Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok

Antologi

Love in My Heart

Hari yang begitu cerah, langit biru yang menghiasi bumi dengan bentuk awan putih
indah. Seperti biasa, aku berangkat ke kampus pada pagi hari dengan motor andalanku.
Yaps, motor scoopyku. Selain hanya tinggal gas, motor ini sangat nyaman di gunakan
terutama tempat duduknya. Tak lupa helm unyu ku di kepalaku, hehehe. Jam 06.50, aku
sudah berada di kelas. Sudah menjadi kebiasaan ku, aku kuliah di awal waktu sebelum
jam 7 pagi mulai perkuliahan. Hari itu adalah hari yang tak kan pernah ada di hari
lainnya.

Seorang pemuda tampan dan tinggi memasuki ruang kelasku. Aku tak pernah nampak
pemuda itu. Lalu, ia memperkenalkan diri bahwa beliau adalah asisten dosen dan akan
menjadi dosen tetap di kampus 2 bulan ke depan. Aku hampir terpesona oleh cara bicara
nya yang sangat berwibawa. Aku langsung mengucapkan istighfar dan kembali fokus
belajar. Namanya Pak Yusuf. Lengkap nya Yusuf Ibrahim bin Yahya. Orang Jawa
campuran Inggris dan Arab. Beliau lulusan S2 di Stanford University yaitu Master of
Bussiness Administration. Tak heran, banyak mahasiswa maupun dosen kagum akan
tampan nya dan kecerdasan nya. Melihat dari penampilan nya, beliau berwibawa tapi
tetap saantai dalam menyampaikan materi kuliah. Jujur, aku sangat antusias dengan cara
pengajaran nya. Baru kali ini aku menemukan dosen yang mudah aku mengerti
materinya. Sejak saat itu, aku selalu antusias setiap pelajar Pak Yusuf tepatnya pelajaran
tentang bisnis bukan wajahnya, ya, hehehe.

Aku seorang wanita yang tak mudah jatuh hati dengan pria. Walaupun setampan atau
sehebat apapun, aku tak mau mudah jatuh hati karena menjaga hanya untuk suamiku
kelak. Tapi entah mengapa, aku malah jatuh hati dengan pria ini. Ya Allah, yang benar
saja aku jatuh cinta kepada dosenku sendiri. Aku tak henti mengucap istighfar dan
Kalam-Nya. Suatu hari, aku berjalan menuju masjid dan tak sengaja bertemu dan
tertabrak dengan pria itu. Aku sedikit kesal karena wudhuku batal. Tapi, aku tak
mengedepankan egois ku dan langsung pergi meninggalkan dia dengan wajah tertunduk
tanpa ku tahu ia melihat ku dari belakang. Seperti biasa aku melakukan waajibaat ku
yaitu salah satu nya Shalat Dhuha. Setidaknya minimal 4 raka’at tiap harinya. Aku
memohon rezeki yang halal dari-Nya dan meridhoi setiap ibadah ku.

Jantungku berdegup kencang saat ia memberikan tausiyah di kajian pekanan. Organisasi


dakwah yang aku ikuti biasa mengadakan kajian pekanan hari Sabtu atau Ahad. Aku tak
pernah menyangka dia juga bisa ceramah dan penjelasan nya sama persis caranya
mengajar di kelas yang mudah di pahami. Ya Allah, bimbing hamba untuk bisa
menghadapi ujian ini. Dalam perkenalan sebelum tausiyah nya juga tak ku sangka
beliau adalah seorang hafidz 30 Juz dan seorang Qori' (sama seperti aku, azeeekk :v)
Beliau juga menguasai Bahasa Arab dan Bahasa Mandarin. Terlihat beliau sedikit
memperlihatkan cara berbahasa nya saat tausyiah yang membuat orang kagum. Aku
langsung menepis pikiran dan hatiku tentangnya. Setelah itu, aku mengikuti kegiatan
tahfidz di kampus ku yang diadakan oleh organisasi dakwah yang ku ikuti

Tak pernah menyangka, beliau juga menjadi tutor di komunitas tahfidz dan tilawah ini
dan langsung diangkat menjadi pembina. Astagaa.. ujian apa lagi ini Ya Allah.. .
Komunitas ini di khususkan untuk mahasiswa yang berminat dan berbakat di bidang
tahfidz dan tilawah. Seluruh anggota komunitas akan menjadi perwakilan setiap
perlombaan terutama target utama yaitu Musabaqoh Tilawatil Quran Mahasiswa
Nasional (MTQMN). Aku bersyukur karena tahun kemarin, aku mengikuti MTQMN
dengan cabang lomba Tahfidz 5 Juz mewakili kampus dan berhasil menjuarai
perlombaan dan satu-satunya delegasi dari kampusku dan Sumatera Selatan yang
berhasil juara di MTQMN. Setelah dari situ, tak jarang aku mengganti kan tutor saat
tutor berhalangan hadir untuk menyimak hafalan teman-teman lainnya. Tapi, aku tak
pernah menyombongkan atau riya' dalam diriku. Aku selalu tanamkan tawadhu ku agar
ilmu mudah menerima ku dengan hati yang bersih dari penyakit hati.
Jantungku berdegup lebih kencang ketika pak Yusuf menarik tanganku dan tertangkap
dalam dekapannya setelah aku hampir ketabrak mobil di jalan. Aku tak mau melihat
wajahnya dan langsung aku tertunduk lalu menghindari nya tapi tak lupa ku ucapkan
terima kasih kepada beliau. Entah apa yang di pikiran nya, beliau masih melihat ku dari
jauh walau aku sudah berjalan jauh dari nya karena aku sengaja melihat belakang
apakah beliau memperhatikan ku ternyata masih melihat ku (uppss maaf aku Cuma cek
aja, tapi nggak nyangka beliau masih memperhatikan, astaga... Jantungku makin
berdegup kencang saja .

Khansa Syahnaz Muna

Yaa.. itulah namanya. Setiap malam Khansa selalu muraja’ah hafalannya dan membaca
hafalan baru berulang kali setelah mengerjakan tugas kuliah.

“Astaghfirullah… kenapa akhir-akhir ini, aku kurang konsentrasi, hufftt…”

Khansa berusaha mengulang bacaanya dan terus istighfar ketika konsentrasinya


mengganggu

“Tolonglah… menghilanglah dirimu dari pikiranku… aku mau ngafal nih….” (dengus
kesal Khansa)

Khansa tau bahwa apa yang baru ia katakan tidak baik. Tak seharusnya Khansa
mengeluh.

“Astaghfirullah… mohon ampun hamba Ya Allah..”

Tak lama kemudian, ia tertidur

….…

Kring… kring… kring…

Alarm berbunyi membangun Khansa tepat pukul 3 dini hari. Khansa langsung beranjak
dari tidur dan membersihkan diri tanpa lupa membaca doa bangun tidur. Khansa
mengambil wudhu dan melaksanakan shalat tahajjud. Dia sedang bermesraan dengan
Tuhannya setelah menunaikan shalat.
“Ya Allah… Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..

Berilah hamba rahmat dan karuniamu dalam setiap ibadah hamba pada-Mu. Sayangilah
hamba dan tuntunlah hamba agar selalu berada di jalan-Mu yang lurus.

Ya Allah.. Tuhan Yang Maha Pengampun..

Ampunilah dosa dan khilaf hamba… ampunilah dosa kedua orang tua hamba, saudara-
saudara hamba, teman-teman hamba, dan seluruh umat muslim dan muslimah di dunia
ini..

Ya Allah.. Engkau lah cinta pertama hamba, dan Engkau lah sang Maha Cinta dan
Maha Membolakbalikkan hati

Hamba serahkan semua ini kepadamu, karena Hamba yakin Engkau tau apa yang terbik
untuk hamba. Jika ia adalah nama yang bersanding dengan nama hamba di Lauhul
Mahfudz-Mu, pertemukanlah kami dengan cara-Mu dan ikatkanlah kami dengan ikatan
yang Engkau Ridhoi

Rabbanaa aatina fiddunya hasanah wafil aakhirati hasanah waqinaa ‘adzaa bannaarr..

Aamiin Allahumma Aamiin”

Sesuatu telah jatuh dari matanya. Butiran-butiran itu menjadi deras dari mata kepipinya
hingga jatuh setelah bermesraan dengan Tuhannya. Hatinya sudah direbut oleh seorang
pria yang belum menjadi halal baginya. Ia memohon agar dirinya dan dia dijauhkan dari
zina.

Setelah itu, ia membereskan alat shalatnya dan mulai menghafal Quran sampai shubuh.
Khansa langsung menunaikan shalat sunnah qabliyah shubuh dan setelahnya shalat
shubuh. Lalu, ia mempersiapkan peralatan kuliah dan bergegas sarapan bersama
keluarga. Khansa berwudhu sebelum berangkat ke kampus dan berdoa agar Allah
melindungi ia selama di perjalanan. Khansa menyalimi orang tuanya dan berangkat ke
kampus pukul 6 pagi.

Sesampainya di kampus…

Anda mungkin juga menyukai