Anda di halaman 1dari 2

Kejadian Pada film vs Kejadian yang Sebenarnya

Buat yang belum tahu, tragedy tumpahan minyak di teluk Meksiko ini ada film nya. Nah
mungkin beberap dari kalian udah ada yang au kalo tragedy ini tuh udah di filmkan pada tahun buat
kalian yang su idak bisa dipungkiri, yang namanya film drama documenter sudah pasti menambahkan
bumbu- bumbu penyedap di fim agar film terebut menarik. Nah disini kami ingin menyampaikan
pembenaran pembenaran yang tidak di tampilkan pada film. Sebagai crosscheck juga antara film
dengan kejadian aslinya. Beberapa Diantaranya adalah:

A. Penumpahan Kesalahan Pada Pihak Tertentu


1. British Petroleum yang dianggap sebagai penjahat utama dalam film, yang lebih
mengutamakan profit yang banyak, disbanding faktor keselamatan, dimana dalam film, perusahaan
tersebut dinyatakan bersalah karena telah lalai dalam menjalanjkan tugas samai mennghilangkan
nyawa orang lain, serta dinyatakan bersalah atas keruskan liangkungan yang telah di timbulkan.
Walaupun sebenarnya, pada kesimpulan akhir di persidangan, kesalahan BP tidak disebutkan.

2. Pada film, pemimpin dari British Petroleum yang di gambarkan sebagai penjahat utama,
kesalahan seolah-olah dilimpahkan kepada Vidrine seorang, padahal sebenarnya banyak bukti pada
persidangan yang menunjukan juga beberapa insinyur dan petinggi BP lainnya turut menghendaki
percepatan pengerjaan guna menghemat waktu dan biaya
Don Vidrine dibuat seolah-olah selalu mengkritisi soal berapa banyak dana yang harus
dikeluarkan se-irit mungkin, dengan proses pengerjan yang secepat mungkin karena proses
pengerjaan sudah memakan waktu yang terlampau lama. Dan puncaknya adalah saat ia menyuruh kru
Transocean untuk menyedot protective drilling mud pada lubang yang telah dibor, perintah yang
menyebabkan awal terjadinya tragedi kebocoran minyak dan ledakan pada hari itu.
Memang betul bahwa ia telah salah dalam menafsirkan hasil bacaan tekanan, namun pada
kenyataan nya, dalam rekaman pada persidangan ditampilkan bahwa sebenrnya ia binggung mengenai
pembacaan tekanan yang saling bertentangan, dan akhirnya menelepon atasannya di Houston, untuk
diminta pendapat.
Baru belakangan diketahui bahwa dari hasil percakapan, dinyatakan bahwa pembacaan
komputer dari tes tekanan ini mungkin saja mengalami kesalahan pembacaan, maka dari itu para
atasan juga mengiyakan keputusan Vidrine untuk menerima hasil tes sebagai tes yang berhasil.

B. Masalah Skenario yang Melenceng


3. Ada satu teori, yaitu “Bladder Effect” yang sebelumnya pada persidangan telah katakan
sebagai teori yang tidak terbukti kebenarannya. Pada film, Vidrine digambarkan sebagai orang yang
mengusulkan ide tersebut, padahal pada kenyataannya saat itu kru Transocean lah yang mengusulkan
ide tersebut sebagai sanggahan terhadap masalah bacaan nilai tekanan yang saling bertentangan pada
monitor, sehingga membuat Vidrine yakin terhadap keputusannya.

4. Satu kru perempuan dalam film, Andrea Fleytas juga digambarkan sebagai orang yang
sampai berkonflik dengan atasannya untuk dapat menyalakan critical alarm yang karena masalah
kewenangan, tidak boleh dinyalakan olehnya. Pada kejain sebenarnya, Andrea Fleytas lah yang
terlebih dahulu terlambat untuk meyalakan general alarm 60 sampai 90 detik lebih cepat. Hal tersebut
mengakibatkan para kru yang bekerja pada tempat berkonsentrasi gas metana tinggi tidak sempat
menyelamatkan nyawanya.
5. Beberapa tambahan-tambahan draatis juga ditambahkan dalam film, seperti efek efek
gelembung udara dari pipa pada dasar laut yang mulai naik ke permukaan, sebagai penanda bahwa
kebocoran telah terjadi. Padahal pada kenyataannya, hasil forensik dari kecelakaan tersebut
menyatakan bahwa sesuatu seperti itu tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai