Anda di halaman 1dari 94

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH INDUSTRI PENGOLAHAN


TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI
SUMATERA UTARA

OLEH

DESY LUMONGGA LUBIS

150501115

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh


jumlah perusahaan dan investasi yang ada di industri pengolahan terhadap
pertumbuhan ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja di industri pengolahan
di provinsi Sumatera Utara.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang
menggunakan data sekunder dengan sumber data berasal dari Badan Pusat
Statistik Kota Medan dan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. Dalam
penelitian ini periode waktu yang digunakan berkisar pada tahun 2010-2016.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur atau path analysis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel jumlah perusahaan
berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja, variabel investasi
berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja, variabel penyerapan
tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, variabel
djumlah perusahaan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi melalui
penyerapan tenaga kerja, dan variabel investasi berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja di industri pengolahan
di provinsi Sumatera Utara.

Kata kunci : Banyak Jumlah Perusahaan, Investasi, Penyerapan Tenaga


Kerja, Pertumbuhan Ekonomi

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT OF THE PROCESSING INDUSTRY ON


ECONOMIC GROWTH IN THE PROVINCE OF NORTH SUMATRA

This study aims to analyze how the influence of the number of companies
and investments in the processing industry on economic growth through
employment in the processing industry in North Sumatra province. This type of
research is a quantitative descriptive study that uses secondary data with data
sources originating from the Central Statistics Agency of Medan and the Central
Statistics Agency of North Sumatra. In this study the time period used ranges from
2010-2016. The analytical method used is path analysis.
The analysis shows that the number of companies has a positive effect on
employment, the investment variable has a positive effect on employment, the
employment variable has a positive effect on economic growth, the number of
firms has a negative effect on economic growth through employment, and the
investment variable has an effect positive on economic growth through
employment in the manufacturing industry in the province of North Sumatra

Keywords : The Large Number of Companies, Investment, Labor Absorption, and


Economic Growth

ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmatnya saya dapat
menyelesaikan skripsi saya ini yang berjudul “Analisis pengaruh industri
pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara”.
Penulisan skripsi ini juga diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi S-1 Ekonomi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa pengerjaan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Saya mengucapkan Terimakasih kepada kedua
orang tua yang saya cintai H. Abd. Rahman Lubis, SH dan Hj, Alfitri Ati Hrp
yang selalu memberikan semangat , nasehat, dukungan serta doa kepada saya
selama saya menjalankan perkuliahan dan selama penulisan skripsi ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP., selaku Ketua Program
Studi S-1 Ekonomi Pembangunan
3. Ibu Inggrita Gusti Sari Nst, SE, M.Si., selaku Sekretaris Program
Studi S-1 Ekonomi Pembangunan
4. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si, selaku Dosen Pembimbing
penulis yang telah meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penulis mulai dari awal hingga
selesainya skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE, selaku dosen penguji
1 penulis yang telah memberikan petunjuk, saran, dan kritik dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Rujiman ,MA selaku dosen penguji 2 penulis yang telah
memberikan petunjuk, saran, dan kritik dalam penyusunan skripsi
ini.

iii
Universitas Sumatera Utara
7. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi
Pembangunan yang telah memberikan ilmu dan perhatiannya
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga selesai
skripsi ini.
8. Abang kandung saya Firmansyah Lubis, SE dan Adik saya Saarah
Annisa Lubis yang selalu memberikan motivasi , semangat dan
dukungan kepada saya.
9. Keluarga besar H. Zakariah Lubis yang selalu memberikan
semangat dan motivasi kepada saya selama pengerjaan skripsi ini.
10. Saudara-saudara saya tercinta Nurul Fika Pratiwi, Duma Indah Sari
Lubis yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada saya
dalam proses pengerjaan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat saya tercinta , Annisa , Ardhya Garini, Hafiza
Syafira, Friska Syari, Fadli Nahar, Iqbal Habib, Fadhel
Muhammad, dan teman-teman saya yang lain dari awal
perkuliahan sebagai tempat berbagi keluh kesah yang selalu
menemani saya, yang selalu mendukung, memberi semangat dan
memberikan kritik sarannya kepada saya dan juga memberi waktu
luang dalam membantu proses penyusunan skripsi ini.
12. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman
Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan angkatan 2015 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah
mendukung serta memberikan kritik dan sarannya selama
pengerjaan skripsi ini.
13. Kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

iv
Universitas Sumatera Utara
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK. ........................................................................................................ i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

BAB I.PENDAHULUAN ................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 TinjauanTeoritis............................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ......................................... 9
2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi.................................................. 9
2.1.3 Industri Pengolahan Dan Industrialisasi ................................. . 13
2.1.3.1 Pengertian Industri Pengolahan
Dan Industrialisasi ...................................................... . 13
2.1.4 Tenaga Kerja Dan Penyerapan Tenaga Kerja Dalam Industri
Pengolahan.............................................................................. 15
2.1.4.1 Tenaga kerja ............................................................... 15
2.1.4.2 Penyerapan Tenaga Kerja ........................................... 16
2.1.5 Investasi .................................................................................. 18
2.1.6 Peran Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian .............. 22
2.1.7 Pertumbuhan Industri Pengolahan Di Indonesia .................... 24
2.1.8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ............................ 25
2.1.8.1 Pengertian Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB).............................................. 25
2.1.8.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
atas Dasar Harga Berlaku Dan Konstan ..................... . 26
2.1.8.3 Metode Penghitungan Produk
Domestik Bruto (PDRB) ............................................ . 27
2.1.9 Hubungan Antara Variabel ..................................................... . 30
2.1.9.1 Pengaruh Banyaknya Jumlah Unit Perusahaan
Di Industri Pengolahan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja Di Industri Pengolahan ....................... . 30
2.1.9.2 Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja Di Industri Pengolahan ..................................... . 31
2.1.9.3 Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi ............................................... . 32
2.1.9.4 Pengaruh Banyaknya Jumlah Perusahaan, Investasi,
Dan PenyerapanTenaga Kerja Di Industri Pengolahan
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ............................... . 33

vi
Universitas Sumatera Utara
2.1.10 Tinjauan Penelitian Terdahulu....................................... 34
2.1.11 Kerangka Konseptual ................................................. 37
2.1.12 Hipotesis Penelitian ..................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 40


3.1 Pendekatan Penelitian ...................................................................... 40
3.2 Sumber Data ................................................................................... 40
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 40
3.3.1 Studi Pustaka .......................................................................... 41
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................. 41
3.4.1 Variabel Terikat (Independent ................................................ 41
3.4.2 Variabel Intervening ............................................................... 41
3.4.3 Variabel Bebas (Dependen) .................................................... 42
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 42
3.5.1 Analisis Jalur (Path Anaysis) .................................................. 42
3.5.2 Model Dekomposisi Pengaruh Kausal Antar Variabel ........... 43
3.5.3 Uji Hipotesis ........................................................................... 45
3.5.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 45
3.5.3.2 Uji T-statistik .............................................................. .45
3.5.3.3 Uji F-stastistik............................................................. .46
3.5.4 Data Interpolasi.............................................................. .47
3.5.4.1 Pengertian Data Interpolasi ........................................ .47
3.5.4.2 Perhitungan Interpolasi ............................................... .48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 49


4.1 Letak Geografis ............................................................................... 49
4.2 Iklim................................................................................................. 52
4.3 Keadaan Penduduk .......................................................................... 52
4.3.1 Jumlah Penduduk.................................................................... 52
4.4 Nilai Output Sumatera Utara ........................................................... 54
4.5 Tenaga Kerja Sumatera Utara.......................................................... 55
4.6 Investasi Sumatera Utara ................................................................. 57
4.7 Hasil Dan Analisis ........................................................................... 57
4.7.1 Persamaan Model Pertama ..................................................... 57
4.7.2 Persamaan Model Kedua ........................................................ 61
4.7.3 Pengaruh Langsung (Direct Effect ) dan Interprestasi............ 67
4.7.4 Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect) ........................... .69
4.7.5 Pengaruh Total Dan Interprestasi ........................................... .71
4.8 Pembahasan/Interprestasi ................................................................ .72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... .74


5.1 Kesimpulan ...................................................................................... .74
5.2 Saran ....................................................................................... .75

DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................... 76


LAMPIRAN……… . ...................................................................................... 79

vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 LajuPertumbuhan PDRB Provinsi – Provinsi Sumatera 3


dari Tahun 2013 hingga Tahun 2017
1.2 ProdukDomestik Regional Bruto Provinsi Sumatera 4
Utara Atas DasarHarga Konstan 2000 Menurut
Lapangan Usaha 2010 – 2016
4.1 Luas Wilayah Dan JumlahPenduduk Di Sumatera Utara 5
4.2 ProdukDomestik Regional BrutoProvinsi Sumatera 6
Utara MenurutLapangan Usaha 2014-2016
4.3 Analisis Pengaruh Banyaknya Jumlah Perusahaan 36
(X1) dan Investasi (X2) terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja (Z)
4.4 Analisis Pengaruh Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1), 49
Investasi (X2), dan Penyerapan Tenaga Kerja (Z)
terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y)
1.1 LajuPertumbuhan PDRB Provinsi – Provinsi Sumatera 51
dari Tahun 2013 hingga Tahun 2017
1.2 ProdukDomestik Regional Bruto Provinsi Sumatera 52
Utara Atas DasarHarga Konstan 2000 Menurut
Lapangan Usaha 2010 – 2016
4.1 Luas Wilayah Dan JumlahPenduduk Di Sumatera Utara 54
4.2 ProdukDomestik Regional BrutoProvinsi Sumatera 57
Utara MenurutLapangan Usaha 2014-2016
4.3 Analisis Pengaruh Banyaknya Jumlah Perusahaan 58
(X1) dan Investasi (X2) terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja (Z)
4.4 Analisis Pengaruh Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1), 61
Investasi (X2), dan Penyerapan Tenaga Kerja (Z)
terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y)
1.1 LajuPertumbuhan PDRB Provinsi – Provinsi Sumatera 63
dari Tahun 2013 hingga Tahun 2017
1.2 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera 64
Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut
Lapangan Usaha 2010 – 2016

viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

1 Analisis Struktur Pertama


2 Analisis Struktur Kedua
3 Data Tahunan
4 Data Quartal Hasil Interpolasi

ix
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu usaha untuk menciptakan kesejahteraan

rakyat dan pembangunan mencerminkan suatu proses perbaikan dari suatu

masyarakat atau sistem sosial secara keseluruhan untuk bergerak maju menuju

suatu kondisi yang lebih baik. Umumnya pembangunan negara negara sedang

berkembang dipusatkan pada pembangunan ekonomi melalui usaha pertumbuhan

ekonomi. Proses pembangunan mengharapkan adanya pertumbuhan ekonomi

yang diikuti dengan perubahan struktur ekonomi dan perubahan kelembagaan,

namun proses pembangunan tidak mudah karena diperlukan waktu yang panjang.

Pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif adanya

pembangunan ekonomi di suatu wilayah. Pembangunan ekonomi adalah

serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf

hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, pemerataan distribusi pendapatan

masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional dan mengusahakan

pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.

Salah satu penggerak pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang

termasuk Indonesia adalah sektor industri pengolahan. Oleh karena itu, sektor

industri di persiapkan agar mampu menjadi penggerak dan memimpin (the leading

sector) terhadap perkembangan sektor perekonomian lainnya, selain akan

mendorong perkembangan industri yang terkait dengannya. Sebagai negara

agraris yang bertumpu pada sektor pertanian, maka prioritas pemerintah dalam

Universitas Sumatera Utara


2

pembangunan sektor industri pengolahan yang utama adalah untuk menopang

sektor pertanian (agroindustri) dan sektor-sektor lainnya. Proses perubahan

struktur perekonomian ditandai dengan menurunnya pangsa sektor primer

(pertanian), meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan pangsa sektor

tersier (jasa) dimana kontribusi sektor industri meningkat sejalan dengan

pertumbuhan ekonomi. (Jasman, 2015)

Tabel 1.1
Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi – Provinsi di Pulau Sumatera dari Tahun
2013 hingga Tahun 2017
N Laju Pertumbuhan PDRB
o Propinsi Rata-rata
. 2013 2014 2015 2016 2017
1 Aceh 2,61 1,55 -0,73 3,31 2,32 1.61
2 Sumatera Utara 6.07 5,23 5,10 5,18 3,95 4.19
3 Sumatera Barat 6,08 5,88 5,52 5,26 4,06 5.18
4 Riau 2,48 2,71 0,22 2,23 0,29 1.36
5 Jambi 6,84 7,36 4,20 4,37 2,97 4.73
6 Sumatera Selatan 5.31 4,79 4,42 5,03 4,15 4.60
7 Bengkulu 6,07 5,48 5,13 5,30 3,39 4.83
8 Lampung 5,77 5,08 5,13 5,15 4,10 4.87
9 Kepulauan Bangka 5.20 4,67 4.08 4,11 2,39
Belitung 3.81
1 Kepulauan Riau 7,21 6,60 6.01 5,03 6,06
0 5.93
Sumber : Statistik Indonesia (2014 – 2018)

Tabel di atas menunjukkan secara rata – rata laju pertumbuhan PDRB

Sumatera Utara lima tahun terakhir sebesar 4.19% lebih rendah dari laju

pertumbuhan PDRB propinsi lain di pulau sumatera, yaitu Sumatera Selatan

(4.63%), Jambi (4.73%), Bengkulu (4.83%), Lampung (4.87%), Sumatera Barat

(5.18%) dan Kepulauan Riau (5.93%).

Besarnya pertumbuhan ekonomi daerah seharusnya merupakan sebuah

peluang yang dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong perekonomian

Universitas Sumatera Utara


3

daerah. Perkembangan ekonomi suatu wilayah juga harus di lihat dari sektor-

sektor yang menjadi unggulan wilayah tersebut. Sektor uggulan tersebut harus

bisa dikembangkan semaksimal mungkin agar dapat menjadi pemicu

pembangunan perekonomian wilayah tersebut. Sektor unggulan tersebut dapat

diketahui salah satunya dengan menggunakan data PDRB. Kemampuan

pemerintah daerah untuk melihat sektor yang memiliki keunggulan atau

kelemahan di wilayahnya menjadi semakin penting. Sektor yang memiliki

keunggulan, memiliki prospek yang lebih baik untuk dikembangkan dan

diharapkan dapat mendorong sektor-sektor lain untuk berkembang.

Salah satu tolak ukur untuk melihat perkembangan perekonomian adalah

dengan melihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Perkembangan perekonomian di Provinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun yang dicerminkan dalam angka Produk Domestik Regional

Bruto. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang dimiliki oleh Provinsi

Sumatera Utara didorong karena adanya kontribusi dari tujuh sektor unggulan

diantaranya sektor industri pengolahan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel

dibawah ini.

Universitas Sumatera Utara


4

Tabel 1.2
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha 2010 - 2016
NO LAPANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
USAHA
1 Pertanian, 85561 144 90 592 547.10 95405 416.90 99 894 566.30 104 262 109 962 115 308
kehutanan, dan 829.80 980.40 876.90
perikanan
2 Pertambangan dan 3 520 236.80 3 531 061.90 3 663 513.90 3 823 986.20 3 926 110.30 4 078 864.90 4 013 318.30
penggalian
3 Industri 70 540 953.80 72 815 223.10 76 922 410.60 80 648 618 83 069 087.50 86 081 396 89 941 989
pengolahan
4 Pengadaan listrik 501 178.80 570 711.40 553 396.30 531 398.10 580 714.60 593 969.10 616 388.30
dan gas
5 Pengadaan air, 316 551.80 336 491.30 353 745.80 373 844.30 396 428.60 421 958.30 450 270.90
pengelolaan
sampah, limbah
dan daur ulang
6 Konstruksi 38 650 891.30 41 921 896.10 44 718 287.80 48 144 381.80 51 411 361.10 54 248 909.80 57 286
443.40
7 Perdagangan besar 56 555 799.50 60 589 055 65 384 605.20 69 025 207.60 73 812 641.80 77 037 548.80 81 467
dan eceran 720.70
reparasi mobil dan
sepeda motor
8 Transportasi dan 14 101 567 15 545 798.40 16 827 857.60 18 075 247.20 19 082 060.70 20 165 190.90 21 389
pergudangan 010.80
9 Penyediaan 6 936 756.80 7 527 496.50 8 035 635.90 8 663 609.60 9 225 423.50 9 866 776.10 10 512
akomodasi dan 200.50
makan minum
10 Informasi dan 7 465 664.10 8 209 201.20 8 930 584.20 9 625 107.20 10 321 291.60 11 055 360.50 11 913
komunikasi 127.10
11 Jasa keuangan dan 9 676 981.60 10 519 432.10 11 581 048.10 12 691 885.10 13 024 096.60 13 957 947.10 14 531
asuransi 037.50

12 Real estate 12 814 477.20 14 052 157.30 15 030 054.50 16 072 860.10 17 132 221.20 18 119 225.60 19 187
892.40
13 Jasa perusahaan 2 711 690.40 3 001 220.10 3 182 589.60 3 395 102 3 624 699.30 3 836 940.40 4 065 405.20

14 jasa pendidikan 6 690 893.90 7 011 171.10 7 357 221.30 7 970 451.30 8 478 260.60 8 904 741.50 9 341 369.60
15 Administrasi 11 212 993 12 213 771.30 12 522 710.20 12 940 560.20 13 835 996.70 14 642 061.90 14 931
pemerintahan 577.30
pertahanan dan
jaminan wajib
sosial
16 Jasa lainnya 1 510 932.40 1 646 888.50 1 775 772.90 1 908 139.70 2 042 552.70 2 179 185.10 2 320 879

Sumber: Badan Pusat Statistik 2010-2016

Dapat dilihat Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor

industri pengolahan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sektor industri

pengolahan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terhadap

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara. Pada

tahun 2016 atas dasar harga konstan sebesar Rp. 89.941.989 juta mengalami

peningkatan dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu di tahun 2015 sebesar

Rp. 86.081.396 juta. Namun, dalam hal penyerapan tenaga kerja atau

penyediaan lapangan kerja sektor industri pengolahan masih belum

memberikan kontribusi yang cukup pesat. Hal itu dapat dilihat dari masih

Universitas Sumatera Utara


5

rendahnya tenaga kerja yang bekerja di sektor industri pengolahan, yaitu hanya

sebesar 10,22%, dibandingkan dengan sektor lainnya (BPS Sumut, 2018).

Begitu pula dengan jumlah perusahaan industri pengolahan besar dan sedang di

Provinsi Sumatera Utara, pada tahun 2015 tercatat ada 960 perusahaan berdiri,

bila dibandingkan dengan jumlah perusahaan industri pengolahan besar dan

sedang tahun 2014, terjadi penurunan jumlah perusahaan sebanyak 67

perusahaan atau turun sekitar 6,52 persen. (BPS Sumut, 2016). Penurunan

tersebut berkontribusi langsung terhadap indikator penting pendukung

penyebab turunnya laju pertumbuhan ekonomi yaitu diantaranya penurunan

nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, hingga pasar ekspor.

Pertumbuhan industri pengolahan, tidak terlepas juga dari adanya

peranan investasi. Investasi merupakan salah satu faktor produksi yang

peranannya sangat dominan dalam peningkatan produksi sebagaimana

tercermin melalui laju pertumbuhan ekonomi. Investasi adalah pengeluaran

yang dilakukan oleh pengusaha untuk membeli barang modal dan pengeluaran

lain untuk kegiatan produksi. Investasi dapat diperoleh dari akuntansi modal

yang diperoleh dari tabungan dan sebagian pendapatan waktu sekarang yang

disisihkan untuk dapat memperbesar produksi dan pendapatan dimasa yang

akan datang. (Sukirno, 2000).

Selain itu, tenaga kerja merupakan input faktor produksi yang

digunakan dalam proses produksi industri pengolahan. Tenaga kerja memegang

peranan utama dalam produksi, karena barang modal yang berasal dari

investasi barulah bisa dimanfaatkan jika ada tenaga kerja. Berdasarkan

Universitas Sumatera Utara


6

penjabaran tersebut, maka pengaruh investasi industri pengolahan terhadap

penyerapan tenaga kerja industri pengolahan menarik untuk diteliti, untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh setiap variable-variable tersebut terhadap

pertumbuhan ekonomi khususnya di provinsi Sumatera Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang dia atas maka permasalahan

yang akan dibahas yaitu:

1. Bagaimana pengaruh banyaknya jumlah perusahaan Industri Pengolahan

terhadap penyerapan tenaga kerja di industry pengolahan?

2. Bagaimana pengaruh investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di

industry pengolahan?

3. Bagaimana pengaruh penyerapan tenaga kerja di Industri Pengolahan

terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB) Provinsi Sumatera Utara?

4. Bagaimana pengaruh banyaknya jumlah perusahaan terhadap

pertumbuhan ekonomi (PDRB) Provinsi Sumatera Utara melalui

penyerapan tenaga kerja di Industri Pengolahan?

5. Bagaimana pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB)

Provinsi Sumatera Utara melalui penyerapan tenaga kerja di Industri

Pengolahan?

Universitas Sumatera Utara


7

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menganalisis sekaligus mengetahui pengaruh banyaknya jumlah

perusahaan Industri Pengolahan terhadap penyerapan tenaga kerja di

Industri Pengolahan

2. Untuk menganalisis sekaligus mengetahui pengaruh investasi terhadap

penyerapan tenaga kerja di Industri Pengolahan

3. Untuk menganalisis sekaligus mengetahui pengaruh pengaruh

penyerapan tenaga kerja di Industri Pengolahan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) di Provinsi Sumatera Utara

4. Untuk menganalisis sekaligus mengetahui pengaruh banyaknya jumlah

perusahaan terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB) Provinsi Sumatera

Utara melalui penyerapan tenaga kerja di Industri Pengolahan

5. Untuk menganalisis sekaligus mengetahui pengaruh investasi terhadap

pertumbuhan ekonomi (PDRB) Provinsi Sumatera Utara melalui

penyerapan tenaga kerja di Industri Pengolahan

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah:

1. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peneliti tentang peranan

sektor Industri Pengolahan

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan akademisi

Universitas Sumatera Utara


8

3. Sebagai sumber informasi kepada para pengambil keputusan yaitu

pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam hal penentuan kebijakan

pembangunan ekonomi

Universitas Sumatera Utara


9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat

pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau

tidak. (Arsyad, 2010). Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses

peningkatan produksi barang dan jasa di dalam kegiatan ekonomi masyarakat,

pertumbuhan menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan diukur

dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan. Dalam kegiatan

perekonomian pertumbuhan berarti perkembangan produksi barang dan jasa

yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang

industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah,

perkembangan sektor jasa dan perkembangan produksi barang modal. Nilai

kenaikan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besaran pendapatan nasional

riil suatu negara.

2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Para ahli ekonomi sudah sejak lama berusaha untuk memahami konsep

pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam suatu masyarakat di suatu negara.

Teori pertumbuhan ekonomi dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa

kelompok, yakni teori klasik, teori neokklasik, teori neokeynes, teori W.W.

Rostow, dan teori Karl Bucher. Berikut penjelasannya:

Universitas Sumatera Utara


10

 Teori klasik

Teori pertumbuhan ekonomi aliran klasik ini sudah dikembangkan sejak

abad ke-17. Ada dua tokoh yang paling berpengaruh terhadap pemikiran teori

klasik ini, yakni Adam Smith dan David Ricardo.

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi menurut Adam Smith

Di dalam bukunya yang berjudul An Inquiry into the Nature and Causes

Weaklth of Nation (1776), Adam Smith menguraikan pendapatnya tentang

bagaimana menganalisis pertumbuhan ekonomi melalui dua faktor, yakni faktor

output total dan faktor pertumbuhan penduduk. Perhitungan output total dilakukan

dengan tiga variabel, meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan

persediaan capital atau modal. Sedangkan untuk faktor kedua, yakni pertumbuhan

penduduk, digunakan untuk menentukan luas pasar dan laju pertumbuhan

ekonomi.

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi menurut David Ricardo

Pemikiran David Ricardo dalam hal pertumbuhan ekonomi yang paling

dikenal adalah tentang the law of diminishing return. Pemikirannya ini tentang

bagaimana pertumbuhan penduduk atau tenaga kerja yang mampu mempengaruhi

penurunan produk marginal karena terbatasnya jumlah tanah. Menurutnya,

peningkatan produktivitas tenaga kerja sangat membutuhkan kemajuan tekonologi

dan akumulasi modal yang cukup. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat

dicapai.

Universitas Sumatera Utara


11

 Teori Neoklasik

Dalam teori neoklasik pertumbuhan ekonomi, dua tokoh yang paling

populer adalah Joseph A Schumpeter dan Robert Solow.

a. Pertumbuhan Ekonomi menurut Joseph A Schumpeter

Menurut Joseph A Schumpeter dalam bukunya yang berjudul The Theory

of Economic Development, membahas mengenai peran pengusaha dalam

pembangunan. Schumpeter menyimpulkan bahwa proses pertumbuhan ekonokmi

pada dasarnya adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para innovator dan

wirausahawan.

b. Pertumbuhan Ekonomi menurut Robert Solow

Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi adalah rangkaian

kegiatan yang bersumber pada empat faktor utama, yakni manusia, akumulasi

modal, teknologi modern dan hasil (output).

 Teori Neokeynes

Dalam teori Neokeynes, dikenal tokoh Roy F. Harrod dan Evsey D

Domar. Pandangan kedua tokoh tersebut adalah tentang adanya pengaruh

investasi terhadap permintaan agregat dan pertumbuhan kapasitas produksi.

Sebab, investasi inilah yang kemudian dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Teori neokeynes ini memiliki pandangan bahwa penanaman modal

adalah komponen yang sangat utama dalam proses penentuan suksesnya

pertumbuhan ekonomi.

Universitas Sumatera Utara


12

 Teori W. W. Rostow

W.W. Rostow banyak membahas mengenai pertumbuhan ekonomi dan

Teori Pembangunan. Berbagai pemikirannya dituangkan dalam salah satu

bukunya berjudul The Stages of Economic, A Non COmunist Manifesto. Dalam

buku tersebut, Rostow menggunakan pendekatan sejarah untuk menjabarkan

proses perkembangan ekonomi yang terjadi dalam suatu masyarakat. Menurutnya,

dalam suatu masyarakat, proses pertumbuhan ekonomi tersebut berlangsung

melalui beberapa tahapan, meliputi :

1. Masyarakat tradisional (traditional society)

2. Tahap prasyarat tinggal landas (praconditions for thae off)

3. Tahap tinggal landas (the take off)

4. Tahap menuju kedewasaan (maturity)

5. Tahap konsumsi tinggi (high mass consumption)

 Teori Karl Bucher

Seperti Rostow, Karl Bucher juga memiliki pendapat tersendiri mengenai

tahapan perkembangan ekonomi yang berlangsung dalam suatu masyarakat.

Tahapan pertumbuhan ekonomi menurut Karl Bucher adalah :

1. Produksi untuk kebutuhan sendiri (rumah tangga tertutup)

2. Perekonomian sebagai bentuk perluasan pertukaran produk di pasar

(rumah tangga kota)

3. Perekonomian nasional dengan peran perdagangan yang semakin penting

(rumah tangga negara) dan kegiatan perdagangan yang meluas batas

negara (rumah tangga dunia)

Universitas Sumatera Utara


13

2.1.3 Industri Pengolahan Dan Industrialisasi

2.1.3.1 Pengertian Industri Pengolahan dan Industrialisasi

Berbagai lembaga mengemukakan definisi tentang industri pengolahan,

dari sudut pandang teori ekonomi mikro, industry merupakan kumpulan

perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogeny atau barang-barang

yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. (Teguh, 2010)

Namun demikian dari sisi pembentukan pendapatan secara makro industri

diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Jadi,

pengertian industri adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang

yang sejenis yang mempunyai nilai tambah seperti mengelola barang mentah

menjadi barang jadi yang siap konsumsi yang lebih bernilai dengan tujuan

pembentukan pendapatan. Dalam pengertian yang sempit, industri adalah suatu

kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah

jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi

penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Secara umum pengertian industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan

bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang

memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau

assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak

hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.Industri merupakan salah

satu upaya untuk meningkatkan kesejateraan penduduk. Selain itu

industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu

sumberdaya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam

Universitas Sumatera Utara


14

secara optimal. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian,

industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku,

barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang

lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancangan bangun dan

perekayasaan industri. Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai suatu

sistem, merupakan perpaduan sub sistem fisis dan sub sistem manusia

(Wignjosoebroto, 2003). Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa industri adalah kumpulan perusahaan yang memproduksi barang sejenis

atau homogen, perusahaan tersebut mengolah barang mentah menjadi barang

jadi yang mempunyai nilai tambah. Sektor industri pengolahan meliputi semua

kegiatan produksi yang bertujuan meningkatkan mutu barang dan jasa.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Industri Pengolahan adalah suatu

kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar

secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang

jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang

lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekatkepada pemakai akhir. Termasuk

dalam kegiatan ini adalah jasa industri/makanan dan pekerjaan perakitan

(assembling). Ketika suatu daerah telah mencapai tahapan di mana sektor

industri pengolahan sudah menjadi sektor andalan, maka dapat dikatakan

daerah tersebut sudah mengalami industrialisasi. Industrialisasi merupakan

salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi.

Artinya industrialisasi bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah seluruh

sektor ekonomi dengan sektor industri pengolahan sebagai sektor andalan.

Universitas Sumatera Utara


15

2.1.4 Tenaga Kerja Dan Penyerapan Tenaga Kerja Dalam Industri

Pengolahan

2.1.4.1 Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan

pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari

pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.

Adapun menurut pendapat lain mengenai arti tenaga kerja adalah semua orang

yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun

bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak

ada kesempatan kerja. Adapun pendapat lain yaitu tenaga kerja adalah modal bagi

geraknya roda pembangunan. Tenaga kerja bukan berarti jumlah buruh yang

terdapat dalam perekonomian, tetapi tenaga kerja juga meliputi keahlian dan

keterampilan yang mereka miliki. Tenaga kerja merupakan salah satu input

produksi dan faktor yang sangat penting dalam kegiatan memproduksi barang dan

jasa pada perusahaan industri pengolahan (manufaktur) selain bahan baku,

teknologi atau mesin-mesin. Di negara berkembang seperti Indonesia,

pemanfaatan tenaga kerja manusia masih tinggi dan mendominasi perusahaan

industri pengolahan. Meskipun perusahaan industri sudah mulai menggunakan

teknologi tinggi, namun masih ada yang memakai teknologi yang tergolong

rendah, serta lebih banyak didominasi oleh yang menggunakan teknologi tingkat

menengah ke bawah. Di Provinsi Sumatera Utara, penyerapan tenaga kerja juga

relatif tinggi pada perusahaan industri pengolahan besar dan sedang.

Pembangunan ekonomi setiap negara membutuhkan sumber daya. Salah satu

Universitas Sumatera Utara


16

sumber daya yang diperlukan adalah manusia. Sumber daya manusia berperan

penting dalam proses pembangunan, karena sumber daya manusia merupakan

penggerak faktor-faktor produksi. Kesempatan kerja berhubungan dengan

lapangan pekerjaan yang tersedia atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja

akibat dari suatu kegiatan ekonomi, maka definisi dari kesempatan kerja adalah

mencakup lapangan pekerjaan yang sudah di isi dan semua lapangan pekerjaan

yang masih terbuka. Lapangan pekerjaan yang yang terbuka menimbulkan

kebutuhan akan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja ini dibutuhkan oleh setiap

perusahaan untuk melakukan kegiatan ekonomi perusahaan tersebut pada tingkat

upah, posisi (jabatan), dan syarat kerja tertentu. Data kesempatan sulit diperoleh,

maka yang digunakan adalah besarnya jumlah orang yang bekerja pada daerah

tertentu. Tingginya kesempatan kerja di suatu daerah akan berpengaruh pada

pembangunan ekonominya, dengan demikian jumlah penduduk indonesia yang

cukup besar akan menentukan percepatan laju pertumbuhan ekonominya.

Kesempatan kerja yang tersedia dan kualitas tenaga kerja yang digunakan akan

menentukan proses pembangunan ekonomi untuk menjalankan kegiatan

ekonominya yang berupa proses produksi.

2.1.4.2 Penyerapan tenaga kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah atau banyaknya orang yang

bekerja di berbagai sektor. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus

mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya demografi. Proporsi pekerja

menurut lapangan pekerjaan merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi

sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja. Hal ini dapat pula

Universitas Sumatera Utara


17

mencerminkan struktur perekonomian suatu wilayah. Penyerapan tenaga kerja

dapat diartikan sebagai jumlah tenaga kerja yang terserap pada suatu sektor dalam

waktu tertentu, misalnya industri pengolahan. Di Provinsi Sumatera Utara,

penyerapan tenaga kerja juga relatif tinggi pada perusahaan industri pengolahan

besar dan sedang. Perkembangan jumlah pekerja industri pengolahan besar dan

sedang di Sumatera Utara selama lima tahun berturut-turut, sejak tahun 2011

sampai dengan tahun 2015 jumlah tenaga kerja perusahaan industri besar dan

sedang mengalami fluktuasi atau kenaikan dan penurunan selama kurun waktu

tertentu diakibatkan oleh kondisi perusahaan. Sementara itu, peningkatan rata-rata

jumlah tenaga kerja industri besar sebagai dampak semakin meningkatnya

permintaan konsumen pasar. Meningkatnya permintaan sebagai akibat dari

semakin meningkatnya daya beli masyarakat serta semakin terjangkaunya harga

produk yang ditawarkan oleh perusahaan industri. Di samping itu semakin

membaiknya birokrasi dalam sistem perizinan usaha, kegiatan ekspor produksi

dslam negeri ke mancanegara juga semakin ditingkatkan.

Permintaan tenaga kerja adalah hubungan antara tingkat upah dan

kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh perusahaan untuk di perkerjakan.

Suatu kurva permintaan tenaga kerja menggambarkan jumlah maksimum tenaga

kerja yang suatu perusahaan bersedia untuk memperkerjakannya pada setiap

kemungkinan tingkat upah dalam jangka waktu tertentu. Kurva permintaan tenaga

kerja dapat dilihat sebagai gambaran bagi setiap kemungkinan jumlah tenaga kerja

dengan tingkat upah maksimum di mana pihak perusahaan bersedia untuk

memperkerjakan.

Universitas Sumatera Utara


18

2.1.5 Investasi

Secara etimologi, investasi berasal dari kata invest yang artinya menanam

uang atau modal. Dengan kata lain, pengertian dari investasi adalah penanaman

modal atau penanaman uang dalam proses produksi. Pengertian investasi menurut

ilmu ekonomi adalah pengeluaran penanam modal maupun perusahaan untuk

membeli barang-barang modal dan juga perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang serta jasa yang tersedia dalam perekonomian .

Menurut Sadono Sukirno (2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu

masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,

meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran

masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi,

yakni (1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,

sehingga kanaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, sehingga

kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional

serta kesemapatan kerja; (2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi

akan menambahkan kapasitas produksi; (3) investasi selalu diikuti oleh

perkembangan teknologi.

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian dan berarti juga

produksi dari kapital/modal barang-barang yang tidak dikonsumsi tetapi

digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Untuk lebih

jelasnya, investasi merupakan suatu komponen dari PDB dimana PDB tersebut

dapat dihitung dengan rumus :

PDB = C + I + G + (X –M)

Universitas Sumatera Utara


19

Investasi (akumulasi modal) bertujuan memperbesar output dan

pendapatan di masa yang akan datang. Melalui investasi pada barang modal

produktif (termasuk investasi dalam sumber daya manusia) dan investasi di

bidang infrastruktur sosial dan ekonomi untuk menunjang aktivitas perekonomian

secara terpadu, peningkatan output dapat dicapai dan pendapatan masyarakat akan

meningkat. (Todaro, 1995; 116).

Investasi dapat dibagikan menjadi PMDN (Penanaman Modal Dalam

Negeri) dan PMA (Penanaman Modal Asing). PMDN adalah penggolongan

modal, kekayaan masyarakat Indonesia baik perorangan atau badan hukum

termasuk benda bergerak ataupun tak bergerak bagi usaha-usaha yang mendorong

pembangunan ekonomi pada umumnya (Risdian:2008).

Penanam modal Dalam Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan WNI,

badan usaha Negeri, dan/atau pemerintah Negeri yang melakukan penanaman

modal di wilayah negara Republik Indonesia. Kegiatan usaha usaha atau jenis

usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis

usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan

kepemilikan modal Negeri atas bidang usaha perusahaan diatur di dalam

Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha

yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang

Penanaman Modal.

Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) UUPM, dijelaskan bahwa PMDN dapat

dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak

berbadan hukum, atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan

Universitas Sumatera Utara


20

perundang-undangan. Pasal 5 ayat (3) UUPM lebih lanjut menjelaskan, penanam

modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal dalam bentuk

PT dilakukan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

 mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas;

 membeli saham; dan

 melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

Sedangkan PMA merupakan investasi yang dilakukan oleh para pemilik

modal asing di dalam negara untuk mendapatkan keuntungan dari usaha yang

dilakukannya. Keuntungan adanya modal asing yaitu berupa diolahnya sumber

daya alam kita, meningkatnya lapangan pekerjaan, meningkatnya penerimaan

negara dari sumber pajak serta adanya alih tekhnologi. Bagi pemilik modal

keuntungan merupakan deviden dari hasil usaha (Suparmoko dan Irawan,1993).

Penanaman Modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 25

tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang

dimaksud dengan Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal

untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh

penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang

berpatungan dengan penanam modal dalam negeri (Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal).

Penanaman Modal Asing (PMA) lebih banyak mempunyai kelebihan

diantaranya sifatnya jangka panjang, banyak memberikan adil (andil) dalam alih

teknologi, alih keterampilan manajemen, membuka lapangan kerja baru.

Universitas Sumatera Utara


21

Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat

terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja.

2.1.6 Peran Industri Pengolahan Dalam Perekonomian

Pembangunan Ekonomi suatu bangsa merupakan pilar penting bagi

terselenggaranya proses pembangunan di segala bidang. Karena jika

pembangunan ekonomi suatu bangsa berhasil, maka bidang-bidang lain seperti

bidang hukum, politik, pertanian, dan lain-lain akan sangat terbantu.Suatu

masyarakat yang pembangunan ekonominya berhasil ditandai dengan tingginya

pendapatan perkapita masyarakat negara tersebut. Dengan tingginya

pendapatan perkapita masyarakat, maka negara dan masyarakat akan dapat

lebih leluasa dalam menjalankan berbagai aktivitas pada berbagai bidang yang

lain. Industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan

teknologi, inovasi spesialisasi, dalam produksi dan perdagangan antarnegara

yang pada akhirnya sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita

mendorong perubahan struktur ekonomi. Industrialisasi sering juga diartikan

sebagai suatu proses modernisasi ekonomi yang mencakup semua sektor

ekonomi yang mencakup semua ekonomi yang ada, yang terkait langsung

maupun tidak langsung dengan industri manufaktur Walaupun sangat penting

bagi kelangsungan pertumbuhan ekonomi, industrialisasi itu sendiri bukan

tujuan akhir, melainkan hanya merupakan salah satu strategi yang harus

ditempuh untuk mendukung proses pembangunan guna mancapai tingkat

pendapatan perkapita yang tinggi. Dengan adanya pembangunan industri maka

akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya. Misalkan

Universitas Sumatera Utara


22

saja sektor pertanian dan jasa, sebagai contoh pertumbuhan sektor industri yang

pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan

bahan-bahan baku bagi suatu industri. Serta industri tersebut memungkinkan

juga berkembangnya sektor jasa, misalnya berdirinya lembaga-lembaga

keuangan, lembaga pemasaran atau periklanan, yang kesemuanya itu akan

mendukung lajunya pertumbuhan industri. ( Lincolin Arsad, 2010)

Menurut Hirschman, pertumbuhan yang cepat dari satu atau beberapa

industri mendorong perluasan industri-industri lainnya yang terkait dengan

sektor industri yang tumbuh lebih dulu. Dalam sektor produksi mekanisme

pendorong pembangunan (inducement mechanisme) yang tercipta sebagai

akibat dari adanya hubungan antara berbagai industry dalam menyediakan

barang-barang yang digunakan sebagai bahan mentah bagi industri lainnya,

dibedakan menjadi dua macam yaitu pengaruh keterkaitan ke belakang

(backward linkage effect) dan pengaruh keterkaitan ke depan (forward linkage

effect).

Pengaruh keterkaitan ke belakang maksudnya tingkat rangsangan yang

diciptakan oleh pembangunan suatu industri terhadap perkembangan industri

lainnya. Sedangkan pengaruh keterkaitan ke depan adalah tingkat rangsangan

yang dihasilkan oleh industri yang pertama bagi input mereka . Menurut Teori

Ekonomi Pembangunan, semakin tinggi kontribusi sektor Industri terhadap

Pembangunan Ekonomi negaranya maka negara tersebut semakin maju. Jika

Suatu negara kontribusi sektor industrinya telah diatas 30% maka dapat

dikatakan negara tersebut tergolong negara maju. Peranan sektor industri dalam

Universitas Sumatera Utara


23

pembangunan ekonomi di berbagai negara sangat penting karena sektor

industri memiliki beberapa keunggulan dalam hal akselerasi pembangunan.

Keunggulan-keunggulan sektor industri tersebut diantaranya memberikan

kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja dan mampu menciptakan nilai tambah

(value added) yang lebih tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan.

2.1.7 Pertumbuhan Industri Pengolahan Di Indonesia

Pembangunan bidang industri merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional yang harus dilaksanakan secara terpadu dan

berkelanjutan, sehingga pembangunan bidang industri dapat memberikan

manfaat yang besar bagi masyarakat. Kontribusi sembilan sektor lapangan

usaha Indonesia menunjukkan bahwa sektor industri manufaktur tetap sebagai

the leading sector yang memberikan sumbangan terbesar dalam pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Sektor industri merupakan komponen utama dalam

pembangunan ekonomi nasional. Sektor ini tidak saja berpotensi memberikan

kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa,

tetapi juga mampu memberikan kontribusi yang besar dalam transformasi

kultural bangsa ke arah modernisasi kehidupan masyarakat yang menunjang

pembentukan daya saing nasional.

Selama dua dasawarsa sebelum krisis ekonomi, peran sektor industri

terhadap perekonomian nasional hampir mencapai 20 persen. Sektor industri

manufaktur sangat berperan penting dalam perekonomian nasional. Terbukti

dari kontribusi sektor ini yang memberikan nilai tambah terbesar diantara

sembilan sektor ekonomi lainnya. Berdasarkan angka Produk Domestik Bruto

Universitas Sumatera Utara


24

(PDB) pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun 2018 sebesar 5,06% paling

banyak disumbang oleh industry pengolahan dengan kontribusi 0,97%. Industri

pengolahan meningkat menjadi 4,5% tumbuh di tahun 2018 dibandingkan

dengan tahun 2017 yang hanya 4,28%. (BPS Sumut, 2016)

2.1.8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

2.1.8.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah informasi hasil pembangunan yang didapatkan dapat

dimanfaatkan dalam penentuan kebijakan pembangunan suatu wilayah. PDRB

merupakan ukuran keberhasilan pembangunan suatu wilayah, khususnya

dibidang ekonomi salah satu alat yang dapat digunakan sebagai indikator

pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Pendapatan regional didefinisikan

sebagai tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada wilayah, dimana

tingkat pendapatan regional dapat diukur dari total pendapatan wilayah ataupun

pendapatan rata-rata masyarakat pada daerah tersebut (Tarigan, 2014).

Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik yaitu jumlah nilai tambah

yang dihasilkan untuk seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan

seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit ekonomi di

suatu wilayah. Menurut definisi, PDRB adalah jumlah keseluruhan nilai

tambah barang yang dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian diseluruh

wilayah dalam periode tahun tertentu yang pada umumnya dalam waktu satu

tahun. ( Masniadi, 2017)

Manfaat dari data PDRB adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui struktur atau susunan perekonomian suatu wilayah

Universitas Sumatera Utara


25

2) Membandingkan perekonomian suatu wilayah dari waktu ke waktu.

3) Membandingkan perekonomian antar wilayah

4) Merumuskan kebijaksanaan pemerintah

2.1.8.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar Harga

Berlaku dan Harga Konstan

Angka pendapatan regional dalam beberapa tahun menggambarkan

kenaikan dan penurunan tingkat pendapatan masyarakat di daerah tersebut.

Kenaikan atau penurunan dapat di bedakan menjadi dua faktor berikut:

a. Kenaikan atau penurunan rill, yaitu kenaikan atau penurunan tingkat

pendapatan yang tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan harga. Apabila terjadi

kenaikan rillpendapatan penduduk berarti daya beli penduduk di daerah

tersebut meningkat misalnya mampu banyak membeli barang yang sama

kualitasnya dalam jumlah yang lebih banyak.

b. Kenaikan atau penuruan pendapatan yang disebabkan adanya faktor

perubahan harga. Apabila terjadi kenaikan pendapatan yang hanya disebabkan

inflasi maka walupun pendapatan meningkat tetapi jumlah barang yang

mampu dibeli belum tentu meningkat. Perlu dilihat mana yang meningkat lebih

tajam, tingkat pendapatan atau tingkat harga.

Harga konstan artinya harga produk didasarkan atas harga pada tahun

tertentu. Tahun yang dijadikan Patokan harga disebut tahun dasar untuk

penentuan harga konstan. Jadi, kenaikan pendapatan hanya disebabkan oleh

meningkatnya jumlah fisik produksi, karena harga dianggap tetap (konstan).

Akan tetapi pada sektor jasa yang tidak memiliki unit produksi, nilai produksi

Universitas Sumatera Utara


26

dinyatakan dalam harga jual. Laju pertumbuhan ekonomi umunya diukur dari

kenaikan nilai konstan. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku

menggambarkan jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

menggunakan harga yang berlaku pada tahun berjalan. Struktur PDRB suatu

wilayah atas dasar harga berlaku. (Tarigan, 2014)

2.1.8.3 Metode Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pada perhitungan PDRB dapat menggunakan dua harga yaitu PDRB

harga berlaku dan PDRB harga konstan, yang dimana PDRB harga berlaku

merupakan nilai suatu barang dan jasa yang dihutung menggunakan harga yang

berlaku pada tahun tersebut, dan PDRB harga konstan adalah nilai suatu barang

dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada tahun tertentu yang

dijadikan sebagai tahun acuan atau tahun dasar. Penghitungan PDRB pada

tahap pertama juga dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu

langsung dan tidak langsung (alokasi). (Tarigan, 2014)

a). Metode Perhitungan langsung

Metode perhitungan langsung adalah perhitungan dengan menggunakan

data daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari

sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Metode perhitungan langsung dapat

dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan

pendapatan dan pendekatan pengeluaran. Walaupun mempunyai tiga

pendekatan yang berbeda namun akan memberikan hasil perhitungan yang

sama.

Universitas Sumatera Utara


27

 Pendekatan Produksi (Production Approach)

Pendekatan produksi (Production Approach) dilakukan dengan menghitung

nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi

(di suatu region) pada suatu jangka waktu tertentu (setahun). Perhitungan

PDRB melalui pendekatan ini disebut juga penghitungan melalui nilai tambah

(value added). Pendekatan produksi adalah penghitungan nilai tambah barang

dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan atau sektro ekonomi dengan cara

mengurangkan biaya antara dari total nilai produksi bruto sektor atau subsector

tersebut. Biaya antara adalah nilai barang dan jasa yang digunakan sebagai

input antara dalam proses produksi. Barang dan jasa yang yang termasuk input

antara adalah bahan baku atau bahan penolong yang biasanya habis dalam

sekali proses produksi atau mempunyai umur penggunaan kurang dari satu

tahun, sementara itu pengeluaran atas balas jasa faktor produksi seperti upah

dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan yang diterima perusahaan

bukan termasuk biaya antara. Begitu juga dengan penyusutan dan pajak tidak

langsung neto bukan merupakan biaya antara. Pendekatan ini banyak

digunakan untuk memperkirakan nilai tambah dari sektor atau kegiatan yang

produksinya berbentuk fisik atau barang, seperti pertanian, pertambangan, dan

industi sebagainya. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi

(output) dan nilai biaya antara ( intermediante cost), yaitu bahan baku atau

penolong dari luar yang dipakai dalam proses produksi. PDRB menurut

pendekatan produksi terbagi atas 9 lapangan usaha (sektor) yaitu : indsutri

Universitas Sumatera Utara


28

pertambangan, listrik dan air minum, bangunan dan konstruksi,

perdagangan,angkutan, lembaga keuangan ; jasa-jasa. (Tarigan, 2014)

 Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Pendekatan ini merupakan nilai tambah dari kegiatan-kegiatan ekonomi

dihitung dengan cara menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor

produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung

neto. Pada sektor pemerintahan dan usaha yang sifatnya tidak mencari

keuntungan, surplus usaha seperti bunga neto, sewa tanah dan keuntungan tidak

diperhitungkan. Perhitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan

pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB, kecuali faktor pendapatan,

termasuk pula komponen pendapatan ini menurut sektor disebut nilai tambah

bruto (NTB Sektoral). Jadi, PDRB yang dimaksud adalah jumlah dari BTB

seluruh sektor (lapangan usaha). Untuk memudahkan pemakai data, maka hasil

perhitungan PDRB disajikan menurut sektor ekonomi/lapangan usaha yang

dibedakan menajdi dua macam yaitu: PDRB atas dasar harga berlaku dan

PDRB atas dasar harga konstan. Mulai tahun 2005 perhitungan PDRB atas

dasar harga konstan yang didasarkan pada harga-harga pada tahun 2000.

Karena menggunaka harga konstan (tetap), maka perkembangan agregat dari

tahun ke tahun semata-mata disebabkan oleh perkembangan rill dari kuantum

produksi dan sudah tidak mengandung fluktuasi harga (inflasi/deflasi). Dengan

penyajian ADHK ini pertumbuhan ekonomi rill dapat dihitung.

Universitas Sumatera Utara


29

 Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

Pendekatan pengeluaran digunakan untuk minghitung nilai barang dan jasa

yang digunakan oleh sebagian kelompok dalam masyarakat untuk kepentingan

konsumsi rumah tangga, pemerintah dan yayasan sosial, pembentukan modal

ekspor, nilai barang dan jasa hanya berasal dari produksi domestik, total

pengeluaran dari komponen-komponen tersebut harus dikurangi nilai impor

sehingga nilai ekspor yang di maksud adalah ekspor neto, penjumlahan

seluruhkomponen pengeluaran akhir ini di sebut PDRB atas dasar harga pasar.

Pendekatan dari segi pengeluran adalah penjumlahan nilai penggunaan akhir dari

barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. ( Masniadi, 2017)

b) Metode Perhitungan Tidak Langsung

Penghitungan PDRB dengan metode tidak langsung atau metode

alokasi adalah suatu cara mengalokasikan produk domestic bruto dari wolayah

yang lebih luas ke masing-masing bagian wilayah, misalnya mengalokasikan

PDB Indonesia ke setiap provinsi dengan menggunakan alokator tertentu,

Untuk melakukan alokasi PDRB wilayah ini, digunakan beberapa alokator

antara lain: Nilai produksi bruto dan netto setiap sektor/subsektor pada wilayah

yang dialokasikan ; jumlah produksi fisik ; tenaga kerja; penduduk, dan alokasi

tidak langsung lainnya. (Tarigan, 2014)

Universitas Sumatera Utara


30

2.1.9 Hubungan Antara Variabel

2.1.9.1 Pengaruh Banyaknya Jumlah Unit Perusahaan Di Industri

Pengolahan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Industri

Pengolahan

Banyaknya jumlah usaha sektor industri menjadi pilihan dari sekian

orang yang mencari pekerjaan. Tenaga kerja adalah peran penting untuk

berdirinya suatu perusahaan. Dalam suatu perusahaan manusia perlu adanya

komunikasi satu sama lain untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan

mereka. Sama halnya dengan perusahaan, perusahaan juga mempunyai tujuan

yaitu ingin mendapat keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Masalah tenaga

kerja merupakan masalah yang akan dihadapi oleh setiap perusahaan. Industri

yang mengandalkan talenta, ketrampilan, dan kreativitas yang merupakan

elemen dasar setiap individu.

Perusahaan-perusahaan yang besar dan modern telah menggunakan

mesin atau alat otomatis sampai pada komputer, tetapi yang mengatur semua

jalannya mesin-mesin tersebut adalah manusia. Dengan adanya industri dapat

membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat untuk mencapai penghasilan

yang mencukupi, dan pembangunan industri juga dapat memberikan lapangan

pekerjaan bagi masyarakat yang belum mempunyai pekerjaan atau yang sedang

mencari pekerjaan. (Ananda & Susilowati, 2017)

Universitas Sumatera Utara


31

2.1.9.2 Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di

Industri Pengolahan

Investasi merupakan salah satu faktor produksi yang peranannya sangat

dominan dalam peningkatan produksi sebagaimana tercermin melalui laju

pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja merupakan input faktor produksi yang

digunakan dalam proses produksi industry pengolahan. Tenaga kerja

memegang peranan utama dalam produksi, karena barang modal yang berasal

dari investasi barulah bisa dimanfaatkan jika ada tenaga kerja. Investasi

menurut sumbernya dapat berasal dari pemerintah dan non pemerintah.

Investasi pemerintah berasal dari belanja pembangunan melalui APBD,

sedangkan investasi non pemerintah bersumber dari laba perusahaan swasta

yang ditanam kembali, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan

Penanaman Modal Asing (PMA), Kredit Investasi, serta dana - dana yang

berasal dari masyarakat itu sendiri (Kamaludin,1991:25). Investasi (PMA dan

PMDN) sektor industri pengolahan baik yang berasal dari dalam negeri

maupun asing sangat diperlukan untuk kegiatan proses produksi termasuk

produktivitasnya maupun distribusi input dan outputnya. Melalui investasi

kapasitas produksi dapat ditingkatkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan

penggunaan tenaga kerja.

2.1.9.3 Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi

Menurut Todaro (2003) pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan

Angkatan Kerja (AK) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor

Universitas Sumatera Utara


32

positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih

besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan

penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar.

Meski demikian hal tersebut masih dipertanyakan apakah benar laju

pertumbuhan penduduk yang cepat benar-benar akan memberikan dampak

positif atau negatif dari pembangunan ekonominya.

Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari

pertumbuhan penduduk tergantung pada kemampuan sistem perekonomian

daerah tersebut dalam menyerap dan secara produktif memanfaatkan

pertambahan tenaga kerja tersebut. Jumlah angkatan kerja yang bekerja

merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja yang tersedia. Semakin

bertambah besar lapangan kerja yang tersedia maka

akan menyebabkan semakin meningkatkan total produksi di suatu daerah.

2.1.9.4 Pengaruh Banyaknya Jumlah Perusahaan, Investasi, Dan

Penyerapan Tenaga Kerja Di Industri Pengolahan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian

suatu negara/daerah secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik

selama periode tertentu. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi

keberhasilan pembangunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di

sutu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu. Semakin tinggi

tingkat pertumbuhan ekonomi maka semakin cepat proses pertambahan output

Universitas Sumatera Utara


33

wilayah sehingga prospek perkembangan wilayah semakin baik. Begitu pula

dengan banyaknya jumlah perusahaan menjadi pilihan dari sekian orang yang

mencari pekerjaan. Dengan banyaknya terserap tenaga kerja, maka

pengangguran akan berkurang, begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi yang

akan meningkat jika penyerapan tenaga kerja telah banyak dilakukan.

Adapun investasi merupakan faktor penting yang bertanggung jawab

terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi yang dikeluarkan secara langsung

tidak hanya mengakibatkan pertumbuhan ekonomi namun juga dapat

memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Dalam hal ini tentunya akan

mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

2.1.10 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tinjauan pustaka dalam bentuk penelitian terdahulu menjadi pedoman

bagi peneliti untuk memperkaya pengetahuan peneliti dalam menyusun karya

ilmiah ini. Dari berbagai jenis hasil karya ilmiah yang telah peneliti temukan

terdapat beberapa perbedaan dalam penyusunan dan pengupasan, khususnya

dalam hal fokus dan lokus penelitian yang diteliti. Untuk membedakan

penelitian yang akan diteliti dengan penelitian terdahulu yang relevan.

1. Gusti Agung Bagus Ari Surya Permana (Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia) penelitian ini dilakukan pada tahun

2015 dengan judul “pengaruh produk domestic regional bruto (PDRB) dan tingkat

upah terhadap kesempatan kerja melalui investasi di Provinsi Bali”. Penelitian ini

bersifat kuantitatif dan menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil analisis

yang didapat menunjukan bahwa PDRB berpengaruh positif dan signifikan

Universitas Sumatera Utara


34

terhadap Investasi di Provinsi Bali, PDRB berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Bali, Investasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Bali, PDRB berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Bali melalui Investasi,

namun Tingkat Upah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kesempatan

kerja di Provinsi Bali.

2. Salwa nasution (Universitas Sumatera Utara) penelitian ini dilakukan pada

tahun 2018 dengan judul “peranan sector industry terhadap penyerapan tenaga

kerja di sumatera utara”. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data

sekunder yang bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS), Model analisis yang

digunakan dalam menganalisis data adalah model analisis sederhana. Hasil

analisisnya adalah PMA(penanaman modal asing) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, sedangkan PMDN(penanaman

modal dalam negeri) berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja, jumlah industri berpengaruh negatif, ekspor berpengaruh

negatif

3. Qorrie Auliya Hadi (Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan,

Fakultas Ekonomi, Universitas Jember (UNEJ) penelitian ini dilakukan pada

tahun 2014 dengan judul “analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor industri

pengolahan di Jawa Timur”. Jenis datanya merupakan data sekunder yang berupa

data time series pada periode kuartalan dari tahun 2000 sampai dengan 2012

dengan objek penelitian sektor industri pengolahan di Jawa Timur. Penelitian ini

menggunakan path analysis (analisis jalur) untuk menganalisis hubungan kausal

Universitas Sumatera Utara


35

antara variabel PDRB, investasi PMDN, dan investasi PMA terhadap penyerapan

tenaga kerja di sektor industri pengolahan Provinsi Jawa Timur tahun 2000-2012

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui satu atau lebih perantara.

Hasil analisisnya adalah Variabel investasi penanaman modal asing (PMA)

terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) berpengaruh positif, Variabel

investasi penanaman modal asing (PMA) terhadap penyerapan tenaga kerja pada

industri pengolahan berpengaruh positif, Variabel produk domestik regional bruto

(PDRB) terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri pengolahan berpengaruh

positif.

4. Ayu Azhari Amin (Universitas Sam Ratulangi, Manado, 2015) dengan

judul “peranan sector industry pengolahan terhadap perekonomian dan

penyerapan tenaga kerja di provinsi Sulawesi Utara”. Jenis data yang digunakan

adalah data sekunder. Menggunakan analisis location quotient. Dan hasil

analisisnya adalah peranan sektor industri pengolahan terhadap perekonomian

Provinsi Sulawesi Utara relatif stabil dari tahun ke tahun, Peranan sektor industri

pengolahan terhadap penyerapan tenaga kerja Provinsi Sulawesi Utara masih

tergolong kecil dan cenderung stabil setiap tahunnya. Dari aspek tenaga kerja,

sektor industri pengolahan Provinsi Sulawesi Utara merupakan sektor basis.

Multiplier tenaga kerja sektor industri pengolahan Provinsi Sulawesi Utara Utara

relatif stabil. Elastisitas tenaga kerja sektor industri pengolahan Provinsi Sulawesi

Utara cenderung menurun.

5. Rahmat Fadlan (Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas) dengan judul

“analisis pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan industri

Universitas Sumatera Utara


36

pengolahan di provinsi Sumatera Barat”. Jenis data yang digunkan adalah data

sekunder berupa data time series. Metode analisis yang digunakan adalah metode

analisis ordinary least square (OLS). Hasil analisisnya adalah nilai investasi

industri pengolahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

industri pengolahan, jumlah tenaga kerja industri pengolahan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pertumbuhan industri pengolahan, nilai investasi dan

jumlah tenaga kerja industri pengolahan secara bersama-sama berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pertumbuhan industri pengolahan.

2.1.11 Kerangka Konseptual

Untuk memudahkan penelitian yang dilakukan serta untuk memperjelas

akar pemikiran dalam penelitian ini, berikut ini digambarkan suatu kerangka

pemikiran secara skematis sebagai berikut:

Banyaknya
Jumlah
Perusahaan (X1)
Pertumbuhan
Penyerapan Ekonomi
Tenaga Kerja (Z) (PDRB) (Y)

Investasi (X2)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara


37

2.1.12 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian talah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian

yang menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan kajian teoritis dan

empiris maka ditetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Variabel banyaknya jumlah perusahaan Industri Pengolahan

berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di industri pengolahan di

Provinsi Sumatera Utara

2. Variabel investasi di perusahaan Industri Pengolahan berpengaruh

positif terhadap penyerapan tenaga kerja Provinsi Sumatera Utara

3. Variabel penyerapan tenaga kerja bernilai positif terhadap pertumbuhan

ekonomi (PDRB) Provinsi Sumatera Utara

4. Variabel banyaknya jumlah perusahaan bernilai positif terhadap

pertumbuhan ekonomi (PDRB) Provinsi Sumatera Utara melalui penyerapan

tenaga kerja di Industri Pengolahan

5. Variabel investasi bernilai positif terhadap pertumbuhan ekonomi

(PDRB) Provinsi Sumatera Utara melalui penyerapan tenaga kerja di Industri

Pengolahan

Universitas Sumatera Utara


38

Alur Hipotesis :

X1

Banyakny
a Jumlah
H1 Y
Perusaha H1 Z H3
Pertumbuhan
H4 Penyerapan Ekonomi
Tenaga Kerja (PDRB)

H2

Investasi

X2

H1 = X1- Z

H2 = X2 – Z

H3 = Z – Y

H4 = X1 , Z-Y

H5 = X2 , Z-Y
Gambar 2.2
Alur Hipotesis

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian tentang “Analisis Pengaruh Industri Pengolahan Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara” dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji

hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terkahir dari subjek

penelitian.

3.2 Sumber Data

Dalam usaha untuk mencari kebenarannya, penelitian ini menggunakan

data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data-data yang penyajiannya dalam

bentuk angaka secara sepintas lebih mudah untuk diketahui maupun untuk

dibandingkan satu dengan lainnya. Adapun data yang digunakan adalah data

sekunder. Data sekunder merupakan data yang diterbitkan atau digunakan oleh

organisasi yang bukan yang bukan pengolahnya. Dalam penelitian ini penulis

mendapatkan data data sekunder dengan mengutip literature dari buku-buku yang

berhubungan dengan penelitian data-data dari instansi pemerintah yang

diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam usaha menghimpun data di lokasi penelitian, penulis

menggunakan beberapa metode, yaitu studi pustaka. Studi pustaka dilakukan

dengan mempelajari dan mengambil data dari literature terkait dan sumber-

sumber lain seperti buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian terdahulu

yang di anggap dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini.

39

Universitas Sumatera Utara


40

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan tiga jenis variabel. Variabel yang pertama

merupakan variabel independen (X) yaitu banyaknya jumlah perusahaan industri

pengolahan sebagai X1, investasi sebagai X2. Jenis variabel yang kedua adalah

variabel intervening (Z) yaitu penyerapan tenaga kerja. Dan yang terakhir variabel

dependen (Y) yaitu Produk Domestik Regional Bruto.

3.4.1. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat adalah variabel penelitian yang diukur untuk

mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel yang lain. Dalam penelitian

ini ada satu variabel terkait yang digunakan yaitu tingkat pertumbuhan

ekonomi Provinsi Sumatera Utara atau sebagai Y . Pertumbuhan ekonomi

yang akan diteliti adalah mengenai pengaruh dari sektor industri pengolahan

terhadap pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari Produk Domestik Regional

Bruto yang diambil dari tahun 2010-2016 dalam atas harga konstan.

3.4.2 Variabel Intervening

Variabel ini merupakan variabel penyela / antara variabel independen

dengan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung

mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Variabel

intervening dalam penelitian ini adalah penyerapan tenaga kerja yang ada di

dalam Industri Pengolahan Provinsi Sumatera Utara yang diambil dari tahun

2010-2016 atau sebagai Z.

Universitas Sumatera Utara


41

3.4.3 Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi

variabel lain. Variable bebas dalam penelitian ini adalah banyaknya jumlah

perusahaan di Industri Pengolahan atau X1, dan investasi di Industri

pengolahan atau X2

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.5.1 Analisis Jalur (Path Anaysis)

Model analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar

variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak

langsung seperangkat variabel bebas terhadap variabel terikat. Model analisis jalur

yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab akibat. Rumusan masalah

penelitian dalam kerangka analisis jalur hanya berkisar pada variabel bebas (X1,

X2) berpengaruh terhadap variabel terikat Y, atau berapa besar pengaruh kausal

langsung, kausal tidak langsung, kausal total maupun simultan seperangkat

variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat Y.

Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh variabel intervening

yang digunakan dalam model penelitian. Variabel intervening merupakan variabel

perantara yang berfungsi menjadi perantara hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel intervening yang

digunakan ialah penyerapan tenaga kerja di industri pengolahan. Analisis jalur

sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan tidak dapat digunakan

sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kasualitas antar hubungan

yang dapat dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan pola hubungan untuk

Universitas Sumatera Utara


42

mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kasualitas imajiner. Berdasarkan variabel-

variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah Banyaknya Jumlah

Perusahaan(X1), Investasi(X2), Penyerapan Tenaga Kerja (Z) dan Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) (Y).

3.5.2 Model Dekomposisi Pengaruh Kausal Antar Variabel

Model dekomposisi adalah model yang menekankan pada pengaruh yang

bersifat kasualitas antar variabel, baik pengaruh langsung maupun tidak langsung

dalam kerangka path analysis. Perhitungan menggunakan analisis jalur dengan

model dekomposisi pengaruh kausal antar variabel dapat dibedakan menjadi tiga

sebagai berikut:

1. Direct causal Effect atau Pengaruh Kausal Langsung adalah pengaruh satu

variabel bebas terhadap variabel terikat tanpa melalui variabel lain.

a. Pengaruh Variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1) terhadap variabel

Penyerapan Tenaga kerja (Z).

X1 Z = PZX1

b. Pengaruh Variabel Investasi (X2) terhadap variabel Penyerapan Tenaga

kerja(Z)

X2 Z = PZX2

c. Pengaruh Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1) terhadap variabel Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) (Y)

X1 Y = PYX1

Universitas Sumatera Utara


43

d. Pengaruh variabel Investasi (X2) terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB) (Y).

X2 Y = PYX2

e. Pengaruh variabel Penyerapan Tenaga kerja (Z) terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) (Y).

Z Y = PYZ

2. Indirect causal Effect atau Pengaruh Kausal Tidak Langsung adalah

pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat melalui vairabel lain

yang terdapat dalam satu model kausalitas yang sedang dianalisis.

a. Pengaruh variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1) terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) (Y) melalui variabel Penyerapan Tenaga kerja (Z)

X1 Z Y = (PZX1) (PYZ)

b. Pengaruh variabel Investasi (X2) terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB) (Y) melalui variabel Penyerapan Tenaga kerja (Z).

X2 Z Y = (PZX2) (PYZ)

3. Total causal Effect atau Pengaruh Kausal Total adalah jumlah dari pengaruh

kausal langsung dan pengaruh tidak langsung.

a. Pengaruh variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1) terhadap variabel

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y) melalui variabel Penyerapan Tenaga

Kerja (Z).

X1 Z Y = (PZX1) + (PYZ)

b. Pengaruh variabel Jumlah Investasi (X2) terhadap variabel Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) (Y) melalui variabel Penyerapan Tenaga kerja (Z).

Universitas Sumatera Utara


44

X2 X3 Y = (PZX2) + (PYZ)

3.5.3 Uji Hipotesis

3.5.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi nilai dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan varians variabel dependen amat terbatas.

Menurut Imam Ghozali (2014:97), nilai yang mendekati satu berarti variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

x 100%

Keterangan:
KD : koefisien determinasi
R : koefisien kolerasi

3.5.3.2 Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan pengujian hipotesis secara parsial untuk

mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi secara individu berpengaruh

signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel dependen dengan menganggap

variabel lain konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Universitas Sumatera Utara


45

Dimana b1 adalah koefisien variabel independen ke-1 nilai parameter

hipotesis, biasanya b dianggap = 0, artinya tidak terdapat pengaruhvariabel X 1

terhadap Y. Bila nilai t-hiung > t-tabel dengan tingkat kepercayaan tertentu maka

H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang berpengaruh secara

nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai hitung diperoleh dari rumus :

t hitung =

Dimana : bi = koefisien variabel independen ke-1


b = nilai hipotesis
Sbi = simpangan baku dari variabel independen

3.5.3.3 Uji F-statistik

Digunakan untuk menguji signifikasi variabel independen (bebas) secara

bersama-sama terhadap variabel dependen (terikat) . Dengan langkah pengujian:

H0 : b1 = 0, artinya suatu variabel bebas bukan merupakan variabel penjelas yang

signifikan terhadap variabel terikat.

H0 : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel bebas merupakan variabel penjelas yang

signifikan terhadap variabel terikat.

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai f-hitung dengan f-

tabel. Apabila f-hitung > f-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0

ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh nyata

(signifikan) terhadap variabel dependen. Dan apabila f-hitung < f-tabel maka pada

tingkat kepercayaan tertentu H0 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel

independen yang diuji tidak berpengaruh nyata (signifikn) terhadap variabel

dependen. Nilai f-hitung diperoleh dengan rumus:

Universitas Sumatera Utara


46

f-hitung =

Dimana : R2 = koefisien determinasi


k = jumlah variabel
n = jumlah sampel
3.5.4 Data Interpolasi

3.5.4.1 Pengertian Data Interpolasi

Data interpolasi adalah metode menghasilkan titik-titik data baru dalam

suatu jangkauan dari suatu set diskret data-data yang diketahui.

Dalam teknik dan sains, seringkali seseorang memiliki sejumlah titik data yang

didapatkan melalui pengambilan sampel atau eksperimen, mewakili nilai-nilai

suatu fungsi dengan jumlah nilai variabel bebas yang terbatas. Sering kali

diperlukan mengekstrapolasi (alias memperkirakan) nilai fungsi tersebut pada

nilai variabel bebas di pertengahan.

Hal ini dapat dicapai melalui pencocokan kurva atau analisis regresi.

Sebuah permasalahan berbeda yang berhubungan dekat dengan interpolasi adalah

pendekatan/aproksimasi suatu fungsi kompleks melalui suatu fungsi sederhana.

Seandainya formula untuk suatu fungsi tertentu diketahui namun terlalu rumit

untuk dinilai secara efisien, maka beberapa titik data yang diketahui dari fungsi

asli tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan suatu interpolasi berdasarkan

suatu fungsi yang lebih sederhana. Tentu saja, ketika suatu fungsi yang lebih

sederhana digunakan untuk memperkirakan titik data dari fungsi asli, biasanya

muncul kesalahan interpolasi; namun tergantung pada domain masalahnya dan

pada metode interpolasi yang digunakannya, keuntungan dari

Universitas Sumatera Utara


47

kesederhanaan/kemudahannya lebih menguntungkan daripada hasil berkurangnya

keakuratan.

3.5.4.2 Perhitungan Interpolasi

Perhitungan interpolasi dilakukan dengan menggunakan rumus seperti

berikut:

Gambar 3.1
Perhitungan Interpolasi

Dimana :

Q1, Q2, Q3, Q4 = jumlah nilai data pada tahun kuartal 1,2,3, dan 4

Yt = data tahun awal

Yt-1 = data tahun awal – data tahun sebelumnya

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Letak Geografis

Provinsi Sumatera Utara berda di bagian barat Indonesia, terletak pada

garis 1o – 4o Lintang Utara dan 98o – 100o Bujur Timur. Sebelah Utara

berbatasan dengan provinsi Aceh, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat

Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan provinsi Riau dan Sumatera Barat,

dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Luas daratan provinsi Sumatra Utara adalah 71.680,68 Km2, sebagian

besar berada d daratan pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau Nias,

pulau – pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian Barat maupun di

bagian Timur pantau pulau Sumatera.

Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas

daerah terbesar adalah kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 Km2,

atas sekitar 9,23% dari total luas Sumatera utara, diikuti kabupaten Langkat

dengan luas 6.263,29 Km2 atau 8,74%, kemudian kabupaten Simalunggun dengan

luas 4.386,60 Km2 atau sekitar 6,12%. Sedangkan luas daerah terkecil adalah kota

Sibolga gengan luas 10,77 Km2 atau sekitar 0,02% dari total luas wilayah

Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara

dibagi dalam 3 kelompok wilayah/kawasan yaitu Pantai Barat, Dataran Tinggi,

dan Pantai Timur. Kawasan Pantai Barat meliputi Kabupaten Nias, Kabupaten

Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten

Tapanuli Selatan, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara,

Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Nias Selatan, Kota

48

Universitas Sumatera Utara


49

Padang Sidempuan, Kota Sibolga, dan Kota Gunung Sitoli. Kawasan dataran

tinggi meliputi Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten

Simalunggun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang

Hasundutan, Kabupaten Pakpak Barat, Kabupaten Samosir, dan Kota Pemantang

Siantar. Kawasan Pantai Timur meliputi Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten

Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Asahan,

Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten

Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan

Kota Binjai. Karena terletak dekat garis khatulistiwa. Provinsi Sumatera Utara

tergolong kedalam daerah beriklim tropis.

Ketinggian permukaan daratan provinsi Sumatera Utara sangat bervariasi,

sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim

cukup panas bias mencapai 33,40C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan

yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian

yang suhunya minimalnya bisa mencapai 23,70C.

Sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia, provinsi Sumatera Utara

mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya

terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya

terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret. Diantara kedua musim

itu diselingi oleh musim pancaroba.

Universitas Sumatera Utara


50

Tabel 4.1
Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota
di Sumatera Utara Tahun 2017
Kabupaten/ Kota Luas (Km2) Rasio terhadap Total

Kabupaten
Nias 1 842,51 2,52
Mandailing Natal 6 134,00 8,40
Tapanuli Selatan 6 030,47 8,26
Tapanuli Tengah 2 188,00 3,00
Tapanuli Utara 3 791,64 5,20
Toba Samosir 2 328,89 3,19
Labuhanbatu 2 156,02 2,95
Asahan 3 702,21 5,07
Simalungun 4 369,00 5,99
D airi 1 927,80 2,64
Karo 2 127,00 2,91
Deli Serdang 2 241,68 3,07
Langkat 6 262,00 8,58
Nias Selatan 1 825,20 2,50
Humbang Hasundutan 2 335,33 3,20
Pakpak Bharat 1 218,30 1,67
Samosir 2 069,05 2,84
Serdang Bedagai 1 900,22 2,60
Batu Bara 922,20 1,26
Padang Lawas Utara 3 918,05 5,37
Padang Lawas 3 892,74 5,33
Labuhanbatu Selatan 3 596,00 4,93
Labuhanbatu Utara 3 570,98 4,89
Nias Utara 1 202,78 1,65
Nias Barat 473,73 0,65
Kota
Sibolga 41,31 0,06
Tanjungbalai 107,83 0,15
Pematangsiantar 55,66 0,08
Tebing Tinggi 31,00 0,04
Medan 265,00 0,36
Binjai 59,19 0,08
Padangsidimpuan 114,66 0,16
Gunungsitoli 280,78 0,38
Sumatera Utara 72 981,23 100,00
Sumber : Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 66 Tahun 2011 tanggal 28
Desember 2011

Universitas Sumatera Utara


51

4.2 Iklim

Iklim di Sumatera Utara termasuk iklim tropis yang dipengaruhi oleh

angin Pasat dan angin Muson. Sebagaimana Provinsi lainnya di Indonesia,

Provinsi Sumatera Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan.

Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan September

dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan

bulan Maret, diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba.

4.3 Keadaan Penduduk

4.3.1 Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan unsur penting dalam kegiatan ekonomi dalam

membangun suatu perekonomian suatu daerah atau negara. Penulis

menyertakan tabel jumlah penduduk dan rumah tangga menurut kabupaten/

kota tahun 2017.

Tabel 4.2
Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga menurut Kota/Kabupaten
Di Sumatera Utara Tahun 2017
Kabupaten/ Kota Penduduk Rumah Rata-rata
(jiwa) Tangga banyaknya Anggota
Rumah Tangga
Kabupaten
Nias 142 110 28 241 5
Mandailing Natal 439 505 102 894 4
Tapanuli Selatan 278 587 64 479 4
Tapanuli Tengah 363 705 78 057 5
Tapanuli Utara 297 806 68 823 4
Toba Samosir 181 790 44 516 4
Labuhanbatu 478 593 107 833 4
Asahan 718 718 167 839 4
Simalungun 859 228 219 275 4
D airi 281 876 67 492 4
Karo 403 207 108 622 4
Deli Serdang 2 114 627 495 351 4

Universitas Sumatera Utara


52

Langkat 1 028 309 252 715 4


Nias Selatan 314 395 65 505 5
Humbang 186 694 42 333 4
Hasundutan
Pakpak Bharat 47 183 10 544 4
Samosir 125 099 30 152 4
Serdang Bedagai 612 924 149 435 4
Batu Bara 409 091 93 800 4
Padang Lawas Utara 262 895 61 157 4
Padang Lawas 269 799 62 288 4
Labuhanbatu Selatan 326 825 77 380 4
Labuhanbatu Utara 357 691 82 822 4
Nias Utara 136 090 27 959 5
Nias Barat 81 279 16 017 5
Kota
Sibolga 87 090 18 688 5
Tanjungbalai 171 187 36 601 5
Pematangsiantar 251 513 58 803 4
Tebing Tinggi 160 686 38 403 4
Medan 2 247 425 515 649 4
Binjai 270 926 62 213 4
Padangsidimpuan 216 013 48 407 4
Gunungsitoli 139 281 28 503 5
Sumatera Utara 14 262 147 3 332 796 4
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

Tabel 4.2 menunjukkan julah penduduk tertinggi terdapat pada Kota

Medan yaitu sebesar 2.247.425 Jiwa dan tingkat Rumah tangga sebesar

515.649, kemudian jumlah penduduk terendah yaitu Pakpak Bharat yakni

47.183 Jiwa dengan Rumah Tangga sebesar 10.544.

Universitas Sumatera Utara


53

4.4 Nilai Output Sumatera Utara

Tabel 4.3
Nilai Output Industri Besar dan Sedang menurut Golongan Industri
(milyar rupiah) 2013 – 2016
Golongan Industri 2013 2014 2015 2016 e)
1. Industri Makanan,
Minuman dan 135.675,11 145 518,39 104 583,11 150 000,17
Tembakau
2. Industri Tekstil,
568,5 664,55 510,66 14 418,96
Pakaian Jadi dan Kulit
3. Industri Kayu,Perabot
Rumahtangga 2 413,55 3 148,80 6 512,67 39 813,53
4. Industri Kertas,
Percetakan dan 2 578,55 3 114,94 2 962,62 9 469,16
Penerbit
5. Industri Kimia, Batu
117 172,68 59 295,89 22 545,92 60 903,94
Bara, Karet dan Plastik
6. Industri Barang 1
Galian Bukan Logam
Kecuali Minyak 2 815,71 1 931,76 1 639,65 8 723,12
Bumi dan Batu Bara
7. Industri Logam Dasar 2 948,09 3 886,37 7 230,89 5 165,00
8. Industri Barang dari
Logam, Mesin dan 966,59 659,97 505,42 15 279,79
Peralatannya
9. Industri Pengolahan 126,82 18 723,12
1 778,90 12 847,97
Lainnya
Jumlah 265 265,60 219 999,57 159 338,91 332 496,80
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara
Keterangan: e) Angka perkiraan

Tabel 4.3 menunjukkan nilai output industri menurut golongan industri

pada kurun waktu tahun 2013-2016. Selama kurun 4 tahun terakhir, tahun 2016

merupakan tahun tertinggi dari jumlah total output industri di Sumatera Utara

yaitu sebesar 332.496,80 Milyar Rupiah. Apabila output industri dilihat dari

golongan industri (lapangan usaha) maka yang memberikan kontribusi terbesar

pada pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara yaitu industri makanan, minuman,

Universitas Sumatera Utara


54

dan tembakau. Hal ini dapat dilihat dari progres yang naik setiap tahunnya mulai

tahun 2013-2016 dan mencapai puncaknya pada tahun 2016 yaitu sebesar 150

000,17 Milyar Rupiah walaupun mengalami sedikit penurunan pada tingkat

distribusinya yaitu tahun 2015 sebesar 104 583,11 Milyar Rupiah.

4.5 Tenaga Kerja Sumatera Utara

Tabel 4.4
Persentase penduduk Sumatera Utara yang bekerja menurut kelompok
lapangan usaha (Persen)
Lapangan Usaha Tahun 2015

Pertanian 41.30
Industri 14.22
Jasa 44.49
Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

Dari tabel diatas diketahui bahwa persentase penduduk di Sumatera Utara

yang bekerja menurut lapangan usaha pada sektor jasa tahun 2015 yang tertinggi

sebesar 44.49%, kemudian disusul sektor pertanian 41.30% dan sektor industri

14.22% Hal ini dikarenakan ketiga sektor tersebut (Pertanian, industri, dan jasa)

merupakan sektor penyumbang terbesar pada PDRB Sumatera Utara sehingga

banyak menyerap tenaga kerja yang banyak.

Universitas Sumatera Utara


55

Tabel 4.5
Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin (2014)
Pere Laki-laki + Pere
Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Laki laki +
A i-Laki mpuan Perempuan
Mpuan
1. Pertanian, kehutanan, perkebunan, 42,94 41,85 42,52
perikanan, peternakan
2. Pertambangan dan Penggalian 0,82 0,12 0,55
3. Industri Pengolahan 8,35 7,02 7,84
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,41 0,1 0,29
5. Bangunan 10,21 0,27 6,4
6. Perdagangan, Hotel dan Rstoran 15,54 27,4 20,08
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,39 0,75 4,85
8. Bank dan Lembaga Keuangan 2,48 1,39 2,06
9. Jasa Kemasyarakatan 11,85 21,1 15,39
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS- Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus 2014

Jika dilihat pada tabel diatas pada tahun 2014, jumlah tenaga kerja yang

banyak bekerja menurut lapangan usaha berada pada sektor pertanian, kehutanan,

perkebunan, perikanan, dan peternakan sebesar 42.52 % kemudian disusul oleh

sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.08%. Apabila dilihat dari jenis

kelamin pada tenaga kerja, maka yang paling banyak dominan bekerja yaitu laki-

laki dikarenakan laki-laki mempunyai fisik yang kuat serta sebagai kepala

keluarga dalam memberikan pendapatan bagi rumah tangga keluarga.

Universitas Sumatera Utara


56

4.6 Investasi Sumatera Utara

Tabel 4.6
Realisasi Investasi PMDN menurut Provinsi (Milyar Rupiah)
Tahun Investasi

2014 5.231.905,85
2015 4.287.417,30
2016 4864,2
Sumber: Badan Pusat Statistik

Jika dilihat pada tabel diatas realisasi investasi untuk Sumatera Utara

mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun terakhir 2016 yaitu sebesar

4864.2 Milyar Rupiah. hal ini disebabkan Kurangnya promosi investasi (penanaman

modal) baik dalam konteks regional, nasional dan internasional, juga tercermin dari

banyaknya tumpang tindih kebijakan antar pusat dan daerah antar sektor serta kurangnya

pelaksanaan program desentralisasi yang mengakibatkan kesimpang siuran wewenang

antara pemerintah pusat dan daerah dalam kebijakan investasi.

4.7 Hasil dan Analisis

4.7.1 Persamaan Model Pertama

Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis jalur pada penelitian ini

adalah dengan melakukan analisis regresi untuk mendapatkan persamaan model

struktur pertama yaitu analisis pengaruh antara Banyaknya Jumlah Perusahaan

(X1) dan Investasi (X2) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Z). Setelah dilakukan

pengujian maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


57

1) Pengaruh Banyaknya Jumlah Perusahaan dan Investasi secara gabungan

(Linear) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.

Tabel 4.7
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .994 .989 .988 1416.9

a. Predictors: (Constant), JUMLAH PERUSAHAAN, INVESTASI

Besarnya angka (R2) adalah 0.989. Angka tersebut mempunyai maksud

bahwa pengaruh variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan dan Investasi

terhadap Penyerapan Tenaga Kerja secara gabungan adalah :

KD = R2 x 100%

KD = 0.989 x 100%

KD = 98.9%

Variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan dan Investasi menjelaskan Penyerapan

Tenaga Kerja secara gabungan dengan nilai R 2 sebesar 98.9% , sedangkan sisanya

sebesar 1,2% (100% - 98.9%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain,

variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel

Banyaknya Jumlah Perusahaan dan Investasi adalah sebesar 98.9%, sementara

pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variabel di luar model ini adalah sebesar

1,2%.

Universitas Sumatera Utara


58

Tabel 4.8
a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression .003 2 .002 975.369 .000

Residual .637 22 .756

Total .640 24

a. Dependent Variable: PENYERAPAN TENAGA KERJA


b. Predictors: (Constant), INVESTASI, JUMLAH PERUSAHAAN

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan linear antara variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan

dan Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

H1 : Ada hubungan linear antara variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan dan

Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

- Perbandingan besarnya angka F penelitian dengan F tabel

Dimana nilai F penelitian sebesar 975.369 dengan taraf signifikan sebesar

0.05 dan derajat kebebasan dengan ketentuan numerator jumlah variabel 3 – 1 = 2

dan jumlah kasus 25 – 3 = 22. Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka F tabel

sebesar 3.44.

Dimana :

Jika F penelitian > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika F penelitian < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Dari hasil perhitungan didapatkan angka F penelitian sebesar 975.369 > F

tabel sebesar 3.44. dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada

hubungan linear antara variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan dan Investasi

dengan Penyerapan Tenaga Kerja.

Universitas Sumatera Utara


59

- Perbandingan besaran angka taraf signifikan (sig) penelitian dengan taraf

signifikan sebesar 0.05

Dimana :

Jika sig penelitian < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika sig penelitian > 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 maka H0

ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear antara variabel Banyaknya

Jumlah Perusahaan dan Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.

2) Pengaruh variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan dan Investasi secara

(Parsial) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.

Tabel 4.9
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 9.834 .309 34.491 .000

JUMLAH
.181 .000 .493 15.393 .000
PERUSAHAAN

INVESTASI 002 .000 .581 18.144 .000

a. Dependent Variable: PENYERAPAN TENAGA KERJA

a. Hubungan antara variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja.

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan linear antara Banyaknya Jumlah Perusahaan terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja.

H1 : Ada hubungan linear antara Banyaknya Jumlah Perusahaan terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja.

Universitas Sumatera Utara


60

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 15.393

sedangkan nilai t tabel untuk derajat kebebasan N-K = 25-3 = 22 dan taraf

signifikansi 0,05 adalah sebesar 1.71714.

Dimana :

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 15.393

> t tabel sebesar 1.71714 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan

linear antara Banyaknya Jumlah Perusahaan dengan Penyerapan Tenaga Kerja.

b. Hubungan antara variabel Investasi terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan linear antara Investasi terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja.

H1 : Ada hubungan linear antara Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.

Dari hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 18.144

sedangkan nilai t tabel untuk derajat kebebasan N-K = 25-3 = 22 dan taraf

signifikansi 0,05 adalah sebesar 1.71714.

Dimana :

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Universitas Sumatera Utara


61

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh angka t penelitian sebesar 18.144 >

t tabel sebesar 1.71714 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan

linear antara variabel Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.

4.7.2 Persamaan Model Kedua

Langkah kedua yang dilakukan dalam analisis jalur pada penelitian ini

adalah dengan melakukan analisis regresi untuk mendapatkan persamaan model

struktur kedua yaitu analisis pengaruh antara Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1),

Investasi (X2), dan Penyerapan Tenaga Kerja (Z) terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB) (Y). Setelah dilakukan pengujian maka diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Pengaruh Banyaknya Jumlah Perusahaan, Investasi dan Penyerapan

Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB).

Tabel 4.10
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .760 .577 .517 .86000

a. Predictors: (Constant), PENYERAPAN TENAGA KERJA, JUMLAH


PERUSAHAAN, INVESTASI

Besarnya angka R2 adalah 0.577. Angka tersebut dapat digunakan untuk

melihat besarnya pengaruh Banyaknya Jumlah Perusahaan, Investasi dan

Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) dengan cara

menghitung koefisien Determinan (KD) dengan menggunakan rumus berikut:

KD = R2 x 100%

KD = 0.577 x 100%

KD = 57.7%

Universitas Sumatera Utara


62

Angka tersebut memiliki maksud bahwa variabel Banyaknya Jumlah

Perusahaan, Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja menjelaskan Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) dengan nilai R2 sebesar 57,7%, sementara sisanya 42,3%

(100% - 57,7%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) yang dapat diterangkan dengan menggunakan

variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan, Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja

sebesar 57,7%, sedangkan pengaruh sebesar 42,3 % disebabkan oleh variabel-

variabel lain di luar model ini.

Tabel 4.11
a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


.000 b
1 Regression .000 3 9.551 .000

Residual .000 21 .000

Total
.000 24

a. Dependent Variable: PDRB


b. Predictors: (Constant), PENYERAPAN TENAGA KERJA, JUMLAH PERUSAHAAN, INVESTASI

Hipotesis:

H0 : Tidak ada hubungan linear antara variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan,

Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB).

H1 : Ada hubungan linear antara variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan,

Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB).

Universitas Sumatera Utara


63

- Perbandingan besarnya angka F penelitian dengan F tabel

Dimana nilai F penelitian sebesar 9.551 dengan taraf signifikan sebesar

0.05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan numerator: jumlah variabel -

1 atau 4 – 1 = 3 dan denumerator: jumlah kasus -4 atau 25 – 4 = 21. Dengan

ketentuan tersebut, diperoleh angka F tabel sebesar 3.07.

Dimana :

Jika F penelitian > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika F penelitian < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Dari hasil perhitungan didapatkan angka F penelitian sebesar 9.551 > F

tabel sebesar 3.07 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan

linear antara Banyaknya Jumlah Perusahaan, Investasi dan Penyerapan Tenaga

Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB).

- Perbandingan besaran angka taraf signifikan (sig) penelitian dengan taraf

signifikan sebesar 0.05

Dimana :

Jika sig penelitian < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika sig penelitian > 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Berdasarkan perhitungan angka signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 maka H0

ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear antara variabel Banyaknya

Jumlah Perusahaan, Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Universitas Sumatera Utara


64

1) Pengaruh variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan, Investasi dan

Penyerapan Tenaga Kerja (secara parsial) terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB).

Tabel 4.12
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.915 11.049 .173 .864

JUMLAH PERUSAHAAN -320 .173 -.346 -.499 .623

INVESTASI 3.078 2.670 .930 1.153 .262

PENYERAPAN TENAGA
4.309 .544 .044 .032 .974
KERJA

a. Dependent Variable: PDRB

a. Hubungan antara Banyaknya Jumlah Perusahaan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan linear antara Banyaknya Jumlah Perusahaan

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

H1 : Ada hubungan linear antara Banyaknya Jumlah Perusahaan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar -0.499

dan taraf signifikan 0.05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan DK = n –

2 atau 25 – 2 = 23. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t tabel sebesar

1.71387.

Dimana :

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

Universitas Sumatera Utara


65

Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar -0.499

< t tabel sebesar 1.71387 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada

hubungan linear antara Banyaknya Jumlah Perusahaan dengan Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB).

b. Hubungan antara Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan linear antara Investasi terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB)

H1 : Ada hubungan linear antara Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 1.153

dan taraf signifikan 0.05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan DK = n –

2 atau 25 – 2 = 23. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t tabel sebesar

1.71387.

Dimana :

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 1.153

> t tabel sebesar 1.71387 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan

linear antara Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB).

Universitas Sumatera Utara


66

c. Hubungan antara Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB)

Hipotesis :

H0 : Tidak ada hubungan linear antara Penyerapan Tenaga Kerja terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

H1 : Ada hubungan linear antara Penyerapan Tenaga Kerja terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 0,032

dan taraf signifikan 0.05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan DK = n –

2 atau 25 – 2 = 23. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t tabel sebesar

1.71387.

Dimana :

Jika t penelitian > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika t penelitian < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh angka t penelitian sebesar 0,032

< t tabel sebesar 1.71387 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada

hubungan linear antara Penyerapan Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB).

4.7.3 Pengaruh Langsung (Direct Effect ) dan Interprestasi

Untuk menghitung pengaruh Langsung (Direct Effect) dapat digunakan

formula sebagai berikut :

1) Pengaruh Variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1) terhadap variabel

Penyerapan Tenaga kerja (Z).

Universitas Sumatera Utara


67

X1 Z = PZX1

Z = a + bX1 + 𝜀

= 0.493

Banyaknya Jumlah Perusahaan secara Langsung berpengaruh positif

terhadap Penyerapan Tenaga kerja dengan nilai koefisien 0.493. Hal ini

berarti apabila terjadi peningkatan pada Banyaknya Jumlah Perusahaan

sebanyak 1 maka akan meningkatkan Penyerapan Tenaga kerja sebesar

0.493, dan faktor-faktor lain dianggap tetap.

2) Pengaruh Variabel Investasi (X2) terhadap variabel Penyerapan Tenaga

kerja (Z)

X2 Z = PZX2

Z = a + bX2 + 𝜀

= 0.581

Investasi secara Langsung berpengaruh positif terhadap Penyerapan

Tenaga kerja dengan nilai koefisien 0.581. Hal ini berarti apabila terjadi

peningkatan pada Investasi sebesar 1 maka akan meningkatkan

Penyerapan Tenaga kerja sebesar 0.581 dan faktor-faktor lain dianggap

tetap.

3) Pengaruh Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1) terhadap variabel

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y)

X1 Y = PYX1

Y= a + bX1 + 𝜀

= -0.346

Universitas Sumatera Utara


68

Banyaknya Jumlah Perusahaan secara Langsung berpengaruh negatif

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) dengan nilai koefisien -0.346.

Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan pada Banyaknya Jumlah

Perusahaan sebesar 1 (Rupiah) maka akan menurunkan Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) sebesar 0.346 dan faktor-faktor lain dianggap tetap.

4) Pengaruh variabel Investasi (X2) terhadap variabel Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) (Y).

X2 Y = PYX2

Y = a + bX2 + 𝜀

= 0.930

Investasi secara Langsung berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) dengan nilai koefisien 0.930. Hal ini berarti apabila

terjadi peningkatan pada Investasi sebesar 1 maka akan meningkatkan

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) sebesar 0,930 dan faktor-faktor lain

dianggap tetap.

5) Pengaruh variabel Penyerapan Tenaga kerja (Z) terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) (Y).

Z Y = PYZ

Y = a + bZ + 𝜀 = 0.044

Penyerapan Tenaga kerja secara Langsung berpengaruh negatif terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) dengan nilai koefisien 0.044. Hal ini

berarti apabila terjadi peningkatan pada Penyerapan Tenaga kerja sebesar

Universitas Sumatera Utara


69

1 maka akan menurunkan Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) sebesar 0.044,

dan faktor-faktor lain dianggap tetap.

4.7.4 Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect) dan Interprestasi

Untuk menghitung pengaruh tidak langsung (Indirect Effect) dapat

digunakan formula sebagai berikut :

1) Pengaruh variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1) terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y) melalui variabel Penyerapan Tenaga

kerja (Z)

X1 Z Y = (PZX1) (PYZ)

Y = a + bX1 . bZ + 𝜀

= ( 0.493) (0.044)

= 0.02169

Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1) secara tidak langsung berpengaruh

negatif terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y) melalui Penyerapan

Tenaga kerja (Z) dengan nilai koefisien 0.02169. Hal ini berarti bahwa

apabila terjadi peningkatan Banyaknya Jumlah Perusahaan (X 1) sebesar 1

maka akan menurunkan Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y) sebesar

0.02169 dan faktor-faktor lain dianggap tetap.

Dengan demikian diketahui bahwa nilai pengaruh langsung lebih

besar (-0.346 < 0.02169), hasil ini menunjukkan bahwa secara langsung

Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1) berpengaruh lebih kecil terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y).

Universitas Sumatera Utara


70

2) Pengaruh variabel Investasi (X2) terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB) (Y) melalui variabel Penyerapan Tenaga kerja (Z).

X2 Z Y = (PZX2) (PYZ)

Y = a + bX2 . bZ + 𝜀

= (0.581) (0.044)

= 0.02556

Investasi (X2) secara tidak langsung berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi (PDRB) (Y) melalui Penyerapan Tenaga kerja (Z)

dengan nilai koefisien 0.02556. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi

peningkatan pada Investasi (X2) sebesar 1 maka akan meningkatkan

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y) sebesar 0.02556 (Rupiah) dan faktor-

faktor lain dianggap tetap.

Dengan demikian diketahui bahwa nilai pengaruh langsung lebih

besar dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung (1.153 > 0,02556), hasil

ini menunjukkan bahwa secara langsung Investasi (X2) berpengaruh lebih

besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y).

4.7.5 Pengaruh Total (Total Effect) dan Interprestasi

Untuk menghitung pengaruh total (Total Effect ) dapat digunakan

formula sebagai berikut :

1) Pengaruh variabel Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1) terhadap variabel

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y) melalui variabel Penyerapan Tenaga

Kerja (Z).

Universitas Sumatera Utara


71

X1 Z Y = (PZX1) + (PYZ)

= (0.493) + (0.044) = 0537

Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1) secara total berpengaruh positif

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y) melalui Penyerapan Tenaga

kerja (Z) dengan nilai koefisien 0.537. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi

peningkatan pada Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1) sebesar 1 maka akan

meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y) sebesar 0.537 dan faktor-

faktor lain dianggap tetap.

2) Pengaruh variabel Jumlah Investasi (X2) terhadap variabel Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) (Y) melalui variabel Penyerapan Tenaga kerja (Z).

X2 X3 Y = (PZX2) + (PYZ)

= (0.581) + (0.044)

= 0.625

Investasi (X2) secara total berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) (Y) melalui Penyerapan Tenaga kerja (Z) dengan nilai

koefisien 0.625 Hal ini berarti bahwa apabila terjadi peningkatan pada

Investasi (X2) sebesar 1 maka akan meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB) (Y) sebesar 0.625 (Orang) dan faktor-faktornya dianggap tetap.

Universitas Sumatera Utara


72

4.8 Pembahasan/ Interprestasi

Banyaknya -0.346
Jumlah
5
Perusahaan (X1)
0.02169
0.493
6
Penyerapan 0.044 PDRB (Y)
Tenaga Kerja (Z)
0.581
0.02556

Investasi (X2)
0.930

Gambar 4.1
Pembahasan/Interprestasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan tidak

semua indikator memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi

dengan penyerapan tenaga kerja sebagai Variabel Intervening (Variabel Antara).

Tetapi Hasil estimasi menunjukkan penyerapan tenaga kerja sebagai Variabel

Intervening (Variabel Antara) secara langsung berpengaruh positif terhadap

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB).

Berdasarkan hasil estimasi Path Analysis memperlihatkan bahwa, variabel

banyaknya jumlah perusahaan secara langsung berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penyerapan tenaga kerja di industri pengolahan. Dan secara tidak

langsung variabel banyaknya jumlah perusahaan berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja

sebagai Variabel Intevening. Dari hasil estimasi dapat diketahui bahwa nilai

pengaruh langsung lebih kecil dari pengaruh tidak langsung (-0.346 < 0.02169),

Universitas Sumatera Utara


73

hasil ini menunjukkan bahwa secara langsung Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1)

berpengaruh lebih kecil terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y).

Berdasarkan hasil estimasi Path Analysis memperlihatkan bahwa, variabel

investasi secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan

tenaga kerja. Dan secara tidak langsung variabel investasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Pertumbuhan ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja

sebagai Variabel Intervening. Dan dari hasil estimasi juga diketahui bahwa nilai

pengaruh langsung lebih besar dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung (0.930

> 0.02556), hasil ini menunjukkan bahwa secara langsung Investasi (X 2)

berpengaruh lebih besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y).

Universitas Sumatera Utara


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada BAB IV maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang positif antara Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1)

terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Z) di Industri Pengolahan yang ada di

Provinsi Sumatera Utara tahun 2010-2016 secara teori pada data yang

dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.

2. Terdapat pengaruh yang positif antara Investasi(X2) terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja (Z) di Industri Pengolahan yang ada di Provinsi Sumatera

Utara tahun 2010-2016 secara teori pada data yang dipublikasikan oleh

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.

3. Terdapat pengaruh yang positif antara Penyerapan Tenaga Kerja (Z)

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y) di Industri Pengolahan yang

ada di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010-2016 secara teori pada data

yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.

4. Terdapat pengaruh yang negatif antara Banyaknya Jumlah Perusahaan(X1)

terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y) melalui Penyerapan

74

Universitas Sumatera Utara


75

Tenaga Kerja (Z) di Industri Pengolahan yang ada di Provinsi Sumatera

Utara tahun 2010-2016 secara teori pada data yang dipublikasikan oleh

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.

5. Terdapat pengaruh yang positif antara Investasi(X2) terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (Y) melalui Penyerapan Tenaga Kerja (Z) di Industri Pengolahan

yang ada di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010-2016 secara teori pada

data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.

5.2 Saran

1. Kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara agar lebih memaksimalkan

program kerja dan eksekusi program kerja untuk membantu meningkatkan

pertumbuhan industri pengolahan di Sumatera Utara dan membantu

meningkatkan investasi di dalam industri pengolahan di Sumatera Utara

sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dan memberikan

dampak positif pada peningkatan PDRB Provinsi Sumatera Utara di masa

mendatang.

2. Kepada peneliti selanjutnya kiranya dapat melakukan penelitian dengan

kawasan yang lebih luas atau dengan tahun yang berbeda sehingga

mungkin saja didapatkan hasil dan informasi yang lebih lengkap.

Universitas Sumatera Utara


76

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Shodiqin, 2018, “Pengaruh Sektor Industri Pengolahan Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandar Lampung Periode 2010-2016
Perspektif Ekonomi Islam”, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam (UIN),
Lampung

Ananda, A. D., & Susilowati, D. (2017). Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan
menengah (UMKM) Berbasis Industri Kreatif di Kota Malang. Jurnal
Ilmiah Ekonomi, 10(10), hal 120– 142.

Badan Pusat Statistik 2011 -2018 ,Sumatera Utara Dalam Angka, Badan Pusat
Statistik Provinsi Sumatera Utara.
Dumairy., 1996, Perekonomian Indonesia., Erlangga, Jakarta.
Febrian, Ramdhan F, 2018.”Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
Industri Pengolahan Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun
2010-2015”, Skripsi S1 Universitas Pasundan, Bandung.

Hasibuan, Jasman S. 2015. “Analisis Kontribusi Sektor Industri Terhadap


PDRB Kota Medan”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Isnaeni, Nurida., 2013. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Peneyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil di Provinsi Jambi Tahun
2000-2012, Skripsi S1 Universitas Indonesia, Mankeu, Volume 2, Nomor
3. Hal 278-289.

Kamaludin, Rustian. 1991. Beberapa Aspek Pelaksanaan Kebijaksanaan


Pembangunan Daerah.LembagaPenerbit, FakultasEkonomi, Universitas
Indonesia, Jakarta
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi Dan Pembangunan Daerah: Reformasi,
Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Erlangga. Jakarta.

Lincoln Arsyad, 2010. Ekonomi Pembangunan., STIE YKPN, Yogyakarta

Muhammad,Teguh. 2010. Industri Produksi (Ekonomi). Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

Sarwono, Jonathan, 2012. Path Anaysis dengan SPSS: Teori, Aplikasi, Prosedur
Analisis untuk Riset Skripsi, Tesis dan Disertasi, Jakarta.
Sritomo,Wignjosoebroto. 2003. Pengantar Teknik &Manajemen Industri Edisi
Pertama. Penerbit Guna widya, Jakarta.
Suryanto, 2019, “Analisis Peranan Sektor Industri Pengolahan Dalam

Universitas Sumatera Utara


77

Perekonomian Provinsi Lampung Dengan Pendekatan Analisis Input


Output”, Universitas Lampung, Bandar Lampung

Tambunan. Tulus T.H. 2014. Perekonomian Indonesia. Ghalia Indonesia, Bogor.

Tarigan,Robinson. 2014. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. PT Bumi


Aksara, Jakarta.
Tarigan,Robinson. 2002. Perencanaan pembangunan wilayah : Pendekatan
ekonomi dan ruang. Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Medan.

Todaro. M. P. (2003), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi Ke Delapan


Erlangga. Jakarta.

Purnomo, Didit. 2008. Analisis peranan sektor industri terhadapPerekonomian


Jawa Tengah tahun 2000 dan tahun 2004 (analisis input output) . Jurnal
Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Universitas Sumatera Utara


78

Lampiran 1

Analisis Struktur Pertama

 Analisis Regresi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .994 .989 .988 1416.97839

a. Predictors: (Constant), INVESTASI, JUMLAH PERUSAHAAN

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression .003 2 .002 975.369 .000

Residual .637 22 .756

Total .640 24

a. Dependent Variable: PENYERAPAN TENAGA KERJA


b. Predictors: (Constant), INVESTASI, JUMLAH PERUSAHAAN

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 9.834 .309 34.491 .000

JUMLAH
.181 .000 .493 15.393 .000
PERUSAHAAN

INVESTASI 002 .000 .581 18.144 .000

a. Dependent Variable: PENYERAPAN TENAGA KERJA

Universitas Sumatera Utara


79

LAMPIRAN 2

Analisis Struktur Kedua

 Analisis Regresi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .760 .577 .517 .86000

a. Predictors: (Constant), PENYERAPAN TENAGA KERJA, JUMLAH


PERUSAHAAN, INVESTASI

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression .000 3 .000 9.551 .000

Residual .000 21 .000

Total .000 24

a. Dependent Variable: PDRB


b. Predictors: (Constant), PENYERAPAN TENAGA KERJA, JUMLAH PERUSAHAAN, INVESTASI
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.915 11.049 .173 .864

JUMLAH PERUSAHAAN -320 .173 -.346 -.499 .623

INVESTASI 3.078 2.670 .930 1.153 .262

PENYERAPAN TENAGA
4.309 .544 .044 .032 .974
KERJA

a. Dependent Variable: PDRB

Universitas Sumatera Utara


80

LAMPIRAN 3

Data Tahunan

Jumlah Penyerapan
PDRB Sumatera Perusahaan Tenaga Kerja di Investasi di Industri
Tahun
Utara Industri Industri Pengolahan
Pengolahan Pengolahan
2010 118740000000000 1002 145349 75970770000000
2011 126590000000000 1007 147761 108012290000000
2012 375924140000000 1023 153108 112120030000000
2013 398727140000000 1006 166307 184467750000000
2014 419573310000000 1027 154972 144338870000000
2015 440955850000000 960 148580 110258950000000
2016 463775460000000 1545 199015 233655580000000

Data Quartal Hasil Interpolasi

Jumlah Penyerapan
Investasi di
PDRB Sumatera Perusahaan Tenaga Kerja di
Quartal Industri
Utara Industri Industri
Pengolahan
Pengolahan Pengolahan
2010Q4 11874000000000 1002 145349 75970770000000
2011Q1 30911562500000 251,28125 36714,125 23999180000000
2011Q2 31402187500000 251,59375 36864,875 26001775000000
2011Q3 31892812500000 251,90625 37015,625 28004370000000
2011Q4 32383437500000 252,21875 37166,375 30006965000000
2012Q1 70605959375000 254,25 37775,71875 27644906875000
2012Q2 86189343125000 255,25 38109,90625 27901640625000
2012Q3 101772726875000 256,25 38444,09375 28158374375000
2012Q4 117356110625000 257,25 38778,28125 28415108125000
2013Q1 97544003750000 253,09375 40339,34375 39334338750000
2013Q2 98969191250000 252,03125 41164,28125 43856071250000
2013Q3 100394378750000 250,96875 41989,21875 48377803750000
2013Q4 101819566250000 249,90625 42814,15625 52899536250000
2014Q1 102938999062500 -1712 39805,65625 39846800000000
2014Q2 104241884687500 -399,5 39097,21875 37338745000000
2014Q3 105544770312500 913 38388,78125 34830690000000
2014Q4 106847655937500 2225,5 37680,34375 32322635000000
2015Q1 108240557187500 246,28125 37744,25 30759730000000
2015Q2 109579449062500 242,09375 37344,75 28629735000000
2015Q3 110918340937500 237,90625 36945,25 26499740000000

Universitas Sumatera Utara


81

2015Q4 112257232812500 233,71875 36545,75 24369745000000


2016Q1 113808251250000 331,40625 45025,46875 46845460937500
2016Q2 115231993750000 367,96875 49752,17390625 54557750312500
2016Q3 116655736250000 404,53125 49755,32609375 62270039687500
2016Q4 118079478750000 441,09375 54482,13125 69982329062500

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai