Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

ERGONOMI TERAPAN

MODUL IV
PENILAIAN RESIKO PEKERJAAN

Oleh :
Kelompok 5
SRI WAHYUNI SUKAISIH (1811051)
MESICA SAVIRA (1811018)
VALENCIA AURA PUTRI (1811026)

TEKNIK INDUSTRI AGRO


TIA 2-B

LAB. PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


POLITEKNIK ATI PADANG
PADANG
2019
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Tujuan Praktikum...................................................................................
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Material Assessment Chart ( MAC )......................................................
2.2 Rapid Entire Body Assessment ( REBA )...............................................
2.3 Material Manual Handling (MMH).......................................................
BAB III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Data dan Grafik Kekuatan Tarik Otot dan Jari Tangan..........................
3.2 Penerapan MAC untuk Penilaian Aktivitas Lifting................................
3.3 Penerapan REBA pada Studi Kasus Pekerjaan......................................
BAB IV. ANALISIS
4.1 Analisis Grafik Kekuatan Tarik Otot dan Jari Tangan............................
4.2 Analisis penerapan MAC........................................................................
4.3 Analisis Penerapan REBA......................................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.............................................................................................
5.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR KEPUSTAKAAN..................................................................................
LAMPIRAN
1. Foto simulasi pengangkatan beban manual................................................
2. Foto studi kasus analisis postur tubuh (survey)..........................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bahaya dan risiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja terdapat
pada setiap pekerjaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri,
teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja
secara garis besar disebabkan oleh dua faktor yaitu, unsafe action, unsafe
condition. OHSAS 18001 menyebutkan risiko adalah kombinasi dari
kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan dengan keparahan dari
cedera atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh paparan tersebut.
Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) berintikan manajemen risiko.
Aspek K3 timbul karena adanya risiko yang harus dikelola dan sebaliknya jika
tidak ada bahaya, artinya tiak ada risiko sehingga manajemen K3 tidak diperlukan.
Kepmenaker no 05/1996 memberlakukan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3) dan secara internasional berlaku OHSAS 18001:2007
yang menempatkan manajemen risiko menjadi salah satu elemen penting.
Manajemen risiko itu sendiri terdiri dari Perencanaan Identifikasi Bahaya,
Penilaian dan Pengendalian Risiko, biasanya disebut dengan HIRARC (Hazard
Identification, Risk Assessment and Risk Control). Manajemen risiko ini dilakukan
untuk mengelola risiko agar tidak terjadinya kecelakaan atau kejadian yang tidak
diinginkan melalui proses identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendaliannnya.

1.2 TUJUAN
A. Umum
Dari praktikum ini diharapkan mahasiswa memahami perbedaan atau
keterbatasan kemampuan otot manusia dan mampu melakukan penilaian resiko
suatu pekerjaan dengan metode MAC dan REBA.
B. Khusus
1. Menganalisis perbedaan kekuatan fisik manusia khususnya kekuatan tarik otot
dan jari tangan.
2. Menggunakan metode Manual Handling Assessment Chart (MAC) untuk
menilai resiko pekerjaan manual material handling.
3. Menggunakan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA) untuk menilai
resiko suatu pekerjaan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Material Assessment Chart (MAC)


Metode MAC dikembangkan oleh lembaga Health and Safety Executive
(HSE) di Inggris. MAC dimaksudkan dipakai oleh praktisi ergonomi atau
keselamatan kerja untuk menilai seberapa aman pekerjaan manual material
handling di industri. MAC membagi Manual Material Handling atas 3 jenis
aktivitas yaitu :
1. Mengangkat beban (lifting operation)
2. Membawa beban (carrying operation)
3. Mengangkat beban secara tim (team handling operation)
Penilaian resiko untuk aktivitas mengangkat (lifting) beban meliputi 8 faktor,
untuk membawa (carrying) beban meliputi 9 faktor, dan mengangkat beban secara
tim meliputi 9 faktor.
Untuk setiap faktor dibagi atas 4 level resiko dengan memberikan warna
tertentu yaitu :
1. Resiko rendah (green = G)
2. Resiko sedang (amber = A)
3. Resiko yang butuh perbaikan segera (red = R)
4. Resiko tinggi (purple = P)
MAC untuk aktivitas lifting beban meliputi 8 faktor sebagai berikut :
1. Berat beban dan frekuensi aktivitas
2. Jarak tangan yang membawa beban dengan pinggang
3. Area pengangkatan vertikal
4. Putaran dan simpangan tubuh
5. Kendala postural
6. Handle pada beban
7. Permukaan lantai
8. Faktor lingkungan lainnya
Panduan penilaian dari setiap faktor di atas adalah sebagai berikut :
1. Berat beban dan frekuensi aktivitas

2. Jarak tangan yang membawa beban dengan pinggang

3. Area pengangkatan vertikal

4. Putaran dan simpangan tubuh


5. Kendala postural

6. Handle pada beban

7. Permukaanlantai

8. Faktor lingkungan lainnya

Alur (flowchart
) penggunaan MAC dapat dilihat pada Lampiran 1,penilai
sedangkan
an untuk setiap faktor dimasukkan ke dalam MAC score sheet berikut :
Adapun panduan level resiko dan tindakan yang harus dilakukan untuk nilai total
score yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Level Resiko dan Tindakannya dalam MAC

2.2 Rapid Entire Body Assessment (REBA)


REBA adalah sebuah metode dalam bidang ergonomi yang digunakan secara
cepat untuk menilai postur leher, punggung, lengan, pergelangan tangan, dan kaki
seorang pekerja. REBA memiliki kesamaan yang mendekati metode RULA
(Rapid Upper Limb Assessment), tetapi metode REBA tidak sebaik metode RULA
yang menunjukkan pada analisis pada keunggulan yang sangat dibutuhkan untuk
pergerakkan pada pekerjaan berulang yang diciptakan, REBA lebih umum, dalam
penjumlahan salah satu sistem baru dalam analisis yang didalmnya termasuk
faktor-faktor dinamis dan statis bentuk pembebanan interaksi pembebanan
perorangan, dan konsep baru berhubungan dengan pertimbangan dengan sebutan
“The Gravity Attended” untuk mengutamakan posisi dari yang paling unggul.
Metode REBA dikembangkan oleh S. Hignett dan L. McAtamney pada tahun
2000.. REBA dapat digunakan untuk menilai ergonomi tempat kerja dengan
melalui analisis postur tubuh dalam bekerja. Prosedur penggunaan REBA :
1. Observasi tugas/pekerjaan
2. Pilih postur pekerja untuk dinilai
3. Beri skor postur
4. Proses skor yang didapat
5. Tentukan skor REBA
6. Tetapkan level tindakan yang sesuai dengan skor tersebut
REBA worksheet dapat dilihat pada Lampiran 2, sedangkan level tindakan yang
dihubungkan dengan skor REBA dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Level Resiko Pekerjaan dan Tindakanya dalam REBA

Metode REBA juga telah mengikuti karakteristik, yang telah dikembangkan


untuk memberikan jawaban untuk keperluan mendapatkan peralatan yang bisa
digunakan untuk mengukur pada aspek pembebanan fisik para pekerja. Analisis
dapat dibuat sebelum atau setelah interferensi untuk mendemonstrasikan resiko
yang telah dihentikan dari cedera. Hal ini memberikan sebuah kecepatan pada
penilaian sistematis dari risiko sikap tubuh dari seluruh tubuh yang bisa pekerja
dapatkan dari pekerjaannya.
Pengembangan dari percobaan REBA adalah
1. Untuk mengembangkan sebuah sistem dari analisa bentuk tubuh yang
pantas untuk resiko musculoskeletal pada berbagai macam tugas.
2. Untuk membagi tubuh kedalam bagian-bagian untuk pemberian kode
individual, menerangkan rencana perpindahan.
3. Untuk mendukung sistem penilaian aktivitas pada posisi statis (kelompok
bagian, atau bagian dari tubuh), dinamis (aksi berulang, contohnya
pengulangan yang unggul pada veces/minute, kecuali berjalan kaki), tidak
cocok dengan perubahan posisi yang cepat.
4. Untuk menggapai interaksi atau hubungan antaras seorang dan beban
adalah penting dalam manipulasi manual, tetapi tidak semua dilakukan
dengan tangan.
5. Termasuk sebuah faktor yang tidak tetap dari pengambilan untuk
manipulasi beban manual.
6. Untuk memberikan sebuah tingkatan dari aksi melalui nilai akhir dengan
indikasi dalam keadaan terpaksa.
2.3 Manual Material Handling(MMH)
Manual Material Handling atau MMH adalah suatu kegiatan transportasi yang
dilakukan oleh satu pekerja atau lebih yang melibatkan pengunaan tenaga otot
atau upaya dengan pengangkatan, penurunan, mendorong, menarik, mengangkut,
dan memindahkan barang. Untuk mengkaji ulang tingkat risiko MMH di tempat
kerja karena setiap pekerjaan tingkat resiko berbeda atau antara satu kegiatan
dengan kegiatan lainnya dan adapun resikonya yang jarang mambunuh, tetapi
cedera yang terjadi meski tak terlihat, sering menyebabkan cacat jangka panjang
dan biaya tinggi. Sebagian besar kecelakaan kerja dan near miss yang menimpa
manusia di tempat kerja disebabkan oleh faktor perilaku dari manusia itu sendiri.
Manual Handling adalah setiap aktivitas yang menggunakan tenaga otot untuk
mengangkat, memindahkan, mendorong atau menahan suatu objek. Kenali posisi
bahaya saat manual handling yang akan dilakukan :
1. Tubuh membungkuk
2. Tangan menjangkau
3. Benda yang diangkat
4. Bekerja di tempat sempit atau licin
5. Hentakan dan tubuh memuntir
6. Frekuensi dan waktu pengangkatan
7. Ketinggian objek yang diangkat
8. High heels
Ada 8 prinsip umum manual lifitng
1. Berfikir dan dekatkan tubuh ke benda yang akan diangkat
2. Majukan kaki sedikit ke depan sejajar benda
3. Ranggangkan kaki dan bengkokkan lutut terdepan membentuk 900
4. Pertahankan tulang punggung lurus maksimum 200 menyudut terhadap
vertikal
5. Angkat beban dengan tumpuan kekuatan pada kedua lutut/paha
6. Sebelum mengangkat, luruskan pandangan ke depan, masukkan dagu agar
ujung atas tulang punggung terkunci
7. Rapatkan lengan tubuh, pertahankan berat beban sejajar dengan pinggang
8. Pegang beban dengan telapak tangan, jangan memutarkan pinggang.
Ada 3 faktor risiko MMH yaitu
1. Karakteristik pekerja, terdiri dari fisik, motorik, personal, kesehatan,
kemampuan sensorik, psikomotorik, dan pelatihan/training
2. Karakteristik material,
a. beban ukuran berat benda, usaha yang dibutuhkan untuk mengangkat,
maupun momen inersia benda
b. dimensi atau ukuran benda seperti lebar, panjang, tebal, dan bentuk
benda baik silinder, kotak, dll
3. Karakteristik Tugas pekerjaan, meliputi kondisi pekerjaan MMH yang
akan dilakukan terdiri dari :
a. Geometri tempat kerja termasuk didalamnya jarak pergerakan, langkah
yang harus ditempuh, dll
b. Frekuensi, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
termasuk frekuensi pekerjaan yang dilakukan.
c. Lingkungan, seperti suhu, pencahayaan, getaran, bau, dan juga daya
tarik kaki
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Data dan Grafik Kekuatan Tarik Otot dan Jari Tangan
Tabel 3.1 Data Kekuatan Tarik Otot dan Jari Tangan pada Sri Wahyuni

Nama : SRI WAHYUNI


Hand Dynamometer Analog Digital
No
Satuan Kg Kg
1 Tangan kanan 10 8
2 Tangan kiri 7 9
3 Kedua tangan 10 14
4 Ibu jari (kanan) 5 6
5 Telunjuk (kanan) 3 3
6 Jari tengah (kanan) 4 2
7 Jari manis (kanan) 3 2
8 Kelingking (kanan) 2 1
9 Ibu jari (kiri) 4 4
10 Telunjuk (kiri) 2 1
11 Jari tengah (kiri) 2 2
12 Jari manis (kiri) 2 3
13 Kelingking (kiri) 2 1
16
14
12
10 Analog
8 Digital
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Gambar 3.1 Grafik Data Kekuatan Tarik Otot dan Jari tangan pada Sri Wahyuni

Tabel 3.2 Data Kekuatan Tarik Otot dan Jari Tangan pada Valencia Aura

Nama : VALENCIA AURA


Hand Dynamometer Analog Digital
No
Satuan Kg Kg
1 Tangan kanan 10 5
2 Tangan kiri 8 6
3 Kedua tangan 15 11
4 Ibu jari (kanan) 5 4
5 Telunjuk (kanan) 4 2
6 Jari tengah (kanan) 4 2
7 Jari manis (kanan) 3 1
8 Kelingking (kanan) 2 1
9 Ibu jari (kiri) 4 2
10 Telunjuk (kiri) 4 2
11 Jari tengah (kiri) 4 3
12 Jari manis (kiri) 4 2
13 Kelingking (kiri) 2 2
Gambar 3.2 Grafik Data Kekuatan Tarik Otot dan Jari Tangan pada Valencia Aura

Tabel 3.3 Data Kekuatan Tarik Otot dan Jari Tangan pada Mesica Savira

Nama : MESICA SAVIRA


Hand Dynamometer Analog Digital
No
Satuan Kg Kg
1 Tangan kanan 10 5
2 Tangan kiri 10 7
3 Kedua tangan 19 12
4 Ibu jari (kanan) 4 5
5 Telunjuk (kanan) 4 4
6 Jari tengah (kanan) 2 4
7 Jari manis (kanan) 2 2
8 Kelingking (kanan) 0 2
9 Ibu jari (kiri) 3 3
10 Telunjuk (kiri) 1 3
11 Jari tengah (kiri) 2 4
12 Jari manis (kiri) 1 2
13 Kelingking (kiri) 1 1
20
18
16
14
12 Analog
10
Digital
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Gambar 3.3 Grafik Data Kekuatan Tarik Otot dan Jari Tangan pada Mesica Savira

Tabel 3.4 Data Kekuatan Tarik Otot dan Jari Tangan pada Ahmad Fauzi

Nama : AHMAD FAUZI


Hand Dynamometer Analog Digital
No
Satuan Kg Kg
1 Tangan kanan 35 38
2 Tangan kiri 28 33
3 Kedua tangan 28 24
4 Ibu jari (kanan) 15 17
5 Telunjuk (kanan) 7 8
6 Jari tengah (kanan) 6 8
7 Jari manis (kanan) 3 3
8 Kelingking (kanan) 2 3
9 Ibu jari (kiri) 10 10
10 Telunjuk (kiri) 4 5
11 Jari tengah (kiri) 6 7
12 Jari manis (kiri) 5 3
13 Kelingking (kiri) 1 2
40
35
30
25 Analog
20 Digital
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
©
Gambar 3.2 Grafik Data Kekuatan Tarik Otot dan Jari Tangan pada Valencia Aura

40
35
30
SRI WAHYUNI
25
VALENCIA AURA
20
MESICA SAVIRA
15
AHMAD FAUZI
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Gambar 3.4 Grafik Rekapitulasi data hand dynamometer analog


40
35
30
SRI WAHYUNI
25
VALENCIA AURA
20
MESICA SAVIRA
15
AHMAD FAUZI
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Gambar 3.5 Grafik Rekapitulasi data hand dynamometer digital

3.2 Penerapan MAC untuk Penilaian Aktivitas Lifting


Tabel 3.4 Penerapan MAC untuk penilaian aktivitas lifitng pada Putri Halma Elisa
Warna
Faktor Risiko Skor
(G,A,R,P)
1. Berat beban dan frekuensi angkat G 0
2. Jarak tangan dengan pinggang A 3
3. Area pengangkatan vertikal A 1
4. Putaran badan/ simpangan badan G 0
5. Kendala postural G 0
6. Handel di beban A 1
7. Permukaan lantai G 0
8. Faktor lingkungan lainnnya G 0
Total skor 5
Level risiko 2
Tabel 3.5 Penerapan MAC untuk penilaian aktivitas lifitng pada M.Fadly Salim
Operator 2 : Valencia Aura
Warna
Faktor Risiko Skor
(G,A,R,P)
1. Berat beban dan frekuensi angkat A 4
2. Jarak tangan dengan pinggang A 3
3. Area pengangkatan vertikal A 1
4. Putaran badan/ simpangan badan G 0
5. Kendala postural G 0
6. Handel di beban A 1
7. Permukaan lantai G 0
8. Faktor lingkungan lainnnya G 0
Total skor 9
Level risiko 2
Tabel 3.6 Penerapan MAC untuk penilaian aktivitas lifitng pada Yogi Pastria Rizki
Operator 3 : Mesica Savira
Warna
Faktor Risiko Skor
(G,A,R,P)
1. Berat beban dan frekuensi angkat G 0
2. Jarak tangan dengan pinggang G 0
3. Area pengangkatan vertikal A 1
4. Putaran badan/ simpangan badan G 0
5. Kendala postural G 0
6. Handel di beban A 1
7. Permukaan lantai G 0
8. Faktor lingkungan lainnnya G 0
Total skor 2
Level risiko 1
Tabel 3.6 Penerapan MAC untuk penilaian aktivitas lifitng pada Yogi Pastria Rizki
Operator 3 : Ahmad Fauzi
Warna
Faktor Risiko Skor
(G,A,R,P)
1. Berat beban dan frekuensi angkat R 6
2. Jarak tangan dengan pinggang G 0
3. Area pengangkatan vertikal G 0
4. Putaran badan/ simpangan badan G 0
5. Kendala postural G 0
6. Handel di beban A 1
7. Permukaan lantai G 0
8. Faktor lingkungan lainnnya G 0
Total skor 7
Level risiko 2
3.3 Penerapan REBA pada Studi Kasus Pekerjaan
Gambar 3.6 Penerapan REBA pada studi kasus pekerja
BAB IV
ANALISIS

4.1 Analisis Grafik Kekuatan Tarik Otot dan Jari Tangan


Pada pengujian tarik otot dan jari tangan rata-rata pada saat menggenggam
Hand Dynamometer, menarik kedua tangan baik secara digital maupun analog
mempunyai tarikan yang paling kuat. Pada sri wahyuni sukaisih untuk analog
yang paling tinggi ialah kedua tangan yaitu sebesar 10 kg karena tarikan kedua
tangan paling kuat dibandingkan yang lainnya, begitu juga pada digital yaitu
sebesar 14 kg karena tarikan kedua tangan juga paling kuat. Yang paling terendah
pada sri wahyuni sukaisih untuk analog ialah kelingking kiri yaitu sebesar 2 dan
digital 1 karena kelingking mempunyai tarikan paling kecil sebab ukuran
kelingkinglah yang paling kecil. Pada valencia aura putri untuk analog yang
paling tinggi ialah kedua tangan yaitu sebesar 15 kg dan untuk digital yang paling
tinggi ialah kedua tangan sebesar 11 kg karena tarikan kedua tangan mempunyai
tarikan yang paling kuat. Yang paling rendah pada valencia aura putri yaitu
kelingking kanan sebesar 2 kg untuk analog dan kelingking kanan untuk digital
sebesar 1 kg karena kekuatan tarikan kelingking paling kecil. Pada mesica savira
untuk analog yang paling tinggi ialah kedua tangan yaitu sebesar 19 kg karena
tarikan kedua tangan paling kuat dibandingkan yang lainnya, begitu juga pada
digital yaitu sebesar 12 kg karena tarikan kedua tangan juga paling kuat. Yang
paling terendah pada mesica savira untuk analog ialah kelingking kiri dan jari
manis (kiri) yaitu sebesar 1 dan digital kelingking jari kiri 1 karena kelingking dan
jari manis mempunyai tarikan paling kecil sebab ukuran kelingkinglah yang
paling kecil. Pada ahmad fauzi burhan untuk analog yang paling tinggi ialah
tangan kanan yaitu sebesar 35 kg dan untuk digital yang paling tinggi ialah tangan
kanan sebesar 38 kg karena tangan kanan mempunyai tarikan yang paling kuat.
Yang paling rendah pada ahmad fauzi burhan yaitu kelingking kiri sebesar 1 kg
untuk analog dan kelingking kiri untuk digital sebesar 2 kg karena kekuatan
tarikan kelingking paling kecil. Rekapitulasi hand dynamometer baik analog
maupun digital berbeda hasil kekuatan tarik otot dan jari tangannya karena
berdasarkan kemampuan kekuatan tariknya tersebut terhadap hand dynamometer.
Hasil pada digital lebih akurat dibanding analog sebab analog ini terkadang tidak
konstan hasil pada jarum penunjuknya sehingga hasilnya pun terkadang naik turun
jika kita melepaskan sedikit kekuatan pada pengukuran hand dynamometer dan
pada digital pun akurat karena sudah menunjukkan angka yang akurat dan tidak
naik turun saat sedikit dilepas atau tetap pada kekuatan hand dynamometer
tersebut.
4.2 Analisis penerapan MAC
Pada pratikan Sri Wahyuni Sukaisih berat badan dan frekuensi angkat berada
pada resiko rendah (G) dengan nilai skor 0. Jarak tangan dan pinggang berada
pada resiko yang mungkin butuh perbaikan (A) dengan skor 3. Area pengangkatan
vertikal berada pada resiko yang mukin butuh perbaikan (A) dengan nilai skor 1.
Putaran badan/simpangan badan berada pada resiko rendah (G) dengan nilai skor
0. Kendala postural pada pratikan berada pada level rendah (G) dengan skor 0.
Handel di beban yang diangkat oleh pratikan berada pada resiko yang mungkin
butuh perbaikan (A) dengan skor 1. Permukaan lantai berada pada level rendah
(G) dengan nilai skor 0 dan faktor lingkungan lainnya (G) dengan skor 0. Dengan
total skor 5 dan level resiko yaitu 2. Jadi dibutuhkan perbaikan untuk kedepannya.
Pada pratikan Valencia Aura Putri berat badan dan frekuensi angkat berada
pada resiko yang mukin butuh perbaikan (A) dengan nilai skor 4. Pada pratikan
jarak tangan dan pinggang berada pada resiko yang mungkin butub perbaikan (A)
dengan nilai skor 3. Area pengangkatan vertikal berada pada resiko yang mukin
butuh perbaikan (A) dengan nilai skor 1. Putaran beban/simpangan badan berada
pada resiko rendah (G) dengan skor 0. Handel di beban yang diangkat oleh
pratikan berada pada resiko yang mukin butuh perbaikan (A) dengan skor 1.
Permukaan lantai berada pada level rendah (G) dengan nilai skor 0. Faktor
lingkungan lainnya pada level rendah (G) dengan nilai skor 0. Total skor 9 dengan
level resiko 2. Jadi dibutuhkan perbaikan untuk kedepannya.
Sedangkan Pada Mesica Savira berat badan dan frekuensi angkat berada pada
resiko rendah (G) dengan nilai skor 0. Pada pratikan jarak tangan dan pinggang
berada pada resiko rendah (G) dengan nilai skor 0. Area pengangkatan vertikal
berada pada resiko yang mukin butuh perbaikan (A) dengan nilai skor 1. Putaran
beban/simpangan badan berada pada resiko rendah (G) dengan skor 0. Handel di
beban yang diangkat oleh pratikan berada resiko yang butuh perbaikan (A) dengan
skor 1. Permukaan lantai berada pada level rendah (G) dengan nilai skor 0. Faktor
lingkungan lainnya pada level rendah (G) dengan nilai skor 0. Total skor 2 dengan
level resiko 1. Jadi dibutuhkan perbaikan untuk kedepannya.
Sedangkan Pada Ahmad Fauzi Burhan berat badan dan frekuensi angkat
berada pada resiko yang butuh perbaikan (R) dengan nilai skor 6. Pada pratikan
jarak tangan dan pinggang berada pada resiko rendah (G) dengan nilai skor 0.
Area pengangkatan vertikal berada pada rendah (G) dengan nilai skor 0. Putaran
beban/simpangan badan berada pada resiko rendah (G) dengan skor 0. Handel di
beban yang diangkat oleh pratikan berada resiko yang mukin butuh perbaikan (A)
dengan skor 1. Permukaan lantai berada pada level rendah (G) dengan nilai skor 0.
Faktor lingkungan lainnya pada level rendah (G) dengan nilai skor 0. Total skor 7
dengan level resiko 2. Jadi dibutuhkan perbaikan untuk kedepannya.
4.3 Analisis Penerapan REBA
Dilihat dari gambar penerapan REBA dari pekerja angkat kardus dapat
dilihat pada step 1 gerakan kepala lebih dari 200 kearah depan dengan skor 2. Pada
step 2 gerakan badan pada kerja praktek yaitu 0-20º dengan skor 3. Pada step 3
kaki pada kerja praktek bengkok dari 30-600 dengan skor 3. Pada step 4 masukkan
ketiga skor tadi ke tabel A sehingga didapat skor tabel A yaitu 6. Step 5
memasukkan berat beban yang ada di foto, pekerja mengangkat beban dengan
berat beban 5 kg atau sama dengan 11 libis dengan skor 1 sehingga didapat skor
pada step 6 yaitu 7. Pada step 7 gerakan lengan atas pekerja antara 45-900 kedepan
dengan skor 4, posisi lengan atas saat mau mengangkat beban adalah 60-100 0
dengan skor 2. Gerakan lengan bawah adalah sekitar lebih dari 150 dengan skor 2.
Pegangan benda pada kerja tersebut baik dengan skor 1. Pada tabel A skor REBA
yang diperoleh ialah 7, pada tabel B skor REBA adalah 6. Pada tabel C yakni
score REBA adalah 9, maka skor akhir pada REBA ialah 10 dan level resiko pada
kerja praktek tersebut adalah dikategorikan level resiko tinggi, maka dibutuhkan
perbaikan untuk kedepannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Pada pengukuran kekuatan tarik otot dipengaruhi oleh daya kuat tariknya
tangan pada hand dynamometer. Jika tarikannya semakin kuat maka semakin
berat juga hasil dari daya tariknya, sebaliknya semakin lemah menarik maka
semakin ringan juga hasil dari hand dynamometer. Hasil pada hand
dynamometer berbeda sebab tergantung kekuatan tarik ototnya pada hand
dynamometer. Rekapitulasi hand dynamometer analog dan digital berbeda
karena tergantung dari kemampuan kuatnya tarik tangan pada hand
dynamometer.
2. Pada pengukuran penerapan MAC untuk skornya dipengaruhi juga dengan
level risiko. Jika total skornya rendah maka level resikonya pun rendah
sebaliknya jika semakin tinggi total skornya maka semakin tinggi juga level
resikonya. Skor yang didapat pun pada ke-empat praktikan ialah 5, 9, 2, dan 1
dengan level resiko 1 dan 2 dan dibutuhkan perbaikan untuk kedepannya.
3. Pada penerapan REBA didapat skor akhir 3 yaitu resiko rendah. Maka ini
dibutuhkan perubahan untuk kedepannya. Semakin tinggi hasil akhir skor
REBA nya maka semakin tinggi juga resiko yang diperoleh begitu juga
sebaliknya semakin rendah skor akhir REBA maka semakin rendah juga
resiko yang diperoleh.

5.2 SARAN
Perlu ketelitian pada pengukuran kekuatan daya tarik otot sebab
perhitungan yang diperoleh mempengaruhi kuat tidaknya daya tarik pada hand
dynamometer. Dieprlukan juga kehati-hatian dan ketelitian dalam menjumlahkan
hasil MAC dan REBA sebab hasilnya diperhitungkan untuk menentukan rendah
tingginya resiko yang didapat. Maka itulah hasil resiko yang diperoleh dari hasil
perhitungan rendah tingginya resiko yang didapat.

DAFTAR PUSTAKA
Heal and Safety Executive (HSE). Manual Handling Assessment Charts (the
MAC tool). HSE. pp. 1-15.
Monnington S., Pinder A.D.J., Quarrie C. Development of an Inspection Tool for
Manual Handling Risk Assessment. Health and Sarfety Executive
Laboratory. 2002.
Shokri S., Varmazyar S., Varyani A.S. Manual Hanndling Material Handiling
Assessment and Repetitive Task with Two Methods MAC and ART in a
Subsidiary of a Manufacture of Cleaning Products. Scientifics Journal
Review. Vol. 4 No. 8. 2015. pp : 116 – 123.
Hignett S., and McAtamney L. Rapid Entire Body Assessment (REBA). Applied
Ergonomics. Vol. 31. 2000. pp : 201 – 205.
Stanton, Neville, et al. Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods.
CRC Press. 2005. Modul IV
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai