a. Izin Usaha Pertambangan Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang. Izin usaha pertambangan adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan. Menurut pasal 36 UU No. 3 Tahun 2020, IUP terdiri atas dua tahap kegiatan : a) Eksplorasi yang meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi dan studi kelayakan: b) Operasi produksi yang meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan/atau pemurnian atau pengembangan dan/atau pemanfataan serta pengangkutan dan penjualan. Pemegang IUP eksplorasi dan pemegang IUP operasi produksi dapat melakukan sebagia atau seluruh kegiatan. IUP diberikan oleh : a) Bupati/walikota apabila WIUP berada di dalam suatu wilayah kabupaten/kota. b) Gubernur apabila WIUP berada pada lintas wilayah kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari bupati/walikota seternpat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan ; dan c) Menteri apabila WIUP berada pada lintas wilayah provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari gubernur clan bupati/walikota setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. IUP diberikan kepada badan usaha, koperasi atau perseorangan. b. Izin Pertambangan Rakyat Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas. c. Izin Usaha Pertambangan Khusus Izin Usaha Pertambangan Khusus, yang selanjutnya disebut dengan IUPK, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan di wilayah izin usaha pertambangan khusus. IUPK Eksplorasi adalah izin usaha yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan di wilayah izEn usaha pertambangan khusus. IUPK Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUPIC Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi di wilayah izin usaha pertambangan khusus. 2.