Makalah Kromium - Toksikologi Klinik
Makalah Kromium - Toksikologi Klinik
KROMIUM
Disusun Oleh :
Siti Aliyah
Sukma Bakti
Tomi Saputra
Tuty Winarni
Yuli Permata Sari
Yuziwanti Panggabean
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat Rahmat dan Karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
toksikologi klinik dengan judul “Kromium” ini dengan tepat waktu.
Dari penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa tiada gading yang tak
retak. Begitupulah kami, manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Untuk itu, saran dan kritik yang membangun daripada semua pihak
sangatlah kami perlukan agar penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih
baik lagi daripada makalah yang sekarang ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Khromium (Cr) adalah metal kelabu yang keras. Khromium terdapat pada
industri gelas, metal, fotografi, dan elektroplating. Dalam bidang industri,
khromium diperlukan dalam dua bentuk, yaitu khromium murni dan aliasi besi-
besi khromium yang disebut ferokromium sedangkan logam khromium murni
tidak pernah ditemukan di alam. Khromium sendiri sebetulnya tidak toksik, tetapi
senyawanya sangat iritan dan korosif. Inhalasi khromium dapat menimbulkan
kerusakan pada tulang hidung. Di dalam paru-paru, khromium ini dapat
menimbulkan kanker. Sebagai logam berat, khrom termasuk logam yang
mempunyai daya racun tinggi. Daya racun yang dimiliki oleh khrom ditentukan
oleh valensi ionnya. Logam Cr6+ merupakan bentuk yang paling banyak
dipelajari sifat racunnya dikarenakan Cr6+ merupakan toxic yang sangat kuat dan
dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan keracunan kronis. (Soemirat,
2002).
Khromium mempunyai konfigurasi electron 3d54s1, sangat keras, mempunyai
titik leleh dan titik didih tinggi diatas titik leleh dan titik didih unsur-unsur transisi
deret pertama lainnya. Bilangan oksidasi yang terpenting adalah +2, +3 dan +6.
jika dalam keadaan murni melarut dengan lambat sekali dalam asam encer
membentuk garam kromium (II). (Achmad, Hiskia, 1992).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.4 Toksokinetik kromium
4
2. Bahaya kromium terhadap kesehatan:
Kulit ruam
Sakit perut dan bisul
Masalah pernapasan
Sistem kekebalan yang lemah
Ginjal dan kerusakan hati
Perubahan materi genetik
Kanker paru-paru
Kematian
5
membahayakan kesehatan, sementara toksisitas dan sifat karsinogenik
kromium(VI) telah lama diketahui. Kromium(III) memasuki sel hanya dalam
jumlah terbatas, kerana mekanisme transport spesifik. Beberapa studi in
vitro menandakan bahwa tingginya konsentrasi kromium(III) dalam sel dapat
menyebabkan kerusakan DNA. Toksisitas oral akut berkisar antara 1,5 dan
3,3 mg/kg. Tinjauan tahun 2008 menyarankan bahwa asupan moderat
kromium(III) melalui suplemen makanan tidak memicu risiko keracunan
genetik. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA) di AS telah
menetapkan batas paparan yang diizinkan (permissible eposure limit, PEL) di
tempat kerja sebagai rata-rata tertimbang waktu (time-weighted average, TWA)
sebesar 1 mg/m3. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)
telah menetapkan batas paparan yang direkomendasikan (recommended exposure
limit, REL) sebesar 0,5 mg/m3, rata-rata tertimbang waktu.
3
Nilai IDLH (immediately dangerous to life and health) adalah 250 mg/m .
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24. Kromium merupakan unsur yang berwarna
perak atau abu-abu baja, berkilau, rapuh, sangat tahan terhadap reagen korosif
biasa, masif (utuh, tidak berongga) dan keras.
Penggunaan kromium yang tidak tepat pada aturan menyebabkan dampak
pada biologis dan lingkungan, maka dari itu pengunanaan kromium harus
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan agar tidak terjadi dampak negatif
bagi biologis dan lingkungan.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kromium
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Toksikologi-
Klinik_SC.pdf