Disusun Oleh :
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kesehatan Perempuan
dan Perencanaan Keluarga dengan judul “Metode Suhu Basal dan Metode Lendir Serviks”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kesehatan Perempuan dan
Perencanaan Keluarga” dengan dosen pembimbing Bunda Eva Susanti, SST,M.Keb.
Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa.
Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu memberikan bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada
kami.
Kami juga menyadari bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Metode Suhu Basal...........................................................................................................
B. Metode Lendir Serviks......................................................................................................
...........................................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran…………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya, kontrasepsi sering kali dianggap sebagai cara untuk menjarangkan
kehamilan atau mengurangi jumlah penduduk. Seiring dengan perkembangan, masalah
kontrasepsi tersebut, kini menjadi bagian dari masalah kesehatan reproduksi. Keberadaan
metode dan alat-alat kontrasepsi terkini, memaksa para penyelenggara pelayanan
Keluarga Berencana untuk memperbaharui pengetahuannya. Masalah-masalah
kontrasepsi telah memasuki tahapan yang jauh lebih rumit, yaitu menyangkut masalah
kesetaraan gender dan hak asasi manusia.
Teknologi kontrasepsi berkembang sangat pesat dalam waktu tiga dasawarsa
terakhir ini. Standarisasi pelayanan kontrasepsi secara nasional dan oleh Badan
Internasional (misal: WHO) telah diterbitkan secara berkala. Sayangnya,perkembangan
tersebut tidak selalu diikuti dengan cermat oleh para petugas kesehatan dan keluarga
berencana di Indonesia. Berbagai kontroversi timbul dalam perkembangan teknologi
kontrasepsi selama ini, khususnya mengenai dampak negatif penggunaan kontrasepsi
bagi wanita dalam jangka panjang. Banyak berbagai pertanyaan yang diajukan tentang
berbagai risiko negatif penggunaan kontrasepsi, tetapi sangat sedikit penyampaian
informasi tentang dampak positif kontrasepsi kepada kesehatan reproduksi
wanita. Padahal, kontrasepsi tidak hanya memiliki dampak negatif, tetapi memiliki
dampak positif seperti mencagah jenis kanker tertentu dan anemia yang seringkali
dijumpai pada wanita di Indonesia.
Oleh karena itu, secara berkala perlu dilakukan sosialisasi “contraceptive technology
update” bagi para ilmuwan, petugas pelayanan kesehatan dan KB agar mereka mampu
mengikuti perkembangan alat, obat dan cara kontrasepsi terkini. Dengan meningkatnya
pengetahuan mereka, pelayanan KB di Indonesia diharapkan dapat meningkat
kualitasnya, sehingga sasaran KB yang ditetapkan dalam Pembangunan Nasional dapat
dicapai.
BAB II
PEMBAHASAN
Fase subur dan fase tidak subur dapat dinilai dengan ukuran dan dapat
digunakan untuk merencanakan dan menghindari kehamilan. Siklus
menstruasi dibagi dalam 2 fase yaitu sebelum ovulasi dan fase setelah
ovulasi.
Dengan syarat suhu tubuh tidak boleh dalam kondisi demam, jangan
tidur dibawah lampu yang panas, jangan tidur menggunakan AC dalam
suhu yang sangat tinggi, dan tidur minimal 5-6 jam.
3. Efektifitas
Angka kegagalan metode kontrasepsi sederhana MOB ini adalah 0,4-39,7 100
wanita per tahun.
a. Membutuhkan komitmen.
2) Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur, kecuali ada
perasaan sangat basah pada waktu siang. Setipa malam sebelum tidur,
tentukan tingkat yang paling subur dan beri tanda pada catatan untuk kode
yang sesuai. Lendir mungkin akan berubah pada hari yang sama.
3) Abstinen/ pantang senggama paling sedikit satu siklus sehingga klien akan
mengenali hari-hari lendir, mengenali pola kesubiuran dan pola
ketidaksuburan dengan bimbingan terlatih.
5) Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang satu
malam( aturan selang seling).
6) Hindari senggama segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan
basah muncul (aturan awal).
7) Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin dan mulur dengan tanda X.
Ini adalah hari puncak (hari ovulasi).
8) Setelah hari puncak ,hindari senggama untuk tiga hari berikut siang dan
malam (aturan puncak). Mulai dari pagi hari ke empat setelah kering, ini
adalah hari hari aman untuk bersenggama sampai hari haid berikutnya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan upaya itu
dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen. Pengguna kontrasepsi
merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilisasi.
Metode keluarga berencana alamiah (KBA) adalah metode kontrasepsi
berdasarkan pada kesadaran untuk memulai atau mengakhiri masa kesuburan
dari siklus menstruasi perempuan. Maksudnya, cara alternatif yang dapat
digunakan oleh pasangan usia subur selain menggunakan alat atau obat.
Namun masih banyak yang belum mengetahui cara kontrasepsi dengan
metode alamiah ini. Kebanyakan pasangan usia subur lebih memilih
menggunakan alat kontrasepsi dari bidan atau dokter karena dirasa lebih aman
dan tingkat kegagalannya rendah.
B. Saran
Program KB merupakan program kontrasepsi yang bertujuan untuk mengatur
atau mengendalikan populasi penduduk di Indonesia. Metode KB alamiah
adalah salah satu cara kontrasepsi. Untuk merealisasikan cara KBA ini, kita
sebagai tenaga medis harus memberikan dan menyampaikan informasi yang
secara lengkap dan jelas kepada masyarakat tentang bagaimana cara
melakukan KBA, manfaat, kerugian dan lain-lain agar masyarakat tahu dan
merealisasikan nya dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA