OLEH
150501115
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
This study aims to analyze how the influence of the number of companies
and investments in the processing industry on economic growth through
employment in the processing industry in North Sumatra province. This type of
research is a quantitative descriptive study that uses secondary data with data
sources originating from the Central Statistics Agency of Medan and the Central
Statistics Agency of North Sumatra. In this study the time period used ranges from
2010-2016. The analytical method used is path analysis.
The analysis shows that the number of companies has a positive effect on
employment, the investment variable has a positive effect on employment, the
employment variable has a positive effect on economic growth, the number of
firms has a negative effect on economic growth through employment, and the
investment variable has an effect positive on economic growth through
employment in the manufacturing industry in the province of North Sumatra
ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmatnya saya dapat
menyelesaikan skripsi saya ini yang berjudul “Analisis pengaruh industri
pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara”.
Penulisan skripsi ini juga diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi S-1 Ekonomi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa pengerjaan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Saya mengucapkan Terimakasih kepada kedua
orang tua yang saya cintai H. Abd. Rahman Lubis, SH dan Hj, Alfitri Ati Hrp
yang selalu memberikan semangat , nasehat, dukungan serta doa kepada saya
selama saya menjalankan perkuliahan dan selama penulisan skripsi ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP., selaku Ketua Program
Studi S-1 Ekonomi Pembangunan
3. Ibu Inggrita Gusti Sari Nst, SE, M.Si., selaku Sekretaris Program
Studi S-1 Ekonomi Pembangunan
4. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si, selaku Dosen Pembimbing
penulis yang telah meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan dan pengarahan kepada penulis mulai dari awal hingga
selesainya skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE, selaku dosen penguji
1 penulis yang telah memberikan petunjuk, saran, dan kritik dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Rujiman ,MA selaku dosen penguji 2 penulis yang telah
memberikan petunjuk, saran, dan kritik dalam penyusunan skripsi
ini.
iii
Universitas Sumatera Utara
7. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi
Pembangunan yang telah memberikan ilmu dan perhatiannya
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga selesai
skripsi ini.
8. Abang kandung saya Firmansyah Lubis, SE dan Adik saya Saarah
Annisa Lubis yang selalu memberikan motivasi , semangat dan
dukungan kepada saya.
9. Keluarga besar H. Zakariah Lubis yang selalu memberikan
semangat dan motivasi kepada saya selama pengerjaan skripsi ini.
10. Saudara-saudara saya tercinta Nurul Fika Pratiwi, Duma Indah Sari
Lubis yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada saya
dalam proses pengerjaan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat saya tercinta , Annisa , Ardhya Garini, Hafiza
Syafira, Friska Syari, Fadli Nahar, Iqbal Habib, Fadhel
Muhammad, dan teman-teman saya yang lain dari awal
perkuliahan sebagai tempat berbagi keluh kesah yang selalu
menemani saya, yang selalu mendukung, memberi semangat dan
memberikan kritik sarannya kepada saya dan juga memberi waktu
luang dalam membantu proses penyusunan skripsi ini.
12. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh teman-teman
Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan angkatan 2015 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah
mendukung serta memberikan kritik dan sarannya selama
pengerjaan skripsi ini.
13. Kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.
iv
Universitas Sumatera Utara
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK. ........................................................................................................ i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
vi
Universitas Sumatera Utara
2.1.10 Tinjauan Penelitian Terdahulu....................................... 34
2.1.11 Kerangka Konseptual ................................................. 37
2.1.12 Hipotesis Penelitian ..................................................... 37
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
ix
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat atau sistem sosial secara keseluruhan untuk bergerak maju menuju
suatu kondisi yang lebih baik. Umumnya pembangunan negara negara sedang
namun proses pembangunan tidak mudah karena diperlukan waktu yang panjang.
pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.
termasuk Indonesia adalah sektor industri pengolahan. Oleh karena itu, sektor
industri di persiapkan agar mampu menjadi penggerak dan memimpin (the leading
agraris yang bertumpu pada sektor pertanian, maka prioritas pemerintah dalam
Tabel 1.1
Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi – Provinsi di Pulau Sumatera dari Tahun
2013 hingga Tahun 2017
N Laju Pertumbuhan PDRB
o Propinsi Rata-rata
. 2013 2014 2015 2016 2017
1 Aceh 2,61 1,55 -0,73 3,31 2,32 1.61
2 Sumatera Utara 6.07 5,23 5,10 5,18 3,95 4.19
3 Sumatera Barat 6,08 5,88 5,52 5,26 4,06 5.18
4 Riau 2,48 2,71 0,22 2,23 0,29 1.36
5 Jambi 6,84 7,36 4,20 4,37 2,97 4.73
6 Sumatera Selatan 5.31 4,79 4,42 5,03 4,15 4.60
7 Bengkulu 6,07 5,48 5,13 5,30 3,39 4.83
8 Lampung 5,77 5,08 5,13 5,15 4,10 4.87
9 Kepulauan Bangka 5.20 4,67 4.08 4,11 2,39
Belitung 3.81
1 Kepulauan Riau 7,21 6,60 6.01 5,03 6,06
0 5.93
Sumber : Statistik Indonesia (2014 – 2018)
Sumatera Utara lima tahun terakhir sebesar 4.19% lebih rendah dari laju
daerah. Perkembangan ekonomi suatu wilayah juga harus di lihat dari sektor-
sektor yang menjadi unggulan wilayah tersebut. Sektor uggulan tersebut harus
dari tahun ke tahun yang dicerminkan dalam angka Produk Domestik Regional
Sumatera Utara didorong karena adanya kontribusi dari tujuh sektor unggulan
diantaranya sektor industri pengolahan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini.
Tabel 1.2
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha 2010 - 2016
NO LAPANGAN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
USAHA
1 Pertanian, 85561 144 90 592 547.10 95405 416.90 99 894 566.30 104 262 109 962 115 308
kehutanan, dan 829.80 980.40 876.90
perikanan
2 Pertambangan dan 3 520 236.80 3 531 061.90 3 663 513.90 3 823 986.20 3 926 110.30 4 078 864.90 4 013 318.30
penggalian
3 Industri 70 540 953.80 72 815 223.10 76 922 410.60 80 648 618 83 069 087.50 86 081 396 89 941 989
pengolahan
4 Pengadaan listrik 501 178.80 570 711.40 553 396.30 531 398.10 580 714.60 593 969.10 616 388.30
dan gas
5 Pengadaan air, 316 551.80 336 491.30 353 745.80 373 844.30 396 428.60 421 958.30 450 270.90
pengelolaan
sampah, limbah
dan daur ulang
6 Konstruksi 38 650 891.30 41 921 896.10 44 718 287.80 48 144 381.80 51 411 361.10 54 248 909.80 57 286
443.40
7 Perdagangan besar 56 555 799.50 60 589 055 65 384 605.20 69 025 207.60 73 812 641.80 77 037 548.80 81 467
dan eceran 720.70
reparasi mobil dan
sepeda motor
8 Transportasi dan 14 101 567 15 545 798.40 16 827 857.60 18 075 247.20 19 082 060.70 20 165 190.90 21 389
pergudangan 010.80
9 Penyediaan 6 936 756.80 7 527 496.50 8 035 635.90 8 663 609.60 9 225 423.50 9 866 776.10 10 512
akomodasi dan 200.50
makan minum
10 Informasi dan 7 465 664.10 8 209 201.20 8 930 584.20 9 625 107.20 10 321 291.60 11 055 360.50 11 913
komunikasi 127.10
11 Jasa keuangan dan 9 676 981.60 10 519 432.10 11 581 048.10 12 691 885.10 13 024 096.60 13 957 947.10 14 531
asuransi 037.50
12 Real estate 12 814 477.20 14 052 157.30 15 030 054.50 16 072 860.10 17 132 221.20 18 119 225.60 19 187
892.40
13 Jasa perusahaan 2 711 690.40 3 001 220.10 3 182 589.60 3 395 102 3 624 699.30 3 836 940.40 4 065 405.20
14 jasa pendidikan 6 690 893.90 7 011 171.10 7 357 221.30 7 970 451.30 8 478 260.60 8 904 741.50 9 341 369.60
15 Administrasi 11 212 993 12 213 771.30 12 522 710.20 12 940 560.20 13 835 996.70 14 642 061.90 14 931
pemerintahan 577.30
pertahanan dan
jaminan wajib
sosial
16 Jasa lainnya 1 510 932.40 1 646 888.50 1 775 772.90 1 908 139.70 2 042 552.70 2 179 185.10 2 320 879
tahun 2016 atas dasar harga konstan sebesar Rp. 89.941.989 juta mengalami
Rp. 86.081.396 juta. Namun, dalam hal penyerapan tenaga kerja atau
memberikan kontribusi yang cukup pesat. Hal itu dapat dilihat dari masih
rendahnya tenaga kerja yang bekerja di sektor industri pengolahan, yaitu hanya
Begitu pula dengan jumlah perusahaan industri pengolahan besar dan sedang di
Provinsi Sumatera Utara, pada tahun 2015 tercatat ada 960 perusahaan berdiri,
perusahaan atau turun sekitar 6,52 persen. (BPS Sumut, 2016). Penurunan
yang dilakukan oleh pengusaha untuk membeli barang modal dan pengeluaran
lain untuk kegiatan produksi. Investasi dapat diperoleh dari akuntansi modal
yang diperoleh dari tabungan dan sebagian pendapatan waktu sekarang yang
peranan utama dalam produksi, karena barang modal yang berasal dari
industry pengolahan?
Pengolahan?
Industri Pengolahan
pembangunan ekonomi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat
yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang
Para ahli ekonomi sudah sejak lama berusaha untuk memahami konsep
kelompok, yakni teori klasik, teori neokklasik, teori neokeynes, teori W.W.
Teori klasik
abad ke-17. Ada dua tokoh yang paling berpengaruh terhadap pemikiran teori
Di dalam bukunya yang berjudul An Inquiry into the Nature and Causes
output total dan faktor pertumbuhan penduduk. Perhitungan output total dilakukan
dengan tiga variabel, meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
persediaan capital atau modal. Sedangkan untuk faktor kedua, yakni pertumbuhan
ekonomi.
dikenal adalah tentang the law of diminishing return. Pemikirannya ini tentang
dan akumulasi modal yang cukup. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat
dicapai.
Teori Neoklasik
pada dasarnya adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para innovator dan
wirausahawan.
kegiatan yang bersumber pada empat faktor utama, yakni manusia, akumulasi
Teori Neokeynes
pertumbuhan ekonomi.
Teori W. W. Rostow
yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. (Teguh, 2010)
yang sejenis yang mempunyai nilai tambah seperti mengelola barang mentah
menjadi barang jadi yang siap konsumsi yang lebih bernilai dengan tujuan
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah
jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
Secara umum pengertian industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan
bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang
assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak
hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.Industri merupakan salah
industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
sistem, merupakan perpaduan sub sistem fisis dan sub sistem manusia
jadi yang mempunyai nilai tambah. Sektor industri pengolahan meliputi semua
jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang
lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekatkepada pemakai akhir. Termasuk
Pengolahan
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan
pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari
pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.
Adapun menurut pendapat lain mengenai arti tenaga kerja adalah semua orang
yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun
bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak
ada kesempatan kerja. Adapun pendapat lain yaitu tenaga kerja adalah modal bagi
geraknya roda pembangunan. Tenaga kerja bukan berarti jumlah buruh yang
terdapat dalam perekonomian, tetapi tenaga kerja juga meliputi keahlian dan
keterampilan yang mereka miliki. Tenaga kerja merupakan salah satu input
produksi dan faktor yang sangat penting dalam kegiatan memproduksi barang dan
teknologi tinggi, namun masih ada yang memakai teknologi yang tergolong
rendah, serta lebih banyak didominasi oleh yang menggunakan teknologi tingkat
sumber daya yang diperlukan adalah manusia. Sumber daya manusia berperan
lapangan pekerjaan yang tersedia atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja
akibat dari suatu kegiatan ekonomi, maka definisi dari kesempatan kerja adalah
mencakup lapangan pekerjaan yang sudah di isi dan semua lapangan pekerjaan
kebutuhan akan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja ini dibutuhkan oleh setiap
upah, posisi (jabatan), dan syarat kerja tertentu. Data kesempatan sulit diperoleh,
maka yang digunakan adalah besarnya jumlah orang yang bekerja pada daerah
Kesempatan kerja yang tersedia dan kualitas tenaga kerja yang digunakan akan
bekerja di berbagai sektor. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus
menurut lapangan pekerjaan merupakan salah satu ukuran untuk melihat potensi
sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja. Hal ini dapat pula
dapat diartikan sebagai jumlah tenaga kerja yang terserap pada suatu sektor dalam
penyerapan tenaga kerja juga relatif tinggi pada perusahaan industri pengolahan
besar dan sedang. Perkembangan jumlah pekerja industri pengolahan besar dan
sedang di Sumatera Utara selama lima tahun berturut-turut, sejak tahun 2011
sampai dengan tahun 2015 jumlah tenaga kerja perusahaan industri besar dan
sedang mengalami fluktuasi atau kenaikan dan penurunan selama kurun waktu
kemungkinan tingkat upah dalam jangka waktu tertentu. Kurva permintaan tenaga
kerja dapat dilihat sebagai gambaran bagi setiap kemungkinan jumlah tenaga kerja
memperkerjakan.
2.1.5 Investasi
Secara etimologi, investasi berasal dari kata invest yang artinya menanam
uang atau modal. Dengan kata lain, pengertian dari investasi adalah penanaman
modal atau penanaman uang dalam proses produksi. Pengertian investasi menurut
masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi,
yakni (1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,
serta kesemapatan kerja; (2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi
perkembangan teknologi.
digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Untuk lebih
jelasnya, investasi merupakan suatu komponen dari PDB dimana PDB tersebut
PDB = C + I + G + (X –M)
pendapatan di masa yang akan datang. Melalui investasi pada barang modal
secara terpadu, peningkatan output dapat dicapai dan pendapatan masyarakat akan
termasuk benda bergerak ataupun tak bergerak bagi usaha-usaha yang mendorong
modal di wilayah negara Republik Indonesia. Kegiatan usaha usaha atau jenis
usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis
usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan
Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha
yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang
Penanaman Modal.
dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak
modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal dalam bentuk
undangan
modal asing di dalam negara untuk mendapatkan keuntungan dari usaha yang
negara dari sumber pajak serta adanya alih tekhnologi. Bagi pemilik modal
penanam modal asing, baik menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
diantaranya sifatnya jangka panjang, banyak memberikan adil (andil) dalam alih
Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara sedang berkembang mengingat
lebih leluasa dalam menjalankan berbagai aktivitas pada berbagai bidang yang
ekonomi yang mencakup semua ekonomi yang ada, yang terkait langsung
tujuan akhir, melainkan hanya merupakan salah satu strategi yang harus
saja sektor pertanian dan jasa, sebagai contoh pertumbuhan sektor industri yang
sektor industri yang tumbuh lebih dulu. Dalam sektor produksi mekanisme
effect).
yang dihasilkan oleh industri yang pertama bagi input mereka . Menurut Teori
Suatu negara kontribusi sektor industrinya telah diatas 30% maka dapat
dikatakan negara tersebut tergolong negara maju. Peranan sektor industri dalam
kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja dan mampu menciptakan nilai tambah
(value added) yang lebih tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan.
kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa,
dari kontribusi sektor ini yang memberikan nilai tambah terbesar diantara
dibidang ekonomi salah satu alat yang dapat digunakan sebagai indikator
tingkat pendapatan regional dapat diukur dari total pendapatan wilayah ataupun
Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik yaitu jumlah nilai tambah
yang dihasilkan untuk seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan
seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit ekonomi di
wilayah dalam periode tahun tertentu yang pada umumnya dalam waktu satu
pendapatan yang tidak dipengaruhi oleh faktor perubahan harga. Apabila terjadi
mampu dibeli belum tentu meningkat. Perlu dilihat mana yang meningkat lebih
Harga konstan artinya harga produk didasarkan atas harga pada tahun
tertentu. Tahun yang dijadikan Patokan harga disebut tahun dasar untuk
Akan tetapi pada sektor jasa yang tidak memiliki unit produksi, nilai produksi
dinyatakan dalam harga jual. Laju pertumbuhan ekonomi umunya diukur dari
menggunakan harga yang berlaku pada tahun berjalan. Struktur PDRB suatu
harga berlaku dan PDRB harga konstan, yang dimana PDRB harga berlaku
merupakan nilai suatu barang dan jasa yang dihutung menggunakan harga yang
berlaku pada tahun tersebut, dan PDRB harga konstan adalah nilai suatu barang
dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada tahun tertentu yang
dijadikan sebagai tahun acuan atau tahun dasar. Penghitungan PDRB pada
tahap pertama juga dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu
data daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari
sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Metode perhitungan langsung dapat
sama.
nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi
(di suatu region) pada suatu jangka waktu tertentu (setahun). Perhitungan
PDRB melalui pendekatan ini disebut juga penghitungan melalui nilai tambah
dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan atau sektro ekonomi dengan cara
mengurangkan biaya antara dari total nilai produksi bruto sektor atau subsector
tersebut. Biaya antara adalah nilai barang dan jasa yang digunakan sebagai
input antara dalam proses produksi. Barang dan jasa yang yang termasuk input
antara adalah bahan baku atau bahan penolong yang biasanya habis dalam
sekali proses produksi atau mempunyai umur penggunaan kurang dari satu
tahun, sementara itu pengeluaran atas balas jasa faktor produksi seperti upah
dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan yang diterima perusahaan
bukan termasuk biaya antara. Begitu juga dengan penyusutan dan pajak tidak
digunakan untuk memperkirakan nilai tambah dari sektor atau kegiatan yang
(output) dan nilai biaya antara ( intermediante cost), yaitu bahan baku atau
penolong dari luar yang dipakai dalam proses produksi. PDRB menurut
dihitung dengan cara menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor
produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung
neto. Pada sektor pemerintahan dan usaha yang sifatnya tidak mencari
keuntungan, surplus usaha seperti bunga neto, sewa tanah dan keuntungan tidak
termasuk pula komponen pendapatan ini menurut sektor disebut nilai tambah
bruto (NTB Sektoral). Jadi, PDRB yang dimaksud adalah jumlah dari BTB
seluruh sektor (lapangan usaha). Untuk memudahkan pemakai data, maka hasil
dibedakan menajdi dua macam yaitu: PDRB atas dasar harga berlaku dan
PDRB atas dasar harga konstan. Mulai tahun 2005 perhitungan PDRB atas
dasar harga konstan yang didasarkan pada harga-harga pada tahun 2000.
ekspor, nilai barang dan jasa hanya berasal dari produksi domestik, total
seluruhkomponen pengeluaran akhir ini di sebut PDRB atas dasar harga pasar.
Pendekatan dari segi pengeluran adalah penjumlahan nilai penggunaan akhir dari
alokasi adalah suatu cara mengalokasikan produk domestic bruto dari wolayah
antara lain: Nilai produksi bruto dan netto setiap sektor/subsektor pada wilayah
yang dialokasikan ; jumlah produksi fisik ; tenaga kerja; penduduk, dan alokasi
Pengolahan
orang yang mencari pekerjaan. Tenaga kerja adalah peran penting untuk
komunikasi satu sama lain untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan
kerja merupakan masalah yang akan dihadapi oleh setiap perusahaan. Industri
mesin atau alat otomatis sampai pada komputer, tetapi yang mengatur semua
pekerjaan bagi masyarakat yang belum mempunyai pekerjaan atau yang sedang
Industri Pengolahan
memegang peranan utama dalam produksi, karena barang modal yang berasal
dari investasi barulah bisa dimanfaatkan jika ada tenaga kerja. Investasi
Penanaman Modal Asing (PMA), Kredit Investasi, serta dana - dana yang
PMDN) sektor industri pengolahan baik yang berasal dari dalam negeri
Ekonomi
Angkatan Kerja (AK) secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor
positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih
penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar.
Pertumbuhan Ekonomi
dengan banyaknya jumlah perusahaan menjadi pilihan dari sekian orang yang
memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat. Dalam hal ini tentunya akan
ilmiah ini. Dari berbagai jenis hasil karya ilmiah yang telah peneliti temukan
dalam hal fokus dan lokus penelitian yang diteliti. Untuk membedakan
1. Gusti Agung Bagus Ari Surya Permana (Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia) penelitian ini dilakukan pada tahun
2015 dengan judul “pengaruh produk domestic regional bruto (PDRB) dan tingkat
upah terhadap kesempatan kerja melalui investasi di Provinsi Bali”. Penelitian ini
bersifat kuantitatif dan menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil analisis
tahun 2018 dengan judul “peranan sector industry terhadap penyerapan tenaga
kerja di sumatera utara”. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data
sekunder yang bersumber dari Biro Pusat Statistik (BPS), Model analisis yang
negatif
tahun 2014 dengan judul “analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor industri
pengolahan di Jawa Timur”. Jenis datanya merupakan data sekunder yang berupa
data time series pada periode kuartalan dari tahun 2000 sampai dengan 2012
dengan objek penelitian sektor industri pengolahan di Jawa Timur. Penelitian ini
antara variabel PDRB, investasi PMDN, dan investasi PMA terhadap penyerapan
tenaga kerja di sektor industri pengolahan Provinsi Jawa Timur tahun 2000-2012
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui satu atau lebih perantara.
investasi penanaman modal asing (PMA) terhadap penyerapan tenaga kerja pada
positif.
penyerapan tenaga kerja di provinsi Sulawesi Utara”. Jenis data yang digunakan
Provinsi Sulawesi Utara relatif stabil dari tahun ke tahun, Peranan sektor industri
tergolong kecil dan cenderung stabil setiap tahunnya. Dari aspek tenaga kerja,
Multiplier tenaga kerja sektor industri pengolahan Provinsi Sulawesi Utara Utara
relatif stabil. Elastisitas tenaga kerja sektor industri pengolahan Provinsi Sulawesi
pengolahan di provinsi Sumatera Barat”. Jenis data yang digunkan adalah data
sekunder berupa data time series. Metode analisis yang digunakan adalah metode
analisis ordinary least square (OLS). Hasil analisisnya adalah nilai investasi
akar pemikiran dalam penelitian ini, berikut ini digambarkan suatu kerangka
Banyaknya
Jumlah
Perusahaan (X1)
Pertumbuhan
Penyerapan Ekonomi
Tenaga Kerja (Z) (PDRB) (Y)
Investasi (X2)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Pengolahan
Alur Hipotesis :
X1
Banyakny
a Jumlah
H1 Y
Perusaha H1 Z H3
Pertumbuhan
H4 Penyerapan Ekonomi
Tenaga Kerja (PDRB)
H2
Investasi
X2
H1 = X1- Z
H2 = X2 – Z
H3 = Z – Y
H4 = X1 , Z-Y
H5 = X2 , Z-Y
Gambar 2.2
Alur Hipotesis
penelitian.
bentuk angaka secara sepintas lebih mudah untuk diketahui maupun untuk
dibandingkan satu dengan lainnya. Adapun data yang digunakan adalah data
sekunder. Data sekunder merupakan data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan yang bukan pengolahnya. Dalam penelitian ini penulis
mendapatkan data data sekunder dengan mengutip literature dari buku-buku yang
dengan mempelajari dan mengambil data dari literature terkait dan sumber-
sumber lain seperti buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian terdahulu
39
pengolahan sebagai X1, investasi sebagai X2. Jenis variabel yang kedua adalah
variabel intervening (Z) yaitu penyerapan tenaga kerja. Dan yang terakhir variabel
mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel yang lain. Dalam penelitian
ini ada satu variabel terkait yang digunakan yaitu tingkat pertumbuhan
yang akan diteliti adalah mengenai pengaruh dari sektor industri pengolahan
Bruto yang diambil dari tahun 2010-2016 dalam atas harga konstan.
intervening dalam penelitian ini adalah penyerapan tenaga kerja yang ada di
dalam Industri Pengolahan Provinsi Sumatera Utara yang diambil dari tahun
variabel lain. Variable bebas dalam penelitian ini adalah banyaknya jumlah
pengolahan atau X2
langsung seperangkat variabel bebas terhadap variabel terikat. Model analisis jalur
penelitian dalam kerangka analisis jalur hanya berkisar pada variabel bebas (X1,
X2) berpengaruh terhadap variabel terikat Y, atau berapa besar pengaruh kausal
sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan tidak dapat digunakan
sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kasualitas antar hubungan
yang dapat dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan pola hubungan untuk
bersifat kasualitas antar variabel, baik pengaruh langsung maupun tidak langsung
model dekomposisi pengaruh kausal antar variabel dapat dibedakan menjadi tiga
sebagai berikut:
1. Direct causal Effect atau Pengaruh Kausal Langsung adalah pengaruh satu
X1 Z = PZX1
kerja(Z)
X2 Z = PZX2
X1 Y = PYX1
(PDRB) (Y).
X2 Y = PYX2
Z Y = PYZ
pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat melalui vairabel lain
X1 Z Y = (PZX1) (PYZ)
X2 Z Y = (PZX2) (PYZ)
3. Total causal Effect atau Pengaruh Kausal Total adalah jumlah dari pengaruh
Kerja (Z).
X1 Z Y = (PZX1) + (PYZ)
X2 X3 Y = (PZX2) + (PYZ)
determinasi adalah nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
Menurut Imam Ghozali (2014:97), nilai yang mendekati satu berarti variabel
x 100%
Keterangan:
KD : koefisien determinasi
R : koefisien kolerasi
variabel lain konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut:
terhadap Y. Bila nilai t-hiung > t-tabel dengan tingkat kepercayaan tertentu maka
H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang berpengaruh secara
nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai hitung diperoleh dari rumus :
t hitung =
tabel. Apabila f-hitung > f-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0
ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh nyata
(signifikan) terhadap variabel dependen. Dan apabila f-hitung < f-tabel maka pada
f-hitung =
Dalam teknik dan sains, seringkali seseorang memiliki sejumlah titik data yang
suatu fungsi dengan jumlah nilai variabel bebas yang terbatas. Sering kali
Hal ini dapat dicapai melalui pencocokan kurva atau analisis regresi.
Seandainya formula untuk suatu fungsi tertentu diketahui namun terlalu rumit
untuk dinilai secara efisien, maka beberapa titik data yang diketahui dari fungsi
suatu fungsi yang lebih sederhana. Tentu saja, ketika suatu fungsi yang lebih
sederhana digunakan untuk memperkirakan titik data dari fungsi asli, biasanya
keakuratan.
berikut:
Gambar 3.1
Perhitungan Interpolasi
Dimana :
Q1, Q2, Q3, Q4 = jumlah nilai data pada tahun kuartal 1,2,3, dan 4
garis 1o – 4o Lintang Utara dan 98o – 100o Bujur Timur. Sebelah Utara
berbatasan dengan provinsi Aceh, sebelah Timur dengan Negara Malaysia di Selat
Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan provinsi Riau dan Sumatera Barat,
besar berada d daratan pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di pulau Nias,
pulau – pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik di bagian Barat maupun di
daerah terbesar adalah kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 Km2,
atas sekitar 9,23% dari total luas Sumatera utara, diikuti kabupaten Langkat
dengan luas 6.263,29 Km2 atau 8,74%, kemudian kabupaten Simalunggun dengan
luas 4.386,60 Km2 atau sekitar 6,12%. Sedangkan luas daerah terkecil adalah kota
Sibolga gengan luas 10,77 Km2 atau sekitar 0,02% dari total luas wilayah
Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Sumatera Utara
dan Pantai Timur. Kawasan Pantai Barat meliputi Kabupaten Nias, Kabupaten
48
Padang Sidempuan, Kota Sibolga, dan Kota Gunung Sitoli. Kawasan dataran
Serdang Bedagai, Kota Tanjung Balai, Kota Tebing Tinggi, Kota Medan, dan
Kota Binjai. Karena terletak dekat garis khatulistiwa. Provinsi Sumatera Utara
sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter di atas permukaan laut, beriklim
cukup panas bias mencapai 33,40C, sebagian daerah berbukit dengan kemiringan
yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi berada pada daerah ketinggian
terjadi pada bulan Juni sampai dengan September dan musim penghujan biasanya
terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret. Diantara kedua musim
Tabel 4.1
Luas Daerah Menurut Kabupaten/Kota
di Sumatera Utara Tahun 2017
Kabupaten/ Kota Luas (Km2) Rasio terhadap Total
Kabupaten
Nias 1 842,51 2,52
Mandailing Natal 6 134,00 8,40
Tapanuli Selatan 6 030,47 8,26
Tapanuli Tengah 2 188,00 3,00
Tapanuli Utara 3 791,64 5,20
Toba Samosir 2 328,89 3,19
Labuhanbatu 2 156,02 2,95
Asahan 3 702,21 5,07
Simalungun 4 369,00 5,99
D airi 1 927,80 2,64
Karo 2 127,00 2,91
Deli Serdang 2 241,68 3,07
Langkat 6 262,00 8,58
Nias Selatan 1 825,20 2,50
Humbang Hasundutan 2 335,33 3,20
Pakpak Bharat 1 218,30 1,67
Samosir 2 069,05 2,84
Serdang Bedagai 1 900,22 2,60
Batu Bara 922,20 1,26
Padang Lawas Utara 3 918,05 5,37
Padang Lawas 3 892,74 5,33
Labuhanbatu Selatan 3 596,00 4,93
Labuhanbatu Utara 3 570,98 4,89
Nias Utara 1 202,78 1,65
Nias Barat 473,73 0,65
Kota
Sibolga 41,31 0,06
Tanjungbalai 107,83 0,15
Pematangsiantar 55,66 0,08
Tebing Tinggi 31,00 0,04
Medan 265,00 0,36
Binjai 59,19 0,08
Padangsidimpuan 114,66 0,16
Gunungsitoli 280,78 0,38
Sumatera Utara 72 981,23 100,00
Sumber : Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 66 Tahun 2011 tanggal 28
Desember 2011
4.2 Iklim
Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan September
dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan
bulan Maret, diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba.
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga menurut Kota/Kabupaten
Di Sumatera Utara Tahun 2017
Kabupaten/ Kota Penduduk Rumah Rata-rata
(jiwa) Tangga banyaknya Anggota
Rumah Tangga
Kabupaten
Nias 142 110 28 241 5
Mandailing Natal 439 505 102 894 4
Tapanuli Selatan 278 587 64 479 4
Tapanuli Tengah 363 705 78 057 5
Tapanuli Utara 297 806 68 823 4
Toba Samosir 181 790 44 516 4
Labuhanbatu 478 593 107 833 4
Asahan 718 718 167 839 4
Simalungun 859 228 219 275 4
D airi 281 876 67 492 4
Karo 403 207 108 622 4
Deli Serdang 2 114 627 495 351 4
Medan yaitu sebesar 2.247.425 Jiwa dan tingkat Rumah tangga sebesar
Tabel 4.3
Nilai Output Industri Besar dan Sedang menurut Golongan Industri
(milyar rupiah) 2013 – 2016
Golongan Industri 2013 2014 2015 2016 e)
1. Industri Makanan,
Minuman dan 135.675,11 145 518,39 104 583,11 150 000,17
Tembakau
2. Industri Tekstil,
568,5 664,55 510,66 14 418,96
Pakaian Jadi dan Kulit
3. Industri Kayu,Perabot
Rumahtangga 2 413,55 3 148,80 6 512,67 39 813,53
4. Industri Kertas,
Percetakan dan 2 578,55 3 114,94 2 962,62 9 469,16
Penerbit
5. Industri Kimia, Batu
117 172,68 59 295,89 22 545,92 60 903,94
Bara, Karet dan Plastik
6. Industri Barang 1
Galian Bukan Logam
Kecuali Minyak 2 815,71 1 931,76 1 639,65 8 723,12
Bumi dan Batu Bara
7. Industri Logam Dasar 2 948,09 3 886,37 7 230,89 5 165,00
8. Industri Barang dari
Logam, Mesin dan 966,59 659,97 505,42 15 279,79
Peralatannya
9. Industri Pengolahan 126,82 18 723,12
1 778,90 12 847,97
Lainnya
Jumlah 265 265,60 219 999,57 159 338,91 332 496,80
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara
Keterangan: e) Angka perkiraan
pada kurun waktu tahun 2013-2016. Selama kurun 4 tahun terakhir, tahun 2016
merupakan tahun tertinggi dari jumlah total output industri di Sumatera Utara
yaitu sebesar 332.496,80 Milyar Rupiah. Apabila output industri dilihat dari
dan tembakau. Hal ini dapat dilihat dari progres yang naik setiap tahunnya mulai
tahun 2013-2016 dan mencapai puncaknya pada tahun 2016 yaitu sebesar 150
Tabel 4.4
Persentase penduduk Sumatera Utara yang bekerja menurut kelompok
lapangan usaha (Persen)
Lapangan Usaha Tahun 2015
Pertanian 41.30
Industri 14.22
Jasa 44.49
Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
yang bekerja menurut lapangan usaha pada sektor jasa tahun 2015 yang tertinggi
sebesar 44.49%, kemudian disusul sektor pertanian 41.30% dan sektor industri
14.22% Hal ini dikarenakan ketiga sektor tersebut (Pertanian, industri, dan jasa)
Tabel 4.5
Persentase Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin (2014)
Pere Laki-laki + Pere
Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Laki laki +
A i-Laki mpuan Perempuan
Mpuan
1. Pertanian, kehutanan, perkebunan, 42,94 41,85 42,52
perikanan, peternakan
2. Pertambangan dan Penggalian 0,82 0,12 0,55
3. Industri Pengolahan 8,35 7,02 7,84
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,41 0,1 0,29
5. Bangunan 10,21 0,27 6,4
6. Perdagangan, Hotel dan Rstoran 15,54 27,4 20,08
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,39 0,75 4,85
8. Bank dan Lembaga Keuangan 2,48 1,39 2,06
9. Jasa Kemasyarakatan 11,85 21,1 15,39
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS- Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus 2014
Jika dilihat pada tabel diatas pada tahun 2014, jumlah tenaga kerja yang
banyak bekerja menurut lapangan usaha berada pada sektor pertanian, kehutanan,
sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.08%. Apabila dilihat dari jenis
kelamin pada tenaga kerja, maka yang paling banyak dominan bekerja yaitu laki-
laki dikarenakan laki-laki mempunyai fisik yang kuat serta sebagai kepala
Tabel 4.6
Realisasi Investasi PMDN menurut Provinsi (Milyar Rupiah)
Tahun Investasi
2014 5.231.905,85
2015 4.287.417,30
2016 4864,2
Sumber: Badan Pusat Statistik
Jika dilihat pada tabel diatas realisasi investasi untuk Sumatera Utara
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun terakhir 2016 yaitu sebesar
4864.2 Milyar Rupiah. hal ini disebabkan Kurangnya promosi investasi (penanaman
modal) baik dalam konteks regional, nasional dan internasional, juga tercermin dari
banyaknya tumpang tindih kebijakan antar pusat dan daerah antar sektor serta kurangnya
Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis jalur pada penelitian ini
(X1) dan Investasi (X2) terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Z). Setelah dilakukan
Tabel 4.7
Model Summary
KD = R2 x 100%
KD = 0.989 x 100%
KD = 98.9%
Tenaga Kerja secara gabungan dengan nilai R 2 sebesar 98.9% , sedangkan sisanya
sebesar 1,2% (100% - 98.9%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain,
pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variabel di luar model ini adalah sebesar
1,2%.
Tabel 4.8
a
ANOVA
Total .640 24
Hipotesis :
dan jumlah kasus 25 – 3 = 22. Dengan ketentuan tersebut, diperoleh angka F tabel
sebesar 3.44.
Dimana :
tabel sebesar 3.44. dengan demikian, H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada
Dimana :
ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear antara variabel Banyaknya
Tabel 4.9
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
JUMLAH
.181 .000 .493 15.393 .000
PERUSAHAAN
Hipotesis :
sedangkan nilai t tabel untuk derajat kebebasan N-K = 25-3 = 22 dan taraf
Dimana :
> t tabel sebesar 1.71714 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan
Kerja
Hipotesis :
Kerja.
sedangkan nilai t tabel untuk derajat kebebasan N-K = 25-3 = 22 dan taraf
Dimana :
t tabel sebesar 1.71714 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan
Langkah kedua yang dilakukan dalam analisis jalur pada penelitian ini
struktur kedua yaitu analisis pengaruh antara Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1),
Investasi (X2), dan Penyerapan Tenaga Kerja (Z) terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(PDRB) (Y). Setelah dilakukan pengujian maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.10
Model Summary
KD = R2 x 100%
KD = 0.577 x 100%
KD = 57.7%
(100% - 57,7%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas
Tabel 4.11
a
ANOVA
Total
.000 24
Hipotesis:
(PDRB).
(PDRB).
0.05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan numerator: jumlah variabel -
Dimana :
tabel sebesar 3.07 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan
Dimana :
ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada hubungan linear antara variabel Banyaknya
pertumbuhan ekonomi.
(PDRB).
Tabel 4.12
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
PENYERAPAN TENAGA
4.309 .544 .044 .032 .974
KERJA
Hipotesis :
dan taraf signifikan 0.05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan DK = n –
1.71387.
Dimana :
< t tabel sebesar 1.71387 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada
Ekonomi (PDRB).
Hipotesis :
Ekonomi (PDRB)
(PDRB)
dan taraf signifikan 0.05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan DK = n –
1.71387.
Dimana :
> t tabel sebesar 1.71387 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada hubungan
Ekonomi (PDRB)
Hipotesis :
dan taraf signifikan 0.05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan DK = n –
1.71387.
Dimana :
< t tabel sebesar 1.71387 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada
(PDRB).
X1 Z = PZX1
Z = a + bX1 + 𝜀
= 0.493
terhadap Penyerapan Tenaga kerja dengan nilai koefisien 0.493. Hal ini
kerja (Z)
X2 Z = PZX2
Z = a + bX2 + 𝜀
= 0.581
Tenaga kerja dengan nilai koefisien 0.581. Hal ini berarti apabila terjadi
tetap.
X1 Y = PYX1
Y= a + bX1 + 𝜀
= -0.346
X2 Y = PYX2
Y = a + bX2 + 𝜀
= 0.930
Ekonomi (PDRB) dengan nilai koefisien 0.930. Hal ini berarti apabila
dianggap tetap.
Z Y = PYZ
Y = a + bZ + 𝜀 = 0.044
kerja (Z)
X1 Z Y = (PZX1) (PYZ)
Y = a + bX1 . bZ + 𝜀
= ( 0.493) (0.044)
= 0.02169
Tenaga kerja (Z) dengan nilai koefisien 0.02169. Hal ini berarti bahwa
besar (-0.346 < 0.02169), hasil ini menunjukkan bahwa secara langsung
X2 Z Y = (PZX2) (PYZ)
Y = a + bX2 . bZ + 𝜀
= (0.581) (0.044)
= 0.02556
dengan nilai koefisien 0.02556. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi
besar dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung (1.153 > 0,02556), hasil
Kerja (Z).
X1 Z Y = (PZX1) + (PYZ)
kerja (Z) dengan nilai koefisien 0.537. Hal ini berarti bahwa apabila terjadi
X2 X3 Y = (PZX2) + (PYZ)
= (0.581) + (0.044)
= 0.625
Ekonomi (PDRB) (Y) melalui Penyerapan Tenaga kerja (Z) dengan nilai
koefisien 0.625 Hal ini berarti bahwa apabila terjadi peningkatan pada
Banyaknya -0.346
Jumlah
5
Perusahaan (X1)
0.02169
0.493
6
Penyerapan 0.044 PDRB (Y)
Tenaga Kerja (Z)
0.581
0.02556
Investasi (X2)
0.930
Gambar 4.1
Pembahasan/Interprestasi
sebagai Variabel Intevening. Dari hasil estimasi dapat diketahui bahwa nilai
pengaruh langsung lebih kecil dari pengaruh tidak langsung (-0.346 < 0.02169),
hasil ini menunjukkan bahwa secara langsung Banyaknya Jumlah Perusahaan (X1)
tenaga kerja. Dan secara tidak langsung variabel investasi berpengaruh positif dan
sebagai Variabel Intervening. Dan dari hasil estimasi juga diketahui bahwa nilai
pengaruh langsung lebih besar dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung (0.930
5.1 Kesimpulan
Provinsi Sumatera Utara tahun 2010-2016 secara teori pada data yang
Utara tahun 2010-2016 secara teori pada data yang dipublikasikan oleh
ada di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010-2016 secara teori pada data
74
Utara tahun 2010-2016 secara teori pada data yang dipublikasikan oleh
yang ada di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010-2016 secara teori pada
5.2 Saran
sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dan memberikan
mendatang.
kawasan yang lebih luas atau dengan tahun yang berbeda sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, A. D., & Susilowati, D. (2017). Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan
menengah (UMKM) Berbasis Industri Kreatif di Kota Malang. Jurnal
Ilmiah Ekonomi, 10(10), hal 120– 142.
Badan Pusat Statistik 2011 -2018 ,Sumatera Utara Dalam Angka, Badan Pusat
Statistik Provinsi Sumatera Utara.
Dumairy., 1996, Perekonomian Indonesia., Erlangga, Jakarta.
Febrian, Ramdhan F, 2018.”Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
Industri Pengolahan Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun
2010-2015”, Skripsi S1 Universitas Pasundan, Bandung.
Sarwono, Jonathan, 2012. Path Anaysis dengan SPSS: Teori, Aplikasi, Prosedur
Analisis untuk Riset Skripsi, Tesis dan Disertasi, Jakarta.
Sritomo,Wignjosoebroto. 2003. Pengantar Teknik &Manajemen Industri Edisi
Pertama. Penerbit Guna widya, Jakarta.
Suryanto, 2019, “Analisis Peranan Sektor Industri Pengolahan Dalam
Lampiran 1
Analisis Regresi
Model Summary
ANOVAa
Total .640 24
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
JUMLAH
.181 .000 .493 15.393 .000
PERUSAHAAN
LAMPIRAN 2
Analisis Regresi
Model Summary
a
ANOVA
Total .000 24
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
PENYERAPAN TENAGA
4.309 .544 .044 .032 .974
KERJA
LAMPIRAN 3
Data Tahunan
Jumlah Penyerapan
PDRB Sumatera Perusahaan Tenaga Kerja di Investasi di Industri
Tahun
Utara Industri Industri Pengolahan
Pengolahan Pengolahan
2010 118740000000000 1002 145349 75970770000000
2011 126590000000000 1007 147761 108012290000000
2012 375924140000000 1023 153108 112120030000000
2013 398727140000000 1006 166307 184467750000000
2014 419573310000000 1027 154972 144338870000000
2015 440955850000000 960 148580 110258950000000
2016 463775460000000 1545 199015 233655580000000
Jumlah Penyerapan
Investasi di
PDRB Sumatera Perusahaan Tenaga Kerja di
Quartal Industri
Utara Industri Industri
Pengolahan
Pengolahan Pengolahan
2010Q4 11874000000000 1002 145349 75970770000000
2011Q1 30911562500000 251,28125 36714,125 23999180000000
2011Q2 31402187500000 251,59375 36864,875 26001775000000
2011Q3 31892812500000 251,90625 37015,625 28004370000000
2011Q4 32383437500000 252,21875 37166,375 30006965000000
2012Q1 70605959375000 254,25 37775,71875 27644906875000
2012Q2 86189343125000 255,25 38109,90625 27901640625000
2012Q3 101772726875000 256,25 38444,09375 28158374375000
2012Q4 117356110625000 257,25 38778,28125 28415108125000
2013Q1 97544003750000 253,09375 40339,34375 39334338750000
2013Q2 98969191250000 252,03125 41164,28125 43856071250000
2013Q3 100394378750000 250,96875 41989,21875 48377803750000
2013Q4 101819566250000 249,90625 42814,15625 52899536250000
2014Q1 102938999062500 -1712 39805,65625 39846800000000
2014Q2 104241884687500 -399,5 39097,21875 37338745000000
2014Q3 105544770312500 913 38388,78125 34830690000000
2014Q4 106847655937500 2225,5 37680,34375 32322635000000
2015Q1 108240557187500 246,28125 37744,25 30759730000000
2015Q2 109579449062500 242,09375 37344,75 28629735000000
2015Q3 110918340937500 237,90625 36945,25 26499740000000