Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PBAK

RENCANA AKSI PEMBERANTASAN KORUPSI

DOSEN :

KORDI, S.Kp, M.Kes.

KELOMPOK 9

1. Ratu Nur Baiti Jannati (1915401095)


2. Nabil Asyahida (1915401096)
3. Tarissa Finanditha SA (1915401097)
4. Erfa Dzikrina (1915401098)
5. Afifah Dhiya Ulhaq (1915401099)
6. Mayang Safitri (1915401100)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


DIII-KEBIDANAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

            Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan Taufik, Hidayah dan Inayah-
Nya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas kaislaman sampai sekarang ini.
Shalawat dan salam semoga tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia yang telah membawa kita dari jaman
Jahilliyah kepada jaman Islamiyah.

            Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah yang berjudul


“STRATEGI DAN UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI”. Kami ucapkan banyak
terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing kami dalam setiap materi
tentang PBAK, tidak lupa teman-teman yang senantiasa kami banggakan yang semoga kita
selalu dalam lindungan Allah serta dapat berjuang dijalan Allah SWT.

            Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu kami mohon
saran dan kritik yang sifatnya membangun. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan
mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat kalimat yang kurang dapat dipahami.

Bandar Lampung, 20 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN......................................................................................................................3

1.1  Latar Belakang.................................................................................................................3

1.2  Rumusan Masalah...........................................................................................................4

1.3  Tujuan..............................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1 Konsep Pemberantasan Korupsi.......................................................................................5

2.2 Strategi Pemberantasan Korupsi.......................................................................................5

2.3 Upaya-Upaya Penindakan................................................................................................6

2.4 Upaya Upaya Pencegahan................................................................................................7

2.5. Kerjasama Internasional Pemberantasan Korupsi.........................................................11

BAB III.....................................................................................................................................15

PENUTUP................................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15

3.2 Kritik Dan Saran.............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Istilah korupsi di Indonesia pada mulanya hanya terkandung dalam khazanah
perbincangan umum untuk menunjukkan penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan
pejabat-pejabat Negara. Namun karena penyakit tersebut sudah mewabah dan terus
meningkat dari tahun ke tahun bak jamur di musim hujan, maka banyak orang memandang
bahwa masalah ini bisa merongrong kelancaran tugas-tugas pemerintah dan merugikan
ekonomi Negara.
Rakyat kecil yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan koreksi dan
memberikan sanksi pada umumnya bersikap acuh tak acuh. Namun yang paling menyedihkan
adalah sikap rakyat menjadi apatis dengan semakin meluasnya praktik-praktik korupsi oleh
be-berapa oknum pejabat lokal, maupun nasional.
Kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi dengan emosi dan
de-monstrasi. Tema yang sering diangkat adalah “penguasa yang korup” dan “derita rakyat”.
Mereka memberikan saran kepada pemerintah untuk bertindak tegas kepada para korup-tor.
Hal ini cukup berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun 1998. Mereka tidak puas
terhadap perbuatan manipulatif dan koruptif para pejabat. Oleh karena itu, mereka ingin
berpartisipasi dalam usaha rekonstruksi terhadap masyarakat dan sistem pemerin-tahan secara
menyeluruh, mencita-citakan keadilan, persamaan dan kesejahteraan yang merata.
Persoalan korupsi di Negara Indonesia terbilang kronis, bukan hanya membudaya
tetapi sudah membudidaya. Pengalaman pemberantasan korupsi di Indonesia menunjukkan
bahwa kegagalan demi kegagalan lebih sering terjadi terutama terhadap pengadilan koruptor
kelas kakap dibanding koruptor kelas teri.
Beragam lembaga, produk hukum, reformasi birokrasi, dan sinkronisasi telah
dilakukan, akan tetapi hal itu belum juga dapat menggeser kasta pemberantasan korupsi.
Seandainya saja kita sadar, pemberantasan korupsi meski sudah pada tahun keenam perayaan
hari antikorupsi ternyata masih jalan ditempat dan berkutat pada tingkat “kuantitas”.
Keberadaan lembaga-lembaga yang mengurus korupsi belum memiliki dampak yang
menakutkan bagi para koruptor, bahkan hal tersebut turut disempurnakan dengan pemihakan-
pemihakan yang tidak jelas.
Dalam masyarakat yang tingkat korupsinya seperti Indonesia, hukuman yang
setengah-setengah sudah tidak mempan lagi. Mulainya dari mana juga merupakan masalah
besar, karena boleh dikatakan semuanya sudah terjangkit penyakit birokrasi. Hal ini tentu saja
sangat memprihatinkan bagi kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat
yang terbukti melekukan tindak korupsi. Maka dari itu, di sini kami akan membahas tentang
korupsi di Indonesia dan upaya untuk memberantasnya

1.2  Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep pemberantaasan korupsi?
2. Bagaimana strategi pemberantasan korupsi?
3. Bagaimana upaya upaya penindakan?
4. Bagaimana upaya ypaya pencegahan?
5. Bagaimana kerjasama internasional pembeantasan korupsi?

1.3  Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pemberantaasan korupsi
2. Untuk mengetahui pemberantasan korupsi
3. Untuk mengetahui upaya upaya penindakan
4. Untuk mengetahui upaya ypaya pencegahan
5. Untuk mengetahui internasional pembeantasan korupsi

.
BAB II

PEMBAHASAN

Strategi Dan Upaya Pemberantasan Korupsi

2.1 Konsep Pemberantasan Korupsi        


Negara ini kaya raya akan tetapi rakyatnya miskin karena korupsi tak berkesudahan
dan terjadi pada semua aspek kehidupan masyarakat sehingga sangat sulit utuk di
berantas.Banyak strategi dan upaya dilakukan untuk memberantas korupsi tetapi perlu di
ingat bahwa strategi tersebut harus disesuaikan dengan kontek smasyarakat maupun
organisasi yang dituju. Dengan kata lain setiap  Negara masyarakat maupun organisasi harus
mencari strategi yang tepat untuk mencari pemecahannya untuk melakukan pemberantasan
korupsi yang sangat penting sekali diingat adalah karakteristik dari berbagai pihak yang
terlibat serta lingkungan dimana mereka bekerja.

2.2 Strategi Pemberantasan Korupsi


komisi pemberantasan korupsi dalam bukunya mengenal  panduan memberantas
korupsi dengan mudah dan menyenangkan.  Mengelompokan strategi pemberantasan tersebut
kedalam 3 strategi yakni ;

1. Strategi represif

Strategi ini adalah strategi penintakan tindak pidana korupsi dimana seseorang diadukan,
diselidiki, dituntut dan dieksekusi berdasarkan saksi-saksi dan alat bukti  yang kuat.

2. Strategi perbaikan  system

Strategi perbaikan system dilakukan untuk mengurangi potensi korupsi caranya dengan
kajian system, penataan layanan public melalui koordinasi/supervise pencegahan serta
transparansi penyelenggara Negara.

3. Strategi edukasi dan kampanye

Strategi ini merupakan bagian dari upaya pencegahan yang memiliki peran strategis dalam
pemberantasan korupsi .melalui strategi ini akan dibagun perilaku dan budaya anti korupsi.
Edukasi dilakukan pada segenap lapisan masyarakat sejak usia dini. Ketiga strategi tersebut
harus dilaksanakan secara bersamaan.
2.3  Upaya-Upaya Penindakan
Upaya penindakan merupakan perwujudan dari strategi represif. Upaya penindakan
atau upaya melalui jalur penal yaitu upaya penanganan yang menitikberatkan pada sifat
penumpasan setelah kejahatan korupsi terjadi upaya ini dilakukan dengan cara menggunakan
hokum Pidana. Adapun tahapan upaya penindakan adalah sebagai berikut;

1. Penanganan laporan pengaduan masyarakat


Pengaduan oleh masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi KPK, namun
demikian untuk memutuskan apakah suatu pengaduan visa dilanjutkan ketahap
penyelidikan harus dilakukan proses ferivfikasi dan penelaahan
2. Penyelidikan
Apabila penyelidik menemukan bukti permulaan yang cukup mengenai dugaan tindak
pidana korupsi dalam waktu paling lambat tujuh hari kerja penyelidik melaporkan ke
KPK.
3. Penyidikan
Dalam tahap penyidikan seorang yang ditetapkan tersangka tindak pidana korupsi
wajib memberikan keterangan kepada penyidik.
4. Penuntutan
Dalam tahap penuntutan, penuntut umum melimpahkan kasus kepengadilan Tipikor
disertai berkas perkara dan surat dakwaan. Dengan pelimpahan ini, kewenang
penahanan secara yuridis beralih ke hakim yang menangani.
5. Pelaksanaan putusan pengadilan (eksekusi)
Eksekusi yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dilakukan oleh jaksa. Untuk
itu panitera mengirimkan salinan putusan kepada jaksa.

Upaya penindakan ini diharapkan dapat member efek jera terhadap pelaku dan jajaran
para penguasa yang berpotensi melakukan tindak pidana korupsi.

Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar dengan
dibe-rikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum pidana. Beberapa
contoh penindakan yang dilakukan oleh KPK :

1. Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik
Pemda NAD (2004).
2. Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melekukan
pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
3. Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI Jakarta
(2004).
4. Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan keuang-an
negara Rp 10 milyar lebih (2004).
5. Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito
dari BI kepada PT Texmaco Group melalui BNI (2004).
6. Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).
7. Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).
8. Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.
9. Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka dalam kasus
korupsi Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 15,9
miliar (2004).
10. Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005).

2.4 Upaya Upaya Pencegahan


upaya pencegahan ditunjukan untuk mempersempit peluang terjadinya tindak pidana
korupsi pada tata kepemerintahan dan masyarakat, menyangkut pelayanan publik maupun
penanganan perkara yang bersih dari korupsi.

Berikut adalah berbagai upaya pencegahan yang saat ini tengah dilaksanakan

1. Pembentukan lembaga anti korupsi


a. Komisi pemberantasan korupsi(KPK) telah eksis di negara kita sebagai sebuah
lembaga anti korupsi yang kokoh dan kuat sejak tahun 2003.
Apa yang saat ini telah dilaksanakan KPK dalam upaya pencegahan? KPK
telah melaksanakan strategi perbaikan sistem dan juga strategi edukasi dan
kampanye.
Perbaikan sistem dilakukan untuk mengurangi korupsi. Caranya dengan kajian
sisitem, penataan layanan publik melalui koordinasi atau supervisi pencegahan
serta mendorong transparansi penyelanggaran negara. Lembaga lain yang juga
harus memperbaiki sistem kinerjanya adalah lembaga peradilan termasuk
didalamnya: Kepolisian, kejaksaan, pengadilan, lembaga permasyarakatan.
Lembaga-lembaga ini adalah jantung penegak hukum yang harus bersikap
imparsial(tidak memihak), jujur yang adil. Pada tingkat kementrian ada
inspektorat jendral yang harus mengingkatkan kinerjanya
KPK melakukan kajian sistem dan kebijakan pada berbagai kementrian atau
lembaga maupun pemerintah daerah. Dalam kajian tersebut KPK melakukan
analisis data, observasi langsung dan walkthrough test. Kajian dilakukan
dalam rangka mengidentifikasi kelemahan-kelemahan sistem atau kebijakan
yang berspotensi korupsi. Setelah itu KPK memberikan rekomendasi
perbaikan agar dilaksanakan oleh kementrian, lembaga pemerintah daerah
bersangkutan.
Edukasi dan kampanye yang dilakukan KPK merupakan bagian dari upaya
pencegahan memiliki peran stratgis. Melalui edukasi dan kampanye KPK
berusaha membangun perilaku dan budaya anti korupsi. Program kampanye
dilakukan KPK melalui beragai kegiatan yang melibatkan unsur masyarakat
serta melalui berbagai media cetak, elektronik dan online.
Tujuan dari rangkaian kampanye adalah untuk meningkatakn pemahaman
masyarakat mengenai korupsi dan dampak buruknya. Ujungny adalah
menumbuhkan benih-benih anti korupsi serta pelawanan terhadap
korupsi.program edukasi dilakukan melalui berbagai kegiatan termasul
meluncurkan produk anti korupsi, antara lain : modul-modul pendidikan anti
korupsi.
b. Lembaga lain yang juga telah disediakan adalah lembaga ombudsman yang
perannya adalah sebagai penyedia sarana bagi masyarkat yang hendak
mengadukan apa yang dilakukan oleh lembaga pemerintah dan pegawainya.
Lembaga ini juga berfungsi memberikan pendidikan pada pemerintah dan
masyarakat, mengembangkan standar perilaku serta code of conduc bagi
lembaga pemerintah maupun lembaga hukum.
c. Pada tingkat kementrian ditingkatkan kinerja lembaga inspektorat jendral
d. Repormasi birokrasi dan reformasi pelayanan publik penting dibenahi
sehingga tidak memberi peluang untuk melakukan pungutan liar

2. pencegahan korupsi disektor publik


a. Salahsatu cara untuk mencegah korupsi adalah dengan mewajibkan semua
pejabat publik untuk mengumumkan dan melaporkan kekayaaan yang
dimilikinya baik sebelum maupun sesudah pejabat. Hal ini diperlukan agar
publik mengetahui kewajaran peningkatan jumlah pekerjaan terutama sesudah
menjabat dan mendorong transparansi penyelengara negara KPK menerima
laporan LHKPN dan laporan adanya gratifikasi. Penyelenggara negara wajib
melaporkan harta kekayaannya, antara lain ketika di mutasi mulai
dilaksanakan jabatan baru atau pensiun.
b. Khusus untuk mengontrol pengadaan barang dan jasa oleh publik, maka
lelang  harus terbuka kepada publik masyarakat harus punya otoritas untuk
mengakses atau memantau proses dan hasil pelelangan. Untuk itu saat ini telah
dilakukan lelang dengan menggunakan LPSE.

3. Pencegahan sosial dan pemberdayaan masyarakat


a. Masyarakat mempunyai akses untuk mendapatkan informasi, oleh karna itu
telah banyak dibangun sistem yang memungkinkan masyarakat dapat meminta
informasi tentang kebijakan pemerintah terkait kepentingan masyarakat. Hal
ini harus memberi kesadaran kepada pemerintah agar kebijakan dilaksanakan
secara transparan dan wajib mensosialisasikan kebijakan tersebut kepada
masryarkat.
b. Meningkatakan kesadan kepedulian masyarkat terhadap bahaya korupsi serta
pemberdayaan masyarakat adalah salah satu upaya yang sangat penting untuk
mencegah terjadinya korupsi. Untuk mengingkatkan hal tersebut, kegiatan
yang dapat dilakukan : kampanye tentang bahaya korupsi sosialisasi mengenai
apa itu korupsi dan dampaknya serta cara memerangi korupsi. Kampanye
harus dilakukan diruang publik, melalui media cetak maupun elektronik,
melalui seminar dan diskusi dll. Spanduk,poster, banner yang beriksikan
ajakan untuk tidak melakukan korupsi harus dipasang di kantor-kantor
pemerintah
c. Pemberdayaan masyarkat untuk ikut mencegah dan memerangi korupsi adalah
melalui penyediaan sarana bagi masyarakat
d. Kebebasan media baik cetak maupun elektronik dalam menginformasikan
bahaya korupsi adalah penting dalam pencegahan korupsi,  selain berfungsi
sebagai media kampanye anti korupsi, media juga efektif untuk melakukan
pengawasan terhadap prilaku pejabat public.
e. Keberadaan Lembaga  Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGOs yang
berfungsi melakukan pengawasan terhadap perilaku pejabat pemerintah
maupun parlemen, juga merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah
terjadinya korupsi. Salahsatu contoh adalah Indonesian Corruption Watch
(ICW) adalah sebuah LSM local yang bergerak khusus dalam pemberantasan
dan pencegahan korupsi.
f. Cara lain dalam rangka mencegah korupsi adalah menggunakan electronic
surveillance yaitu sebuah perangkat untuk mengetahui dan mengumpulkan
data dengan dipasang ditempat tempat tertentu. Alat itu misalnya Closed
Cirkuit Television (CCTV).

4. Pembuatan instrument hukum


Instrumen hukum dalam bentuk Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi yang telah ada juga telah didukung dengan instrument hokum lainnya.
Contohnya Undang-Undang Tindak Pidana Money Laundering. Undang-undang
Perlindungan Saksi dan Korban, Undang-undang yang mengatur kebebasan Pers,
Undang-undang yang mengatur mekanisme pelaporan korupsi oleh masyarakat
yang menjamin keamanan pelapor dll. Selain dari pada itu untuk dapat mencegah
korupsi diperlukan produk hokum berupa Kode Etik atau Code of Conduct  agar
tercipta pejabat publik yang bersih baik pejabat eksekutif, legislative ataupun aparat
lembaga peradilan (kejaksaan, kepolisian dan pengadilan)

5. Monitoring dan Evaluasi


Salahsatu kegiatan penting lainnya dalam mencegah dan memberantas korupsi
adalah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh kegiatan
pemberantasan korupsi untuk menilai capaian kegiatan. Melalui penilaian ini maka
dapat diketahui strategi mana saja yang efektif dan efisien dalam mencegah dan
memberantas korupsi.

2.5 Kerjasama Internasional Pemberantasan Korupsi


1. Gerakan Organisasi Internasional
a. Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations)
Setiap lima tahun PBB menyelenggarakan kongres tentang Pencegahan Kejahatan
dan Perlakuan terhadap penjahat. Dalam sebuah resolusinya Majelis umum PBB
menegaskan perlunya pengembangan strategi global melawan korupsi.
Pemberantasan korupsi harus dilakukan multidisiplin dengan memberikan
pemahaman pada aspek dan dampak buruk korupsi dalam berbagai tingkat.
Pencegahan dan pemberantasan korupsi juga harus dilakukan dengan
mengeluarkan kebijakan-kebijakan pencegahan korupsi ditingkat nasional dan
internasional.
Dalam Global Program Against Corrution dijelaskan bahwa korupsi
diklasifikasikan dalam berbagai tingkatan.  Kongres PBB ke -10 menyatakan
bahwa perhatian perlu ditekankan pada apa yang disebut dengan Top Level
Corruption yaitu korupsi yang tersembunyi dalam jejaring yang tidak terlihat
secara kasat mata, meliputi penyalahgunaan kekuasaan, pemerasan, nepotisme,
penipuan dan korupsi. Jenis korupsi ini paling berbahaya dan dapat menimbulkan
kerusakan sangat besar disuatu negara.
b. Bank Dunia (World Bank)
Bank dunia dalam memberikan pinjaman mempertimbangkan tingkat korupsi
disuatu negara. Untuk hal itu World Bank Institute mengembangkan  Anti
Corruption Care Programe yang bertujuan untuk menanamkanKesadaran
mengenai korupsi serta pentingnya pelibatan masyarakat sipil untuk  mencegah
dan memberantas korupsi.
Program yang dikembangkan Bank Dunia didasarkan pada premis bahwa untuk
memberantas korupsi secara efektif perlu dibangun tanggung jawab bersama
berbagai lembaga di masyarakat. Bank Dunia menyatakan bahwa pendekatan
untuk melaksanakan program antikorupsi dibedakan menjadi 2 pendekatan
yaitu: Pendekatan dari bawah ke atas (bottom-up) dan pendekatan dari atas ke
bawah (top-down).
Pendekatan dari bawah ke atas didasar oleh asumsi bahwa :
1) Semakin luas pemahaman yang ada, semakin mudah meningkatkan kesadaran
memberantas korupsi.
2) Adanya jejaring yang baik akan membantu pemerintah dan masyarakat
mengembangkan rasa saling percaya.
3) Penyediaan data mengenai efektifitas dan efisiensi pelayanan pemerintah
membantu masyarakat mengerti bahaya buruk dari korupsi.
4) Pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan Bank Dunia akan dapat membantu
mempercepat pemberantasan korupsi.
5) Rencana aksi yang dipilih sendiri di sebuah Negara akan memiliki trickle down
effect dalam anti masyarakat mengetahui pentingnya pemberantasan korupsi.

Untuk pemberantasan dari atas ke bawah dilakukan dengan melaksanakan


reformasi disegala bidang baik hukum, politik, ekonomi maupun administrasi
pemerintah. Pendidikan anti korupsi adalah salahsatu strategi atau pendekatan dari
atas ke bawah yang dikembangkan oleh Bank Dunia.

c. Masyarakat Uni Eropa


Di Negara-negara Eropa gerakan pencegahan dan pemberantasan anti korupsi
telah dimulai sejak tahun 1996, pemberantasan dilakukan dengan pendekatan
multidisiplin, monitorin yang efektif, dilakukan dengan kesungguhan dan
komprehensif.

2. Gerakan Lembaga Swadaya Internasional


a. Transparency Internasional
Transparency Internasional (TI) adalah sebuah organisasi internasional non
pemerintah yang berkantor pusat di Berlin Jerman yang memantau dan
mempublikasikan hasil-hasil penelitian mengenai korupsi yang dilakukan oleh
korporasi dan korupsi politik di tingkat internasional. Setiap tahun TI
menerbitkan Indeks Persepsi Korupsi (corruption Perception Index) di negara-
negara seluruh dunia. TI membuat peringkat tentang prevalensi korupsi di
Negara-negara di dunia berdasarkan survey yang dilakukan terhadap pelaku
bisnis dan opini masyarakat. CPI membuat penilaian dengan range 1-10.
Sedangkan semakin rendah nilainya di tempatkan sebagai yang paling tinggi
korupsinya. Dalam survey tersebut Indonesia setiap tahunnya menempati
peringkat yang sangat buruk dan buruk, namun sejak tahun 2009 sedikit
membaik.

b. TIRI
TIRI/Making Integrity Work adalah sebuah organisasi independen internasional
non pemerintah yang berkantor pusat di London dan banyak perwakilannya
perwakilannya di beberapa Negara termasuk di Jakarta. Organisasi ini bekerja
dengan pemerintah, kalangan bisnis, akademisi dan masyarakat sipil untuk
melakukan sharring keahlian dan wawasan untuk mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan praktis yang diperlukan untuk mengatasi korupsi dan
mempromosikan integritas. Di Indonesia TIRI mengembangkan jejaring dengan
berbagai universitas untuk mengembangkan kurikulum pendidikan anti korupsi
dengan nama I-IEN (Indonesia-Integrity Education Network). TIRI berkeyakinan
bahwa dengan mengembangkan kurikulum Pendidikan Integritas atau Pendidikan
Anti Korupsi di perguruan tinggi mahasiswa dapat memahami bahaya laten
korupsi bagi masa depan bangsa.

c. Instrumen Internasional Pencegahan Korupsi


1) United Nasions Convention Against Corruption (UNCAC)
UNCAC merupakan salah satu instrumen internasional yang sangat penting
dalam rangka pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Beberapa hal penting yang diatur dalam konvensi UNCAC adalah:
a) Masalah Pencegahan
UNCAC mengemukakan bahwa perlu dikembangakan model-model
preventif sebagai berikut:
 Pembentukan badan anti korupsi.
 Peningkatan transparansi dalam pembiayaan kampanye untuk pemilu dan
partai politik.
 Promosi terhadap efisiensi dan transparansi pelayanan publik.
 Rekruitmen atau penerimaan pelayanan publik (pegawai negeri) dan
mereka dilakukan berdasarkan prestasi.
 Adanya kode etik yang ditunjukan bagi pelayanan publik(pegawai negri)
dan mereka harus tunduk pada kode etik
 Transparansi dan akruntabilitas keuangan publik
 Penerapan tindakan indispliner dan pidana bagi pegawai  negri yang
korupsi
 Dibuatnya persyaratan khusus terutama pada sektor publik yang sangat
rawan seperti pada badan peradilan dan sektor pengadaan publik
 Promosi dan pemberlakuan standar pelayanan publik
 Adanya keikutsertaan seluruh komponen masyarakat dalam upaya
pencegahan korupsi yang efektif
 Perlu ada seruan kepada negara-negara untuk secara aktif kepada
pemerintah(LSM)
 Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap korupsi termasuk dampak
buruk korupsi serta hal-hal yang dapat dilakukan masyarakat yang
mengetahui telah terjadi tindakan pidana korupsi
b) Kriminalisasi
Hal penting lain yang diatur dalam konvensi adalah mengenai kewajiban
Negara untuk mengkriminalisasi berbagai perbuatan yang dapat
dikatagorikan sebagai tindak pidana korupsi perbuatan yang di
kriminalisasi tidak terbatas pada tindak pidana penyuapan dan pengelapan
dana public tetapi juga di dalam bidang perdangangan termasuk
penyembunyian dan pencucian uang hasil korupsi .
c) kerjasama internasional .
Negara-negara yang menandatangani konversi  bersepakat  untuk
bekerjasama dalam setiap langkah pemberantasan korupsi termasuk
pencegahan investigasi . dan melakukan penuntutan terhadap pelaku
korupsi mereka bersepakat untuk memberikan bantuan hokum timbale
balik dalam mengumpulkan bukti  yang akan digunakan di pengadilan
serta mengekstradisi pelanggar Negara-negara juga bersepakat harus
melakukan langkah-langkah yang mendukung penelusuran, penyitaan dan
pembekuan hasil tindak pidana korupsi .
d) pengambilan asset-aset  Negara
Kerjasama dalam pengembalin asset-aset hasil korupsi terutama yang
dilarikan dan disimpan di Negara Lain juga merupakan hal sangat penting
yang tertuang dalam konvensi untuk itu setiap Negara harus menyediakan
aturan aturan serta prosedur guna mengembalikan kekayaan, termasuk
aturan dan prosedur yang menyangkut hokum dan rahasia perbankan .

2) Convention on bribery of foreign public official in international business


transaction
Convention on bribery of foreign public official in international business
transaction adalah sebuah Konperensi internasional.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Banyak strategi dan upaya dilakukan untuk memberantas korupsi tetapi perlu di ingat
bahwa strategi tersebut harus disesuaikan dengan kontek smasyarakat maupun organisasi
yang dituju. Dengan kata lain setiap  Negara masyarakat maupun organisasi harus mencari
strategi yang tepat untuk mencari pemecahannya untuk melakukan pemberantasan korupsi
yang sangat penting sekali diingat adalah karakteristik dari berbagai pihak yang terlibat serta
lingkungan dimana mereka bekerja.

strategi pemberantasan korupsi

1. Strategi represif
2. Strategi perbaikan  system
3. Strategi edukasi dan kampanye

Upaya-upaya penindakan

1. Penanganan laporan pengaduan masyarakat


2. Penyelidikan
3. Penyidikan
4. Penuntutan
5. Pelaksanaan putusan pengadilan (eksekusi)

Gerakan Lembaga Swadaya Internasional

1. Transparency Internasional
2. TIRI
3. Instrumen Internasional Pencegahan Korupsi

3.2 Kritik Dan Saran


Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari
makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah kami
susun bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA

Buku pedoman PBAK ( strategi dan upaya pemberantasan korupsi )

Wikipedia(pengertian korupsi)

https://www.academia.edu/15131085/Makalah_Pendidikan_Anti_Korupsi_dan_Strategi_Upa
ya_dalam_Pemberantasan_Korupsi

http://bdksurabaya-kemenag.id/p3/data/uploaded/dokumen/STRATEGI
%20PEMBERANTASAN%20KORUPSI.pdf

http://akperrsdustira.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/Buku-Pendidikan-Anti-Korupsi-
untuk-Perguruan-Tinggi-2017-bagian-2-.pdf

Anda mungkin juga menyukai