Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN II

TENTANG PENGKAJIAN GORDON

DISUSUN OLEH :

NAMA : ENDAH PERMATA SARI

KELAS : 1.C

NIM : 191211619

DOSEN PENGAMPU : Ns.Lola Despitasari,M.Kep

STIKes MERCUBKTIJAYA PADANG

2020

 
  KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, hidayah, kasih, dan
sayangnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan lancar tanpa rintangan yang
berarti. Makalah ini menyajikan tentang “Tentang Pengkajian Gordon“ sehingga dapat
menambah pengetahuan pembaca dan dapat mengambil pelajaran dari makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih sempurna makalah ini maupun
makalah-makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 28 Maret 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...…… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………… 1
C. Tujun Makalah ……………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………….. 2

A. Konsep pengkajian Gordon ......................................................................... 3


B. Model konsep fungsional menurut Gordon ……………............................. 4
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………. 10

A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 11

ii

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas


berfikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide- ide global mengenai individu,
situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori – teori yang
terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu
kejadian dan fonomena dari suatu disiplin.

      Karena keperawatan terus berkembang, perawat membuat hipotesis tentang praktek
keperawatan, prinsip yang mendasari praktek keperawatan, tujuan dan fungsi yang sesuai
dengan keperawatan di masyarakat. Model konsep dan teori keperawatan digunakan untuk
memberikan pengetahuan untuk meningkatkan praktek penuntun penelitian dan kurikulum
serta mengidentifikasi bidang dan tujuan dari praktek keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep pengkajian Gordon ?

2. Bagaimana model konsep fungsional menurut Gordon ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep pengkajian Gordon.

2. Untuk mengetahui model konsep fungsional menurut Gordon.

1
BAB  II

PEMBAHASAN

Pengkajian, hal yang dilakukan secara berulang oleh perawat, adalah evaluasi
kesehatan klien yang memerlukan pengumpulan dan penginterpretasian data klinik.
Pengkajian tidak pernah berhenti tetapi poin-poin pada waktu diagnosis mungkin dibuat,
direvisi, atau tidak digunakan sebagai dasar untuk perawatan langsung perawat. Selanjutnya
Gordon (1987) mengemukakan bahwa”the above listing of assessment areas uses the term
pattern, which is devined as asequence of behaviour across time. Sequence of behaviour,
rather than isolated events, are the data used for clinical inference and judgement”. Daftar
pengkajian menggunakan istilah pola, yang mana digambarkan sebagai suatu urutan perilaku.
Urutan perilaku, bukannya mengasingkan peristiwa, menjadi data yang digunakan untuk
keputusan, dan kesimpulan klinis. Perawat mengumpulkan data tentang perilaku
disfungsional dan fungsional. Ketika infomasi dikaji, perawat mulai memahami area yang
sedang dikaji. Secara berangsur pola mucul. Pengkajian terdiri dari catatan perawat dan
pangkajian fisik. Pertama dilakukan dengan mewawancarai klien atau orang lain; selanjutnya,
dengan pengamatan dan teknik pengujian lain. Pengumpulan data pada catatan perawat
mengijinkan deskripsi 11 pola fungsi kesehatan dan persepsi klien yang sistematis dan
penjelasan tentang segala permasalahan.

Observasi dibuat berdasarkan karakteristik fisik seperti gaya berjalan dan pergerakan,
integritas kulit, detak jantung dan cakupan pergerakan sendi (Gordon, 1987). Setelah
informasi dikumpulkan, terminasi pengkajian awal telah dimulai. Ada tiga sasaran hasil
yaitu: menawarkan kesempatan kepada klien untuk menambahkan informasi lebih lanjut atau
mengekspresikan tambahan informasi yang berhubungan dengan kesehatan, meringkas
pengkajian, dan membuat rencana untuk perawatan dari masalah (Gordon, 1987). Selanjunya
adalah menginterpretasikan data, Gordon (1987) mengatakan “to interpret means to assign
meaning to a cue or determine what it signifies”.Sebelum penarikan diagnosa, sangat penting
untuk mengklarifikasi atau memverifikasi informasi. Sehingga perawat dapat
memformulasikan diagnosinya dengan tepat.

2
A.    Pengertian

    KONSEP adalah keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu peristiwa
atau fonomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau
keyakinan     

    TEORI adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep / definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fonomena-fonomena
dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fonomena. Teori
dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai pedoman dalam penelitian.
Ada 3 cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan,
yaitu meminjam teori – teori dari disipin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk
mengintegrasikan teori- teori ini ke dalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik
keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan, serta
menumbuh-kembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.

Pola/konsep di definisikan seperti pembentukan tingkah laku yang terjadi secara


berangkai.“Pola Fungsional Kesehatan (cara Hidup) klien, apakah pribadi, keluarga atau
masyarakat, berkembang dari interaksi klien-lingkungan. Masing-masing pola adalah
penjabaran dari gabungan biopsikososial. Tidak satupun pola yang dapat dimengerti tanpa
mengetahui pola yang lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi oleh faktor
biologi,perkembangan,budaya,sosial dan spiritual”. Pola Fungsional Kesehatan dapat dikaji
perkembangannya sejalan dengan perubahan waktu. 11 pola fungsional kesehatan termasuk
Persepsi kesehatan-managemen Kesehatan, Nutrisi-metabolisme, eliminasi, aktivitas –latihan,
istirahat-tidur. Persepsi kognitif, konsep diri-persepsi diri,Hubungan-peran, seksual-
reproduksi,Pola pertahanan diri-toleransi,keyakinan dan nila.

Contoh aplikasi teori dalam keperawatan :


1.     Perubahan sensori/ perceptual (penglihatan) yang berhubungan dengan:
Kaji ketajaman visual klien, kaji orientasi dan memori klien akhir-akhir ini,obesrvasiperilaku
klien, kaji ulang catatan medis dari kunjungan klinik.

2.    Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan)


Timbang berat badan klien, tanyakan klien tentang perubahan berat badan yang direncanakan
atau tidak direncanakan, tanyakan klien tentang makanan yang disukai maupun tidak
disukai,inspeksi mukosa mulut klien, palpasi abdomen.

MODEL KONSEP KESEHATAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON :


1.  Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Mendeskripsikan pola kesehatan dan kesejahteraan klien dan bagaimana kesehatan dikelola.
Termasuk persepsi individu tentang status kesehatan dan relevansinya dengan kegiatan saat
ini dan perencanaan masa depan. Juga termasuk manajemen risiko kesehatan individu dan
kesehatan umum perawatan perilaku, seperti praktek-praktek keselamatan dan kepatuhan
terhadap promosi kegiatan kesehatan mental dan fisik, resep medis atau perawat, dan tindak
lanjut perawatan.

Kaji pasien mengenai :

 Arti sehat dan sakit bagi pasien


 Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini
 Perlindungan terhadap kesehatan : program skrining, kunjungan ke pusat pelayanan
ksehatan, diet, latihan dan olahraga, manajemen stress, faktor ekonomi
 Pemeriksaan diri sendiri : pyudara, riwayat medis keluarga, pengobatan yang sudah
dilakukan.
 Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
 Data pemeriksaan fisik yang berkaitan.

4
2 Pola Nurtisi –Metabolik
Mendeskripsikan pola konsumsi makanan dan cairan berhubungan dengan kebutuhan
metabolisme dan pola petunjuk dari kebutuhan nutrisi. Termasuk pola konsumsi makanan
dan cairan individu: berapa kali makan sehari, jenis dan jumlah konsumsi makanan dan
cairan, preferensi makanan tertentu, dan penggunaan suplemen nutrien atau vitamin.
Menjelaskan pola menyusui dan pemberian makanan bayi. Mencakup laporan dari setiap lesi
kulit, kemampuan untuk menyembuhkan, dan ukuran suhu tubuh, tinggi, dan berat badan.

Kaji pasien mengenai :

 Kebiasaan jumlah makanan dan kudapan


 Jenis dan jumlah (makanan dan minuman)
 Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir, porsi yang dihabiskan, nafsu makan
 Kepuasan akan berat badan
 Persepsi akan kebutuhan metabolik
 Faktor pencernaan : nafsu makan, ketidaknyamanan, rasa dan bau, gigi, mukosa
mulut, mual atau muntah, pembatasan makanan, alergi makanan
 Data pemeriksaan fisik yng berkaitan (berat badan saat ini dan SMRS)

3 Pola Eliminasi
Mendeskripsikan pola fungsi ekskresi ( bowel, perkemihan, dan kulit). Mencakup keteraturan
individu merasakan fungsi ekskretoris, penggunaan rutinitas atau pencahar untuk eliminasi
usus, dan setiap perubahan atau gangguan dalam pola waktu, cara ekskresi, kualitas, atau
kuantitas eliminasi. Juga termasuk adalah setiap perangkat yang digunakan untuk mengontrol
ekskresi.

Kaji pasien mengenai :

 Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau, nyeri, mokturia,
kemampuan mengontrol BAK, adanya perubahan lain
 Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau, nyeri, mokturia,
kemampuan mengontrol BAB, adanya perubahan lain
 Keyakinan budaya dan kesehatan
 Kemampuan perawatan diri : ke kamar mandi, kebersihan diri
 Penggunaan bantuan untuk ekskresi
 Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen, genitalia, rektum, prostat)

5
4 Pola Latihan-Aktivitas
Mendeskripsikan pola latihan, aktifitas, waktu luang, dan rekreasi. Termasuk kegiatan
sehari-hari yang memerlukan pengeluaran energi, seperti kebersihan, memasak, belanja,
makan, bekerja, dan pemeliharaan rumah. Juga termasuk adalah jenis, jumlah, dan kualitas
olahraga, termasuk olahraga, yang menggambarkan pola khas untuk individu. Penekanan
pada kegiatan penting atau signifikan dan ada pembatasan. Faktor-faktor yang mengganggu
dengan keinginan atau kegiatan yang diharapkan untuk individu (seperti defisit dan
kompensasi neuromuskular, dypsnea, angina, atau otot kram saat aktivitas, dan klasifikasi
jantung/paru, jika sesuai) juga termasuk.

Kaji pasien mengenai :

 Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur dan bangun, ritual
menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat kesegaran setelah tidur)
 Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan, musik)
 Jadwal istirahat dan relaksasi
 Gejala gangguan pola tidur
 Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll)
 Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum, mengantuk)

5 Pola Kognitif Perseptual


Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian fungsi
penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan
pola kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang
telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu,
tempat, dan nama (orang, atau benda yang lain).

Tingkat pendidikan, persepsi nyeri dan penanganan nyeri, kemampuan untuk mengikuti,
menilai nyeri skala 0-10, pemakaian alat bantu dengar, melihat, kehilangan bagian tubuh atau
fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan, pendengaran,
persepsi sensori (nyeri), penciuman dll.

6
Kaji pasien mengenai :

 Gambaran tentang indra khusus (pnglihatan, penciuman, pendengar, perasa, peraba)


 Penggunaan alat bantu indra
 Persepsi ketidaknyamanan nyeri (pengkajian nyeri secara komprehensif)
 Keyaknan budaya terhadap nyeri
 Tingkat pengetahuan klien terhadap nyeri dan pengetahuan untuk mengontrol dan
mengatasi nyeri
 Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis, ketidaknyamanan)

6 Pola Istirahat-Tidur

Mendeskripsikan pola tidur, istirahat, dan relaksasi. Termasuk pola periode tidur dan istirahat
/ relaksasi selama 24 jam. Termasuk persepsi kualitas dan kuantitas tidur dan istirahat,
persepsi tingkat energi setelah tidur, dan setiap gangguan tidur. Termasuk juga alat bantu
untuk tidur seperti obat atau waktu malam, rutinitas yang digunakan individu.
Kaji pasien mengenai :

 Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur dan bangun, ritual
menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat kesegaran setelah tidur)
 Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan, musik)
 Jadwal istirahat dan relaksasi
 Gejala gangguan pola tidur
 Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll)
 Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum, mengantuk)

7 Pola Konsep Diri-persepsi Diri


Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan. Kemampuan
konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia
sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan
lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk bio-
psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara holistik.Adanya kecemasan,
ketakutan atau penilaian terhadap diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif atau
passive, isyarat non verbal, ekspresi wajah, merasa tak berdaya, gugup/relaks.

7
Kaji pasien mengenai :

 Keadaan sosial : peekrjaan, situasi keluarga, kelompok sosial


 Identitas personal : penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki
 Keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaiyan dengan tubuh (yg disukai dan tidak)
 Harga diri : perasaan mengenai diri sendiri
 Ancaman terhadap konsep diri (sakit, perubahan peran)
 Riwayat berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi
 Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurung diri, murung, gidak mau
berinteraksi)

8.Pola Peran dan Hubungan


Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan
masyarakat tempat tinggal klien. Pekerjaan, tempat tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku
yang passive/agresif terhadap orang lain, masalah keuangan dll.

Kaji pasien mengenai :

 Gambaran tentang peran berkaitam dengan keluarga, teman, kerja


 Kepuasan/ketidakpuasaan menjalankan peran
 Efek terhadap status kesehatan
 Pentingnya keluarga
 Struktur dan dkungan keluarga
 Proses pengambilan keputusan keluarga
 Pola membersarkan anak
 Hubungan dengan orang lain
 Orang terdekat dengan klien
 Data pemeriksaan fisik yang berkaitan

9 Pola Reproduksi/Seksual
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau dirasakan dengan
seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan mamae sendiri,
riwayat penyakit hubsex, pemeriksaan genital.
8

Kaji pasien mengenai :

 Masalah atau perhatian seksual


 Menstrusi, jumlah anak, jumlah suami/istri
 Gambaran perilaku seksual (perilaku sesksual yang aman, pelukan, sentuhan dll)
 Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi
 Efek terhadap kesehatan
 Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi
 Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genetalia, payudara, rektum)

10 Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )


Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan system
pendukung. Penggunaan obat untuk menangani stress, interaksi dengan orang terdekat,
menangis, kontak mata, metode koping yang biasa digunakan, efek penyakit terhadap tingkat
stress.

Kaji pasien mengenai :

 Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini


 Tingkat stress yang dirasakan
 Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress
 Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan keefektifannya
 Strategi koping yang biasa digunakan
 Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress
 Hubungan antara manajemen stress dengan keluarga

11 Pola Keyakinan Dan Nilai


Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai, keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan
sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya.
Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang lain,bukti melaksanakan nilai
dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit.
9

Kaji pasien mengenai :

 Latar belakang budaya/etnik


 Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan kelompok budaya/etnik
 Tujuan kehidupan bagi pasien
 Pentingnya agama/spiritualitas
 Dampak masalah kesehatan terhadap spiritualitas
 Keyakinan dalam budaya (mitos, kepercayaan, laragan, adat) yang dapat
mempengaruhi kesehatan

BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan

Teori Gordon dapat digunakan sebagai alat panduan dalam mengumpulkan data pada
tahap awal dari proses keperawatan yaitu tahap pengkajian. Bila dihubungkan dengan hasil
pengkajian pasien B diketahui bahwa pasien mempunyai beberapa persepsi yang salah
mengenai kesehatannya, namun disisi lain pasien juga mampu memahami cara
mempertahankan kondisinya dalam keadaan sehat yaitu dengan cara berolahraga dan
melakukan diet ketat bagi dirinya. Disamping itu, hasil dari kategori pengkajian pola peran/
hubungan dan pola tidur & istirahat tidak ditemukan analisa yang berhubungan dengan
kekurangan dalam kehidupan pasien. Berdasarkan penjabaran dari data-data tersebut
diketahui bahwa antara pola persepsi kesehatan & manajemen kesehatan, peran/hubungan
serta tidur & istirahat mempunyai hubungan satu dan lainnya. Bila pasien mempunyai pola
persepsi yang benar mengenai kesehatan maka pasien mampu menjalankan peran dan
tanggung jawabnya sebagai orangtua dalam mengatur pola tidur di dalam keluarga baik bagi
anak-anak, suami dan dirinya sendiri.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa teori Gordon ini sangat bermanfaat bagi
perawat dalam mengembangkan pengkajian terhadap pola kesehatan pasien. Tindakan
pengkajian tersebut akan menghasilkan data-data yang mampu membantu pekerjaan perawat
dalam menentukan diagnosa dan pemilihan tindakan keperawatan yang tepat bagi kesehatan
pasien.
10

DAFTAR PUSTAKA

MELLIANY, Oasenea. PENTINGNYA IMPLEMENTASI ASUHAN


KEPERAWATAN OLEH PERAWAT DI RUMAH SAKIT. 2019.

Melliany, Oasenea. "PENTINGNYA IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN OLEH


PERAWAT DI RUMAH SAKIT." (2019).

Saputri, Febbyola Alyu. "KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN DALAM


FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN." (2019).

Hadiyanto, H., Nur, T., & Pertala, E. C. (2018). MODEL KEPERAWATAN


BERBASIS BUDAYA DI TATANAN KELUARGA TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PERAWATAN HIPERTENSI DI
KABUPATEN SUKABUMI. UMMI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan
teknologi, 12(2), 81-87.

Hadiyanto, Hendri, Tuah Nur, and Erik Candra Pertala. "MODEL KEPERAWATAN
BERBASIS BUDAYA DI TATANAN KELUARGA TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PERAWATAN HIPERTENSI DI KABUPATEN
SUKABUMI." UMMI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan teknologi 12.2 (2018): 81-87.
11

Anda mungkin juga menyukai