Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KELOMPOK

SIYASAH ISLAMIYAH

Kelompok 3

 Joko Tri Widianto (K7120145)


 Michelia Dyan Cindy Wardhani (K7120167)
 Navalia Dewi Ernamasari (K7120182)
 Niken Nur Amelia (K7120186)
 Nur Naim Muaziz (K7120195)
 Reni Suryani (K7120219)

Bahan Diskusi :

1. Bagaimanakah pandangan Islam terhadap pemimpin mutaghalib?(cari di google)


2. Bagaimanakah pandangan Islam terhadap demokrasi yang dikemukakan John Locke?
(cari di slide)
3. Kemukakan nilai-nilai politik Islam yang telah diadopsi oleh Pemerintah Islam? (cari
di slide dan pilihlah yang sesuai dengan kondisi negara Indonesia)
4. Jika ada yang belum diadopsi oleh Pemerintah Indonesia berilah ulasan apa yang
menjadi penyebabnya? (Analisislah dengan menggunakan pemikiran kritis dan logis)
5. Bagaimanakah pandangan kelompok saudara terhadap pernyataan di bawah ini :

‫الحاكم الكافر العادل هو افضل من المسلم الجائر‬


Penguasa yang kafir tapi adil lebih afdhal daripada penguasa muslim yang zalim (berfikirlah secara
cerdik atau carilah di google)

Hasil Diskusi

1. Menurut para fuqaha kaum Muslimin, al hakim (penguasa) adalah, orang yang
(dengannya terjaga) stabilitas sosial di suatu negeri, baik ia mencapai kekuasaan dengan
cara yang disyariatkan atau tidak, baik kekuasaan hukumnya menyeluruh semua negara
kaum Muslimin, atau terbatas pada satu negeri saja. Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah
berkata,”Para fuqaha bersepakat atas wajibnya taat kepada imam yang mutaghallib
(berkuasa melalui peperangan, kudeta atau cara represif lainnya, pent.)”. Artinya, para
fuqaha telah bersepakat, bila seorang imam berhasil mencapai puncak kekuasaan dengan
saif (kekerasan) dan mampu mengendalikan negara dengan kekuatannya, lantas kondisi
masyarakat menjadi stabil, maka ia wajib ditaati, karena ia adalah imam dan penguasa
bagi kaum Muslimin.
2. Pandangan Islam terhadap demokrasi yang dikemukakan oleh John Locke ialah
demokrasi yang mana masyarakatnya memiliki kebebasan untuk menentukan masa depan
kehidupan bangsanya. John Locke merumuskan demokrasi bahwasanya pemerintah
bertugas menjamin hak-hak dasar rakyat, yaitu hak untuk hidup, hak memiliki, hak
berbicara, hak beragama, dan hak kebebasan membuat opini.Jika pemerintah tidak
memenuhi hak-hak tersebut, rakyat memiliki hak untuk melakukan revolusi. Bukan hanya
sekedar itu, Demokrasi juga bisa merambah ke bidang sosial, ekonomi, kewanitaan dan
budaya. Hal ini sangat sesuai dengan Islam karena sesungguhnya Islam adalah agama
yang mengajarkan keadilan dan melarang kezaliman kepada sesama.
3.
Pertama, mengambil sikap tawassuth yaitu sikap berada di tengah-tengah (moderat) di
antara dua kubu yang berseberangan. Istilah tawassuth terdapat dalam surat Al-
Baqarah ayat 143: “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam),
umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” Sikap moderat ini di
Indonesia ditunjukkan dengan tidak memaksakan kehendak mendirikan Negara Islam,
akan tetapi nilai-nilai Islam dapat terintegrasi dalam hukum positif Indonesia melalui
sistem demokrasi seperti Undang-Undang Pornografi, Undang-Undang Bank
Syar’iah, Undang-Undang Zakat, Undang-Undang Peradilan Agama, dan lain-lain.
 Kedua, ta’adul yaitu berlaku adil terhadap siapapun, tidak membeda-bedakan
berdasarkan kelompok atau golongan. Dalam Alquran surat An-Nahl ayat 90
Indonesia telah menjalankan sikap adil yaitu dengan memberi perlindungan terhadap
kebebasan beribadah dan memeluk kepercayaan.
 Ketiga, bersikap tasamuh (toleran) dan saling menghormati terhadap perbedaan
pandangan, keyakinan, adat istiadat maupun budaya baik yang dianut mayoritas
maupun minoritas. seperti dalam Alquran surat Al-Māidah ayat 48.Sikap tasamuh di
Indonesia telah diterapkan, salah satunya adalah semua hari besar agama di Indonesia
yang diakui diberikan hari libur nasional walaupun pemeluknya sedikit.
 Keempat, bersikap tawazun atau seimbang yaitu sikap seimbang dalam berkhidmah.
Khidmah sesama manusia, serta kepada lingkungan hidupnya. Dengan tawazun ini,
maka timbul sikap menyadari bahwa Islam bukanlah agama yang hanya mengatur
hal-hal berdimensi teologis-spiritual saja, tetapi juga mengatur hal-hal yang
berdimensi sosial. Dengan kata lain, Islam bukan hanya agama yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya (hablu min Allah), tetapi juga mengatur
hubungan sesama manusia (hablu min al-nās), keduanya harus seimbang dan berjalan
beriringan. Sikap tawazun telah diterapkan oleh pemerintahan Indonesia, salah
satunya ialah adanya Kementerian Agama yang khusus mengatur, melindungi dan
menjaga keharmonisan kehidupan sosial keagamaan dalam masyarakat.
4. Keharusan menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara adil (al-Nisa’ 58)
Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya
dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh,
Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.
Pemerintah Indonesia belum sepenuhnya menunaikan amanat dan menetapkan hukum
secara adil .Setiap manusia berhak memperoleh keadilan, Seperti yang tercantum dalam
pancasila, sila ke-5 yang berbunyi : “keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”. Hal ini sangat
jelas bahwa seluruh rakyat indonesia berhak mendapat keadilan tanpa terkecuali. Tidak
pandang bulu, entah itu pejabat, rakyat kecil, orang kaya atau miskin. Tujuan hukum adalah
memberikan keadilan kepada setiap orang.Namun dalam prakteknya hal ini sudah tidak
terjadi lagi di Indonesia. Hukum Indonesia dinilai belum mampu memberikan keadilan
kepada masyarakat yang tertindas. Justru sebaliknya, hukum menjadi alat bagi pemegang
kekuasaan untuk bertindak semena-mena. Saat ini hukum di Indonesia yang menang adalah
yang mempunyai kekuasaan, yang mempunyai uang banyak pasti aman dari gangguan hukum
walaupun aturan Negara dilanggar. Selanjutnya,wakil rakyat di pemerintahan banyak sekali
yang tidak menjalankan amanahnya ,amanah yang diberikan rakyat antara lain banyak sekali
pejabat dan wakil rakyat yang terjerat kasus korupsi,menyelewangkan uang
negara.Selanjutnya banyak sekali wakil rakyat yang hanya umbar janji tanpa ada bukti dan
kerja nyatanya dan hal tersebut sangat merugikan negara dan rakyat .Rakyat indonesia
sekarang sulit percaya dengan pemerintah dikarenakan para wakil rakyat dan pejabat
pemerintahan melanggar dan tidak menunaikan janji janji dan amanah yang telah diberikan
rakyat.

5. Dalam Al-Quran ada larangan agar tidak menjadikan non-muslim sebagai pemimpin.
Para ulama sudah ijma (konsesus) dalam hal ini.
Allah Ta’ala berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin,
maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al Maidah: 51).
Pemimpin kafir sudah pasti akan berusaha menekan Islam dan mereka tidak akan ridha
dengan Islam. Mereka akan menghilangkan syiar islam secara langsung ataupun perlahan-
lahan dan kita lihat bagaimana sejarah dunia sudah banyak hal ini terjadi.
Maka orang kafir sebaik apapun ia di mata manusia, ia adalah orang yang berbuat kezaliman
paling besar lebih besar dari pada seorang Muslim yang dianggap zalim oleh manusia.

Anda mungkin juga menyukai