PBAK
DOSEN :
KELOMPOK 9
Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan Inayah-
Nya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas kaislaman sampai sekarang ini.
Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang telah membawa kita dari jaman
Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon
saran dan kritik yang sifatnya membangun. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan
mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat kalimat yang kurang dapat dipahami.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.3 Upaya-Upaya Penindakan................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah korupsi di Indonesia pada mulanya hanya terkandung dalam khazanah
perbincangan umum untuk menunjukkan penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan
pejabat-pejabat Negara. Namun karena penyakit tersebut sudah mewabah dan terus
meningkat dari tahun ke tahun bak jamur di musim hujan, maka banyak orang memandang
bahwa masalah ini bisa merongrong kelancaran tugas-tugas pemerintah dan merugikan
ekonomi Negara.
Rakyat kecil yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan koreksi dan
memberikan sanksi pada umumnya bersikap acuh tak acuh. Namun yang paling menyedihkan
adalah sikap rakyat menjadi apatis dengan semakin meluasnya praktik-praktik korupsi oleh
be-berapa oknum pejabat lokal, maupun nasional.
Kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi dengan emosi dan
de-monstrasi. Tema yang sering diangkat adalah “penguasa yang korup” dan “derita rakyat”.
Mereka memberikan saran kepada pemerintah untuk bertindak tegas kepada para korup-tor.
Hal ini cukup berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun 1998. Mereka tidak puas
terhadap perbuatan manipulatif dan koruptif para pejabat. Oleh karena itu, mereka ingin
berpartisipasi dalam usaha rekonstruksi terhadap masyarakat dan sistem pemerin-tahan secara
menyeluruh, mencita-citakan keadilan, persamaan dan kesejahteraan yang merata.
Persoalan korupsi di Negara Indonesia terbilang kronis, bukan hanya membudaya
tetapi sudah membudidaya. Pengalaman pemberantasan korupsi di Indonesia menunjukkan
bahwa kegagalan demi kegagalan lebih sering terjadi terutama terhadap pengadilan koruptor
kelas kakap dibanding koruptor kelas teri.
Beragam lembaga, produk hukum, reformasi birokrasi, dan sinkronisasi telah
dilakukan, akan tetapi hal itu belum juga dapat menggeser kasta pemberantasan korupsi.
Seandainya saja kita sadar, pemberantasan korupsi meski sudah pada tahun keenam perayaan
hari antikorupsi ternyata masih jalan ditempat dan berkutat pada tingkat “kuantitas”.
Keberadaan lembaga-lembaga yang mengurus korupsi belum memiliki dampak yang
menakutkan bagi para koruptor, bahkan hal tersebut turut disempurnakan dengan pemihakan-
pemihakan yang tidak jelas.
Dalam masyarakat yang tingkat korupsinya seperti Indonesia, hukuman yang
setengah-setengah sudah tidak mempan lagi. Mulainya dari mana juga merupakan masalah
besar, karena boleh dikatakan semuanya sudah terjangkit penyakit birokrasi. Hal ini tentu saja
sangat memprihatinkan bagi kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat
yang terbukti melekukan tindak korupsi. Maka dari itu, di sini kami akan membahas tentang
korupsi di Indonesia dan upaya untuk memberantasnya
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep pemberantaasan korupsi?
2. Bagaimana strategi pemberantasan korupsi?
3. Bagaimana upaya upaya penindakan?
4. Bagaimana upaya ypaya pencegahan?
5. Bagaimana kerjasama internasional pembeantasan korupsi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pemberantaasan korupsi
2. Untuk mengetahui pemberantasan korupsi
3. Untuk mengetahui upaya upaya penindakan
4. Untuk mengetahui upaya ypaya pencegahan
5. Untuk mengetahui internasional pembeantasan korupsi
.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Strategi represif
Strategi ini adalah strategi penintakan tindak pidana korupsi dimana seseorang diadukan,
diselidiki, dituntut dan dieksekusi berdasarkan saksi-saksi dan alat bukti yang kuat.
2. Strategi perbaikan system
Strategi perbaikan system dilakukan untuk mengurangi potensi korupsi caranya dengan
kajian system, penataan layanan public melalui koordinasi/supervise pencegahan serta
transparansi penyelenggara Negara.
Strategi ini merupakan bagian dari upaya pencegahan yang memiliki peran strategis dalam
pemberantasan korupsi .melalui strategi ini akan dibagun perilaku dan budaya anti korupsi.
Edukasi dilakukan pada segenap lapisan masyarakat sejak usia dini. Ketiga strategi tersebut
harus dilaksanakan secara bersamaan.
2.3 Upaya-Upaya Penindakan
Upaya penindakan merupakan perwujudan dari strategi represif. Upaya penindakan
atau upaya melalui jalur penal yaitu upaya penanganan yang menitikberatkan pada sifat
penumpasan setelah kejahatan korupsi terjadi upaya ini dilakukan dengan cara menggunakan
hokum Pidana. Adapun tahapan upaya penindakan adalah sebagai berikut;
Upaya penindakan ini diharapkan dapat member efek jera terhadap pelaku dan jajaran
para penguasa yang berpotensi melakukan tindak pidana korupsi.
Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar dengan
dibe-rikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum pidana. Beberapa
contoh penindakan yang dilakukan oleh KPK :
1. Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik
Pemda NAD (2004).
2. Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melekukan
pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
3. Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI Jakarta
(2004).
4. Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan keuang-an
negara Rp 10 milyar lebih (2004).
5. Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito
dari BI kepada PT Texmaco Group melalui BNI (2004).
6. Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).
7. Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).
8. Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.
9. Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka dalam kasus
korupsi Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 15,9
miliar (2004).
10. Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005).
Berikut adalah berbagai upaya pencegahan yang saat ini tengah dilaksanakan
b. TIRI
TIRI/Making Integrity Work adalah sebuah organisasi independen internasional
non pemerintah yang berkantor pusat di London dan banyak perwakilannya
perwakilannya di beberapa Negara termasuk di Jakarta. Organisasi ini bekerja
dengan pemerintah, kalangan bisnis, akademisi dan masyarakat sipil untuk
melakukan sharring keahlian dan wawasan untuk mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan praktis yang diperlukan untuk mengatasi korupsi dan
mempromosikan integritas. Di Indonesia TIRI mengembangkan jejaring dengan
berbagai universitas untuk mengembangkan kurikulum pendidikan anti korupsi
dengan nama I-IEN (Indonesia-Integrity Education Network). TIRI berkeyakinan
bahwa dengan mengembangkan kurikulum Pendidikan Integritas atau Pendidikan
Anti Korupsi di perguruan tinggi mahasiswa dapat memahami bahaya laten
korupsi bagi masa depan bangsa.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak strategi dan upaya dilakukan untuk memberantas korupsi tetapi perlu di ingat
bahwa strategi tersebut harus disesuaikan dengan kontek smasyarakat maupun organisasi
yang dituju. Dengan kata lain setiap Negara masyarakat maupun organisasi harus mencari
strategi yang tepat untuk mencari pemecahannya untuk melakukan pemberantasan korupsi
yang sangat penting sekali diingat adalah karakteristik dari berbagai pihak yang terlibat serta
lingkungan dimana mereka bekerja.
1. Strategi represif
2. Strategi perbaikan system
3. Strategi edukasi dan kampanye
Upaya-upaya penindakan
1. Transparency Internasional
2. TIRI
3. Instrumen Internasional Pencegahan Korupsi
Wikipedia(pengertian korupsi)
https://www.academia.edu/15131085/Makalah_Pendidikan_Anti_Korupsi_dan_Strategi_Upa
ya_dalam_Pemberantasan_Korupsi
http://bdksurabaya-kemenag.id/p3/data/uploaded/dokumen/STRATEGI
%20PEMBERANTASAN%20KORUPSI.pdf
http://akperrsdustira.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/Buku-Pendidikan-Anti-Korupsi-
untuk-Perguruan-Tinggi-2017-bagian-2-.pdf