Anda di halaman 1dari 33

GENETIKA MENDEL

APRIANI, M.SI

apriani@stikeskesosi.ac.id 1
Genetika Mendel

 Genetika dimulai dengan


dikemukakannya teori pewarisan sifat
pada tahun 1865 oleh Gregor Mendel

 Teori Mendel baru diakui kebenarannya


pada awal abad 20 setelah terlihat
keparalelan hukum ini dengan prilaku
kromosom pada meiosis

apriani@stikeskesosi.ac.id 2
GENETIKA MENDEL

 Sebelum adanya teori genetika, dipercayai bahwa proses


pewarisan berjalan melalui proses pencampuran seluruh
sifat dari kedua tetua, sebagaimana mencampurkan dua
cairan yang berasal dari dua bejana

 Menurut Mendel setiap sifat dikendalikan oleh sepasang


gen, yang setiap gen berasal dari kedua tetuanya, dan
kedua gen ini akan bersegregasi pada proses
pembentukan gamet

apriani@stikeskesosi.ac.id 3
Tahapan pekerjaan Mendel

• Penyiapan Bahan: mengumpulkan berbagai


varietas kapri yang berbeda, dan menanam
secara berulang
• Menyilangkan Varietas dengan ciri yang
berbeda nyata
• Menanam biji hasil persilangan dan
mencatat sifat yang nampak
• Merumuskan hipotesis: dari fenomena
apriani@stikeskesosi.ac.id 4

yang nampak dari turunan hibridisasi


Mendel melakukan persilangan 7sifat
beda kacang ercis (Pisum sativum)
• Bentuk biji (bundar & keriput)
• Warna albumen (kuning &
hijau)
• Warna bunga (putih & merah-
ungu)
• Warna polong (kuning & hijau)
• Bentuk polong (gembung &
keriput)
• Kedudukan bunga (aksial &
terminal)
• Batang (tinggi & pendek)

apriani@stikeskesosi.ac.id 5
apriani@stikeskesosi.ac.id 6
Percobaan persilangan Bunga Ungu X
Bunga Putih

apriani@stikeskesosi.ac.id 7
 Kesimpulan dari percobaan tersebut: bahwa pewarisan
sifat dibawa oleh suatu factor hereditas GEN
 Pada setiap tanaman satu sifat ditentukan oleh sepasang
gen, yang masing-masing berasal dari tetua yang berbeda.
Kedua gen tersebut dapat berpisah dalam proses
pembentukan gamet dan bergabung kembali dalam
perkawinan. - HUKUM SEGREGASI
 Dalam proses segregasi suatu pasangan gen yang
menetukan suatu sifat bebas dari pasangan gen untuk sifat
lainnya  HuKUM PERPADUAN BEBAS
apriani@stikeskesosi.ac.id 8
Istilah Genetik

 GEN : Bahan yang menentukan sifat


organisme; bahan kimia : DNA; dapat diwariskan ke generasi
berikutnya
 LOKUS : Posisi gen pada kromosom. Posisi lokus
menunjukkan fungsi gen.
 ALEL : Ragam gen pada suatu lokus
 HOMOZIGOT: Pada satu lokus terdapat alel yang sama
 HETEROZIGOT: Pada satu lokus terdapat alel yang berbeda

apriani@stikeskesosi.ac.id 9
Istilah Genetik

 ALEL DOMINAN : Alel yang pengaruhnya menutupi


pengaruh alel lain pada suatu lokus heterozigot
 ALEL RESESIF : Alel yang pengaruhnya tertutupi oleh
pengaruh alel dominan.
 FENOTIPE : Jenis sifat organisme yang nampak teramati
 GENOTIPE : Jenis komposisi gen yang menentukan suatu
fenotipe organisme
 F1 : Generasi hibrid hasil perkawinan dua homozigot yang
berbeda
 F2 : Turunan kawin sediri organisme F1
apriani@stikeskesosi.ac.id 10
apriani@stikeskesosi.ac.id 11
Percobaan persilangan

 Pemurnian (kawin sendiri beberapa generasi) agar tetua


yang akan disilangkan bergenotipe homozigot
 Pembentukan F1 (Perkawinan antara dua homozigot
yang berbeda)
 Pembentukan F2 (perkawinan antara tanaman F1)
 Pengamatan sifat tanaman F2

apriani@stikeskesosi.ac.id 12
Hasil percobaan Monohibrid

apriani@stikeskesosi.ac.id 13
Hasil percobaan monohibrid

apriani@stikeskesosi.ac.id 14
Penafsiran Mendel
(F1=seragam, F2 = 3:1)
 Setiap sifat dikendalikan oleh
 Setiap sifat dikendalikan oleh
sepasang(2)
sepasang (2)gen
gen
 Setiap gen dari pasangan tersebut
 Setiap gen dari pasangan tersebut
berasaldari
berasal daritetua
tetuamelalui
melaluiperkawinan
perkawinan
 Antar gen terdapat hubungan
 Antar gen terdapat hubungan
dominan-resesif
dominan-resesif
 Pasangan gen bersegregasi dalam
 Pasangan gen bersegregasi dalam
pembentukangamet
pembentukan gamet
 Gamet akan berpadu secara bebas
 Gamet akan berpadu secara bebas
dalamperkawinan
dalam perkawinan
apriani@stikeskesosi.ac.id 15
Hukum Segregasi
(Hukum mendel1)
Suatu sifat dikendalikan oleh sepasang gen, yang
disumbangkan dari kedua tetuanya. Kedua gen ini tetap
utuh dan dapat bersegregasi pada saat pembentukan
gamet

Kebenaran dari hukum ini diperlihatkan oleh


perbandingan yang sama antar gamet yang membawa
masing-masing jenis alel yang berbeda

apriani@stikeskesosi.ac.id 16
Pengujian hukum segregasi

Dilakukan dengan cara


melakukan
Silang uji : Persilangan
antara F1 dengan
heterozigot resesif

Tujuan membuktikan bahwa


gamet dengan alel-alel yang
berbeda mempunyai
perbandingan yang sama

Terbukti benar

apriani@stikeskesosi.ac.id 17
Penafsiran Mendel
F2=9:3:3:1
• 9:3:3:1 = A-B- : A-bb: aaB-:
aabb muncul bila gamet F1
berpadu bebas dan
perbandingan AB:Ab:aB:ab=
1/4: 1/4:1/4:1/4
• Perbandingan gamet
tersebut muncul bila
segregasi lokus A dan B
bebas satu dari yang lain

apriani@stikeskesosi.ac.id 18
Hukum Perpaduan Bebas
(Hukum mendel 2)
 Segregasi alel-alel
pada suatu lokus
bebas dari
pengaruh segregasi
lokus lain
 Sehingga suatu alel
dapat bebas
berpadu dengan
sembarang alel dari
lokus lain

apriani@stikeskesosi.ac.id 19
P: ♀ Kuning, halus x Hijau, keriput ♂
GGWW ggww
Gamet GW gw

F1 : Kuning, halus
GgWw

Menyerbuk sendiri (GgWw x GgWw )



Gamet ♂ GW Gw gW gw
F2 :
Gamet ♀
GW GGWW GGWw GgWW GgWw
(Kuning, halus) (Kuning, halus) (Kuning, halus) (Kuning, halus)

Gw GGWw GGww GgWw Ggww


(Kuning, halus) (Kuning, keriput) (Kuning, halus) (Kuning, keriput)

gW GgWW GgWw ggWW ggWw


(Kuning, halus) (Kuning, halus) (Hijau, halus) (Hijau, halus)
gw GgWw Ggww ggWw ggww
(Kuning, halus) (Kuning, keriput)
apriani@stikeskesosi.ac.id (Hijau, halus) (Hijau, keriput) 20
Penyimpangan Hukum Mendel

Pada kenyataan dalam biologi hukum Mendel


tidak selalu terpenuhi. Terdapat penyimpangan
yang disebabkan tiga fenomena
Dua lokus menentukan satu sifat
Interaksi ekspresi antar lokus
Penyimpangan nisbah akibat pautan antara
lokus

apriani@stikeskesosi.ac.id 21
Penyimpangan hukum Mendel
KODOMINANSI
 Tidak memunculkan sifat antara pada individu heterozigot
Tetapi menghasilkan sifat yang merupakan hasil ekspresi
masing-masing alel.

 Golongan darah system ABO, anemia sel sabit (sickle cell


anemia)

apriani@stikeskesosi.ac.id 22
Kodominansi

IAIB X
IAIB

1 IAIA (Golongan darah A)
2 IAIB (Golongan darah AB)
1 IBIB (Golongan darah B)

Golongan darah A : AB : B = 1 : 2 : 1
apriani@stikeskesosi.ac.id 23
Penyimpangan hukum Mendel
EPISTASIS
 Penutupan ekspresi sutu gen non-allelic
 Epistasis Resesif suatu gen resesif menutupi ekspresi gen
lain yang bukan alelnya. Nisbah fenotipe F2: 9:3:4
 Epistasis dominan penutupan ekspresi gen oleh suatu gen
dominan yang bukan alel nya. Nisbah fenotipe F2: 12:3:1
 Epistasis Resesif ganda  apabila gen resesif dari suatu
pasangan gen I, epistasis terhadap pasangan gen II, sementara
gen resesif dari pasangan gen II ini juga epistasis terhadap
pasangan gen I. Nisbah fenotipe F2: 9:7
apriani@stikeskesosi.ac.id 24
Epistasis Resesif: gen dengan alel homozigot resesif mempengaruhi gen lain

Contoh : Pewarisan warna


bulu mencit (Mus musculus)

P : BBCC x bbcc
Kelabu Albino

F1 : BbCc
Kelabu
F2 : 9 A-C- Kelabu
3 A-cc Albino
3 aaC- Hitam Kelabu : Hitam : Albino
1 aacc Albino 9 : 3 : 4
apriani@stikeskesosi.ac.id 25
Epistasis Dominan: gen dengan alel dominan menutupi kerja gen lain
Contoh: Pewarisan warna buah waluh besar (Cucurbita pepo).

P : WWYY x wwyy
Putih Hijau

F1 : WwYy
Putih
F2: 9 W-Y- Putih
3 W-yy Putih
3 wwY- Kuning Putih : Kuning : Hijau
1 wwyy Hijau 12 : 3 : 1

apriani@stikeskesosi.ac.id 26
Epistasis Resesif Ganda: Interaksi gen yang saling melengkapi dan bila ada salah satu
gen bersifat homozigot resesif (aa) maka pemunculan karakter anakan akan terhalangi maka kedua dari gen harus
bersifat dominan.

Contoh: pewarisan kandungan HCN pada tanaman Trifolium repens.

P: LLhh x llHH
HCN rendah HCN rendah

F1 : LlHh
HCN tinggi
F2 : 9 L-H- HCN tinggi
3 L-hh HCN rendah
3 llH- HCN rendah HCN tinggi : HCN rendah =
1 llhh HCN rendah 9 : 7
apriani@stikeskesosi.ac.id 27
Penyimpangan Hukum Mendel
GEN LETAL
 Gen dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian Individu.
 Gen Dominan Letal: ayam redep (creeper), Tikus kuning, Huntington’s
Chorea, Brakhidaktilli
 Gen Resesif Letal: Ichtiyosis congenital (bayi lahir dengan kulit tebal dan
banyak luka terutama di tempat-tempat lekukan)
Apabila sesama ayam redep (Cpcp) dikawinkan, maka
Cpcp x Cpcp

CpCp, Cpcp, cpCp, cpcp
apriani@stikeskesosi.ac.id 28

Letal Redep Normal


Gen Dominan Letal: Huntington Disease
 dikenal sebagai Korea Huntington,
adalah kondisi medis yang ditandai
dengan degenerasi progresif pada
sel-sel saraf tertentu di dalam otak,
dan merupakan akibat dari defek
genetik yang dibawa pada kromosom
4.
 Gejala : individu penderita
melakukan gerakan yang tidak
disadari, tersentak-sentak yang
dapat terlihat pada bagian tubuh
manapun. Gejala lain dapat
termasuk halusinasi, kehilangan
ingatan, dan penilaian diri yang
buruk.
apriani@stikeskesosi.ac.id 29
Penyimpangan Hukum Mendel
INTERAKSI GEN
tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotip, tetapi menimbulkan
fenotip-fenotip yang merupakan hasil kerjasama atau interaksi dua
pasang gen non-alelik
Contoh: pewarisan bentuk jengger ayam
P: RRpp x rrPP
mawar kacang

F1 : RrPp
walnut
F2 : 9 R-P- walnut
3 R-pp bulat
apriani@stikeskesosi.ac.id 3 rrP- kacang walnut : mawar : kacang 30
: tunggal
1 rrpp tunggal 9 : 3 : 3 : 1
Bentuk Jengger Ayam dari Galur yang
berbeda

apriani@stikeskesosi.ac.id 31
PUSTAKA

• Crowder, L. V. 1991. Genetika Tumbuhan. UGM Press.


• Griffiths, AJF, S.R. Wessler, RC. Lewontin, WM. Gilbart, DT.
Suzuki, JH Miller. 2005. Introduction to Genetic Analysis.
W.H.Freeman and Company. New York.
• Stansfield, W.D. 1991.Genetika. Seri buku Schaum.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
• Strickberger, M.W., 1976. Genetics. Macmillan Publishing
Co. Inc., London
• Suryo.1992. Genetika. Gadjah Mada University Prss.
Yogyakarta.
apriani@stikeskesosi.ac.id 32
SEKIAN

apriani@stikeskesosi.ac.id 33

Anda mungkin juga menyukai