Makalah Konsep Dasar Keperawatan Ii
Makalah Konsep Dasar Keperawatan Ii
DISUSUN OLEH :
KELAS : 1.C
NIM : 191211619
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, hidayah, kasih, dan
sayangnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan lancar tanpa rintangan yang
berarti. Makalah ini menyajikan tentang “Tentang Pengkajian Gordon“ sehingga dapat
menambah pengetahuan pembaca dan dapat mengambil pelajaran dari makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih sempurna makalah ini maupun
makalah-makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...…… i
A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Karena keperawatan terus berkembang, perawat membuat hipotesis tentang praktek
keperawatan, prinsip yang mendasari praktek keperawatan, tujuan dan fungsi yang sesuai
dengan keperawatan di masyarakat. Model konsep dan teori keperawatan digunakan untuk
memberikan pengetahuan untuk meningkatkan praktek penuntun penelitian dan kurikulum
serta mengidentifikasi bidang dan tujuan dari praktek keperawatan.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengkajian, hal yang dilakukan secara berulang oleh perawat, adalah evaluasi
kesehatan klien yang memerlukan pengumpulan dan penginterpretasian data klinik.
Pengkajian tidak pernah berhenti tetapi poin-poin pada waktu diagnosis mungkin dibuat,
direvisi, atau tidak digunakan sebagai dasar untuk perawatan langsung perawat. Selanjutnya
Gordon (1987) mengemukakan bahwa”the above listing of assessment areas uses the term
pattern, which is devined as asequence of behaviour across time. Sequence of behaviour,
rather than isolated events, are the data used for clinical inference and judgement”. Daftar
pengkajian menggunakan istilah pola, yang mana digambarkan sebagai suatu urutan perilaku.
Urutan perilaku, bukannya mengasingkan peristiwa, menjadi data yang digunakan untuk
keputusan, dan kesimpulan klinis. Perawat mengumpulkan data tentang perilaku
disfungsional dan fungsional. Ketika infomasi dikaji, perawat mulai memahami area yang
sedang dikaji. Secara berangsur pola mucul. Pengkajian terdiri dari catatan perawat dan
pangkajian fisik. Pertama dilakukan dengan mewawancarai klien atau orang lain; selanjutnya,
dengan pengamatan dan teknik pengujian lain. Pengumpulan data pada catatan perawat
mengijinkan deskripsi 11 pola fungsi kesehatan dan persepsi klien yang sistematis dan
penjelasan tentang segala permasalahan.
Observasi dibuat berdasarkan karakteristik fisik seperti gaya berjalan dan pergerakan,
integritas kulit, detak jantung dan cakupan pergerakan sendi (Gordon, 1987). Setelah
informasi dikumpulkan, terminasi pengkajian awal telah dimulai. Ada tiga sasaran hasil
yaitu: menawarkan kesempatan kepada klien untuk menambahkan informasi lebih lanjut atau
mengekspresikan tambahan informasi yang berhubungan dengan kesehatan, meringkas
pengkajian, dan membuat rencana untuk perawatan dari masalah (Gordon, 1987). Selanjunya
adalah menginterpretasikan data, Gordon (1987) mengatakan “to interpret means to assign
meaning to a cue or determine what it signifies”.Sebelum penarikan diagnosa, sangat penting
untuk mengklarifikasi atau memverifikasi informasi. Sehingga perawat dapat
memformulasikan diagnosinya dengan tepat.
2
A. Pengertian
KONSEP adalah keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu peristiwa
atau fonomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau
keyakinan
TEORI adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep / definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fonomena-fonomena
dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fonomena. Teori
dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai pedoman dalam penelitian.
Ada 3 cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan,
yaitu meminjam teori – teori dari disipin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan teori- teori ini ke dalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik
keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan, serta
menumbuh-kembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
4
2 Pola Nurtisi –Metabolik
Mendeskripsikan pola konsumsi makanan dan cairan berhubungan dengan kebutuhan
metabolisme dan pola petunjuk dari kebutuhan nutrisi. Termasuk pola konsumsi makanan
dan cairan individu: berapa kali makan sehari, jenis dan jumlah konsumsi makanan dan
cairan, preferensi makanan tertentu, dan penggunaan suplemen nutrien atau vitamin.
Menjelaskan pola menyusui dan pemberian makanan bayi. Mencakup laporan dari setiap lesi
kulit, kemampuan untuk menyembuhkan, dan ukuran suhu tubuh, tinggi, dan berat badan.
3 Pola Eliminasi
Mendeskripsikan pola fungsi ekskresi ( bowel, perkemihan, dan kulit). Mencakup keteraturan
individu merasakan fungsi ekskretoris, penggunaan rutinitas atau pencahar untuk eliminasi
usus, dan setiap perubahan atau gangguan dalam pola waktu, cara ekskresi, kualitas, atau
kuantitas eliminasi. Juga termasuk adalah setiap perangkat yang digunakan untuk mengontrol
ekskresi.
Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau, nyeri, mokturia,
kemampuan mengontrol BAK, adanya perubahan lain
Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau, nyeri, mokturia,
kemampuan mengontrol BAB, adanya perubahan lain
Keyakinan budaya dan kesehatan
Kemampuan perawatan diri : ke kamar mandi, kebersihan diri
Penggunaan bantuan untuk ekskresi
Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen, genitalia, rektum, prostat)
5
4 Pola Latihan-Aktivitas
Mendeskripsikan pola latihan, aktifitas, waktu luang, dan rekreasi. Termasuk kegiatan
sehari-hari yang memerlukan pengeluaran energi, seperti kebersihan, memasak, belanja,
makan, bekerja, dan pemeliharaan rumah. Juga termasuk adalah jenis, jumlah, dan kualitas
olahraga, termasuk olahraga, yang menggambarkan pola khas untuk individu. Penekanan
pada kegiatan penting atau signifikan dan ada pembatasan. Faktor-faktor yang mengganggu
dengan keinginan atau kegiatan yang diharapkan untuk individu (seperti defisit dan
kompensasi neuromuskular, dypsnea, angina, atau otot kram saat aktivitas, dan klasifikasi
jantung/paru, jika sesuai) juga termasuk.
Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur dan bangun, ritual
menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat kesegaran setelah tidur)
Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan, musik)
Jadwal istirahat dan relaksasi
Gejala gangguan pola tidur
Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll)
Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum, mengantuk)
Tingkat pendidikan, persepsi nyeri dan penanganan nyeri, kemampuan untuk mengikuti,
menilai nyeri skala 0-10, pemakaian alat bantu dengar, melihat, kehilangan bagian tubuh atau
fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan, pendengaran,
persepsi sensori (nyeri), penciuman dll.
6
Kaji pasien mengenai :
6 Pola Istirahat-Tidur
Mendeskripsikan pola tidur, istirahat, dan relaksasi. Termasuk pola periode tidur dan istirahat
/ relaksasi selama 24 jam. Termasuk persepsi kualitas dan kuantitas tidur dan istirahat,
persepsi tingkat energi setelah tidur, dan setiap gangguan tidur. Termasuk juga alat bantu
untuk tidur seperti obat atau waktu malam, rutinitas yang digunakan individu.
Kaji pasien mengenai :
Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur dan bangun, ritual
menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat kesegaran setelah tidur)
Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan, musik)
Jadwal istirahat dan relaksasi
Gejala gangguan pola tidur
Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll)
Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum, mengantuk)
7
Kaji pasien mengenai :
9 Pola Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau dirasakan dengan
seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan mamae sendiri,
riwayat penyakit hubsex, pemeriksaan genital.
8
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Teori Gordon dapat digunakan sebagai alat panduan dalam mengumpulkan data pada
tahap awal dari proses keperawatan yaitu tahap pengkajian. Bila dihubungkan dengan hasil
pengkajian pasien B diketahui bahwa pasien mempunyai beberapa persepsi yang salah
mengenai kesehatannya, namun disisi lain pasien juga mampu memahami cara
mempertahankan kondisinya dalam keadaan sehat yaitu dengan cara berolahraga dan
melakukan diet ketat bagi dirinya. Disamping itu, hasil dari kategori pengkajian pola peran/
hubungan dan pola tidur & istirahat tidak ditemukan analisa yang berhubungan dengan
kekurangan dalam kehidupan pasien. Berdasarkan penjabaran dari data-data tersebut
diketahui bahwa antara pola persepsi kesehatan & manajemen kesehatan, peran/hubungan
serta tidur & istirahat mempunyai hubungan satu dan lainnya. Bila pasien mempunyai pola
persepsi yang benar mengenai kesehatan maka pasien mampu menjalankan peran dan
tanggung jawabnya sebagai orangtua dalam mengatur pola tidur di dalam keluarga baik bagi
anak-anak, suami dan dirinya sendiri.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa teori Gordon ini sangat bermanfaat bagi
perawat dalam mengembangkan pengkajian terhadap pola kesehatan pasien. Tindakan
pengkajian tersebut akan menghasilkan data-data yang mampu membantu pekerjaan perawat
dalam menentukan diagnosa dan pemilihan tindakan keperawatan yang tepat bagi kesehatan
pasien.
10
DAFTAR PUSTAKA
Hadiyanto, Hendri, Tuah Nur, and Erik Candra Pertala. "MODEL KEPERAWATAN
BERBASIS BUDAYA DI TATANAN KELUARGA TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PERAWATAN HIPERTENSI DI KABUPATEN
SUKABUMI." UMMI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan teknologi 12.2 (2018): 81-87.
11