Anda di halaman 1dari 47

Edy Roy Antonius S, ST

Komponen utama saluran transmisi :

1. Pondasi beserta tower transmisi


0. Isolator
1. Kawat penghantar/konduktor
2. Kawat tanah/ground wire
Supervisi Site Kontruksi
Pondasi yang digunakan pada tower transmisi
(lihat buku kontrak)
P o n d a s i K e l a s 1,
- Untuk tanah yang sangat bagus, tidak
berbatu dan tidak mengandung air tanah.
- Merupakan pondasi beton bertulang Pad
Chimney
- Kedalaman pondasi ini rata-rata 3 meteran.
Pondasi Kelas 2
- Untuk tanah yang bagus, tidak berbatu dan
tidak ada air tanah.
- M e r u p a k a n p o n d a si P C d e ng a n k e d a l am a n
rerata 3 meteran.
> Pondasi Kelas 3
- Untuk kondisi tanah normal, tidak mengandung
air tanah.
- Merupakan pondasi PC dengan kedalam rerata
3 meter.
- Penggunaan pondasi kelas 1, 2 dan 3 di lokasi
pekerjaan tergantung pada hasil soil
investigation untuk mendapatkan nilai Qc tanah.
> Pondasi Kelas 4
- Digunakan pada kondisi tanah berbatu masif
(rock).
- Konstruksi pondasi dengan menggunakan
angkur.
- Sejauh ini belum pernah digunakan di UIP V.
 Pondasi Kelas 5
- U nt uk t a na h y a ng jel ek de nga n m uk a a ir t a na h
dangkal.
- Merupakan bentuk pondasi PC dengan pad yang
diperbesar untuk mendapatkan luasan permukaan
yang luas.
- Disebut juga dengan pondasi rakit/raft.
> Pondasi Kelas 6
- Untuk kondisi tanah yang berlumpur sangat jelek.
- Merupakan pondasi dalam dan menggunakan
pile/pancang hingga lapisan tanah keras.
> Pondasi Kelas 7
- Mer upaka n jenis po ndasi PC yang sama dengan
kelas 1, 2 dan 3.
- Untuk tanah normal equal kelas 3, namun air tanah
dangkal, dimana muka air tanah berada di atas
pondasi.
1. Settting tapak pondasi
- Pekerjaan pematokan As tower, dibuat permanen dari campuran
beton dan tertanam di tanah, untuk mengantisipasi patok digeser
atau tergeser.
- Perlu dicek sudut arah tower dan lokasi tapak sesuai dengan
lahan yang dibebaskan
2. Pekerjaan galian tanah
- Dilakukan setelah posisi dan metode galian disetujui oleh
pengawas
- Galian tanah ini diperlukan utk type pondasi PC.
- Metode galian disesuaikan dengan keadaan/jenis tanah.
3. Pasir Urug dan Lantai kerja ( Lean Concrete)
- Lapisan pasir urug (5-10) cm sesuai gambar approval dan
kemudia diberi spesi beton sebagai LC 5 cm.
- Ketebalan pasir urug bisa ditambah sesuai dengan kondisi
lapangan dan arahah dari pengawas
Lantai Kerja
4. Setting Stub dan Cleats
-Stub tower disetting sesuai gambar tower
approval back to back tower
-Pada bagian bawah stub diberi umpak beton
(30x30x20) cm sebagai dudukan agar stabil
-Setting stub dilakukan lebih dahulu sebelum
besi tulangan dirangkai
-Stub tower dikunci dalam posisi stabil agar
tidak bergerak saat pengecoran
-Jumlah cleats minimal 2 set sesuai gambar
Setting Stub
5. Pembesian dan bekisting
- Besi tulangan telah lulus uji tarik di lab dan me-
menuhi persyaratan kuat tarik besi (melampirkan hasil tes)
- Dimensi, jarak dan jumlah tulangan sesuai
dengan gambar approval
- Tulangan bersih dan bebas karat
- Beton decking/tahu beton minimal 4 buah
dalam 1 m 2
- Pada saat merangkai besi tulangan, stub to
wer jangan sampai bergeser
- Pengawas memastikan dimensi bekisting terpasang kokoh dan
sesuai ukuran
- Pastikan grounding tower telah terpasang
-Jika terdapat perbedaan antara gambar pondasi dan bar
bending schedule, maka yang dipakai adalah GAMBAR PONDASI.
Pondasi dan Bar Bending Schedule
PONDASI TOWER TYPE BB6 12 D 22 0

CLASS II
600
010-200 at
600

P OTO N GAN a a -

PEMBESIAN CLASS II

D A F T. . R T E K U K A N B E S I B E T O N

J L A MA H T UL A N G A N U N T U K S AT U L E G

JUM LA H PA N J A N G TYPE
NO POTO N GAN
BATANG (rn m) TU LANGAN
13E51

1500
4000
1 22 12 4500
50
150
2 10 18 2100 500 500

3 19 32 3790 150/ 3290 \150

150 1-5-Q-430
4 19 36 4510
43V— 3650

5 1501 1 400
19 9 1500
1400
B 1501 3450 1150
13 4 3750

LANTAI KERJA
:3 5

3800
VOLUME GALIAN TANAH 228.15 m3
VOLUME BETON 32.7 m3
V O L U M E L A N TA I KERJA 2.89 m3
DEBAT BES I 3550.82 kg
6. Persiapan pengecoran (K-225)
Jenis pengecoran yang dilaksanakan :
a. Pengecoran dengan ready mix
-Cek ulang back to back tower
-Cek keadaan bekisting dan perancah, terutama pada
perancah chimney yg harus benar-benar kokoh.
-Alat angkut beton dr ready mix ke lokasi cor
-Volume pengecoran dan jumlah manpower/tenaga kerja
-Surat jalan ready mix, dari beching plant ke lokasi site
max 2 jam. Lebih dari 2 jam, beton harus direject.
-Untuk pengecoran skala besar (>20 m 3 ), pastikan conti
nuitas beton dari batching plant agar pengecoran tidak
terputus.
-Sample kubus beton diambil di site, minimal 10 per 5m 3
utk diuji pada umur 7, 14 dan 28 hari (@3 sample)
-Tes uji slump beton pondasi (5-12,5)cm setiap molen
b. Pengecoran Site Mix
-Hasil job mix design beton dari lab sipil (Perbandingan agregat
S:P:K:A untuk beton K-225)
- Volume material : pasir cor, split dan semen serta air sesuai dengan
volume cor, tidak ada toleransi utk kekurangan material.
-Komposisi campuran saat pengecoran harus sesuai dengan hasil job
mix design
-Pencampuran beton HARUS dilakukan dengan concrete mixer/molen
beton, TIDAK dengan manual
-Lama pengadukan material beton dalam concret mixer
minimal 1,5 menit agar material tercampur sempurna
-Pengecoran dalam cuaca hujan TIDAK diijinkan
-tes uji slump beton dilakukan setiap volime 3 m 3 , direcord dalam
loporan
-Hal-hal lain yang standart equal dengan ready
mix
Back to back tower

5.apt Nq r 0 0 ,naral • II 19815400 ( 11' 11' 57" )


xi • 80 r0 97,CX OF SRA (TOP)
Slope A,ng r Or Sectbn '.969610394' ( 758' 71" )
TABEL STUB SETTING
TIPEWAVER PANANG YT Ys
Yi
Das 3
— 5205 1100 17787 10941 1257
006 + 0
• 5705 104e ow 11228 ;3448

ON + 3 5708 3780 10547 72417 140

006 + 8 5708 9820 i 1 i87 Ivo


, .

11011 +$ 5106 13490 12027 14793 17000

78 • o•tx 10 9tiC1( OF MO (8011074

TAMPAK ATAS 'OD Ug7


arskA 747
8 0 0
-Lakukan pengecekan ukuran back to back
secara manual, TANPA menggunakan alat
Theodolite atau Total Station
-Manual dengan menggunakan meteran tanah
dan unting-unting atau lot
-Lakukan perhitungan dengan rumus
phytagoras
-Sesuaikan hasil pengukuran dengan gambar
approval back to back
Pembesian pondasi
Slump test beton
Slump test beton

Ni/cfi skimp test yang rnemen oh' sprat lyhisiialacnxtest yang tidal( memenu h
sya•cit
Pembuatan sample kubus beton

1
1
Pengecoran selesai dan proses
curing
1
Pondasi Keys 6 Bar pile

F4 Wteinle".1 "'re"
1

KONSTRUKSI PONDASI

7-

Ala
SALAH
SALAH SALAH
SALAH SALAHOK
Hal-hal penting yang harus diperhatikan :
-Tetap berpedoman pada form check list pengecoran
dan monitoring back to back stub tower
- Dalam melakukan pengecoran masing-masing kaki
tower diusahakan selesai sampai tuntas tanpa
terputus-putus.
- Bekisting harus terpasang dgn baik dan kuat
SALAH SALAHOK
- Pemasagan turap/skur bekisting harus kuat
- Kelengkapan manpower dan tools kerja :
pompa air, vibrator, sekop, corong cor,
cetakan kubus beton, kerucut abrams
-Usai pengecoran dan beton telah settle, laku
kan perawatan/curing.
7. Urugan kembali galian pondasi
-Tanah bekas galian pondasi dapat diurug kembali
dalam waktu min 7 hari setelah pengecoran.
-Pengurugan dilakukan bertahap/per layer dan
dilakukan pemadatan dengan alat pemadat
-Tanah urug adalah tanah bekas galian pondasi,
kecuali tanah tersebut tidak layak sebagai tanah urug,
harus mendatangkan tanah urug dari luar
-Pondasi diurug sampai batas 30 cm dari top cor
chimney.
-Jika secara teknis dibutuhkan slope deflection,
pengawas PLN dapat memberi perintah tertulis ke
kontraktor pelaksana
8. Erection Tower
Normalnya, erection tower dilakukan setelah
28 hari pengecoran untuk mencapai kuat
tekan maksimal beton, namun dalam keada
an tertentu dapat digunakan zat additif utk
mempercepat perkerasan beton dan erecti
on dapat dilakukan dalam waktu 7 hari sete
lah pengecoran.
Stub tower

Chimney

Counter Weight

Pa

Cleats
Stub tower Chimney
Pa

Bor pile
1. Dalam supervisi/pengawasan pekerjaan pondasi
transmisi, data yg harus selalu dipegang dan dikuasai
oleh pengawas : tower schedule , foundation schedule ,
gambar pondasi approval NEN , gambar back to back
stub approval NEN.
2. Pengecekan data hasil sondir boring dan compare
dengan gambar pondasi approval status NEN (No
Exection Note)
3. Kelas pondasi yg digunakan dgn melihat kondisi tanah
secara visual dan disesuaikan dengan data pada
Foundation Schedule.
4. Pengecekan lokasi As tower dan Centre Line tower depan
dan belakang untuk dapat menentukan setting galian
tapak pondasi sesuai design sudut alpha/2.
5. Galian pondasi bisa dimulai jika telah mendapat
persetujuan dari pengawas PLN
a.Manual,
-dilaksanakan oleh tenaga manusia dengan
bantuan peralatan seperti cangkul, sekop, dll.
-untuk lokasi yg tidak dapat dialalui alat
berat
b.Mekanik,
-dengan menggunakan eskavator. Jika lokasi
galian memungkinkan utk dimasuki alat
berat,sebaiknya galian pondasi menggunakan
backhoe/eskavator.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Dimensi galian, mencakup panjang, lebar dan

terutama kedalaman galian


2. Karakteristik tanah, pada beberapa jenis tanah

yang bersifat lepas, bentuk galian tanah harus


dibuat landai utk mencegah kelongsoran, jika
diperlukan dapat dibuat perkerasan beton
lunak pada tanah tersebut.
3. Muka air tanah, air yang terdapat pada lubang
galian harus terus dipompa keluar karena akan
berpengaruh pada kekuatan struktur beton.
Supervisi Kontraktual
Amandemen waktu pelaksanaan
Terkait dengan akan berakhirnya waktu
pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak, namun
pekerjaan belum bisa diselesaikan tepat waktu
yang disebabkan faktor :
-lahan yang belum bebas
-terjadi perubahan design atas petunjuk
direksi pekerjaan
Amandemen Volume Pekerjaan
Dapat berupa amandemen kerja tambah atau
amandemen kerja kurang maupun amandemen
kerja tambah dan kurang.
Disebabkan faktor :
- Terjadinya perubahan design sesuai petunjuk
direksi pekerjaan karena kebutuhan teknis
lapangan
 Amandemen volume yang umum terjadi
dalam pekerjaan pondasi tower adalah
perubahan kelas pondasi sesuai dengan hasil
soil investigation akhir dan telah disetujui
oleh PLN (telah dicap stempel approval design
MREN UIP V)
 Dapat pula terjadi perubahan kelas atas
perintah pengawas lapangan dengan
pertimbangan kebutuhan teknis lapangan
Setiap gambar acuan kerja di site telah
dicap stempel NEN seperti di atas.
 Harga satuan pondasi dalam kontrak transmisi
adalah Ls (Lum sump)
 Perhitungan analisa volume pondasi hanya
dilakukan jika analisa volume kelas pondasi yang
dilaksanakan tidak termuat di dalam kontrak.
 Jika analisa volume termuat di dalam kontrak,
TIDAK diperlukan perhitungan ulang volume,
dipakai harga kontrak
 Pengawas/supervisor lapangan dituntut untuk
menguasai metode perhitungan volume pondasi
jika terjadi amandemen kontrak

Anda mungkin juga menyukai