Anda di halaman 1dari 3

http://gandaraedu.blogspot.com/2018/02/paradigma-penelitian-kualitatif.

html
Paradigma Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Mix Method
Pendekatan Penelitian
A.    Kualitatif
Metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah
individu atau sekelompok orang dianggap berasal darimasalah sosial atau masalah
kemanusiaan. (Creswell, 2007)
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah “prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati”. Melalui pendekatan kualitatif ini diharapkan peneliti
dapat melakukan kajian secara komprehensif berkaitan dengan masalah penelitian.
Miles & Huberman (2007:2) mengemukakan bahwa “dengan data kualitatif kita dapat
mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dalam
lingkup pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan
bermanfaat”. Selanjutnya Creswell (2008:50) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai
berikut.
Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological
traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a
complex, holistic picture, analyzes words, reports detailed views of informants, and conducts
the study in a natural setting.

Pernyataan ini menyiratkan bahwa pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan yang
menekankan pada kajian interpretatif data hasil penelitian dan tidak menggunakan
kuantifikasi atau perhitungan statistik
Menurut Setyosari (2010:37) penelitian kualitatif menganut pandangan post-
positivistik yang didasari dengan asumsi bahwa hal yang utama tentang fenomena sosial
dikonstruksi sebagai interpretasi oleh individu-individu dan interpretasi tersebut cenderung
bersifat tidak tetap dan situasional.
Penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami suatu fenomena secara mendalam
dengan peneliti sebagai instrumen utama. Metode pengumpulan data dengan menggunakan
pengamatan (observasi) dan wawancara. Penelitian kualitatif menuntut peneliti sebagai
instrumen utama penelitian, hal ini bermakna bahwa peneliti harus cerdas dalam menafsirkan,
mengartikan, memaknai dan menginterpretasikan data yang didapatkan menjadi sebuah
jawaban penelitian (penyelesaian masalah).

B.     Kuantitatif
Merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti
hubungan antar variabel yang di ukur biasanya dengan instrumen penelitian yang terdiri dari
angka-angka dan dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. (Creswell. 2008)
Metode Kuantitatif Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara
obyektif terhadap fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena
social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indicator. Setiap
variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan symbol – symbol angka yang berbeda
– beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan
menggunakan symbol – symbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif
matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku
umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu
masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang
terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu
populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode
estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri
dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya
yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam
penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah
contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan
menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi
lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
Landasan berpikir pendekatan kuantitatif adalah filsafat positivisme yang pertama kali
diperkenalkan oleh Emile Durkhim (1964). Pandangan filsafat positivisme adalah bahwa
tindakan-tindakan manusia terwujud dalam gejala-gejala sosial yang disebut fakta-fakta
sosial. Fakta-fakta sosial tersebut harus dipelajari secara objektif, yaitu dengan
memandangnya sebagai “benda,” seperti benda dalam ilmu pengetahuan alam. Caranya
dengan melakukan observasi atau mengamati fakta sosial untuk melihat kecenderungan-
kecenderungannya, menghubungkan dengan fakta-fakta sosial lainnya, dengan demikian
kecenderungan-kecenderungan suatu fakta sosial tersebut dapat diidentifikasi. Penggunaan
data kuantitatif diperlukan dalam analisis yang dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya
demi tercapainya ketepatan data dan ketepatan penggunaan model hubungan variabel bebas
dan variabel tergantung (Suparlan, 1997).
Penelitian kuantitatif umumnya merupakan penelitian yang memiliki jumlah dalam
penelitiannya. Banyak, sedikit atau besar, kecil yang dijabarkan dalam bentuk angka-angka
yang merupakan bagian utama dari sebuah penelitian kuantitatif. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perkembangan atau segala hal tentang fenomena yang terjadi pada alam. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini biasanya menggunakan metode seperti wawancara,
survey, mengisi kuisioner, dan sebagainya.
Penelitian kuantitatif tebagi dua yakni penelitian eksperimen dan non-eksperimen.
Dalam penelitian eksperimen, ada banyak jenis penelitian, diantaranya adalah penelitian
eksperimen murni, penelitian eksperimen semu, dan penelitian tindak kaji (action research).
Peneltian eksperimen murni adalah penelitian yang dicirikan 4 hal, yaitu adanya perlakuan,
adanya kelompok kontrol, adanya ukuran keberhasilan, dan random sampling (pengambilan
sampel secara acak). Penelitian eksperimen semu merupakan penelitian eksperimen yang
tidak dapat memenuhi keempat ciri (di eksperimen murni), dengan kata lain salah satu ciri
yang ada di penelitian eksperimen murni tidak dapat dilakukan. Penelitian tindak kaji (action
research) adalah penelitian yang proses penelitiannya bersiklus dengan tujuan untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas secara berkelanjutan. Yang dimaksud bersiklus
adalah penelitian tidak akan berhenti sampai terjadi perbaikan kualitas (tujuan penelitian
tercapai).
Penelitian non-eksperimen merupakan penelitian yang dalam proses penelitiannya
tidak ada perlakuan. Penelitian non-eksperimen terbagi menjadi banyak jenis penelitian, akan
tetapi yang paling sering dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif, jenis penelitian survei,
jenis penelitian korelasi, dan jenis penelitian komparasi. Jenis penelitian deskripsi adalah
penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa. Jenis
penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Jenis penelitian korelasi adalah
penelitian yang menghubungkan satu/lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat tanpa
ada upaya untuk mempengaruhi. Dan jenis penelitian komparasi adalah penelitian yang
membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok sampel lainnya berdasarkan
variabel/ukuran tertentu.

C.    Mix Method
Desain penelitian metode campuran adalah suatu prosedur untuk menghimpun, analisis,
dan “mencampur” penelitian kuantitatif dan kualitatif serta metode dalam suatu pembelajaran
tunggal untuk mengerti suatu permasalahan penelitian (Creswell & Plano Clark,
2007). Penelitian metode campuran merupakan kombinasi penelitian kuantitatif dan kualitatif
dalam semua tataran atau tahapan. Bukan sekedar kombinasi data kuantitatif dan kualitatif
saja, melainkan sejak tahapan perencanaan dalam bentuk perumusan masalah, cara
perumusan masalah kedua penelitian itu telah dikombinasikan. (Andrew & Halcomb
(2009:3).
Ditambah dengan argument dari (creswell dan plano,2007), Penelitian metode campuran
merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan dan mengasosiasikan bentuk
kualitatif dan bentuk kuantitatif. Penelitian ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis,
pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan pencampuran (mixing) kedua
pendekatan tersebut dalam satu penelitian. pendekatan ini lebih kompleks dari sekedar
mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data, ia juga melibatkan fungsi dari dua
pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara
keseluruhan lebih besar ketimbang penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Anda mungkin juga menyukai