PENJABARAN KASUS
1.2 ANAMNESIS
1.2.1 Keluhaan Utama
Os datang dengan keluhan Demam sejak 3 hari yang lalu SMRS
2
1.2.4 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit serupa : (+)
Riwayat Operasi : (-)
Sistem saraf : (-)
Sistem Kardiovaskular : (-)
Sistem gastrointestinal : (-)
Sistem urinarius : (-)
Sistem genitalis : (-)
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien
: Perempuan
3
1.2.9 Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Riwayat Kehamilan :
P1 A0, lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan , ibu rutin
memeriksakan kehamilan,selama hamil ibu tidak pernah mengalami
sakit .
Riwayat Persalinan :
- PBL : 49 cm
- BBL : 3.900 gr
- Persalinan spontan ditolong oleh bidan
- Anak pertama
- BBLC,NCB, SMK, LSP
-
1.2.10 Riwayat Pemberian Makanan
ˉ ASI (+) 0 – 3 minggu
ˉ Susu Formula 3 minggu – 2 tahun
ˉ Makanan Pendamping 6 bulan keatas
4
1.3 ANAMNESIS SISTEM
- Cerebrospinal system : Pusing (-), nyeri kepala (-)
- Respiration system : Sesak (-), batuk berdahak (+)
- Cardiovascular system : DBN
- Gastrointestinal system : mual (+), muntah (+), melena (-), nyeri
tekan (+), nafsu makan berkurang
- Integumen system : turgor kulit baik, CRT < 2 detik
Kulit
-Warna : warna kulit sawo matang.
- Rambut : tumbuh rambut pada permukaan kulit kepala
,hitam,lurus,tidak mudah dicabut.
- Turgor : baik
Cephali
- Bentuk : Normocephali
- Ubun ubun : rata, tidak menonjol
Oculi
- Konjungtiva : Anemis (-/-) , Reflek cahaya: +/+
- Sklera : Normal, warna putih
- Pupil : Isokor
Auris
- Aurikula : nyeri tekan tragus (-) , Serumen(-)
- Meatus akustikus eksternu : Serumen (+), edem (-), eritem (-)
- Membran tympani : Hiperemis (-), perforasi (-)
Nares
5
-Septum nasal : Deviasi (-)
Oris
-stomatitis (-)
-Labium oris : Sianosis (-), kering(+)
-Lingua : Lidah kotor (+)
-Gingiva : Gingivitis (-)
Throat
-Faringitis (-), tonsilitis (-)
-Tonsil : Ukuran T1-T1, hiperemis (-)
-Dentis : Karies dentis (-)
Coli
-Jejas (-), massa(-), kaku kuduk (-)
-Limfe nodus : Pembesaran KGB (-)
-Kelenjar tiroid : Pembesaran kelenjar tiroid (-)
-JVP : 5-2 cmH2O (n)
Axilaris
-Limfe Nodus : Pembesaran KGB (-)
Thorax ( anterior-Posterior/Paru)
- Inspeksi : tampak sawo matang pada permukaan dada,
Retraksi interkostalis (-), gerakan simetris
- Palpasi : vokal fremitus pada semua lapang paru, Massa (-).
Nyeri tekan (-)
- Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru(Dextra = Sinistra)
- Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
Cor
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba
Perkusi : DBN
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Permukaan rata, warna sama dengan kulit
sekitar
6
Perkusi : Timpani (+), meteorismus (+)
Genitalia
Perianal
Ekstremitas
Refleks Neurologis
Fisiologis : DBN
Patologis : Tidak ada reflek patologis
7
Trombosit : 257.000 ul
MCV : 87 fi
MCH : 27 pg
MCHC : 31 g/di
b. Serologi
Tes widal salmonella typhi H : Positif 1/320
Tes widal salmonella typhi O : Positif 1/320
Tes widal salmonella typhi AO : Positif 1/320
Tes widal salmonella typhi BO : Positif 1/320
1.6 Resume
Os datang dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu SMRS. Demam
bersifat terus menerus dan berangsur meninggi pada malam hari. Os juga
mengeluh batuk disertai dahak berwarna putih kental namun tidak disertai darah
dan os mengeluh nyeri pada perutnya, pasien mengeluh muntah sebanyak 2x yang
berisi makanan dan tidak tampak darah pada muntah sehingga membuat os tidak
nafsu makan. Buang air kecil dan air besar normal. Ibu os mengatakan anaknya
pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya dengan keluhan yang sama. Riwayat
keluarga ada yang mengalami penyakit seperti ini. Karena keluhan tidak kunjung
membaik, os dibawa ke IGD RS Sukadana pada tanggal 03 oktober oleh
keluarganya.
8
Medikamentosa DPJP:
1.9 FOLLOW UP
03-10-2020 04-10-2020
S: S:
Demam hari ke 4 , nafsu makan Demam hari ke 5, nafsu makan menurun,
menurun, minum(+), mual (+), muntah mual dan muntah (+) 2x, batuk berdahak
(+) 2X, batuk berdahak (+), nyeri tekan (+), nyeri tekan epigastrium (+),BAB (-),
epigastrium (+),BAB (+), BAK (+) BAK (+)
O: O:
BB : 17 Kg BB : 17 Kg
RR : 20x/menit RR : 22x/menit
HR : 89x/menit HR : 91x/menit
T : 39,3 0C T : 38,30C
9
05-10-2020 06-10-2020
S: S:
Demam hari ke 6, nafsu makan Demam (-), nafsu makan baik, mual
baik,minum (+) mual dan muntah (-), dan muntah (-), batuk berdahak
batuk berdahak (+),nyeri tekan (+),nyeri tekan epigastrium (+) , BAB
epigastrium (+),BAB (-), BAK (+) (-), BAK (+)
O: O:
BB : 17 Kg BB : 17 Kg
RR : 23x/menit RR : 22x/menit
HR : 92x/menit HR : 94x/menit
T : 37,6 0C T : 36,80C
10
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
11
Pada kasus kasus yang khas , demam berlangsung 3 minggu. Bersifat
febris remiten dan suhu tiak berapa tinggi. Selama minggu pertama , suhu
tubuh berangsu angsur meningkat setiap hari ,biasanya menurun pada
pagi hari dan emnigkat lagi pada sore dan malam hari . dalam minggu
kedua penderita terus berda dalam keadaan demam. Dalam minggu ketiga
suhu badan beranggsur angsur turun dan normal kembali pada akhir
minggu ketiga.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah
pecah(ragaden) . lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue) ujung
dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen mungkin
ditemukan kedaan perut kembung(meteorismus), hati dan limpa
membesar di sertai nyeri pada perabaan. Biasanya didapatkan konstipasi,
akan tetapi mungkin pula normal bahkan dapat terjadi diare.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa dalam
yaitu apatis sampai somnolen jarang terjadi sopor koma atau gelisah.
Disamping gejala gejala yang biasa ditemukan tersebut , mungkin pula
ditemukan gejala lain. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan
roeola. Yaitu bintik bintik kemerahan karena emboli basil dslm kapiler
kulit. Biasanya ditemukan dalam minggu pertama demam. Kadang
kadang ditemukan bradikardia pada anak besar da mungkin pula
epistaksis.
2.5 Diagnosis
Manifestasi demam enterik sangat luas dan tidak khas sehingga diagnosis pasti
ditegakkan atas ditemukannya bakteri pada kultur .dengan demikian pada
pengelolaan kecurigaan demam enterik harus dilakukan pemeriksaan biakan
sebelum pemberian antibiotik
2.6 Koplikasi
Dapat terjadi pada :
1. Usus halus sering terjadi perdarahan usus. Bila sedikit hanya ditemukan
jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila perdarahan
banyak terjadi melena dan bila berat dapat disertai perasaan nyeri perut .
2. Perforasi usus timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelah itu dan
terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang tidak disertai peritonitis
hanya dapat ditemukan bila terdapat udara dirongga peritonium, yaitu
12
pekak hati menghilang dan terdapat udara diantara hati dan diafragma
pada rontgn abdomen yang di buat dalam kedaan tegak.
3. Peritonitis biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa
perforasi usus . ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang
hebat, dinding abdomen tegang dan nyeri pada tekanan.
.
2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium untuk membuat diagnosis
a. pemeriksaan widal
dasar pemeriksaan ialah reaksi aglutinasi yang terjadi bila serum
penderita dicampur dengan suspensi antigen salmonella typhosa. Pemeriksaan
yang positif ialah bila terjadi reaksi aglutinasi. Dengan jalan mengencerkan
serum,makan kadar zat anti dapat ditemukan, yaitu pengenceran tertinggi yang
masih menimbulkan reaksi aglutinsi. Untuk membuat diagnosa yang diperlukan
ialah titer zat anti terhadap antigen O . titer yang berinilai 1/200 atau lebih dan
atau menunjukkan kenaikan yang progresif digunakan untuk membuat diagnosa.
Titer tersebut mencapai puncaknya bersamaan dengan penyembuhan penderita.
Titer terhadap antigen H tidak diperlukan untuk diagnosis, karena dapat tetap
tinggi setelah mendapati imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh . tidak
selalu pemeriksaan widal positif walaupun penderita sungguh sungguh menderita
tifus abdominalis sebagaimana terbukti pada autopsi setelah penderita meninggal
dunia.
IgM anti S-typhi hr ke 6-8, pemeriksaan ini hanya berlaku untuk demam tifoid
,bila (-) tidak menyingkirkan kemungkinan demam paratifoid .
Peningkatan titer uji widal 4x ( selama 2-3 minggu) : dinyatakn +
Titer 1/160 : masih dilihat dahulu dalam 1 minggu kedepan apakah ada
kenaikan titer jika ada, maka dinyatakan +
Jika 1x pemeriksaan langsung /320 atau 1/640 langsung dinyatakan +
13
2. Pemeriksaan darah tepi
Terdapat gambaran leukopenia, limfositosis relatif mungkin terdapat
anemia normokrom-normositer dan trombositopenia ringan. Pemriksaan
darah tepi ini sederhana akan tetapi berguna untuk membantu diagnosis
yang tepat.
3. Biakan salmonella : darah umumnya + pada minggu pertama dan awal
minggu ke 2 (20-80%), rose spot (60%) .
2.8 Penatalaksanaan
2.9 Prognosis
umumnya prognosis tifus abdominalis pada anak baik asal penderita cepat
berobat. Mortalitas pada penderita yang dirawat ialah 6% . prognosis menjadi
kurang baik atau buruk bila terjadi gejala klinis yang berat seperti :
1. Panas tinggi (hiperpireksia) atau febris kontinua
2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor ,koma,delirium
3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis ,
peritonitis, bronkopneumoia dan lain lain.
4. Keadaan gizi penderita buruk .
14
DAFTAR PUSTAKA
15