6) Pola kognitif dan sensori
keputusan.
kemampuan.
terdekat.
pilihan/keputusan.
d. Pengukuran klinik
1) Berat badan
Perlu dikaji berat badan sebelum sakit dengan berat badan saat
21
sakit. Pengkajian ini diperlukan untuk mengukur persentase
2) Keadaan Umum
a) Tanda vital:
volume cairan.
22
karenan penurunan volume intravaskuler. Sebaliknya, nadi
b) Tingkat kesadaran
(3) Muntah
(5) IWL
23
(1) Rata-rata intake cairan perhari
Urine 1400-1500 ml
(1-2 cc/kgBB/jam)
IWL
- Paru 350-400
ml
- Kulit 350-400
ml
Keringat 100 ml
Feses 100-200 ml
Dewasa 15cc/kgBB/hari
*Rumus IWL
24
*Rumus IWL Kenaikan Suhu
3) Pemeriksaan Fisik
antara lain perlu dikaji adakah oliguria atau anuria, berat jenis
urine.
25
g) Sistem integumen: pengkajian pada sistem ini antara lain suhu
lain-lain.
e. Pemeriksaan Penunjang
urine.
2. Diagnosa Keperawatan
cairan
aktif
3. Perencanaan Keperawatan
26
90) hemodinamik
b. Denyut nadi termasuk CVP, MAP,
mendekati kisaran PAP, dan PCWP
60-100 kali per 4) Monitor vital sign
menit 5) Monitor indikasi
c. Intake dan keluaran retensi/kelebihan
selama 24 jam cairan (cracles, CVP,
seimbang edema, distensi vena
d. Berat badan stabil leher, asites)
(sesuai rentang 6) Kaji lokasi dan luas
umur) edema
7) Monitor masukan
2) NOC label: makanan/cairan dan
Electrolyte and hitung intake kalori
Acid/Base Balance 8) Monitor status nutrisi
a. Laju pernapasan 9) Kolaborasi pemberian
mendekati 12-20 diuretik sesuai
kali per menit interuksi
b. Ritme pernapasan 10) Batasi masukan cairan
tidak bradipnea, pada keadaan
takipnea, atau apnea hiponatremi dilusi
c. Serum sodium (Na) dengan serum Na <
pada cairan 130 mEq/l
ekstraseluler 11) Kolaborasi dokter jika
mendekati 135-145 tanda cairan berlebih
mEq/L muncul memburuk
d. Serum potasium (K)
pada cairan NIC label: Fluid
ekstraseluler Monitoring
mendekati 3,5- 5 1) Tentukan riwayat
mEq/L jumlah dan tipe intake
27
e. Serum klorida (Cl) cairan dan eliminasi
pada cairan 2) Tentukan
ekstraseluler kemungkinan faktor
mendekati 95-105 resiko dari
mEq/L ketidakseimbangan
f. Serum kalsium (Ca) cairan (hipertermia,
pada cairan terapi diuretik,
ekstraseluler kelainan renal, gagal
mendekati 4,5-5,5 jantung, diaporesis,
mEq/L disfungsi hati, dll)
g. Serum magnesium 3) Monitor berat badan
(Mg) pada cairan 4) Monitor serum dan
ekstraseluler elektrolit urine
mendekati 1,5-2,5 5) Monitor serum dan
mEq/L osmolalitas urine
h. Serum bikarbonat 6) Monitor BP, HR dan
(HCO3) pada cairan RR
ekstraseluler 7) Monitor tekanan
mendekati 22-26 darah orthostatik dan
mEq/L (arteri) dan perubahan irama
24-30 mEq/L (vena) jantung
8) Monitor parameter
3) NOC label: hemodinamik infasif
Nutritional Status: 9) Catat secara akurat
Food and Fluid intake dan output
Intake 10) Monitor adanya
a. Intake makanan distensi leher, rinchi,
peroral yang edema perifer dan
adekuat, sesuai penambahan BB
kebutuhan 11) Monitor tanda dan
b. Intake cairan gejala dari edema
28
peroral yang
adekuat, sesuai
kebutuhan
2. Kekurangan Setelah mendapatkan NIC label: Fluid
volume cairan asuhan keperawatan …x Management
berhubungan 24 jam, diharapkan 1) Pertahankan catatan
dengan kehilangan keadaan klien membaik intake dan output
cairan aktif dengan kriteria hasil: yang akurat
2) Monitor status hidrasi
1) NOC label: Fluid (kelembaban membran
Balance mukosa, nadi adekuat,
a. Tekanan darah tekanan darah
klien mendekati ortostatik), jika
kisaran normal diperlukan
(sistol: 120-130 dan 3) Monitor vital sign
diastol: 80-90) 4) Monitor masukan
b. Denyut nadi makanan/cairan dan
mendekati kisaran hitung intake kalori
60-100 kali per 5) Kolaborasikan
menit pemberian cairan IV
c. Intake dan 6) Monitor status nutrisi
keluaran selama 24 7) Dorong keluarga untuk
jam seimbang membantu pasien
d. Elastisitas turgor makan
kulit baik 8) Kolaborasi dengan
e. Membran mukosa dokter
lembab
f. Tidak ada rasa NIC label: Hypovolemia
haus yang Management
berlebihan 1) Monitor status cairan
g. Konfusi menurun termasuk intake dan
29
h. Pusing teratasi output cairan
2) Monitor tingkat Hb
2) NOC label: dan hematokrit
Nutritional Status: 3) Monitor tanda vital
Food and Fluid 4) Monitor respon pasien
Intake terhadap penambahan
a. Intake makanan cairan
peroral yang 5) Monitor berat badan
adekuat, sesuai 6) Dorong pasien untuk
kebutuhan menambah intake oral
b. Intake cairan 7) Monitor adanya tanda
peroral yang dan gejala kelebihan
adekuat, sesuai volume cairan
kebutuhan 8) Monitor adanya tanda
gagal ginjal
3) NOC label: Tissue
Integrity: Skin and
Mucous Membranes
a. Temperatur kulit
mendekati kisaran
36o-38oC
b. Elastisitas kulit
kembali (sesuai
umur, kembali ke
keadaan semula
setelah ditarik tanpa
bekas atau kerutan
sisa)
c. Perspirasi terjadi
dengan jumlah dan
pada kondisi yang
30
tepat Tekstur kulit
kering dan halus
d. Ketebalan kulit
mendekati normal
Daftar Pustaka
Hidayat, Aziz Alimul dan Musrifatul Ulliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia. Surabaya: Health Book.
Kozier, B. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan
31
Praktik, alih bahasa Pamilih Eko Karyuni. Edisi Ketujuh. Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahid Iqbal dan Nurul Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
.Jakarta: EGC
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan NANDA. Jogjakarta: Mediaction
Publishing.
Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,
dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A, dan Lorraine M Wilson. 2006. Patofisiolog: Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Edisi 2 Volume 5. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzane C. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth:
Edisi 8. Alih Bahasa Agung Waluyo. (et al); editor edisi bahasa Indonesia
Monica Ester. (et al). Jakarta: EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Vaughans, B. W. 2011. Keperawatan Dasar. Edisi Pertama. Yogyakarta: Rapha
Publishing.
Wilkinson,Judith M.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan,Diagnosis NANDA,
32