Anda di halaman 1dari 7

 7 Aspek Pengkajian Mengenai Aplikasi Kajian Transkultural

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan


klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Pengkajian
dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :

1. Faktor teknologi (Technological Factors)

Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat


penawaranmenyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji/
Persepsisehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan menari
bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternative dan persepsi kliententang
penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan ini. Di
Jawa Tengah sejak zaman dahulu ,praktik keperawatan dalam keluarga jawa di pengaruhi
oleh nilai-nilai pra-islam dan islam. Dominasi pra-islam sangat berpengaruh pada praktik
keperawatan keluarga jawa. Praktik menggunakan oran pintar (dukun) masih mendominasi
dalam menolong anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan ,terutama di plosok-
plosok desa.

            Selain itu, banyak keluarga jawa yang masih mempertahankan cara prngobatan
warisan leluhur yang berupa jamu/ramuan tradisional . para kyai juga banyak yang dianggap
mampu mengobati gagngguan kesehatan yang dialami keluarga.
            Apabila mengalami gangguan kesehatan yang dianggap masih ringan, keluarga jawa
dengan kelas sosial  menengah kebawah minum ramuan jamu godokan(maksudnya rebusan
berungkali). Apabila penyakitnya tidak sembuh-sembuh dan semakin parah,sebagian berobat
ke puskesmas atau layanan kesehatan lainya dan ada pula yang pergi kedukun. Wlaupun
sudah diberdayakangunakan, petugas kesehatan atau puskesmas belum menjadi prioritas
utama. Karena alsan ekonomi an jauhnya jarak dengan puskesmas ,mereka lebih memilih ke
dukun atau para normal.
2.Faktor Agama dan Falsafah Hidup (Religious And Philosophical Factors)

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi
para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan
kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus
dikaji oleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien
terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif
terhadap kesehatan.

Sebagai Implikasi penemuan Konsep Sehat dan Sakit Menurut Perspektif Budaya
Jawa dimana masyarakat meyakini penyebab penyakit karena sabdo, guna, dan sebagian dari
wono, dianggap oleh masyarakat sebagai penyakit tidak wajar (ora sebahene) hanya bisa
diobati ke pengobatan alternatif atau ke dukun, sedangkan penyebab penyakit sebagian wono
dan praloyo dianggap penyakit wajar (sebahene sudah takdirnya/ sudah waktunya) untuk
pengobatannya mengarah ke pengobatan moderen. Mengapa masyarakat masih banyak yang
berobat ke dukun atau alternatif didorong oleh penuntasan penyebab sakit yang supranatural
hanya bisa dilakukan oleh para dukun dan pengobat alternatif. Untuk penyakit yang
disebabkan karena praloyo (sudah waktunya) harus dibawa ke Rumah Sakit atau pengobatan
modern. Masyarakat yang sakit walaupun sudah dirawat di Rumah Sakit terkadang masih
meminta dicarikan pengobatan ke dukun atau alternatif. Hal ini disebabkan karena
masyarakat menganggap penyakit yang diderita adalah penyebab penyakit ora sebahene

http://repository.unair.ac.id/32854/8/32854.pdf

https://www.academia.edu/18687478/ASKEP_TRANSKULTURAL_NURSING

3. Faktor Sosial Dan Keterikatan Keluarga (Kinship And Social Factors)

Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor/ nama lengkap, nama
panggilan,umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan
keputusan dalam keluarga dan hubungan klien dengan kepala keluarga. Contohnya :

Bentuk keluarga jawa didominasi oleh keluarga besar dan keluarga inti yang berpusat
pada ayah. Pada waktu melakukan asuhan keperawatan  eluarga, perawat seharusnya
melibatkan keluarga inti dan keluarga besar. Karena pengambilan keputusan berpusat pada
ayah ,setiap langkah asuhan keperawatan keluarga  yang diambil perlu melibatkan ayah.
Dengan memepertimbangkan sistem nilai yang dianut keluarga, apakah keluar
menganut  praktik pra-islam ataua islam, perawat perlu menggunakan ketiga strategi
intervensi  keperawatan. Menerima dan menghargai struktur keluarga, misalnya matrilokal
atau patrilokal, serta sistem nilai yang dianut keluarga jawa merupakan tonggak awal yang
harus ditanamkan oleh perawat kleuarga agar menuai  keberhasilan. Keberhasilan dapat
dinilai dari tingkat  kemandirian keluarga dalam menolong diri mereka sendiri dalam bidang
kesehatan.

4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada
faktor ini adalah : posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.

Di Jawa Tengah perilaku atau kebiasaan yang dianjurkan selama masa kehamilan
yaitu berdoa, makan dicobek yang besar, ngepel saat hamil tua, minum jamu ditaruh daun
lumbu, diberi minyak kelapa, posisi nungging, acara mitoni anak pertama, dan suami dan si
ibu berdoa. Dampak apabila melakukan perilaku atau kebiasaan yang dianjurkan selama
masa kehamilan adalah sehat dan selamat, melahirkan jadi mudah, menghindari sungsang,
melahirkan gampang.

Perilaku atau kebiasaan yang dilarang selama masa kehamilan adalah bepergian jauh,
membunuh binatang, membatin orang, bepergian ditempat umum, memotong kaki binantang,
makan didepan pintu, merendam baju atau pakaian atau cucian piring dan gelas, memancing
ikan, menyakiti hewan, memotong ayam, duduk ditengah pintu, mandi saat maghrib,
menyembelih ayam atau sapi, memukul hewan dan ke pasar atau tempat umum selama hamil
tua. Dampak apabila melakukan perilaku atau kebiasaan yang dilarang selama masa
kehamilan adalah keguguran, bayi yang dikandung akan pindah, musibah.

Selain itu, minum Jamu beras kencur berkhasiat dapat menghilangkan pegal-pegal


pada tubuh dan sebagai penyegar saat habis bekerja. Dengan membiasakan minum jamu
beras kencur, tubuh akan terhindar dari pegal-pegal dan linu yang biasa timbul bila bekerja
terlalu sering. Selain itu, beras kencur bisa meringankan batuk dan merupakan seduhan yang
tepat untuk jamu batuk.

5.Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and
Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat.

6. Faktor ekonomi (economical factors)

Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki
untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh
perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh
keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau
patungan antar anggota keluarga. Pekerjaan yang banyak dilakukan oleh masyarakat di Jawa
Tengah adalah Petani,pedagang, kerajinan,dll.

7. Faktor pendidikan (educational factors)

Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
Pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien
biasanya didukung oleh bukti bukti ilmiah yang rasional dan individu tersbut dapat belajar
beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji
pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien , jenis pendidikan serta kemampuannya untuk
belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.

http://fhiyanemyuunik.blogspot.com/

file:///C:/Users/ACER/Downloads/862-1833-1-SM.pdf

Contoh Pengkajian :

Kasus :

Tn. D berusia 35 tahun, tinggal bersama istri dan kedua orang anaknya di Tegal Jawa
Tengah. Pendidikan terakhir klien adalah SMA. Klien bekerja di pabrik. Istri klien bernama
Ny. E berusia 28 tahun, pendidikan terakhir SMP. Istri klien seorang buruh cuci. Setiap bulan
penghasilan klien sekitar 800.000. dan penghasilan istrinya 15.000 per hari. Klien
dankeluarganya beragama Islam. Setiap harinya klien selalu melaksanakan shalat berjamah
bersamakeluarga kecilnya. Sehari-hari klien menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia.

Sehari-hari klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya untuk merokok. Baginya
merokokmerupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-laki sejati. Klien telah
merokok selama 10tahun. Kebiasaan tersebut tidak dapat di hentikan oleh klien karena jika
tidak merokok klienmerasa mulutnya pahit. Bahkan klien lebih memilih untuk menahan lapar
dari pada harusmenahan untuk tidak merokok. Dan karena sibuk bekerja klien jarang untuk
berolahraga.

Dalam seminggu terakhir ini klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika
cuacadingin. Merasakan sakit pada bagian dada, pundak, punggung, dan lengan disertai
dengan penurunan berat badan. Klien dan istrinya menganggap bahwa itu adalah hal yang
biasa danefek dari kelelahan karena bekerja. Untuk memperbaiki kondisinya, klien
mendapatkanwejangan dari mertuanya untuk banyak memberikan buah dan sayur seperti
kembang kol, brokoli, kubis, kentang, jus apel dan manggis. Karena menurut kepercayaan
buah dan sayur yang berwana hijau dapat menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah
dan sayur berwarnamerah dipercaya menambah tenaga dan kesungguhan. (yang dimaksud
kesungguhan adalahkesungguhan untuk sembuh). Namun dalam pengolahan buah dan sayur
tersebut istri klienmemotongnya terlebih dahulu baru kemudian dicuci dan saat merebusnya
tidak di tutup.

Karena dirasa kondisi klien tidak membaik maka istrinya, membawa klien ke RS
Cepat Sembuh untuk periksa. Oleh dokter yang memeriksa klien dicurigai mengidap kanker
paru,untuk memastikan hal tersebut klien harus melakukan pemeriksaan MRI. Setelah
hasilnya keluarternyata dugaan dokter tersebut benar. Klien menderita kanker paru-paru. Dan
saat ini didiagnosa kanker paru stadium IIB. Dimana kanker tersebut telah menyebar ke
kelenjar getah bening,dinding dada, diafragma, lapisan yang mengelilingi jantung.

Setelah dianamnesa oleh perawat ternyata klien mempunyai kebiasaan merokok dan
jarang berolahraga. Akhirnya klien disarankan untuk melakukan kemoterapi. Namun klien
menolakuntuk melakukan kemoterapi.

Karena klien dan istrinya merupakan orang Jawa asli sehingga mereka masih kental
menganut tradisi dan budaya Jawa. Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan
segitigayang berasal dari nenek moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam
penyakittermasuk kanker paru yang dideritanya. Dan menurut klien dengan pernafasan
segitiga ini klientidak perlu mengeluarkan banyak biaya

A.Pengkajian

1.Faktor Teknologi.
a. Klien dibawa ke palayanan kesehatan yaitu ke RS Cepat Sembuh, klien di periksaoleh
dokter

b. Klien melakukan pemeriksaan MRI, dan diketahui bahwa klien menderita kanker paru-
paru stadium IIB

2.Faktor agama dan falsafah hidup

a. Agama yang dianut yaitu Islam

b. Setiap harinya klien selalu melaksanakan shalat berjamah bersama keluargakecilnya.

3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan

Identitas klien Nama : Tn. D

Umur : 35 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Sudah menikah

Pendidikan : Lulusan SMA

Pekerjaan : Bekerja di Pabrik

Penghasilan : Rp. 800.000

Mempunyai tanggungan 2 orang anak

4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup

a. Sehari-hari klien menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia.

b. Bagi klien merokok merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-lakisejati.

c. Menurut kepercayaan di keluarga klien buah dan sayur yang berwana hijau dapat
menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur berwarna merahdipercaya
menambah tenaga dan kesungguhan. (yang dimaksud kesungguhanadalah kesungguhan untuk
sembuh).
d. Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan segitiga yang berasal darinenek
moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam penyakit termasukkanker paru yang
dideritanya.

5. Faktor politik

a. Kebijakan dan peraturan pelayanan kesehatan, yaitu:Alasan datang ke RS Cepat Sembuh


Klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika cuaca dingin. Merasakan sakit pada bagian
dada, pundak, punggung, dan lengan disertai dengan penurunan berat badan.

b. Kebijakan yang didapat di RS Cepat SembuhKlien melakukan pemeriksaan MRI dan


disarankan untuk melakukan kemoterapi

6. Faktor ekonomi

a. Sumber biaya pengobatanBiaya dari penghasilan klien dan istrinya. Karena klien tidak
mengikuti asuransikesehatan

b. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klienBiaya hidup sehari-hari dari penghasilan klien
(800.000) dan istrinya (15.000 perhari)

7. Faktor pendidikana.

Klien merupakan lulusan SMA

https://www.academia.edu/9984181/Contoh_Kasus_Transkultural_pada_pasien_dengan_Gan
gguan_Pernafasan

Anda mungkin juga menyukai