Anda di halaman 1dari 4

BAHAN AJAR Setelah kita ketahui macam-macam termometer suhu,

SUHU DAN KALOR biasanya kita sering menjumpai persoalan perubahan


nilai dari suhu satu dengan suhu lainnya. Secara
matematis perbandingan skala dari keempat
termometer suhu adalah sebagai berikut :

Jika dalam soal suhu yang diberikan tidak dalam


keempat skala termometer suhu diatas, maka itu akan
menjadi masalah tersendiri jika kita belum paham
dengan konsep selanjutnya. Konsep selanjutnya kita
bisa menggunakan rumus perbandingan termometer
suhu seperti yang ditunjukkan dibawah.

1. Suhu
suhu yang dirasa tersebut bersifat kualitatif atau hanya
berupa deskripsi. Sedangkan dalam ilmu fisika suhu
yang terasa dapat di ukur menggunakan suatu alat
ukur suhu yaitu termometer, ini
bersifat kuantitatif (ditunjukkan dalam angka-angka).
2. Kalor
Suhu : ________________________________
Kalor adalah salah satu bentuk dari energi yang dapat
_____________________________________________
berpindah dari benda yang memiliki suhu tinggi
____________________________________
menuju ke benda bersuhu rendah jika kedua suhu
saling bercampur.
Alat Ukur Suhu
1 kalor = 4,18 joule
Alat untuk mengukur suhu seperti yang sudah
1 Joule = 0,24 kal
disebutkan di atas yaitu termometer. Kita ketahui
Dalam istilah kalor, terdapat istilah kalor jenis (c)
bahwa macam-macam termometer suhu yaitu Celcius,
yaitu sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau
Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Adapun titik didih dan
dilepaskan untuk menaikan atau menurunkan suhu
titik beku masing-masing termometer suhu adalah
satu satuan massa zat tersebut. Secara matematis
sebagai berikut.
rumus kalor dapat dituliskan sebagai berikut :

Keterangan :
Q = kalor
m = massa
c = kalor jenis
∆T = perubahan suhu
Untuk lebih mempermudah lagi, kita akan berikan nilai
tetapan dari kalor jenis masing-masing zat yang sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai dari kalor c = kalor jenis
jenis beberapa zat adalah sebagai berikut : ∆T = perubahan suhu
L = kalor laten

Nama-nama kalor laten, antara lain adalah sebagai


berikut :
• Pada saat melebur disebut kalor lebur
• Pada saat menguap disebut kalor uap
• Pada saat menyublim disebut kalor sublim
• Pada saat membeku disebut kalor beku
Selain kalor jenis, terdapat istilah lain dari kalor yaitu • Pada saat mengembun disebut kalor embun
kapasitas kalor. Kapasitas kalor (C) merupakan sebagai
banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan Dari masing-masing nama kalor laten terdapat
untuk mengubah suhu benda sebesar satu satuan kesamaan dari masing-masing nama kalor laten
suhu. Secara matematis rumus dari kapasitas kalor tersebut yang dilakukan oleh para ilmuwan sebagai
dapat ditulis sebagai berikut: berikut :
Kalor uap = Kalor embun
Kalor lebur = Kalor beku
Dari rumus menghitung kalor total yang telah
dituliskan diatas untuk mencari nilai dari kalor dalam
wujud es sampai menjadi uap jenuh digambarkan
3. Asas Black sebagai berikut :
Asas Black mengatakan jika terdapat dua zat yang
suhunya berbeda di campurkan maka zat yang suhunya
tinggi akan melepaskan kalor sehingga suhunya turun
dan zat yang suhunya rendah akan menyerap kalor
sehingga suhunya naik sampai terjadi kesetimbangan
termal.

Q dilepas = Q diserap

Secara matematis rumus untuk menghitung kalor total


dapat dituliskan sebagai berikut :

Keterangan :
Q = kalor
m = massa
Lo = panjang mula-mula

Tabel koefisien muai panjang beberapa zat


padat
No Jenis zat Alpha( /0C)

1 Aluminium 0,000024

2 Perunggu 0,000019

3 Baja 0,000011

4 Tembaga 0,000017

5 Kaca 0,000009

6 Pirek 0,000003

7 Berlian 0,000001

8 Grafit 0,000008

b. Pemuaian Luas
4. Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas
Rumus Pemuaian Luas
Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan geometri
dari suatu benda karena pengaruh panas (kalor).
ΔA = Ao.β.ΔT
Perubahan geometri ini bisa meliputi bertambahnya
A = Ao + ΔA
panjang, lebar, maupun volume.
A = A0 (1+β.ΔT)

Jenis-jenis pemuaian zat


Ao = Luas Sebelum dipanaskan
1. Pemuaian Zat Padat
A = luas setelah pemanasan
a. Pemuaian Panjang
ΔA = penambahan luas
Rumus pemuaian panjang
β = koefisien muai luas
Δx= Lo. α. ΔT
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)

ΔX = besarnya pemuaian panjang


c. Pemuaian Volume
Lo = panjang mula-mula
ΔV = Vo.γ.ΔT
α = konstanta pemuaian
V= Vo + ΔV
ΔT = selisih suhu
V= Vo(1+γ.ΔT)

L = Lo + Δx
ΔV = penambahan volume
L = Lo (1 + α.ΔT)
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
L = panjang setelah dipanaskan
γ = koefisien muai volume
b. Hukum Boyle
2. Pemuaian Zat Cair Hukum boyle menyatakan bahwa pada batas-
Rumus pemuaian zat cair bats tertentu suhu rendah yang berlaku bahwa
hasil perkaian antara tekanan dan volume
ΔV = Vo.b.ΔT selalu tetap. Secara matematis rumusnya
PV = nRT = tetap
dengan b adalah koefisien muai volume zat cair.
Nilai b ini berbeda dengan γ atau koefisien muai P1.V1 =P2.V2 –> pemuaian gas pada suhu
volume zat padat. ΔV penambahan volume yang tetap (isotermal)
terjadi. ΔT selisih suhu.
contoh soal pemuaian zat cair c. Hukum Boyle-Gay Lussac
Sesuai namanya hukum ini merupakan
3. Pemuaian Zat Gas/ Pemuaian Gas perpaduan antara hukum boyle dengan hukum
Hukum yang menjelaskan tentang pemuaian zat lussac. Hukum ini menyatakan bahwa dalam
gas pemuaian zat gas perkalian volume dengan
a. Hukum Gay Lussac tekanan dibagi suhu selalu tetap.

PV = nRT P1.V.1 P2.V2


——– = ———- = tetap
P = tekanan (atm) T1 T2
V = volume (L)
n = mol zat
R = 0,0082
T = suhu (0K), x0C = (x + 273)0K

Hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada Tagihan Penilaian :


tekanan tetap volume gas sebanding dengan Tugas 1 : Latihan suhu, perubahan kalor & azas Black
suhu gas mutlak tersebut sehingga Tugas 2 : Penyajian pemanfaatan pemuaian zat dalam
teknologi (1 halaman saja)
V/T = nR/T = tetap Tugas 3 : Membuat purwarupa alat isolator kalor
Ulangan Harian
karena perbandingan volme dan suhu tetap,
maka perbandingan volume dan susu sebelum Tugas Nilai Tanggal Paraf
dan sesudah pemuaian juga akan tetap. 1
Sehingga persamaannya menjadi 2
3
Vo V1 UH
—- = —- –> pemuaian gas pada tekanan tetap Rata-rata
(Isobar)
T1 T2
dengan T = suhu dalam satuan kelvin

Anda mungkin juga menyukai