Anda di halaman 1dari 34

Dosen : 

JOHANES JANUAR SUDJATI
Bobot : 4 sks
M i
Materi
y Pendahuluan
y Balok persegi panjang bertulangan tunggal
y Balok
B l k persegii panjang
j b
bertulangan
l rangkap
k
y Analisis balok menerus
y Balok T
y Tulangan
g g geser
y Tulangan torsi/puntir
y Pelat satu arah dan dua arah
y Tipe kolom dan persyaratan tulangan kolom
y Analisis kolom pendek dengan beban
konsentrik
y Analisis kolom pendek dalam kondisi
regangan berimbang
y Analisis kolom pendek dalam kondisi
terkendali tekan
y Analisis kolom pendek dalam kondisi
transisi dan terkendali tarik
y Analisis
A li i kolom
k l d k dengan
pendek d rumus
pendekatan
y Analisis
A li i kolom
k l pendek
d k dengan
d solusi
l i eksak
k k
y Analisis kolom bulat
y Diagram interaksi kolom
y Perancangan kolom uniaksial
y Kolom biaksial
y Kolom langsing
y Fondasi telapak
y Fondasi gabungan
PENILAIAN
y Ujian Tengah Semester 30%
y Ujian Akhir Semester 30%
y Tugas 40%
Referensi
y Badan Standardisasi Nasional, Persyaratan
g
Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
g
SNI 03‐2847‐2013
PENDAHULUAN
y Beton merupakan bahan yang banyak
g
digunakan dalam struktur bangunan.
g
y Beton merupakan campuran dari semen 
portland, air, agregat kasar dan agregat
halus
y Sifat beton: kuat tekan tinggi tapi kuat tarik
sangat kecil Æ beton lemah memikul gaya
tarik
y Kuat tarik beton sekitar 9% – 15% dari kuat
y
tekannya
y Sebagai komponen struktural bangunan, 
beton diperkuat dengan tulangan baja Æ
struktur beton bertulang
y Beton memikul gaya tekan, baja
tekan  baja memikul
gaya tarik
y Untuk
U t k meningkatkan
i k tk kekuatan
k k t komponen
k
struktur, tulangan baja juga dapat
dit
ditempatkan
tk padad daerah
d h tekan
t k
y Tulangan baja di daerah tekan ini akan
memikul gaya tekan bersama sama
bersama‐sama
dengan beton
y Kerjasama antara beton dan tulangan
baja dapat terwujud dengan asumsi:
¾Lekatan sempurna antara tulangan baja
dan beton yang membungkusnya
¾Beton yang membungkus tulangan baja
p
bersifat kedap
¾Angka muai beton dan tulangan baja
hampir sama
Perkembangan Peraturan Beton
y PBI (Peraturan
PBI (P t Beton
B t Indonesia) 1955
I d i ) 
y PBI (Peraturan Beton Indonesia) 1971
y SNI T‐15‐1991‐03
y SNI 03‐2847‐2002
SNI 03 2847 2002
y SNI 03‐2847‐2013
Beban Pada Struktur
y Beban mati
y Beban hidup
y Beban gempa
y Beban angin
g
y Beban tekanan tanah
Beton
y Kuat tekan beton dinyatakan dalam: 
g g tekan maksimum (f’c) dengan
tegangan g
satuan: MPa (megapascal)
 N/mm2
MPa = N/mm
y Diperoleh dari uji kuat tekan beton silinder
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm pada
umur 28 hari
σ
f’c

0 003
0,003 ε
Diagram Tegangan‐Regangan Beton
y Regangan (ε) maksimum beton: 0,003
g awal kurva Æ modulus 
y Kemiringan
elastisitas beton (Ec)
  1, 5
Ec = 0,043 wc f c
'

ƒ Ec : modulus elastisitas
  d l   l i i beton b (MP )
(MPa)
ƒ wc : berat volume beton (kg/m3)
ƒ f’c : kuat tekan beton (MPa)
y Untuk beton normal 

 
Ec = 4700 f c
'
Tulangan Baja
y Ada 2 tipe: tulangan polos dan tulangan ulir
(deformasi)
y Menurut peraturan beton, tulangan yang 
digunakan harus tulangan ulir kecuali
untuk k tulangan
l spiral atau
i l  b j prategang
baja
dapat digunakan tulangan polos
y Sifat
Sif mekanik
k ik tulangan
l b j Æ tegangan
baja
luluh fy (MPa)  dan modulus elastisitas Es
(MPa)
σ

fy

εy ε
Modulus elastisitas baja: 200.000 MPa
baja: 200 000 MPa
Diagram Tegangan Beton
(a) (b) (c)
(a) Diagram tegangan saat beban kecil
(b) Diagram tegangan saat beban sedang
(c) Diagram tegangan saat beban ultimit
y Kondisi ultimit Æ kondisi ketika balok tepat
akan mengalami keruntuhan
y Pada kondisi (b) dan (c) daerah tarik beton
telah retak
y Saat kondisi ultimit tegangan tekan beton
b b t k parabola
berbentuk b l
Metode Perencanaan Kekuatan
y Struktur bangunan dirancang untuk dapat
memikul beban yyang lebih
g besar dari beban
yang bekerja

Kuat Desain ≥ Kuat Perlu
Kuat Perlu
y Kuat perlu (momen lentur, gaya geser, torsi, 
g dari hasil analisis
beban aksial) dihitung
struktur menggunakan beban berfaktor
y Beban berfaktor Æ perkalian beban
layan/beban kerja dengan faktor beban
y Hal ini untuk antisipasi bila struktur
memikul beban yang lebih besar dari yang 
direncanakan
y Faktor beban:
™U = 1,4D
U = 1 4D (1)
™U = 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau R)               (2)
™U = 1,2D + 1,6(Lr
U    D    6(L ataut R) + (1.0L atau
R)   ( L  t 0,5W)(3) W)( )
™U = 1,2D + 1,0W + 1,0L + 0,5(Lr atau R) (4)
™U = 1,2D + 1,0E + 1,0L                            (5)
™U = 0,9D + 1,0W                                    (6)
™U = 0,9D + 1,0E                                    (7)
y Keterangan
¾D = beban
D   beban mati
¾L = beban hidup
¾Lr = beban hidup pada atap
¾R = beban
R   beban air hujan
¾W = beban angin
¾E = beban gempa
y Faktor beban L pada persamaan (3), (4), (5) 
boleh
b l h direduksi
di d k i sampaii 0,5 kecuali
 k li untuk
k
garasi, tempat pertemuan umum dan
ruangan dengan
d b b hidup
beban   8 kN/ 2
hid > 4,8 kN/m
y Bila W dihitung dengan beban layan maka
pada persamaan (4) dan (6) faktor 1,6W 
digunakan sebagai pengganti 1,0W, dan
pada persamaan (3) faktor 0,8W digunakan
sbg pengganti 0,5W
KUAT DESAIN
KUAT DESAIN
y Kuat desain sama dengan
g kuat nominal 
dikalikan dengan faktor reduksi kekuatan
y Nilai faktor reduksi kekuatan (Φ) sbb.:
¾Penampang terkendali tarik Φ = 0,90
¾Penampang
P t k d li tekan
terkendali t k
9komponen dgn tulangan spiral Φ = 0,75
9komponen lainnya Φ = 0,65
¾Gese
Geser da
dan to
torsi
s Φ = 0,75
0,75
™Penampang terkendali tarik:
, 3
ketika εcu = 0,003 maka , 5
εt ≥ 0,005
™Penampang terkendali tekan:
ketika εcu = 0,003 maka
 0,003 maka εt ≤ εy
εy  = f y / Es
untuk f y = 400 MPa atau 420 MPa,
420 MPa
nilai εy = 0,002
εcu: regangan
  pada
d tepi
t i terluar
t l b t tekan
beton t k
εt : regangan tulangan tarik terluar
¾Daerah transisi antara penampang
terkendali tarik dan terkendali tekan bila
nilai regangan tulangan tarik terluar εt
berada di antara regangan
g g luluh εy dan 0,005 
, 5
εy < εt <  0,005
maka nilai Φ boleh ditingkatkan secara
linier dari 0,65 atau 0,75 menjadi 0,90 
(interpolasi linier)
y Nilai Φ untuk fy = 420 MPa atau 400 MPa

Φ Φ = 0,75 + (εt –
Φ   0 75 + (εt  0,002) 50
0 002) 50
0,90
spiral
0,75
0,65
, 5
l
lainnya Φ    6    ( t  0,002) (250/3)
Φ = 0,65 + (εt – ) ( / )

Terkontrol Terkontrol
tekan Transisi tarik

εt = 0,002 εt = 0,0055
y Faktor reduksi kekuatan (ϕ) untuk
memperhitungkan ketidaksempurnaan
dalam pelaksanaan pekerjaan
ASUMSI YANG DIGUNAKAN
y Prinsip
P i i Bernoulli Æ
B lli Æ bidang
bid penampang rata 
t  
sebelum terjadi lenturan, tetap rata setelah
t j di lenturan
terjadi l t d tetap
dan t t berkedudukan
b k d d k
tegak lurus pada sumbu balok
y Prinsip Navier Æ nilai regangan dalam
penampang komponen struktur berbanding
lurus terhadap jarak ke garis netral
εcu

As
εt
Langkah Perencanaan
Pembebanan

Analisis Struktur

Perancangan

Analisis Kapasitas
p

Anda mungkin juga menyukai