Anda di halaman 1dari 10

PERAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

JULIAT MAKATITAL GELSSY LOUHATAPESSY


HERNI HEHANUSSA YESLIN CORPUTTY
RAMLA PAKAY
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidakbanyak, namun
sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dariperan mahasiswa. Walaupun
jaman terus bergerak dan berubah, namun tetap adayang tidak berubah dari mahasiswa, yaitu
semangat dan idealisme.Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa,
semangat yangmendasari perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan
yangdianggapnya tidak adil. Mimpi-mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hatikecilnya akan
selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa tahu, ia harus berbuatsesuatu untuk masyarakat,
bangsa dan negaranya.

Sejarah mencatat dengan tinta emas, perjuangan mahasiswa dalam memerangiketidak adilan.
Sejarah juga mencatat bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidakbisa lepas dari mahasiswa dan
dari pergerakan mahasiswa akan muncul tokoh danpemimpin bangsa. Apabila kita menengok ke
belakang, ke sejarah perjuangan bangsa, kebangkitan bangsa Indonesia dalam melawan
penjajahan Belanda dimotori oleh para mahasiswakedokteran STOVIA. Demikian juga dengan
Soekarno, sang ProklamatorKemerdekaan RI merupakan tokoh pergerakan mahasiswa. Ketika
pemerintahanbung Karno labil, karena situasi politik yang memanas pada tahun 1966,
mahasiswatampil ke depan memberikan semangat bagi pelaksanaan tritura yang
akhirnyamelahirkan orde baru. Demikian pula, seiring dengan merebaknya penyimpangan-
penyimpanganyang dilakukan oleh orde baru, mahasiswa memelopori perubahanyang kemudian
melahirkan jaman reformasi.Demikianlah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan
idealismenya, untukmemerangi ketidakadilan. Namun demikian, perjuangan mahasiswa
belumlahberakhir. Di masa sekarang ini, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang tidakkalah
besar dibandingkan dengan kondisi masa lampau. Kondisi yang membuatBangsa Indonesia
terpuruk, yaitu masalah korupsi yang merebak di seluruh bangsaini. Mahasiswa harus
berpandangan bahwa korupsi adalah musuh utama bangsaIndonesia dan harus diperangi.

Definisi Korupsi

Banyak sekali definisi mengenai korupsi, namun demikian pengertian korupsi menurut hukum
positif (UU No 31 Tahun 1999 jo UU No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi) adalah perbuatan setiap orang baik pemerintahan maupun swasta yang melanggar
hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara. Penyebab terjadinya korupsi bermacam-macam dan banyak ahli
mengklasifiksikan penyebab terjadinya korupsi. Salah satunya Boni Hargen, yang membagi
penyebab terjadinya korupsi menjadi 3 wilayah (media online 2003), yaitu:

Wilayah Individu, dikenal sebagai aspek manusia yang menyangkut moralitas personal serta
kondisi situasional seperti peluang terjadinya korupsi termasuk di dalamnya adalah faktor
kemiskinan.

Wilayah Sistem, dikenal sebagai aspek institusi/administrasi. Korupsi dianggap sebagai


konsekuensi dari kerja sistem yang tidak efektif. Mekanisme kontrol yang lemah dan kerapuhan
sebuah sistem memberi peluang terjadinya korupsi.

Wilayah Irisan antara Individu dan Sistem, dikenal dengan aspek sosial budaya, yang meliputi
hubungan antara politisi, unsur pemerintah dan organisasi non pemerintah. Selain itu meliputi
juga kultur masyarakat yang cenderung permisif dan kurang perduli dengan hal-hal yang tidak
terpuji. Disamping itu terjadinya pergeseran nilai, logika, sosial, dan ekonomi yang ada dalam
masyarakat.

Adapun dampak dari korupsi bagi bangsa Indonesia sangat besar dan komplek.

Menurut Soejono Karni, beberapa dampak korupsi adalah

Rusaknya sistem tatanan masyarakat,

Ekonomi biaya tinggi dan sulit melakukan efisiensi,

Munculnya berbagai masalah sosial di masyarakat,

Penderitaan sebagian besar masyarakat di sektor ekonomi, administrasi, politik, maupun hukum,

Yang pada akhirnya menimbulkan sikap frustasi, ketidakpercayaan, apatis terhadap pemerintah
yang berdampak kontraproduktif terhadap pembangunan.
BAB II

PEMBAHASAN

Gerakan Anti Korupsi Mahasiswa Korupsi merupakan tindak pidana yang menimbulkan kerugian
ganda: menguras harta negara demi kepentingan pribadi/kelompok serta mencerabut hak-hak
sosial masyarakat secara meluas. Dewasa ini, tindakan korupsi semakin merajalela. Meluasnya
korupsi hingga ke tatanan struktural masyarakat yang terendah atau semakin besarnya kuantitas
dana yang dikorupsi menjadi peringatan bahwa daya perlawanan terhadap korupsi harus
ditingkatkan. Beriringan dengan itu, lembaga yang memiliki otoritas untuk memberantas korupsi
secara hukum mulai diperlemah. Kekuatan hukum untuk mengekang korupsi menjadi bias akibat
pertarungan yang justru terjadi di badan inter-pranata dalam penegakkan hukum tersebut. Di
sinilah dibutuhkan suatu daya sosial yang memberikan aspirasi kolektif sehingga mampu
menuntut pemberantasan korupsi secara tegas dan sigap. Di sisi lain, mahasiswa sebagai
generasi muda perlu dipersiapkan sebagai penerus kepemimpinan bangsa. Karena, toh pejabat
yang kini bergelimangan harta hasil korupsi bisa jadi dulunya adalah mahasiswa yang berteriak
lantang tentang integritas dan keadilan. Untuk itulah, kesadaran dan karakter anti-korupsi harus
dibangun melalui pemahaman dan pembentukan budaya masyarakat muda yang secara tegas
menjauhi segala bentuk korupsi. Dari internalisasi kultural yang berpengaruh hingga personal,
diharapkan mampu membentuk generasi anti-korupsi yang bertahan sejak dini hingga ketika
menjabat di kepemimpinan bangsa kelak.
Dilatarbelakangi oleh hal di atas, perlu dirancang suatu konsep gerakan anti-korupsi bagi
mahasiswa Indonesia yang terdiri dari gerakan struktural dan kultural.

Gerakan Struktural Gerakan struktural memiliki kecenderungan yang reaktif terhadap isu dan
melibatkan massa dalam jumlah besar dalam pelaksanaannya. Makna “struktural” diartikan
sebagai satu komponen di dalam pemerintahan yang memiliki keterlibatan di dalam isu korupsi
tertentu. Jadi, gerakan anti-korupsi yang bersifat struktural, berarti memberikan satu aksi atau
reaksi terhadap isu tertentu yang ditujukan kepada pemerintah sebagai lembaga yang
berwenang dalam penyelesaian isu tersebut. Tujuan dari gerakan struktural ini adalah:

1) memberikan pernyataan sikap pemuda,

2) memberikan tuntutan tertentu terhadap isu terkait,

3) menampilkan propaganda dan pencerdasan kepada publik,

4) menunjukkan daya sosial yang menekankan pada semangat perlawanan terhadap korupsi.
Salah satu bentuk dari gerakan struktural ini adalah aksi dan unjuk rasa terkait kasus korupsi
tertentu.
Gerakan Kultural Gerakan kultural bertujuan untuk:

1) memberikan pemahaman tentang korupsi dan bentuk nyata anti-korupsi di dalam


kemahasiswaan,

2) menciptakan budaya anti-korupsi sejak dini,

3) membentuk karakter generasi anti-korupsi. Berbeda dengan sebelumnya, gerakan kultural ini
cenderung bersifat aktif, sehingga gerakan yang dilakukan tidak bergantung terhadap isu
yang ada. Beberapa model gerakan yang dapat dilakukan pada klasifikasi kultural
diantaranya:
Propaganda Integritas AkademikSalah satu bentuk kecil korupsi adalah kecurangan akademik.
Untuk itu, sebagai pemupukan budaya anti-korupsi, perlu ditingkatkan propaganda integritas
akademik bagi mahasiswa. Upaya ini adalah untuk mencegah bibit-bibit korupsi yang
mungkin tumbuh dari kecurangan-kecurangan kecil yang terjadi dalam pelaksanaan aktivitas
akademik di kemahasiswaan.
Pemahaman Korupsi dalam Pemerintahan Mahasiswa (Student governance) Dalam hal ini,
mahasiswa diberikan pemahaman tentang definisi korupsi secara luas dan bagaimana cara
pencegahannya. Selain itu, ditampilkan contoh-contoh bentuk korupsi di dalam organisasi
kemahasiswaan sebagai satu upaya pemupukan kesadaran untuk tidak melakukan tindakan
korupsi dalam unit kelembagaan yang kecil. Dengan pemahaman yang ada tentang jenis
korupsi yang mungkin terjadi pada organisasi kemahasiswaan, diharapkan penyelenggaraan
kelembagaan yang bersih dari korupsi mulai dipraktikkan oleh mahasiswa sejak dini.
Propaganda Anti-Korupsi Mahasiswa Propaganda anti-korupsi mahasiswa diterapkan dengan
memberikan aksentuasi pada peran mahasiswa sebagai penerus kepemimpinan. Bahwa
sebagai generasi penerus yang mengharapkan kondisi negara yang bersih, maka mahasiswa
harus mampu menjaga kebersihan perilakunya dari tindakan korupsi. Tujuan dari hal ini
menyadarkan peran sebagai generasi penerus serta menumbuhkan mental anti-korupsi
secara permanen. Mekanisme pembudayaan yaitu dengan cara pemanfaatan media,
propaganda, serta ajang-ajang yang melibatkan mahasiswa dalam skala mikro hingga makro.
Luaran utama dari gerakan ini adalah timbulnya kesadaran untuk mempertahankan integritas
anti-korupsi sejak di bangku kuliah hingga bangku pemerintahan.

Strategi Pemberantasan Korupsi

Upaya memerangi korupsi bukanlah hal yang mudah. Dari pengalaman Negara-negara lain
yang dinilai sukses memerangi korupsi, segenap elemen bangsa dan masyarakat harus
dilibatkan dalam upaya memerangi korupsi melalui cara-cara yang simultan. Upaya
pemberantasan korupsi meliputi beberapa prinsip, antara lain:

Memahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi,


Upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi dilakukan secara bersamaan,

Tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu sampai hilir (mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputi berbagai elemen.

Sebagaimana Hong Kong dengan ICAC-nya, maka strategi yang perlu dikembangkan adalah
strategi memerangi korupsi dengan pendekatan tiga pilar yaitu preventif, investigative dan
edukatif.

Strategi preventif adalah strategi upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan system dan
prosedur dengan membangun budaya organisasi yang mengedepankan prinsip-prinsip
fairness, transparency, accountability & responsibility yang mampu mendorong setiap
individu untuk melaporkan segala bentuk korupsi yang terjadi.
Strategi investigatif adalah upaya memerangi korupsi melalui deteksi, investigasi dan
penegakan hukum terhadap para pelaku korupsi.

Sedangkan strategi edukatif adalah upaya pemberantasan korupsi dengan mendorong


masyarakat untuk berperan serta memerangi korupsi dengan sesuai dengan kapasitas dan
kewenangan masing-masing. Kepada masyarakat perlu ditanamkan nilai-nilai kejujuran
(integrity) serta kebencian terhadap korupsi melalui pesan-pesan moral.

Selain mengenal karakteristik korupsi, pengenalan diri diperlukan untuk menentukan strategi
yang efektif yang akan digunakan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, mahasiswa harus
menyadari siapa dirinya, dan kekuatan dan kemampuan apa yang dimilikinya yang dapat
digunakan untuk menghadapi peperangan melawan korupsi.

Apabila kita menilik ke dalam untuk mengetahui apa hakekat dari mahasiswa, maka kita akan
mengetahui bahwa mahasiswa mempunyai banyak sekali sisi. Disatu sisi mahasiswa
merupakan peserta didik, dimana mahasiswa diproyeksikan menjadi birokrat, teknokrat,
pengusaha, dan berbagai profesi lainnya. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk memiliki
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Hal tersebut
disebabkan kecerdasan intelektual tidak dapat mencegah orang untuk menjadi serakah,
egois, dan bersikap negatif lainnya. Dengan berbekal hal-hal tersebut, mahasiswa akan dapat
menjadi agen pembaharu yang handal, yang menggantikan peran-peran pendahulunya di
masa yang akan datang akan dapat melakukan perbaikan terhadap kondisi yang ada kearah
yang lebih baik. Di sisi lain, mahasiswa juga dituntut berperan untuk melakukan kontrol sosial
terhadap penyimpangan yang terjadi terhadap sistem, norma, dan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat. Selain itu, Mahasiswa juga dapat berperan dalam mempengaruhi kebijakan
publik dari pemerintah.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi keputusan politik
adalah dengan melakukan penyebaran informasi/tanggapan atas kebijakan pemerintah
dengan melakukan membangun opini public, jumpa pers, diskusi terbuka dengan pihak-pihak
yang berkompeten. Selain itu, mahasiswa juga menyampaikan tuntutan dengan melakukan
demonstrasi dan pengerahan massa dalam jumlah besar. Di samping itu, mahasiswa
mempunyai jaringan yang luas, baik antar mahasiswa maupun dengan lembaga-lembaga
swadaya masyarakat sehingga apabila dikoordinasikan dengan baik akan menjadi kekuatan
yang sangat besar untuk menekan pemerintah.

Denagan memberikan kesadaran penuh kepada mahasiswa sejak dini tentang bahaya laten
korupsi merupakan agenda wajib yang perlu dilakukan. Bukan hanya sekadar pemahaman
dan demonstrasi yang hampa pemaknaan, dibutuhkan satu gerakan yang didasari oleh
semangat anti-korupsi yang tertanam sebagai satu budaya yang utuh. Kesadaran yang
tertanam kokoh dalam diri mahasiswa yang kelak akan memegang estafet kepemimpinan
bangsa merupakan satu bentuk penyelamatan investasi bangsa menuju negara yang bersih
dari segala macam bentuk korupsi.

Peran Mahasiswa di lingkungan Kampus Untuk dapat berperan secara optimal dalam
pemberantasan korupsi adalahpembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain,
mahasiswa harusmendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh
dariperbuatan korupsi.Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi
dimulai dari awalmasuk perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan
mahasiswa,dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan
sekaligusmelakukan pressure kepada pemerintah agar undang-undang yang
mengaturpendidikan tidak memberikan peluang terjadinya korupsi. Di samping
itu,mahasiswa melakukan kontrol terhadap jalannya penerimaan mahasiswa baru
danmelaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang atas penyelewengan yang ada.Selain
itu, mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-rekannyaataupun calon
mahasiswa untuk menghindari adanya praktik-praktik yang tidaksehat dalam proses
penerimaan mahasiswa.Selanjutnya adalah pada proses perkuliahan. Dalam masa ini, perlu
penekananterhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai
yangsetinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif yangdapat
dilakukan adalah dengan jalan membentengi diri dari rasa malas belajar.Hal krusial lain dalam
masa ini adalah masalah penggunaan dana yang adadilingkungan kampus. Untuk itu
diperlukan upaya investigatif berupa melakukankajian kritis terhadap laporan-laporan
pertanggungjawaban realisasi penerimaandan pengeluarannya. Sedangkan upaya edukatif
penumbuhan sikap anti korupsidapat dilakukan melalui media berupa seminar, diskusi,
dialog. Selain itu mediaberupa lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi ataupun
melalui bahasaseni baik lukisan, drama, dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan
juga.Selanjutnya pada tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini
mahasiswamemperoleh gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara
formal.Mahasiswa harus memahami bahwa gelar kesarjanaan yang diemban
memilikikonsekuensi berupa tanggung jawab moral sehingga perlu dihindari upaya-
upayamelalui jalan pintas.
Peran Mahasiswa di luar Kampus Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa
merupakan faktorpendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam
menerapkanperilaku terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar
dapatdigolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai pembaharuyang
diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada. Salahsatu contoh
yang paling fenomenal adalah peristiwa turunnya orde baru dimanasebelumnya di dahului
oleh adanya aksi mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia.Sebagai kontrol sosial,
mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadapkorupsi dengan membantu
masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturanyang adil dan berpihak pada rakyat
banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yangtidak adil dan tidak berpihak pada
masyarakat.Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena
banyaksekali peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak
padagolongan tertentu saja dan tidak berpihak pada kepentingan masyarakat banyak.Kontrol
tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog denganpemerintah
maupun pihak legislatif.Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan
memberikan bimbingandan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah
kerjalapangan atau kesempatan yang lain mengenai masalah korupsi dan
mendorongmasyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak
yangberwenang. Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan
melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penegakan hukum terhadap
pelaku korupsi serta melakukan tekanan kepada aparat penegak hukum untuk bertindak
tegas terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Tekanan tersebut bisa berupa demonstrasi
ataupun pembentukan opini publik.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Roda sejarah
demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai
pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia, baik di Timur
maupun di Barat.Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para
mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita
sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk
memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.Dengan
kekuatan yang dimilikinya berupa semangat dalam menyuarakan danmemperjuangkan nilai-
nilai kebenaran serta keberanian dalam menentang segalabentuk ketidak adilan, mahasiswa
menempati posisi yang penting dalam upayapemberantasan korupsi di Indonesia. Kekuatan
tersebut bagaikan pisau yangbermata dua, di satu sisi, mahasiswa mampu mendorong dan
menggerakkanmasyarakat untuk bertindak atas ketidakadilan sistem termasuk
didalamnyatindakan penyelewengan jabatan dan korupsi. Sedangkan di sisi yang
lain,mahasiswa merupakan faktor penekan bagi penegakan hukum bagi pelaku korupsiserta
pengawal bagi terciptanya kebijakan publik yang berpihak kepada kepentinganmasyarakat
banyak.
Saran Berdasar hal tersebut maka saran yang diberikan adalah bahwa seyogyanya mahasiswa
membuktikan diri mampu menjadi mitra aparat penegak hukum untuk mencegah dan
memberantas korupsi. Selain itu hal penting lainnya adalah mahasiswa (baik secara
kelembagaan maupun perorangan) terlebih dahulu harus terbukti bersih dari praktik korupsi,
hal yang sangat lucu jika mahasiswa itu sendiri melakukan korupsi sementara dalam berbagai
kesempatan mahasiswa menuntut pemberantasan korupsi dilakukan tanpa tebang pilih.
DAFTAR PUSTAKA

Ridarmin, S.Kom, M.Kom. Peranan Dan Fungsi Mahasiswa Dalam Era Reformasi. STMIK-AMIK Dumai
Online. diakses tanggal 16 Mei 2010.

Risbiyantoro. 2005. www.bpkp.go.id/unit/investigasi/peranan_mahasiswa. Deputi Bidang Investigasi


BPKP. diakses tanggal 16 Mei 2010.

Pembela Kebenaran. 2009. http://gibranhuzaifah.wordpress.com. diakses tanggal 16 Mei 2010.

Ibrahim Nur, Asrul.2010.http://politik.kompasiana.com. Diakses tanggal 10 Mei 2010.

Al muslimin.2007. http://armyalghifari.wordpress.com. Diakses tanggal 10 Mei 2010

Anda mungkin juga menyukai