Anda di halaman 1dari 2

1.

Cyntiarahel Sihombing
Perkenalkan , Saya Cyntia Rahel Trince Sihombing . Kelas 1'A ingin bertanya . Pada Vertebrata ,
asetikolin dapat bersifat sebagai inhibitor (menghambat penghantaran rangsang) atau eksitatoris
(merangsang penghantaran rangsang) pertanyaan saya adalah apakah hal tersebut tergantung pada
reseptornya ? jelaskan jika ia , dan jika tidak berikan pula alasannya !
Jawab (siwi subekti): Neurotransmiter di dalamnya dapat bersifat eksitatorik ataupun inhibitorik,
bergantung pada reseptor proteinnya. Reseptor post-sinaps tersebut dapat bersifat eksitatorik ataupun
inhibitorik, dan hal ini menunjukkan bahwa pada neuron post-sinaps memang terdapat dua jenis
reseptor yang berbeda fungsinya. Disamping itu, jenis neurotransmiter yang sama bahkan dapat
bersifat eksitatorik di suatu tempat akan tetapi bersifat inhibitorik di tempat lain. Hal ini bergantung
pada aktivitas Gprotein couple receptor dimana reseptor ini dikaitkan dengan keberadaan suatu
Gprotein yang akan menentukan polaritas respon dari suatu impuls.

2. Elisabet Rajagukguk
Saya Elisabet Br Rajagukguk dari kelas 1a Apa yang akan terjadi bila salah satu sistem saraf putus
atau patah
Jawab(siwi subekti): jika salah satu sel saraf pada manusia putus maka akan menyebabkan gangguan
pada proses lain dalam tubuh. karena pada dasarnya seluruh sel saraf dan organ tubuh manusia sangat
mempengaruhi kerja organ organ yg lain.

27. Maulidya Amanda


Nama saya Maulidya Amanda dari kelas 1B, saya izin bertanya, bagaimana pengaruh narkotika
terhadap sistem saraf?

Jawab(siwi subekti): Penyalahgunaan narkotika memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf Berikut
penjelasannya.

 Gangguan saraf sensorik. Gangguan ini menyebabkan rasa kebas dan penglihatan buram
hingga bisa menyebabkan kebutaan.
 Gangguan saraf otonom. Gangguan ini menyebabkan gerakan yang tidak dikehendaki
melalui gerak motorik. Sehingga orang yang dalam keadaan mabuk bisa melakukan apa saja di luar
kesadarannya. Misalnya saat mabuk, para pemakai ini bisa mengganggu orang, berkelahi dan
sebagainya.
 Gangguan saraf motorik. Gerakan ini tanpa koordinasi dengan sistem motoriknya.
Contohnya seperti orang lagi ‘on’, kepalanya bisa goyang-goyang sendiri, gerakannya baru berhenti
jika pengaruh narkobanya hilang.
 Gangguan saraf vegetatif. Hal ini terkait bahasa yang keluar di luar kesadaran. Tak hanya itu,
efek narkoba pada otak bisa menimbulkan rasa takut dan kurang percaya diri jika tidak
menggunakannya.

Dalam jangka panjang, narkoba secara perlahan bisa merusak sistem saraf di otak mulai dari ringan
hingga permanen. Saat penggunaan narkotika, muatan listrik dalam otak berlebihan, jika
sudah kecanduan, maka lama kelamaan saraf bisa rusak.

Anda mungkin juga menyukai