CLASS II
600
010-200 at
600
P OTO N GAN a a -
PEMBESIAN CLASS II
D A F T. . R T E K U K A N B E S I B E T O N
J L A MA H T UL A N G A N U N T U K S AT U L E G
JUM LA H PA N J A N G TYPE
NO POTO N GAN
BATANG (rn m) TU LANGAN
13E51
1500
4000
1 22 12 4500
50
150
2 10 18 2100 500 500
150 1-5-Q-430
4 19 36 4510
43V— 3650
5 1501 1 400
19 9 1500
1400
B 1501 3450 1150
13 4 3750
LANTAI KERJA
:3 5
3800
VOLUME GALIAN TANAH 228.15 m3
VOLUME BETON 32.7 m3
V O L U M E L A N TA I KERJA 2.89 m3
DEBAT BES I 3550.82 kg
6. Persiapan pengecoran (K-225)
Jenis pengecoran yang dilaksanakan :
a. Pengecoran dengan ready mix
-Cek ulang back to back tower
-Cek keadaan bekisting dan perancah, terutama pada
perancah chimney yg harus benar-benar kokoh.
-Alat angkut beton dr ready mix ke lokasi cor
-Volume pengecoran dan jumlah manpower/tenaga kerja
-Surat jalan ready mix, dari beching plant ke lokasi site
max 2 jam. Lebih dari 2 jam, beton harus direject.
-Untuk pengecoran skala besar (>20 m 3 ), pastikan conti
nuitas beton dari batching plant agar pengecoran tidak
terputus.
-Sample kubus beton diambil di site, minimal 10 per 5m 3
utk diuji pada umur 7, 14 dan 28 hari (@3 sample)
-Tes uji slump beton pondasi (5-12,5)cm setiap molen
b. Pengecoran Site Mix
-Hasil job mix design beton dari lab sipil (Perbandingan agregat
S:P:K:A untuk beton K-225)
- Volume material : pasir cor, split dan semen serta air sesuai dengan
volume cor, tidak ada toleransi utk kekurangan material.
-Komposisi campuran saat pengecoran harus sesuai dengan hasil job
mix design
-Pencampuran beton HARUS dilakukan dengan concrete mixer/molen
beton, TIDAK dengan manual
-Lama pengadukan material beton dalam concret mixer
minimal 1,5 menit agar material tercampur sempurna
-Pengecoran dalam cuaca hujan TIDAK diijinkan
-tes uji slump beton dilakukan setiap volime 3 m 3 , direcord dalam
loporan
-Hal-hal lain yang standart equal dengan ready
mix
Back to back tower
Ni/cfi skimp test yang rnemen oh' sprat lyhisiialacnxtest yang tidal( memenu h
sya•cit
Pembuatan sample kubus beton
1
1
Pengecoran selesai dan proses
curing
1
Pondasi Keys 6 Bar pile
F4 Wteinle".1 "'re"
1
KONSTRUKSI PONDASI
7-
Ala
SALAH
SALAH SALAH
SALAH SALAHOK
Hal-hal penting yang harus diperhatikan :
-Tetap berpedoman pada form check list pengecoran
dan monitoring back to back stub tower
- Dalam melakukan pengecoran masing-masing kaki
tower diusahakan selesai sampai tuntas tanpa
terputus-putus.
- Bekisting harus terpasang dgn baik dan kuat
SALAH SALAHOK
- Pemasagan turap/skur bekisting harus kuat
- Kelengkapan manpower dan tools kerja :
pompa air, vibrator, sekop, corong cor,
cetakan kubus beton, kerucut abrams
-Usai pengecoran dan beton telah settle, laku
kan perawatan/curing.
7. Urugan kembali galian pondasi
-Tanah bekas galian pondasi dapat diurug kembali
dalam waktu min 7 hari setelah pengecoran.
-Pengurugan dilakukan bertahap/per layer dan
dilakukan pemadatan dengan alat pemadat
-Tanah urug adalah tanah bekas galian pondasi,
kecuali tanah tersebut tidak layak sebagai tanah urug,
harus mendatangkan tanah urug dari luar
-Pondasi diurug sampai batas 30 cm dari top cor
chimney.
-Jika secara teknis dibutuhkan slope deflection,
pengawas PLN dapat memberi perintah tertulis ke
kontraktor pelaksana
8. Erection Tower
Normalnya, erection tower dilakukan setelah
28 hari pengecoran untuk mencapai kuat
tekan maksimal beton, namun dalam keada
an tertentu dapat digunakan zat additif utk
mempercepat perkerasan beton dan erecti
on dapat dilakukan dalam waktu 7 hari sete
lah pengecoran.
Stub tower
Chimney
Counter Weight
Pa
Cleats
Stub tower Chimney
Pa
Bor pile
1. Dalam supervisi/pengawasan pekerjaan pondasi
transmisi, data yg harus selalu dipegang dan dikuasai
oleh pengawas : tower schedule , foundation schedule ,
gambar pondasi approval NEN , gambar back to back
stub approval NEN.
2. Pengecekan data hasil sondir boring dan compare
dengan gambar pondasi approval status NEN (No
Exection Note)
3. Kelas pondasi yg digunakan dgn melihat kondisi tanah
secara visual dan disesuaikan dengan data pada
Foundation Schedule.
4. Pengecekan lokasi As tower dan Centre Line tower depan
dan belakang untuk dapat menentukan setting galian
tapak pondasi sesuai design sudut alpha/2.
5. Galian pondasi bisa dimulai jika telah mendapat
persetujuan dari pengawas PLN
a.Manual,
-dilaksanakan oleh tenaga manusia dengan
bantuan peralatan seperti cangkul, sekop, dll.
-untuk lokasi yg tidak dapat dialalui alat
berat
b.Mekanik,
-dengan menggunakan eskavator. Jika lokasi
galian memungkinkan utk dimasuki alat
berat,sebaiknya galian pondasi menggunakan
backhoe/eskavator.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1. Dimensi galian, mencakup panjang, lebar dan