Anda di halaman 1dari 4

SELAMAT ULANG TAHUN

Wenny Christian XI-IBB

“Selamat siang, selamat datang di toko Wenny’s Bakery.” Sapa seorang pelayan
sambil membukakan pintu untuk Dinda masuk.

“Selamat siang, saya mau ambil pesanan atas nama Dinda.” Ucap Dinda kepada
pelayan tersebut saat memasuki Wenny’s Bakery.

“Baik kak, akan saya ambilkan, mohon ditunggu sebentar ya kak.” Balas pelayan
tersebut dan segera pergi untuk mengambil pesanan atas nama Dinda.

Pelayan itu datang sambil membawa pesanan atas nama Dinda. Ia pun mengecek
apakah pesanan nya benar atau tidak, setelah melihatnya Dinda langsung membayar
pesanannya. Setelah membayar, Dinda pun langsung keluar dan memasuki mobil
kesayangannya. Ia pun langsung melajukan mobilnya menuju ke Mal Grand Batam.

Akhirnya Dinda telah tiba dan segera membawa dirinya berjalan ke toko H&M dan
berjalan ke bagian tempat laki-laki.

“Hmmm….. Yang mana bagus ya?” Tanya Dinda ke dirinya, sambil membayangkan
yang mana cocok dengan tubuh cowok tersebut.

Dinda cukup bingung memilih jaket yang cocok untuk cowok tersebut. Ia pun
memutuskan untuk pergi ke toko UNIQLO. Saat tiba di toko UNIQLO, Dinda merasa jaket-
jaket disini tidak cocok dengan cowok tersebut. Hingga akhirnya, ia kembali ke toko H&M
dan mengambil 2 jaket yang ia rasa itu akan sangat cocok dengan cowok tersebut.

Setelah sudah dibayar, Dinda melihat jam yang sudah menuju pukul 5 sore. Ia pun
segera pulang kerumah untuk bersiap-siap karena nanti malam ia akan menghadiri acara
ulang tahun seseorang.

Gaun putih yang tinggi nya selutut dengan ikatan tali di belakang gaun miliknya
membuat Dinda semakin cantik. Ia juga memakai heels berwarna emas yang tidak terlalu
tinggi dan membawa mini tas crossbody warna emas miliknya. Dinda juga memakai make up
yang tipis.

Ia pun segera mengambil hadiah yang tadi siang ia beli dan telah ia bungkus dengan
sangat rapi. Dinda pun keluar dari kamarnya dan turun mencari orang tuanya untuk
berpamitan.

“Papa, Dinda pergi ke ulang tahun teman dulu ya.” Pamit Dinda saat melihat Papa-
nya berada di dapur, sambil ia mengambil kue yang ia pesan dari dalam kulkas.

“Wahhhh…. Anak Papa cantik banget hari ini.” Puji Papa-nya Dinda.

“Iya dong… darahnya Papa sama Mama nih” Balas Dinda sehingga membuat mereka
tertawa.
“Hahaha yaudah kamu pergi dulu, pulangnya jangan malam-malam yah cantik!” kata
Papa-nya Dinda sambil berjalan memeluk Dinda.

Dinda pun segera keluar dari rumah, dan pergi menggunakan mobil kesayangannya.
Dan ternyata…. Dinda lupa bahwa sekitar jam 6.30 daerah rumahnya akan terjadi kemacetan.
Ia hanya bisa pasrah melihat kemacetan didepan matanya.

Akhirnya…. Dinda telah terbebas dari kemacetan, dan ia pun segera meluncur ke
tempat acaranya. Setelah sampai, ia ternyata melihat bahwa acaranya sudah dimulai…. Yang
berarti Dinda datang terlambat.

Ia pun memarkirkan mobilnya di dekat tempat acara tersebut. Dan berjalan kaki ke
tempat acara tersebut sambil membawa sebungkus hadiah. Sebelum masuk, Dinda melihat
ada Tomi dan temannya sedang mengobrol di depan tempat acara tersebut.

“Hai Din! Eh, gua kira lu gak jadi datang tau” Ucap Tomi saat melihat kedatangan
Dinda.

“Eh, hai Tom! Gak mungkin gua gak datang hahaha, tadi lagi macet makanya datang
terlambat.” Balas Dinda sambil berjalan menghampiri Tomi dan teman-temannya.

“Oalahhh…. Yaudah yuk masuk, lu udah ditungguin tuh sama yang lagi ulang tahun.”
Ucap Tomi dengan ditambahkan bubuk yang untuk membuat Dinda menjadi gugup dan
malu. Mereka pun berjalan masuk dan Dinda berjalan di paling belakang.

“Hendi, ada yang nyariin lu tuh.” Ucap Tomi saat melihat Hendi yang sedang duduk
dan ngobrol dengan teman-teman yang lainnya.

“Siapa?” Tanya Hendi dengan raut wajah yang bingung.

“Hai.” Sapa Dinda yang dari tadi berada di belakang punggung teman-temannya.

“Eh? Hai Din! G-gua kira lu gak jadi dateng…” Jawab Hendi dengan terbata-bata
karena kaget melihat kehadirannya si Dinda.

Dinda pun tersenyum dan tertawa kecil melihat mantannya. Iya, Hendi adalah mantan
terbaik Dinda, dan merupakan salah satu alasan kenapa Dinda masih menjomblo hingga saat
ini.

“Oh ya, ini Selamat Ulang Tahun Hendi! Semoga tetap jadi Hendi yang Dinda kenal
ya!” Ucap Dinda sambil memberikan senyuman terbaiknya dan sambil menyerahkan
sebungkus hadiah yang telah ia bungkus dengan sangat cantik kepada Hendi.

Akhirnya Hendi melihat senyuman itu lagi… senyuman yang telah lama belum ia
lihat setelah putus dengan Dinda.

“Eh, kenapa repot-repot sih, lu dateng aja nggak perlu bawa apa-apa, gua dah seneng
tauu.” Ucap Hendi setelah melihat senyuman itu buyar, dan segera mengambil hadiah yang
diberikan dari mantan terbaiknya itu.
Hendi pun segera menyuruh Dinda untuk duduk dan ia pun juga segera mengambil
segelas Milk Tea kesukaan Dinda. Dan, tiba-tiba ada seorang wanita yang datang
menghampiri Dinda.

“Hai Dinda, apakabar Din? Makin cantik aja kamu.” Ucap Tante Siska yang
merupakan ibu nya Hendi, sambil mengambil cipika-cipiki dengan Dinda.

“Hai tante, Dinda baik-baik aja kok tan, tante gimana kabarnya? Nggak lah tante,
masih cantikan tante ih.” Balas Dinda dengan kegirangan dan membuat beberapa orang yang
mendengarnya jadi ikut tertawa.

Dinda dan Ibu-nya Hendi berbincang cukup lama, dan tanpa mereka sadari ternyata
dari tadi Hendi sedang memperhatikan mereka dari jauh.

“Nyokap gua masih suka sama lu Din…. gua juga masih suka ama lu Din… tapi gua
ga tau perasaan lu ke gua kek gimana….” gumam Hendi dari kejauhan.

Akhirnya acara ulang tahun Hendi telah selesai, dan waktunya juga sudah mulai larut
malam. Dinda pun berpamitan dengan Ibu-nya Hendi, ke teman-temannya juga, dan ke Hendi
juga.

“Hen, gua pulang dulu ya udah malam banget soalnya, makasih ya dan selamat ulang
tahun Hendi!” pamit Dinda kepada Hendi saat ia hendak pergi.

“Oh okay.. Makasih ya Din udah mau datang dan makasih juga buat hadiahnya gua
pasti bakal suka, maaf banget nyokap gua masih sama kek dulu hehe.” Balas Hendi sambil
berjalan keluar bareng Dinda.

Teman-temannya pun menggoda Hendi dan Dinda, lalu mereka juga menyuruh Hendi
mengantarkan Dinda sampai ke depan mobilnya. Walaupun Hendi merasa agak malu dan
gugup, ia tetap mengantarkan Dinda sampai ke depan mobilnya.

“Okayy.. Hati-hati ya pulangnya, kabarin gua kalau dah sampai rumah. Sekali lagi
makasih banget ya Din!”

“Oke, santai aj kalik Hen hahahah.”

Dinda pun masuk ke mobilnya dan saat Hendi sudah berjalan beberapa langkah, tiba-
tiba Dinda teringat kue yang tadi ia simpan di dalam mobil.

“Eh eh eh Hendi!” Panggil Dinda, dan Hendi segera balik ke depan mobil Dinda.

Dinda pun mengambil kantong yang berisi satu kotak kue itu, dan memberikan nya
kepada Hendi. Saat Hendi telah memegang kantong itu, Dinda pun bernyanyi, “Happy
birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday, happy birthday to
Hendi…”
“Maaf Dinda nggak romantis, Dinda cuman bisa kasih kue dan kado. Selamat ulang
tahun Hendi! Panjang umur, sehat selalu, dan semakin diberkati ya!” ucap Dinda setelah
menyanyikan lagu itu kepada Hendi, sambil memberikan senyuman terbaiknya.

Hendi pun hanya bisa terdiam melihat lekat-lekat Dinda, dan air mata nya pun ingin
menetes mengingat kejadian dulu yang pernah menimpah hubungan Dinda dan Hendi.

Dinda akhirnya sadar kenapa Hendi terdiam… Ia pun mengambil kantong yang berisi
sekotak kue itu dan memasukkannya ke dalam mobilnya, Dinda langsung berjalan mendekati
Hendi dan memeluknya

“Gpp Hendi…. Kalau kita memang berjodoh, nanti pasti bakal dipertemukan lagi
kok.” Bisik Dinda sambil mengusap punggungnya, dan Hendi pun menangis di dalam
pelukan Dinda.

“Udah ya… hari ini ulang tahun kamu loh ganteng, ga boleh nangis ok?” Ucap Dinda
sambil melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Hendi dengan tangannya.

Dinda pun kembali ke mobilnya lalu mengambil lagi kantong itu dan memberikannya
kepada Hendi, dan tiba-tiba Hendi berkata, “aku masih tetap sama Din.... Perasaan ku juga
masih tetap sama Din.....”

Dinda yang mendengar itu pun terkejut di dalam hatinya, tapi ia mencoba untuk
terlihat biasa saja. Dan Dinda pun balas, “Aku tau kok Hen, Aku juga masih sama kayak
yang dulu.” sambil mengusap lengan Hendi.

Dinda pun masuk ke mobil dan segera pulang, dan Hendi pun tetap melanjutkan acara
ulang tahunnya.

“Huhhhhh….. Cepat banget waktu berjalan, udah 1 tahun aja….” Gumam Dinda
sambil melihat kue ulang tahun yang dikirimi oleh Hendi yang sedang berada di Paris.

~END~

Anda mungkin juga menyukai