(Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Keperawatan Dasar
yang diampu oleh Ibu Nursyamsiah, M.Kep)
Disusun Oleh :
Astri Purnamasari
P17320119010
2A
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
A. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Cairan & Elektrolit
1. Definisi
Cairan adalah air dan zat-zat tambahan. Contohnya seperti mineral, protein,
hormon dan elektrolit. Sedangkan elektrolit adalah zat yang apabila dilarutkan
didalam air akan terurai menjadi partikel-partikel yang bermuatan listrik yang disebut
Ion. Ion bermuatan positif disebut “Kation” dan yang bermuatan negative disebut
“Anion”.
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut kemudian
elektrolit itu sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. (Price, Selvia. 2006)
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intra seluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalamsel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada diluar sel dan
terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma),cairan interstitial dan
cairan transeluler.
Elektrolit adalah senyawa yang jika melebur atau larut di dalam air atau
protein akan dipecah menjadi ion dan mampu membawa listrik.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Kadar elektrolit serum
Kadar elektrolit serum diukur untuk menentukan status hidrasi, konsentrasi
elektrolit, dan keseimbangan asam basa. Elektrolit yang sering diukur mencakup
natrium, kalium, klorida, bikarbonat, dan daya gabungan karbon dioksida.
b. Hitung darah lengkap
Hitung darah lengkap adalah suatu penetapan jumlah dan tipe eritrosit dan leukosit
per milimeter kubik darah. Perubahan hematokrit terjadi sebagai respons terhadap
dehidrasi atau overhidrasi. Anemia juga dapat memengaruhi status oksigenasi.
c. Kadar kreatinin
Kadar kreatinin darah bermanfaat untuk mengukur fungsi ginjal. Kreatinin adalah
produk normal metabolisme otot dan diekskresikan dalam kadar yang cukup konstan,
terlepas dari faktor asupan cairan, diet, dan olah raga.
d. Berat jenis urine
Pemeriksaan berat jenis urine mengukur derajat konsentrasi urine. Rentang berat
jenis urine normal antara 1,003 – 1,030.
e. Analisis gas darah arteri
Pemeriksaan gas darah arteri memberikan informasi tentang status keseimbangan
asam basa dan tentang keefektifan fungsi ventilasi dalam mengakomodasi oksigen-
karbon dioksida secara normal. Pemeriksaan pH darah arteri mengukur konsentrasi
hidrogen. Penurunan pH dihubungkan dengan asidosis, dan peningkatan pH
dihubungkan dengan alkalosis. PaCO2 mengukur tekanan parsial karbon dioksida
dalam darah arteri, dan PaO2 mengukur tekanan parsial oksigen dalam darah arteri.
SaO2 mengukur derajat hemoglobin yang disaturasi oleh oksigen. Bikarbonat
mencerminkan porsi pengaturan asam basa ginjal.
7. Penatalaksanaan
1) Pemberian cairan dan elektrolit per oral
a.Penambahan intake cairan dapat diberikan peroral pada pasien-pasientertentu,
misalnya pasien dengan dehidrasi ringan atau DHF stadiumI.
b. Penambahan inteke cairan biasanya di atas 3000cc/hari.
c. Pemberian elektrolit peroral biasanya melalui makanan dan minuman.
2) Pemberian therapy intravena
1). Larutan nutrient, berisi beberapa jenis karbohidrat dan air,misalnya dextrosa dan
glukosa. Yang digunakanyaitu 5% dextrosain water (DSW), amigen, dan aminovel.
2). Larutan elektrolit, antara lain larutan salin baik isotonik,hypotonik, maupun
hypertonik yang banyak digunakan yaitunormal saline (isotonik) : NaCL 0,9%.
3). Cairan asam basa, contohnya sodium laktate dan sodium bicarbonat.
4). Blood volume expanders, berfungsi untuk meningkatkan volume pembuluh darah
atau plasma. Cara kerjanya adalah meningkatkantekanan osmotik darah.
Input merupakan jumlah cairan yang berasal dari minuman,makanan, ataupun cairan
yang masuk ke dalam tubuh klien, baiksecara oral maupun parenteral. Cairan yang
termasuk input yaitu:
b. Output
1.) Muntah
5.) Urin
4. Hipovolemia
a. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyertaasam basa dan
elektrolit.
5.Hipervolemia,
b. Diuretik.
b. Pemeriksaan fisik
b. Berat badan Timbang berat badan setiap hari untuk mengetahui risiko terkena
gangguan cairan dan elektrolit. Dengan demikian, retensi cairan dapat dideteksi lebih
dini karena 2,5–5 kg cairan tertahan di dalam tubuh sebelum muncul edema.
Perubahan dapat turun, naik, atau stabil.
c. Intake dan output cairan Intake cairan meliputi per oral, selang NGT, dan
parenteral. Output cairan meliputi urine, feses, muntah, pengisapan gaster, drainage
selang paska bedah, maupun IWL. Apakah balance cairan seimbang, positif atau
negatif. Kaji volume, warna, dan konsentrasi urine
d. Bayi: fontanela cekung jika kekurangan volume cairan, dan menonjol jika
kelebihan cairan.
e. Mata:
f. Tenggorokan dan mulut : Membran mukosa kering, lengket, bibir pecah-pecah dan
kering, saliva menurun, lidah di bagian longitudinal mengerut
g. Sistem kardiovaskular:
1) Inspeksi:
2) Palpasi:
- Edema: lihat adanya pitting edema pada punggung, sakrum, dan tungkai (pre tibia,
maleolus medialis, punggung kaki)
- Pengisian kapiler
3) Auskultasi:
- Tekanan darah: ukur pada posisi tidur dan duduk, lihat perbedaannya, stabil,
meningkat, atau menurun.
j. Sistem ginjal: oliguria atau anuria, diuresis, berat jenis urine meningkat
k. Sistem neuromuskular :
l. Kulit:
1) Suhu tubuh: meningkat/menurun
c. Pemeriksaan Diagnostik
Definisi: Defisit volume ECF adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan
volume cairan vaskular dan interstitiil.
a. seseorang dengan kehilangan cairan tubuh lama atau terancam kehilangan cairan tubuh;
b. hipoaldosteronisme;
d. penggunaan diuretic.
Ditandai dengan:
e. hipotensi;
n. kulit kering;
o. membran mukosa kering.
Definisi: Kelebihan volume ECF adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
kelebihan volume cairan vaskular dan interstitiil.
Berhubungan dengan:
a. hiperaldosteronisme;
d. gagal ginjal;
e. gagal jantung;
f. gagal hepar.
Ditandai dengan:
a. edema;
b. efusi;
d. napas pendek;
e. orthopnea;
o. oliguri;
3. Kelebihan Cairan
Definisi: Kelebihan air atau hipoosmolaritas serum adalah suatu keadaan dimana seseorang
mempunyai air tubuh berlebihan yang berhubungan dengan pelarut.
a. gagal jantung;
b. gagal hepar;
c. gagal ginjal;
a. nilai osmolaritas serum < 275 mOsm/L atau < 280 mOsm/L;
b. bingung;
c. sakit kepala;
d. kramp;
e. delirium;
f. perubahan personalitas;
g. konvulsi;
h. koma;
i. anoreksia/mual/muntah;
4. Kekurangan Cairan
Definisi: Kekurangan air atau hiperosmolaritas serum adalah suatu keadaan dimana
seseorang mempunyai kekurangan air tubuh berhubungan dengan pelarut.
a. intake air tidak adekuat, terutama orang yang sangat muda atau sangat tua;
c. intake atau produksi pelarut berlebihan: diabetes militus, overdosis, kehilangan air
berlebihan.
Ditandai dengan:
c. lemah;
d. disorientasi, khayalan;
f. kejang;
g. koma;
h. haus;
j. takikardi;
k. kadang demam.
Definisi: Defisit self care adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami gangguan
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri. Intolerans aktivitas adalah suatu
keadaan dimana individu mengalami ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk
bertahan atau memenuhi kebutuhan atau aktivitas sehari-hari yang diinginkan.
Ditandai dengan:
a. cepat lelah;
b. lemah;
c. iritabilitas otot.
2. Risiko Injuri
Definisi: Risiko injuri adalah suatu kondisi dimana individu yang berisiko untuk mengalami
cedera sebagai akibat dari kondisi lingkungan yang berhubungan dengan sumber adaptif dan
pertahanan.
Ditandai dengan:
a. hipotensi postural;
b. kehilangan kesadaran;
c. kerusakan kognitif.
Definisi: Kerusakan integritas kulit adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami
perubahan dermis dan/atau epidermis. Kebutuhan Dasar Manusia 2 103
Berhubungan dengan: Edema
Definisi: Konstipasi adalah suatu penurunan frekuensi defekasi yang normal pada seseorang
disertai dengan kesulitan keluarnya feses yang tidak lengkap atau keluarnya feses yang sangat
keras dan kering. Diare adalah feses keluar dengan cepat dan tidak berbentuk.
5. Kurang Pengetahuan Definisi: Kurang pengetahuan adalah tidak ada atau kurangnya
informasi pengetahuan tentang topik yang spesifik.
Berhubungan dengan: pembelajaran program terapi baru yang diadakan tidak adekuat.
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan muntah (Carpenito, 2000 ).
3. Perencanaan
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika
Tamsuri, Anas. 2008. Kliein Gangguan Keseeimbangan Cairan & Elektrolit. Jakarta: EGC.
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi.Jakarta: Salemba Medika.