Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Karena
atas berkat dan karunianya kami masih diberikan kesempatan waktu
dalam menyelasaikan makalah kami ini tentang Gejala Pemanasan Global.
Makalah ini disusun dengan harapan agar para pembaca dapat
mengetahui bagaimana gejala-gejala pemanasan global sampai saat ini.
Makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan dari beberapa pihak sehingga memperlancar proses
pembuatan makalah ini.Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu kami dalam
proses pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya.Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat
diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan kami membuat karya tulis ini bukan hanya untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Pelajaran Fisika, tetapi masih banyak tujuan lain dari pembuatan karya
tulis ini, diantaranya :
a. Dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang pemanasan global.
b. Agar kami dan para pembaca pada umumnya dapat mengenal lebih dalam tentang
keadaan alam tempat hidupnya.
c. Agar menjadi motivasi bagi kami dan para pembaca untuk menjaga dan
menumbuhkan rasa cintanya terhadap alam semesta ini.
d. Dapat menambah pengetahuan disamping pelajaran yang diterima di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
Ozon adalah gas yang secara alami terdapat di dalam atmosfir. Masing-
masing molekul ozon terdiri dari tiga buah atom oksigen dan dinyatakan sebagai O 3.
Ozon bisa dijumpai di dua wilayah atmosfir. Sekitar 10 % ozon berada di lapisan
troposfir, yaitu wilayah atmosfir yang paling dekat dengan permukaan bumi hingga
ketinggian 10-16 kilometer. Begitu sedikitnya jumlah ozon didalam atmosfir, maka
jika kita bawa semua molekul-molekul ozon ke permukaan maka tebalnya hanya
sekitar 3 mm. Ozon terdapat di seluruh atmosfir, dan sekitar 90% persen ozon
berada di lapisan stratosfir, yaitu wilayah atmosfir yang terletak mulai dari puncak
troposfir hingga ketinggian sekitar 50 kilometer di atas permukaan Ozon yang
berada di stratosfir inilah yang dikenal dengan istilah “Lapisan Ozon”.
Semua molekul ozon secara kimiawi sama, yaitu terdiri dari tiga atom oksigen.
Akan tetapi ozon di stratosfir memiliki fungsi lingkungan yang sangat berbeda
dengan ozon troposfir . Ozon stratosfir baik bagi kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya karena dapat menyerap radiasi ultraviolet (UV-B) yang berasal dari
matahari. Apabila tidak diserap oleh molekul ozon stratosfir, maka UV-B akan
sampai ke permukaan bumi dalam jumlah yang membahayakan kehidupan. Bagi
manusia, bila tingkat paparan terhadap UV-B meningkat, maka resiko terkena
penyakit kanker kulit, katarak mata, dan menurunnya kekebalan tubuh akan
meningkat pula.
Akan tetapi belakangan diketahui bahwa telah terjadi penipisan lapisan ozon
yang tidak alami. Sejak dekade yang lalu ozon di atas Antartika telah semakin
menipis pada musim semi secara tidak alami. Para peneliti menemukan bahwa
penipisan tersebut sebagai akibat langsung dari pelepasan chlorofluorocarbon (CFC)
oleh manusia ke atmosfir. Selama ini CFC secara luas digunakan sebagai zat
pendorong (propellant) pada produk-produk aerosol (spray) dan sebagai media
pendingin (coolant) pada alat-alat pendingin (refrigerator). Begitu terlepas ke udara
maka zat kimia yang stabil ini tidak bisa terurai ketika berada di lapisan atmosfir
bawah dan butuh satu dekade untuk bermigrasi ke lapisan stratosfir. Begitu
mencapai stratosfir, maka molekul-molekul CFC yang biasanya stabil karena
terpapar langsung terhadap radiasi UV akan terurai menjadi atom-atom yang
reaktif.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian
besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi
panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas
dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra
merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Tanpa efek gas rumah kaca, suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC.
Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas rumah kaca di atmosfer, terlalu
banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi menjadi semakin panas.
Satu hal yang pasti adalah pemanasan global sudah bisa kita rasakan melalui
imajinasi maupun khayalan, karena semua penghuni bumi pasti telah merasakannya.
artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan beberapa waktu silam, banjir, suhu yang
Emisi karbon dioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke
ruang angkasa. Makin banyak karbondioksida diatas sana, maka atmosfer
menciptakan lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat.
Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya makhluk hidup yang kuatlah
yang bisa bertahan hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih cepat di tahun ini, dan
6. Pelelehan besar-besaran
Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan gunung es, tapi juga
semua lapisan tanah yang selama ini membeku.
Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam memunculkan ide
bahwa pemanasan global terjadi lebih ramai di daerah kutub. Ilmuwan menemukan
2. Sampah organik
3. Kerusakan hutan
Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbon dioksida (CO2) dan
mengubahnya menjadi oksigen (O2). Dengan kerusakan hutan tentu saja penyerapan
global.
rumah kaca melalui sawah-sawah yang tergenang yang menghasilkan gas metana,
pertanian.
utara dari Belahan Bumi Utara akan memanas lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah-daerah lain di Bumi. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan
pola yang berbeda. Topan badai yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air
akan menjadi lebih besar. Dengan demikian, pola cuaca menjadi sukar diprediksi dan
lebih ekstrim.
Ketika atmosfer menghangat, air pada permukaan laut juga menghangat. Hal
ini berarti volume air di lautan membesar karena pemuaian sehingga menaikkan
3. Pertanian
Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit
yang lebih hebat. Kenaikian suhu global 4 derajat Celcius menyebabkan penurunan
produksi jagung sebesar 5% akibat kekeringan dan meningkatnya potensi intrusi air
asin pada pertananian pesisir yang rentan akibat naiknya permukaan laut.
Akibat pemanasan global, hewan cenderung untuk beremigrasi kea rah kutub
atau pegunungan untuk mencari wilayah yang lebih dingin. Tumbuhan akan mengubah
arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat.
5. Kesehatan manusia
Kenaikan suhu global telah memicu banyaknya penyakit yang berkaitan dengan
2. Reuse (gunakan kembali) reduce ( berhemat ) recycle ( daur ulang ) dan lain-
lainnya.