DISUSUN OLEH
NAMA : ABDIANSYAH
KELAS : SK (A)
NIM : 201952034
JURUSAN : SITEM KOMPUTER
SEMESTER: III
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
Tujuan saya menyusun makalah ini yaitu;
Untuk menegetahui kelebihan mabel dalam kehidupan
sehari-hari
Untuk menambah wawasan tentang mebel
Untuk memenuhi syarat
1.4 MANFAAT
Manfaat yang bisa diambil dari penulisan karya tulis yang
berjudul “produksi mebel” antara lain :
A.bagi penulis
bisa mengetahui dan melakukan penelitian secara langsung
menambah wawasan
B. bagi pembaca
BAB III
METODE PEMBAHASAN
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1.1
Gambar 1.2
B. Proses pembuatan furniture
1. Logs
Kayu-kayu berbentuk bundar dengan diameter bervariasi dari
25-80 cm (tergantung jenis kayu) ini adalah hasil dari
penebangan pohon di hutan dan belum melalui proses apapun
kecuali tindakan pencegahan retak pada ujung log.
2.Penggergajian
Agar dapat diproses dengan alat pengering kayu lebih lanjut,
pembelahan log dibuat sedemikian rupa sehingga dimensi kayu
sesuai dengan ukuran ruangan pengering kayu dan ukuran
perabot yang akan dibuat
3.Pengeringan kayu
Kayu harus dikeringkan karena sifat fisiknya yang bisa berubah
bentuk seiring dengan berubahnya kadar kandungan air di dalam
kayu. Pengeringan juga dapat sekaligus digunakan untuk
pemberian insektisida agar kayu terhindar dari berbagai
serangga dan penyakit sehingga kayu akan menjadi awet dan
kuat.
4.Pembahanan Dasar.
Kayu harus dikeringkan karena sifat fisiknya yang bisa berubah
bentuk seiring dengan berubahnya kadar kandungan air di dalam
kayu. Pengeringan juga dapat sekaligus digunakan untuk
pemberian insektisida agar kayu terhindar dari berbagai
serangga dan penyakit sehingga kayu akan menjadi awet dan
kuat.
5.Konstruksi
Dimulai dengan penyerutan kayu untuk menghasilkan
permukaan yang halus, lalu pemotongan pada sisi panjang
sebagai ukuran jadi hingga pembuatan lubang kontruksi adalah
proses paling panjang di dalam produksi furniture kayu.
Beberapa komponen atau bagian furniture seringkali harus
melalui proses pada mesin yang sama secara berulang-ulang.
Proses kontruksi meliputi:
6.Pengamplasan.
Pertama kali harus dilakukan ketika benda kerja selesai melalui
proses kontruksi. Dan proses ini membutuhkan beberapa kali
dengan grit amplas yang berbeda secara bertahap. Di dalam
tahap ini sudah seharusnya tidak ada lagi cacat kayu pecah, retak
atau warna karena hal tersebut seharusnya dilakukan pada saat
proses kontruksi.
7.Perakitan
Tergantung pada jenis produk anda, apabila produk tersebut
adalah produk Knock Down atau Lepasan, maka perakitan bisa
dilakukan setelah finishing. Namun demikian untuk komponen
semisal pintu dan laci perlu dirakit terlebih dahulu. Apabila
semua komponen yang memerlukan pra-perakitan telah disetel
dengan baik, maka pengamplasan bisa dilanjutkan kembali
setelah kemudian finishing.
8. Finishing
Semua cacat kayu dan kesalahan pengerjaan konstruksi
seharusnya telah diselesaikan ketika memasuki tahap ini.
Finishing merupakan tahap akhir pada proses pembuatan
furniture. Sebagai langkah penyelesaian ketika semua komponen
telah tersambung dengan baik. Finishing dilakukan setelah tahap
perakitan dan pengamplasan selesai kemudian dilanjut dengan
pengecatan atau plitur/ vernis sesuai kebutuhan. Untuk finishing
pada industry menengah sudah menggunakan mesin-mesin.
Sebagai mesin utamanya adalah compressor untuk
menyemprotkan angin sehingga hasil plisturan akan lebih rapi
dan merata.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pandemic covid-19 yang terjadi di Indonesia berdampak pada
ketidakstabilan dalam perekonomian terutama pada UMKM.Pelaku
UMKM ini merasakan dampak langsung berupa penurunan omset
penjualan dikarenakan adanya himbauan pemerintah dan penerapan
PSBB yang menghimbau masyarakat untuk tetap dirumah sehingga
cukup banyak UMKM yang harus berenti beroperasi untuk sementara
waktu.Untuk itu pelaku UMKM harus memiliki strategi untuk dapat
bertahan di tengah pandemikini dan dituntut untuk dapat
menyesuaikan diri terhadap kondisi yang terjadi.
Ada beberapa strategi bertahan yang di rekomendasikan yang
dapat di lakukan UMKM untuk dapat mempertahankan bisnisnya,
yaitu (1) melakukan penjualan melalui e-commercekarena masyarakat
sekarang banyak beralih ke belanja online. (2) Melakukan pemasaran
produk dengan memanfaatkan teknologi digital (digital marketing)
untuk dapat menjangkau lebih banyak konsumen. (3) melakukan
perbaikan kualitas produk dan kualitas serta jenis layanan. (4).
Melakukan pemasaran hubungan pelanggan (customer relationship
marketing) untuk menciptakan kepercayaan konsumen dan
menumbuhkan loyalitas pelanggan
DAFTAR PUSTAKA
Farida, N., Naryoso, A., &Yuniawan, A. (2017). Model of Relationship Marketing and E-
Commerce in Improving Marketing Performance of Batik SMEs. Jurnal Dinamika Manajemen,
8(1), 20–29. Managing Quality: The Strategic andCompetitive Edge. The Free Press.Gary, P. K.
dan. (2013). Mark eting Management(14th ed.). Pearson Education Limited.Gunawan, I. (2017).
METODE PENELITIAN KUALITATIF. In Bumi Ak sara(5th ed.).Hanum, A. N., & Sinarasri, A. (2017).
Analisis faktor-faktoryang mempengaruhi adopsi e commerce dan pengaruhnya terhadap
kinerja umkm. Mak simum, Vol. 1(No. 1), 1–15.