Anda di halaman 1dari 5

TUGAS EKONOMI MIKRO LANJUTAN

Nama : Kartika Wahyu Ningsih

Nim : P2C120016

Kelas : R002

1. Analisis Permintaan Daging Ayam Ras Pedaging (Broiler) di Sumatera Utara


a. Model Permintaan
lnY = lnβ0 + β1lnX1 + β2lnX2 + β3lnX3 + β4lnX4 + e
Keterangan :
lnY = Jumlah permintaan daging ayam broiler (kg/bln)
lnβ0 = Nilai konstanta
β0 s/d β4 = Koefisien regresi variabel bebas
lnX1 = Harga daging ayam broiler (Rp/kg)
lnX2 = Harga telur ayam ras (Rp/butir)
lnX3 = Pendapatan perkapita (Rp)
lnX4 = Jumlah penduduk (jiwa)
e = Kesalahan penganggu (error)

elastisitas permintaan dapat dianalisis dengan cara melihat nilai koefisien regresi
masing-masing variabel bebas pada model regresi linier berganda logaritma natural
(ln) yang dihsilkan.
Hasil persamaan regresi :

lnY = -6,236 – 0,395 lnX1 + 0,529 lnX2 + 0,278lnX3 + 1,216lnX4 + e


b. Interpretasi Elastisitas
1) Variabel harga memiliki nilai koefisien regresi negatif sebesar -0,395. Artinya
jika harga daging ayam (Broiler) meningkat 1% maka akan menurunkan jumlah
permintaan daging ayam 0,395 %. Elastisitas harga pada daging ayam (broiler)
menunjukkan bahwa nilai harga elastisitas daging ayam (broiler) bersifat
inelastis. Artinya, perubahan harga yang kecil tidak menimbulkan perubahan
yang besar terhadap perubahan jumlah permintaan daging ayam (broiler) (0,395 <
1 = inelastis)
2) Variabel harga telur ayam ras memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,29.
Dalam hal ini telur ayam ras dapat dijadikan barang substitusi untuk daging ayam
(broiler) karena nilai koefisiennya positif. Nilai 0,29 dapat diartikan bahwa setiap
peningkatan harga telur ayam ras sebesar 1% akan mengakibatkan permintaan
daging ayam (broiler) meningkat sebesar 0,529%. Jika harga telur ayam ras
meningkat maka masyarakat cenderung akan beralih mengkonsumsi daging ayam
(broiler)
3) Variabel pendapatan perkapita memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,278.
Artinya jika pendapatan naik sebesar 1 % maka akan menaikkan jumlah
permintaan daging ayam (broiler) sebesar 0,78%. Elastisitas pendapatan perkapita
bersifat inelastis. Artinya perubahan peningkatan pendapatan memberikan respon
yang lebih kecil terhadap peningkatan jumlah daging ayam (broiler). Nilai
koefisien pendapatan perkapita sebesar 0,278 > 0 , menunjukkan bahwa daging
ayam (broiler) termasuk barang normal.
4) Variabel jumlah penduduk memiliki nilai koefisien positif sebesar 1,216. Artinya
jika jumlah penduduk meningkat sebesar 1% maka akan meningkatkan jumlah
permintaan daging ayam (broiler) sebesar 1,216%. Dengan melihat variabel
jumlah penduduk sebesar 1,216 menunjukkan variabel jumlah penduduk bersifat
elastis.
2. Jurnal Internasional :
Analysis of Factors Affecting Demand of Pork Consumption in Vinh City, Nghe An
Province, Vietnam.
a. Model permintaan
lnQ = β0 + β1lnP + β2lnP1 + β3lnP2 + β4lnP3 + β5lnI + a1W + a2T + ui
Dimana :
Q = Jumlah permintaan daging babi per orang/bulan (kg/bulan)
P = Harga daging babi (1000VND/kg)
P1, P2, P3 = Harga daging sapi, daging ayam, ikan (1000VND/kg)
I = Pendapatan disposible perorang (1000VND/bulan)
W = Jenis pekerjaan
W(1) = Jika pendapatan berasal dari bekerja di kantor
W(0) = Lainnya
T = Selera konsumen
T(1) = Jika konsumen lebih menyukai daging babi
T(0) = Jika konsumen lebih meyukai daging lainnya
β0 = Nilai konstanta
β1 s/d β2 = Koefisien elastisitas pendapatan
a1, a2 = Koefisien variabel dummy
ui = Kesalahan pengganggu
b. Hasil persamaan regresi
lnQ = 7,335 – 1,6865lnP – 0,26936lnP1 + 0,1623lnP2 + 0,3724lnP3 + 0,7293lnI +
0,1551lnW + 0,1542T ui
c. Interpretasi elastisitas
1) Variabel harga memiliki koefisien regresi yang negatif sebesar -1,6865.
Artinya jika harga daging babi meningkat sebesar 1% maka akan meurunkan
jumlah permintaan daging babi sebesar 1,6865%. Elastisitas harga pada daging
babi bersifat elastis karena koefisien elastisitasnya 1,6865 > 1. Artinya
perubahan harga yang kecil menimbulkan petubahan yang besar terhadap
perubahan jumlah permintaan daging babi.
2) Variabel harga daging babi memiliki koefisien regresi sebesar -0,26936. Nilai
negatif menunjukkan bahwa daging babi merupakan barang komplementer.
Elastisitas harga pada daging sapi bersifat inelastis (0,26936 < 1). Artinya
harga daging sapi tidak berdampak pada permintaan daging babi.
3) Variabel harga daging ayam dan ikan koefisien regresi positif masing-masing
sebesar 0, 1623 dan 0,3724. Nilai positif menunjukkan bahwa daging ayam
dan ikan merupakan barang substitusi. Elastisitas harga pada daging ayam
0,1623 < 1 dan pada ikan 0,3724 < 1. Artinya harga daging ayam dan ikan
tidak berdampak pada permintaan daging babi.
4) Variabel pendapatan memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 0,7293.
Artinya jika pendapatan naik sebesar 1% maka akan menaikkan jumlah
permintaan daging babi sebesar 0,7293%. Elastisitas pendapatan memberikan
respon yang lebih kecil terhadap peningkatan jumlah permintaan daging babi,
nilai koefisien 0,7293 > 0 menunjukkan bahwa daging babi merupakan barang
normal.
5) Variabel selera konsumen memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar
0,1542. Elastisitas pada variabel selera bersifat in elastis (0,1542 < 1)
6) Variabel pekerjaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,1551. Elastisitas
pada variabel pekerjaan bersifat inelastis karena koefisien nya 0,1551 < 1
3. Permintaan gula pasir di Indonesia
a. Model permintaan
lnY = β0 + β1lnX1 + β2lnX2 + β3lnX3 + e
Dimana :
lnY = Jumlah permintaan gula pasir
lnX1 = Harga gula
lnX2 = Produk Domestik Bruto (PDB)
lnX3 = Jumlah penduduk
β0 = Nilai konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien regresi variabel bebas
e = Kesalahan penganggu

b. Hasil persamaan regresi

lnY = -24,0143 – 0,273551lnX1 + 0,064893lnX2 + 3,443238lnX3

c. Koefisien Elastisitas

1) Variabel harga pada gula memiliki koefisien regresi yang negatif sebesar
-0,273551. Artinya jika terjadi kenaikan harga gula pasir sebesar 1% maka
akan mengakibatkan terjadinya penurunan permintaan gula pasir sebesar
0,273551%. Elastisitas harga gula pasir bersifat inelastis, karena koefisien
elastisitasnya 0,273551 < 1. Artinya perubahan harga yang kecil tidak
menimbulkan perubahan yang besar terhadap perubahan jumlah permintaan
gula pasir.
2) Variabel PDB memiliki koefisien yang popsitif sebesar 0,064893. Artinya jika
terjadi kenaikan pada PDB sebesar 1% maka akan mengakibatkan terjadinya
kenaikan permintaan gula pasir sebesar 0,064893%. Elastisitas PDB besifat in
elastis karena kenaikannya kurang dari satu (0,064893 < 1).
3) Jumlah penduduk memiliki koefisien positif 3,44238 variabel jumlah
penduduk bersifat elastis karena koefisiennya 3,443238 lebih besar dari 1.

Anda mungkin juga menyukai