Salah satu tujuan pembangunan desa adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan
kualitas manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan hasil sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Perencanaan
pembangunan desa membutuhkan sebuah inovasi dan sumber pengetahuan bagi masyarakat
mengenai ruang yang akan dibangunnya.
tujuan dari pembangunan perdesaan, dengan redaksional “Pembangunan perdesaan
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa dan meningkatkan peran masyarakat desa
dalam setiap tahapan pembangunan dengan tetap menjamin terpeliharanya ada istiadat
setempat”.
ruang lingkup pembangunan perdesaan, dengan redaksional “pembangunan perdesaan
meliputi pembangunan infrastruktur dan sumberdaya manusia perdesaan”.
tahapan pembangunan perdesaan, dengan redaksional “Pembangunan perdesaan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 69 diselenggarakan melalui tahapan: a. perencanaan; b.
pelaksanaan; c. pengawasan; dan d. evaluasi.”
sistem informasi pembangunan perdesaan, dengan redaksional “informasi kegiatan
seluruh tahapan pembangunan perdesaan memanfaatkan sistem informasi pembangunan
perdesaan”.
1. Green planning and design : perencanaan dan perancangan kota yang beradaptasi pada
kondisi biofisik kawasan.
2. Green open space : mewujudkan jejaring ruang terbuka hijau.
3. Green waste : usaha menerapkan 3 R (reduce, reuse, recycle).
4. Green transportation : pengembangan transportasi yang berkelanjutan/transportasi
massal.
5. Green water : efisiensi pemanfaatan sumber daya air.
6. Green energy : pemanfaatan sumber energi yang efisien dan ramah lingkungan
7. Green building : pengembangan bangunan hemat energi.
8. Green community : kepekaan, kepedulian, dan peran aktif masyarakat dalam
pengembangan atribut kota hijau. Konstruksi bangunan yang ramah lingkungan menjadi
sebuah elemen vital dalam perwujudan kota hijau.
Tahapan awal perwujudan kota hijau ini juga terfokus pada tiga atribut, yakni green planning
and design, green open space, dan green community. Upaya perwujudan kota hijau melalui
tercapainya delapan atribut memerlukan peran, dukungan dan komitmen seluruh stakeholder,
yaitu masyarakat, pemda, swasta, dan sektor lain.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang secara tegas mengamanatkan
minimal 30% dari wilayah kota berwujud ruang terbuka hijau (RTH) dengan komposisi 20%
RTH publik dan 10 persen RTH privat. Pengalokasian RTH ini ditetapkan ke dalam peraturan
daerah (perda) tentang RTRW kabupaten/kota.
Strategi menuju RTH 30% dengan cara menyusun rencana induk RTH dan melegalisasi perda
RTH, menentukan daerah yang tidak boleh dibangun, menghijaukan bangunan, dan menambah
luasan ruang terbuka hijau baru. Selain itu meningkatkan partisipasi masyarakat,
mengembangkan koridor hijau, mengakuisisi RTH privat, dan meningkatkan kualitas RTH kota.