Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN BUAH MANGROVE

DI KABUPATEN MEMPAWAH

MARKETING STRATEGY OF MANGROVE FRUIT PRODUCTS


IN MEMPAWAH DISTRICT

Salsabela*, Eva Dolorosa , Josua Parulian Hutajulu


Program Studi Agribisnis,Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura Pontianak
e-mail: *salsabela1995@gmail.com
ABSTRACT
Mangrove fruit in the Mempawah area has been processed into dodol and syrup, but the
marketing done has not been able to attract many consumers. The study aimed to
formulate a marketing strategy for dodol and mangrove syrup products in Mempawah
Regency. The analysis technique uses SWOT analysis by knowing the strengths,
weaknesses, opportunities and threats of the products to make the strategy. The position of
quadrant is at first position which is where the company is in a very profitable situation
because it has the opportunity and strength, so that it can take advantage of the existing
opportunities by maximizing strength. The strategy that must be applied in this condition
is to support aggressive strategy. Based on the recommended SWOT matrix the strategy is
to offer products by displaying sour and refreshing tastes as product characteristics and
product excellence as an anti-free radical for the body, as well as always improving
product quality, building partnerships for product distribution, incessant sales promotion
by utilizing various promotional means.

Keywords: Mangrove fruit processed products, marketing strategies, SWOT analysis

ABSTRAK
Buah mangrove di daerah Mempawah telah diolah menjadi dodol dan sirup namun
pemasaran yang dilakukan belum mampu menarik banyak konsumen. Penelitian bertujuan
untuk merumuskan strategi pemasaran produk dodol dan sirup buah mangrove di
Kabupaten Mempawah. Teknik analisis yaitu analisis SWOT dengan megetahui kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman produk yang dihasilkan untuk membuat strategi . Posisi
kuadran berada pada posisi satu yaitu dimana perusahaan berada dalam situasi yang sangat
menguntungkan karena memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada dengan memaksimalkan. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi
ini adalah mendukung kebijakan yang agresif. Berdasarkan matrik SWOT stretegi yang
direkomendasikan adalah menawarkan produk dengan menampilkan cita rasa yang masam
dan menyegarkan sebagai ciri khas produk dan keunggulan produk sebagai anti radikal
bebas bagi tubuh, serta selalu meningkatkan kualitas produk , membangun kemitraan
untuk pendistribusian produk, promosi penjualan yang gencar dengan memanfaatkan
bermacam sarana promosi.

kata kunci: Produk olahan buah mangrove, strategi pemasaran , analisis SWOT

1
Pendahuluan meningkatkan kesempatan kerja,
Wilayah sebaran hutan mangrove di kesempatan berusaha bagi masyarakat
Indonesia cukup luas, hanya mangrove pesisir, meningkatkan mutu produk buah
tropis yang memiliki densitas spesies tinggi. mangrove yang selama ini hanya dianggap
Lebih dari sepertiga luasan mangrove tropis buah biasa yang dibiarkan berjatuhan
ada di Asia Tenggara. Dari jumlah itu yang dipohonnya dan menjadi sampah, serta juga
masuk wilayah Indonesia mencapai lebih bisa dijadikan oleh-oleh khas masyarakat
dari 80%. Sehingga Indonesia Mempawah ketika wisatawan berkunjung di
menjadi negara dengan hutan mangrove wisata mangrove.
terluas (Risnandar, 2017). Mempawah memiliki potensi yang
Kalimantan Barat merupakan sangat besar untuk menarik pengunjung
provinsi yang memiliki ekosistem hutan dengan adanya ekowisata mangrove yang
mangrove yang cukup luas. Luas hutan mulai berkembang dan diminati masyarakat
mangrove di Kalimantan Barat sebesar yang berada di sekitar Mempawah maupun
119.327 Ha dan tersebar di beberapa di luar daerah Mempawah . Pengunjung
kabupaten/kota.Dari luasan tersebut 771 Ha ekowisata mangrove semakin hari semakin
diantaranya berada di Kabupaten meningkat, hal ini bisa dijadikan sebagai
Mempawah, baik hutan mangrove primer peluang untuk memasarkan produk olahan
maupun hasil reboisasi ((BPKH),2009). buah mangrove.
Usaha olahan mangrove menjadi Pemasaran merupakan salah satu
produk makanan tampaknya belum banyak kegiatan pokok yang dilakukan oleh
dikembangkan dan diminati oleh perusahaan maupun home industry untuk
masyarakat pesisir. Banyak masyarakat menghadapi persaingan dan
yang tidak tahu bahwa buah mangrove mempertahankan kelangsungan hidup
dapat dikonsumsi dan kulit kayunya dapat usahanya agar bisa terus berkembang dan
dimanfaatkan sebagai pewarna kain. memperoleh laba sesuai dengan keinginan
Pengetahuan tentang potensi dan manfaat perusahaan.
mangrove sebagai sumber pangan masih Persaingan yang semakin ketat
sangat sedikit dan belum banyak diketahui untuk merebutkan pasar serta keinginan
(Priyono A, 2010). perusahaan untuk mengembangkan
Satu diantara cara yang dapat usahanya, mengharuskan perusahaan untuk
dilakukan untuk meningkatkan pendapatan melakukan analisis strategi pemasaran yang
masayarakat Mempawah yang mayoritas sesuai untuk mengatasi permasalahan
nelayan dengan melakukan diversivikasi tersebut dengan berbagai tahapan dan alat-
produk berupa pengolahan buah mangrove alat analisis yang ada dalam strategi
menjadi berbagai macam olahan pemasaran. Strategi pemasaran ini akan
diantaranya yang sudah menjadi produk menyangkut bauran pemasaran (marketing
yaitu dodol dan sirup mangrove. mix) dari 4P, yaitu : product (produk), price
Pengembangan agroindustri buah (harga), place (tempat) dan promotion
mangrove dengan mengolahnya menjadi (promosi).
dodol dan sirup diharapkan mampu Penelitian bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat, merumuskan strategi pemasaran produk

2
dodol dan sirup mangrove di Kabupaten Hasil dan Pembahasan
Mempawah. Kelompok produsen olahan buah mangrove
terbagi di beberapa tempat yang pertama
Metode yaitu Kecamatan Sungai Kunyit ada
Metode penelitian adalah penelitian Kelompok Tani Hutan Agro Mangrove
deskriptif. Lokasi penelitian yaitu desa Lestari yang di ketuai olah ibu Awang dan
Bakau Besar dan desa Mendalok Kabupaten berdiri sejak 14 tahun yang lalu. Adapun
Mempawah, tempat tersebut sebagai hasil olahan buah mangrove yang pernah
pelopor penggerak adanya produk olahan diolah diantaranya cake, sirup, dodol dan
buah mangrove. Populasi dalam penelitian peyek buah mangrove. Namun yang
ini yaitu produsen olahan buah mangrove menjadi produk yang utama ialah dodol dan
yang berjumlah 3 produsen. Jenis olahan sirup buah mangrove dan produk yang baru
produk yang diolah diantaranya sirup dan akan dikembangkan dan dipasarkan ke
dodol buah mangrove. Produsen olahan sekitar lokasi produksi yaitu peyek buah
buah mangrove yang menjadi populasi mangrove.
dalam penelitian ini berfungsi sebagai Kemudian kelompok olahan buah
penentu rating. Populasi dari penelitian ini mangrove lainnya berada di Kecamatan
juga dari konsumen olahan buah mangrove Sungai Pinyuh tepatnya di Desa Bakau
dari masing-masing produsen yang juga Besar yang dibina olah MMC Group sejak
akan dijadikan sampel, setiap produsen tahun 2014, yang diolah oleh ibu Aisyah
diambil 2 sampel yang mewakili konsumen. dan Ibu Suaidah. Adapun produk utama yag
Selain produsen olahan buah mangrove diolah yaitu dodol dan sirup mangrove.
populasi dalam penelitian ini, maka Untuk ibu Suaidah lebih memproduksi
diperlukan informan kunci untuk olahan dodol sedangkan ibu Aisyah
menambah informasi mengenai olahan buah memproduksi Sirup.
mangrove di daerah penelitian dengan Adapun tujuan adanya kelompok
pihak-pihak terkait. yang menjadi informan ibu-ibu yang mengelola produk olahan buah
kunci/pakar dalam penelitian ini adalah : mangrove yaitu untuk menyadarkan
1. Dinas perindustrian, perdagangan, masyarakat akan adanya keberadaan pohon
koperasi dan UKM Kab. Mempawah mangrove yang banyak memberikan
2. Dinas ketahanan pangan Kab. manfaat bagi masyarakat tidak hanya
Mempawah mengenai lingkungan tetapi juga mengenai
3. Pengelola pariwisata mangrove Kab. manfaat ekonomi yang di rasakan
Mempawah masyarakat. Sehingga muncul lah produsen
Adapun variabel dalam penilitian ini – produsen olahan buah mangrove untuk
yaitu menggunakan kekuatan, kelemahan, memberikan nilai tambah bagi buah
peluang dan ancaman. Variabel penelitian mangrove. Selain membantu ibu-ibu untuk
ini diidentifikasi berdasarkan keadaan mendapatkan tambahan pendapatan dari
lingkungan internal dan eksternal dengan hasil olahan buah mangrove yang dijual
menggunakan teori 4P (Product, Price, pendapatannya sebagian di donasikan untuk
Place, Promotion) karena menyangkut konservasi hutan mangrove guna menjaga
strategi pemasaran. kelestarian hutan mangrove.

3
hal-hal yang simbolis yang dibuat dan
Strategi Produk dijual oleh perusahaan untuk memberikan
Produk merupakan hasil akhir yang kepuasan dan keuntungan bagi pembelinya
mengandung elemen-elemen fisik, jasa dan (Kotler, 2010).

Gambar1. produk olahan buah mangrove (sumber : Dokumentasi Pribadi,2018 )

Strategi produk yang di tampilkan maupun di luar Kabupaten Mempawah ..


yaitu mencakup atribut produk, Promosi juga dilakukan dengan cara
pengemasan, pemberian label, dan jasa personal selling (penjualan pribadi) dengan
pendukung produk namun belum memilki pesanan dan juga di titipkan di warung –
merek tersendiri. warung.
Strategi harga
Strategi Distribusi
Produsen olahan buah mangrove
Strategi distribusi merupakan
masuk ke dalam pentapan harga
strategi yang berkaitan erat dengan upaya
berorientasi pada biaya, yang telah
produsen untuk mendistribusikan atau
memperhitungkan seluruh biaya produksinya
menyalurkan produknya agar sampai
dan menambahkan keuntungan yang ingin
kepada konsumen. Hal ini dilakukan
diperolehnya atau berupa margin dengan
melalui penetapan saluran distribusi
demikian harga yang ditetapkan diperoleh
dari biaya total + margin = harga jual olahan (Kotler, 2010).
buah mangrove. Penetapan harga juga Produsen olahan buah mangrove
berdasarkan orientasi pada competitor , harga melakukan pendistribusian langsung ke
yang ditetapkan produsen juga berdasarkan konsumen. Pendistribusian olahan buah
harga pesaing produk sejenis, seperti produk mangrove tergantung dari permintaan
sirup nanas, dan sirup buah lakom. konsumen. Apabila ada permintaan barulah
Strategi Promosi produk olahan buah mangrove
Strategi promosi dilakukan dengan didistribusikan. Namun ada juga yang
mengikuti kegiatan pameran atau expo dititipkan ke warung sekitar oleh salah satu
pertanian di Kabupaten Mempawah, produsen yang sudah lama memproduksi

4
olahan buah mangrove yang berada di desa produk olahan buah mangrove di Kabupaten
Mendalok. Mempawah. Matriks IFAS pemasaran usaha
produk olahan buah mangrove adalah dapat
Analisis Lingkungan Internal
dilihat pada tabel 1.
Analisis lingkungan internal terdiri
dari kekuatan dan kelemahan pada usaha
Tabel 1. Matrik IFAS Pemasaran Usaha Produk Olahan Buah Mangrove
NILAI
NO FAKTOR KEKUATAN BOBOT RATING SCORE
PENTING
IND 1 produk sudah mendapat izin PIRT 3 0,10 3,22 0,31
Produk yang dihasilkan banyak mengandung
3
IND 2 Vitamin 0,10 3,22 0,31
Memiliki cita rasa yang masam &
3,75
IND 3 menyegarkan sebagai ciri khas produk 0,12 3,78 0,46
Buah mangrove dapat diolah ke berbagai jenis
3,5
IND 4 produk 0,11 3,44 0,39
IND 5 produk tanpa bahan pengawet 3,25 0,11 3,22 0,34
IND 6 potongan harga pembelian dalam jumlah besar 3,5 0,11 3 0,34
  TOTAL 20     2,16
NILAI
FAKTOR KELEMAHAN BOBOT RATING SCORE
  PENTING
IND 1 kemasan produk 2 0,07 2 0,13
IND 2 Produk tidak tahan lama 1,75 0,06 1,56 0,09
IND 3 Biaya pemasaran yang cukup tinggi 1,75 0,06 1,44 0,08
IND 4 harga jual yang masih tinggi 1,75 0,06 1,44 0,08
distribusi produk belum meluas keluar
1,75
IND 5 kabupaten 0,06 1,33 0,08
IND 6 kurangnya promosi melalui internet 1,75 0,06 1,33 0,08
  TOTAL 10,75     0,53
  TOTAL INTERNAL FAKTOR 30,75      

Sumber : Analisis Data Primer,2018

Berdasarkan tabel 1 kekuatan yang Nilai sumbu X dalam diagram SWOT


mempunyai pengaruh besar terhadap dalam pemasaran usaha produk olahan buah
pemasaran olahan buah mangrove adalah mangrove adalah sebesar 1.63
memiliki cita rasa yang masam &
Analisis Lingkungan Eksternal
menyegarkan sebagai ciri khas produk yaitu
Analisis lingkungan eksternal terdiri
dengan nilai score 0.46.Sedangkan
dari peluang dan ancaman pada usaha
kelemahan yang memiliki pengaruh terbesar
produk olahan buah mangrove di Kabupaten
adalah kemasan produk dengan nilai score
Mempawah. .Matriks EFAS pemasaran
0,13. Untuk menentukan nilai X dalam
usaha produk olahan buah mangrove adalah
analisis SWOT maka dilakukan
dapat dilihat pada tabel 1.
pengurangan antara total score faktor
kekuatan dan total score faktor kelemahan
yaitu sebagai berikut X = 2.16-0.53 = 1.63.

5
Tabel 2. Matrik EFAS Pemasaran Usaha Produk Olahan Buah Mangrove

NILAI
NO FAKTOR PELUANG BOBOT RATING SCORE
PENTING
produk bisa dijadikan oleh -oleh saat
IND 1 wisatawan bekunjung ke ekowisata 3,75 0,16 3,67 0,57
mangrove
lokasi pariwisata yang semakin
IND 2 4 0,17 3,78 0,63
berkembang
Adanya konservasi hutan mangrove untuk
IND 3 3,5 0,15 3,67 0,54
mendapatkan buah mangrove
IND 4 promosi saat event-event tertentu 3,75 0,16 3,33 0,52
tersedianya berbagai media promosi secara
IND 5 3,25 0,13 3,22 0,42
online
  TOTAL 18,25 0,63   2,68
NILAI
  FAKTOR ANCAMAN BOBOT RATING SCORE
PENTING
IDN 1 banyaknya produk subtitusi 1,75 0,07 2 0,15
IDN 2 kenaikan bahan baku penunjang 1,25 0,05 1,33 0,07
IDN 3 selera masyarakat 1,25 0,05 1,44 0,08
adanya promosi pesaing melalui media
1,5 0,06 1,67 0,10
IDN 4 online dan website dari luar daerah
  TOTAL 5,75 0,24 0,39
  TOTAL EKSTERNAL FAKTOR 24 0,86

Sumber : Analisis Data Primer, 2018


Berdasarkan hasil analisis pada tabel Berdasarkan perhitungan faktor-
2 peluang terbesar usaha olahan buah faktor dari matriks IFAS dan EFAS, maka
mangrove adalah lokasi ekowisata yang dihasilkan nilai sumbu X yaitu sebesar 1.63
semakin berkembang yaitu sebesar 0.63. dan nilai sumbu Y sebesar 2.28. Sehingga
Faktor ancaman yang paling besar terhadap hasil tersebut dapat digambarkan dalam
pemasaran usaha produk olahan buah diagram SWOT seperti ditunjukkan pada
mangrove adalah banyaknya produk gambar 2
subtitusi yaitu sebesar 0.15.

Gambar 2. Posisi Strategi Pemasaran Usaha Produk Olahan Buah Mangrove di Kabupaten Mempawah
(Sumber : Analisis Data Primer ,2018)

6
Dari gambar di atas, menunjukkan bahwa diterapkan dalam kondisi ini adalah
strategi pemasaran usaha produk olahan mendukung kebijakan yang agresif
buah mangrove berada pada posisi kuadran
Menurut Rangkuti, 2014, kinerja
1, yaitu dimana perusahaan berada dalam
usaha dapat dipengaruhi oleh kombinasi
situasi yang sangat menguntungkan karena
faktor internal dan faktor eksternal. Kedua
memiliki peluang dan kekuatan, sehingga
faktor tersebut harus dipertimbangkan
dapat memanfaatkan peluang yang ada
dalam analisis SWOT.
dengan memaksimalkan kekuatan yang
telah dimiliki. Strategi yang harus

Tabel 3. Matriks SWOT Pemasaran Usaha Produk Olahan Buah Mangrove


Faktor Kekuatan Kelemahan
internal
1. Produk sudah mendapat izin 1.Kemasan Produk
PIRT 2. Produk tidak tahan lama
2. Produk yang dihasilkan 3.Biaya pemasaran yang cukup
banyak mengandung Vitamin dan tinggi
kaya akan manfaat 4. harga jual yang masih tinggi
3. Memiliki cita rasa yang 5.Distribusi produk belum
masam & menyegarkan sebagai meluas keluar kabupaten
ciri khas produk 6.Kurangnya promosi melalui
4. Buah mangrove dapat diolah internet
ke berbagai jenis produk
5. Produk tanpa bahan pengawet
Faktor Eksternal 6. Potongan harga pembelian
dalam jumlah besar
Peluang Strategi S-O Strategi W-O

1.Produk bisa dijadikan 1.Menawarkan produk dengan 1.Memperbaiki kemasan produk


oleh-oleh saat wisatawan menampilkan cita rasa yang (W1,W2,W3,W8,
bekunjung ke ekowisata masam dan menyegarkan sebagai O1,O2,O3,O4,O5)
mangrove ciri khas produk dan keunggulan 2.Memanfaatkan lokasi
2. Lokasi Ekowisata yang produk sebagai anti radikal bebas ekowisata mangrove untuk
semakin berkembang bagi tubuh, serta selalu mempromosikan produk melalui
3.Adanya konservasi hutan meningkatkan kualitas produk internet saat wisatawan
mangrove untuk (S1,S2,S3,S5,S6, O1,O2,O3,O4) berkunjung
mendapatkan buah 2. Membangun kemitraan untuk (W4,W5,W6,W7,O2,,O4,O5)
mangrove pendistribusian produk
4. Promosi saat even-even (S1,S2,S3,S4,S5,S6,
tertentu ,O1,O2,O3,O4)
5. Tersedianya berbagai 3. Promosi penjualan yang gencar
media promosi secara dengan memanfaatkan bermacam
online sarana promosi
(S1,S2,S3,S5,S6, ,O1,O2,O3,O4)

Ancaman Strategi S-T Strategi W-T


1.banyaknya produk 1. Membuat berbagai produk 1.Mendistribusikan produk
subtitusi olahan buah mangrove untuk secara berkelanjutan di sekitar
2. kenaikan bahan baku mengikuti selera masyarakat lokasi produksi(W3,W4,
penunjang (S1,S2,S3,S4,S5,S6,O1,O2,O3,O W5,W6, T1,T3,T4)
3.Selera masyarakat 4,O5)
4. Adanya promosi
pesaing melalui media
online dan website dari

7
luar daerah
Sumber : Analisis Data Primer, 2018

(Rudiyanto, 2016) bahwa buah pohon bakau


Berdasarkan identifikasi di (Mangrove) mengandung energi dan
lapangan produk olahan buah mangrove karbohidrat yang cukup tinggi, bahkan
berada pada tahap pengenalan produk, melampaui berbagai jenis pangan sumber
sehingga strategi yang dirumuskan karbohidrat yang biasa dikonsumsi
menggunakan strategi pada tahap
masyarakat umum seperti beras, jagung,
perkenalan sesuai daur hidup produk (life
singkong atau sagu. Kandungan energi buah
cycle product).
bakau, menurut hasil penelitian, adalah 371
Strategi S-O (strength-opportunities) yaitu kilokalori per 100 gram. Sehingga
pada posisi strategi yang agresif atau kandungan yang terdapat dalam buah
strategi kekuatan peluang adalah strategi mangrove biasa dijadikan keunggulan
yang menggunankan kekuatan internal produk untuk di pasarkan dan bersaing
untuk memanfaatkan peluang dengan produk lainnya dan untuk menarik
banyak konsumen tentunya produsen harus
1. Menawarkan produk dengan
selalu berupaya untuk memperbaiki kualitas
menampilkan cita rasa yang masam dan
produk agar konsumen loyal tarhadap
menyegarkan sebagai ciri khas produk dan
produk yang ditawarkan.Untuk
keunggulan produk sebagai anti radikal
meningkatkan kualitas produk peran
bebas bagi tubuh, serta selalu meningkatkan
pemerintah harus dapat dimanfaatkan dan
kualitas produk
menjadi pemicu semangat produsen agar
Untuk menawarkan produk agar tertarik di
tetap dapat menjaga kualitas dan kontinuitas
mata konsumen maka produsen harus
olahan buah mangrove karena kualitas dan
mensiasati agar produk laku di pasaran dan
kontinuitas produk olahan buah mangrove
dapat bersaing dengan produk sejenisnya.
saat ini belum maksimal. Cara
Satu diantaranya dengan cara menampilkan
meningkatkan kualitas dan kuantitas yaitu
ciri khas produk berupa rasa yang masam
dengan cara memilih bahan baku terbaik
dan menyegarkan, ditampilkan dikemasan
dalam produksi olahan buah mangrove,
produk sehingga memiliki perbedaan secara
mengikuti pelatihan-pelatihan yang
nyata dengan produk lainnya. Produsen juga
disediakan oleh pemerintah setempat serta
harus menampilkan keunggulan produk
berpartisipasi dalam pameran-pameran
seperti produk ditampilkan dengan
produk lokal yang dilaksanakan oleh
kandungan dan manfaatnya yang terdapat
pemerintah setempat. sesuai dengan hasil
dalam buah mangrove. [ CITATION Sya13 \l
penelitian[ CITATION Ram14 \l 1057 ], dimana
1057 ] yang mengatakan bahwa kandungan
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
sirup yang berasal dari buah pidada dapat
agroindustri lidah buaya dengan cara
memberikan asupan vitamin antara lain
mengikuti pelatihan-pelatihan yang
vitamin A, B1 dan B2 serta vitamin C.
disediakan oleh pemerintah.
Menurut [ CITATION Chu17 \l 1057 ]
mangrove memiliki kemampuan Peran pemerintah dalam
menghambat radikal bebas sebesar 71 %. memberikan bantuan merupakan hal yang

8
sangat penting guna memberikan semangat mempertahankan dan meningkatkan
kepada produsen agar tetap menjaga kualitas produk langkah-langkah yang bisa
kualitas dan kontinuitas produksi olahan diterapkan berkaitan dengan peningkatan
buah mangrove, karena pengalaman kualitas produk diantaranya pemilihan
produsen olahan buah mangrove Kabupaten bahan baku yang baik.
Mempawah merupakan modal yang sangat
2. Membangun kemitraan untuk
baik. Peran pemerintah dengan
pendistribusian produk
memberikan bantuan berupa alat
Membangun kemitraan bermaksud untuk
pengemasan produk dan mesin pengering
diajak kerjasama guna manambah jaringan
untuk pembuatan tepung buah mangrove
distribusi agar produk dengan cepat dikenal
agar lebih banyak lagi hasil produk yang di
di masyarakat . Distribusi yang
buat serta pengadaan pameran baik di dalam
dimaksudkan yaitu dengan distribusi yang
provinsi maupun diluar provinsi.
selektif. Upaya untuk mencari kemitraan
Perumusan strategi diatas sejalan dengan
yaitu dengan dengan adanya konservasi
penelitian yang dilakukan oleh [ CITATION
hutan mangrove yang melibatkan berbagai
Pri12 \l 1057 ] menyatakan bahwa
kalangan masyarakat sehingga produsen dan
berdasarkan alternatif strategi yang
pihak pengelola bisa mengenalkan produk
dirumuskan di dapat strategi kombinasi SO
melalui kegiatan tersebut dengan menjual
(Strenght-Opportunity ) yaitu meningkatkan
produk di lokasi konservasi atau lokasi
kualitas dan kontinuitas produk.Menjaga
ekowisata sehingga nantinya akan dilihat
dan mepertahankan kualitas dan cita rasa
oleh semua kalangan dan berbagai agen
dalam pembuatan produk merupakan hal
agen distributor, disinilah produsen mencari
yang sangat penting karena terkait
kemitraan untuk dijak kerjasama guna
kepercayaan dan loyalitas konsumen untuk
menyalurkan produknya seperti pihak
membeli produk yang dihasilkan Pendapat
Indomarco, hypermart, transmart dan agen-
ini juga sejalan dengan penelitian[ CITATION
agen distrbutor lainnya yang bisa
Mar02 \l 1057 ] yang menyatakan bahwa
menyalurkan produk olahan buah
melakukan peningkatan kualitas produk
mangrove. Sejalan dengan penelitian
yang dihasilkan terutama mengenai upaya
[ CITATION Placeholder1 \l 1057 ] mengatakan
mempertahankan kesegaran dan
mengoptimalkan saluran distribusi.
memberikan jaminan keamanan pangan.
Distribusi berarti memiliki perantara yang
Penelitian ini juga sejalan dengan [ CITATION
berperan penting dalam pendistribusian
Sit16 \l 1057 ] yang mengatakan dengan
produk, dengan adanya perantara tersebut
meningkkatkan kualitas dan
akan memudahkan produsen dalam
mempertahankan cita rasa produk dapat
pendistribusian produk.
meningkatkan daya saing produk. Penelitian
ini juga sejalan dengan [ CITATION Erp17 \l 3. Promosi penjualan yang
1057 ] juga mengatakan Produk yang gencar dengan memanfaatkan bermacam
dihasilkan harus berkualitas baik. [ CITATION sarana promosi
Wij13 \l 1057 ] mengatakan meningkatkan Promosi adalah mengiklankan suatu produk
kualitas produk dalam strategi SO untuk atau merek, menghasilkan penjualan, dan
menjaga kepuasan dan loyalitas konsumen. menciptakan loyalitas merek atau brand. Ini
Menurut [ CITATION Put12 \l 1057 ] bahwa adalah salah satu dari empat elemen dasar

9
bauran pemasaran, yang mencakup empat P: media promosi yang dapat dilakukan
price, product, promotion, and place atau produsen olahan buah mangrove yaitu :
harga, produk, promosi, dan tempat.
 Promosi dengan website
Produsen perlu melakukan promosi untuk
Promosi dengan website dapat dilakukan
mencapai suatu tujuan tertentu, adapun
oleh para peneliti yang pernah melakukan
tujuan promosi ialah untuk
penelitian di ekowisata mangrove
menyebarkanluaskan informasi suatu
diharapkan peneliti menulis hasil penelitian
produk kepada calon konsumen yang
nya dan dimasukkan ke google agar lebih
potensial, untuk mendapatkan konsumen
banyak lagi tulisan tentang mangrove yang
baru dan untuk menjaga loyalitas konsumen
berada di Mempawah dan dikenal
tersebut, untuk menaikkan penjualan serta
masyarakat, juga bisa dengan di berikan
laba/keuntungan, untuk membedakan dan
kepada pihak tertentu yang
mengunggulkan produknya dibandingkan
bertanggungjawab mengelola website
dengan produk kompetitor, untuk branding
tentang mangrove di Mempawah dan aktif
atau membentuk citra produk di mata
melaporkan kegiatan –kegiatan yang
konsumen sesuai dengan yang diinginka,
dilakukan oleh pihak pengelola ekowisata
untuk merubah tingkah laku dan pendapat
mangrove salah satunya adanya kelompok
konsumen tentang suatu produk. Tujuan
ibu-ibu yang mengelola hasil buah
utama dari promosi adalah produsen atau
mangrove menjadi suatu produk. Sehingga
distributor akan mendapatkan kenaikan
produk olahan buah mangrove semakin
angka penjualan dan meningkatkan profit
dikenali oleh masyarakat luas khususnya
atau keuntungan. Untuk melakukan promosi
daerah Mempawah.
ada beberapa alternatif promosi yang
dilakukan salah satu caranya dengan  Youtube
memanfaatkan media digital atau online. Promosi melalui youtube dapat dilakukan
Melalui media internet sangatlah mudah degan pihak pengelola mangrove juga bisa
untuk dijangkau untuk mengetahui produk- melibatkan mahasiswa yang terlibat dalam
produk apa saja yang mereka tawarkan dan komunitas sosial peduli mangrove . Maka
mereka juga berusaha untuk memperbaharui libatkan masyarakat maupun mahasiswa
produk produk mereka dengan melihat untuk membuat vidio tentang pentingnya
desain produk dari luar sebagai inspirasi dan keberadaan pohon mangrove . Dimana di
memberikan ide bagi mereka. Promosi vidio tersebut ditampilkan juga manfaat
secara online yang dilakukan dengan pohon mangrove dan hasil yang bisa di
memanfaatkan berbagai sosial media karena peroleh dari hasil olahan buah mangrove .
memiliki berbagai keunggulan selain Sehingga bisa dijadikan media promosi
memudahkan produsen juga bisa mencakup untuk mengenalkan produk olahan buah
berbagai daerah. Keunggulan media sosial mangrove dan meyadarkan kepada
sebagai sarana media promosi yaitu pada masyarakat tentang pentingnya buah
tingkat dasar, komunikasi dapat mangrove.
menginformasikan dan membuat konsumen
potensial menyadari atas keberadaan produk  Media sosial (facebook, intagram,
yang ditawarkan (Setiadi,2003). Beberapa twitter, whatsapp, dsb)

10
Promosi melalui media sosial yaitu dengan dapat memanfaatkan peluang yang ada
produsen berjualana di lokasi ekowisata dengan memaksimalkan kekuatan yang
mangrove kemudian memanfaatkan telah dimiliki. Straegi yang diterapkan yaitu
pengunjung yang ada di lokasi ekowisata strategi yang agresif.
mangrove untuk memberikan testimoni
dengan poduk olahan buah mangrove
melalui akun media sosial pengunjung DAFTAR PUSTAKAX
setelah merasakan produk olahan buah Balai Pemantapan Kawasan Hutan (2009).
mangrove. Tentunya produsen juga harus Profil Kehutanan. Dinas
memiliki akun media sosial untuk Kehutanan Provinsi Kalimantan
memasarkan produk olahan buah mangrove Barat. Pontianak: Balai Kehutanan
. Sehingga nantinya konsumen yang telah Provinsi Kalimantan Barat.
memberikan testimoni dapat manandai akun
media sosial produsen untuk menawakan
produk olahan buah mangrove kepada
followernya atau teman teman terdekatnya.
Sehingga ini menjadi sarana promosi
produsen dengan tanpa mengeluarkan biaya
pemasaran.
Memanfaatkan media promosi juga
sejalan dengan penelitian [ CITATION
Dew16 \l 1057 ] yang mengatakan bahwa
media promosi sebagai sarana untuk meraih
peluang pasar Promosi yang gencar penting
dilakukan untuk pengenalan suatu produk
baru agar produk cepat diterima di
masyarakat dan mengenal akan adanya
olahan buah mangrove. Untuk melakukan
promosi yang gencar tentunya produsen
harus mengoptimalkan media promosi
untuk memasarkan produk olahan buah
mangrove yaitu sejalan dengan penelitian
[ CITATION STR12 \l 1057 ] yang mengatakan
optimalisasi penggunaan berbagai media
untuk media promosi.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian posisi kuadran
berada pada posisi 1 yaitu dimana produsen
olahan buah mangrove berada dalam situasi
yang sangat menguntungkan karena
memiliki peluang dan kekuatan. Sehingga

11
Abror, M. (2014). Strategi Pemasaran Metode Competitive Profile Matrix
Agroindustri Umkm Tenant (CPM). Jurnal Sosial Ekonomi
Inkubator Agribisnis Universitas Pertanian, Vol 1, No 1,.
Riau. Jom Faperta Unri Vol 2 No Hermawan, E. (2017). Strategi Pemasaran
1. Jamur Tiram. Jurnal Ilmiah
Amstrong, K. d. (2010). Dasar-dasar Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 4
Pemasaran Modern. Jakarta: PT. No 3.
Indeks Gramedia.
Kotler, P. (1993). Manajemen Pemasaran.
Churun A‟In, S. D. (2017). Kandungan Gizi Jakarta: FE UI.
Pada Produk Olahan Mangrove
(Krumang, Bomang, Dan Simang) Marimin. (2002). Kajian Strategi
Produksi Kelompok Tani “Ngudi peningkatan Kualitas produk
Makaryo”. Jurnal Info , Vol 19, No Industri Sayuran Segar. Jurnal
1,. Teknol dan Industri Pangan,Vol 02
No 01.
David, F. R. (2010). Strategic Management.
Manajemen Strategis Edisi Mustaniroh, S. A. (2016). Perencanaan
Keduabelas, Buku Satu. Jakarta: Strategi Pemasaran Minuman Sari
Salemba Empat. Apel “Dewata” dengan Pendekatan
Quantitative Strategic Planning
Dewi, P. S. (2016). Strategi Pemasaran
Keripik Nenas Di Desa Kualu Matrix. Industria: Jurnal
Nenas Kecamatan Tambang Teknologi dan Manajemen
Kabupaten Kampar. Economic Agroindustri Vol 5 No 1.
Education Analysis Journal , Vol 6 Nurbaity, Arlina L. 2004. Strategi
No 2. Pemasaran Dalam Persaingan
Erna, R. d. (2002). Ekosistem Mangrove Bisnis. Retrieved from
dan Pengelolaanya di Indonesia. www.library.usu.ac.id. diakses
Retrievedfromhttp://www.freewebs pada tanggal 28 November 2017
.com/irwantomangrove/mangrove_ Priharjanto, S. (2012). Kelayakan dan
kelola.pdf. Diakses pada tanggal 9
Strategi Pengembangan Usaha
November 2017
Makanan.
Hanif, K. M. (2011). Strategi Pemasaran
Priyono A, I. D. (2010). Beragam Produk
Bakso Daging Di Pt Kepurun
Olahan Berbahan Dasar
Pawana Indonesia Kabupaten
Mangrove. Semarang: Kesemat.
Klaten. Skripsi Fakultas Petranian
Universitas Sebelas Maret Putri, D. D. (2012). Strategi Pemasaran
Surakarta . Keripik Pisang Dalam Rangka
Mencapai Ketahanan Pangan. Sepa
Harisudin, S. N. (2012). Strategi Pemasaran , Vol. 8 No 2 .
Durian Sanggaran (Duriozibethinus
M.) Di Kecamatan Matesih Ramadhani, S. (2014). Strategi
Kabupaten Karanganyar Dengan Pengembangan Usaha Agroindustri

12
Lidah Buaya (Studi Kasus Usaha
Agroindustri Lidah Buaya Duta
Purnama Di Kelurahan Sidomulyo
Barat Kecamatan Tampan Kota
Pekan Baru. Jom Faperta, Vol 1
No 2
Rangkuti, F. (2015). Riset Pemasaran.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rudiyanto, A. 2016. Lindur, Mangrove
Tancang | Bruguiera gymnorrhiza.
Biodiversity Warriors. Retrieved
from Situs htm, Kehati.Diakses
pada tanggal 15 Desember 2018.
Satyajaya, W. (2016). Strategi Pemasaran
Produk Tortilla Jagung.
J.Fd.Life.Sci. Vol 1 No 1
Sucihatiningsih, A. M. (2018). Strategi
Pengembangan Usaha Industri
Kecil Olahan Carica Ukm
Gemilang Di Kabupaten
Wonosobo. Economic Education
Analysis Journal , Vol 7 No 1.
Wiediartini. (2016). Strategi Pemasaran
Sirup Mangrove. Seminar
Nasional Maritim, Sains, dan
Teknologi Terapan , Vol. 01 No 2.
Wijaya, A. A. (2013). Analisis Strategi
Pemasaran Makanan Tradisional.
Jurnal Universitas Jember , Vol 01
No 2.

13

Anda mungkin juga menyukai