Dengan nama Allah SWT, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, kerena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Abrasi
Pantai” dengan tepat waktu.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin menyempit,
tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Seperti kita ketahui,
negara kita Indonesia sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Setiap tahun banyak
wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia untuk menikmati panorama pantainya
yang sangat indah. Apabila pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi
wisatawan yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak akan
mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara otomatis devisa negara dari sektor
pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu, sarana pariwisata seperti hotel, restoran,
dan juga kafe-kafe yang terdapat di areal pantai juga akan mengalami kerusakan yang akan
mengakibatkan kerugian material yang tidak sedikit. Demikian juga dengan pemukiman
penduduk yang berada di areal pantai tersebut. Banyak penduduk yang akan kehilangan
tempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat berbahaya.
Untuk itu kami akan mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai apa itu abrasi, penyebab
abrasi, dan bagaimana solusi untuk menanggulanginya. Kami harap apa yang akan kami
sampaikan ini dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai abrasi dan
menambah rasa kepedulian masyarakat pada lingkungannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian abrasi?
2. Proses terjadinya abrasi?
3. Dampak dari abrasi?
4. Upaya penanggulangan abrasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TEORI
1. Pengertian
Pengertian Abrasi juga merupakan suatu proses perubahan bentuk pantai atau erosi
pantai yang disebabkan oleh gelombang laut, arus laut dan pasang surut laut. Abrasi yang
terjadi terus menerus akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Menurut berita dari koran “
Pikiran Rakyat” tanggal 31 Mei 2004 bahwa sedikitnya 40 kilometer kawasan pantai di
Kabupaten Indramayu terus digerus abrasi. Kerusakan akibat gerusan air laut yang tersebar di
tujuh wilayah kecamatan di Indramayu itu sangat memprihatinkan. Proses Terjadinya Abrasi
Abrasi dapat terjadi karena: Faktor Alam, dan Faktor manusia. Proses terjadinya abrasi
karena faktor alam disebabkan oleh angin yang bertiup di atas lautan yang menimbulkan
gelombang dan arus laut sehingga mempunyai kekuatan untuk mengikis daerah pantai.
Gelombang yang tiba di pantai dapat menggetarkan tanah atau batuan yang lama kelamaan
.akan lama kelamaan menjadi daratan.
Proses terjadinya abrasi karena faktor alam disebabkan oleh angin yang bertiup di atas
lautan yang menimbulkan gelombang dan arus laut sehingga mempunyai kekuatan untuk
mengikis daerah pantai. Gelombang yang tiba di pantai dapat menggetarkan tanah atau
batuan yang lama kelamaan akan terlepas dari daratan.
Gambar Proses Terjadinya Abrasi di Pantai
Gambar di atas menunjukkan skema arah gelombang laut yang mengikis pantai. Abrasi
terjadi ketika angin yang bergerak di laut menimbulkan gelombang dan arus menuju pantai.
Arus dan angin tersebut lama kelamaan menggerus pinggir pantai. Gelombang di sepanjang
pantai menggetarkan tanah seperti gempa kecil. Kekuatan gelombang terbesar terjadi pada
waktu terjadi badai sehingga dapat mempercepat terjadinya proses abrasi.
Contoh abrasi karena faktor alam, misalnya adalah Pura Tanah Lot di pulau Bali yang terus
terkikis
Selain faktor alam, abrasi juga disebabkan oleh faktor manusia, misalnya penambangan
pasir. Penambangan pasir sangat berperan banyak terhadap abrasi pantai, baik di daerah
tempat penambangan pasir maupun di daerah sekitarnya karena terkurasnya pasir laut akan
sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan arah arus laut yang menghantam pantai.
Gambar aktivitas penambangan pasir liar di Magelang, Jateng.
penyusutan area pantai. Penyusutan area pantai merupakan dampak yang paling jelas
dari abrasi. Gelombang dan arus laut yang biasanya membantu jalur berangkat dan
pulang nelayan ataupun memberi pemandangan dan suasana indah di pinggir pantai
kemudian menjadi mengerikan. Hantaman-hantaman kerasnya pada daerah pantai
dapat menggetarkan bebatuan dan tanah sehingga keduanya perlahan akan berpisah
dari wilayah daratan dan menjadi bagian yang digenangi air. Ini tidak hanya
merugikan sektor pariwisata, akan tetapi juga secara langsung mengancam
keberlangsungan hidup penduduk di sekitar pantai yang memilik rumah atau ruang
usaha.
rusaknya hutan bakau. Penanaman hutan bakau yang sejatinya ditujukan untuk
menangkal dan mengurangi resiko abrasi pantai juga berpotensi gagal total jika abrasi
pantai sudah tidak bisa dikendalikan. Ini umumnya terjadi ketika ‘musim’ badai,
ketika keseimbangan ekosistem sudah benar-benar rusak ataupun saat laut sudah
kehilangan sebagian besar dari persediaan pasirnya. Jika dampak yang satu ini
terjadi, maka penanganan yang lebih intensif harus dilakukan sebab dalam sebagian
besar kasus, keberadaan hutan bakau masih cukup efektif untuk mengurangi
kemungkinan abrasi pantai. Ketiga, hilangnya tempat berkumpul ikan perairan
pantai. Ini merupakan konsekuensi logis yang terjadi dengan terkikisnya daerah
pantai yang diawali gelombang dan arus laut yang destruktif. Ketika kehilangan
habitatnya, ikan-ikan pantai akan kebingungan mencari tempat berkumpul sebab
mereka tidak bisa mendiami habitat ikan-ikan laut karena ancaman predator ataupun
suhu yang tidak sesuai dan gelombang air laut yang terlalu besar. Akibat terburuknya
adalah kematian ikan-ikan pantai tersebut.
Menghambat pengembangan potensi kelautan , baik pengembangan hasil produksi
perikanan maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya.
4 . Usaha pencegahan Abrasi
Berdasarkan analisis dari penyebab abrasi pantai serta sifat dan karakteristik abrasi sendiri,
berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk mencegah abrasi pantai :
Pohon bakau adalah jenis pepohonan pantai yang akarnya menjulur ke dalam air pantai.
Pohon ini lazim ditanam di garis pantai yang sekaligus menjadi pembatas daerah yang berair
dengan daerah pantai yang berpasir. Ketika pohon ini tumbuh dan berkembang, akarnya akan
semakin kuat sehingga dapat menahan gelombang dan arus laut agar tidak sampai
menghancurkan bebatuan atau berbagai macam jenis jenis tanah (pasir) di daerah pantai
kemudian mengikisnya sedikit demi sedikit.
Terumbu karang di dasar laut dapat mengurangi kekuatan gelombang dan arus laut yang akan
menyentuh pantai. Karena itu, jika tumbuhan dasar laut ini dilestarikan dan dilindungi,
gelombang laut tidak akan seganas biasanya sehingga kemungkinan abrasi pantai dapat
diminimalisir.
Regulasi yang demikian sangat berperan penting dalam upaya mengurangi abrasi pantai. Jika
persediaan pasir di laut tetap dalam kategori cukup, air pasang, gelombang atau arus laut
tidak akan banyak menyentuh garis pantai sehingga abrasi bisa dihindarkan karena penyebab
utamanya ‘dihalangi’ menyentuk sasaran. Namun demikian, hal tersebut merupakan PR yang
demikian besar.
Pemecah gelombang perlu dibuat di pesisir-pesisir pantai karena dapat mengurangi kekuatan
gelobang yang menerjang gelombang.
2.1 Kasus
a. Membuat siring dan pemecah gelombang di sekitar bibir pantai dan meletakkan batu-
batu besar di sekitar bibir pantai menggunakan alat berat.
b. Penanaman pohon mangrove di sekitar pantai untuk menahan tiupan angin yang
membawa ombak besar ke tepian pantai agar tidak terjadi banjir dipemukiman warga
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
https://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-abrasi/
https://www.scribd.com/doc/144910459/MAKALAH-ABRASI-PANTAI-docx
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/abrasi-pantai