Anda di halaman 1dari 7

JURNAL HUTAN LESTARI (2015)

Vol. 3 (3) :462 – 468

KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN


HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA
PROPINSI KALIMANTAN BARAT

Diversity of Species Meranti (Shore spp) In Protected Forest Area Ambawang Mountain
Districts Kubu Raya West Borneo

Irwan HB, Togar Fernando Manurung, Ratna Herawatiningsih


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Jalan Imam Bonjol Pontianak78124
E-mail:irwanhb_forester@yahoo.com

ABSTRACT
The purpose of this study was to obtain data and information about of the diversity of meranti
(Shorea spp) on Forest Area Ambawang Mountain, Kubu Raya Districts, West Borneo, in the
area of the Protected Forest Mount Ambawang accurately and reliable, it necessary selected
the proper method is to plot Double Squares method. The results showed that in the area of
Protected Forest Mount Ambawang found 23 specie's of trees making forest stands for all levels
of forest stands located at 20 observation plots with a total area of 3.2 hectares observations.
From 23 species found there were four types of meranti includ meranti Batu (S. uliginosa),
meranti Bunga (S. parvifolia), meranti padi (S. ovata) and meranti saranglang (Shorea spp), 4
meranti found in the area of Protected Forest Mount Ambawang are included in the group of
meranti merah.
Keyword : diversity, protected forest.

PENDAHULUAN budaya. Dari kajian tersebut di kawasan


Pengelolaan sumber daya hutan Hutan Lindung Gunung Ambawang
sangatlah penting untuk pembangunan terdapat beberapa jenis Flora antara lain
kehutanan pada saat ini dan di masa jenis meranti.Jenis tersebut lebih umum
yang akan datang. Amanat UUD 45 dikenal oleh masyarakat dengan nama
sebagai landasan pengelolaan hutan perdagangan yaitu kayu meranti yang
masih dibutuhkan mengingat Kabupaten berdasar keadaan dan sifat kayunya
Kubu Raya memiliki hasil sumber daya dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu
hutan yang masih potensial. Oleh meranti balau/selangan batu, meranti
karena itu diperlukan berbagai masukan merah, meranti putih, dan meranti
bagi para pengelola, perencana dan kuning.
pengambil keputusan di sektor Untuk melindungi keanekaragaman
kehutanan. jenis meranti diperlukan upaya
Kabupaten Kubu Raya memiliki konservasi yang berkelanjutan, terarah
salah satu kawasan Hutan Lindung yaitu dan terukur. Langkah awal yang dapat
Gunung Ambawang dimana Pemerintah dilakukan adalah menginventarisasi
bertugas mengelola Hutan Lindung keanekaragaman jenis meranti tersebut,
tersebut, berdasarkan satu rencana belum pernah dilakukan inventarisasi.
pengelolaan yang bersifat komprehensif Oleh karena itu, penelitian mengenai
yang terdiri dari pertimbangan kajian keanekaragaman jenis meranti dirasakan
ekologi, teknis, ekonomis dan sosial perlu dilakukan. Data dan informasi yang

462
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :462 – 468

diperoleh dari penelitian ini diharapkan diantaranya adalah pembalakan liar,


dapat memberikan gambaran mengenai kebakaran hutan, perambahan hutan
keanekaragaman jenis meranti sebagai untuk perkebunan serta kegiatan
bahan masukan bagi para pengelola, penambangan liar di dalam kawasan.
perencana dan pengambil keputusan di Dalam rangka upaya konservasi
sektor kehutanan khususnya untuk untuk melindungi dan menjaga
mendukung kegiatan konservasi yaitu kelestarian keanekaragaman jenis
dalam penyusunan rencana pengelolaan meranti, maka langkah awal yang yang
Hutan Lindung Gunung Ambawang dapat dilakukan adalah dengan
sesuai dengan fungsinya. melakukan inventarisasi keanekaragaman
Hutan Lindung Gunung Ambawang jenis meranti.
memiliki letak yang strategis di sekitar
kawasan perlindungan yang berfungsi METODOLOGI PENELITIAN
sebagai penyangga ekosistem sekitarnya Penelitian ini dilaksanakan di
dan turut menyumbang efek jasa Kawasan Hutan Lindung Gunung
lingkungan bagi masyarakat.Di kawasan Ambawang Desa Kalibandung
hutan lindung tersebut banyak ditemukan Kecamatan Sungai Raya Kabupaten
jenis meranti, namun hingga saat ini Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat
belum ada data mengenai kondisi selama ± 1 (satu) bulan. Metode yang
keanekaragaman jenis meranti. digunakan adalah metode kuadrat petak
Nilai ekonomis kayu meranti cukup ganda, yaitu mengambil contoh vegetasi
tinggi, sehingga banyak dieksploitasi dari banyak petak contoh, yang dibuat
masyarakat baik secara legal sebanyak 20 buah, berukuran 40 x 40 m
atau illegal.Beberapa permasalahan yang yang diletakan tersebar merata sesuai
dapat mengancam keberadaan dan dengan kondisi penutupan vegetasi
keanekaragaman jenis meranti (Gambar 1).

Gambar 1. Petak Contoh Pengamatan (Sample plots Observations)

463
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :462 – 468

Analisa Data Indeks Kemerataan jenis


Indeks Nilai Penting (INP) Sedangkan untuk mengetahui
Indeks nilai penting adalah kemerataan jenis di suatu kawasan
parameter kuantitatif yang dipakai diperlukan indeks kemerataan jenis (E)
untuk menyatakan tingkat dominansi dihitung berdasarkan rumus menurut
(tingkat penguasaan) jenis-jenis dalam Barbouret al (1987) sebagai berikut :
suatu komunitas tumbuhan.Indeks nilai e = 𝐻 /Log S
penting untuk tingkat pohon merupakan Keterangan :
penjumlahan dari kerapatan relatif e = Kemerataan Jenis
(KR), frekuensi relatif (FR) dan H = Keanekaragaman jenis;
S = Jumlah dari jenis.
dominansi relatif (DR).
dengan kriteria:
INP (tingkat pohon ) = KR + FR + DR. 0 - 2 = Indekks kemerataan jenis rendah
>2 - 4 = Indeks kemerataan jenis sedang
Indeks Keanekaragaman Jenis >4 - 7 = Indek kemerataan tinggi
Indeks keanekaragaman jenis
digunakan untuk menentukan jenis HASIL DAN PEMBAHASAN
spesies-spesies tegakan hutan, yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dapat ditentukan dengan rumus sebagai di kawasan Hutan Lindung Gunung
berikut (Pilcou, 1969 dan agurran, 1988 Ambawang ditemukan 23 jenis pohon
dalam Kusmana, 1995) : penyusun tegakan hutan untuk semua
𝐻 = - 𝑝, −𝐼𝑛𝑝, tingkat tegakan hutan yang terdapat pada
𝑛, 20 petak pengamatan dengan luas areal
𝑃, = pengamatan sebesar 3,2 hektar. Dari 23
𝑁
Keterangan : Jenis pohon yang ditemukan terdapat 4
𝐻 = Indeks Keanekaragaman Shannon jenis meranti diantaranya meranti batu
n, = Indeks Nilai Penting suatu jenis
N = Jumlah Indeks Nilai Penting dari seluruh jenis
(S.uliginosa), meranti bunga
P = Perbandingan antara jumlah individu suatu (S.parvifolia), meranti padi (S.ovata) dan
jenis dengan jumlah individu seluruh jenis meranti saranglang (Shorea spp), 4 jenis
Dengan kriteria: meranti yang ditemukan di kawasan
H’ < 1 = Menunjukkan
Hutan Lindung Gunung Ambawang
tingkatkeanekaragamanjenis yang rendah
1<H’<3 = Menunjukkan tingkat tersebut termasuk dalam kelompok
keanekaragamanjenis yang sedang meranti merah (Tabel 1).
H’>3 = Menunjukkan tingkat
keanekaragamanjenis yang tinggi

Tabel 1. Jumlah Jenis dan Individu Pada Setiap Tingkat Pertumbuhan (The Number of
Individual Types of Vegetation and tree on transect)
No Tingkat Jumlah Jenis Jumlah Individu
1. Semai 16 205
2. Pancang 19 173
3. Tiang 15 65
4. Pohon 15 76

464
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :462 – 468

Jumlah jenis yang tertinggi terdapat Sedangkan untuk jumlah individu


pada vegetasi tingkat Pancang dengan tertinggi terdapat pada vegetasi tingkat
jumlah jenis 19 dan yang terendah semai dengan jumlah individu 205, dan
terdapat pada vegetasi tingkat pohon yang terendah terdapat pada vegetasi
dan tiang dengan jumlah jenis 15. tingkat tiang (Tabel 1).

Tabel 2. Daftar Jenis dan Indeks Nilai Penting Semua Tingkat Pertumbuhan(INP)(List
Type and Importance Value Index All Levels Growth)
No Tingkat Pertumbuhan Jenis INP (%)
1. Semai 1. Meranti bunga 36,22
2. Medang 34,15
3. Bintangur 23,38
4. Meranti saranglang 21,65
2. Pancang 1. Medang 39,37
2. Meranti bunga 30,68
3. Bintangur 19,97
4. Meranti saranglang 19,10
3. Tiang 1. Medang 76,17
2. Meranti bunga 63,32
3. Meranti Saranglang 29,89
4. Bintangur 25,85
4. Pohon 1. Meranti bunga 60,85
2. Medang 57,34
3. Meranti Saranglang 27,27
4. Bintangur 25,46
Jenis dominan yang terdapat di tingkat pohon jenis yang dominant adalah
kawasan Hutan Lindung Gunung meranti bunga (S. pavifolia) 60,85%.
Ambawang. Jenis yang dominan pada Berdasarkan INP, meranti bunga (S.
tingkat semai adalah meranti bunga (S. parvifolia) yang dominan di kawasan
parvifolia) dengan INP 36,22 %, tingkat Hutan Lindung Gunung Ambawang
pancang di dominasi oleh medang (Litsea terjadi pada tingkat semai, dan pohon
firma) 39,37 %, untuk tingkat tiang jenis sedangkan pada tingkat tiang dan
yang dominan terdapat pada jenis medang pancang yang dominan adalah jenis
(Litsea firma) 76,17 %, sedangkan untuk medang (Litsea firma) (tabel 2).
Tabel 3. Indeks Dominansi (C), Indeks Keanekaragaman Jenis (H) dan Indek Kelimpahan
Jenis (E) Tingkat Semai, Pancang, Tiang, Pohon pada semua jalur(Dominance
Index (C), Biodiversity Index (H) and Abundance Index Type (E) Seedlings,
Stake, Poles, Trees on all lines)
Tingkat Keanekaragaman Jenis
Dominansi (C) Kemerataan Jenis (E)
Pertumbuhan (H)
Semai 0,11 2,39 2,46
Pancang 0,10 2,51 3,02
Tiang 0,14 2,28 3,32
Pohon 0,11 2,42 3,12

465
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :462 – 468

Indeks Dominansi Jenis (C) pada berjalan sampai pada tahap dimana suatu
vegetasi tingkat semai (C = 0,11), jenis dapat menguasai daerah tersebut
pancang (C = 0,10), tiang (C = 0,14), dalam jangka waktu yang lama.
pohon (C = 0,011) secara keseluruhan C Sedangkan Indeks Keanekaragaman Jenis
< 1. Kondisi ini menunjukkan bahwa (H) yang menggambarkan kondisi jenis
pada komunitas tersebut dominansinya menyusun suatu tegakkan hutan.Hasil
tidak hanya dikuasai oleh satu jenis saja, penelitian ini menunjukan bahwa secara
dengan kata lain didominansi juga oleh keseluruhan pada semua tingkat vegetasi
jenis-jenis lainnya. memiliki nilai keanekaragaman jenis
Nilai Keanekaragaman Jenis (H) diantara 1,5 – 3,5. Nilai tersebut berarti
pada vegetasi tingkat semai (H = 2,39), keanekaragaman jenis vegetasi yang
pancang (H = 2,53), tiang (H = 2,28), dan ditemukan di Hutan Lindung Gunung
pohon (H = 2,42) dimana 1,5 > H < 3,5 Ambawang termasuk dalam kategori
ini menunjukkan bahwa indeks sedang.Hasil analisa data di kawasan
keanekaragaman jenis di hutan Lindung Hutan Lindung Gunung Ambawang
Gunung Ambawang termasuk dalam menunjukan bahwa nilai Indek
indeks keanekaragaman jenisnya sedang. Kemerataan jenis (E) tertinggi berada
Nilai Kelimpahan Jenis pada pada tingkat Tiang dengan nilai sebesar
vegetasi tingkat semai (E=2,46), pancang 3,32 dan yang terendah pada tingkat
(E = 3,02), tiang (E = 3,32), dan pohon (E semai 2,46. Nilai antara 2 – 4
= 3,12), dimana 2 – 4 ini menunjukkan menunjukkan indeks kemerataan jenisnya
bahwa indeks kemerataan jenis di hutan termasuk dalam kategori sedang dimana
Lindung Gunung Ambawang termasuk Indeks Kemerataan Jenis dipengaruhi
dalam indeks keanekaragaman jenisnya oleh besarnya nilai H suatu jenis dan nilai
sedang. H seluruhnya. Artinya semakin tinggi
Hasil penelitian Jenis Meranti nilai kelimpahan jenis, maka penyebaran
(Shoreaspp) di kawasan hutan Lindung suatu jenis juga akan semakin merata
Gunung Ambawang, secara keseluruhan dalam komunitas tersebut
nilai Indeks Dominansi jenis adalah Berdasarkan hasil penelitian jenis
relatif rendah yaitu <1, dimana nilai meranti di kawasan hutan Lindung
tersebut masih jauh dari nilai dominansi Gunung Ambawang, telah mengalami
tertinggi (C=1). Kondisi ini menunjukkan penurunan dalam segi kuantitas, sehingga
bahwa pada komunitas tersebut perlu dilakukan kegiatan pengayaan dan
dominansi jenis tidak hanya dikuasai oleh pendataan yang berkelanjutan yang
satu jenis saja tetapi masih terdapat bersifat periodik. Penyusunan rencana
beberapa jenis lain yang mendominansi yang bersifat komprehensif merupakan
daerah tersebut atau dengan kata lain dasar pengelolaan Kawasan Hutan
dominansi tidak terpusat pada suatu jenis, Lindung Gunung Ambawang.
melainkan tersebar pada beberapa jenis.
Kondisi demikian dapat diartikan bahwa
pada lokasi penelitian ini, dinamika
masyarakat tumbuhan masih terus

466
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :462 – 468

PENUTUP dan pohon (E = 3,12), dimana nilai


Kesimpulan antara 2 – 4 ini menunjukkan bahwa
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks kemerataan jenis di hutan
di kawasan Hutan Lindung Gunung Lindung Gunung Ambawang
Ambawang ditemukan 23 jenis termasuk dalam indeks
pohon penyusun tegakan hutan. keanekaragaman jenisnya sedang.
Sedangkan untuk jenis Meranti
Saran
ditemukan 4 jenis Meranti.
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa
2. Indeks Nilai Penting pada tingkat
jenis meranti sudah mengalami
pertumbuhan semua jenis yang
penurunan kuantitas,sehingga perlu
paling mendominansi pada tingkat
dilakukan budidaya berbagai jenis
semai dan pohon adalah Meranti
meranti pada kawasan Hutan
bunga (S. parvifolia) sedang pada
Lindung Gunung Ambawang, untuk
tingkat pancang dan tiang di
menjaga keseimbangan ekosistem
dominasi jenis medang (Litsea firm)
alam.
3. Indeks Nilai Penting pada tingkat
2. Dalam pengelola kawasan hutan
pertumbuhan jenis meranti yang
Lindung Gunung Ambawang,
paling mendominansi pada tingkat
diperlukan inventarisasi hutan yang
semai, tiang dan pohon adalah
berkelanjutan agar dapat diketahui
Meranti bunga (Shorea parvifolia).
perkembangan kondisi vegetasi dan
4. Indeks Dominansi Jenis (C) pada
potensi tegakan di kawasan hutan
vegetasi tingkat semai (C = 0,11),
tersebut.
pancang (C = 0,10), tiang (C = 0,14),
3. Sebagai dasar pengelolaan Kawasan
pohon (C = 0,0,11) secara
Hutan Lindung Gunung Ambawang
keseluruhan C < 1. Kondisi ini
di perlukan rencana yang bersifat
menunjukkan bahwa pada komunitas
komprehensif bekerja sama dengan
tersebut dominansinya tidak hanya
instansi terkait guna mengembalikan
dikuasai oleh satu jenis saja, dengan
keadaan jenis meranti yang
kata lain didominansi juga oleh jenis-
mengalami kemunduran.
jenis lainnya.
5. Nilai Keanekaragaman Jenis (H)
pada vegetasi tingkat semai (H = DAFTAR PUSTAKA
2,39), pancang (H = 2,53), tiang (H = Barbour, G. M., J. K. Burk and W. D.
2,28), dan pohon (H = 2,42) dimana Pitts.Terrestrial Plant Ecology. The
1,5 > H < 3,5 ini menunjukkan Benyamin/Cummings Publishing
bahwa indeks keanekaragaman jenis Company. New York.
di hutan Lindung Gunung Kusmana, C. 1995. Teknik Pengukuran
Ambawang termasuk dalam indeks Keanekaragaman Tumbuhan
keanekaragaman jenisnya sedang. Pelatihan Tehnik Pengukuran Dan
6. Nilai Kelimpahan Jenis pada Monitoring Biodiversity Di Hutan
Tropika Indonesia. Fakultas
vegetasi tingkat semai (E=2,46),
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
pancang (E =3,02), tiang (E = 3,32), Bogor.

467
JURNAL HUTAN LESTARI (2015)
Vol. 3 (3) :462 – 468

Afifah, N. 2008. Studi Komposisi dan Odum, E. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.


Sebaran Shorea Spp di Hutan Adat Terjemahan Edisi Ketiga. Gadjah
Bukit Benuah Kecamatan Sungai Mada University Press. Yogyakarta.
Ambawang, Kabupaten Pontianak. Soerianegara, S dan Indrawan.1988.
Skripsi Fakultas Kehutanan Ekologi Hutan Indonesia. Fakultas
Universitas Tanjungpura Pontianak. Kehutanan IPB. Bogor
Pontianak.

468

Anda mungkin juga menyukai