Anda di halaman 1dari 14

1.

Penilaian Mahasiswa terhadap Pembelajaran Mata Kuliah Keperawatan Islami di STIKes Jayakarta PKP
DKI Jakarta
Murtiningsih, Nedra Wati Zaly

2. Gambaran Self-Management pada Pasien Stroke yang Menjalani Rawat Jalan


Dedah Rahmawati, Titis Kurniawan, Sri Hartati

3. Kecemasan Kematian pada Pasien Pasca Stroke


Apip Hamjah, Atlastieka Praptiwi, Eka Afrima Sari

4. Pengaruh Self Help Group terhadap Self Care pada Pasien Diabetes Melitus di PERSADIA Cabang Rumah
Sakit Muhammadiyah Bandung
Aghnia Ilmi Dinyati, Angga Wilandika, Iyep Dede Supriyatna

5. Bagaimanakah Senam Diabetes Dapat Mempengaruhi Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus di
Kelurahan Kedungsari?
Robiul Fitri Masithoh, Sambodo Sriadi Pinilih

6. Kebutuhan Discharge Planning Pascaoperasi pada Pasien Fraktur Ekstremitras Bawah


Asmi Dinul Islami, Urip Rahayu, Bambang Aditya

7. Persepsi Siswi SMAN Tanjungsari terhadap Pencegahan Primer Penyakit Kanker Serviks
Laili Rahayuwati, Mamat Lukman, Nessa Sontiva

8. Kecemasan Preoperasi pada Pasien di Unit One Day Surgery (ODS)


Udi Usnadi, Urip Rahayu, Atlastieka Praptiwi

9. Gambaran Kecemasan Orangtua pada Orientasi Masa Depan Remaja Tunagrahita di SLB Negeri Cileunyi
dan SLB C Sukapura
Siti Halinda Amelia, Taty Hernawaty, Wiwi Mardiah

10. Gambaran Tingkat Kecemasan Preoperative pada Pasien dengan Fraktur


Dina Margianti, Urip Rahayu, Sandra Pebrianti

Alamat Redaksi:
STIKes ‘Aisyiyah Bandung
Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6 Bandung 40264 Volume 6 | Nomor 1 | Juni 2019
Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269
DEWAN REDAKSI

JURNAL KEPERAWATAN ‘AISYIYAH (JKA)


Volume 6 | Nomor 1 | Juni 2019

Pelindung:
Ketua STIKes ‘Aisyiyah Bandung

Penanggung Jawab:
Fatiah Handayani, S.ST.,M.Keb.

Ketua:
Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO.

Sekretaris/Setting/Layout:
Aef Herosandiana, S.T., M.Kom.

Bendahara:
Riza Garini, A.Md.

Penyunting/Editor :
Perla Yualita, S.Pd., M.Pd.

Pemasaran dan Sirkulasi :


Nandang JN., S.Kp., M.Kep.,Ns., Sp.Kep., Kom.

Mitra Bestari :
Neti Juniarti, BN, M.Health, M.Nurs, PhD (Universitas Padjadjaran)
DR. Sitti Syabariyah, S.Kp.,MS.Biomed (STIK Muhammadiyah Pontianak)
DR. Aprina Murhan, S.Kp, M.Kes (Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Lampung)
Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN. (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)
DR. Dessy Hermawan, S.Kep.Ners.,M.Biomed. (Universitas Malahayati)

Alamat Redaksi:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah
Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung
Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269
e-mail: jka.aisyiyahbdg@gmail.com
DAFTAR ISI

1. Penilaian Mahasiswa terhadap Pembelajaran Mata Kuliah Keperawatan Islami di


STIKes Jayakarta PKP DKI Jakarta
Murtiningsih, Nedra Wati Zaly ...................................................................................................... 1-12

2. Gambaran Self-Management pada Pasien Stroke yang Menjalani Rawat Jalan


Dedah Rahmawati, Titis Kurniawan, Sri Hartati ............................................................... 13-25

3. Kecemasan Kematian pada Pasien Pasca Stroke


Apip Hamjah, Atlastieka Praptiwi, Eka Afrima Sari ..................................................... 27-36

4. Pengaruh Self Help Group terhadap Self Care pada Pasien Diabetes Melitus di
PERSADIA Cabang Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung
Aghnia Ilmi Dinyati, Angga Wilandika, Iyep Dede Supriyatna ................................. 37-45

5. Bagaimanakah Senam Diabetes Dapat Mempengaruhi Kadar Gula Darah pada


Pasien Diabetes Melitus di Kelurahan Kedungsari?
Robiul Fitri Masithoh, Sambodo Sriadi Pinilih .................................................................. 47-56

6. Kebutuhan Discharge Planning Pascaoperasi pada Pasien Fraktur Ekstremitras


Bawah
Asmi Dinul Islami, Urip Rahayu, Bambang Aditya .......................................................... 57-65

7. Persepsi Siswi SMAN Tanjungsari terhadap Pencegahan Primer Penyakit Kanker


Serviks
Laili Rahayuwati, Mamat Lukman, Nessa Sontiva .......................................................... 67-74

8. Kecemasan Preoperasi pada Pasien di Unit One Day Surgery (ODS)


Udi Usnadi, Urip Rahayu, Atlastieka Praptiwi ................................................................ 75-87

9. Gambaran Kecemasan Orangtua pada Orientasi Masa Depan Remaja Tunagrahita di


SLB Negeri Cileunyi dan SLB C Sukapura
Siti Halinda Amelia, Taty Hernawaty, Wiwi Mardiah .................................................. 89-98

10. Gambaran Tingkat Kecemasan Preoperative pada Pasien dengan Fraktur


Dina Margianti, Urip Rahayu, Sandra Pebrianti ................................................................ 99-108
JKA.2018;6(1): 99-108 ARTIKEL PENELITIAN

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PREOPERATIVE PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR

Dina Margianti1, Urip Rahayu2, Sandra Pebrianti3

ABSTRAK

Fraktur adalah kerusakan pada kontinuitas tulang, penanganannya dengan operasi


yang dapat menimbulkan kecemasan. Ketika pasien mengalami kecemasan maka akan
mengalami gangguan pada beberapa sistem tubuh diantaranya tekanan darah meningkat,
gelisah dan sulit tidur. Jika hal tersebut terjadi ketika menjelang operasi dapat menyebabkan
kegagalan operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan
preoperative pada pasien fraktur di Ruang Marjan Atas RSUD dr. Slamet Garut. Jenis
penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien preoperative dengan fraktur dengan jumlah sampel
sebanyak 32 responden, dengan teknik total sampling. Data diambil dengan menggunakan
instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dan diolah dengan menggunakan software komputer, kemudian disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mengalami
kecemasan ringan (65,6%). Kecemasan ringan terjadi pada orang yang baru pertama kali
melakukan operasi karena ketakutan dan kurangnya pengetahuan, sedangkan pasien yang
tidak cemas sudah mempunyai pengalaman operasi sebelumnya dan ketakutan menjadi
berkurang. Simpulannya adalah tingkat kecemasan pada pasien preoperative dengan fraktur
di Ruang Marjan Atas RSUD dr. Slamet Garut mayoritas cemas ringan. Dapat disarankan
intervensi preoperative teaching kepada pasien sehingga dapat meminimalisir terjadinya
kecemasan preoperative.

Kata kunci : fraktur, kecemasan, preoperative, tekanan darah

ABSTRACT

Fracture is damage to bone continuity, handling with surgery that can cause anxiety. When the
patient makes a mistake it will happen several times increase, restless and forbidden. If such
things happen, the operation may cause an operation failure. This study aims to determine
the level of preoperative risk in fracture patients in Marjan Atas RSUD dr. Slamet Garut. This
research use descriptive method with cross sectional approach. The population in this study
was preoperative patients with fractures with a total sample of 32 respondents, with total
sampling technique. Data using Hamilton Hamilton Scale Scale (HARS), analyzed descriptively
and processed using computer software, then presented in the form of frequency distribution.
Major research results from most respondents light (65.6%). Mild anxiety occurs in the first
person to perform the surgery because of fear and the patient, no one has had previous surgery
and the fear becomes reduced. The conclusion is the level of surgery in preoperative patients
with fractures in Marjan Up Room RSUD dr. Slamet Garut Versus anxiously light. Can include
preoperative learning interventions for patients.

Keywords : Anxiety, Blood Pressure, Fracture, Preoperative


1
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
2,3

99
100 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

PENDAHULUAN peran perawat pada pasien preoperative fraktur


sangat diperlukan seperti pemberian informed
Fraktur terjadi karena kerusakan
consent terhadap tindakan yang akan dilakukan
pada kontinuitas tulang (Lemone, 2016). Riset
(Firmansyah, 2016). Pemberian informasi terkait
Kesehatan Dasar tahun 2013 menyatakan fraktur
hal yang dicemaskan pasien dan yang terpenting
di Indonesia mencapai 5,8%. Data fraktur di
adalah penggunaan komunikasi terapeutik
Jawa Barat sebesar 6%. Dan kejadian fraktur di
perawat dalam menangani pasien preoperative
Garut mencapai 1.296 pasien pada tahun 2017.
dengan fraktur (Warsini, 2015).
Penatalaksanaan pada pasien fraktur dapat
secara operasi maupun tanpa operasi. Studi pendahuluan di Ruang Marjan Atas
Fase preoperative seringkali dapat berdampak RSUD dr.Slamet Garut, perawat mengatakan
kecemasan pada saat melaksanakan operasi bahwa pasien yang gagal operasi 15% karena
(Widyastuti, 2015). tekanan darah yang meningkat tanpa ada riwayat
hipertensi. Operasi membuat pasien menjadi
Menurut Stuart (2013) kecemasan
cemas yaitu saat proses menunggu jadwal
tersebut merupakan suatu respon yang tidak
operasi dilakukan. Kecemasan yang meningkat
menyenangkan yang setiap individu dapat
seperti gelisah, berkeringat, tidak nafsu makan,
merasakannya berbeda-beda karena sesuai
dan sukar tidur. Pada periode Januari 2018-
dengan pengalaman yang pernah didapat
Pebruari 2018 terdapat sejumlah 34 pasien yang
oleh individunya masing-masing. Kecemasan
menjalani operasi fraktur dan 5 pasien batal
yang terjadi pada pasien preoperative akan
operasi fraktur karena kecemasan meningkat.
menyebabkan tekanan darah meningkat, proses
Dari hasil wawancara dengan pasien preoperative
operasi yang mungkin menjadi tertunda karena
fraktur mengatakan bahwa mereka takut, lelah
tekanan darah yang meningkat dan lamanya masa
dan tidak nafsu makan ketika hendak menjalani
perawatan (Majid, dkk, 2011)
operasi dan sebagian pasien mengeluhkan tidak
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari mengetahui prosedur operasi dan apa saja yang
penelitian Suhayat (2015) di Rumah Sakit dr. harus dipersiapkannya. Tujuan penelitian ini
Pringadi Medan sekitar 2.180 pasien yang akan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan
melakukan operasi fraktur dan tercatat sebesar preoperative pada pasien dengan fraktur di Ruang
255 pasien batal melakukan operasi karena takut, Marjan Atas RSUD dr. Slamet Garut.
tekanan darah tinggi, hipertermi dan trombosit
METODOLOGI
darah menurun. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Indrawati (2015) tingkat cemas seseorang Penelitian ini menggunakan metode
berhubungan dengan meningkatnya tensi darah deskriptif dengan pendekatan cross sectional.
pada pasien preoperative dengan fraktur. Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien
preoperative dengan fraktur di Ruang Marjan Atas
Menurut penelitian sebelumnya oleh
RSUD dr. Slamet Garut dengan jumlah sampel
Reddy et.al (2017) kecemasan di antara pasien
sebanyak 32 responden, diambil dengan teknik
yang menjalani operasi ortopedi sangat tinggi
total sampling. Data diambil dengan menggunakan
dan itu terkait dengan faktor-faktor seperti
instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
usia, jenis keluarga, sosial ekonomi, pendidikan,
yang terdiri dari 14 komponen. Komponen
pekerjaan, situasi hidup, rawat inap, durasi rawat
pertanyaan ditentukan oleh serangkaian gejala
inap dan jenis pengobatan. Dalam hal tersebut
dan mengukur kecemasan psikis (mental agitasi

JKA | Volume 6 | Nomor 1 | Juni 2019


Gambaran Tingkat Kecemasan Preoperative pada Pasien dengan Fraktur 101

dan tekanan psikologis) dan kecemasan somatik disimpulkan bahwa instrumen ini reliabel (Agni,
(keluhan fisik terkait kecemasan). Didapatkan 2017). Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif
hasil uji validitas dengan nila r=0,91 lebih besar dan diolah dengan menggunakan software
dari r tabel. Disimpulkan bahwa instrumen komputer, kemudian disajikan dalam bentuk
penelitian valid dan uji reliabilitas telah dilakukan distribusi frekuensi.
dengan koefisien reliabilitas 0,748 yang dapat

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Ruang Marjan Atas RSUD dr.
Slamet Garut (n=32)

Hasil Kecemasan
Total
Karakteristik Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat
f % f % f % f % f %
Janis Kelamin
Laki-laki 5 18,5 18 66,7 3 11,1 1 3,7 27 84,4
Perempuan 1 20,0 3 60,0 1 20,0 0 0 5 15,6
Usia
0-5 th Balita 0 0 1 100 0 0 0 0 1 3,1
5-11 th kanak-kanak 1 100 0 0 0 0 0 0 1 3,1
12-16 th remaja awal 0 0 4 80,0 1 20,0 0 0 5 15,6
17-25 th remaja akhir 3 37,5 3 37,5 2 25,0 0 0 8 25,0
26-35 th dewasa awal 0 0 4 100 0 0 0 0 4 12,5
36-45 th dewasa akhir 1 14,3 5 71,4 0 0 1 14,3 7 21,9
46-55 th lansia awal 0 0 2 100 0 0 0 0 2 6,3
56-65 th lansia akhir 0 0 1 100 0 0 0 0 1 3,1
65 th ke atas manula 1 33,3 1 33,3 1 33,3 0 0 3 9,4
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 0 0 1 100 0 0 0 0 1 3,1
SD 2 20,0 7 70,0 0 0 1 10,0 10 31,3
SMP/Sederajat 1 20,0 3 60,0 1 20,0 0 0 5 9,4
SMA/Sederajat 3 20,0 10 66,7 2 13,3 0 0 15 25,6
Perguruan Tinggi 0 0 0 0 1 100 0 0 1 12,5
(D1,D2,D3,S1,S2,S3)
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa 2 20,0 6 60,0 2 20,0 0 0 10 31,3
Pegawai Negeri 0 0 2 66,7 1 33,3 0 0 3 9,4
Pegawai Swasta 2 25,0 6 75,0 0 0 0 0 8 25,6
Wiraswasta 1 25,0 2 50,0 0 0 1 25,0 4 12,5
Ibu Rumah Tangga 0 0 1 100 0 0 0 0 1 3,1
Tidak Bekerja 1 50,0 0 0 1 50,0 0 0 2 6,3
Buruh 0 0 4 100 0 0 0 0 4 12,5

JKA | Volume 6 | Nomor 1 | Juni 2019


102 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

Hasil Kecemasan
Total
Karakteristik Tidak Cemas Cemas Ringan Cemas Sedang Cemas Berat
f % f % f % f % f %
Lokasi Fraktur
Ekstremitas Atas 2 22,2 6 66,7 1 11,1 0 0 6 18,8
Ekstremitas Bawah 3 15,0 13 65,0 3 15,0 1 5,0 23 71,9
Gabungan 1 50,0 1 50,0 0 0 0 0 2 6,3
Lainnya 0 0 1 100 0 0 0 0 1 3,1
Jenis Fraktur
Terbuka 2 11,8 12 70,6 2 11,8 1 5,9 17 53,1
Tertutup 3 23,1 8 61,5 2 15,4 0 0 13 40,6
Gabungan 1 50,0 1 50,0 0 0 0 0 2 6,3
Status Operasi
Direncanakan 6 20,0 20 66,7 3 10,0 1 3,3 28 87,5
Tidak Direncanakan 0 0 1 50,0 1 50,0 0 0 4 12,5
Pengalaman Operasi
Pernah 4 40,0 5 50,0 1 10,0 0 0 11 34,4
Belum Pernah 2 9,1 16 72,7 3 13,6 1 4,5 21 65,6
Jenis Operasi
ORIF 5 19,2 18 69,2 3 11,5 0 0 24 75,0
OREF 1 33,3 1 33,3 0 0 1 33,3 5 15,6
Lain-lain 0 0 2 66,7 1 33,3 0 0 3 9,4

Tabel 1 diketahui bahwa pasien operasi direncanakan yaitu 28 responden (87,5%).


preoperative dengan fraktur didapatkan Pengalaman operasi sebagian besar adalah pasien
responden hampir seluruh berjenis kelamin laki- belum pernah operasi sebelumnya berjumlah 21
laki berjumlah 27 orang (84,4%) dan sebagian responden (65,6 %). Berdasarkan jenis operasi
besar mengalami kecemasan preopreative ringan yang akan dilakukan adalah sebagian besar ORIF
dengan jumlah 18 orang ( 66,7 %). Usia sebagian berjumlah 24 responden (75,0%). Responden
besar pada remaja akhir (17-25 tahun) yaitu 8 orang berdasarkan pendidikan, pekerjaan, lokasi
(25,0%) dengan jenis kecemasan sedang sebanyak fraktur, jenis fraktur, status operasi, pengalaman
2 orang (25%). Jenis pendidikan terakhir paling operasi, dan jenis operasi sebagian besar berada
banyak adalah SMA/sederajat sebanyak 15 orang pada cemas ringan dan sedang.
(25,6%) dan paling sedikit tidak sekolah sebanyak
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
1 orang (3,1%). Hampir setengahnya pekerjaan
Berdasarkan Tingkat Kecemasan
responden adalah pelajar yaitu 10 responden
Preoperative pada Pasien dengan Fraktur
(31,3%) dan frekuensi sebagian kecil adalah ibu
di Ruang Marjan Atas RSUD dr. Slamet Garut
rumah tangga yaitu 1 responden (3,1%). Lokasi
(n=32)
fraktur sebagian besar adalah fraktur ekstremitas
bawah yaitu 23 responden (71,9%). Jenis fraktur Tingkat Kecemasan f %
sebagian besar adalah fraktur terbuka berjumlah Tidak Cemas 6 18,8
17 responden (53,1%). Hampir seluruh status Cemas Ringan 21 65,6

JKA | Volume 6 | Nomor 1 | Juni 2019


Gambaran Tingkat Kecemasan Preoperative pada Pasien dengan Fraktur 103

Tingkat Kecemasan f % terjadi pada responden yang berpendidikan


Cemas Sedang 4 12,5 rendah maupun tinggi. Kejadian fraktur dapat
Cemas Berat 1 3,1 terjadi pada aktifitas tinggi yang dilakukan
seseorang tersebut. Lebih cenderung terjadi
Tabel 2 karakteristik responden pada seseorang yang memiliki aktifitas tinggi dan
berdasarkan tingkat kecemasan preoperative di menimbulkan resiko bahaya bagi dirinya sendiri.
Ruang Marjan Atas RSUD dr. Slamet Garut adalah
responden sebagian besar yaitu cemas ringan 21 Pasien preoperative dengan fraktur
responden (65,6 %). berdasarkan jenis pekerjaan terbanyak adalah
pelajar sebanyak 10 responden (31,3 %).
Karakteristik Responden dengan Fraktur Pekerjaan berat dan banyak melakukan aktifitas
di luar dan dilakukan secara aktif dapat menjadi
Hasil penelitian didapatkan pasien dengan
faktor utama terjadinya kecelakaan yang dapat
fraktur banyak terjadi pada laki-laki sebanyak 27
mengakibatkan fraktur. Pelajar dengan aktifitas
responden (84,4 %). Sejalan dengan penelitian
tinggi dan aktif dapat menjadi resiko trauma
yang dilakukan Singer (2011) mengatakan bahwa
tulang karena kelelahan dan dapat pula terjadi
laki-laki memiliki potensi untuk terjadi fraktur 2,9
benturan ataupun kecelakaan karena berada di
kali dibandingkan perempuan. Hal ini diasumsikan
luar rumah. Sejalan dengan penelitian Mediarti
karena laki-laki menjadi tulang punggung keluarga
(2015) mengatakan bahwa dari 15 respoden yang
bekerja di luar rumah, mengendarai sepeda motor
mengalami fraktur ekstremitas tertutup di RSUP
dan melakukan pekerjaan yang berat. Kegiatan
Palembang tahun 2012 sejumlah 7 responden
tersebut dapat menjadi faktor risiko terjadinya
memiliki pekerjaan sebagai pelajar.
fraktur semakin besar pada laki-laki.
Berdasarkan lokasi fraktur pada pasien
Berdasarkan rentang usia sebagian besar
preoperative dengan fraktur didapatkan bahwa
pasien preoperative dengan fraktur berada pada
lokasi fraktur terbanyak yang dialami responden
rentang usia 18-31 berjumlah 10 responden (31,3
adalah ekstremitas bawah dengan jumlah 23
%). Sejalan dengan penelitian Noorisa (2017)
responden (71,9%). Insiden yang cukup tinggi
mengemukakan bahwa insiden terjadinya fraktur
terjadi saat kecelakaan yakni lokasi fraktur bawah
di RSUD dr. Soetomo Surabaya pada usia 15-24
(46,2%) (Depkes RI, 2009). Fraktur ekstremitas
tahun berjumlah 40 kasus (36%). Pada rentang
bawah diantaranya seperti fraktur patella, cruris,
usia 18-31 tahun merupakan usia produktif
tibia, fibula, metatarsal, digiti pedis dan femur.
yang banyak melakukan aktifitas baik di rumah
Ektremitas atas yaitu fraktur humerus, radius, ulna,
maupun di luar dibandingkan usia 65 tahun ke
metakarpal, digiti manus, dan scapula. Fraktur
atas aktifitasnya lebih sedikit. Mobilisasi yang
lainya menduduki frekuensi terendah termasuk
tinggi dan pergerakan yang cepat dapat menjadi
didalamnya adalah fraktur cervical. Dikarenakan
faktor resiko terjadinya benturan atau kecelakaan
fraktur cervical di RSUD dr. Slamet Garut biasanya
yang dapat memicu terjadinya fraktur pada tulang.
langsung di rujuk ke RS lain. Penelitian ini sejalan
Berdasarkan jens pendidikan didapatkan dengan penelitian Natasia (2012) menyatakan
bahwa pasien preoperative dengan fraktur adalah bahwa jumlah pasien yang mengalami fraktur
terbanyak pada jenjang SMA berjumlah 15 ektremitas bawah berjumlah 30 reponden (28,1
responden (46,9%). Menurut penelitian Winda %) terbanyak setelah fraktur panggul berjumlah
(2014) mengatakan bahwa kejadian fraktur bisa 32 responden (29,9%). Fraktur ini sering terjadi

JKA | Volume 6 | Nomor 1 | Juni 2019


104 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

karena kecelakaan umum mengenai bagian bawah Karakteristik responden berdasarkan


tubuh manusia seperti ketika kejadian kecelakaan jenis operasi terbanyak adalah operasi dengan
kendaraan bermotor sering kali bagian bawah ORIF (Open Reduction Internal Fixation) dengan
yang mudah untuk terjadi cidera atau patah tulang jumlah 24 responden (75,0 %). Penatalaksanaan
karena tertekan dan tertindih benda keras. operasi disesuaikan dengan diagnosa medis
dokter. Penelitian Yanty (2009), operasi yang
Distribusi frekuensi responden
banyak dilakukan di RS Medan adalah jenis ORIF
berdasarkan jenis fraktur didapatkan hasil
dengan jumlah 17 responden (70,8%).
tertinggi adalah fraktur terbuka sebanyak 17
responden (87,5%). Hal ini berbeda dengan Kecemasan Preoperative Pasien dengan
penelitian Sya’ban (2017) mengatakan bahwa Fraktur
fraktur tertutup lebih banyak terjadi dibandingkan
Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
dengan fraktur terbuka. Fraktur terbuka bisa
kecemasan preoperative pada pasien dengan
terjadi akibat adanya benturan benda keras
fraktur di RSUD dr. Slamet Garut tahun 2018
atau trauma yang berenergi tinggi yang dapat
adalah sebagian besar cemas ringan dengan jumlah
menimbulkan perlukaan luar maupun dalam.
21 orang (65,6%). Sejalan dengan penelitian
Fraktur terbuka maupun tertutup bisa terjadi
Abdullah (2015) pasien preoperasi banyak
pada bagian manapun.
mengalami kecemasan ringan yaitu berjumlah 17
Status operasi pasien preoperative dengan orang (53,1%). Usia yang mengalami cemas ringan
fraktur direncanakan sejumlah 28 responden sebagian besar pada dewasa akhir (36-45 tahun)
(87,5%) dan tidak direncanakan sejumlah 4 sebanyak 5 orang (71,4 %) dan sebagian besar
responden (12,5%). Operasi direncanakan sesuai responden belum pernah operasi sebelumnya
dengan diagnosis dokter yang mengharuskan sebanyak 16 orang (72,7%).
pasien menjalani operasi pada waktu yang telah
Penelitian ini juga menghasilkan
ditentukan. Operasi yang direncanakan pula
kecemasan sedang dengan jumlah responden 4
disesuaikan dengan kesiapan dokter bedah yang
(12,5%) dan cemas berat sejumlah 1 responden
akan melakukan tindakan operasi tersebut.
(3,1%). Menurut Alimansyur (2015) kecemasan
Jika status operasi yang tidak direncanakan
dapat merangsang saraf otonom sehingga
diakibatkan dokter masih melihat perkembangan
menyebabkan tekanan darah menjadi meningkat.
perjalanan penyakit pada pasien dan operasi
Pada pasien preoperative dengan fraktur dapat
belum siap untuk dilaksanakan.
mengalami kecemasan baik cemas ringan, cemas
Berdasarkan pengalaman operasi pada sedang dan cemas berat karena proses menunggu
pasien preoperative dengan fraktur sebagian besar operasi yang dapat menimbulkan rasa nyeri, takut
adalah yang belum pernah melakukan operasi dan juga pikiran negatif. Saat pasien preoperative
sebelumnya berjumlah 21 responden (65,6%). dengan fraktur mengalami cemas terutama cemas
Responden yang belum memiliki pengalaman sedang dan berat maka akan berdampak pada
operasi pada masa lalu sedangkan yang sudah tekanan darah pasien dan menghambat proses
pernah pengalaman operasi biasanya responden jalannya operasi sehingga operasi dapat gagal atau
dengan operasi berulang kalinya seperti operasi ditunda dikarenakan pasien mengalami tekanan
pelepasan pen atau ring, operasi ulang pen atau darah yang meningkat dan kondisi yang tidak
ring yang keluar, dan operasi ulang karena terjadi memungkinkan untuk dilakukannya operasi.
infeksi dan diagnosa lain yang terindetifikasi.

JKA | Volume 6 | Nomor 1 | Juni 2019


Gambaran Tingkat Kecemasan Preoperative pada Pasien dengan Fraktur 105

Tanda-tanda kecemasan yang sering Usia responden dapat mempengaruhi


muncul pada pasien dengan kecemasan kecemasan preoperative pada pasien dengan
preoperative ringan adalah wajah tegang, gelisah, fraktur. Semakin matang pemikiran seseorang
nyeri, susah tidur, dan terbangun pada malam maka pemahaman terhadap kondisinya semakin
hari. Kecemasan dapat menimbulkan respon baik. Usia yang tua memiliki pengalaman banyak
yang tidak nyaman misalnya sulit berpikir secara dalam menghadapi permasalahan terutama
logis, agitasi dan peningkatan tanda-tanda vital kecemasan preoperative (Musliha, 2010). Hasil
seperti tekanan darah (Videbeck, 2008). Peneliti penelitian ini menunjukkan bahwa kecemasan
berasumsi bahwa gangguan kecemasan yang ringan dan sedang banyak terjadi pada usia
timbul erat kaitannya dengan respon nyeri yang remaja akhir dan dewasa akhir. Peneliti berasumsi
dialami pasien dengan fraktur. Karena pasien bahwa dalam rentang usia tersebut, responden
dengan nyeri hebat akan merasa gelisah, susah cenderung mengalami kecemasan dikarenakan
beraktivitas dan susah untuk beristirahat. Sejalan proses pengalaman hidup yang dilaluinya
dengan penelitian Septiani (2015) bahwa ada cenderung baru. Berbeda dengan usia yang
hubungan antara ansietas dengan nyeri pada tergolong tua dalam segi pengalaman mereka
fraktur. cenderung sudah bisa beradaptasi dan berusaha
untuk menerima keadaaan dirinya. Berkaitan
Kecemasan preoperative pada pasien
pula dengan pengalaman operasi yang pernah
dengan fraktur dapat dipengaruhi oleh jenis
dilakukan seseorang.
kelamin. Kecemasan pada laki-laki berbeda
dengan perempuan. Menurut penelitian Hawari Dalam penelitian ini menghasilkan
(2013) kecemasan yang terjadi pada laki-laki dan kecemasan preoperative ringan sebanyak 16
perempuan memiliki perbandingan 2:1. Dalam responden (72,7%), sedang sebanyak 3 orang
penelitian ini didapatkan bahwa kecemasan (13,6%) dan berat sebanyak 1 orang (4,5%) terjadi
preoperative ringan pada pasien dengan pada responden yang belum pernah mengalami
fraktur sebagian besar terjadi pada laki-laki operasi sebelumnya. Sejalan dengan penelitian
dengan jumlah responden 18 (66,7%). Peneliti Widyastuti (2015) mengatakan bahwa kecemasan
menyimpulkan bahwa laki-laki cenderung dapat preoperative terjadi pada pasien dengan operasi
mengalami kecemasan preoperative dikarenakan pertama kali 28 responden (88%). Kecemasan
laki-laki memiliki tanggung jawab mengurus preoperative yang dialami pasien pertama kali
anggota keluarga. Jika laki-laki sakit artinya saat operasi dikarenakan ketakutan yang dimiliki
mereka tidak dapat lagi bekerja untuk menafkahi dalam dirinya dan kurangnya pengetahuan akan
anggota keluarganya. karena kejadian fraktur proses yang akan dilaluinya nanti.
dalam penelitian ini menunjukkan pekerjaan
Penelitian ini menemukan cemas ringan
laki-laki banyak pada jenis pekerjaan pegawai
dengan pendidikan tidak sekolah yaitu 1 responden
swasta dengan jumlah 8 responden (25,6%).
(100%), SMA sebanyak 10 responden (66,7%),
Sebagian besar responden adalah laki-laki yang
kecemasan sedang pada pendidikan Sarjana
mengalami kecemasan preoperative berat dengan
sebanyak 1 responden (100%) dan kecemasan
jenis pekerjaan wiraswasta sebanyak 1 responden
berat pada pendidikan SD sebanyak 1 responden
(25%), kecemasan ringan pada pegawai swasta
(10,0%). Dapat disimpulkan bahwa pendidikan
sebanyak 6 responden (75%) dan buruh sebanyak
tidak menemtukan tingkatan kecemasan
4 responden (100%).
seseorang. Dibuktikan bahwa responden dengan

JKA | Volume 6 | Nomor 1 | Juni 2019


106 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

jenis pendidikan apapun dalam pendidikan ini dengan keluarnya darah yang dapat memicu
dapat mengalami kecemasan saat mau melakukan keadaan emosional seseorang menjadi tidak
operasi. Sejalan dengan penelitian Vellyana stabil. Penelitian ini berbeda dengan penelitian
(2017), antara pendidikan dengan kecemasan yang dilakukan oleh Malau (2017) yaitu jumlah
preoperative pasien dengan fraktur tidak memiliki kecemasan preoperative pada pasien dengan
hubungan yang signifikan dikarenakan tinggi fraktur tertutup lebih banyak dibandingkan
rendahnya pendidikan dan pemahaman seseorang fraktur terbuka (86,7%).
tidak mempengaruhi persepsi terhadap ketakutan
Status operasi menjadi hal yang
dan kecemasan seseorang tersebut.
dikhawatirkan oleh pasien dengan fraktur.
Lokasi fraktur dapat menentukan didapatkan hasil kecemasan preoperative
pergerakan seseorang dalam beraktifitas. Apabila pasien dengan fraktur dengan status operasi
lokasi tersebut berada di ekstremitas bawah direncanakan yaitu cemas berat sebanyak 1
maka akan lebih membuat seseorang mengalami responden (3,3%), cemas sedang 3 responden
kesulitan beraktifitas lebih besar dibandingkan (10,0%), dan cemas ringan 20 responden (66,7%).
lokasi fraktur di ekstremitas atas. Gangguan Dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan
pergerakan anggota tubuh merupakan salah dapat terjadi lebih besar pada pasien dengan
satu faktor penyebab terjadinya kecemasan status operasi yang telah dijadwalkan, karena
pada pasien dengan fraktur (Maisyaroh, 2015). waktu yang menurutnya dapat mengancam
Hasil penelitian menunjukkan kecemasan kehidupannya sudah semakin dekat. Kekuatiran
preoperative berat ada pada pasien dengan terhadap keberhasilan operasi, tindakan operasi
fraktur ekstremitas bawah sebanyak 1 responden dan kesembuhannya.
(5,0%), kecemasan sedang sebanyak 3 responden
Kecemasan harus segera ditangani dengan
(15,0%), dan kecemasan ringan sebanyak 13
baik dan cara yang tepat. Kecemasan yang berlanjut
responden (65,0%). Keterbatasan aktifitas
dapat mengakibatkan kegagalan dalam melakukan
dapat menimbulkan perubahan pada hidup
operasi akibat tekanan darah meningkat dan
seseorang. Tentu saja merubah fisik dan status
juga lama hari rawat. Dalam hal ini diperlukan
emosional dalam dirinya berkaitan akan kondisi
peran perawat dalam menangani kecemasan
kesehatannya.
preoperative pada pasien dengan fraktur. Salah
Selain lokasi fraktur, jenis fraktur yang satunya adalah intervensi Anxiety reduction
terjadi juga dapat menimbulkan kecemasan pada (penurunan kecemasan) dengan mengajarkan
pasien preoperative. Jenis fraktur dibedakan pasien melakukan relaksasi dan distraksi yaitu
menjadi 2 yaitu fraktur terbuka dan fraktur dengan tarik nafas dalam dan mendengarkan
tertutup. Sebagian besar responden didapatkan musik atau murotal Al-Qur’an (Ariyanti,2015).
terdapat fraktur terbuka yaitu 17 responden Beberapa penelitian sebelumnya mengatakan
(53,1%). Diantaranya mengalami cemas berat bahwa mendengarkan musik dapat menurunkan
sebanyak 1 (5,9%), cemas sedang 2 responden kecemasan seseorang. Perawat berperan dalam
(11,8%) dan cemas ringan 12 reponden (70,6%). komunikasi terapeutik dan pemberian informed
Fraktur terbuka merupakan jenis fraktur yang consent. Pemberian informasi sebelum melakukan
keluar dari permukaan tubuh dan berhubungan operasi pada pasien menimbulkan cemas menjadi
langsung dengan dunia luar. Nyeri yang berkurang. Larasati (2009) mengatakan bahwa
dirasakan lebih terasa dan biasanya disertai untuk mengatasi kecemasan preopreative dapat

JKA | Volume 6 | Nomor 1 | Juni 2019


Gambaran Tingkat Kecemasan Preoperative pada Pasien dengan Fraktur 107

menggunakan metode preoperative teaching, yaitu Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB.
suatu metode dan merupakan komponen di dalam
Firmansyah, David., Anita Istiningtyas., Fakhrudin
prosedur operative yang bertujuan agar tingkat
N.S. 2016. Peran Perawat dalam Informed
cemas pasien preoperative dapat berkurang
Consent Pasien Pre Operasi di Bangsal
dengan dipenuhinya kebutuhan informasi terkait
Bedah RSUD DR Soehadi Prijonegoro
operasi yang akan dilaksanakan pasien.
Sragen. Jurnal Keperawatan Stikes
SIMPULAN DAN SARAN Kusuma Husada Surakarta.

Pasien preoperative dengan fraktur di Hamilton M. 1959. The assessment of anxiety states
Ruang Marjan Atas RSUD dr. Slamet Garut sebagian by rating. Br J Med Psychol 1959;32:50–55
besar mengalami cemas ringan yaitu berjumlah 21
Hawari, Dadang H. 2013. Manajemen Stres Cemas
responden (65,6%). Tenaga kesehatan khususnya
dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
tim perawat diharapkan melakukan Preoperative
Universitas Indonesia.
Teaching untuk memberikan pemenuhan
kebutuhan informasi terkait operasi yang Indrawati, Rizka, Christina Yuliastuti., dkk. 2015.
akan dilaksanakan pasien. Diharapkan peneliti Hubungan Antara Tingkat Kecemasan
berikutnya dapat meneliti lebih lanjut terkait Dengan Peningkatan Tekanan Darah Pada
gambaran kecemasan preoperative pada pasien Pasien Pre Operasi Fraktur Ekstremitas
dengan fraktur dan menganalisis hal-hal yang Bawah Di RSUD Sidoarjo. Jurnal
berhubungan dengan kecemasan preoperative Keperawatan.
yang dapat terjadi pada pasien dengan fraktur.
Kemudian meneliti kembali teknik untuk Larasati, Yulistia Indah. 2009. Efektifitas
mengurangi tingkat kecemasan preoperative yang Preoperative Teaching Terhadap
tepat bagi pasien dengan fraktur. Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien
Preoperasi Di Ruang Rawat Inap Rsud
DAFTAR PUSTAKA Karanganyar. Media Ners, 3( 1), 1 – 61

Abdullah, Rajib. 2015. Gambaran Tingkat Lemone, Priscilla. Burke, Karen M. 2016. Buku
Kecemasan dan Intervensi Keperawatan Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
dalam Menurunkan Tingkat Kecemasan EGC.
Pasien Pre Operasi di Bangsal Bedah RSUD
Panembahan Senopati Bantul.Yogyakarta: Maisyaroh, S. G., Rahayu, U., & Rahayu, S. Y.
Stikes Jendral Ahmad Yani. 2015. Tingkat Kecemasan Pasien
Post Operasi yang Mengalami Fraktur
Alimansur, M., & Cahyaningrum, S. D. 2015. Ekstremitas. Jurnal Keperawatan
Efek Kecemasan terhadap Peningkatan Padjadjaran, 3(2).
Tekanan Darah Penderita Pre OP
ORIF. Jurnal Ilmu Kesehatan, 4(1), 81-86 Majid, A., Judha, M., Istianah, U. 2011. Keperawatan
Perioperatif. Yogyakarta : Gosyen
Ariyanti, Maelina., Heri Bahtiar., Melati Inayati Publishing.
Albayani. 2015. Efektivitas Pemberian
Terapi Murotal Terhadap Penurunan Malau, Anggun Pebrina., dkk. 2017. Epidemiologi
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Deskriptif Kasus Fraktur Diakibatkan
Operasi Fraktur Di Ruang Kemuning Kecelakaan Lalu Lintas Di RSUD Tugurejo

JKA | Volume 6 | Nomor 1 | Juni 2019


108 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

Semarang Triwulan 4 Tahun 2016 dan Dukungan Keluarga dengan Tingkat


Triwulan 1 Tahun 2017. Jurnal Kesehatan. Kecemasan Pasien Pre Operasi di RSUD dr.
Pirngadi Medan. http://www.usu.ac.id;
Natasia, Nindy.,dkk. 2012. Karakteristik Penderita
Maret 2018.
Fraktur Pada Lansia Rawat Inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 201- Sya’ban, Satria Nur. 2017. The Profile Of Fracture
2012. Jurnal FKM USU. In Patients Under 17 Years Of Age At RSUD
Dr Soetomo In The Period Of 2013-2014.
Noorisa, Riswanda., Aprilianti, Dwi., Aziz,
Jurnal Of Orthopedic and Traumatology
Abdul, & Bayusentono, Sulis. 2017. The
Surabaya, 4(1), 104.
Characteristic Of Patients With Femoral
Fracture In Department Of Orthopaedic Vellyana, Diny., Lestari, Arena.,& Rahmawati, Asri.
And Traumatology Rsud Dr. Soetomo 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Surabaya 2013 – 2016. Journal of Dengan Tingkat Kecemasan Pada
Orthopaedi & Traumatology Surabaya, 6 Pasien Preoperative Di Rs Mitra Husada
(01). Pringsewu. Jurnal Kesehatan, 8 (1), 108-
113.
Reddy, K. H. C., & Reddy, P. S. 2017. A Study of
Anxiety among Hospitalized Patients Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan
of Orthopedics Ward of a Tertiary Care Jiwa. Jakarta: EGC.
Hospital.
Widyastuti, Y. 2015. Gambaran Kecemasan
RISKESDAS. 2013. Hasil Riskesdas. (Online), Pada Pasien Pre Operasi Fraktur Femur
(www.drive.google.com) diakses Maret Di Rs Ortopedi Prof. Dr. R Soeharso
2018. Surakarta. Profesi (Profesional Islam):
Media Publikasi Penelitian, 12(02).
Septiani, Lisa. 2015. Naskah Publikasi : Analisa
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Winda, R. I., & Nauli, F. A. 2014. Faktor-faktor
Nyeri pada Klien Fraktur di RSU PKU yang mempengaruhi tingkat kecemasan
Muhammadiyah Yogyakarta. http://opac. pasien fraktur tulang panjang pra operasi
unisayogya.ac.id; Maret 2018. yang dirawat di rsud arifin achmad
Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa
Singer BR, McLauchlan GJ, RobinsonCM, Christie
(JOM) Bidang Ilmu Keperawatan, 1(2),
J. Epidemiology of fractures in 15,000
1-10.
adults: the influence of age and gender. J
Bone Joint Surg (Br) 1998; 80: 243–8. Yanti, Nova Mega. 2009. Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Stuart, G.W. 2013. Prinsip dan Praktik Keperawatan
Ambulasi Dini Pasien Paska Operasi
Kesehatan Jiwa Stuart, edisi Indonesia.
Fraktur Ekstremitas Bawah di Rindu B3
Jakarta: Elseiver.
RSUP. H. Adam Malik Medan. Medan :
Suhayat, N. R. 2015. Naskah Publikasi : Hubungan FKEP USU

JKA | Volume 6 | Nomor 1 | Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai