Anda di halaman 1dari 50

MAKALAH

MANAJEMEN PROYEK

‘’PERENCANAAN SISTEM INSTALASI TENAGA LISTRIK PADA GEDUNG DINAS TEKNIS


– KUNINGAN’’

Oleh :

I NYOMAN ARIAWAN (F44118013)

I KETUT SUGIANTO (F44118103)

KELAS: A

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Proyek. Terciptanya makalah ini tidak hanya hasil dari kerja keras
kami, melainkan banyak pihak-pihak yang memberikan dorongan-dorongan motivasi untuk
kami.

Sekali lagi kami mengucapkan banyak – banyak terimakasih atas terselesainya makalah ini.
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan sempurna. Untuk itu
mohon kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini di waktu mendatang.

Palu,25 april 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Kata Pengantar..............................................................................................................................1

Daftar Isi.......................................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................5

1.3 Tujuan..............................................................................................................................5

1.4 Batasan masalah..............................................................................................................5

Bab II Pembahasan

2.1 Umum.............................................................................................................................7

2.2 Syarat perencanmaan instalasi listrik.............................................................................8

2.3 Pertimbangan perencanaan kelistrikan..........................................................................9

2.4 Distribusi sistem tenaga listrik.....................................................................................10

2.5 Tujuan operasoi sistem tenaga listrik..........................................................................12

Bab III Perhitungan dan Analisa

3.1 Sistem instalasi listrik..................................................................................................32

3.2 Analisa perhitungan beban listrik................................................................................32

Bab IV Penutup

4.1 Kesimpulan..................................................................................................................49

4.2 Saran............................................................................................................................49

Daftar Pustaka...........................................................................................................................50
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut saya ini penting


dipahami bukan hanya sekedar
untuk memenuhi tugas-tugas
yang diberikan oleh dosen anda,
namun lebih dari itu agar kita
bisa tahu betul seperti apa
Instalasi Listrik itu tentunya
dimulai dari definisi atau
pengertian Instalasi Listrik itu
sendiri.

Instalasi listrik adalah suatu


bagian penting dalam sebuah
bangunan gedung yang
berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari instalasi pengusaha ketenagalistrikan ke titik-
titik beban. Menurut Sugandi, I dkk., (2001) “pada hakekatnya instalasi listrik bangunan
merupakan penyalur energi listrik…, jadi berfungsi sebagai penghantar”

Penyaluran tenaga listrik harus sesuai dengan peraturan yang telah distandarisasi oleh Badan
Standarisasi Nasional (BSN) dengan menerbitkan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
sebagai panduan umum (rujukan) instalasi listrik.

Seperti yang dijelaskan pada PUIL 2000 (1.1), adapun maksud dan tujuan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik ialah agar pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk
menjamin keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik, keamanan instalasi listrik berserta
perlengkapannya, kemanan gedung serta isinya dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan
lingkungan.

“Pihak-pihak yang terkait dengan instalasi listrik seperti pemilik, perencana, kontraktor,
pengawas, produsen perlengkapan, pengawas keselamatan kerja, pengawas bangunan, penguji,
penghuni, operator (jika ada), pemadam kebakaran, asuransi, harus diperhatikan
kepentingannya” (Sugandi, I dkk., 2001: 4).
Yang termasuk didalam instalasi penerangan listrik adalah seluruh instalasi yang
digunakan untuk memberikan daya listrik pada lampu. Pada lampu ini daya listrik/ tenaga
listrik diubah menjadi cahaya yang digunakan untuk menerangi tempat /bagian sesuai dengan
kebutuhannya.
Instalasi penerangan listrik ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Instalasi di dalam gedung
2. Instalasi di luar gedung

Instalasi di dalam gedung adalah instalasi listrik di dalam bangunan gedung (termasuk
untuk penerangan, teras dan lain – lain) sedangkan instalasi di luar bangunan gedung
(termasuk disini adalah penerangan halaman, taman, jalan peneragan papan nama dan lain –
lain).
Tujuan utama dari instalasi penerangan adalah untuk memberikan kenyamanan terhadap
keadaan yang memerlukan ketelitian maka diperlukam penerangan yang mempunyai kuat
penerangan besar sedangkan untuk pekerjaan – pekerjaan yang memerlukan ketelitian tidak
perlu menggunakan penerangan yang mempunyai penerangan besar.
Sedangan instalasi daya listirk adalah instalasi yang digunakan utnuk menjalankan mesin –
mesin listrik termasuk disini adalah instalasi untuk melayani motor – motor listrik di pabrik,
pompa air, dan lain – lain, pada mesin – mesinlistrik ini energi diubah menjadi energi
mekanis sesuai dnegan kebutuhan manusia.
Dengan demikian maka masalah instalasi perlu diperhatikan dan tidak terlepas dari
peraturan – peraturan yang merupakan pedoman untuk penyelenggaraan instalasi listrik.
Peraturan – peraturan yang berhubungan masalah ini adalah :
1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
2. International Electrotecnical Commision (IEC)
Dalam kegiatan yang berhubungan dengan instalasi listrik baik perencanaan, pemasangan
maupun pengoperasian maka prinsip – prinsip dasar sangat diperlukan.

Peningkatan pembangunan gedung bertingkat yang dipusatkan pada kawasan sentra


bisnis dalam kota-kota besar cukup signifikan. Pada gedung sarana umum yang dilengkapi
dengan peralatan-peralatanserta fasilitas pendukung lainnya sarat menggunakan energilistrik.
Kehandalan sistem kelistrikan, kenyamanan dan keselamatan manusia dalam menghuni gedung
berlantai tinggi menjadi prioritas dan selalu ditingkatkan. Selain kenyamanan
sistem kelistrikan, kontinuitas pelayanan daya listrik juga merupakan pertimbangan yang
mutlak agar aktifitas penghuni didalam gedung dalam jangka waktu panjang tetap terjaga
serta terlindungi dari gangguan. Sebelum pelaksanaan pembangunan gedung sangat
diperlukan perancangan suatu sistem kelistrikan didalam gedung yang terstruktur serta pemilihan
akan peralatan-peralatan yang efektif, handal dan aman. Untuk menunjang kehandalan
sistem kelistrikan serta kontinuitas pelayanan daya listrik pada suatu hotel, rancangan
sistem listrik mulai dari pusat pembangkit tenaga listrik Utama dalam hal ini Penyedia
Tenaga Listrik / PLN, Gardu Distribusi, Pemutus Daya, Transformator Daya Penurun
Tegangan, Distribusi tegangan Rendah, Pembangkit Tenaga Listrik Cadangan dari
Diesel Generator, Saluran listrik, Penentuan kebutuhan daya serta peralatan-peralatan
pendukung dirancang sedemikian rupa sesuai kebutuhan dan tepat guna.

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditentukan
rumusan masalah yaitu :

1.Bagaimana proses perencanaan, perhitungan daya, penggambaran denah lay-out

peralatan utama kelistrikan.

2.Bagaimana tata cara menentukan jenis/type lampu, dimensi kabel, kapasitas/jenis

breaker, kapasitas generator set, dan kapasitas transformator daya.

1.3 Tujuan Penulisan

Ada beberapa tujuan penulisanini adalah :

a. Mengetahui tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat pradesain sistem kelistrikan


pada gedung berlantai tinggi, mulai dari koordinasi antara sesama perencana
arsitek, struktur dan interior untuk menentukan letak dan lokasi Utilitas seperti
gardu PLN, penentuan letak Pemutus Daya Tegangan Menengah (PDTM),
Transformator Daya, Pembangkit tenaga listrik cadangan / Alternator-Diesel
Generator, Papan Hubung Bagi Utama Tegangan Rendah, saluran listrik serta
pengelompokan Papan Hubung Bagi di setiap lantai.
b. Mengetahui luasan dan fungsi masing-masing ruangan yang ada dalam gedung untuk
menentukan besar kebutuhan pasokan daya listrik pada masing-masing lantai dan ruangan.
c. Mengetahui secara jelas tentang bagaimana penataan peralatan-peralatan listrik
yang tepat agar pelayanan daya listrik tetap terjaga keamanannya dan mudah
dioperasikan serta pemeliharaannya.
d. Mengetahui cara menghitung kapasitas pemutus daya, besaran penghantar arus
listrik ditentukan sesuai kebutuhan daya, proteksi untuk menjaga keamanan peralatan dan
pengelompokan beban. e.Standard Nasional atau peraturan-peraturan maupun
Standard International merupakan referensi Kriteria Desain sistem dan intalasi listrik.

1.4. Batasan Masalah


1. Pengukur suhu adalah contactless temperature sensore sebagai pembaca suhu kabel.
2. Mikrokontroler ESP8266 Lolin sebagai pengontrol seluruh alat.
3. ACS712 merupakan sensor arus dan tegangan yang dapat mengukur daya dengan high
performance 30A
4. Pengujian kabel listrik pada batas 40oC
5. Sistem diimplementasikan dalam bentuk web browser dengan memberikan sub informasi
untuk memonitoring dan mengontrol obyek yang tidak digunakan secara manual.
6. Sistem aplikasikan pada daya 1300 watt
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Umum

Pencanaan instalasi listrik membutuhkan analisis yang terus-menerus dan komprehensip


untuk menilai keberhasilan sistem dan untuk menentukan kefektifan dalam pengembangan
sistem. Sebelum merencanakan suatu instalasi listrik harus dilakukan penilaian dan survei
lokasi. Perencanaan instalasi listrik harus pula berdasarkan persyaratan dasar yang telah
ditentukan dan memperhitungkan serta memenuhi proteksi untuk keselamatan manusia atau
penghuni gedung dan keamanan gedung serta peralatan-peralatan listrik didalamnya dari
bahaya dan kerusakan yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan instalasi listrik secara wajar.

Secara umum diketahui bahwa resiko utama pada instalasi listrik adalah akibat arus kejut
dan suhu berlebihan yang sangat mungkin mengakibatkan kebakaran bahkan dapat
mengakibatkan kerusakan peralatan pada instalasi listrik. Oleh karena itu semenjak dini pra-
perancangan instalasi listrik pada gedung baru harus dilengkapi proteksi dari kejut listrik,
proteksi dari efek termal, proteksi dari arus lebih yang diakibatkan petir, proteksi dari
tegangan kurang, pemisah dan penyaklaran. Tindakan dapat diterapkan pada seluruh
instalasi atau pada sub- bagian instalasi yang dianggap perlu dengan mempertimbangkan biaya
serendah mungkin dan menjamin tingkat keselamatan serta mutu instalasi pada gedung. Instalasi
listrik untuk penerangan adalah instalasi listrik yang memberi energi listrik untuk keperluan
penerangan (lampu). Sebelum melakukan pemasangan instalasi listrik penerangan, perlu
dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
instalasi listrik penerangan adalah sebagai berikut ;

1. Kondisi Rumah.

Pada jenis rumah kayu pemasangan instalasi penerangan pada rumah kayu, seluruhnya
dipergunakan pipa union atau PVC kecuali bagian atas langit-langit. Penempatan komponen
listrik yang berupa sakelar dan stop kontak dapat dipasangkan pada tiang rumah. Komponen
tersebut tidak dipasangkan pada dinding karena tebal dinding tidak memenuhi syarat, sedangkan
untuk rumah beton pemasangan instalasi listrik pada rumah tembok kita gunakan pipa union atau
PVC. Dahulu pipa dipasang pada permukaan tembok atau dinding. Sekarang pada umumnya
pipa dipasang atau ditanam dalam tembok sehingga instalasi tidak kelihatan. Beberapa
komponen yang dapat ditanam seperti sakelar dan stop kontak.

2. Simbol – simbol listrik.


Simbol – simbol listik perlu kita ketahui agar mempermudah membaca gambar bagan pada
instalasi listrik penerangan, berikut ini dituliskan simbol-simbol yang digunakan pada gambar
bagan instalasi.

3. Bagan Instalasi listrik Penerangan

Biasanya instalasi listrik penerangan di dalam rumah-rumah mempergunakan sistem radial,


karena sederhana, murah dan mudah pengamanannya. Beban seperti lampu-lampu dan alat-alat
rumah tangga dibagi menjadi kelompok-kelompok. Maksud pembagian kelompok ini adalah
untuk mempertinggi kekalianlan dari sistem tersebut. Apabila salah satu kelompok mendapat
gangguan hubung singkat, maka hanya kelompok itu yang mendapat gangguan (mati),
sedangkan kelompok yang lain tidak terganggu.

4. Jumlah dan Kekutan Lampu

Tiap-tiap jenis ruang membutuhkan jumlah dan kekuatan lampu yang berbeda-beda. Jumlah
dan kekuatan lampu yang dibutuhkan oleh suatu ruangan tergantung pada hal-hal sebagai
berikut.

a. Untuk apa ruangan tersebut? (misal pada ruang tamu, kamar mandi, kamar tidur, ruang
makan dan lain-lain). Setiap jenis ruangan mempunyai kebutuhan kuat penerangan yang
berbeda-beda.

b. Luas dan ukuran dari ruangan tersebut. Semakin luas ukuran suatu ruangan semakin
banyak jumlah lampu yang diperlukan.

c. Macam atau jenis lampu yang dipakai dan sistem penerangannya.

d. Keadaan dinding dari ruangan tersebut. Apakah dinding tersebut menyerap cahaya atau
memantulkan cahaya.

5. Jumlah Kelompok Pada Instalasi Listrik

Menurut Peraturan Instalasi Umum Instalasi Listrik (PUIL 661 c.1), instalasi penerangan
harus dibagi dalam kelompok dan setiap kelompok harus diamankan sendiri-sendiri dengan
pengaman arus lebih (sekering) dan sakelar. Banyaknya titik-titik pengambil arus seperti lampu
dan stop kontak paling banyak 10 titik untuk tiap kelompok.

2.2 Syarat –syarat Perencanaan Jaringan Instalasi Listrik

tiga syarat-syarat utama perencanaan jaringan instalasi listrik yang harus dipenuhi untuk
kriteria yang baik antara lain :

2.2.1 Flexibilitas
Jaringan harus memberi kemungkinan untuk penambahan beban, tetapi harus dalam batas
ekonomis. Dengan demikian jika suatu saat ada tambahan beban yang wajar maka tidak
perlu dilakukan perombakan instalasi secara total, cadangan beban yang berlebihan adalah
tidak ekonomis dan merupakan pemborosan.

2.2.2Kepercayaan

Jaringan instalasi harus dapat diandalkan dan dapat dipercaya, sebab pembebanan oleh
peralatan listrik sering tidak dapat dikontrol. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas
bahan-bahan instalasi, kegagalan-kegagalan peralatan harus dapat diketahui secara dini agar
tidak terjadi kecelakaan.

2.2.3Keamanan

Jaringan instalasi harus dirancang sesuai Peraturan Nasional yang berlaku seperti Peraturan
Umum Instalasi Listrik (PUIL). Peralatan-peralatan instalasi listrik harus mudah dijangkau
dan bebas dari hambatan atau halangan fisik.

2.3Pertimbangan Perencanaan Kelistrikan

2.3.1 Keperluan Mendatang

Engineering yang baik menghendaki bahwa kemungkinan pertumbuhan beban diwaktu


mendatang perlu dipertimbangkan dalam perencanan tenaga listrik. Hal ini biasanya tersedia
dalam bentuk daya cadangan pada perencanaan yang ada, atau berupa pertimbangan daya dan
kemampuan pada sistem. Pertumbuhan beban biasanya tidak merata diberbagai daerah dan hal
ini perlu diperhitungkan.

2.3.2Faktor Ekonomi

Perlu menentukan pilihan dari kemungkinan-kemungkinan perkembangan yang ada


didasarkan pada perbandingan biaya keseluruhan dari suatu periode waktu tertentu, misalnya
modal, pemeliharaan, kerugian-kerugian sistem dengan nilai sistem sekarang. Seberapa
jauhkah kapasitas sekarang masih mencukupi untuk masa mendatang, merupakan masalah
ekonomi: biaya daya cadangan yang besar sampai tiba waktunya daya itu diperlukan, atau
menggantikan satuan-satuan kecil dengan yang lebih besar pada saatnya. Ukuran-ukuran standar
dari peralatan yang dipakai dengan sendirinya perlu diperhatikan. Pertimbangan ekonomis
merupakan kriteria utama untuk menentukan jaringan distribusi.

2.3.3Unjuk Kerja di Waktu Lalu

Data mengenai unjuk kerja diwaktu lalu, seperti beban sistem keseluruhan, beban subsistem.
Dan lain sebagainya dapat dipakai sebagai dasar untuk estimasi pertumbuhan yang diperlukan.
Variasi dari periode ke periode dapat menunjukan kecenderungan-kecenderungan dari
pertumbuhan. Dan masing-masing daerah memiliki ciri-ciri tersendiri dari kecenderungan
pertumbuhan.

2.3.4Untuk Kerja di Waktu Mendatang

Untuk mendapat gambaran mengenai apa yang dapat terjadi diwaktu mendatang, akan
bermanfaat melihat kebelakang selama satu atau dua generasi. Alat-alat listrik yang dipakai
didalam gedung dapat disusun dalam suatu daftar dari alat-alat pemakaian tenaga listrik, dan
untuk memperkirakan apa yang dapat berkembang dimasa mendatang. Penggunaan yang
meluas dari alat pendingin alat-alat elektronik dan komputer juga berpengaruh pada beban,
diversivitas, koinsidensi, faktor daya dan faktor ultilisasi. Serta juga memerlukan pengaturan
tegangan dengan batas-batas yang lebih tajam.

2.4 Distribusi Sistem Tenaga Listrik

Pengertian dari Sistem Tenaga Listrik adalah suatu sistem yang berfungsi membangkitkan,
mentransmisikan dan mendistribusikan energi listrik dari pusat pembangkit menuju konsumen.
Secara umum sistem tenaga listrik dapat dikatakan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

a. pembangkit tenaga listrik,

b. penyaluran tenaga listrik dan

c. distribusi tenaga listrik.

Sistem tenaga listrik modern merupakan sistem yang komplek yang terdiri dari pusat
pembangkit, saluran transmisi dan jaringan distribusi yang berfungsi untuk menyalurkan daya
dari pusat pembangkit ke pusat-pusat beban. Untuk memenuhi tujuan operasi sistem tenaga
listrik, ketiga bagian yaitu pembangkit, penyaluran dan distribusi tersebut satu dengan yang
lainnya tidak dapat dipisahkan.

Apabila saluran transmisi menyalurkan tenaga listrik bertegangan tinggi ke pusat-pusat


beban dalam jumlah besar, maka saluran distribusi berfungsi membangkitkan tenaga listrik
tersebut kepada pihak pemakai melalui saluran tegangan rendah. Generator sinkron di pusat
pembangkit biasanya menghasilkan tenaga listrik dengan tegangan antara 6 – 20 kV yang
kemudian, dengan bantuan transformator, tegangan tersebut dinaikkan menjadi 150 - 500 kV.

Saluran transmisi tegangan tinggi (STTT) menyalurkan tenaga listrik menuju pusat
penerima, disini tegangan diturunkan menjadi tegangan - tegangan sub transmisi 70 kV.
Selanjutnya dari tegangan sub transmisi melalui Saluran transmisi tegangan menengah (STTM)
dan gardu distribusi (GD), tenaga listrik yang diterima kemudian dilepaskan menuju trafo
distribusi (TD) dalam bentuk tegangan menengah 20 kV. Melalui trafo distribusi yang
tersebar di berbagai pusat beban, tegangan distribusi primer ini diturunkan menjadi tegangan
rendah 220/380 V yang akhirnya diterima konsumen. Pada gambar 2.2 dibawah ini,
ditunjukkan gambar STTM atau JTM (Jaringan Tegangan Menengah), SDTR atau JTR (Jaringan
Tegangan Rendah) dan Sambungan Rumah ke Pelanggan.

Gambar 2.1 Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan
Sambungan Rumah ke Pelanggan

Sistem distribusi tenaga listrik untuk beban memiliki kondisi dan persyaratan-persyaratan
tertentu, maka sarana penyampaiannya pun dikehendaki memenuhi persyaratan tertentu pula.
Kondisi dan persyaratan yang dimaksudkan antara lain:

a.Setiap peralatan listrik dirancang memiliki rating tegangan, frekuensi dan daya
nominal tertentu.

b.Letak titik sumber (pembangkit) dengan titik beban tidak selalu berdekatan.

c.Pada pengoperasian peralatan listrik perlu dijamin keamanan bagi peralatan, bagi
manusia pengguna dan bagi lingkungannya.

Dalam upaya antisipasi ketiga hal tersebut, maka untuk sistem penyaluran tenaga listrik dituntut
beberapa kriteria yaitu:
a.Diperlukan saluran daya (tenaga) yang efektif, ekonomis dan efisien.

b.Diperlukan tersedianya daya (tenaga) listrik dengan kapasitas yang cukup (memenuhi),
tegangan dan frekuensi yang stabil pada harga nominal tertentu, sesuai dengan desain
peralatan. Singkatnya diperlukan penyediaan daya dengan kualitas yang baik.

c.Diperlukan sistem pengaman yang baik, sesuai dengan persyaratan pengaman (cepat
kerja, peka, efektif, andal dan ekonomis).

2.5 Tujuan Operasi Sistem Tenaga Listrik

Dalam mencapai tujuan dari operasi sistem tenaga listrik maka perlu diperhatikan tiga hal
berikut ini, yaitu :

a.Ekonomi (economy) Ekonomi(economy) berarti listrik harus dioperasikan secara


ekonomis, tetapi dengan tetap memperhatikan keandalan dan kualitasnya.

b.Keandalan (security),Keandalan(security) merupakan tingkat keamanan sistem terhadap


kemungkinan terjadinya gangguan.

c.Kualitas (quality).Kualitas(quality) tenaga listrik yang diukur dengan kualitas tegangan dan
frekuensi yang dijaga sedemikian rupa sehingga tetap pada kisaran yang ditetapkan.

2.6 Komponen Sistem Instalasi

2.6.1Gardu DistribusiGardu

Distribusi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan
distribusi, dan letaknya berada dekat pusat-pusat beban. Pada setiap proyek, lingkup pekerjaan
listrik biasanya dibatasi sampai dengan gardu distribusi. Sebagai gambaran contoh gardu
distribusi dapat dilihat seperti pada gambar 2.4 dibawah ini :
Gambar 2.4 Gardu Distribusi

2.6.2Transformator Distribusi

Transformator atau transformer atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator bekerja
berdasarkan prinsip induksielektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang
membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan
lilitan sekunder. Fluksbolak-balik ini menginduksikan GGLdalam lilitan sekunder.

Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

Pada umumnya transformator dibedakan menjadi 2 yaitu :

a.Transformator step up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak dari
pada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa
ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator
menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.

b.Transformator step down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit dari pada lilitan primer,
sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui,
terutama dalam adaptorAC-DC.

Transformator yang digunakan untuk menurunkan tegangan dari JTR / SDTR (Saluran
Distribusi Tegangan Rendah) ke pelanggan disebut transformator distribusi seperti terlihat pada
gambar 2.5 dibawah ini :
Gambar 2.5 Transformator Distribusi pada Jaringan SDTR

Untuk instalasi sistem tenaga listrik setelah PDTM (Panel Distribusi Tegangan
Menengah) biasanya digunakan transformator step down.

152.6.3Panel Distribusi

Panel Distribusi pada bangunan kantorterdiri dari:

1.PDTM (Panel DistribusiTegangan Menengah)

2.PDTR(Panel DistribusiTegangan Rendah)

3.SDB (Sub Distribution Board) atau Sub Panel Distribusi

4.DB (Distribution Board) atau Panel Distribusi

5.Panel Khusus seperti Panel Elektronik, Panel AC, Panel Gondola, Panel Lift, Panel Tangga
Kebakaran(emergensi), Panel Pompa, Panel Penerangan Luar, Panel STP,dan lain-lain.

2.6.3.1 PDTM(Panel Distribusi Tegangan Menengah)

PDTM(Panel DistribusiTegangan Menengah) adalah panel switchingtegangan menengah


yang berfungsi sebagi switcherdan pengendali daya Tegangan Menengahdisisi pengguna.
Komponen utama yang perlu diperhatikan pada PDTMantara lain :

a.Main CB/LBS MV

b.Fuse

c.Peralatan proteksi
Ditiap cubicle biasanya dilengkapi dengan sistem yang biasanya dikenal dengan protection,
metering dan monitoring. Komponen ini adalah instrument transformator tegangan dan trafo
arus, relai proteksi, alat ukur tegangan dan arus, relai tegangan dan lampu tanda. Jumlah cubicle
pada PDTMminimal 1 cubicleincomingdan 1 cubicle outgoing, terkadang ada pula2 cubicle
outgoing atau lebih.

2.6.3.2 PDTR(Panel Distribusi Tegangan Rendah)

PUTR (Panel DistribusiTegangan Rendah) digunakan sebagai switchertegangan rendah ke


masing-masing sub-panel di sisi beban dari hasil keluaran transformator step down.
Biasanya pada PDTRdipasang ATS (automatic transfer swicth) yang digunakan secara otomatis
untuk memindahkan supplydari PLN ke Genset atau sebaliknya, dimana pengkabelan yang
dilakukan dari PDTRke PKG (Panel Kontrol Genset). Pada PDTRjuga dipasang Capasitor
Bank,yang digunakan untuk memperbaiki nilai cosφ.Pada gambar 2.8 dibawah ini,
merupakan gambar PDTR pada proyekGedung Dinas Teknis –Kuningan.

Gambar 2.8 PDTR (Panel Distribusi Tegangan Rendah)

2.6.3.3 Sub Panel Distribusidan Panel DistribusiSub

Panel Distribusi dan Panel Distribusiadalah Sub Panel yang ditempatkan untuk melayani
pembagian beban pada Panel Distribusi. SDB ini bertujuan untuk mempermudah
maintenancejika ada kerusakan, jadi tidak perlu mematikanlantai lain jika ada masalah pada
kelistrikan di lantai tersebut.
Panel Distribusi adalah Panel yang ditempatkan per lantai untuk melayani pembagian beban
pada lantai tersebut. Penempatan Panel Distribusibiasanya ditempatkan pada ruang panel per
lantai. Dari Panel Distribusi lantai inilah baru dibagi ke beban yang akan dilayani. Pada
gambar 2.9dan 2.10dibawah ini, ditunjukkancontoh gambar Sub Panel Distribusidan Panel
Distribusi.

Gambar 2.9 Sub Panel Distribusi

2.6.3.4 Panel Khusus

Panel Khusus adalah Panel-panel yang khusus digunakan sebagai pusat pembagi untuk
pekerjaan penunjang di kantor diluar pekerjaan elektrikal. Adapun fungsi-fungsi panel tersebut
diantaranya adalah :

a.Panel Elektronik : Panel yang mengatur daya untuk pekerjaan Elektronik seperti Fire Alarm,
Tata Suara, CCTV, MATV, Telepon dan Data.

b.Panel AC : Panel yang mengatur daya untuk pekerjaan AC

c.Panel Gondola : Panel yang mengatur daya untuk pekerjaan Gondola.

d.Panel Lift : Panel yang mengatur daya untuk pekerjaan Lift.

e.Panel Tangga Kebakaran (emergensi) : Panel yang mengatur daya untuk Tangga Kebakaran,
apabila terjadi kebakaran dimana panel ini akan menghidupkan Pressurized fanpada saat
kebakaran.

f.Panel Pompa : Panel yang mengatur daya untuk pekerjaan Mekanikal seperti Pompa –
pompa pekerjaan Plumbingdan Pemadam Kebakaran.

g.Panel Penerangan Luar : Panel yang mengatur daya untuk Penerangan di Luar Gedung.

2.7 Komponen Instalasi dan Proteksi dalam Panel


2.7.1. Komponen Panel

Panel distribusi terdiri atas komponen yang pada umumnya sama untuk semua jenis panel
distribusi. Komponen-komponen tersebut adalah:

1.Busbar

Busbar adalah batang konduktor yang terbuat dari aluminium atau tembaga berbentuk
persegi panjang. Fungsi busbar adalah untuk mempermudah wiring didalam panel dengan
mengelompokkan masing-masing fasa kedalam batang busbar. Menurut standar PUIL,
pengelompokkan warna busbar adalah sebagai berikut:

a.Warna merahuntuk faseR

b.Warna kuning untuk faseS

c.Warna hitam untuk faseT

d.Warna biru untuk fase N

2. Pengaman

Salah satufaktor teknis yang perlu diperhatikan dalam penyediaan penyaluran daya listrik
adalah kualitas daya. Faktor ini meliputi stabilitastegangan,kontinuitas pelayanan, keandalan
pengaman, kapasitas daya yang sesuai kebutuhan dan lain sebagainya. Dalam hal
keandalan pengaman, tidak berarti penyediaan daya yang baik adalah yang tidak
mengalami gangguan. Sebaliknya pengaman yang baikadalah yanglangsung merespon atau trip
ketika terjadigangguan.

Jenis gangguan yang paling sering terjadi dalam keadaan sistem berjalan normal adalah
gangguan arus lebih atau beban lebih. Jenis gangguan lain yang sering terjadi adalah gangguan
arus hubung sungkat ataushort circuit.

3. Sekering (Fuse)

Sekering ataufuse berfungsi untuk mengamankan sistem instalasidari kemungkinan terjadinya


arus hubung singkat atau beban lebih. Fusebekerja berdasarkan besar arus yang
melewatinya,jika besar arus yang lewat melebihi kemampuan fuse maka fuse akan putus atau
bagian dalam fuse yang menghubungkan kedua terminal langsung lebur atau meleleh.Untuk
membedakan dari CircuitBreaker, sekering ataufuse memiliki ciri spesifikasi sebagai berikut:

a.Bekerja langsung apabila batasan arus dalam rangkaian terlewati.

b.Tidak mampu menghubungkan kembali rangkaian secara otomatis setelah terjadi


gangguan.
c.Bekerja pada fase tunggal.

4. Metering

Metering pada umumnya terdapat pada panel-panel untuk mengetahui tegangan kerja dari
sistem yang ditangani oleh suatu panel dan berapa arus yang dibutuhkan beban dari sistem
tersebut. Metering yang biasa terdapat dalam panel adalah voltmeter dan amperemeter.

5. Circuit Breaker(CB)

Fungsi dari circuit breaker adalah untuk memutuskan atau menghubungkanrangkaian pada
saat berbeban atautidak berbeban serta akan membuka apabila terjadi gangguanarus lebih
atauarus hubung singkat.Circuit breaker dapat berfungsi sebagai saklar dalam kondisi
normal maupun tidak, serta dapat memutus arus lebih dan arus hubung singkat.

Circuit breaker dapat dipasang untuk dua tujuan dasar yaitu:

a. Berfungsi selamakondisi pengoperasian normal, yaitu untuk menghubungkan maupun


memutus rangkaian dalam keadaan berbeban. Dengan tujuan untuk pengoperasian dan
perawatan rangkaian maupun beban.

b. Bekerja dalam kondisi operasional yang tidak normal, misalnya terjadi arus lebih atau arus
hubung singkat. Arus lebih dan arus hubung singkat dapat merusak peralatan dan instalasi
suplai daya jika dibiarkan mengalir didalam rangkaian dalam kondisi yang cukup lama.

Jenis circuit breaker yang banyak digunakan untuk perlengkapan instalasi listrik yaitu:

a.MCB (Miniature Circuit Breaker)

Singkatan MCB adalah Mini Circuit Breaker yang memiliki fungsi sebagai alat
pengaman arus lebih. MCB ini memproteksi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban
lebih dan arus lebih karena adanya hubungan pendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya
yaitu untuk pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relai arus lebih seketika
digunakan elektromagnet.

b.MCCB (Moulded CaseCircuit Breaker)

Singkatan MCCB adalah Moulded Case Circuit Breaker. MCCB merupakan salah satu alat
pengaman yang dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan
sebagai alat untuk penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat
berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis
tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan
yang diinginkan.

c. ACB (AirCircuit Breaker)


Singkatan ACB adalah Air Circuit Breaker. ACB merupakan jenis circuit breaker dengan
sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan
tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur
api yang timbul akibat proses switching maupun gangguan. Pada gambar 2.10 merupakan
contoh dari MCB, MCCB dan ACB yang biasa dipakai.

6. Kontaktor

Kontaktor yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada
kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan
magnet pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang
timbul tadi. Kontak bantu NO (Normally Open) akan menutup dan kontak bantu NC
(Normally Close) akan membuka.

Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak bantu,kontak utama digunakan
untuk rangkaiandaya sedangkan kontak bantu digunakan untuk rangkaian kontrol. Didalam suatu
kontaktor elektromagnetik terdapat kumparan utama yang terdapat pada inti besi. Kumparan
hubung singkat berfungsi sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat.

Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan magnet pada inti besi
yang akan menarik inti besi dari kumparan hubung singkat yang dikopel dengan kontak utama
dan kontak bantu dari kontaktor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kontak utama dan kontak
bantunya akan bergerak dari posisi normal dimana kontak NO akan tertutup sedangkan NC
akan terbuka. Selama 25kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri arus, maka
kontak-kontaknya akan tetap pada posisi operasinya. Apabila pada kumparan kontaktor diberi
tegangan yang terlalu tinggi maka akan menyebabkan berkurangnya umur atau merusak
kumparan kontaktor tersebut. Tetapi jika tegangan yang diberikan terlalu rendah maka
akan menimbulkan tekanan antara kontak-kontak dari kontaktor menjadi berkurang. Hal ini
menimbulkan bunga api pada permukaannya serta dapat merusak kontak-kontaknya.

2.7.2Kabel Feeder dan Kabel Instalasi

Penggunaan kabel dalam teknik, mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam pemilihan
kabel, disarankan tidak menggunakan kabel sembarangan sebelum mengetahui kontruksi
dan karakteristik kabel yang akan digunakan. Dengan memperhatikan hal tersebut,
diharapkan hasil pemilihan kabel sesuai dengan kebutuhan. Kabel berdasarkan fungsinya
digunakan untuk :

a.Penghantar arus listrik tenaga (Power cable)

b.Penghantar arus listrik data dan informasi

Ada tiga hal penting yang ada pada kabel diantaranya :


a.Penghantar (Konduktor) : media untuk menghantarkan arus listrik.

b.Isolator : bahan dielektrik untuk mengisolasi dari penghantar yang satu terhadap yang lain
dan juga terhadap lingkungannya.

c.Pelindung luar : memberikan perlindungan terhadap kerusakan mekanis, pengaruh bahan-


bahan kimia, api atau pengaruh pengaruh luar lainnya yang merugikan.

Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus)
yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik ditentukan dalam satuan Ampere.
Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel
listrik, adapun ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN.

Kode pengenal kabel dapat dikenali dengan menggunakan huruf berikut :

Huruf Kode Komponen

N Kabel Standar dengan penghantar tembaga NAKabel Standar dengan penghantar

alumunium

Y Isolasi PVC

M Berselubung PVC

F Perisai Kawat Baja Pipih

R Perisai Kawat Baja Bulat

Gb Spiral Pita Baja

re Penghantar padat bulat

rm Penghantar bulat kawat banyak

se Penghantar padat bentuk sektor

sm Penghantar kawat bentuk sektor

B Selubung bahan galvanis

Macam-macam kabel:

a. Kabel NYY
Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap dalam tanah yang harus diberikan pelindung
khusus (misalnya: duct, pipa baja, PVC, atau besi baja). Instalasi ini bisa ditempatkan diluar
atau didalam bangunan baik kondisi basah atau kering. Kabel jenis ini mempunyai selubung
PVC warna hitam, terdiri dari 1-4 urat dengan penampang luar mencapai 56 mm.
Penggunaan kabel NYY diatur dalam PUIL 2000 pasal 7.15.

b. Kabel NYMK

Kabel ini hanya direkomendasikan khusus untuk instalasi tetap didalam bangunan yang
penempatannya bisa didalam atau diluar plester tembok atau didalam pipa pada ruangan kering
atau lembab. Kabel ini tidak diijinkan untuk dipasang diluar bangunan yang langsung terkena
panas dan hujan. Tidakjuga dijinkan untuk ditanam langsung didalam tanah. Penggunaan
kabel NYM ini diatur dalam PUIL 2000 pasal 7.12.2.

c. Kabel NYA

Kabel ini dirancang dan direkomendasikan untuk digunakan pada instalasidalam


kotakdistribusi atau rangkaian pada panel. Pemasangan kabel ini hanya untuk tempat kering
dan tidak direkomendasikan untuk tempat yang basahatau langsung terkena perubahan cuaca.

d. Kabel NYFGbY

Kabel jenis ini banyak digunakan untuk sirkuit power distribusi,baik pada lokasi
kering maupun basah/lembab. Denganadanya pelindung kawat dan pipa baja yang digalvanisasi,
kabel ini dapat ditanam langsung didalam tanah 29tanpa pelindung lagi. Isolasi dibuat tanpa
warna dan tiga urat dibedakan dengan non strip, strip 1 danstrip 2. Kabel ini mempunyai
selubung PVC warna merah dengan penampang luar mencapai 57 mm.

e. Kabel NYAF

Kabel ini bersifat fleksibel dan dirancang untuk instalasi didalam duct, pipa atau kotak
distribusi. Kabel ini sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokan tajam. Kabel
dengan ukuran 1,5mm2 hanya diperbolehkan digunakan didalam peralatan ataupun papan
pengontrol dan tidak diperbolehkan dipasang untuk instalasi tetap.

f. Hantaran Tembaga Telanjang (BC)

Untuk saluran distribusi udara yang direntangkan diantara tiang-tiang dan isolator-isolator
yang khusus dirancang untuk itu. Disamping itu juga bisa digunakan untuk hantaran
pentanahan(grounding).

g. Kabel N2XSY

Kabel jenis ini digunakan untuk jaringan distribusi tegangan menengah. Dengan konduktor
yang terbuat dari tembaga.
2.8 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik

Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan
kantordibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1.Diagram Sistem Satu Garis (Single Line Diagram System)

2.Diagram Pengawatan (Wiring Diagram)

3.Denah Ruangan

Diagram Kerja

Diagram kerja merupakan hal yang sangat penting dalam instalasi listrik penerangan.
Dengan membaca diagram kerja, seseorang akan lebih mudah melakukan pekerjaan instalasi
terutama dalam melakukan penyambungan kawat-kawat penghantar dengan komponen -
komponen listrik sehingga pekerjaan instalasi penerangan dilakukan dengan benar

2.9 Diagram Satu Garis Instalasi Sistem Tenaga Listrik

Tujuan dari Perancangan Diagram satu garis instalasi sistem tenaga listrik adalah sebagai
sarana untuk pengecekan atau penunjukkan secara global dimana letak gardu listrik, unit trafo,
panel.

Tahapan perancangan diagram sistem satu garis yaitu :

1.Menggambarlantai-lantaibangunan kantorlengkap dengan elevasi lantainya.

2.Menggambar dan menaruh letak seluruh peralatan mulai dari gardu induk, trafo,genset,sub
paneldistribusi, paneldistribusi sesuai penempatan pada lantainya.

3.Mengecek keseluruhan pada diagram tersebut.

4.Hubungkan antar panel-panel sesuai fungsinya dan beri keterangan juga untuk jenis dan ukuran
luas penampang kabel yang digunakan.

Pada umumnya diagram sistem sudah mencakup item berikut :

1.Gardu distribusi

2.PDTM (Panel DistribusiTegangan Menengah)

3.Generator set (Genset)

4.Transformator
5.PDTR (Panel DistribusiTegangan Rendah)

6.Panel Sub Distribusi

7.Panel Distribusi

8.Panel Khusus seperti Panel Elektronik, Panel AC, Panel Gondola, Panel Lift, Panel Tangga
Kebakaran (Emergency), Panel Pompa, Panel Penerangan Luar, Panel Gondola dan lain
sebagainya.

Pada gambar 2.9. dibawah ini dapat dilihat Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Listrik
yang akan direncanakan pada proyek Gedung Dinas Teknis -Kuningan.

Gambar 2.9 Diagram Satu Garis Sistem Distribusi Listrik


2.10 Diagram Satu Garis Panel

Tujuan dari diagram satu garis panel adalah mendeskripsikan rencana isi sistem didalam panel
baik pengaman ataupun proteksi, rencana pengkabelan antar panel, transformator, ataupun
langsung ke beban. Perencanaan sistem wiring ini dimulai dengan merencanakan sistem dari
sisi beban untuk menentukan daya totalnya. Beban yang dipakai pada bangunan
kantorbiasanyamencakup untuk beban pekerjaan: Elektrikal, Elektronik, MVAC, Pemadam
Kebakaran, Plumbing, Gondola dan Lift yang digunakan pada kantor tersebut.

2.11 Luas Penampang

Sesuai dengan aturan PUIL 2000 pasal 2.3.6.4 ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan luas penampang penghantar, yaitu:

a. Suhu minimum yang diijinkan.

b. Susut tegangan yang diijinkan.

c.Stres elektromagnetis yang mungkin terjadi karena hubungsingkat.

d. Stres mekanis yang mungkin dialami penghantar.

e.Impedansi maksimum berkenaan dengan berfungsinyaproteksiakibathubung singkat. Setiap


penghantar harus mempunyai kemampuan hantar arus (KHA).

Untuk menentukan kemampuan hantar arus dan luas penampang penghantar yang diperlukan,
langkah pertama adalah dengan menentukan berapa arus yang mengalir berdasarkan daya beban
yang terpasang.

Daya reaktifadalah daya yang terpakai sebagai energi pembangkitan flux magnetik
sehingga timbul magnetisasi dan daya ini dikembalikan ke sistem karena efek induksi
elektromagnetik itu sendiri, sehingga daya ini sebenarnya merupakan beban (kebutuhan)
pada suatu sistem tenaga listrik.

Dengan :

P= Besarnya daya nyata (watt)

S = Besarnya daya semu (volt ampere)

Q= Besarnya daya reaktif (volt ampere reaktif / VAR)

V= Besarnya tegangan (volt)

I = Besarya arus (ampere)


Untuknilai dari cos φ yaitu 0,8, maka untuk menghitung besarnya arus dapat digunakan
persamaan 3.1atau 3.2. Setelah didapat arus nominal, hasil tersebut dikalikan 120%
sebagai faktor keselamatan (safety factor). Langkah berikutnya adalah mencari nilai MCB,
MCCBdan ACB, setelah arus diketahui selanjutnya melihat kapasitas yang mendekati ukuran
MCB, MCCB dan ACB yang dipakai sesuai kapasitas yang tersedia dipasaran.

2.12 JatuhTegangan

Jatuh tegangan atau kerugian tegangan dalam saluran tenaga listrik adalah berbanding lurus
dengan panjang saluran dan beban, berbanding terbalik dengan penampang saluran. Kerugian ini
dalam persen ditentukan dalam batas tertentu.

Berdasarkan PUIL 2000 pasal 4.2.3.1 menyatakan bahwa susut tegangan antara terminal
pelanggan dan sembarang titik dari instalasi tidak boleh melebihi 5% dari tegangan pengenal
pada terminal pelanggan bila semua penghantar dari instalasi dialiri arus maksimum. Untuk
menghitung Jatuh Tegangan pada instalasi 1 fase dan 3 fase dapat menggunakan rumus dibawah
ini:

1) Jatuh Tegangan (Satu fase)

ΔV = {( I. R. cos φ + I. XLSin φ )/ Vf}. 100%.................. (3.9)

Dengan :

ΔV = Jatuh Tegangan (volt)

I = Arus (ampere)

R = 2L . r (ohm / km)

XL = 2L . x (ohm/ km )

Vf = Tegangan Fasa (volt)

L = Panjang kabel (km

2) Jatuh Tegangan (Tigafase)

ΔV= S. L { ((r. cos φ + x sin φ) / VL²) x 100 }................ (3.10)


Dengan :

ΔV= Jatuh Tegangan (volt)

S = Daya Semu(volt ampere)

R = Resistansi (ohm / km)

x = Reaktansi (ohm / km )

L = Panjang kabel (km)

VL= Tegangan Line (volt)

2.13 Kabel Grounding

Grounding merupakan sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang


mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dan lain-
lain.Tujuan utama dari adanya groundingsistem pentanahan ini adalah untuk menciptakan sebuah
jalur yang low-impedance(tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik
dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switchingdan electrostatic dischargeadalah
penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Groundingsistem pentanahan
yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.

Untuk pemilihan luas penampang kawat pentanahan atau grounding dapat digunakan standar
dari PUIL 2000 halaman 77 tabel 3.16-1seperti terlihat pada tabel 3.3, dimana Luas penampang
proteksi tidak boleh kurang dari nilai yang tercantum pada tabel. Jika penerapan sesuai tabel
3.3menghasilkan ukuran yang tidak standar, maka digunakan penghantaryang mempunyai
luas penampang standar terdekat.

Tabel 3.9 Luas Penampang Minimum Penghantar Proteksi

Luas penampang penghantar fase Instalasi

Luas penampang penghantar fase Instalasi Luas penampang minimum penghantarproteksi


S yang berkaitan
mm² S
pmm²
S<16 S
16<S<35 16
S>35 S/2
Nilai diatas hanya berlaku jika penghantar proteksi dibuat dari bahan yang sama dengan
penghantar fase. Jika bahannya tidak sama, maka luas penampang penghantar proteksi
ditentukan dengan cara memilih luas penampang yang mempunyai konduktans yang ekivalen
dengan hasil dari tabel tersebut.

Selain dengan menggunakan tabel yang telah ada, untuk menentukan luas penampang
groundingdapat digunakan rumus dibawah ini:

AGND= 50% x AFEEDER...............................................(3.11)

Dengan,

AGND = Luas penampang kabel groundingpanel (mm2)

AFEEDER = Luas penampang kabel pada sirkit akhir (mm2)

Nilai resistivitas untuk aluminium adalah 2,82 x 10-8, sehingga rasio luas penampang kabel
antara kabel tembaga dan kabel aluminium dapat diketahui melalui rasio massa jenis antara
tembaga dan massa jenis aluminium yaitu:

ρCu : ρAl= 1,72 x 10-8 : 2,82 x 10-8..............................................(3.12)

Adapun ukuran dari hasil perhitungan dapat disesuaikan dengan standar internasional yang
biasa diproduksi pabrik kabel seperti pada Tabel 3.5. Saat ini ada beberapabangunan bertingkat
di Indonesia juga ada yang telah mulai menggunakan jenis kabel feeder aluminium
dikarenakan banyaknya kerugian dalam proses pemasangan kabel tembaga di lapangan (kasus
pencurian) dan faktor lebih murahnya budget yang akan dikeluarkan meski kabel
aluminium berpenampang yang lebih lebar dari kabel tembaga untuk segi teknis yang sama.

Sehingga untuk pekerjaan di lapangan, jika sudah terhitung dalam bentuk jenis kabel jenis
tembaga. Maka jika ingin dikonversikan ke dalam jenis aluminium yaitu dengan
menaikkan satu step dari standar luas penampang tembaga, Hal ini sesuaistandar dari PUIL
2000 halaman 275Tabel 7.1-2.Luas penampang nominal penghantar udara telanjangsepertipada
Tabel 3.5di bawah ini :

Tabel 3.10 Ukuran standar luas penampang penghantar jenis tembaga dan aluminium

Penghantar udara tembaga telanjang

Penghantar udara tembaga telanjang Penghantar udara aluminium atau


mm² campuran aluminium telanjang
mm²
1 2
- -
6 -
10 -
16 16
- -
25 25
35 35
50 50
- -
70 70
95 95
120 120
- -
150 150
185 185
240 240
- -
300 300
400 400
500 500
- -
- 630
- 800
1000

Setelah selesai menentukan luas penampang, proteksi arus, jatuh tegangan dan grounding
setiap lantai, langkah selanjutnya yaitu menggambar wiringPanel Distribusiperlantai.Setelah
selesai dengan Panel Distribusi, dengan menentukan hal yang sama seperti diatas, langkah
selanjutnya yaitu membagi secara merata dalam satu gedung untuk dijadikan beberapa Sub
Panel Distribusinya. Tujuan pembagian ini disamping untuk penghematan dalam pemakaian
kabel feeder, juga untuk membatasi atau mengisolasi terhadap gangguan pada ruangan/
lantaiagar gangguan tidak juga berdampak ke ruangan/ lantailainserta mempermudah
building managementketika melakukan pemeliharaan atau ketika ada pelayanan kerusakan atau
penambahan instalasi di dalam ruangan.

Dalam hal Perencanaan, Panel Distribusiharus memiliki sistem yang terpisah dari sistem
emergencypada gedung itu sendiri. Hal ini dilakukan karena sistem emergencyharus berfungsi
pada saat terjadi kebakaran. Adapun beban dalam Panel Utama Kebakaranini yaitu
mencakup Lift Service, Panel Tangga Kebakaran dan Panel Pressurized Fan.

2.14 Panel DistribusiTegangan Menengah (PDTM)

Setelah menentukan kapasitas PDTM, maka langkah selanjutnya adalah menghitung


Pemutus Arus (Circuit Breaker)untuk Pemutus Arus yang menghubungkan gardu PLN ke
PDTMdihitung dengan menggunakan rumusan berikut :
I =S/V.............................................................. (3.13)

Dengan,

I = Arus (ampere)

S = Daya semu (volt ampere)

V = Tegangan (volt)

2.15 Panel DistribusiTegangan Rendah (PDTR)

Beban panel-panel distribusi, panel motor control center, panel suplai darurat (panel
emergency) kemudian dijumlahkan dan dikumpulkan di panel distribusitegangan rendah
(PDTR) ini. Dari panel PDTRinilah dapat diketahui seberapa besar kapasitas beban
keseluruhan yang di perlukan oleh gedung.Langkah yang perlu di ambil dalam merancang
diagram panel distribusitegangan rendah (PDTR) ini adalah :

1.Membuat diagram satu garis yang berisi rincian beban-beban panel distribusi dari lantai-
lantai yang ada di dalam gedung, panel suplai darurat (panel emergency) danpanel-panel khusus
lainnya.

2.Menentukan proteksi arus lebih untuk masing-masing kabel feeder tersebut.

3.Menentukan kabel feeder untuk masing-masing konduktor penghubung panel.


4.Menentukan saklar incoming panel.

5.Menentukan besar penampang grounding.Karena panel PDTRadalah panel distribusitegangan


rendah dari beberapa atau semua panel sub distribusi yang ada, maka pengaman arus lebih di
dalam panel PDTRbiasanya memiliki rating yang tinggi. Dan sebagai pengaman arus lebih yang
di dalam panel PDTRini bisa digunakan MCCB atau ACB.

2.16 Kapasitor

Padasuatu instalasi listrik dimana banyak terdapatbeban-beban antara lain, motor-motor,


lampu flourescent/TL, peralatan elektronik lainnya (seperti Komputer dan lain-lain) maka
akan menimbulkan beban induktif yang akan menyebabkan arus terbelakang (lagging)
terhadap tegangan dengan sudut yang besar, sehingga nilai cos φ menjadi kecil, dan akan
menyebabkan besarnya daya kVAR yang merugikan. Untuk memperbaiki hal tersebut maka
dipasang lah kapasitor (capacitor bank) sebagai perbaikan faktor daya (cosφ)dan dapat
dihitung sebagai berikut :

Q = Q1–Q2................................................................(3.15)
Dengan,

Q =Daya reaktif setelah perbaikan cos φ(VAR)

Q1=P x tan φ1= Daya reaktif sebelum perbaikan(VAR)

Q2=P x tan φ2 = Daya reaktif setelah perbaikan(VAR)

2.17 Trafo Penurun Tegangan

Trafo Penurunan Tegangan dipasang setelah PDTM, dimana berfungsi untuk menurunkan
Tegangan ke PDTRsebelum digunakan ke Panel Distribusi. Dalam Perencanaan transformator
hal yang utama yang harus diperhatikan diantaranyayaitu:

1.Menentukan kapasitas transformator.

2.Menentukan jenis pendingin transformator.

3.Menentukan impedansi transformator.

4.Menentukan tipe belitan transformator.

Pemilihan antara trafo cairan dengan trafo kering juga berdasarkan tempat lokasi yang akan
digunakan sebagai lokasi transformator. Tingkat kemungkinan dari sambaran petir karena tidak
memiliki sistem proteksi penangkal petir yang sempurna, kondisi lingkungan yang buruk
(berdebu), tingkat kelembaban yang tinggi, persentase keasaman dan tingkat oksidasi yang
membuat korosif yang tinggi maka sebaiknya sistem memakai transformator oil dan tidak di
anjurkan untuk memakai trafo kering pada gedung bertingkat tersebut. Tetapi jika kondisi cukup
baik dan tidak ada kemungkinan sambaran petir maka lebih baik menggunakan
transformator kering karena lebih murah.

2.18 Suplai Tenaga Listrik Darurat (Genset)

Untuk menentukan suplai darurat dari generator set dalam gedung, sebaiknya melalui
tahapan berikut :

1.Menentukan kapasitas generator set Untuk menentukan kapasitas dapat langsung dilihat
dari jumlah beban yang ada di panel induk tegangan rendah (PDTR) atau jumlah kapasitas trafo
step downyang dipasang.
2.Menentukan tegangan yang akan disuplai Untuk suplai gedung dengan beban yang besar perlu
untuk menjaga dari kerugian hantaran, tegangan yang dipakai sebaiknya tegangan menengah
juga dan akan masuk melalui incomingpanel tegangan menengah.

3.Menentukan Bagian-bagian mana yang akan diback up full 100% ataupun hanya sebagian
tergantung dari kebutuhan ataupun sistem emergencynya.

4.Menentukan proteksi yang akan dipakai.

Kinerja Rangkaian

Rangkaian yang dikerjakan adalah rangkaian instlasi 1 fasa, yang terdiri dari 4 lampu
pijar, 1 saklar tunggal, 1 saklar seri dan 2 saklar tukar, kemudian diberi pengaman mcb dan 1
buah stop kontak, Uraian pertama adalah dimana lampu A dinyalakan oleh saklar A.

Kemudian sumber listrik untuk stop kontak yang berada dibawah skalar tunggal
A,diambil langsung dari skalar A.

Untuk penggunaan skalar seri atau ganda, ini digunakan untuk menyalakan 2 lampu b
di ujung bidang kerja.

Setelah pemasangan dan penggunaan saklar seri atau tunggal, dilakukan pemasangan
skalar tukar c, yang berfungsi menyalakan lampu pijar c. Skalar ini berguna untuk menghidup –
matikan lampu pijar pada tempat berbeda yang sering atau biasanya digunakan di daerah tangga
rumah atau perhotelan,

Dari hasil pengujian oleh alat ukur Avo meter digital didapatkan setelah rangakain di aliri
listrik, dan di ukur oleh multi meter pada stop kontak.

Frekuensi = 50,00 Hz

Tegangan = 222,1 V
BAB III

PERHITUNGAN DAN ANALISA

3.1 Sistem Instalasi Listrik

Sistem instalasi listrikdi gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem
radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.Apabila PLN mati atau mengalami
gangguan maka sumber untuk suplai listrikmenggunakan diesel generator set sebesar 1000 kVA.
Diesel generator set ini merupakan sumber tenaga listrik cadangan, dimana diesel generator set
ini untuk mensuplai tenaga listrik yang dibutuhkan.

Sumber listrik dari PLN dihubungkan ke Panel Distribusi TeganganMenengah (PDTM)


yang berada di ruang trafo, kemudian dihubungkan dengan trafo penurun tegangan (step down)
20 kV/400 V dengan kapasitas masing 1250 kVA, yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
menengah menjadi tegangan rendah.

Dari trafo penurun tegangan (step down) kemudian dihubungkan ke Panel Distribusi
Tegangan Rendah (PDTR), yang dilengkapi dengan Capasitor Bank di PDTR, yang berfungsi
sebagai koreksi faktor daya. tegangan rendah 400 V/220V dengan kapasitas 600 kVAR.

Selanjutnya dari PDTR dihubungkan ke Panel Utama yang berfungsi mendistribusikan


listrik ke tiap-tiap lantai, dan untuk selanjutnya dari panel tiap lantai melayani beban-beban
berupa penerangan, stop kontak, dan pendingin ruangan.

3.2. Analisa Perhitungan Beban Listrik

3.2.1. Perhitungan Beban Listrik Tiap Lantai

Kebutuhan daya per lantai dapat ditentukan dengan menghitung jumlah beban yang terpasang
pada masing-masing lantai.1.Lantai BasementSelain sebagai lantai untuk parkir kendaraan
bermotor di basement ini terdapat ruang pompa, ruang genset, ruang BM, toilet, lobby lift,
dan ruang kontrol dengan luas 1.204,89 m2.

Tabel 3.1 Beban di lantai basement

N Nama Peralatan Beban


O (W)
1. Penerangan Lobby & Ruangan 1.947
2. Penerangan Parkir dan Jalan 2.304
3. Stop Kontak & AC 13.880
TOTAL 17.221
2. Lantai 1

Selain sebagai lantai untuk Hall Utama di lantai ini terdapat ruang trafo, ruang PLN, gudang
peralatan, lobby lift, pantry, dan toilet dengan luas 851,81 m2

Tabel 3.2 Beban di lantai 1

N Nama Peralatan Beban


O
1. Penerangan Lobby & Ruangan 3.215
2. Penerangan Ruangan 1.520
3. Stop Kontak & AC 35.370
4. Penerangan Luar 5.000
TOTAL 46.010

3. Lantai 2

Selain sebagai lantai untuk Hall Utama di lantai ini terdapat gudang peralatan, lobby lift,
ruang wudhu, pantry, dan toilet dengan luas 596,01 m2.

Tabel 3.3 Beban di lantai 2

N Nama Percobaan Beban


O (W)
1. Penerangan Lobby & Ruangan 1.140
2. Penerangan Ruangan 4.152
3. Stop Kontak & AC 60.470
TOTAL 65.762

4. Lantai 3 ~12 (tipikal 10 lantai)

Di lantai 3~12 (tipikal 10 lantai) sebagai ruangan untuk kantor dan terdapat juga ruang
gudang peralatan, lobby lift, ruang wudhu, pantry, toilet dengan luas 8.920,50 m2.

Tabel 3.4 Beban di lantai 3~12 (tipikal 10 lantai)

N Nama Peralatan Beban


O (W)
1. Penerangan lobby dan Ruangan 620
2. Penerangan Ruangan 7.642
3. Stop Kontak dan AC 63.370
TOTAL 71.614
TOTAL UNTUK 10 LANTAI 716.140
5. Lantai Atap

Di lantai atap terdapat ruangan ruang mesin lift dan gudang peralatan dengan luas 95,08 m2

Tabel 3.5 Beban di lantai Atap

N Nama Peralatan Beban


O (W)
1. Penerangan dan stop kontak 960
2. P-LF.P 58.300
3. P-NS 5.000
4. P-GD 5.500
5. PC-BP 3.000
TOTAL 71.614

3.2.2. Perhitungan Beban Listrik Per Panel Distribusi

1. Lantai P-U

Panel utama berfungsi sebagai panel utama yaitu untuk mendistribusikan daya listrik ke setiap
lantai, berikut tabel daya yang dilayani oleh panel utama :

Tabel 3.6 Beban P-U

Daya
No Nama panel Beban Faktor
Normal Emergensi
(W) kebutuhan
(W) % (W)
1. P-BS 63.221 0,8 50.577 10 50.577
0
2. P-2 137.376 0,8 109.901 10 109.901
0
3. P-4 214.842 0,8 171.874 10 171.874
0
4. P-7 214.842 0,8 171.874 10 171.874
0
5. P-10 214.842 0,8 171.874 10 171.874
0
6. P-AT 72.760 0,8 58.204 10 58.208
0
7. P-RG 1.680 0,8 1.344 10 1.344
0
TOTAL 735.652 735.652
2. PU-K

Panel utama pemadam kebakaran berfungsi sebagai pendistribusian listrik untuk alat-alat
yang berfungsi sebagai evakuasi kebakaran, seperti pompa pemadam kebakaran, fire alarm dan
lift service. Berikut adalah tabel kebutuhan panel utama pemadam kebakaran:

Tabel 3.7 Beban PU-K

Daya
N Nama panel Beban Faktor normal emergensi
o (W) kebutuhan (W) % (W)
1. P-PK 137.500 0,8 110.000 10 110.000
0
2. P-EC 20.000 0,8 16.000 10 16.000
0
3. P-LF.S 46.900 0,8 37.520 10 37.000
0
TOTAL 163.520 163.520

3. PU-POMPA

Panel Pompa berfungsi sebagai pendistribusian listrik untuk peralatan plumbing yaitu
terutama pompa-pompa, Berikut adalah tabel kebutuhan panel pompa:

Tabel 3.8 Beban PU-POMPA

Daya
N Nama panel Beban Faktor normal emergensi
o (W) kebutuhan (W) % (W)
1. P-AB 5.200 0,8 4.160 10 4.600
0
2. P-SP.1 4.400 0,8 3.520 10 3.520
0
3. P-SP.2 4.400 0,8 3.520 10 3.520
0
4. P-SWP 1.500 0,8 1.200 10 1.200
0
5. P-DW 3.700 0,8 2.960 10 2.960
0
TOTAL 15.360 15.360

4. Panel PDTR
Kebutuhan daya gedung Dinas Teknis Kuningan disuplai dari panel distribusi
teganganrendah (PDTR) yaitu:

Tabel 3.9 Beban PDTR

Daya
N Nama panel Beban Faktor normal emergensi
o (W) kebutuhan (W) % (W)
1. P-U 925.843 0,8 704.675 10 704.675
0
2. PU-POMPA 32.200 0,8 25.760 10 25.760
0
3. PU-K 204.400 0,8 163.520 10 163.520
0
TOTAL 929.955 929.955

Dari tabel 3.9 diatas didapat total kebutuhan daya untuk beban listrik seluruh gedung
adalah 929.955 W. Jadi untuk perhitungannya sebagai berikut:

Total beban: 929.955 W

Cadangan (10 % dari total beban) : 1.022.950 W

Faktor diversitas : 1,1Total sambungan : 929.955 W

Efisiensi (80 % dari total sambungan) : 1.162.444 VA

Jadi total kebutuhan daya untuk mensuplai Gedung Dinas Teknis Kuningan adalah1.162.444
VA.

1. Intensitas Cahaya dan Flux Cahaya

Intensitas cahaya adalah flux cahaya per satuan sudut ruang yang

dipancarkan ke suatu arah tertentu. Flux cahaya yang dipancarkan ke suatu arah

tertentu. Flux cahaya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya adalah

sejumlah cahaya yang dipancarkan dalam satu detik. Intensitas cahaya dinyatakan

dalam satuan candela(cd) dengan lambang I. Sedangkan flux cahaya ,mempunyai

satuan lumen dengan lambang Φ. Dari uraian di atas diperoleh persamaan:

Dimana

I = Intensitas cahaya (candela).


Φ = Flux cahaya (lumen)

Ω = satuan sudut ruang (steradian)

2. Intensitas Penerangan/ Iluminasi (E)

Intensitas penerangan (E) adalah flux cahaya Φ yang jatuh pada 1m2 dari

bidang itu (1 lux=1m/m2). Sedangkan iluminasi penerangan rata-rata (E rata-rata)

adalah jumlah flux Φ yang dipancarkan (lumen) persatuan luas A (m2).

Dimana :

E = Intensitas penerangan (lux)

Φ = fluks penerangan (lumen)

A = satuan luas (m2)

3. Kepadatan Cahaya/ luminasi (L)

Luminasi adalah satu ukuran untuk terang suatu benda. Luminasi suatu

sumber cahaya atau suatu permukaan yang memantulkan cahaya adalah

intensitas cahayanya dibagi dengan luas semua permukaan/ bidang yang

diterangi.

Dimana :

L = Luminansi 9cd/cm2)

I = Kepadatan cahaya (candela)

A = Luas semi permukaan (m2) Untuk mendapatkan

pencahayaan yang baik maka dalam merencanakan instalasi pencahayaan ada 5

kriteria yang perlu diperhatikan Kelima kriteria tersebut adalah:

a. Iluminasi / Tingkat kuat penerangan.

b. Luminasi / distribusi kepadatan cahaya.

c. Pembatasan agar cahaya tidk menyilaukan mata.

d. Arah pencahayaan dan pembentukan bayangannya.


e. Warna cahaya dan refleksi warnanya.

Selain tergantung pada konstruksi sumber cahaya itu sendiri,penyebaran cahaya dari sumber
cahaya juga tergantung pada konstruksi armaturnya. Hal-hal yang menentukan konstruksi
armature adalah:

o Cara pemasangan armatur (pada dinding atau plafon)

o Cara pemasangan fitting atau fitting-fitting dalam armature.

o Perlindungan sumber cahaya.

o Penyebaran cahaya.

4. Sistem Pencahayaan

Sistem penerangan dibedakan menjadai 5 tipe, yaitu:

a. Sistem iluminasi langsung(Direct Lighting)

Sistem ini paling afektif dalam menyediakan penerangan karena 90%-100% cahaya
diarahkan langsung kepermukaan yang perlu diterangi. Tetapi kelemahan system ini adalah
timbulnya bayangan-bayangan yang menganggu serta memungkinkan kesilauan baik karena
penyinaran langsung maupun Karena pemantulan sinar lampu. Untuk mengatasi hal itu maka
langit-langit perlu diberi warna-warna cerah supaya tampak menyegarkan.

b. Sistem iluminasi semi langsung (Semi direct lighting)

Sistem ini mengarahkan 60%-90% cahaya kepermukaan yang perlu diterangi, selebihnya
menerangi dan dipantulkan oleh langit-langit dan dinding.

c. Sistem iluminasi difus dan langsung tak langsung (General Diffuse and Direct -Indirect
Lighting)

Sistem ini mengarahkan 40%-60% cahaya kepermukaan yang perlu diterangi, sisanya
menerangi dan dipantulkan oleh langit-langit dan dinding. Masalah bayangan dan kesilauan
masih terdapat pada system ini.

d. Sistem iluminasi semi tidak langsung (Semi Indirect Lighting)

Sistem ini mengarahkan cahaya 60-90% ke langit-langit dan dinding bagian atas,
selebihnya ke bawah. Bayangan secara praktis tidak ada dan kesilauan dapat dikurangi.

e. Sistem iluminasi tidak langsung (Indirect Lighting)


Sistem ini mengarahkan cahaya 90-100% ke langit-langit dan dinding

bagian atas ruangan untuk dipantulkan yang kemudian menerangi seluruh

ruangan berupa cahaya difus.

5. Perencanaan Penerangan Buatan

Perencanaan penerangan buatan adalah kombinasi dari seni dan ilmu sains

yang diaplikasikan. Sewaktu memulai rancangan instalasi penerangan, perlu

diperhatikan efek penerangan buatan dalam ruangan Didalam perencanaan

penerangan pada gedung, ada beberapa kebijakan yang harus dilakukan secara

bersamaan antara devisi arsitektur, struktur dan mekanikal-elektrikal pada tahaptahap

awal proses pembangunan gedung. Data yang diperlukan untuk penerangan

suatu instalasi penerangan adalah:

a. Gambar ruangan, dimensi ruangan, dan rencana tata letak lampu.

b. Detail konstruksi langit-langit.

c. Warna dan pantulan dari : langit-langit, dinding,lantai dan meja kursi.

d. Peruntukan ruangan (pekerjaan visual yang akan dilakukan didalam ruangan

tersebut).

e. Perlengkapan mesin atau peralatan didalam ruangan.Kondisi ruangan seperti ;

temperature, kelembaban dan debu.

6. Estimasi Penerangan Buatan

a. Intensitas penerangan.

Sebelum menentukan intensitas peneranganyang dibutuhkan terlebih dahulu

harus diketahui jenis pekerjaanapa yang harus dilakukan diruangan tersebut.

Intensitas penerangan harus ditentukan di tempat dimana pekerjaan itu akan


dilakukan. Intensitas penerangan E dengan satuan lux sama dengan jumlah

lumen

Φ per meter persegi. Jadi jumlah fluks cahaya yang diperlukan untuk bidang kerja

seluas A m2 adalah ;

Namun fluks cahaya yang dipancarkan lampu tidak semuannya mencapai bidang

kerja. Sebagian akan dipancarkan ke dinding dan langit-langit. Karena itu untuk

menentukan fluks cahaya harus diperhitungkan efisiensi dan rendemennya.

Dimana : Φg = Fluks cahaya yang mencapai bidang kerja,langsung maupun

tidak langsung setelah dipantulkan dinding dan langit-langit.

Φo = Fluks cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya yang ada

dalam ruangan.

b. Efisiensi Penerangan

Dari dua persamaan di atas,maka diperoleh rumus fluks cahaya :

Dimana : A = luas bidang kerja (m2)

E= Intensitas penerangan yang dibutuhkan di bidang kerja (lux)

c. Efisiensi Armatur

Efisiensi /randemen armature (v)

Efisiensi sebuah armatur ditentukan oleh konstruksi dan bahan yang

digunakan. Dalam efisiensi penerangan selalu sudah ditentukan efisiensi

armaturnya.

d. Faktor-faktor Refleksi

Bagian fluks cahaya yang dipantulkan ditentukan oleh factor refleksi r suatu

permukaan. Faktor refleksi 0,6 atau 60% berarti bahwa 60% dari fluks cahaya yang

mengenai permukaan dipantulkan.

Faktor refleksi tergantung dari warna dan finishing. Pemantulan ini tidak
penting dalam sistem penerangan langsung. Langit-langit dan warna dinding

terang memantulkan 50-70%. Sedangkan untuk warna gelap 10-20%. Untuk lebih

detailnya ,warna putih dan warna sangat muda memiliki refleksi 0,7. Warna sedang

0,3. Warna gelap 0,1.

e. Indeks Ruangan / Indeks Bentuk

Indeks ruangan /indeks bentuk k menyatakan perbandingan antara ukuranukuran

utama suatu rusnngan berbentuk bujur sangkar.

Dimana : p = panjang ruangan (meter)

L = lebar ruangan (meter)

H = tinggi sumber cahaya

diatas bidang kerja (meter)

f. Faktor Depresiasi/Penyusutan

Faktor depresiasi / penyusutan adalah intensitas penerangan dalam

keadaan dipakai. Faktor depresiasi ini dibagi atas 3 golongan utama:

o Pengotoran Ringan

Pengotoran ini terjadi didaerah-daerah yang hampir tidak berdebu. Misalnya

di toko, kantor,sekolah, dan lain-lain.

o Pengotoran Berat

Pengotoran ini terjadi di ruangan-ruangan yang banyak debu. Misalnya di

perusahaan cor, pertambangan, pemintalan dsb.

o Pengotoran biasa

Pengotoran ini terjadi diperusahaan selain yang disebutkan diatas. Bila

tingkat pengotoran tidak diketahui,maka digunakan faktor depresiasi 0.8

g. Jumlah Lampu/ Armatur (n)

Jumlah armatur / lampu dapat ditentukan dengan persamaan dibawah ini:


h. Pengaruh Armatur Lampu

Cahaya yang dikeluarkan, direfleksikan , dan diserap oleh Armatur Lampu

Gelas .

Arus listrik adalah tingkat di mana muatan listrik mengalir melewati sebuah titik di
sirkuit. Tegangan listrik adalah gaya listrik yang akan menggerakkan arus listrik antara dua titik.

Tabel Perbandingan

Arus Listrik Tegangan Listrik

Simbol I V

Definis Arus listrik adalah tingkat di mana muatan listrik mengalir melewati sebuah titik di
sirkuit. Dengan kata lain, arus listrik adalah laju aliran muatan listrik. Tegangan listrik, juga
disebut gaya gerak listrik, adalah beda potensial muatan antara dua titik di medan listrik. Dengan
kata lain, tegangan adalah "energi per satuan muatan".

Unit A atau amp atau ampere V atau volt atau voltase

Hubungan Arus listrik adalah efeknya (tegangan listrik menjadi penyebabnya). Arus
listrik tidak bisa mengalir tanpa tegangan listrik. Tegangan listrik yang menjadi penyebab dan
arus listrik adalah pengaruhnya. Tegangan listrik bisa ada tanpa arus listrik.

Alat Pengukur Ampermeter Voltmeter

Unit SI1 ampere = 1 coulomb/detik 1 volt = 1 joule/coulomb (V = W / C)

Bidang yang dihasilkan :

-Bidang magnet

-Bidang elektrostatik

Dalam rangkaian seri Arus listrik sama melalui semua komponen yang saling terhubung
secara seri. Tegangan listrik didistribusikan pada komponen yang dihubungkan secara seri.

Dalam rangkaian parallel. Arus listrik didistribusikan ke komponen yang terhubung secara
paralel.Tegangan listrik sama di semua komponen yang dihubungkan secara paralel.

Hubungan antara Tegangan Listrik dan Arus Listrik


Arus listrik dan tegangan listrik adalah dua bilangan fundamental dalam listrik. Tegangan
listrik adalah penyebab dan arus listrik adalah efeknya. Tegangan listrik antara dua titik sama
dengan beda potensial listrik antara titik-titik tersebut. Ini sebenarnya adalah gaya gerak listrik
(ggl), bertanggung jawab atas pergerakan elektron (arus listrik) melalui sebuah rangkaian. Aliran
elektron yang dipaksakan oleh tegangan listrik saat ini. Tegangan listrik mewakili potensi setiap
Coulomb muatan listrik untuk melakukan pekerjaan.

Rumus Tegangan Listrik Dengan Kuat Arus

Untuk Rumus Mencari Tegangan Listrik jika diketahui Kuat Arus Listrik dan Hambatan
Listriknya, bisa kalian lihat dibawah ini :

V=IxR

V adalah Tegangan Listrik dlm Satuan Volt

I adalah Kuat Arus Listrik dlm Satuan Ampere

R adalah Hambatan Listrik dlm Satuan Ohm

Contoh Soal Mencari Tegangan Listrik dengan rumus ini adalah : ” Jika didalam suatu
rangkaian Listrik terdapat Hambatan sebesar 4.5 Ohm dengan Arus Listrik yang mengalir
sebesar 10 Ampere. Maka berapakah Tegangan Listrik didalam Rangkaian Listrik tersebut ?.

Jawaban :

V=IxR

V = 10 Ampere x 4.5 Ohm


V = 45 Volt

Jadi Tegangan Listrik didalam Rangkaian Listrik tersebut adalah 45 Volt.

Rumus Tegangan Listrik Dengan Daya Listrik

Untuk Rumus Menghitung Tegangan Listrik jika diketahui Daya Listriknya dan bisa
kalian lihat rumusnya dibawah ini :

V=P/I

V adalah Tegangan Listrik dlm Satuan Volt

P adalah Daya Listrik dlm Satuan Watt

I adalah Kuat Arus Listrik dlm Satuan Ampere

Contoh Soal Menghitung Tegangan Listrik dengan rumus ini adalah : ” Terdapat Televisi
dengan Kuat Arus Listrik sebesar 1.2 Ampere dengan besaran Daya Listriknya sebesar 264 Watt.
Maka berapakah Tegangan Listriknya ?

Jawaban :

V=P/I
V = 264 Watt / 1.2 Ampere

V = 220 Volt

Maka Tegangan Listrik yang digunakan di Televisi tersebut sebesar 220 Volt.

Listrik pertama kali tercatat di alam lebih dari empat ribu tahun yang lalu, sebagaimana
dibuktikan dalam tulisan-tulisan Yunani dan Mesir kuno. William Gilbert, pada tahun 1600,
pertama kali mendokumentasikan bahwa menggosok bulu terhadap sepotong ambar
menimbulkan reaksi.

Pada abad ke-18, Ben Franklin mungkin menjadi orang pertama yang menemukan
hubungan antara petir dan listrik. Itu tidak sampai 1879 kemudian Thomas Edison menemukan
bola lampu listrik. Arus listrik adalah pengukuran aliran listrik ini. Para peneliti mulai menyadari
ada perbedaan dalam jumlah listrik yang hadir dan mulai untuk merujuk pada aliran listrik
sebagai arus.

Sama seperti kekuatan sungai yang ditentukan oleh jumlah air, arus listrik ditentukan
oleh jumlah elektron yang ada. Arus listrik adalah aliran muatan listrik setiap selang waktu
tertentu. Dalam suatu penghantar, muatan yang mengalir adalah elektron- elektron yang bebas
bergerak.

Proses aliran arus listrik mirip dengan aliran panas dari suatu benda bersuhu tinggi ke
benda bersuhu lebih rendah. Aliran panas akan berhenti setelah kedua suhu benda tersebut sama
(setimbang termal). Dalam aliran listrik juga demikian, jika kedua ti-tik telah memiliki tegangan
sama, aliran muatan akan berhenti.

Arah pergerakan elektron berlawanan dengan arah arus listrik, perhatikan Gambar 1.
Dalam sebuah penghantar sesungguhnya pembawa muatan listrik adalah elektron. Walaupun
demikian, telah disepakati bahwa arah arus listrik berlawanan dengan arah gerak elektron.
Muatan listrik hanya akan mengalir dalam rangkaian tertutup. Pada rangkaian tertutup seperti
pada Gambar 2, akan terjadi beda potensial antara kedua ujung penghantar. Beda potensial inilah
yang menyebabkan muatan listrik mengalir (terjadi arus listrik).

Definisi Kuat Arus Listrik


Kuat arus listrik (I) didefìnisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam
suatu penghantar setiap satu satuan waktu. Secara matermatis, dituliskan sebagai berikut.

I = q/t

dengan: I = kuat arus listri (A)

q = muatan listrik (Q)

t = selang waktu (s)

Amperemeter adalah alat yang umum digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Volt,
Ampere, Watt, apa artinya? Ketiga istilah bersama-sama memberitahu Anda berapa banyak arus
listrik yang dibutuhkan atau tersedia dalam perangkat apapun. Setiap alat yang dioperasikan oleh
listrik (termasuk baterai ) akan memiliki label yang menunjukkan jumlah arus yang tersedia.
Anda harus tahu dua dari tiga nilai untuk menentukan nilai yang ketiga. Ampere adalah yang
paling berbahaya bagi manusia karena mereka adalah “bobot” dari daya.

Fakta Arus Listrik

- Thomas Edison

Thomas Edison adalah seorang penemu Amerika yang merevolusi penggunaan arus
searah, yang merupakan satu-satunya arus yang digunakan kembali kemudian. Perusahaan
Edison membangun salah satu pembangkit listrik pertama, dan menjadi pembangun utama dunia
sistem arus searah.

- Nikola Tesla

Nikola Tesla adalah seorang Kroasia yang pada tahun kemudian menjadi warga negara
Amerika. Ia membangun motor dan dinamo AC yang pertama. Sebagai seorang anak, ia
bermimpi untuk memanfaatkan energi dari air terjun Niagara. Pada awal 30-an ia mempunyai ide
dari motor AC, dan membangun sebuah prototipe mentah. Ia menjadi pekerja di divisi Eropa
Thomas Edison tapi datang ke Amerika Serikat untuk bekerja secara langsung untuknya. Dia
berharap untuk membujuk Edison untuk mengadopsi visinya.

Arus listrik adalah jenis sumber energi yang dapat menjadi kekuatan untuk berbagai
macam mesin. Arus listrik memainkan peran besar dalam kehidupan sehari-hari dan rumah
tangga Amerika rata-rata mengkonsumsi 936 kilowatt jam.

Sumber sekunder

Listrik adalah sumber energi sekunder yang berasal dari berbagai sumber energi lain
seperti fisi nuklir atau pembakaran minyak.

Kegunaan

Listrik digunakan untuk daya berbagai macam perangkat listrik yang berkisar dari jam
listrik sampai gelombang mikro ke komputer.

Arus

Arus adalah muatan listrik dalam gerakan. Muatan listrik yang paling sering bergerak
melalui kabel, yang bertindak sebagai konduktor yang efektif untuk arus listrik.

Jenis

Arus listrik dibagi menjadi arus searah dan bolak-balik. Arus yang berasal dari sumber
bahan bakar seperti arus baterai adalah arus searah, sedangkan arus yang datang langsung dari
pembangkit listrik adalah arus bolak-balik.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Secara umum diketahui bahwa resiko utama pada instalasi listrik adalah akibat arus kejut
dan suhu berlebihan yang sangat mungkin mengakibatkan kebakaran bahkan dapat
mengakibatkan kerusakan peralatan pada instalasi listrik. Oleh karena itu semenjak dini pra-
perancangan instalasi listrik pada gedung baru harus dilengkapi proteksi dari kejut listrik,
proteksi dari efek termal, proteksi dari arus lebih yang diakibatkan petir, proteksi dari
tegangan kurang, pemisah dan penyaklaran. Tindakan dapat diterapkan pada seluruh
instalasi atau pada sub- bagian instalasi yang dianggap perlu dengan mempertimbangkan biaya
serendah mungkin dan menjamin tingkat keselamatan serta mutu instalasi pada gedung. Instalasi
listrik untuk penerangan adalah instalasi listrik yang memberi energi listrik untuk keperluan
penerangan (lampu).

4.2 Saran

- Pahami materi sebelum bekerja


- Pahami beberapa rumus sebelum melakukan praktikum
- Kerja dengan hati-hati
DAFTAR PUSTAKA

https://apaperbedaan.com/arus-listrik-dan-tegangan-listrik/

https://rumusrumus.com/rumus-tegangan-listrik/

https://usaha321.net/pengertian-kuat-arus-listrik.html

http://egsean.com/perencanaan-dalam-instalasi-listrik/

Anda mungkin juga menyukai