Anda di halaman 1dari 13

STATISTIKA

DISUSUN OLEH
NAMA : ABDIANSYAH
KELAS : SK (A)
NIM : 201952034
JURUSAN : SITEM KOMPUTER
SEMESTER: III

STIMIK BINA BANGSA KENDARI


SISTEM KOMPUTER
KENDARI
STRATEGI BERTAHAN UMKN
DI TENGAH PANDEMI COVID-19
ABSTRAK
Mebel atau furnitur adalah perlengkapan rumah yang mencakup
semua barang seperti kursi, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata
movable, yang artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi
dan lemari relatif mudah digerakkan dari batu besar, tembok, dan
atap. Sedangkan kata furniture berasal dari bahasa Prancis fourniture
(1520–30 Masehi). Fourniture mempunyai asal kata fournir yang
artinya furnish atau perabot rumah atau ruangan. Walaupun mebel
dan furniture punya arti yang beda, tetapi yang ditunjuk sama yaitu
meja, kursi, lemari, dan seterusnya.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Industri mebel merupakan salah satu sektor industri yang terus
berkembang di Indonesia. Kebutuhan akan produk-produk dari
industri mebel
terus meningkat karena sektor industri ini memberikan desain interior
serta nilai
artistik yang dapat memberikan kenyamanan sehingga dapat
menunjang berbagai
aktifitas. Mebel Indonesia kini juga berperan penting sebagai sumber
devisa bagi
negara karena peminat produk tidak hanya di dalam negeri tetapi juga
di luar
negeri. Keadaan ini membuat para produsen mebel bersaing untuk
menghasilkan
produk yang berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen.
Kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan transportasi telah
membawa dampak yang dahsyat dalam hubungan antar bangsa
khususnya dalam
hubungan ekonomi internasional. Arus informasi telah memungkinkan
setiap
bangsa untuk lebih mengenal dan memahami bangsa lain. Khusus
dalam bidang
ekonomi setiap bangsa lebih mudah mengetahui dari mana bangsa itu
dapat
memenuhi kebutuhan ekonomisnya yang lebih berdaya dan berhasil
guna dan
sebaliknya ia akan lebih mudah mengetahui kemana sebaiknya
memasarkan
komoditi - unggul negaranya

1.2. RUMUSAN MASALAH


 Sejak kapan berdirinya usaha mebel tersebut
 Berapa penghasilan sebelum dan sesudah covid 19
 apa dampak yang ibu/bapak rasakan ditengah pandemic Covid 19
saat ini
 mengingat pandemic virus covid 19, bagaimana cara bapal/ibu
Meningkatkan pesanan
 Apakah ada pengurangaran karyawan di usaha ibu/bapak di
tengah pandemi covid 19

1.3. TUJUAN
Tujuan saya menyusun makalah ini yaitu;
 Untuk menegetahui kelebihan mabel dalam kehidupan
sehari-hari
 Untuk menambah wawasan tentang mebel
 Untuk memenuhi syarat
1.4 MANFAAT
Manfaat yang bisa diambil dari penulisan karya tulis yang
berjudul “produksi mebel” antara lain :
A.bagi penulis
 bisa mengetahui dan melakukan penelitian secara langsung
 menambah wawasan

B. bagi pembaca

 memberikan wawasan bagi pembaca mengenai mebel


 pembaca dapat mengetahui bagaimana cara memilih mebel
 bisa menerapkan dalam kegiatan sehari-hari

BAB III
METODE PEMBAHASAN

A. LOKASI DAN SEJARAH BERDIRINYA MEUBEL


Lokasi produksi meubel yang saya pilih terletak di
kecamatan puwatu, kabupaten/kota kendari. Usaha ini
merupakan pembuatan furniture yang masuk dalam
kategori UMKM .Cara pembuatan furniture pun masih
dengan cara konvensional sehingga peran individu atau
dalam para pekerja sangatlah besar di dalam proses
pembuatannya.

Mebel yang berdiri sejak bulan agustus tahun 2019


didirian oleh ibu Rusnia usaha mebelnya di bangun dalam
komplek rumahnya sendiri.

B. PENGHASILAN SEBELUM DAN SESUDAH PANDEMI COVID 19


Dalam membuat furniture penghasilan ibu Rusnia sebelum
covid yaitu sebesar Rp.6.600.000 dalam satu bulan dalam
beberapa pengiriman
Dan selama pandemi penghasilan ibu Rusnia menurun hanya
mencapai 30% dari sebelum pandemic berlangsung dikarenakan
di masa pandemic kebutuhan sekunder berkurang sehingga
memberikan dampak bagi usaha penjualan furniture.

C. DAMPAK YANG BAPAK/IBU RASAKAN DITENGAH PANDEMI


COVID-19 SAAT INI
 Menurunnya pemesanan customer sehingga pendapat ikut
menurun
 Sulit mendapatkan bahan
 Mengalami kesuitan permodalan
 Terhambatnya proses pengiriman

D. Mengingat pandemic covid 19,cara bapak/ibu meningkatkan


penjualan atau pemesanan furniture
 Memanfaatkan media social
 Memanfaatkan penetrasi pasar
 Membuat furniture yang sesuai dengan kebutuhan di masa
pandemi saat ini

E. Apakah ada pengurangan karyawan di masa pandemi covid 19


 berkurangnya pendapatan mengakibatkan pengurangan
karyawan

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1.1
Gambar 1.2
B. Proses pembuatan furniture

Dari proses awal sebuah log kayu, penggergajian,


pengeringan kayu, pembahanan, pembuatan kontruksi, perakitan
dan finishing membutuhkan penanganan dan alat yang berbeda-
beda.

1. Logs
Kayu-kayu berbentuk bundar dengan diameter bervariasi dari
25-80 cm (tergantung jenis kayu) ini adalah hasil dari
penebangan pohon di hutan dan belum melalui proses apapun
kecuali tindakan pencegahan retak pada ujung log.

2.Penggergajian
Agar dapat diproses dengan alat pengering kayu lebih lanjut,
pembelahan log dibuat sedemikian rupa sehingga dimensi kayu
sesuai dengan ukuran ruangan pengering kayu dan ukuran
perabot yang akan dibuat

3.Pengeringan kayu
Kayu harus dikeringkan karena sifat fisiknya yang bisa berubah
bentuk seiring dengan berubahnya kadar kandungan air di dalam
kayu. Pengeringan juga dapat sekaligus digunakan untuk
pemberian insektisida agar kayu terhindar dari berbagai
serangga dan penyakit sehingga kayu akan menjadi awet dan
kuat.

4.Pembahanan Dasar.
Kayu harus dikeringkan karena sifat fisiknya yang bisa berubah
bentuk seiring dengan berubahnya kadar kandungan air di dalam
kayu. Pengeringan juga dapat sekaligus digunakan untuk
pemberian insektisida agar kayu terhindar dari berbagai
serangga dan penyakit sehingga kayu akan menjadi awet dan
kuat.
5.Konstruksi
Dimulai dengan penyerutan kayu untuk menghasilkan
permukaan yang halus, lalu pemotongan pada sisi panjang
sebagai ukuran jadi hingga pembuatan lubang kontruksi adalah
proses paling panjang di dalam produksi furniture kayu.
Beberapa komponen atau bagian furniture seringkali harus
melalui proses pada mesin yang sama secara berulang-ulang.
Proses kontruksi meliputi:

1. Pembuatan lubang dowel


2. Pembuatan tenon & mortise
3. Alur dan takikan
4. Pingul pada sisi ujung kayu dan lain-lain

6.Pengamplasan.
Pertama kali harus dilakukan ketika benda kerja selesai melalui
proses kontruksi. Dan proses ini membutuhkan beberapa kali
dengan grit amplas yang berbeda secara bertahap. Di dalam
tahap ini sudah seharusnya tidak ada lagi cacat kayu pecah, retak
atau warna karena hal tersebut seharusnya dilakukan pada saat
proses kontruksi.

7.Perakitan
Tergantung pada jenis produk anda, apabila produk tersebut
adalah produk Knock Down atau Lepasan, maka perakitan bisa
dilakukan setelah finishing. Namun demikian untuk komponen
semisal pintu dan laci perlu dirakit terlebih dahulu. Apabila
semua komponen yang memerlukan pra-perakitan telah disetel
dengan baik, maka pengamplasan bisa dilanjutkan kembali
setelah kemudian finishing.

8. Finishing
Semua cacat kayu dan kesalahan pengerjaan konstruksi
seharusnya telah diselesaikan ketika memasuki tahap ini.
Finishing merupakan tahap akhir pada proses pembuatan
furniture. Sebagai langkah penyelesaian ketika semua komponen
telah tersambung dengan baik. Finishing dilakukan setelah tahap
perakitan dan pengamplasan selesai kemudian dilanjut dengan
pengecatan atau plitur/ vernis sesuai kebutuhan. Untuk finishing
pada industry menengah sudah menggunakan mesin-mesin.
Sebagai mesin utamanya adalah compressor untuk
menyemprotkan angin sehingga hasil plisturan akan lebih rapi
dan merata.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pandemic covid-19 yang terjadi di Indonesia berdampak pada
ketidakstabilan dalam perekonomian terutama pada UMKM.Pelaku
UMKM ini merasakan dampak langsung berupa penurunan omset
penjualan dikarenakan adanya himbauan pemerintah dan penerapan
PSBB yang menghimbau masyarakat untuk tetap dirumah sehingga
cukup banyak UMKM yang harus berenti beroperasi untuk sementara
waktu.Untuk itu pelaku UMKM harus memiliki strategi untuk dapat
bertahan di tengah pandemikini dan dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri terhadap kondisi yang terjadi.
Ada beberapa strategi bertahan yang di rekomendasikan yang
dapat di lakukan UMKM untuk dapat mempertahankan bisnisnya,
yaitu (1) melakukan penjualan melalui e-commercekarena masyarakat
sekarang banyak beralih ke belanja online. (2) Melakukan pemasaran
produk dengan memanfaatkan teknologi digital (digital marketing)
untuk dapat menjangkau lebih banyak konsumen. (3) melakukan
perbaikan kualitas produk dan kualitas serta jenis layanan. (4).
Melakukan pemasaran hubungan pelanggan (customer relationship
marketing) untuk menciptakan kepercayaan konsumen dan
menumbuhkan loyalitas pelanggan

DAFTAR PUSTAKA
Farida, N., Naryoso, A., &Yuniawan, A. (2017). Model of Relationship Marketing and E-
Commerce in Improving Marketing Performance of Batik SMEs. Jurnal Dinamika Manajemen,
8(1), 20–29. Managing Quality: The Strategic andCompetitive Edge. The Free Press.Gary, P. K.
dan. (2013). Mark eting Management(14th ed.). Pearson Education Limited.Gunawan, I. (2017).
METODE PENELITIAN KUALITATIF. In Bumi Ak sara(5th ed.).Hanum, A. N., & Sinarasri, A. (2017).
Analisis faktor-faktoryang mempengaruhi adopsi e commerce dan pengaruhnya terhadap
kinerja umkm. Mak simum, Vol. 1(No. 1), 1–15.

Anda mungkin juga menyukai