Anda di halaman 1dari 30

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA

Oleh :

Mega Silvia Rahmawati

NIM. 181110023

Kelas 3A

Dosen Pembimbing :

Muchsin Riviwanto, SKM M.Si

PRODI D-III SANITASI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN 2020
PENGUMPULAN DATA

Kegiatan penelitian sangat erat kaitannya dengan data. Keberadaan data dalam
penelitian sangat diperlukan sebagai bahan baku informasi. Sehingga dari data yang
dikumpulkan oleh penelti maka objek penelitian dapat digambarkan secara spesifik.

Menurut Siyoto dan Sodik (2015), data merupakan sesuatu yang dikumpulkan oleh
peneliti berupa fakta empiris yang digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab
pertanyaan penelitian. Selain untuk memecahkan masalah, data juga menurut Soeratno dan
Arsyad (1993) perlu diadakan dalam rangka menguji suatu hipotesis yang berdasar pada
suatu model.

Adapun wujud data dapat berbentuk sebagai angka, huruf, gambar, suara, suatu
keadaan, atau simbol-simbol lainnya. Data belum dapat bermakna bagi penerimanya kecuali
telah melalui suatu pengolahan sehingga menjadi sebuah informasi yang kemudian dapat
dimengerti.

Data merupakan bahan baku dari informasi. Data bisa saja berbentuk angka, huruf,
gambar, suara, suatu keadaan, bentuk simbol dan lainnya. Dalam sebuah penelitian, data
biasanya diolah sedemikian rupa sehingga dapat menjawab hipotesis dan pertanyaan-
pertanyaan penelitian.

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sementara itu instrumen pengumpulan
data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. 

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi


keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa
sumbernya, dan apa alat yang digunakan.Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data
diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari
sumber tidak langsung (data sekunder).

Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan
penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Data jika diklasifikasikan berdasarkan sumbernya maka data dikelompokkan ke
dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber datanya. Jadi untuk
mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Data
primer biasanya diperoleh dari observasi, wawancara, Focus Group Discussion
(FGD), dan penyebaran
b. Data sekunder adalah data yang didapatkan dari studi-studi sebelumnya. Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti jurnal, laporan, buku, dan
sebagainya

Menurut Jenisnya, DATA secara umum dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

a. Data kuantitatif,
Yaitu Data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka atau jumlah dan dapat diukur
besar kecilnya serta bersifat obyektif sehingga dapat ditafsirkan sama oleh orang lain.
Contoh : harga Buku Rp. 45.000, ; berat badan ; tinggi badan ; suhu tubuh, dsb.
Dalam penelitian kualitatif, kualitas riset sangat tergantung pada kualitas dan
kelengkapan data yang dihasilkan. Pertanyaan yang selalu diperhatikan dalam
pengumpulan data adalah apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana. Penelitian
kualitatif bertumpu pada triangulation data yang dihasilkan dari tigametode :
interview, participan to bservation, dan telaah catatan organisasi (document records)
b. Data kualitatif
Yaitu Data yang berhubungan dengan kategorisasi atau karakteristik dalam bentuk
Sifat (Bukan Angka) yang tidak dapat diukur besar kecilnya.
Contoh : Jenis kelamin, Bahasa, Pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, dsb.
Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data lazimnya menggunakan metode
observasi, dokumentasi dan wawancara. Juga tidak diabaikan kemungkinan
menggunakan sumber-sumber non-manusia (non-human source of information),
seperti dokumen, dan rekaman (record) yang tersedia. Pelaksanaan pengumpulan data
ini juga melibatkan berbagai aktivitas pendukung lainnya, seperti menciptakan
rapport, pemilihan informan, pencatatan data/informasi hasil pengumpulan data.
Karena itu dalam bagian ini akan dibahas secara berturut-turut; Penciptaan rapport,
Pemilihan informan, Pengumpulan data dengan metode observasi, dokumentasi,
wawancara, Pengumpulan data dari sumber non-manusia dan Pencatatan data/
informasi hasil pengumpulan data.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting
(kondisi yang alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih
banyak pada observasi berperan serta(participant observaction), wawancara
mendalam (in depth interview), dan dokumentasi (Sugiono, 2017). Pada dasarnya
kegunaan data (setelah diolah dan dianalisis) ialah sebagai dasar yang objektif
didalam proses pembuatan keputusan–keputusan/ kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam
rangka ntuk memecahkan persoalan oleh pengambil keputusan (Situmorang, 2010).

A. DATA PRIMER
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber datanya. Jadi untuk
mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Data
primer terbagi 2:
1. Kuatitatif
 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi
antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang
di wawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung (yusuf, 2014).
Metode wawancara/interview juga merupakan proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden/ orang yang di
wawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara. Dalam wawancara tersebut biasa dilakukan secara individu
maupun dalam bentuk kelompok, sehingga di dapat data informatik yang
orientik.
Wawancara bertujuan mencatat opini, perasaan, emosi, dan hal lain
berkaitan denganindividu yang ada dalam organisasi. Dengan melakukan
interview, peneliti dapat memperoleh data yang lebih banyak sehingga
peneliti dapat memahami budaya melalui bahasa dan ekspresipi hak yang
diinterview; dan dapat melakukan klarifikasi atas hal‐ hal yang tidak
diketahui.
Teknis pelaksanaan wawancara dapat dilakukan secara sistematis atau
tidak sistematis. Yang dimaksud secara sistematis adalah wawancara
dilakukan dengan terlebih dahulu peneliti menyusun instrument pedoman
wawancara. Disebut tidak sistematis, maka peneliti meakukan wawancara
secara langsung tanpa terlebuh dahulu menyusun instrument pedoman
wawancara.
Prinsip umum pertanyaan dalam wawancara adalah ; harus singkat,
open ended, singular dan jelas. Peneliti harus menyadari istilah-istilah
umum yang dimengerti partisipan. Dan sebaiknya wawancara tidak lebih
dari 90 menit. Bila dibutuhkan, peneliti dapat meminta waktu lain untuk
wawancara selanjutnya (Semiawan, 2010).
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
 Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan
pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga
daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga
dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan
material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
 Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi
pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat
poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden

Agar wawancara efektif, maka terdapat berapa tahapan yang harus


dilalui, yakni ; (Yunus, 2010: 358).
1). mengenalkan diri,
2). menjelaskan maksud kedatangan,
3). menjelaskan materi wawancara, dan
4). mengajukan pertanyaan

Kelebihan dan kekurangan wawancara

Kelebihan teknik wawancara dalam pengumpulan data penelitian


adalah sebagai berikut :
1) Memperoleh respon yang tinggi dari informan, jika di
bandingkandengan penggunaan kuesioner yang mungkin untuk
tidak di kembalikan kepada peneliti.
2) Dapat memperjelas maksud pertanyaan, kerena langsung
berhadapan dengan informan.
3) Dapat sekaligus melakukan observasi terhadap hal- hal yang di
butuhkan.
4) Bersifat fleksibel, dapat mengulang pertanyaan untuk
membuktikan jawaban.
5) Dapat menggali informasi yang bersifat non verbal.
6) Dapat menyampaikan pertanyaan secara spontanitas.
7) Dapat di pastikan untuk mendapatkan jawaban.
8) Dapat menyampaikan berbagai bentuk pertanyaan.
9) Mempermudah informan dalam memahami pertanyaan yang
kompleks.
Adapun kelemahan dari teknik wawancara dibandingkan dengan
teknik wawancara di bandingkan dengan teknik yang lain dalam
pengumpulan data penelitian antara lain adalah sebagai berikut :
1) Memerlukan banyak waktu dan biaya
2) Faktor subjektivitas peneliti dalam menangkap makna melalui
wawancara sangat tinggi.
3) Dalam kondisi tertentu, dapat membuat rasa tidak nyaman bagi
yang di wawancarai.
4) Tidak terdapat standarisasi model pertanyaan.
5) Sulit menemukan informan yang bersedia di wawancarai.

Contoh :

Pada jurnal Perilku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada


Siswa – Siswi SDK Rita pada Kcamatan Kota Komba Kabupaten
Manggarai Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur, penelitian
dilakukan dengan metode wawancara sehubungan dnegan
perilaku, sikap dan tindakan siswa siswi SDK Rita pada
Kcamatan Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur Provinsi
Nusa Tenggara Timur.
Informan adalah siswa-siswi kelas V dan Vi serta informan
kunci adalah Kepala sekolah SDK Rita. Penentuan informan
dalam penelitian ini dengan cara purposive sam-pling.

Instrument yang digunakan adalah Pedoman wawancara (Alat


tulis menulis, Tape recorder dan Kamera). Data yang diperoleh
diolah dengan menggunakan teknik matriks dan selanjutnya
dilakukan dengan analisis isi (conten analysis) dan disajikan
dalam bentuk narasi.

 Observasi
Observasi juga merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data
yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi adalah
bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data
langsung dari lapangan (Semiawan, 2010). Sedangkan menurut Zainal
Arifin dalam buku (Kristanto, 2018) observasi adalah suatu proses yang
didahului dengan pengamatan kemudian pencatatan yang bersifat
sistematis, logis, objektif, dan rasional terhadap berbagai macam fenomena
dalam situasi yang sebenarnya, maupun situasi buatan.
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak
hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun
juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Adapun salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau
menyelidiki tingkah laku nonverbal yakni dengan menggunakan teknik
observasi. Metode observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian
manusia dengan menggunakan panca indera mata dan dibantu dengan
panca indera lainya. Kunci keberhasilan observasi sebagai teknik
pengumpulan data sangat banyak ditentukan pengamat sendiri, sebab
pengamat melihat, mendengar, mencium, atau mendengarkan suatu onjek
penelitian dan kemudian ia menyimpulkan dari apa yang ia amati itu.
Pengamat adalah kunci keberhasilan dan ketepatan hasil penelitian (yusuf,
2014).
Observasi untuk tujuan empiris mempunyai tujuan bermacam-macam.
Observasi juga memiliki fungsi bervariasi. Tujuan dari observasi berupa
deskripsi, melahirkan teori dan hipotesis (pada penelitian kualitatif), atau
menguji teori dan hipotesis (pada penelitian kuantitatif). Fungsi observasi
secara lebih rinci terdiri dari deskripsi, mengisi, dan memberikan data
yang dapat digeneralisasikan. Deskripsi, berarti observasi digunakan untuk
menjelaskan, memberikan, dan merinci gejala yang terjadi, seperti seorang
laboran menjelaskan prosedur kerja atom hidrogen, atau ahli komunikasi
menjelaskan secara rinci prosedur kerja di stasiun televisi. Mengisi data,
memiliki maksud bahwa observasi yang dilakukan berfungsi melengkapi
informasi ilmiah atas gejala sosial yang diteliti melalui teknik-teknik
penelitian. Memberikan data yang dapat digeneralisasikan, maksudnya
adalah setiap kegiatan penelitian, sehingga mengakibatkan respon atau
reaksi dari subjek amatan. Dari gejala-gejala yang ada, peneliti dapat
mengambil kesimpulan umum dari gejala-gejala tersebut (Hasanah, 2017).
Observasi merupakan suatu penyelidikan yang dilakukan secara
sistematik dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera terutama
mata terhadap kejadian yang berlangsung dan dapat di analisa pada waktu
kejadian itu terjadi. Salah satu keuntungan dari pengamatan
langsung/observasi ini adalah bahwa sistem analisis dapat lebih mengenal
lingkungsn fisik seperti tata letak ruangan serta peralatan dan formulir
yang digunakan serta sangat membantu untuk melihat proses bisnis beserta
kendala-kedalanya. Selain itu, perlu diketahui bahwa teknik observasi ini
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang cukup efektif untuk
mempelajari suatu sistem (Sutabri, 2012).
Adapun beberapa bentuk observasi, yaitu:
a) Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah
metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun
data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana
peneliti terlibat dalam keseharian informan.
b) Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa
menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti
mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang
terjadi di lapangan.
c) Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat
menjadi objek penelitian.

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan


langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan
baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan
tersebut mempunyai kriteria berikut:

 Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan


secara sistematik.
 Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
direncanakan.
 Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan
dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set
yang menarik perhatian saja.

Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan


reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara
mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan

antara lain :

 Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat


kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan
sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu
perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang
langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat
segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;
 Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek
baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau
berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau
berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik
karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan
pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari
keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara
langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data,
mempunyai kelemahan-kelemahan.

Contoh :

Artikel penelitian Penerapan Nilai-Nilai PHBS Dalam Rumah


Tangga di Keluraan Sungai Bankong Kota Pontianak, dalam
penelitian ini menggunanakan metode pengumpulan data secara
observasi yaiu dengan mengamati apa saja nilai-nilai PHBS dan
bagaimana penerapan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat
masyarakat dalam Rumah Tangga di Kelurahan Sungai Bangkong
Kota Pontianak.

Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna


dari perilaku tersebut. Panduan observasi digunakan agar peneliti
melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin
dicapai. Pedoman observasi disusun berdasarkan hasil observasi
untuk melihat dan mengamati semua tindakan dan peristiwa secara
langsung. untuk menjawab sub-sub masalah yang dikemukakan di
atas, peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan informan.
Adapun yang menjadi informan adalah Ibu M, Ibu W dan Ibu YM
selaku warga kelurahan sungai bangkong.

 Angket
Angket memiliki fungsi serupa dengan wawancara, hanya berbeda
dalam implementasinya. Jika wawancara disampaikan oleh peneliti kepada
responden secara lisan,maka implementasi angket adalah responden
mengisi kuesioner yang disusun oleh peneliti. Hasil data angket ini tidak
berupa angkat, namun berupa deskripsi. Tidak ada teknik pengumpulan
data yang lebih efisien dibandingkan questioner. Adapun petunjuk untuk
membuat daftar pertanyaan adalah (Sutabri, 2012) :
a) Rencanakanlah terlebih dahulu fakta/opini apa saja yang ingin
dikumpulkan.
b) Berdasarkan fakta dan opini tersebut diatas, tentukan tipe dari
pertanyaan yang paling tepat untuk masing-masing fakta dan opini
tersebut.
c) Tulislah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan itu
tidak boleh mengandung kesalahan serta harus jelas dan sederhana.
d) Lakukan uji coba atas pertanyaan itu ke beberpa responden terlebih
dahulu, misalnya 2 atau 3 orang. Apabila responden mengalami
kesulitan dalam mengisi daftar pertanyaan itu maka pertanyaan-
pertanyaan itu harus diperbaiki lagi.
e) Perbanyaklah dan distribusikanlah daftar pertanyaan yang memang
sudah dianggap baik dan solid.

Adapun kelebihan dan kekurangan teknik questioner adalah sebagai


berikut :

Kelebihan teknik questioner

Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan


teknik pengumpulan data lainnya, yaitu sebagai berikut :
 Daftar pertanyaan untuk sumber data bisa dalam jumlah banyak
dan tersebar.
 Responden tidak merasa terganggu karena dapat mengisi daftar
pertanyaan tersebut dengan memilih waktu sendiri di mana ia
ulang.
 Daftar pertanyaan secara relatif lebih efisien untuk sumber data
yang banyak.
 Karena daftar pertanyaan biasanya tidak mencantumkan identitas
responden maka hasilnya dapat lebih objektif.

Kelemahan teknik questioner

Disamping mempunyai beberapa kelebihan, teknik ini juga memiliki


beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut :
 Tidak ada jaminan bahwa daftar pertanyaan itu akan dijawab
dengan sepenuh hati.
 Daftar pertanyaan cenderung tidak fleksibel. Pertanyaan yang harus
dijawab terbatas karena responden cukup menjawab pertanyaan
yang dicantumkan di dalamdaftar sehingga pertanyaan tersebut
tidak dapat dikembangkan lagi sesuai dengan situasi.
 Pengumpulan data tidak dapat dilakukan secara bersama-sama dan
daftar pertanyaan yang lengkap sulit untuk dibuat.

Observasi secara teoretis memiliki karakter sangat bervariasi. Variasi


timbul dari kemajemukan praktisi atau penggunaan sejak tahapan
penelitian, setting lokasi beragam, serta kualitas hubungan peneliti dengan
yang diteliti. Peneliti dapat melakukan observasi secara individual maupun
kelompok. Observasi individu berarti melakukan pengamatan secara
mandiri, tanpa melibatkan campur tangan pihak lain. Observasi kelompok
berarti melakukan pengamatan/ meneliti kelompok dari arah yang
dikehendaki sendiri maupun meneliti perilaku manusia yang tergabung
dalam kelompok secara alami, tanpa rekayasa (Hasanah, 2017).

 Pemetaan
 Pengukuran

2. Kualitatif
 Wawancara mendalam
Wawancara mendalam adalah interaksi/pembicaraan yang terjadi
antara satu orang pewawancara dengan satu orang informan (Manzilati,
2017). Wawancara mendalam (in-depth interview), di mana peneliti
menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan
kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman
pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan
dilakukan berkali-kali;
Pertanyaan dalam wawancara mendalam pada umumnya disampaikan
secara spontanitas. Hubungan antara pewawancara dan yang di
wawancarai adalah hubungan yang dibangun dalam suasana biasa,
sehingga pembicaraan berlangsung sebagaimana percakapan sehari-hari,
yang tidak formal. Tujuan utama wawancara mendalam adalah untuk dapat
menyajikan kontruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para
pribadi, pristiwa, aktivitas, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi,
tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagaimnya.

Contoh :

Jurnal penelitian Studi Deskriptif Tentang Pelaksanaan Program


Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data
metode wawancara mendalam dan observasi terhadap informan
pengelola PHBS tingkat puskesmas, serta ibu rumah tangga, tokoh
masyarakat dan mahasiswa kos (anak kos).

Pemilihan informan dalam penelitian ini mengacu kepada prinsip


kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan (adequacy).
Berdasarkan hal tersebut maka informan yang akan diambil adalah :
1) Ibu Rumah Tangga dan tokoh masyarakat Dari informan tersebut
diharapkan dapat tergali informasi yang lebih mendalam tentang
pengetahuan dan sikap mengenai PHBS. 2) Mahasiswa Kos Dari
informan tersebut diharapkan dapat tergali informasi lebih
mendalam tentang pengetahuan dan sikap mengenai PHBS. 3)
Petugas Pengelola Program PHBS ditingkat Puskesmas, Dari
informan tersebut diharapkan dapat tergali informasi yang lebih
mendalam berkaitan dengan proses pelaksanaan kegiatan program
PHBS dari tahap penggerakan dan pelaksanaan.

Wawancara mendalam dilakukan terhadap 14 informan terdiri


dari 2 pengeola PHBS tingkat puskesmas, 4 tokoh masyarakat, 4 ibu
rumah tangga dan 4 mahasiswa kos di jalan margonda gang beringin
dan gang kedondong pondok cina (lingkungan kampus FKM UI)
Depok, Jawa Barat.
Adapun hasil wawancara terkaitpenggerakan dalam rangka
pelaksanaankegiatan PHBS hampir semua informan menyatakan
penggerakan tidak dilakukan tersendiri melainkan bersamaan
dengan kegiatan posyandu. Sedangkan pelaksanaan kegiatan PHBS
disampaikan oleh hampir semua informan menurut pengetahuannya
adalah pembersihan rumah dan pekarangan, makan makanan yang
sehat dan berolahraga.

 FGD
Focus Group Discussion, yaitu upaya menemukan makna sebuah isu
oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan
yang salah oleh seorang peneliti. Pendefinisian metode FGD berhubungan
erat dengan alasan atau justifikasi utama penggunaan FGD itu sendiri
sebagai metode pengumpulan data dari suatu penelitian. Justifikasi utama
penggunaan FGD adalah memperoleh data/informasi yang kaya akan
berbagai pengalaman sosial dari interaksi para individu yang berada dalam
suatu kelompok diskusi.
Definisi awal tentang metode FGD menurut Kitzinger dan Barbour
(1999) adalah melakukan eksplorasi suatu isu/fenomena khusus dari
diskusi suatu kelompok individu yang berfokus pada aktivitas bersama
diantara para individu yang terlibat didalamnya untuk menghasilkan suatu
kesepakatan bersama. Aktivitas para individu/ partisipan yang terlibat
dalam kelompok diskusi tersebut antara lain saling berbicara dan
berinteraksi dalam memberikan pertanyaan, danmemberikan komentar
satu dengan lainnya tentang pengalaman atau pendapat diantara merek
terhadap suatu permasalahan/isu sosial untuk didefinisikan atau
diselesaikan dalam kelompok diskusi tersebut.
Tujuan utama metode FGD adalah untuk memperoleh interaksi data
yang dihasilkan dari suatu diskusi sekelompok partisipan/responden dalam
hal meningkatkan kedalaman informasi menyingkap berbagai aspek suatu
fenomena kehidupan, sehingga fenomena tersebut dapa didefinisikan dan
diberi penjelasan. Data dari hasil interaksi dalam diskusi kelompok
tersebut dapat memfokuskan atau memberi penekanan pada kesamaan dan
perbedaan pengalaman dan memberikan informasi/data yang padat tentang
suatu perspektif yang dihasilkan dari hasil diskusi kelompok tersebut.
Metode FGD merupakan salah satu metode pengumpulan data
penelitian dengan hasil akhir memberikan data yang berasal dari hasil
interaksi sejumlah partisipan suatu penelitian, seperti umumnya metode-
metode pengumpulan data lainnya. Berbeda dengan metode pengumpul
data lainnya, metode FGD memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya,
merupakan metode pengumpul data untuk jenis penelitian kualitatif dan
data yang dihasilkan berasal dari eksplorasi interaksi sosial yang terjadi
ketika proses diskusi yang dilakukan para informan yang terlibat (Lehoux,
Poland, & Daudelin, 2006). Karakteristik pelaksanaan kegiatan FGD
dilakukan secara obyektif dan bersifat eksternal. FGD membutuhkan
fasilitator/moderator terlatih dan terandalkan untuk memfasilitasi diskusi
agar interaksi yang terjadi diantara partisipan terfokus pada penyelesaian
masalah. Metode FGD memiliki karakteristik jumlah individu yang cukup
bervariasi untuk satu kelompok diskusi. Satu kelompok diskusi dapat
terdiri dari 4 sampai 8 individu .
FGD pada umumnya berhubungan dengan berbagai peristiwa atau isu-
isu sosial di masyarakat yang dapat memunculkan stigma buruk bagi
individu atau kelompoktertentu. Informasi yang diperlukan dari individu
atau kelompok tersebut tidak memungkinkan diperoleh dengan metode
pengumpulan data lainnya. Namun, metode FGD kurang tepat untuk
memperoleh topik/data yang bersifat sangat personal seperti isu-isu
sensitive kehidupan pribadi, status kesehatan, kehidupan seksual, masalah
keuangan, dan agama yang bersifat personal (Kitzinger, 1996; Lehoux,
Poland, & Daudelin, 2006).
FGD memiliki berbagai kekuatan dan keterbatasan dalam penyediaan
data/ informasi. Sebagai contoh, metodeFGD memberikan lebih banyak
data dibanding dengan menggunakan metode lainnya (Lehoux, Poland, &
Daudelin, 2006). Kekuatan utama metode FGD adalah kemampuan
menggunakan interaksi antar partisipan untuk memperoleh kedalaman dan
kekayaan data yang lebih padat yang tidak diperoleh dari hasil wawancara
mendalam. Namun, metode ini tidak terlepas dari berbagai tantangan dan
kesulitan dalam pelaksanaannya. Pelaksanaan yang optimal dari metode
FGD masih seringkali menjadi bahan perdebatan para ahli penelitian dan
consensus untuk menyepakati metode FGD sebagai metodologi yang ideal
dalam penelitian kualitatif masih belum dicapai (McLafferty, 2004).
Metode FGD berdasarkan segi kepraktisan dan biaya merupakan
metode pengumpulan data yang hemat biaya/tidak mahal, fleksibel,
praktiselaborasif serta dapat mengumpulkan data yang lebih banyak dari
responden dalam waktu yangsingkat (Streubert & Carpenter, 2003). Selain
itu, metode FGD memfasilitasi kebebasan berpendapat para individu yang
terlibat dan memungkinkan para peneliti meningkatkan jumlah sampel
penelitian mereka. Dari segi validitas, metode FGD merupakan metode
yang memiliki tingkat high face validity dan secara umum berorientasi
pada prosedur penelitian (Lehoux, Poland, & Daudelin, 2006).
Metode FGD juga memiliki beberapa keterbatasan sebagai alat
pengumpulan data. Dari segi analisis, data yang diperoleh melalui FGD
memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk dianalisis dan banyak
membutuhkan waktu. Selain itu, kelompok diskusi yang bervariasi dapat
menambah kesulitan ketika dilakukan analisis dari data yang sudah
terkumpul. Pengaruh seorang moderator atau pewawancara juga sangat
menentukan hasil akhir pengumpulan data (Leung et al., 2005).
Selanjutnya, dari segi pelaksanaan, metode FGD membutuhkan
lingkungan yang kondusif untuk keberlangsungan interaksi yang optimal
dari para peserta diskusi (Lambert & Loiselle, 2008). Keterbatasan lainnya
dari penggunaan metode FGD dapat terjadi pada umumnya karena peneliti
seringkali kurang dapat mengontrol jalannya diskusi dengan tepat

Contoh :

Jurnal Khoirin dan Dewi Rochman tentang Perilaku


Masyarakat dalam Pengelolan Sanitasi Pemukiman di
Perkebunan Kopi Kab. Jember. Dalam penelitian ini metode
pengumpulan data yang digunakan adalah FDG, dari Focus
Group Discussion (FGD) dengan tokoh masyarakat dan
perwakilan warga darI setiap dusun diperoleh informasi bahwa
masyarakat Desa Sidomulyo memiliki motivasi yang tinggi dalam
mengelola sanitasi lingkungannya. Terbukti dengan selama
jalannya FGD para peserta sangat antusias untuk melakukan
upaya melakukan pengelolaan sanitasi lingkungan dengan
prioritas masalah secara berurutan terdiri dari: (1) masalah
pengelolaan limbah cair, khususnya limbah tinja; (2) pengelolaan
sampah termasuk kotoran ternak; (3) masalah pengelolaan air
bersih.

Dari hasil FGD diperoleh informasi bahwa masyarakat


memiliki motivasi dalam meningkatkan pengelolaan sanitasi
lingkungan serta terdapat kelompok masyarakat melalui kegiatan
arisan, karang taruna dan pengajian para bapak yang dapat
dijadikan sebagai media dalam meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam mengelola sanitasi lingkungan di pemukiman
perkebunan kopi. Hasil dari proses FGD juga teridentifikasinya
modal sosial yang memiliki potensi peran penting dalam sanitasi
lingkungan permukiman. Modal sosial yang dimaksud menurut
masyarakat Sidomulyo terdiri dari: perkumpulan perangkat desa,
kelompok pengajian, arisan warga, Karang Taruna dan Posyandu.

 Trigulasi
Triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Metode triangulasi merupakan salah satu metode yang paling umum di
pakai dalam uji validitas penelitian kualitatif. Metode triangulasi di
dasarkan pada filsafat fenomenologi. Fenomenologi merupakan aliran
filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran bukan terletak pada peneliti,
melainkan realitas objek itu sendiri. untuk memperoleh kebenaran, secara
epistimologi harus dilakukan penggunaan multiperspektif.
Triangulasi adalah proses untuk mendapatkan data valid melalui
penggunaan variasi instrumen. Ide tentang triangulasi bersumber dari ide
tentang “ multiple operasional” yang mengesankan bahwa kesahihan
temuan-temuan dan tingkat konfidensinya akan dipertinggi oleh
pemakaian lebih dari satu pendekatan untuk pengumpulan data (misalnya,
Webb dkk., 1966). Pendapat ini semula dirumuskan dalam konteks
penelitian kuantitatif yang mana lebih dari satu pendekatan
operasionalisasi konsep direkomendasikan mengingat fakta-fakta bahwa
semua perhitungan cenderung keliru.
Metode triangulsi ini merupakan cara pengkombinasian antara
penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu dengan cara mengecek antara satu
tipe hasil peelitian (kuantitatif misalnya) dapat dicek dengan hasil
penelitian yang diperoleh dari tipe penelitian yang lain (kualitatif).
Triangulasi ini umumnya dimaksudkan untuk meningkatkan validitas hasil
penelitian.
Fungsi dari penggunaan metode triangulkasi adalah untuk memahami
fenomena sosial dan konstruksi psikologis tidak cukup hanya dengan
menggunakan satu alat ukur saja. Triangulasi menekankan digunakannya
lebih dari satu metode dan banyak sumber data termasuk di antaranya
adalah sejumlah peristiwa yang terjadi.

Jenis-jenis metode trigulasi


Menurut Patton (dalam Sulistiany 1999) ada 4 macam triangulasi
Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :
a) Triangulasi data, Mengguanakan berbagai sumber data seperti
dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga
dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap
memeiliki sudut pandang yang berbeda.
b) Triangulasi Pengamat, Adanya pengamat di luar peneliti yang
turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini,
dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat
(expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil
pengumpulan data.
c) Triangulasi Teori, Penggunaan berbagai teori yang berlaianan
untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah
memasuki syarat.
d) Triangulasi metode, Penggunaan berbagai metode untuk
meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode
observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode
wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat
wawancara dilakukan.

Begitu juga Denzin membedakan empat macam teknik


triangulasi. Yaitu :

1) Triangulasi data atau sumber data

Triangulasi data ini dimaksudkan agar dalam pengumpulan


data peneliti menggunakan banyak sumber data. Triangulasi dengan
sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kelitatif. Hal ini dapat dicapat dengan
jalan :

 Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil


observasi
 Membandingkan dengan apa yang dikatakan secara pribadi
dengan apa yang dikatakan di depan umum.
 Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
 Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan
berbagai pendapat dari berbagai lapisan masyarakat baik
tingakat pendidikan, satatus pekerjaan misalnya.
 Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
lainnya.
2) Triangulasi metode

Di dalam teknik ini, menggunakan berbagai metode


pengumpulan data untuk menggali data sejenis. Pada triangulasi ini,
terdapat dua strategi yaitu :

 Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian


beberapa tehnik pengumpulan data.
 Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan
metode yang sama.
Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan
informasi atau data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana
dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode
wawancara, obervasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran
informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai
informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara
bebas dan wawancara terstruktur. Atau, peneliti menggunakan
wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek
kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan
yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh
hasil yang mendekati kebenaran. Karena itu, triangulasi tahap ini
dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau
informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian,
jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks atau naskah/transkrip
film, novel dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan.
Namun demikian, triangulasi aspek lainnya tetap dilakukan.

3) Triangulasi peneliti

Diharapkan dengan adanya beberapa peneliti yang melakukan


penelitan dengan menggunakan pendekatan yang sama, akan
mendapatkan hasil yang sama. Triangulasi antar-peneliti dilakukan
dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan
dan analisis data. Teknik ini diakui memperkaya khasanah
pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian.
Tetapi perlu diperhatikan bahwa orang yang diajak menggali data itu
harus yang telah memiliki pengalaman penelitian dan bebas dari
konflik kepentingan agar tidak justru merugikan peneliti dan
melahirkan bias baru dari triangulasi.

4) Triangulasi teori

Dalam membahas suatu permasalahan yang sedang di kaji,


hendaknya peneliti tidak menggunakan satu prespektif teori. Sehingga
nantinya di dukung dari multiple theory.
Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan
informasi atau thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya
dibandingkan dengan perspektif teori yang televan untuk menghindari
bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.
Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman
asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoretik secara
mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap
ini paling sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert judgement
ketika membandingkan temuannya dengan pers.

Contoh :

Jurnal Pemenuhan Kebutuhan Belajar Anak Jalanan Kota


Semarang Melalui Pendidikan Nonformal oleh Putri Rizca Ayu,
Fakhruddin, jurnal ini menggunakan metode keabsahan Teknik
keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode.
Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan
menjadi anak jalanan yaitu: faktor ekonomi keluarga yang
rendah; pendidikan orang tua yang rendah; dan perceraian
(broken home). Anak jalanan di Kota Semarang memiliki ragam
kebutuhan belajar yang berbeda-beda: ragam kebutuhan belajar
anak jalanan di Tugu Muda mengenai mekanik motor dan
memasak; di Simpang Lima tidak ada; di bawah naungan
Yayasan setara mengenai program kelompok belajar
memanfaatkan barang bekas, dan pemenuhan kebutuhan belajar
anak jalanan dipenuhi secara mandiri dan melalui lembaga
Yayasan Setara.

 Otobiografi
Otobiografi merupakan karangan yang dibuat mengenai riwayat
hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup
keseluruhan hidupnya dimasa lampau atau hanya beberapa aspek
kehidupannya saja. berasal dari bahasa Yunani yakni biografi yang ditulis
oleh subjeknya, riwayat hidup yang ditulis sendiri pengarang. didasarkan
sepenuhnya pada ingatan. Otobiografi terkait dengan memori.
Keunggulan :
 Disamping menceritakan kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap
pula pikiran dan perasaan subjektif tentang kejadian tersebut.
 Menolong Konselor memahami kehidupan batin siswa dan
membantu siswa menyadari garis besar riwayat perkembangannya
sampai sekarang.
 Berunsur subjektifitas sehingga siswa menggambarkan duniaini,
dilihat dari sudut pandang sendiri (internal frame of reference).
Kelemahan :
 Unsur sujektifitas juga menimbulkan kesulitan bagi interpretasi,
karena siswa cenderung melebihkan-lebihkan kebaikan atau
kelemahan sendiri dan menilai peranan orang lain secara berat
sebelah.
 Memerlukan waktu yang lama,

Autoethnography sendiri bukanlah suatu teknik penelitian,


metode, atau suatu teori yang spesifik, tetapi ia mewarnai setiap bagian
dalam penelitian lapangan yang dilakukan (Hayano, 1979: 99).
Heewon Chang (2008) mengawali penjelasannya mengenai metode
autoetnografi dengan menyatakan bahwa bercerita atau narasi
merupakan salah satu kegiatan yang sudah lama dilakukan oleh
manusia, bahkan mungkin sudah ada sepanjang sejarah kehidupan
manusia. Orang-orang saling menceritakan kenangan masa kecil, pem-
bentukan atau sejarah suatu keluarga, komunitas, atau suatu suku
bangsa. Dalam perkembangannya, cerita-cerita mengenai kehidupan
seseorang atau suatu autobiografi disebut dengan self-narative (Chang,
2008: 31).

B. DATA SEKUNDER
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari studi-studi sebelumnya. Data
sekunder juga terbagi atas 2 bagian :
1. Kuantitatif
 Penelusuran dokumen
Internet searching merupakan teknik pengumpulan data melalui
bantuan teknologi yang berupa alat / mesin pencari di internet dimana
segala informasi dari berbagai era tersedia didalamnya. Internet searching
sangat memudahkan dalam rangka membantu peneliti menemukan suatu
file / data dimana kecepatan, kelengkapan dan ketersediaan data dari
berbagai tahun tersedia. Mencari data di internet bisa dilakukan dengan
cara searching, browsing, surfing ataupun downloading.
Penelusuran informasi sangat berkaitan dengan konsep-konsep literasi
informasi. Reitz (2004: 356) menyatakan bahwa literasi informasi adalah
kemampuan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dan memahami
bagaimana menggunakan perpustakaan, mengetahui sumber informasi
yang ada, dan merupakan pengetahuan yang biasanya digunakan secara
teknis dalam pencarian informasi. Selain itu, Septiyantono (2016: 1.12)
menyatakan bahwa: (1) literasi informasi adalah kemampuan seseorang
untuk menemukan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan
informasi; (2) literasi informasi didukung oleh peran perpustakaan dalam
mengenalkan istilah literasi informasi, membantu memperoleh
kemampuanliterasi informasi, dan menyediakan akses informasi yang
mudah; (3) penguasaan terhadap teknologi informasi memberikan
kemudahan bagi seseorang untuk memiliki kemampuan literasi informasi.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa literasi
informasi merupakan berbagai kemampuan yang digunakan dalam
penelusuran dan pemanfaatan informasi.

 Studi pustaka
Studi kepustakan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti
untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah
yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-
buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan
disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan,
ensiklopedia dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik
lain.
Studi kepustkaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan
bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi
kepustakan. Selain itu seorang penelitian dapat memperoleh informasi
tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan
penelitiannya.

Tujuan Studi Kepustakan

Penelti akan melakukan studi kepustakaan baik sebelum maupun


selama dia melakukan penelitian. Studi kepustakan memuat sitematis
tentang kajian literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang ada
hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan dan diusahakan
menunjukkan kondisi mutakhir dari bidang ilmu tersebut “the state of the
art”, studi kepustakaan yang dilakukan sebelum malakukan penelitian
yang bertujuan untuk.

1. Menemukan sebuah masalah guna diteliti.


2. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang bakal
diteliti.
3. Mengkaji sejumlah teori dasar yang relevan dengan masalah
yang bakal diteliti.
4. Mencari landasan teori yang adalahpedoman untuk pendekatan
solusi masalah dan pemikiran guna perumusan hipotesis yang
bakal diuji dalam penelitian.
5. Memperdalam pengetahuan peneliti mengenai masalah dan
bidang yang bakal diteliti.Mengkaji hasil-hasil riset terdahulu
yang terdapat kaitannya dengan riset yang bakal dilakukan.

Peranan Studi Kepustakaan

Sebelum penelitian sangat penting sebab dengan melakukan


kegiatan ini hubungan antara masalah, penelitian-penelitian yang
relevan dan teori akan menjadi lebih jelas. Selain itu penelitian akan
lebih ditunjang, baik oleh teori-teori yang sudah ada maupun oleh
bukti nyata, yaitu hasil-hasil penelitian, kesimpulan dan saran.

Sumber Studi Kepustakaan

Ada beberapa macam sumber informasi yang dapat digunakan


peneliti sebagai bahan studi kepustakaan diantaranya sebagai berikut:

1. Jurnal
2. Buku
3. Suat kabar dan majalah
4. Internet

Adapun cara yang dapat dipakai dalam riset kepustakaan,


antara lain:

1. Mencari kata kunci


2. Mencari subjek
3. Mencari kita aau tukisan ilmiah terbaru
4. Pemcaian kutipan dalam sumber ilmiah
5. Penjelasan sistematis

Contoh :

Karya tulis ilmiah Ilham Dwieka Putra tentang Hygiens


Sanitasi Tenaga Pengolah Makanan, Karya tulis ini
menggunakan metode studi literatur atau studi pustaka
dengan merangkum dari beberapa jurnal tentang Hygiene
sanitasi tenaga pengolah makanan di beberapa tempat –
tempat umum seperti asrama, atau panti sosial.

 Proyeksi
Teknik proyeksi adalah ukuran yang dilakukan dengan meminta
seseorang memberikan respon kepada suatu stimulus yang bermakna
ganda atau yang tak tersusun, teknik ini disebut proyeksi karena seseorang
diharapkan memproyeksikan kebutuhan, keinginan, ketakutan,
kecemasannya sendiri dalam stimulus tersebut. Peneliti kemudian,
menyusun suatu gambaran menyeluruh tentang kepribadian orang tersebut
berdasarkan penafsiran dan tanggapan subjek terhadap stimulus. Teknik
proyeksi banyak digunakan oleh para ahli jiwa ilmu klinis untuk
mempelajari dan menetapkan diagnosa orang yang mendapat gangguan
emosional.

 Pemetaan

Peta merupakan suatu gambaran yang ada dari permukaan bumi ini
yang digambarkan di bidang datar dalam proyeksi tertentu. Peta disajikan
dengan cara yang bermacam-macam. Ada peta konvesional hingga peta
yang dapat tampil di sistem proyeksi. Secara umum peta merupakan
gambaran dari permukaan bumi yang digambarkan dengan bidang datar
serta diperkecil pada skala tertentu.

Sebenarnya peta yang ada merupakan gambaran dari dua dimensi


dan tiga dimensi dari suatu ruang tiga dimensi juga. Ilmu yang
mempelajari tentang pta disebut dengan kartografi. Kegunaan peta sendiri
juga sangat beragam sebenarnya. Mulai dari penggambaran yang ada pada
suatu muka bumi sehingga kita lebih muda untuk mempelajarinya. Peta
juga digunakan sebagai refrensi untuk mengetahui suatu letak atau wilayah
yang tertentu. Biasanya peta juga dijadikan sebagai refrensi pada ilmu
geologi. Dalam proses pengumpulan data pada peta tentu saja kita harus
melakukan pengukuran langsung pada lapangan yang dituju dengan alat
yang sederhana seperti tali ukur atau kompas, bahkan alat optik lainnya.
Hasil dari pengindraan jauh disebut dengan citra foto. Dalam pengumpulan
data, citra foto tersebut akan digunakan pada peta tematik. Selain itu ada
hasil dari sebuah sensus yang berupa data statistik yang disajikan dalam
tabel atau grafik tertentu.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemetaan merupakan proses


yang dilakukan berupa pengukuran, perhitungan dan penggambaran
permukaan bumi dengan menggunakan cara atau metode tertentu
sehingga didapatkan hasil berupa Softcopy dan Hardcopy.
Peta adalah sebuah gambaran permukaan Bumi pada bidang datar
yang diperkecil dengan skala tertentu. Peta umumnya dibuat dalam
berbagai bentuk. Di antaranya, peta konvensional (gambar datar) dan peta
digital yang bisa ditampilkan pada komputer dan smartphone. Dengan
menggunakan peta, kita bisa melihat sebagian atau seluruh permukaan
Bumi atau suatu wilayah.

Pemetaan digital (juga disebut kartografi digital) adalah proses


dimana suatu kumpulan data dikompilasi dan di format menjadi gambar
digital. Fungsi utama dari teknologi ini adalah untuk menghasilkan peta
yang memberikan representasi akurat dari daerah tertentu, merinci jalan
utama dan tempat menarik lainnya. Teknologi ini juga memungkinkan
untuk perhitungan jarak dari satu tempat ke tempat lain.

Fungsi pembuatan peta antara lain:

a) Dengan adanya peta dapat menunjukkan posisi atau lokasi relatif


yang hubungannya dengan lokasi asli dipermukaan bumi.
b) eta mampu memperlihatkan ukuran.
c) Peta mampu menyajikan dan memperlihatkan bentuk.
d) Mengumpulkan dan menyeleksi data dari suatu daerah dan
menyajikan diatas peta dengan simbolisasi.

Sedangkan tujuan pembuatan peta yaitu:

a) Untuk komunikasi informasi ruang.


b) Media menyimpan informasi.
c) Membantu pekerjaan.
d) Membantu dalam desain.
e) Analisis data spatial.

Contoh :
Jurnal pemanfaatan Statistik Spasial dala Mempelajari Faktor Resiko
TB Paru sebagai Upaya Penurunan Insiden TB Paru, dalam jurnal ini
menggunakan metode pengumpulan data dengan pemetaan,
Informasi geospasial dasar (IGD) mencakup jaring kontrol geodesi
dan peta dasar. Informasi geospasial tematik (IGT) adalah informasi
geospasial yang menggambarkan satu atau lebih tema tertentu yang
dibuat mengacu pada IGD. Informasi geospasial dasar hanya
diselenggarakan oleh pemerintah, sedangkan IGT dapat
diselenggarakan oleh instansi pemerintah, pemerintah daerah dan
atau setiap orang. Statistik spasial melalui metode visualisasi,
eksplorasi, pemodelan dan autokorelasi sangat bermanfaat dalam
penanggulangan TB. Melalui metode tersebut
dapat diperoleh clustering TB yang menunjukkan dimana populasi
yang berisiko berada. Melalui metode tersebut juga diketahui
hubungan spasial variabel determinan sosial dan faktor risiko TB
terhadap TB. Informasi tersebut sangat bermanfaat dalam
menurunkan insiden TB.

2. Kualiatif

 Biografi
Secara formal biografi adalah sejarah tertulis tentang kehidupan seseorang,
demikian menurut Kamus Webster. Oxford English Dictionary nyaris
sepakat, namun tidak seratus persen. Catatan tertulis tentang kehidupan
seorang individu, merupakan definisi kedua yang digunakan oleh kamus
ini.
Biografi (biography) merupakan studi terhadap seseorang atau individu
yang dituliskan oleh peneliti atas permintaan individu tersebut atau atas
keinginan peliti yang bersangkutan. Denzin & Lincoln mendefinisikan
biografi sebagai suatu studi yang berdasarkan kepada kumpulan dokumen-
dokumen tentang kehidupan seseorang yang melukiskan momen penting
yang terjadi dalam kehidupanya tersebut.
Biografi dapat pula disusun berdasarkan kepada dokumen atau materi
lainya dalam konteks tertentu. Artinya, dalam model biografi, subjek
penelitian dapat berupa orang yang masih hidup atau dapat pula orang
yang sudah tidak ada (meninggal dunia), sepanjang data yang relevan
dapat diperoleh oleh peneliti dari
dokumen yang tersedia.
Metode biografi yang menjadi titik fokus utama dalam penelitiannya
adalah kisah kehidupan keseluruhan dalam beberapa fase dari satu
individu yang dianggap menarik, unik, khas, dan dianggap sangat luar
biasa sehingga layak untuk diangkat menjadi suatu penelitian dengan
pendekatan kualitatif (Ghony & Almanshur, 2012). Alasan penting
menulis biografi tentu sangat penting dan diperlukan. Gusdorf (dalam
Denzin & Lincolin, 2009), tindakan menulis itu sendiri dapat memberikan
penialain diri yang dapat merubah self, dan kehidupan itu sendiri.
Masudnya biografi dapat memberikan penilain positif pada diri seseorang
dan dapat memberiikan pengaruh sehingga merubah kehidupan orang lain.

Dalam pendekatan biografi ada beberapa tahapan melakukannya: Pertama,


peneliti dapat memulai studi biografi dimulai darimencarai serangkain
pengalaman kehidupan yang bersifat objektif dari tokoh utama tersebut.
Misalnya, pengalan keberhasilan dalam mersaih trofi Ballon Diorr oleh
Cristiano Ronaldo mulai pengalaman kehidupan saat kecil sampai saat ini.
Tahap kedua, peneliti mulai mencari dan menggali data yang relevan
mengenai biografi lengkap, konkert, konstekstual dari si tokoh tersebut.
Misalnya catatan hidup, rekaman dokumentasi, informasi yang didapat
dari metode wawancara.
Tahap ketiga, dari data-data yang sudah diperoleh, peneliti mulai
melakukan pemilihan data yang akan diambil uintuk di masukkan dalam
penulisan biografi tokoh.
Tahap keempat, peneliti melakukan eksplorasi makna dari data-data yang
telah didapat untuk memperoleh keterangan yang lebih baik, kejelasan,
serta mencari makna lainnya untuk diceritakan.
Tahap kelima, mengaitkan arti data yang diperoleh dengan struktur yang
lebih besar untuk menjelaskan arti data untuk dijelaskan secara
berkesinambungan, menarik, dan jelas (Ghony & Almanshur, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y. (2008). Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terfokus) Sebagai Metode

Pengumpulan Dataa Penelitian Kualitatif. Jurnal Keperawatan Indonesia .

Chairi, A. (2009). Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif. Discussion Paper

Dimyati, J. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya pada Pendidikan

Semiawan, C. R. (2010). Metodei Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan

Keunggulannya. Jakarta: Grasindo

Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

https://3lox.wordpress.com/2010/10/07/triangulasi/

Anda mungkin juga menyukai