Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah suatu keadaan yang dikatakan semakin padat

apabila jumlah penduduk pada suatu wilayah semakin banyak dibandingkan

dengan luas wilayahnya yang merupakan indikator dari pada tekanan penduduk

di suatu daerah. Kepadatan penduduk dibandingkan dengan luas tanah yang

ditempati dinyatakan dengan banyaknya penduduk per kilometer persegi.

Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus9 :

Jumlah penduduk
Kepadatan penduduk =
Luas wilayah

Menurut undang-undang No 56 tahun 1960, tingkat Kepadatan penduduk di

suatu daerah dapat dikelompokan menjadi empat kategori yaitu10:

1. Tidak padat : kepadatan penduduk mencapai 50 orang/km2

2. Kurang padat : kepadatan penduduk mencapai 51 – 250 orang/km2

3. Padat : kepadatan penduduk mencapai 250 -400 orang/km2

4. Sangat Padat : kepadatan penduduk melebihi 401 orang/km2

B. Kepadatan Hunian Rumah

Kepadatan hunian adalah perbandingan antara luas lantai rumah dengan

jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tinggal dan persyaratan kepadatan

Universitas Lambung Mangkurat


7

hunian untuk seluruh perumahan biasa dinyatakan dalam m² per orang. Luas

minimum untuk satu orang itu sangat relatif, tergantung dari kualitas bangunan

dan fasilitas yang tersedia, untuk perumahan sederhana, minimum 9 m²/orang.

Kamar tidur sebaiknya tidak dihuni lebih dari 2 orang kecuali untuk suami istri

dan anak yang usianya dibawah dua tahun. Berdasarkan Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No. 829/1999 tentang persyaratan kesehatan rumah

juga menyatakan bahawa kriteria hunian yang sehat itu mempunyai luas lantai

minimal 9 m2/orang karena hal ini dapat menyebabkan kondisi dalam rumah

terlalu padat sehingga ketersediaan oksigen tidak sesuai dengan kebutuhan dan

menyebabkan rumah menjadi lebih lembab dan memicu pertumbuhan bakteri.4,11

Kepadatan hunian rumah dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Pa panjang lantai x lebar lantai


Kepadatan hunian =
Jumlah penghuni rumah

1. Kriteria rumah sehat

Suatu rumah dapat dikategorikan memenuhi sayarat rumah sehat apabila

telah memenuhi empat hal pokok sebagai berikut12 :

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis ( meliputi pencahayaan, suhu udara dan

ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu tidur

dan sebagainya ).

b. Memenuhi kebutuhan psikologis ( seperti privasi yang cukup, komunikasi

yang sehat antar anggota keluarga/penguhni rumah dan sebagainya ).

c. Memenuhi pencegahan penularan penyakit antar anggota keluarga/ penghuni

Universitas Lambung Mangkurat


8

rumah ( meliputi penyediaan air minum, pengelolaan tinja dan limbah rumah

tangga, bebas vector penyakit, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya

makanan dan minuman dari pencemaran ).

d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul

karena keadaan luar maupun dalam rumah ( seperti persyaratan garis

sempadan jalan, yang tidak mudah terbakar, yang tidak cenderung membuat

penghuninya jatuh dan tergelincir ).

C. Hubungan Hunian Padat Dengan Kebisingan

Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat

untuk berteduh dan berlindung. Secara sosial rumah merupakan tempat pembinaan

pertama sebuah generasi, sehingga diamanatkan dalam Undang-undang Perumahan

dan Permukiman No. 1 Tahun 2011, serta Undang-undang Hak Azazi Manusia No. 39

Tahun 1999, bahwa setiap warga negara berhak untuk bertempat tinggal dan menghuni

rumah serta berkehidupan yang layak. Ketika jumlah penduduk di suatu wilayah terus

bertambah dan lahan wilayah untuk perumahan semakin terbatas, penduduk tidak

mempunyai pilihan selain tinggal pada kawasan perumahan dimana kepadatan

penduduk dan bangunan terus meningkat, selain itu penyediaan fasilitas umum,

fasilitas sosial, dan utilitas tidak dibangun dengan standar yang sama untuk

setiap kawasan perumahan. Hal tersebut akan mengganggu tingkat kenyaman

dan ketentraman bagi penghuni rumah dikarenakan semakin padatnya hunian

rumah dapat memicu kebisingan yang besar di suatu wilayah tersebut, sehingga

akan berdampak buruk bagi kesehatan. 3

Universitas Lambung Mangkurat


9

D. Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan

gangguan kesehatan dan kenyamanan lingkungan pada tingkat dan waktu tertentu

dan nada dari kebisingan ditentukan oleh frekuensi-frekuensi yang ada yaitu

Intensitas atau arus energi per satuan luas kebisingan biasanya dinyatakan dalam

satuan logaritmis yang disebut desibel (dB) dengan kekuatan dasar 0,0002

dyne/cm2 yaitu kekuatan dari bunyi yang frekuensinya 1000 Hz yang tepat dapat

didengar oleh telinga normal.13

1. Sumber kebisingan

Sumber kebisingan dapat dibedakan menjadi empat sumber yaitu14 :

a. Bising dalam

Bising dalam yaitu sumber bising yang berasal dari suara manusia, bengkel,

mesin serta alat-alat rumah tangga yang dapat menimbulkan bising

b. Bising luar

Bising luar yaitu sumber bising yang berasal dari lalu lintas,pabrik dan

industri, tempat pembangunan gedung dan lain sebagainya.

c. Sumber bergerak

seperti kendaraan motor atau mobil yang sedang bergerak. Suara dari mesin

pesawat dan kereta api.

d. Sumber bising yang tidak bergerak

Sumber bising yang tidak bergerak adalah perkantoran, diskotik, pabrik tenun

dan pabik yang menggunakan mesin-mesin konstruksi, pabrik gula

pembangkit listrik tenaga diesel dan perusahaan kayu.

Universitas Lambung Mangkurat


10

2. Tingkat kebisingan

Tabel 2.1 Batasan nilai tingkat kebisingan untuk beberapa kawasan atau lingkungan
menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup,1996 : 15
Peruntukan kawasan/lingkungan
Tingkat kebisingan (dbA)
kesehatan
A. Peruntukan kawasan
a. Perumahan pemukiman 55
b. Perdagangan dan jasa 70
c. Perkantoran dan 65
perdaggangan
d. Ruang terbuka hijau 50
e. Industri 70
f. Pemerintahan dan fasum 60
g. Rekreasi 70

B. Lingkup kegiatan
a. Rumah sakit atau 55
sejenisnya
b. Sekolah atau sejenisnya 55
c. Tempat ibadah atau 55
sejenisnya
Sumber : Menteri Negara Lingkungan Hidup,1996

3. Jenis kebisingan

Jenis-jenis kebisingan sendiri, yang sering ditemukan adalah13 :

a. Kebisingan yang bersifat kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas misalnya

mesin, kipas angin dan lain-lain dan biasanya bising jenis ini relatif tetap dalam

batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut.

b. Kebisingan yang kontinu dengan spektrum frekuensi yang sempit misalnya gergaji

sirkuler, katup gas. Dan Bising ini juga relatif tetap, akan tetapi ia hanya

mempunyai frekuensi tertentu saja seperti pada frekuensi 500, 1000, dan

4000 Hz.

Universitas Lambung Mangkurat


11

c. Kebisingan terputus-putus misalnya lalu lintas, suara kapal terbang di

lapangan udara, dan kereta api yang sedang melintas.

d. Kebisingan impulsif seperti tembakan bedil atau meriam dan suara ledakan

dan kebisingan impulsif berulang, misalnya mesin-mesin kontruksi di

perusahaan.

4. Pengaruh kebisingan terhadap kesehatan

Terpaparnya kebisingan dalam jangka panjang itu sangatlah berpengaruh

sekali pada manusia. Banyak penyakit atau gangguan yang dapat ditimbulkan oleh

kebisingan ini Penyakit atau gangguan ini dapat dikelompokkan sebagai

berikut13,16 :

a. Gangguan fisiologis

Kebisingan dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kelelahan, dada

berdebar, peningkatan denyut jantung dan ritme pernafasan, pusing, sakit kepala

dan penurunan nafsu makan. Selain itu juga dapat meningkatkan tekanan darah,

pengerutan saluran darah di kulit, meningkatkan laju metabolik, menurunkan

keaktifan organ pencernaan dan ketegangan otot. Pada umumnya kebisingan

bernada tinggi sangat mengganggu lebih-lebih yang terputus-putus atau yang

datangnya secara tiba-tiba. Gangguan dapat terjadi pada peningkatan tekanan

darah, peningkatan denyut nadi, basa metabolisme, konstruksi pembuluh darah

kecil terutama pada tangan dan kaki dapat menyebabkan pucat dan gangguan.

b. Gangguan psikologis

Gangguan psikologis akibat kebisingan dapat berupa rasa tidak nyaman,

gangguan perasaan, kurang konsentrasi, rasa jengkel, rasa khawatir, cemas, susah

Universitas Lambung Mangkurat


12

tidur, mudah marah dan cepat tersinggung. Suara secara psikologis dianggap

bising dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu tingginya volume, perkiraan dan

pengendalian. Berdasarkan faktor volume sendiri dapat dijelaskan bahwa suara

yang semakin keras akan semakin mengganggu, jika suara bising yang timbul itu

dapat diperkirakan datangnya secara teratur, maka gangguan yang ditimbulkan

akan lebih kecil dari pada suara itu datang secara tiba-tiba atau tidak teratur,

berbeda halnya jika suara itu bisa dikendalikan.

c. Gangguan kesehatan

pengaruh utama kebisingan pada kesehatan yang paling dominan jika

terpaparnya bising dalam waktu yang lama adalah kerusakan kepada indera

pendengar yang menyebabkan ketulian progresif.

d. Gangguan tidur

Untuk malam hari intensitas kebisingan maksimal adalah 35 dB yang

memungkinkan tidak mengganggu tidur jika lebih dari itu maka pola tidur

seseorang akan menjadi terganggu.

E. Hipertensi

Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat tinngginya atau

meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Tekanan darah ditentukan oleh dua

faktor utama yaitu curah jantung dan resistensi perifer. Curah jantung merupakan

hasil kali denyut jantung dengan isi sekuncup. Besar isi sekuncup ditentukan oleh

kekuatan kontraksi miokard dan aliran balik vena. Resistensi perifer merupakan

gabungan resistensi pada pembuluh darah (arteri dan arteriol) dan viskositas

Universitas Lambung Mangkurat


13

darah. Resistensi pembuluh darah ditentukan oleh tonus otot polos arteri dan

arteriol dan elastisitas dinding pembuluh darah.17 Menurut The Joint National

Committee (JNC) VII hipertensi ditandai dengan adanya peningkatan tekanan

darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolik

lebih dari atau sama dengan 90 mmHg setelah dilakukan dua kali pengukuran

dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang, jadi dapat

disimpulkan bahwa hipertensi didefisinikan sebagai peningkatan tekanan darah

lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg. Biasanya sering terjadi pada pria

hingga usia 45 tahun, dan prevalensi tertinggi terjadi pada wanita yang berusia di

atas 65 tahun dan ras kulit hitam dan hispanik memiliki kemungkinan 2 kali untuk

menderita hipertensi.18,19,20.

1. Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan dari penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan18 :

a. Hipertensi primer atau esensial

Hipertensi yang belum diketahui penyebabnya (terdapat sekitar 90% - 95%

kasus). Penyebab hipertensi primer atau esensial adalah multifaktor, bisa terjadi

karena faktor genetik dan lingkungan, serta faktor keturunan yang bersifat

poligenik yang dilihat dari adanya riwayat penyakit kardiovaskuler dalam

keluarga. Selain itu juga ada faktor predisposisi genetik yang merupakan

sensitifitas terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, peningkatan reaktivitas

vaskuler (terhadap vasokonstriksi) dan resistensi insulin.

b. Hipertensi sekunder atau renal

Hipertensi dosebabkan oleh masalah kesehatan atau penyakit lain, (terdapat

Universitas Lambung Mangkurat


14

sekitar 5% - 10% kasus) seperti gangguan pada pembuluh darah, jantung, ginjal, atau

sistem endokrin dan juga bisa terjadi pada kehamilan, kelainan saraf pusat, obat-

obatan, dan lain-lain.

Menurut JNC 7 Hipertensi terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi,

hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2.20

Tabel 2.2 The Joint National Committee (JNC) VII.20


Kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal < 120 < 80


Pre hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi 140-159 90-99
tahap 1 ≥ 160 ≥ 100
Hipertensi
tahap 2

2. Epidemiologi

Diperkirakan pada tahun 2000, ada 972 juta (26%) orang dewasa di dunia

menderita hipertensi. Angka ini terus meningkat, diprediksikan oleh WHO pada

tahun 2025 sekitar 29% orang dewasa diseluruh dunia yang menderita hipertensi.

dan menurut WHO 2013 di dunia diperkirakan 7.5 juta kematian disebabkan oleeh

tekanan darah tinggi. Pada tahun 1980 jumlah orang dengan hipertensi ditemukan

sebanyak 600 juta dan mengalami peningkatan menjadi hampir 1 miliar pada

tahun 2008 dan pada tahun 2007 menetapkan hipertensi pada peringkat tiga

sebagai faktor resiko penyebab kematian dunia. Hipertensi telah menyebabkan

62% kasus stroke dan 49% serangan jantung setiap tahunnya.21,22

World Health Organization (WHO) memperkirakan, pada tahun 2020,

penyakit tidak menular menjadi penyebab 73% kematian dan 60% seluruh

Universitas Lambung Mangkurat


15

kesakitan di dunia. Diperkirakan negara yang paling merasakan dampak tersebut

adalah negara berkembang termasuk Indonesia. Di indonesia sendiri, berdasarkan

riset kesehatan tahun 2018 diketahui bahwa prevelensi hipertensi di indonesia

mempunyai rata-rata 34,1% wilayah Kalimantan Selatan menjadi daerah tertinggi

yaitu sebesar 44.1%, sedangkan penderita hipertensi di Kalimantan Selatan sendiri

yang tertinggi itu di kota Banjarmasin sebesar 75.556 kasus pada tahun 2018 dan

untuk wilayah Puskesmas Kelayan Timur sendiri sebesar 4694 penderita pada

tahun 2018.6,23,24.

3. Faktor resiko

Untuk faktor risiko hipertensi sendiri itu dibedakan dalam dua kelompok,

yaitu kelompok yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Hal

yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi dan

penyakit kardiovaskular dalam keluarga, adapun hal yang dapat dimodifikasi

antara lain riwayat pola makan dengan konsumsi asupan garam yang upnormal,

konsumsi alkohol berlebihan, aktivitas fisik kurang, kebiasaan merokok, obesitas,

dislipidemia, diabetes mellitus, psikososial, dan stress.18,20,25.

4. Gejala klinis

Pada saat dilakukan Pemeriksaan fisik kepada pasien yang menderita

hipertensi tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi

dapat ditemukan perubahan pada retina, seperti pendarahan, eksudat (kumpulan

cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat terdapat edema pupil

dan ada kalanya secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan

dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi, gejala yang dimaksud adalah

Universitas Lambung Mangkurat


16

sakit kepala, perdarahan dari hidung (mimisan), migren atau sakit kepala sebelah,

wajah kemerahan, mata berkunang-kunang, sakit tengkuk dan kelelahan.26,27

5. Patofisiologi Hipertensi

Tekanan darah di arteri merupakan produk total resistensi perifer dan

curah jantung. Curah jantung meningkat karena sjuatu keadaan yang

meningkatkan frekuensi jantung dan volume sekuncup atau keduanya. Resistensi

perifer juga meningkat karenaadanya faktor yang meningkatkan viskositas darah

atau yang menurunkan ukuran dinding pembuluh darah, khususnya pembuluh

arteriol.28 Diketahui bahwa hipertensi itu dikatakan suatu penyakit yang

multifaktorial yang bisa disebabkan berbagai banyak hal. Faktor-faktor yang

mendorong terjadinya hipertensi adalah :

a. Faktor risiko seperti: asupan garam yang upnormal, stres, ras, obesitas,

merokok, genetis.

b. Sistem saraf simpatis : Tonus simpatis dan variasi diurnal

c. Pengaruh sistem endokrin setempat yang berperan pada sistem renin,

angiotensin, dan aldosteron.29

Tekanan darah yang meningkat dalam waktu yang cukup lama akan

meningkatkan beban kerja jantung karena terjadi peningkatan resistensi terhadap

ventrikel kiri, untuk meningkatkan kekuatan kontraksinya, ventrikel kiri

mengalami hipertropi sehingga kebutuhan jantung akan oksigen dan beban

jantung meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung dapat terjadi ketika keadaan

hipertrofi tidak lagi mampu mempertahankan curah jantung yang memadai.

Hipertensi juga menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang semakin

Universitas Lambung Mangkurat


17

mempercepat proses aterosklerosis serta kerusakan organ, seperti cedera retina,

gagal ginjal, stroke, dan aneurisma serta diseksi aorta.28

6. Komplikasi

Komplikasi dari hipertensi sendiri dapat menjadi penyakit yang serius serta

kegawat daruratan yang dapat menyerang organ tubuh lain, yaitu27 :

a. Jantung

Menyebabkan penyakit gagal jantung, angina, dan serangan jantung.

Penyakit hipertensi menyebabkan gangguan pada jantung sehingga tidak dapat

memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien dan kurangnya pasokan oksigen

ke dalam pembuluh darah jantung.

b. Ginjal

Menyebabkan gagal ginjal yang mana disebabkan kemampuan ginjal yang

berkurang dalam membuang zat sisa dan kelebihan air. Jika bertambah buruk

maka akan menyebabkan gagal ginjal kronik.

c. Otak

Menyebabkan penyakit stroke iskemik dan stroke hemoragik. Pada stroke

iskemik terjadi karena aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak

terganggu. Stroke hemoragik terjadi karena pecahnya pembuluh darah di otak

yang diakibatkan oleh tekanan darah tinggi yang persisten.

d. Mata

Menyebabkan penyakit kerusakan retina (vascular retina), yang terjadi

karena adanya penyempitan atau penyumbatan pembuluh arteri di mata.

Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai