Anda di halaman 1dari 35

entifikasi kesalahan system / komponen kelistrikan dan pengaman berisi materi

dan informasi tentang dasar listrik, pemeriksaan kerusakan ringan pada


rangkaian/sistem kelistrikan serta prosedur menghindari kerusakan ECU, penggantian
sekering dan bohlam, perbaikan rangkaian kabel dan conector. Materi diuraikan dengan
pendekatan praktis disertai ilustrasi yang cukup agar siswa mudah memahami bahasan
Standar Kompetensi yang disampaikan. Materi ini memberikan pengetahuan kepada para peserta didik
bagaimana cara mengidentifikasi / mencari sumber kerusakan yang terjadi pada system
Kompetensi Dasar
kelistrikan otomotif. Dalam pencarian sumber kerusakan tersebut jangan sampai
menimbulkan kerusakan pada komponen – komponen pada system kelistrikan otomotif.
Dalam modul ini juga diberikan pengetahuan bagaimana cara mengidentifikasi
kerusakan pada kendaraan yang dilengkapi dengan system pengaman elektronik
( alarm car system, audio / radio yang diprogram dengan elektronik dan kendaraan
yang dilengkapi dengan ECU ).
2. Kompetensi dasar memperbaiki sistem pengaman kelistrikan, akan diuraikan
materi tentang memasang, menguji system pengaman dan cara memperbaiki system
pengaman kelistrikan selain itu diuraikan informasi tentang keselamatan kerja dan
pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan terkait pekerjaan memasang. Kompetensi
dasar ini memberikan pengetahuan kepada peserta didik dalam pelaksanaan pekerjaan
A. A pengujian dan perbaikan yang dilakukan sesuai dengan SOP sehingga tidak
d
v menimbulkan kerusakan pada komponen kelistrikan yang sedang diuji atau diperbaiki.
a 3. Kompensi dasar pemasangan memasang system pengaman kelistrikan dan
c
e komponennya berisi materi dan informasi tentang sistem pengaman, tipe–tipe
pengaman, memasang sistem pengaman kelistrikan. Kompetensi dasar ini memberikan
O
r pengetahuan kepada peserta didik tentang bagaimana caranya memilih jenis system
g pengaman yang dipakai pada system kelistrikan, lokasi pemasangannya dan cara
a
n pemasangan system pengaman sesuai dengan SOP ( Standar Operasional Prosedur )
i sehingga dalam pemasangan system pengaman tidak menimbulkan kerusakan pada
s
e komponen lainnya.
r

Hal
1. K 1
o
m
p
e
t
e
n
s
i
d
a
s
a
r
m
e
n
g
i
d
gan dan wiring kelistrikan , berisikan materi informasi tentang jaringan kabel,
saklar pengendali jaringan kelistrikan dan wiring kelistrikan. Pada kompetensi dasar
ini memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang komponen – komponen
yang dipakai pada sistem kelistrikan body yang meliputi sistem kelistrikan sistem
penerangan lampu kepala, lampu kota, sistem tanda klakson , sistem tanda belok
4. dan hazard , sistem lampu rem, sistem lampu belakang dan sistem lampu mundur.
K Dalam kompetensi dasar ini juga disajikan cara pemasangan sistem kelistrikan
o body sesuai dengan SOP, agar dalam pemasangan tidak menimbulkan kerusakan
m pada komponen lainnya.
p 5. Kompetensi dasar pengujian sistem kelistrikan dan penerangan yang berisi
e tentang materi bagaimana cara / prosedur pengujian sesuai dengan SOP ( Standar
t Operasional Prosedur ) pada sistem kelistrikan bodi yang meliputi : sistem tanda
e klakson, sistem tanda riting dan hazard, sistem penerangan lampu kepala, sistem
n lampu kota, sistem lampu belakang, sistem lampu rem dan sistem lampu mundur.
s Sehingga dengan menguasai kompetensi dasar ini diharapkan peserta didik dalam
i melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan pengujian sistem kelistrikan
d dan penerangan dapat terlaksana tanpa menimbulkan kerusakan pada komponen
a lainnya.
s
6. Kompetensi dasar memasang perlengkapan kelistrikan tambahan yang
a
berisikan tentang materi system penghapus kaca ( wiper ) dan system pembasuh
r
kaca ( washer ), system power window elektrik, dan centaral lock . Pada
kompetensi dasar ini juga disajikan cara pemasangan perlengkapan kelistrikan
m tambahan tersebut dengan prosedur yang benar. Dengan mengusai kompetensi
e dasar ini peserta didik dalam melaksanakan pekerjaan pemasangan perlengkapan
m tambahan kelistrikan pada kendaraan dengan prosedur yang benar sehingga tidak
a menimbulkan kerusakan pada komponen – komponen lainnya.
s
a
n
g

s
i
s
t
e
m

Hal 1
p
e
n
e
r
a
n
trikan
Dan Pengaman

A. Tujuan kegiatan belajar


KompetensiSetelah
Dasar 1:
mempelajari modul ini diharapkan peserta didik dapat:
M 1. Menghindari kerusakan pada ECU ( Electronic Control Unit ) dan memeriksa gangguan
e pada rangkaian.
n 2. Melakukan penggantian sekering dan bohlam.
g 3. Memperbaiki rangkaian kabel.
i 4. Memperbaiki konektor kabel.
d
e
B. Uraian materi kegiatan belajar
n
1. Prosedur menghindari kerusakan ECU
t
ECU adalah rangkaian komputer yang dilengkapkan pada mobil-mobil modern untuk
i
f mengontrol kerja dari mesin agar optimal, sistem pengapian elektronik dan injeksi

i bahan bakar EFI ( Electronic Fuel Injection ) adalah bagian utama yang dikendalikan
k oleh ECU. Sensor-sensor memberikan sinyal pada ECU ( Electronic Control Unit )
a tentang keadaan atau kondisi dari mesin. Jika ada komponen yang mengalami
s gangguan secara cepat sensor akan memberikan sinyal pada ECU, sehingga ECU
i dapat memberikan peringatan dengan menyalakan lampu Indikator MIL ( Mailfungtion
K Indicator Lamp ) yang disediakan pada mobil sehingga pengemudi akan mengetahui
e bahwa ada gangguan pada mesin.
s Pada umumnya ECU mempunyai program darurat yang dapat mengatasi masalah
a untuk sementara hingga mesin dibetulkan. Prosedur diagnosa dan pemeriksaan sistem
l yang dikendalikan oleh ECU menggunakan alat khusus yaitu scanner , alat ini akan
a mendeteksi adanya ketidaknormalan kerja mesin dan memberikan informasi tentang
h
bagian-bagian dari komponen yang memerlukan perbaikan atau penggantian.
a
Karena semua program dilakukan oleh ECU maka tidak diperkenankan mengutak-atik
n
ECU tanpa petunjuk dari buku manual mesin yang bersangkutan.
a. Langkah-langkah menghindari kerusakan ECU:
S
y 1). Jangan pernah melepas terminal baterei saat kunci kontak ON atau mesin

s hidup.
t 2). Jangan pernah memeriksa rangakaian ECU menggunakan alat yang tidak
e direkomendasikan oleh buku manual.
m 3). Jangan pernah memberikan tegangan luar pada ECU.
4). Jangan pernah menjumper pada pin-pin ECU.
/ 5). Hindari ECU dari tegangan induksi.
K 6). Hindari ECU dari terkena air.
o 7). Jangan pernah melakukan pemeriksaan rangkaian ECU tanpa petunjuk buku
m
manual.
p
o
n
e Hal
n 3

K
e
l
i
s
pada rangkaian kelistrikan yang umum terjadi ada tiga macam yaitu:
1). Gangguan pada rangkaian karena nilai tahanan membesar
2). Gangguan karena hubung singkat
3). Ganguan dari komponen-komponen kelistrikan itu sendiri.
Gangguan – gangguan ini jika tidak ditangani dengan benar, maka akan
b. M menyebabkan rangkaian kelistrikan tidak bekerja dengan normal atau bahkan akan
e
m berpotensi menimbulkan kerusakan yang lebih parah pada komponen–komponen
e rangkaian.
r
i Agar rangkaian kelistrikan tersebut dapat bekerja secara normal kembali, maka
k diperlukan pemeriksaan pada komponen–komponen rangkaian. Hal ini
s
a dimaksudkan untuk menentukan dimana gangguan itu terjadi dan penyebabnya.
Jika letak dan penyebab gangguan sudah diketahui maka langkah berikutnya
g
a adalah melakukan perbaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan.
n
g
g 1). Gangguan rangkaian kelistrikan karena nilai tahanan membesar
u Gangguan ini biasanya disebabkan Karena rangkaian terbuka atau terjadinya
a
n korosi pada bagian–bagian tertentu dari rangkaian, dapat
juga disebabkan karena kontak saklar yang tidak baik/kotor.
r
i
n
g
a
n

p
a
d
a

r
a
n
g
k
a
i
a
n Gambar 01. Gangguan yang disebabkan nilai tahanan membesar
/
s Gambar 01.a menunjukkan bahwa, lampu tidak menyala akibat rangkaian terputus
i atau terbuka, dan arus tidak dapat mengalir.
s
t Sedangkan gambar 01.b lampu tidak menyala/redup diakibatkan arus yang
e mengalir ke lampu terlalu kecil, karena nilai tahanan membesar. Nilai tahanan
m
dapat membesar karena saklar kotor atau sambungan kabel berkarat/korosi.
k 2). Gangguan karena hubung singkat
e
li Hubung singkat dapat terjadi apabila ada kabel penghantar yang berhubungan
s langsung dengan penghantar lain atau pada ground.
t
r
i
k
a
n
Hal
4
G
a
n
g
g
u
a
n
u bawah menyala. Akibat adanya hubung singkat antara kabel lampu atas dan
kabel lampu bawah, maka lampu atas ikut menyala.
Sedangkan gambar 02.b lampu pada rangkaian tidak menyala akibat adanya
hubung singkat antara kabel dengan ground, sekering pada rangkaian dapat
terputus karena arus yang mengalir terlalu besar.

3). Gangguan karena kerusakan komponen


Kerusakan pada komponen kelistrikan adalah penyebab utama rangkaian
kelistrikan tidak dapat bekerja.

Gambar 02.
Gangguan
karena
hubung
singkat
Gam
bar
Gambar 03. Gangguan akibat kerusakan komponen
02.a
men
unju
Gambar 03.a menerangkan lampu tidak menyala karena filamen lampu
kkan
terputus.
adan
Gambar 03.b menunjukan adanya kerusakan pada batere baik pada kotak
ya
hubu batere ataupun korosi pada terminal–terminalnya dan ini menjadikan batere

ng tidak dapat mensuplai kebutuhan energi pada rangkaian dan pada akhirnya

sing rangkaian kelistrikan tidak dapat bekerja.

kat
diant
ara
dua
Hal
kabe 5
l
peng
hant
ar.
Lam
pu
atas
seha
rusn
ya
tidak
men
yala,
seda
ngka
n
lamp
kaian/ system kelistrikan. Macam-macam peralatan yang dapat digunakan untuk
memeriksa gangguan pada rangkaian kelistrikan seperti pada gambar dibawah.
Peralatan ini biasa digunakan untuk memeriksa kontinuitas dari suatu rangkaian
dan mengukur nilai tahanan, arus atau tegangan dari suatu rangkaian kelistrikan.

c. P
e
r
a
l
a
t
a
n

u
n
t
u
k

m
e
Gambar 04. Macam-macam peralatan pemeriksa rangkaian
m
e
Peralatan-peralatan yang biasa digunakan antara lain:
r
1). Jumper wire
i
2). Test lamp
k
3). Self-Powered test light
s
4). AVO Digital
a
5). AVO Analog
6). VOLT – AMP Tester
g 7). Combination meter/Digital probe
a
n 1). Menggunakan Jumper wires untuk memeriksa kontinuitas rangkaian
g kelistrikan.
g Sering kali rangkaian kelistrikan tidak dapat bekerja karena tidak adanya
u kontinuitas pada rangkaian tersebut, untuk memeriksa kontinutas dapat
a digunakan jumper wires seperti yang terlihat pada gambar 04.
n Keselamatan kerja yang harus diperhatikan selama menggunakan jumper wires
adalah:

p
a
d Hal
a 6

r
a
n
g
or, coil atau beban kelistrikan lainnya. Karena hal ini dapat menyebabkan
kerusakan pada komponen lainnya.
Langkah pemeriksaan:
1). Pastikan saklar dalam posisi ON
2). Memby-pass rangkaian dari titik/bagian yang paling dekat dengan sumber.
J Jika dengan langkah ini rangkaian sudah bekerja, maka dapat dipastikan
a bahwa gangguan itu terjadi pada daerah yang kita periksa tadi (tidak ada
n kontinuitas pada posisi ini).
g 3). Jika pada langkah no.2 telah dikerjakan dan rangkaian tetap tidak bekerja
a
maka, mulailah melakukan by-pass pada posisi selanjutnya. Begitu
n
seterusnya sampai ditemukan dimana letak gangguannya.

p
e
r
n
a
h

m
e
l
a
k
u
k
a
n

b
y
-
Gambar 05. Alat membypas sirkuit kelistrikan.
p
a
2). Menggunakan Tes lamp
s
Selain dengan jumper wires pemeriksaan kontinuitas dapat dilakukan dengan
s
tes lamp, penggunaan tes lamp lebih menguntungkan dibandingkan jumper
karena penggunaan tes lamp tidak menyebabkan terjadinya kerusakan pada
p
komponen kelistrikan yang sedang diperiksa.
a
Gambar dibawah menunjukkan cara pemeriksaan kontinuitas pada rangkaian,
d
a jika tes lamp nyala berarti ada kontinuitas antara titik yang diperiksa dengan

l
a
m Hal
7
p
u
,
m
o
t
n saklar pada posisi ON.
c). Hubungkan penjepit dari tes lamp dengan negatip batere/ground.
d). Hubungkan colok tes lamp pada terminal sekring, jika lampu tes menyala
berarti ada kontinuitas antara positip batere dengan kaki depan sekring jika
lampu tidak nyala berarti jaringan kabel antara positip batere dengan kaki
sumber sekring terputus.
arus/po e). Lakukan pemeriksaan tahap berikutnya pada saklar, konektor seperti
sitip gambar 06. sampai menemukan tidak adanya kontinuitas dengan ditandai
batere, tes lamp tidak nyala.
sebalik
nya 2. Mengganti Sekering yang putus
Sekering melindungi semua alat elektrik di dalam mobil: Pada saat aliran arus berlebih,
jika tes
sekering akan "putus" sedemikian sehingga arus listrik yang berlebih tidak mengalir
lamp
pada peralatan. Karena arus yang berlebih itu dapat merusakkan peralatan atau
tidak
menimbulkan percikan api. Dengan mengganti sekering yang putus akan
nyala
mengembalikan kerja peralatan seperti semula (sebagai contoh sekering klakson putus
berarti akibatnya klakson tidak bunyi, setelah sekering diganti klakson kembali bunyi). Jika
tidak sekering putus berulangkali, itu menandakan adanya suatu masalah dalam rangkaian
ada dan ini memerlukan penanganan lebih serius.
kontinu Ada dua jenis sekering dilihat dari bentuknya yaitu type blade/pipih dan

itas. cartridge/tabung. Pada umumnya kendaraan sekarang banyak menggunakan type


blade.

Hal
8

Gambar 06.
Pemeriksaan
kontinuitas
dengan tes lamp

Langka
h
pemeri
ksaan :
a).
Pastika
n
bahwa
batere
dalam
kondisi
baik .
b).
Pastika
sekering umumnya berbentuk segi empat yang diletakkan di bawah dashboard
sebelah kanan.

Gambar 08. Kotak sekering

Gambar 07. Macam c. Amati tutup kotak sekering Pada tutup kotak sekering dilengkapi dengan denah
sekering lokasi masing-masing sekering dan kapasitas dari sekering.

Lang
kah-
lang
kah
men
ggan
ti
seke
ring
a. M Gambar 09. Denah letak sekering
a
t d. Pada kotak sekering juga dilengkapi dengan catut pelepas dan sekering cadangan.
i
k
a
n

m
e
s
i
n

b. M
e
n Hal
c
9
a
r
i
k
o
t
a
k

s
e
k
e
r
i
n
g
.
K
o
t
a
k
nariknya menggunakan catut sekering.

Gambar 11. Melepas sekering

f. Jika tidak ditemukan catut gunakan tang lancip untuk melepas sekering.

Gambar 10. Catut sekering


e.
L
e
p
a
s

s
e
Gambar 12. Melepas sekering dengan
k
e tang g. Periksa kondisi sekering
r
i
n
g

y
a Gambar 13. Sekering baik dan putus
n
g
h. Pastikan kapasitas sekering yang dipakai.

a
k
a
n Hal
10

d
i
g
a
n
t
i
d
e
n
g
a
n

m
e
s yang sama dengan sekering yang diganti. Tekan pelan-pelan hingga sekering
duduk dengan tepat pada slotnya.

Gambar 15. Memasang sekering


Gambar 14. Kapasitas
sekering 15 A
j. Pasang tutup sekering.
i. Pas
a Keselamatan kerja:
n a. Jangan pernah mengganti sekering dengan ukuran amper yang lebih besar. Ini
g dapat merusakan peralatan yang seharusnya diamankan oleh sekering itu.
b. Pada jenis tabung sekering mudah pecah, hati-hati saat melepas atau
s memasangnya, karena pecahan kacanya dapat melukai tangan.
e
3. Mengganti bohlam lampu kepala
k
Lampu kepala berfungsi sebagai penerangan jalan saat kendaraan digunakan pada
e
malam hari, jika lampu kepala mati maka kemungkinan penyebab utamanya dalah
r
bohlam putus. Mengganti bohlam lampu kepala yang putus relatif gampang. Mobil-
i
mobil sekarang pada umumnya menggunakan bohlam type halogen yang dapat
n
dengan mudah dilepas dari bagian belakang lampu kepala. Tetapi masih ada juga yang
g menggunakan model sealed beam (khususnya pada mobil-mobil tua), pada lampu jenis
ini penggantiannya harus satu set antara bola lampu dan kaca biasnya.
b
a
r
u

d
e
n Hal
11
g
a
n

k
a
p
a
s
i
t
a
kah mengganti bohlam lampu kepala:
a. Pastikan bola lampu yang akan diganti

Gambar 17. Periksa lampu kepala

G b. Matikan saklar lampu kepala

a
m
b
a
r

1
6
. Gambar 18. Saklar lampu kepala
c. Lepas soket lampu kepala, dan buka karet pelindung serta lepas klip pengunci

B
o
h
l
a
m

h
Gambar 19. Melepas klip
a
l
o
Hal
g
12
e
n

L
a
n
g
k
a
h
-
l
a
n
g
Gambar 20. Mengeluarkan bohlam
e. Pasang bohlam halogen Yang baru, pastikan tepat pada dudukannya.
f. Pasang kembali klip pengikat pada tempatnya
g. Pasang karet pelindung pada dudukannya
d h. Pasang soket lampu kepala (pastikan menancap dengan kuat).
.
K
e
l
u
a
r
k
a
n

b
o
h Gambar 21. Pasang bohlam baru
l i. Nyalakanlah lampu kepala untuk mengujinya.
a
m Keselamatan kerja:
a. Jangan pernah menyentuh kaca pada bohlam halogen.
d
a b. Daya pada bohlam baru harus sama dengan bohlam lama.
r c. Saat pemasangan bohlam baru pastikan bohlam duduk dengan tepat pada
i
d tempatnya, persinggungan yang tidak tepat mengakibatkan getaran yang
u menimbulkan panas sehingga bohlam mudah putus.
d
u 2. Mengganti bohlam lampu belakang, lampu rem dan mundur
k Lampu yang dipasang pada mobil mempunyai fungsi yang penting bagi keselamatan
a
n berkendaraan di jalan raya. Jika ada salah satu lampu yang mati, maka segera harus
y diganti.
a

d
a
n

s
i
a
p
k
a Gambar 22. Bohlam mati karena terbakar
n

b
o
h Hal
l 13
a
m

b
a
r
u
.
ada beberapa type lampu belakang, cover lampu dibuka dari luar dengan melepas
sekerup pengikatnya.
b. Lepaskan sekerup pengikat.

Lang
kah-
Lang
kah:
a. T
e
n
t
u Gambar 23. Melepas baut
k pengikat c. Lepas bohlam dengan cara menekan dan diputar.
a
n

b
a
g
i
a
n

b Gambar 24. Melepas bohlam


o
h d. Periksa bohlam berapa ukuran daya yang dipakai.
l e. Bersihkanlah konektor dengan sikat kawat atau lap dari kotoran atau karatan.
a
m

y
a
n
g

a
k
Gambar 25. Membersihkan konektor
a
f. Ambil bohlam baru dengan ukuran sama dengan bohlam lama.
n
g. Pasang bohlam baru dengan cara menekan masuk lalu diputar.

d
i
g
a Hal
14
n
t
i
:

P
pedal rem dan memutar saklar lampu kota.

Gambar 27. Menguji lampu belakang


Keselamatan kerja:
a. Selalu gunakan ukuran bohlam yang sama dengan aslinya saat penggantian.
b. Hati saat melepas atau memasang bohlam, tekanan yang terlalu kuat dapat
Gambar 26. Pasang
bohlam memecahkan lampu.

h. Pa 3. Kabel (Wires)
s
Kabel merupakan konduktor digunakan sebagai media mengalirkan listrik. Terdapat
a
n beberapa tipe kabel, diataranya:
g
a. Kabel yang terbungkus isolator tipe pejal dan tipe serabut. Kabel tipe serabut yang
c paling banyak digunakan pada kelistrikan otomotif.
o b. Kabel tanpa isolator, kabel jenis ini digunakan sebagai kabel bodi/ ground. Kabel ini
v
e menghubungkan antara blok mesin dengan bodi/ rangka kendaraan.
r
l
a
m
p
u

b
e
l
a
k
a
n
g Gambar 28. Macam kabel
.
i. Uji
k
e
r Hal
j 15
a
l
a
m
p
u

d
e
n
g
a
n

m
e
n
g
i
n
j
a
k
el diameter kecil yaitui kabel yang digunakan untuk beban lampu dan asesoris
lainnya.
b. Kabel diameter besar yaitu kabel yang digunakan untuk kabel baterai.
a. Kode Warna Kabel
Guna mempermudah identifikasi maupun penelusuran bila terjadi kerusakan pada
B rangkaian kelistrikan maka isolator kabel dibuat warna. Pada wiring diagrams
e
r warna kabel ditunjukkan dalam kode abjad, karena terbatasnya warna maka warna
d isolator kabel ada yang model diberi garis strip. Pengkode kabel model ini warna
a
s kabel yang dominan diletakan depan sedangkan strip diletakkan dibelakang.
a Contoh: kabel satu warna dengan kode “B” berarti warna kabel adalah hitam
r
k (black), sedangkan kode “B-W” berarti warna kabel adalah hitam strip putih (white).
a Tabel 1 Kode Warna Kabel
n
Warna Kode Warna Kode Kabel
b Black (hitam) B Orange (oranye) O
e
s Brown (coklat) BR Pink(merah muda) P
a Green (hijau) G Red (merah) R
r
a Gray (abu-abu) GR Violet (ungu) V
r Blue (biru) L White (putih) W
u
s Light Blue LG Yellow (kuning) Y
(hijau muda)
m
e
n b. Hubungan Antara Diameter dan Panjang Kabel dengan Tahanan Listrik
g
a Tahanan listrik berbanding lurus dengan panjang kabel tetapi berbanding terbalik
l dengan diameter kabel. Ini berarti semakin panjang kabel listrik, semakin besar
i
r pula tahanannya, tetapi semakin besar diameter kabel listrik semakin kecil
k tahanannya. Berdasarkan pengertian diatas tahanan suatu kabel listrik dapat
a
b dihitung dengan rumus berikut:
e
l
d
l
i R=. A
k
e R = Tahanan listrik ………………. 
l  = Tahanan jenis ………………. m
o
m l = Panjang kabel ………………. m
p 2
o A = Luas penampang kabel …….. m
k
k Tabel 2. Tahanan jenis pada temperature 20 ºC
a
n Bahan  /m Bahan  /m

m Almunium 2,75 x 10-8 Tungsten 5,25 x 10-8


e Besi 9,68 x 10-8 Mangan 48,2 x 10-8
n
j Emas 2,44 x 10-8 Karbon x 10-5
a Perak 1,62 x 10-8 Germanium x 10-1
d
i
2
Hal
y 16
a
i
t
u

:
a. Ka
b
kabel semakin besar
tahanan listriknya, dan semakin kecil kabel tahanan semakin besar. Guna
memudahkan pemakaian maka SAE ( Society of Automotive Engineer)
mengeluarkan pedoman AWG (American Wire Gauge) seperti table berikut ini:

Tabel 3. Ukuran Kabel


Bahan
Platina Metric (mm2) SAE AWG (gage) Ohm per 1000 feet
Tembaga 0,5 20 10,0

0,8 18 6,9
1).
Me
1,0 16 4,7
ne
ntu
2,0 14 2,8
ka
n
3,0 12 1,8
Uk
ura
5,0 10 1,1
n
Ka
8,0 8 0,7
bel
D 13,0 6 0,4
a
r 19,0 4 0,3
i
r 32,0 2 0,2
u
m 40,0 1 0,14
u
s 50,0 0 0,11

d 62,0 00 0,09
i
a
t
a Contoh:
s
Tentukan besar tahanan untuk kabel 14 gage, dengan panjang 18 feet.
d
a Dari table diatas dapat diketahui tahanan kabel 14 gage adalah 2,8 Ohm tiap 1000
p feet atau 0,0028 ohm per feet, sehingga besar tahanan = 0,0028 x 18 = 0,05 Ohm.
a
t Pemilihan kabel yang digunakan pada sistem kelistrikan tergantung dari besar arus
d yang akan mengalir atau beban. Semakin besar arus yang mengalir atau semakin
i
l besar beban semakin kesar ukuran kabel yang digunakan. Selain besar arus dan
i beban juga dipengaruhi jarak antara sumber dengan beban. Guna mempermudah
h
a pemilihan SAE mengeluarkan pedoman pemilihan kabel seperti table berikut ini
t
b
a
h
w
a
Hal
s 17
e
m
a
k
i
n

p
a
n
j
a
n
g
8 96 20 20 20 18 18 18 16 16

10 120 20 20 20 18 18 16 16 16

11 132 20 20 20 18 16 16 16 14

12 144 20 20 20 18 16 16 14 14
T
a 15 180 20 20 20 18 16 14 14 12
b
e 18 216 20 20 18 16 14 14 12 12
l
4 20 240 20 20 18 16 14 12 12 10
.
P 22 264 20 18 16 14 12 12 10 10
e
d
o Contoh:
m
a Tentukan ukuran kabel untuk lampu penerangan dengan daya 200 W, bila jarak
n lampu sampai sumber listrik sejauh 18 feet. Tentukan pula penurunan tegangan

P akibat panjang kabel.


e 1). Besar arus yang mengalir adalah I = P/V = 200 /12 = 16,6 A
m
il 2). Ukuran kabel untuk daya 200W dengan jarak 18 feet dari table diatas adalah 14
i gage atau luas penampang 2,0 mm2 .
h
a 3). Dari table diatas dapat diketahui tahanan kabel 14 gage adalah 2,8 Ohm tiap
n 1000 feet atau 0,0028 ohm per feet, sehingga besar tahanan = 0,0028 x 18 =

U 0,05 Ohm. Dengan demikian besar voltage drop sebesar V = I x R = 16,6 x


k 0,05 = 0, 83 Volt.
u
r
a c. Hubungan Antara Temperatur dan Tahanan Listrik
n
Tahanan listrik pada konduktor akan berubah dengan adanya perubahan
K temperatur konduktor/kabel. Biasanya tahanan listrik akan naik bila temperatur
a
b
e
l
(
Hal
W 18
i
r
e

G
a
g
e
)

Arus Daya

Amp

1,5

7
an api maka lampu tersebut semakin lama akan semakin redup.

naik.
Hal
terse
but
dapa
t
Gambar 29. Beberapa FaKtor Yang Mempengaruhi Nilai Tahanan
dipa
hami
1). Tahanan Sambungan
deng Tahanan sambungan adalah tahanan yang diakibatkan oleh sambungan yang
an kendor atau kotor. Bila arus listrik melewati sambungan yang kendor akan
cara menyebabkan sambungan menjadi panas. Panas ini akan memperbesar
berik tahanan dan mempercepat timbulnya korosi. Tahanan sambungan dapat
ut. diperkecil dengan membersihkan sambungan dan mengeraskan sambungan.
Bila Terminal baterai merupakan terminal yang paling sering kendor dan kotor
sebu akibat korosi yang disebabkan asam sulfar dari uap elektrolit baterai. Akibat
ah terminal kendor dan kotor menyebabkan tahanan meningkat sehingga
lamp menyebabkan gangguan suplai listrik terutama saat mesin distarter, oleh
u karena itu terminal ini harus sering diperiksa dan dibersihkan
yang
dihu
bung
kan
deng
a
bater
ai
deng Gambar 30. Membersihkan terminal baterai
an
sebu 2). Tahanan Isolator
ah Seperti telah dijelaskan bahwa karet, vynil, plastik dan porselin dapat
kaw digunakan untuk menghalangi arus listrik antara konduktor. Sifat dari bahan-

at bahan ini disebut kemampuan tahanan isolator dan dinyatakan dengan nilai
tahanan. Dalam kondisi tertentu isolator dapat berubah menjadi penghantar
temb
listrik/konduktor, misalnya karena retak, bocoran arus listrik yang akan
aga,
kem
udia
Hal
n 19
kaw
at
terse
but
dipa
nask
an
deng
Gambar 31. Kerusakan isolator kabel listrik

me d. Wire Harness

ni Wire harness merupakan sekumpulan kabel yang digunakan pada rangkaian


kelistrikan, dimana sekumpulan kabel tersebut dijadikan satu dengan isolator, agar
mb
kabel lebih rapih. Pada ujung wire harness dipasang konektor sehingga
ulk
pemasangan sistem perkabelan lebih mudah.
an
per
cik
an
bu
ng
a
api
da
Gambar 32. Wire Harnes
n
me
b. Memperbaiki Kabel
ni
1). Potong kabel yang rusak,
mb
kemudian kupas kabel dengan
ulk
tang pengupas dengan
an
panjang 10 mm
kot
ora
n, Gambar 33. Mengupas kabel

me 2). Ukur diameter kabel untuk


menentukan ukuran kabel
ne
penyambung yang akan
mp
digunakan.
eln
ya
air Gambar 34. Mengukur diameter
ata
u
kot
ora
Hal
n 20
lain
pa
da
isol
ato
r.
asukkan heat shrink tube ke
kabel penyambung.

3). Gambar 35. Memasukkan heat shrink


B 4). Sambung kedua kabel dengan
u Crimp mark, kemudian solder

a sambungan
t

k
Gambar 36. Menyolder sambungan
a
5). Geser heat shrink tube ke kabel
b
yang disambung, kemudian
e
panasi heat shrink tube
l
dengan heater.

p
Gambar 37. Memanaskan heat shrink
e
n
y
a
m
b
u
n
g

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
g
u
Hal
n
21
a
k
a
n
,

m
n kabel pada sistem kelistrikan, melindungi sambungan dari karat dan kotoran, dan
memungkinkan sambungan dipisah lagi dengan mudah.

Konektor terdiri dari konektor laki-laki dan konektor perempuan, rumah konektor
terbuat dari plastic, dalam rumah tersebut terdapat lubang untuk memasukkan terminal
kabel. Jumlah terminal pada konektor sangat beragam mulai dari satu terminal sampai
4.
Ko puluhan terminal. Agar penyambungan konektor lebih mudah dan tidak salah maka
nek pada konektor terdapat nok sehingga bila posisi tidak tepat maka konektor tidak dapat
tor masuk, sedangkan untuk menjamin agar sambungan lebih kuat maka dipasang
kab
pengunci.
el
(Wi
a. Bentuk Konektor
re
con Bentuk konektor ada bebarapa macam diantara bentuk bulat maupun bentuk kotak.
ect Jumlah kabel dalam satu konektor sangat bervariasi mulai dari satu kabel sampai
or)
puluhan terminal.
K
o
n
e
k
t
o
r

b Gambar 38. Konektor


e
r Saat melepas konektor harus memperhatikan teknik penguncian yang digunakan,
f dan saat menarik konektor tidak boleh menarik kabelnya. Bagian yang ditarik
u adalah bagian konektornya.

n Teknik melepas penguncian terminal ada beberapa macam

g diantaranya: 1). Mengangkat pengunci kemudian rumah konektor ditarik

s 2). Menekan pengunci kemudian rumah konektor ditarik


3). Langsung menarik rumah konektor
i
4). Lokasi pengunci :
t
a). Di tengah
e
b). Disamping
m
p
a
t
p
e
n
y Hal
22
a
m
b
u
n
g
a
ang konektor kabel
1). Melepas konektor harus hati-hati, cara melepas yang salah dapat meyebabkan
kabel putus. Perhatikan metode penguncian yang digunakan oleh konektor,
jangan menarik kabel saat melepas.
2). Langkah melepas konektor kabel adalah sebagai berikut
a). Tekan pengunci badan soket konektor dan pisahkan badan konektor laki
dan perempuan (Male dan Famale)
b). Jika sulit terlepas, angkat anti-back comb dari badan konektor dengan
menggunakan obeng, lihat gambar 64.

Gamba
r 39.
Bentuk Gambar 41. Melepas konektor
dan
Teknik
Pengun
cian
Pada Hal
Konekt 23
or
Kabel.

Gamba
r 40.
Macam
Bentuk
Konekt
or dan
Jumlah
Termin
alnya
b. M
e
l
e
p
a
s

d
a
n

m
e
m
a
s
minal dan tarik kabelnya dari konektor.
c. Langkah memasang .
1). Perhatikan posisi pengunci maupun posisi nok
2). Masukkan terminal konektor sampai pengunci bunyi klik.
3). Pastikan konektor telah terkunci dengan baik dengan cara menarik konektor
c). tanpa menekan pengunci, konektor tidak boleh terlepas.
Me d. Memperbaiki Kerusakan Konektor Kabel.
ng
Terminal konektor maupun kabel pada sambungan terminal sering mengalami
gu
gangguan. Gangguan pada terminal adalah karat dan terbakar, sedangkan
na
pada sambungan sering kabelnya putus, untuk mengatasi hal tersebut maka
ka
perlu perbaikan konektor kabel.
n
Langkah perbaikan adalah sebagai berikut:
ob
1). Keluarkan terminal konektor dari rumah konenektor dengan cara menekan
en
pengunci menggunakan kawat atau obeng (-) ukuran kecil.
g,
ma
suk
ka
n
ob
en
g
ke
dal
am
ba
gia
n
de
Gambar 42 . Melepas Terminal Konektor
pa
2). Dorong terminal konektor keluar.
n
3). Potong kabel yang rusak, dan kupas isolatornya kurang lebih 10 mm.
ba
4). Ukur diameter kabel untuk menentukan ukuran kabel penyambung yang akan
da
n digunakan.

ko 5). Buat kabel penyambung dengan ukuran kabel yang sama, kupas ujung kabel,
ne pasang terminal konektor.
kto
r,
an
gk
at
pe
ng
un Hal
ci 24
pe
na
ha
n
dar
i
ter
kabel yang dibutuhkan, kupas isolator pada ujung kabel, sambung kedua
kabel dengan Crimp mark, kemudian solder sambungan
7). Geser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian panasi heat
shrink tube dengan heater.
8). Ungkit pengunci pada terminal konektor, masukkan terminal konektor ke
rumah konektor sampai bunyi klik, kemudian tarik kabel untuk menguci
apakah terminal konektor sudah terpasang dengan baik.

Gambar 44. Memasang Terminal Konektor


Gambar
43.
Menyam
bung
Kabel
Yang
Putus
6).
P
ot
o
n
g
ka
b
el
p
e
ny
a
m
b
u Hal
n 25
g
d
e
n
g
a
n
p
a
nj
a
n
g
se
su
ai
k menguji aliran arus listrik pada sirkuit kelistrikan dengan bahan dasar yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Test lamp AC
2. Lampu lead 12 volt.
3. Jepit buaya kecil.
C. T 4. Kabel NYM diamter 2 mm dengan panjang 1 meter.
u
g 5. Sekering tabung/ catrigde.
a Langkah kerja :
s
1. Buka tutup test lamp AC dan keluarkan lampunya beserta isolatornya.
M 2. Ambil lampu lead 12 volt dan tertukan terminal + dan -.
a
n 3. Buka tutup tabung sekering , hati – hati jangan sampai pecah.
d 4. Masukkan lampu lead 12 volt kedalam tabung sekering dan pisahkan kaki lampu lead
i
r 12 votl kaki yang satu dapat tutup tabung atas dan kaki satunya dapat tutup tabung
i bawah.
B 5. Masukkan tabung sekering yang telah berisi lampu 12 volt ke dalam test lamp.
u 6. Kupas kabel ujung satunya disambung dengan jepit buaya.
a 7. Masukkan tutup tes lamp ke kabel yang telah ujungnya disambung dengan jepit buaya.
t 8. Sambung kabel dengan pegas test lamp.
t 9. Pasang tutup test lamp .
e 10. Uji test lamp DC yang telah Anda buat dengan menggunakan accu 12 volt.
s
t D. Uji Kompetensi kompetensi dasar 1.
l
Soal Pilihan Ganda
a
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang ( X ) pada huruf
m
A,B,C,D atau E yang paling tepat !
p
1. Apa akibatnya bila terminal baterai dilepas pada mobil yang dilengkapi dengan
pengendali elktronik …..
(
a. Baterai akan kehilangan muatan.
a
b. Memori yang tersimpan pada ECU atau alat penyimpan data akan kehilangan
l
memori.
a
c. Sistem starter rusak.
t
d. Sistem pengaman kelistrikan tidak berfungsi.
y
e. Jawaban A dan C benar.
a
2. Penjumperan pin – pin pada DLC ( Data Link Connector ) secara acak akan
n
menyebabkan ….
g
a. Kerusakan pada ECU.
b. Konsleting.
d
c. Penghapusan memori ECU.
i
d. Kerusakan pada sensor – sensor.
g
e. Jawaban A dan B benar.
u
n
a
k
a Hal
26
n

u
n
t
u
an adalah
……
a. Jangan pernah melepas terminal baterei saat kunci kontak ON atau mesin hidup.
b. Jangan pernah memeriksa rangakaian ECU menggunakan alat yang tidak
direkomendasikan oleh buku manual.
3. U c. Jangan pernah memberikan tegangan luar pada ECU.
n
t d. Jangan pernah menjumper pada pin-pin ECU.
u e. Jawaban A,B,C dan D benar.
k
4. Gangguan pada system rangkaian kelistrikan disebabkan oleh …..
m a. Gangguan pada rangkaian karena nilai tahanan membesar.
e
n b. Perubahan tahan jenis kabel penghantar.
g c. Faktor usia kabel.
h
i d. Perubahan luas penampang kabel.
n e. Penurunan elastisitas kabel penghantar.
d
a 5. Tegangan baterai pada system starter 12,6 volt. Kita melakukan pengujian kunci kontak
r , pada terminal kunci kontak ST setelah diukur dengan voltmeter tegangannya 6 volt.
i
k Pada rangkaian kelistrikan system starter bermasalah. Kemungkinan penyebab
e gangguan ini adalah …..
r
u a. Tegangan baterai drop.
s b. Fusible link putus.
a
k c. Plat kontak solenoid tidak bisa menutup.
a d. Tahanan kunci kontak meningkat.
n
e. Soket terminal ST solenoid berkarat.
p 6. Apa nama alat di bawah ini :
a
d a. Jumper wire
a b. Test lamp
E c. Self-Powered test light
C d. VOLT – AMP Tester
U
e. Combination meter/Digital probe
l
a
n
g
k 7. Alat pada soal nomer 6 berfungsi untuk ….
a a. Memeriksa arus listrik pada rangkaian.
h
b. Memeriksa kontinuitas kabel pada rangkaian kelistrikan.
– c. Memeriksa short / hubungan singkat pada rangkaian kelistrikan.
l d. Mengukur tegangan listrik pada rangkaian kelistrikan.
a e. Jawaban A dan C benar.
n
g
k
a
h

y
a
n
g

k Hal
i
27
t
a

l
a
k
u
k
arus listrik pada rangkaian.
b. Memeriksa kontinuitas kabel pada rangkaian kelistrikan.
c. Memeriksa short / hubungan singkat pada rangkaian kelistrikan.
d. Mengukur tegangan listrik pada rangkaian kelistrikan.
e. Menjumper sirkuit kelistrikan.
8. 10. Perhatikan gambar di bawah ini :
Apa
nam Berdasarkan pemeriksaan dengan menggunakan tes lamp test lamp tidak menyala,
a kemungkinan penyebabnya adalah …..
alat
di a. Massa baterai tidak tersambung
baw dengan baik.
ah
ini : b. Sekering putus.
a. Jumper wire c. Kunci kontak tidak hubung.
b. Test lamp d. Kunci kontak tahanannya sangat
c. Self-Powered test light tinggi.
d. VOLT – AMP Tester e. Jawaban A,B,C dan D benar.
e. Combination meter/Digital
probe

Soal Essay
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
9. A
l 1. Sebutkan langkah – langkah yang harus dilakukan pada waktu Anda menservis
a kendaraan yang dilengkapi dengan ECU ( Electronic Control Unit ) !
t
p 2. Sebutkan 3 macam gangguan pada sistem kelistrikan !
a 3. Sebutkan 4 macam saja alat yang biasa digunakan untuk melakukan pemeriksaan
d
a gangguan yang terjadi pada rangkaian kelistrikan !
4. Sebutkan langkah – langkah pemeriksaan pada rangkaian kelistrikan dengan
s
o menggunakan jumper wire !
a 5. Sebutkan nama – nama peralatan yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan
l
n sistem kelistrikan di bawah ini :
o
m
e
r
8

b
e
r Hal
f 28
u
n
g
s
i
u
n
t
u
k


.
a. M
e
m
e
r
i
k
s
a
Hal
29
n kelistrikan.
1. Tujuan :
Setelah mencoba lembar kerja ini maka siswa harus dapat :
a. Menggunakan jumper wire
b. Menggunakan tes lamp
E. L
c. Menentukan letak gangguan dari hasil pemeriksaan.
e
m d. Menyimpulkan hasil pemeriksaan
b
a
r 2. Alat dan Bahan
K
a. Trainer kelistrikan body standart
e
r b. Baterai 12V
j
c. Jumper wire
a
d. Tes lamp
P
r
a 3. Keselamatan Kerja
k
a. Tidak diperkenankan Memby-pass baterei karena dapat menyebakan kerusakan
t
i pada batere.
k b. Tidak diperkenankan memby-pass beban kelistrikan.

L
e 4. Langkah Kerja
m a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b
a b. Lakukan pemeriksaan kontinuitas dengan jumper dan tes lamp.
r
k
e Memeriksa kontinuitas dengan jumper:
r a. Rangkaikan kelistrikan body standart yang akan diperiksa.
j
a b. By-pass dengan jumper pada bagian titik kabel yang terdekat dengan sumber arus.
c. Perhatikan hasil pemeriksaan ada perubahan kerja atau tidak,
1
d. Lanjutkan pemeriksaan pada titik–titik berikutnya.
A
.
M Mengukur kontinuitas dengan tes lamp:
e a. Rangkaikan kelistrikan body standart yang akan diperiksa
m
e b. Hubungkan jepit tes lamp dengan negatip sumber arus.
r c. Hubungkan colok tes lamp pada titik yang terdekat dengan sumber arus positip.
i
k d. Perhatikan hasil pemeriksaan apakah lampu tes menyala atau tidak.
s e. Tarik kesimpulan dari hasil pemeriksaan
a
f. Lanjutkan pemeriksaan pada titik berikutnya.
g g. Ambil kesimpulan akhir, tentukan letak gangguan rangkaian
a
n h. Bersikah alat dan tempat kerja, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
g
g
u
a
n

p
a
d Hal
a
30
r
a
n
g
k
a
i
a
dapat :
a. Menentukan kondisi sekering baik atau rusak
b. Menentukan ukuran sekering
c. Mengganti sekering
d. Menentukan ukuran bohlam
Lem
e. Mengganti bohlam
bar
Kerj 2. Alat dan Bahan
a
a. Mobil instruksi
1B.
Men b. Test lamp
gga 3. Keselamatan Kerja
nti
seke a. Lepas terminal batere sebelum pekerjaan penggantian dilakukan.
ring
b. Pastikan kunci kontak OFF saat melepas terminal batere.
dan
bohl c. Hati-hati waktu melepas sekering atau bohlam, karena mudah pecah.
am.
d. Selalu gunakan ukuran yang sama saat penggantian sekering dan bohlam.
1. T e. Selalu dilakukan pemeriksaan kerja, saat selesai penggantian.
u
j 4. Langkah Kerja
u a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
a
n b. Lakukan Penggantian sekering.
c. Lakukan penggantian bohlam.
:
Mengganti sekering:
S
e a. Pastikan kunci kontak off dan lepas terminal batere
t b. Lepas sekering dengan hati.
e
l c. Periksa ukuran sekering
a d. Pasang sekering baru dengan ukuran yang sama
h
e. Pasang kembali terminal batere, cek kerja sekering dengan test lamp
m Mengganti bohlam lampu rem:
e
n a. Pastikan letak bohlam yang akan ganti.
c b. Lepas terminal batere.
o
b c. Pada kendaraan yang dilengkapi dengan ECU posisi kunci kontak harus OFF saat
a terminal batere dilepas.
l d. Lepas cover lampu rem.
e e. Lepas bohlam lampu rem.
m
b f. Periksa ukuran daya lampu rem.
a g. Bersihkan dudukan bohlam dari kotoran ataupun karat.
r
k h. Pasang bohlam baru dengan ukuran sama dengan yang diganti.
e i. Pasang cover lampu rem.
r
j j. Pasang terminal batere.
a k. Periksa kerja lampu rem dengan menginjak pedal rem.
i
n
i
m
a
k
a Hal
31
s
i
s
w
a

h
a
r
u
s
rus dapat :
a. Menyambung kabel yang putus.
b. Memasang terminal kabel.

2. Alat dan Bahan


Lem
a. Solder
bar
kerj b. Tang pengupas kabel
a
c. Kabel, tenol, terminal kabel, heat shring tube
1C.
Me
mpe 3. Keselamatan Kerja
rbai
ki a. Hati-hati terhadap ujung solder saat panas, tempatkan iujung solder
rang
pada tempatnya, hindari ujung solder mengenai kabel listrik.
kaia
n b. Jangan memegang ujung solder untuk memastikan solder berfungsi atau tidak.
kab
el.
4. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
1. T
u b. Latihan menyambung kabel.
j 1). Potong dua buah kabel dengan panjang 100 mm, kupas isolator pada ujung
u
a kabel kurang lebih 10 mm.
n 2). Masukkan heat shrink tube pada salah satu kabel. 3).
: Sambung kabel, kemudian solder sambungan kabel.
S 4). Geser heat shrink pada sambungan kabel yang telah disolder.
e
5). Panasi heat shrink tube.
t
e
l
a
h

m
e
n
c
o
b Memanasi heat shrink
a Menyolder sambungan

l
e c. Latihan memasang terminal
m 1). Potong kabel dengan panjang 100 mm, kupas isolator pada ujung kabel kurang
b
a lebih 10 mm.
r 2). Masukkan heat shrink tube pada kabel.
k
e 3). Pasang kabel pada terminal kabel, cepit dengan tang penjepit terminal, solder
r sambungan kabel.
j
a 4). Geser heat shrink pada sambungan kabel yang telah disolder.

i
n
i Hal
m
32
a
k
a

s
i
s
w
a

h
a
lah mencobah lembar kerja ini maka siswa harus dapat :
a. Menyambung kabel yang putus.
b. Memasang terminal konektor.
5
) c. Memperbaiki terminal kabel.
.
P 2. Alat dan Bahan
a
n a. Solder.
a b. Tang pengupas kabel.
s
i c. Kabel, tenol, terminal kabel, heat shring tube.
h d. Konektor kabel .
e
a 3. Keselamatan Kerja
t
s a. Hati-hati terhadap ujung solder saat panas, tempatkan iujung solder
h pada tempatnya, hindari ujung solder mengenai kabel listrik.
r
i b. Jangan memegang ujung solder untuk memastikan solder berfungsi atau tidak.
n
k 4. Langkah Kerja
t a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
u
b b. Keluarkan terminal konektor dari rumah konenektor dengan cara menekan
e pengunci menggunakan kawat atau obeng (-) ukuran kecil dan dorong terminal
.
konektor keluar.
c. Potong kabel yang rusak, dan kupas isolatornya ± 10 mm.
d. Buat kabel penyambung dengan ukuran kabel yang sama, kupas ujung kabel,
pasang terminal konektor.
e. Potong kabel penyambung dengan panjang sesuai kabel yang dibutuhkan, kupas
isolator pada ujung kabel, sambung kedua kabel dengan Crimp mark, kemudian
solder sambungan.
d.
Bersi
kan
alat
dan
temp
at
kerja
,
kem
balik
an
f. Geser heat shrink tube ke kabel yang disambung, kemudian panasi heat shrink tube
kete
mpat dengan heater.
sem g. Ungkit pengunci pada terminal konektor, masukkan terminal konektor ke rumah
ula.
konektor sampai bunyi klik, kemudian tarik kabel untuk memastikan apakah

Lem terterminal konektor sudah terpasang dengan baik.


bar
Kerj
a
1D.
Me Hal 34
mpe
rbai
ki
kon
ekto
r
kab
el.
1. T
u
j
u
a
n

:
S
e
t
e
Hal
35

h.
Bersi
hkan
temp
at
kerja
,
kem
balik
an
alat
yang
digu
naka
n ke
temp
at
sem
ula.

Anda mungkin juga menyukai