Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KESEHATAN PADA


REMAJA

Dosen Pengampu :

1. Ns. Dian Emiliasari,S.Kep.,M.Kes


2. Ns.Yunita Liana,S.Kep.,M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 2:

1. Yuliana NPM : 17.14201.30.03


2. Desi Anggreini NPM : 17.14201.30.10
3. Mita Huljana NPM : 17.14201.30.23
4. Seniati Putri NPM : 17.14201.30.25

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA
PALEMBANG
TAHUN ANGKATAN 2019/2020
Kata Pengantar

Assalamualikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya dan
hidayahnya sehingga kami menyelesai makala kami yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA MASALAH KESEHATAN REMAJA”

Penulis mengucpkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang bersangkutan
dalam pembuatan makalah ini terutama kepada selaku Dosen Pengampu:

1. Ns.Dian emiliasari,S.Kep.M.Kes
2. Ns.Yunita Liana,S.Kep.,M.Kes

yang telah memberikan bimbingan serta teman-teman yang bersangkutan dalam membantu
menyusun makala ini.

Semoga makalah ini yang dibuatnya bisa bermanfaat dan dapat menambah pegetahuan dan
wawasan kita selaku pembaca tentang perkembangan dewasa dan lansia.

Penulis juga hanya bisa meminta maaf dikarenakan didalam makalah ini banyak sekali
kekurangan dan kesalahan yang dibuat oleh penulis, sehingga penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi
kedepannya

Wassalamualikum Wr. Wb.

Palembang 17 mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Saat ini di seluruh Indonesia, banyak institusi kesehatan tersebar di bebagai daerah.
Jadi dapat diperkirakan mahasiswa-mahasiswa dengan basic kesehatan semakin banyak pula.
Untuk membantu mengatasi masalah remaja, maka mahasiswa dengan basic kesehatan
hendaknya ikut berperan aktif yakni dengan memberikan pendidikan pada remaja di sekolah
ataupun di fakultas non kesehatan. Strategi yang dapat di jalankan adalah melalui
penyebarluasan pengalaman dan pelajaran tentang masalah yang banyak terjadi pada remaja.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi masa yang yang
menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak proses yang harus dilalui seseorang
dimasa transisi kanak-kanak menjadi dewasa ini. Tantangan yang dihadapi orangtua dan petugas
kesehatan dalam menangangi problematika remaja pun akan semakin kompleks. Berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin canggih membawa dampak pada semua
kehidupan, terutama pada generasi penerus bangsa khususnya pada remaja. Salah satunya
dampak negative banyak para pelajar di kalangan remaja sudah merokok, berkendaraan dengan
kecepatan tinggi, percobaan bunuh diri, minum-minuman dan penggunaan zat yang merusak
kesehatan.
Dampak yang terjadi pada remaja itu merupakan masalah yang komplek, ditandai oleh
dorongan penggunaan yang tidak terkendali untuk terus menerus digunakan, walaupun
mengalami dampak yang negative dan menimbulkan gangguan fungsi sehari-hari baik dirumah,
sekolah maupun di masyarakat.

1.2 Tujuan
a. Mampu menjelaskan konsep teori tentang remaja.
b. Mampu melaksanakan pengkajian pada remaja dengan masalah yang ada.
c. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas remaja.
d. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan keluarga pada remaja.
e. Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan keluarga pada
remaja
f. Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga pada remaja yang
bermasalah.

1.3 Manfaat Penulisan


Makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan dalam proses belajar dan dapat
diaplikasi pada saat memberikan asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Remaja


1. Pengertian Remaja
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana individu
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13-
20 tahun. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 s/d 24 th Namun jika pada usia
remaja sudah menikah maka ia sudah tergolong dalam kelompok dewasa. Istilah adolesens
biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukan titik di
mana reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan
perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan
kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi.
2. Perkembangan
a. Perkembangan Kognitif Remaja
1) Abstrak (teoritis). Menghubungkan ide, pemikiran atau konsep pengertian guna
menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan masalah abstrak ;
aljabar.
2) Idealistik. Berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun masalah
social kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.
3) Logika. Berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan untuk
memecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara pemecahan secara
runtut, tratur dan sistematis.
b. Perkembangan Psikososial Remaja
1) Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis
2) Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
3) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain
4) Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
5) Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis
c. Perkembangan Identitas Diri
1) Konsep diri
2) Evaluasi diri
3) Harga diri
4) Efikasi diri
5) Kepercayaan diri
6) Tanggung jawab
7) Komitmen
8) Ketekunan
9) Kemandirian
3. Masalah Kesehatan Spesifik Pada Adolesens
a. Kecelakaan tetap merupakan penyebab utama kematian pada adolesens (sekitar 70%).
Kecelakaan kendaraan bermotor, yang merupakan penyebab umum terbanyak,
mengakibatkan hamper setengah kematian pada usia 16 sampai 19 tahun (Edelmen da
Mandel, 1994). Kecelakaan ini sering dikaitkan dengan intoksikasi alcohol atau
penyalahgunaan obat.
b. Penyalahgunaan zat merupakan kenyataan masalah utama bagi mereka yang bekerja
dengan adolesens. Adolesens dapat menyakini bahwa zat yang merubah alam persaan
menciptakan perasaan sejahtera atau membuktika tingkat penampilan. Semua
adolesensberada pada risiko penggunaan zat untuk eksperimental atau kebiasaan atau
berasal dari keluarga yang tidak stabil lebih berisiko terhadap penggunaan kronik dan
ketergantungan fisik. Beberapa adolesens percaya bahwa penggunaan zat membuat
mereka lebih matur.
c. Bunuh diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pad adolesens usia antara 15 dan
24 tahun (Hawton, 1990); kecelakaan dan pembunuhan merupakan penyebab utama.
Depresi dan isolasi social biasanya mendahului usha diri, tetapi bunuh diri mungkin
juga sebagai akibat dari kombinasi beberapa factor.
d. Penyakit menular seksual dialami sekitar 10 juta orang per tahun di bawah usia 25
tahun. Tingkat insiden tertinggi mengharuskan adolesens yang aktif seksual dilakukan
skrining terhadap PMS, meskipun mereka tidak menunjukan gejala. Kehamilan remaja
merupakan kejadian umum di Amerika Serikat; 1 dari setiap 10 wanita dibawah usia 20
tahun mengalami kehamilan, dan banyak yang memilih untuk memelihara bayinya
sendiri. Kehamilan tidak memiliki risiko fisik pada ibu yang masih remaja kecuali
mereka dibawah usia 16 tahun atau tidak menerima perawatan prenatal.

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan keluarga


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang dihadapi
oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan
pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ada lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisa data,
perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a) Data Inti, meliputi : riwayat atau sejarah perkembangan komunitas, data demografi,
vital statistic, status kesehatan komunitas
b) Data lingkungan fisik, meliputi : pemukiman, sanitasi, fasilitas, batas-batas wilayah, dan
kondisi geografis
c) Pelayanan kesehatan dan social, meliputi : pelayanan kesehatan, fasilitas social (pasar,
toko, dan swalayan)
d) Ekonomi, meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan, jumlah
pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan
lanjut usia.
e) Keamanan dan transportasi
f) Politik dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian, struktur organisasi,
kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta kelompok organisasi dalam
kesehatan
g) Sistem komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis alat komunikasi yang
digunakan dalam komunitas, cara penyebaran informasi
h) Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan yang tersedia,
dan jenis bahasa yang digunakan
i) Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi
2. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan
atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa data;
a) Menetapkan kebutuhan keluarga
b) Menetapkan kekuatan
c) Mengidentifikasi pola respon keluarga
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
3. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan yang
perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria penapisan, diantaranya:
 Sesuai dengan perawat keluarga
 Jumlah yang berisiko
 Besarnya resiko
 Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
 Minat masyarakat
 Kemungkinan untuk diatasi
 Sesuai dengan program pemerintah
 Sumber daya tempat
 Sumber daya waktu
 Sumber daya dana
 Sumber daya peralatan
 Sumber daya orang
4. Diagnosa Keperawatan
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa
keperawatan keluarga yang terdiri dari :
1) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi.
2) Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan
fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan.
3) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk
timbulnya masalah.
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa ditegakkan pada
adolesens, yaitu :
1) Risiko cedera yang berhubungan dengan:
a. Pilihan gaya hidup
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi
d. Aktivitas seksual
2) Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. Aktivitas seksual
b. Malnutrisi
c. Kerusakan imunitas
3) Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan:
a) Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan
b) Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c) Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau mesin penjual
makanan
d) Kemiskinan
e) Efek penggunaan alcohol atau obat
4) Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak dikenal
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5) Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
a. Perasaan negative tentang tubuh
b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan adolesens
5. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan keluarga disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan keluarga yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Jadi perencanaan keperawatan meliputi: perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
Masalah kesehatan adolesens
Intervensi promosi kesehatan
1) Cedera tidak disengaja
a) Anjurkan adolesens untuk mengikuti program pendidikan mengemudi dan
menggunakan sabuk keselamatan
b) Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan minum dan
berkendaraan; penggunaan obat
c) Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens yang menggunakan kendaraan
bermotor
d) Yakinkan adolesens mendapatkan orientasi yang tepat untuk penggunaan semua
alat olahraga
2) Penggunaan zat
Periksa penggunaan zat, seperti alcohol, rokok dan obat-obatan serta informasikan
risiko penggunaannya
3) Bunuh diri
1) Berikan informasi tentang bunuh diri
2) Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba bunuh diri
4) Penyakit menular seksual
a) Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk penularan, dan gejala
yang berhubungan
b) Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif seksual, tentang
penggunaan kondom
c) Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual
6. Implementasi Keperawatan
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan komunitas yang telah
disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu :
a) Berdasarkan respon masyarakat.
b) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta
lingkungannya.
d) Bekerja sama dengan profesi lain.
e) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit.
f) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan.
7. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerahasiaan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman
atau rencana proses tersebut.
Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga dengan Masalah Sexual pada
remaja (seks bebas pada remaja)

A.  Pengkajian
a) Data Umum            
1. Nama kepala keluarga : Tn. A
2. Pekerjaan : Karyawan PT Haruka
3. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 103 Semarang
4. Komposisi keluarga          :
No Nama Umur Sex Tgl lahir Pendidikan Pekerjaan Ket.

1. Tn. A 40 th L 4-8-1963 SMA Suami


2. Ny. N 37 th P 5-7-1966 SMA IRT Istri
3. An. Y 17 th P 2-4-1986 SMA kls III Pelajar Anak

5. Tipe keluarga
Keluarga Tn.A merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan satu orang
anak.
6. Suku bangsa
Tn. A dan Ny. N berasal dari suku yang sama yaitu suku jawa. Budaya keluarga Tn. A
mengikuti kebiasaan serta budaya suku jawa.
7. Agama
Agama seluruh anggota keluarga adalah islam.
8. Status sosial ekonomi
Keluarga di lingkungannya tergolong keluarga dengan status sosial kebanyakan seperti
keluarga lain. Sedang status ekonomi cukup
9. Aktivitas rekreasi
Keluarga jarang melakukan rekreasi bersama.
b) Riwayat tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga mencapai tahap perkembangan dengan anak pertama usia remaja.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas-tugas perkembangan pada tahap ini telah dilaksanakan oleh keluarga Tn. A
dengan baik. Tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti
Keluarga Tn. A tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi,
epilepsi dll. Dalam keluarga mereka tidak pernah mengalami kondisi sakit yang berat,
hanya kadang flu serta lemas karena kecapekan.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. A merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan adik perempuannya juga sudah
menikah. Hubungan keluarga mereka cukup baik, kalau ada waktu luang mereka saling
berkunjung. Sedang Ny. N anak terakhir dari tiga bersaudara. Kakak laki-lakinya sudah
menikah dengan dua anak sedangkan kakak perempuannya juga sudah menikah dengan
anak satu. Hubungan kekluargaa merak juga baik tetap ada komunikasi.
c) Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Keluarga Tn. A tinggal di rumah permanen dengan luas tanah 150 m 2 dan luas
bangunan 100 m2 terdiri dari 75 % berlantai plester dan semen 25 %( ruang dapur dan
kamar mandi). Ventilasi cukup baik cahaya matahari bisa masuk melalui jendela
maupun pintu. Penerangan dengan menggunakan listrik. Sedangkan air bersih diperoleh
dari PAM. Pengelolaan sampah dilakukan dengan penempatan di tempat tertutup yang
selanjutnya diambil oleh petugas sampah. Limbah keluarga langsung terbuang melalui
selokan di belakang rumah yang mengalir ke sungai. WC terletak didalam kamar mandi
dengan septik tank berada di luar rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga keluarga Tn. A pada umumnya bekerja sebagai karyawan swasta. Jarak rumah
mereka agak berdekatan. Ikatan antar keluarga baik, saling tolong menolong masih
menjadi kebiasaan di wilayah tersebut.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A merupakan salah satu keluarga yang bertempat tinggal menetap jadi
belum pernah pindah dari rumah yang sekarang.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga dapat saling bertemu pada sore hari setelah anak pulang dari sekolah serta ibu
pulang dari bekerja. Sedangkan malam harinya Tn. A bekerja sebagai sopir taxi. Untuk
mengikuti perkumpulan di limgkungan masyarakat Tn. A menyempatkan diri sebelum
dia bekerja
5. Sistem pendukung keluarga
Seluruh anggota keluarga sekarang ini dalam keadaan yang sehat, jika ada salah satu
dari anggota keluarga yagn sakit maka segera dibawa ke pelayana kesehatan.
d) Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. A saat ini mengalami gangguan, karena ada
masalah komunikasi antara Tn. A dan An. Y. Mereka sama-sama keras dalam
berkomunikasi. Masing-masing merasa benar dengan cara mereka.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan keluarga untuk mengendalikan perilaku anak kurang begitu baik. Karena anak
masih dengan perilakunya yagn bertentangan dengan nilai-nilai yang ada yaitu
melakukan pergaulan bebas (free seks).
3. Struktur peran
Tn. A berperan sebagai kepala rumah tangga yang mencari nafkah untuk keluarganya
dengan dibantu oleh istrinya. Sedangkan Ny. A masih bisa berperan sebagai ibu dan
istri selain harus mencari nafkah mambantu suami.
4. Nilai atau norma keluarga
Keluarga Tn. A percaya bahwa kesehatan sangat penting sehingga berusaha
mempertahankan kondisi sehat.
e) Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Anggota keluarga saling menyayangi dan memperhatikan. Tapi kadang karena
kesibukan masing-masing hal itu susah dilakukan. Persoalan dalam keluarga jarang
dibicarakan bersama sehingga memicu terjadinya masalah komunikasi.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi dilakukan denga mengikuti kegiatan di lingkungan seperti arisan, kebersihan
lingkungan. Sedangkan anaknya sulit untuk melakukan sosialisasi dengan tetangga
karena sering pergi dengan temannya hingga larut malam. An. Y telah terlibat dalam
pergaulan bebas dan keluarga tidak bisa menanamkan nilai/norma kepada anaknya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga belum mengenal masalah komunikasi sehingga konflik selalu terjadi pada
keluarga. Keluarga belum mengenal bagaimana cara berkomunikasi yang efektif
sehingga apa yang dibicarakan dapat dipahami oleh keluarga. Selain itu keluarga juga
belum dapat mengambil tindakan yang seharusnya sehubungan dengan perilaku
anaknya. Keluarga merasakan bahwa anaknya keliru dalam pergaulan dan keluarga
takut anaknya nanti hamil karena pergaulan bebas yang mengarah ke free seks.
Keluarga tidak tahu apa yang seharusnya ia sampaikan pada anak sehingga keluarga
belum bisa mengambil keputusan untuk memberikan bimbingan.
4. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. A baru memiliki seorang anak yang berumur 17 tahun. Rencana untuk
memiliki anak lagi sebenarnya ada tapi belum dikaruniai meskipun Ny. N sudah tidak
KB.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. A secara ekonomi telah mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga
sehari-hari, juga telah memiliki tabungan meskipun jumlahnya tidak seberapa.
f) Stress dan Koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yaitu komunikasi yang buruk antara ayah dan anak serta adanya
perilaku anak dengan pergaulan bebas yang cenderung ke seks bebas. Sedang stressor
jangka panjang kebutuhan ekonomi yang masih belum sesuai dengan keinginan
keluarga
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
keluarga telah melarang anaknya dari pergaulan bebas, tapi tidak mampu untuk
memberikan pengarahan/bimbingan pada anak. Sedangkan ibu tidak mampu bersikap
atau tidak konsisten dengan perilaku anaknya dengan sering membela bila ditegur
ayahnya.
3. Strategi koping yang digunakan
Tn. A cenderung melampiaskan kekecewaan terhadap anaknya dengan memarahi
anaknya tanpa menggunakan cara yang bijaksana. Sedang anak karena kondisi rumah
yang tidak memuaskan dia lari ke pergaulan yang tidak benar dan teguran keluarga
dihadapi dengan emosi pula dan cenderung melawan.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak mamapu untuk beradaptasi dengan permasalahan yang dihadapi.
Menyadari masalah ada tapi kurang mampu mengambil tindakan.
g) Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik Tn. A
 Keadaan umum : baik,  tampak sehat.
 Kesadaran : komposmentis
 Tanda-tanda vital :TD : 130/90 mmHg ; N: 84 x/menit; RR : 20x/menit; S :
36,8C
 Kepala : rambut: hitam, lurus, tidak muntah rontok; mata : sklera
tidak ikterik, kornea jernih, konjungtiva merah muda, pupil isokor, fungsi
penglihatan normal; hidung: bersih, septum simetris, tidak ada polip; telinga:
tidak ada serumen, mampu mendengar normal; mulut: bersih , tidak berbau, tidak
ada karies, lidah bersih.
 Dada : bentuk normal, suara nafas vesikuler, irama nafas teratur,
tidak ada ronkhi, denyut jantung normal.
 Abdomen          : agak cembung, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
 Genetalia              : tidak ada hemoroid dan bersih.
 Ekstremitas           : tidak ada edema, tidak ada keterbatasan gerak.

2) Pemeriksaan fisik Ny. A


 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : komposmentis
 Tanda-tanda vital :TD : 120/80 mmHg ; N: 80 x/menit; RR : 18x/menit; S :
36,5 0C
 Kepala : rambut: hitam, ikal, tidak muntah rontok; mata : sklera
tidak ikterik, kornea jernih, konjungtiva merah muda, pupil isokor, fungsi
penglihatan normal; hidung: bersih, septum simetris, tidak ada polip; telinga:
tidak ada serumen, mampu mendengar normal; mulut: bersih , tidak berbau, tidak
ada karies, lidah bersih.
 Dada                      : bentuk normal, suara nafas vesikuler, irama nafas teratur,
tidak ada ronkhi, denyut jantung normal
 Abdomen               : agak cembung, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
 Genetalia              : tidak ada hemoroid dan bersih.
 Ekstremitas           : tidak ada edema, tidak ada keterbatasan gerak.

3) Pemeriksaan fisik An. Y


 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : komposmentis
 Tanda-tanda vital :TD : 110/90 mmHg ; N: 78 x/menit; RR : 20x/menit; S :
36,6C
 Kepala : rambut: merah, ikal, tidak muntah rontok; mata : sklera
tidak ikterik, kornea jernih, konjungtiva merah muda, pupil isokor, fungsi
penglihatan normal; hidung: bersih, septum simetris, tidak ada polip; telinga:
tidak ada serumen, mampu mendengar normal; mulut: bersih , tidak berbau,  ada
karies, lidah bersih.
 Dada                      : bentuk normal, suara nafas vesikuler, irama nafas teratur,
tidak ada ronkhi, denyut jantung normal.
 Abdomen               : datar, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
 Genetalia              : tidak ada hemoroid dan bersih.
 Ekstremitas           : tidak ada edema, tidak ada keterbatasan gerak
h) Harapan keluarga
Keluarga mengharapkan permasalahan dalam keluarganya segera teratasi dan masing-
masing dapat menata kembali hubungan dalam keluarga dengan baik.

B. Analisa Data
No Data Masalah Penyebab
1.Subyektif : Konflik padaKetidakmampuan
  An.Y mengatakan merasa jengkelkeluarga Tn. A keluarga mengenal
karena keluarga terlalu membatasi masalah komunikasi
pergaulan dan tidak dapat
meyakinkan keluarga bahwa
pergaulannya masih wajar.
  Keluarga tidak suka dengan tingkah
laku anaknya.
  Keluarga mengatakan tidak tahu
kenapa antara Tn. A dan An. Y selalu
ribut bila bertemu.
Obyektif :
  Hubungan keluarga dan anak terlihat
kaku
  Keluarga berbicara kepada anak
dengan nada tinggi.
2. Subyektif : Resiko terjadiKetidakmampuan
  An. Y mengatakan senang dengankehamilan prakeluarga mengambil
pergaulan bebas karena bagi remajanikah tindakan
hal itu adalah wajar dan mengatakan mengarahkan
sering keluar rumah dengan teman pergaulan yang
laki-lakinya sampai larut malam. sehat.
  Keluarga mengatakan tidak mampu
untuk memberikan nasehat pada anak
agar tidak terlibat pergaulan bebas
seperti menginap di hotel bersama
temannya.
Obyektif :
Keluarga tampak tidak konsisten
dalam menanggapi masalah anaknya.

C. Diagnosa Yang Mungkin Muncul :


 Konflik pada keluarga TN. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah komunikasi.
 Resiko terjadi kehamilan pra nikah berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengambil tindakan mengarahkan pergaulan yang sehat.

D. Skala Prioritas Masalah

1. Konflik pada keluarga Tn. A


Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
1.Sifat masalah  : 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini merupakan masalah aktual,
Aktual (3) telah terjadi konflik pada keluarga Tn. A

2.Kemungkinan 2 1/2 x 2 = 1 Dengan adanya kerjasama antar anggota


masalah dapat di keluarga masalah dapat teratasi
rubah :
   sebagian (1)
3.Potensi masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Konflik sulit dicegah karena cara
untuk dicegah : komunikasi yang buruk
   Cukup (2)
4.Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Masalah sudah aktual dan perlu segera
masalah ditangani
   Harus ditangani (2)
Skor 3 2/3
2. Resiko terjadi kehamilan pra nikah

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


1.Sifat masalah  : 1 2/3 x 1 = 2/3 Hal ini bisa menimbulkan
   Ancaman masalah psikologis dan kesehatan
kesehatan
2.Kemungkinan 2 1/2 x 2 = 1 Masalah dapat teratasi bila
masalah dapat di keluarga mampu melakukan
rubah : bimbingan pada anak agar
   Sebagian meninggalkan pergaulan bebas.

3.Potensi masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Dengan timbulnya kesadaran


untuk dicegah : pada anak maka pergaulannya
   Cukup dapat dikendalikan
4.Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga merasa perlu merubah
masalah : perilaku anaknya tapi tidak tahu
 Harus segera cara yang tepat.
ditangani
Skor 31/3

E. Intervensi

1) Lakukan penyuluhan kepada keluarga tn.a tentang bahaya seks bebas pada remaja

2) Lakukan kunjungan rumah tn.a untuk memastikan aktivitas yang dilakukan anak tn.a

3) Memberikan motivasi dan pendidikan untuk keluarga tn.a tentang memahami sifat anak
dan memberikan waktu untuk anak memberikan pendapat.

4) Memberikan pendidikan bahaya serta dampak seks bebas kepada anak .

F. Evaluasi
Keluarga tn.a mampu membina dam membimbing keluarga nya serta pemahaman tentang
bahaya seks bebas sudah dimengerti dan sudah di aplikasikan di kehidupan sehari” nya
dengan tidak ada lagi miss komunikasinya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan, edisi 4. Jakarta: EGC

Http:\Info » Kesehatan » Peran Pendidikan dalam Mengatasi Masalah Kesehatan

Remaja • www.jakartamotorhonda.com. Diakses tanggal 14 April 2013

Http:\remaja-dan-permasalahannnya.html. diakses tanggal 14 April 2013

Http:\peran-mahasiswa-dalam-kesehatan.html. diakses tanggal 14 April 2013

Anda mungkin juga menyukai