Anda di halaman 1dari 9

BAHAN AJAR

PERTEMUAN KE 1

Program Studi : Teknik Sipil


Nama Mata Kuliah/Kode : BETON PRATEGANG
Jumlah SKS :2
Pengajar : 1. Prof. Dr-Ing. Herman Parung
2. Dr. Eng. Rita Irmawaty, ST., MT.
Sasaran Belajar : Setelah lulus mata kuliah ini mahasiswa mampu
menjelaskan perilaku beton prategang, system prategang
dan merencanakan bangunan sederhana sesuai dengan
konsep prategang.
Mata Kuliah Prasyarat : Struktur Beton Bertulang I dan Analisa Struktur I
Deskripsi Mata Kuliah :
I PENDAHULUAN
1.1 Cakupan atau Ruang Lingkup Materi Pembelajaran

1.2 Sasaran Pembelajaran


Mahasiswa mampu menjelaskan perilaku beton prategang, system prategang
dan merencanakan bangunan sederhana sesuai dengan konsep prategang.

1.3 Manfaat,
Setelah mempelajari materi ini maka mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan perilaku beton prategang, system prategang dan merencanakan
bangunan sederhana sesuai dengan konsep prategang.

1.4 Urutan Pembahasan


 Pengertian beton prategang
 Beton mutu tinggi
 Baja mutu tinggi
 Keuntungan kerugian beton prategang
II PENYAJIAN

PENDAHULUAN

Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi
tarik. Kuat tariknya bevariasi dari 8 sampai 14 % dari kuat tekannya. Karena
rendahnya kapasitas tarik tsb, maka retak lentur terjadi pada taraf pembebanan
yang masih rendah. Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak tsb,
gaya konsentris atau eksentris diberikan dalam arah longitudinal elemen struktural.

Gaya longitudinal yang diterapkan disebut gaya prategang, yaitu gaya tekan yang
memberikan prategangan pd penampang disepanjang bentang suatu elemen
struktural sebelum bekerjanya beban mati dan beban hidup transversal. Jenis
pemberian gaya prategang ada 2 yaitu prategang linier dan melingkar.

Komponen utama beton prategang adalah beton mutu tinggi dan baja mutu
tinggi.

Kurva tegangan-regangan beton.


1. BETON MUTU TINGGI

Menurut ACI 318 beton mutu tinggi adalah beton yang mempunyaii kuat tekan
silinder melebihi 6000 psi (41,4 MPa).

Untuk kuat tekan 42 – 84 Mpa modulus elastisitas dapat dihitung sbb:

 
1, 5
 Wc 
Ec = 3,32 f ' c  6895   MPa
 2320 

Dimana f’c dalam Mpa dan Wc dalam kg/m3.

Kuat beton sampai 138 Mpa dapat dengan mudah diperoleh dengan menggunakan
ukuran agregat max 3/8” dan bahan pengganti sebagian semen seperti silika fume.
Untuk kekuatan antara 138-206 Mpa maka material lain seperti serat baja atau
karbon harus ditambahkan ke dlm campuran.

a. Modulus dan kekuatan tekan awal

Umumnya pemberian prategang pada suatu elemen dilakukan sebelum beton


mencapai kekuatan 28 hari, perlu ditentukan kuat tekan beton f’ci pada taraf
prategang, begitu pula modulus beton Ec pd berbagai taraf riwayat pembebanan.
1
Kuat tekan sebagaii fungsi dari waktu adalah f ' ci  f 'c
  t

dengan f’c = kuat tekan 28 hari

t = waktu (hari)

 = faktor yang bergantung pd tipe semen dan kondisi perawatan

= 4,00 utk semen tipe I yang dirawat basah dan 2,30 utk semen tipe III yg
dirawat basah.

= 1,00 utk semen tipe I yang dirawat uap dan 2,30 utk semen tipe III yg
dirawat uap.

 = faktor yang bergantung pada parameter yang sama dengan nilai masing-
masing 1.85; 0.92; 0.95; dan 0.98.

Modulus beton efektif Ec’ adalah


tegangan
Ec ' 
reganganel astis  reganganra ngkak

Modulus elastisitas dipengaruhi oleh berbagai faktor selain beban, misalnya kadar
air, umur beton dan temperatur.

b. Rangkak

Rangkak adalah peningkatan regangan terhadap waktu akibat beban yang terus
menerus bekerja. Deformasi awal akibat beban adalah regangan elastis,
sementara regangan tambahan akibat beban yang sama yang terus bekerja adalah
regangan rangkak.

Kurva regangan-waktu

Rangkak meningkatkan defleksi balok dan slab, dan menyebabkan kehilangan


prategang. Selain itu, eksentrisitas awal pada kolom beton bertulang menigkat
terhadap waktu akibat rangkak, yang menyebabkan terjadinya transfer beban tekan
dari beton ke baja pada penampang.

c. Susut

Pada dasarnya ada 2 jenis susut : susut plastis dan susut pengeringan. Susut
plastis terjadi selama beberapa jam pertama sesudah pengecoran beton segar.
Susut pengeringan adalah berkurangnya volume beton apabila terjadi kehilangan
air akibat penguapan; hal ini terjadi sesudah sesudah beton mengering dan
sebagian besar proses hidrasi kimiawi dipasta semen telah terjadi.
2. BAJA MUTU TINGGI

Penulangan baja untuk beton terdiri atas batang, kawat dan jalinan kawat yang
dilas, dibuat sesuai standart ASTM. Besaran yang penting pd baja tulangan adalah;

Modulus Young, Es
Kuat leleh, fy
Kuat ultimit, fu
Notasi mutu baja
Ukuran atau diameter batang

a. Jenis baja prategang


Karena tingginya kehilangan rangkak dan susut pada beton, maka prategang efektif
dapat dicapai dengan baja mutu tinggi (1862 Mpa atau lebih). Baja ini dpt
mengimbangi kehilangan disekitar beton dan mempunyai taraf tegangan sisa yang
dapat menahan gaya prategang yang dibutuhkan. Besarnya kehilangan prategang
normal sekitar 241 sampai 414 Mpa. Karena itu, prategang awall harus sangat tinggi
sekitar 1241 sampai 1517 Mpa.

Baja prategang dapat berbentuk kawat-kawat tunggal, strands yang terdiri atas
beberapa kawat yang dipuntir membentuk elemen tunggal dan batang-batang
bermutu tunggi. Tiga jenis yang umum digunakan adalah:

Kawat-kawat relaksasi rendah (stress-relieved) tak berlapisan


Strands relaksasi rendah (stress-releved strands) tak berlapisan
Batang-batang baja mutu tinggi tak berlapisan.

b. Strands dan kawat-kawat berelaksasi rendah atau stress-relieved


Kawat-kawat stress-relieved adalah kawat tunggal yang ditarik dingin ssuai standar
ASTM 421; Strands terbuat dari 7 kawat dengan memuntir 6 diantaranya pada pitch
sebesar 12 sampai 16 kali diameter di sekeliling kawat lurus.
Tabel 1. Kawat-kawat beton prategang

Diameter Kuat tarik min (psi) Teg. Min pd ekstensi 1%


nominal (in) (psi)
Tipe BA Tipe WA Tipe BA Tipe WA
0.192 250.000 212.500
0.196 240.000 250.000 204.000 212.500
0.250 240.000 240.000 204.000 204.000
0.276 235.000 235.000 199.750 199.750

Tabel 2. Strand standar 7 kawat

Diameter Kuat patah Luas baja Berat Beban min


Nominal strand (min. nomial nominal pd ekstensi
strand (in) lb) strand (in2) strand 1% (lb)
(lb/1000 ft)
MUTU 250
¼ (0.250) 9.000 0.036 122 7.650
5/16 (0.313) 14.500 0.058 197 12.300
3/8 (0.375) 20.000 0.080 272 17.000
7/16 (0.438) 27.000 0.108 367 23.000
½ (0.500) 36.000 0.144 490 30.600
3/5 (0.600) 54.000 0.216 737 45.900
MUTU 270
3/8 (0.375) 23.000 0.085 290. 19.550
7/16 (0.438) 31.000 0.115 390. 26.350
½ (0.500) 41.300 0.153 520 35.100
3/5 (0.600) 58.600 0.217 740 49.800

c. Baja prategang berkekuatan tinggi


Batang baja paduan berkekuatan tinggi dapat berulir atau polos dan tersedia dalam
ukuran diameter nominal ¾ I (19 mm) sampai 1.375 in (35 mm).
Tabel 3. Batang baja untuk prategang

Jenis batang Diameter nominal Luas baja nominal


(in) (in2)
Baja paduan 0.750 0.442
Polos mutu 145 atau 160 0.875 0.601
(ASTM A722)
1.000 0.785
1.125 0.994
1.250 1.227
1.375 1.485
Batang berulir
0.625 0.280
1.000 0.852
1.250 1.295
Mutu 145; fpu = 145.000 psi (1000 Mpa)
Mutu 160; fpu = 160.000 psi (1103 Mpa)

Keuntungan beton prategang adalah:

a. terhindarnya retak terbuka didaerah tarik, jadi lebih tahan terhadap daerah
korosif.
b. Kedap air, cocok untuk pipa dan tangki
c. Karena terbentuknya lawan lendut sebelum beban rencana bekerja, maka
lendutan akhirnya akan lebih kecil dibandingkan dengan beton bertulang
biasa.
d. Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang
dipakai secara efektif.
e. Ketahanan geser balok dan ketahanan puntirnya bertambah. Maka struktur
dengan bentang besar dapat langsing. Tetapi ini menyebabkan natural
frekuensi dari struktur berkurang, sehingga menjadi dinamis instabil akibat
getaran gempa/angina, kecuali bila struktur itu memiliki redaman yang cukup
atau kekakuannya ditambah.
Keuntungan beton prategang dibandingkan beton bertulang:

1. Pada beton prategang dipakai baja dan beton dengan mutu tinggi, maka
jumlah bahan yang dipakai lebih sedikit.
2. Pada beton prategang, seluruh penampang aktif menerima beban,
sedangkan pada beton bertulang hanya penampang yang tidak retak yang
memikul beban
3. Karena kedua hal di atas maka beton prategang lebih ringan, lebih langsing
dan secara estetik lebih menarik
4. karena tidak terjadi retak pada beton prategang, maka baja lebih terlindung
terhadap korosi.
5. lendutan efektif akibat beban jangka panjang dapat terkontrol baik pada
prategang penuh maupun sebagian.
6. Akibat kemiringan tendon di dekat perletakan, ketahanan terhadap beban
lebih baik dan prategang akan mengurangi tarikan diagonal. Jadi sengkang
yang dipakai akan berkurang.

CEB (Comite Europeen du Beton) membagi 3 kelas beton prategang, sbb:

Kelas 1 : seluruh bagian konstruksi dalam tegangan tekan pada beban kerja

Kelas 2 : konstruksi monolit yang memperkenankan adanya tegangan tarik yang


terbatas, tetapi tidak boleh terlihat retak pada beban kerja

Kelas 2A : sub kelas yang merupakan kombinasi dari 2 kelas, kelas 1 pada beban
kerja yang terdiri dari beban tetap dan beban hidup, tetapi juga seperti
kelas 3 pada beban ekstrim. Karena sifat dari beton prategang, retak
rambut akan menutup kembali pada beban kerja yang biasa.

Kelas 3 : boleh terjadi retak rambut pada beban kerja, tapi besar lendutan
dibatasi.

Anda mungkin juga menyukai