Pelajar Dan Bahaya Narkotika 2
Pelajar Dan Bahaya Narkotika 2
dan
. BAHAYA
----f RKOTIKA
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
DEPUTIPENCEGAHAN
DIREKTORAT DISEMINASI INFORMASI
TAHUN 2010
Badan Narkotika Nasionat (BNN) Repubtik Indonesia
Gedung BNN
Jl. MT. Haryono No. 11 Cawang
Jakarta Timur -INDONESIA
Telp. 021 80871566, 80871567
Fax. 021 80885225, 80871591, 80871522
email: info@bnn.go.id
website: www.bnn.go.id
Penyusun
TIMAHLI
Penanggung Jawab
Deputi Bidang Pencegahan
Direktorat Diseminasi lnformasi
Tahun 2010
SUMBER
s'""'""''""
HARG4BUKU
���r""
===== - J
PARAF PETUGAS
SAMBUfAN
Jakarta , Desember 20 1 0
Kepala Badan Narkotika Nasional
�
Drs. GORIES MERE
Jakarta , Desember 20 1 0
Deputi Bidang Pencegahan
Badan Narkotika Nasional
Yappi Manafe
berkesinambungan.
Semoga buku ini d apat dimanfaatkan sebagai referensi
bagi para orangtua dan masyarakat dalam rangka membina
kel uarga serta para rem ajanya, sehingga pelajar/remaja
sebagai penerus bangsa dapat terlepas d ari pengaruh
buruk Narkotika dan Preskusor Narkotika termasuk bahan/
zat-zat adiktif berbahaya lainnya.
Ucapan terimakasih kepada tim Direktorat Diseminfo
Deputi Pencegahan BNN Rl alas jerih payahnya menyusun
dan menyajikan buku panduan ini.
Semoga Allah SWT selalu meridhoi semu a usaha kita
bersama.
�
Jakarta, Desember 201 0
Direktur Diseminfo
Deputi Bidang Pencegahan
Bad •looal
SAMBUTAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
KATA PENGANTAR. ........................................................... vi
DAFTAR lSI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii
BAB I : P E N DAH U LUAN .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
. . . . . . . . . . .
BAB I I : J E N I S NARKOTIKA
DAN DAM PAK PENYALAHGU NAAN NYA. 11 .....
A. Jenis Narkotika . 11
. . . . . . . . ................ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
B. Penyalahgunaan Narkotika 15
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
1 . Faktor Narkotika . .. .
. . . ............. . . . . . . . . . . . . . . 37
. . . . . . . . . . . ..
2. Faktor lndividu . . ..
. . .......... ... .. 38
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....
3. Faktor Lingkungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 1
4. Dampak U m u m Pelajar
Menyalahgunakan Narkotika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43
BAB IV : OPTI MALKAN U N I T
KESEHATAN SEKOLAH . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49
1 . Unit Kesehatan Sekolah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 49 .
1 . Kepala Sekolah 59
. . . . . . . . . ..... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
2. Guru 60
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . ............o............o. . . . . . . . . . . . . . . . o .. o o o o
30 Penjaga Sekolaho 0 . 61
. . 0 ..... . . . . . . . . . o . . . . . . . . . . . . . . 0 . . . . . . .
4. Organisasi Siswa . . 0 61
o o o o o o · ···o······ o o o o o O o o o o O o o o o o o o o o o oo
5 0 Komite Sekolah . . . . . .. ..
. . . . .. . 62
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 0 . . .
6. Siswa . 62
. . . . . . . . .............. o o o o o . . . . . . . . o .. o . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB VI I I : PENUTUP . . . . . . 1 00
. . . . . . . . . . . . o . . o . . . . . . . . . . . . . . o . . o . .
DAFTAR PUSTAKA . . . .. . . 1 03
. . . . . . . . . . . . . . . . . . ....o. . o . . . . o . . . . . .
BAB I
_____ pendahuluan
agama.
Kejadian penyalahgunaan narkotika di kola besar relatif
tinggi, dibandingkan di kabupaten. Hal ini mengindikasikan
bahwa peredaran narkotika lebih marak d i kota-kota besar
dibandingkan d i kabupaten dalam setahun terakhir.
Hal tersebut menggambarkan bahwa siswa atau pelajar
yang berada di kota-kota besar merupakan target sasaran
yang paling mudah bagi peredaran dan penyalahgunaan
narkotika, hal ini merupakan bahan perenungan kita semua
untuk saling bekerjasama dengan warga sekolah SLTP dan
SLTA (Kepala Sekolah, Guru, Kom ite Sekolah, Siswa ,
Pen jag a Sekolah) dalam membentengi lingkungan sekolah
dari ancaman bahaya penyalahgu naan narkotika . U ntuk
mewuj udkan lingkungan sekolah yang immune terhadap
penyalahgunaan narkotika tersebut, tidak saja menjad i
tanggung jawab warga sekolah, tetapi juga membutuhkan
peran aktif masyarakat di lingkungan sekitar sekola h .
L i n g k u n g a n p e n d id i ka n /seko l a h s e b a g a i tempat
berkumpulnya pel ajar dengan kelompok sebayanya selama
5-6 jam perhari , merupakan lembaga yang potensial dalam
mempenga ruhi dan mewarnai keh idupan pelajar. Dalam
kaitannya dengan penyalahgunaan narkotika , pergaulan
dengan kelompok sebaya di lingkungan sekolah juga tidak
menutup kem ungkinan dapat d ijadikan sebagai ajang
pertukaran informasi , pembagian, jual beli serta perkenalan
terhadap penyalahgunaan narkotika yang cukup efektif. Oleh
karena itu seluruh warga sekolah dan stakeholders harus
sa ling bahu-membahu terlibat aktif dalam melakukan upaya
pencegahan penyalahgunaan narkotika secara terus
menerus melalui aksi nyata . Tem pat pendidikan atau
sekolah mulai dari Ting kat SD, SLTP dan SLTA, pada
dasarnya memainkan peran yang sangat penting dalam
menekan terjadinya penyalahgunaan narkotika di kalangan
p e l aj a r. S i st e m p e n d i d i ka n fo r m a l s e s u n g g u h n ya
merupakan ala! yang sangat efektif dalam membentuk
karakter pelajar agar mampu menghindari bahaya akibat
penyalahgunaan narkotika.
Salah satu penyebab meningkatnya penyalahgunaan
narkoti ka adalah kurangnya pendidikan dan informasi
tentang bah aya n a rkotika baik d i kalangan orang tua
maupun pelajar terutama anak-anak. Banyak orang tua yang
tidak menyadari pengaruh dan bahaya narkoti ka . Dalam
berbagai bentuk, narkotika menjadi ancaman mengerikan
bagi pelajar baik di lingkungan rumah, tempat bermain, dan
sekolah. Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika
telah merambah ke seluruh pelajar mulai dari ting kat
Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi . Oleh karena itu ,
perlu nya penanga na n secara terpadu baik d i tingkat
pemerintah m a u p u n m asyarakat melalui pencegahan
penyalahgunaan narkotika berbasis sekolah. Dengan
adanya kerjasama yang baik, lingkungan sekolah dapat
terselamatkan dari bahaya narkotika. Pelajar pun dapat
menjadi generasi muda yang dapat·membangun bangsa
d i kemudian hari.
U paya penanggulangan dan p e n ce g a h a n
penya l a h g u n a a n n a rkotika s u d a h d i l a k u ka n d e n g a n
berbagai m a c a m kampanye, penyu l u h a n , penata ra n ,
pelati h a n , d a n pemeri ksaan . S a l a h satu u paya yang
d i lakukan sekolah dalam mencegah penyalahgunaan
narkotika adalah dengan d i kembangkannya suatu Unit
BABTI
A. Jenis Narkotika
alam undang-undang N o . 35 Tah u n 2009
e n t a n g N a rkoti k a , d i s e b u t k a n b a hwa
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis, yang dapat menyebabkan penu runan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
m e n g h i l a n g ka n rasa nyeri , dan d apat m e n i m b u l ka n
ketergantungan, yang dibedakan dalam 3 golongan, yaitu :
I . Narkotika Golongan Satu
I I . Narkotika Golongan Dua
I l l . Narkotika Golongan Tiga
TABEL I TABELII
1. Acetic Anhydride 1. Acetone
2. N-AcetylanthranilicAcid 2. Anthrallinic Acid
3. Ephedrine 3. Ethyl Ether
4. Ergometrine 4. Hydrochloric Acid
5. Ergotamine 5. Methyl Ethyl Ketone
6.lsosafrole 6. Phenylacetic Acid
7. Lyrsegic Acid 7. Piperidine
8. 3,4-Methylenedioxyphenyl 8. Sulphuric Acid
9. Norephedrine 9. Toluene
10. 1-Phenyi-2-Propanone
11. Piperonal
12. Potassium Permanganat
13. Pseudoephedrine
14. Safrole
B. Penyalahgunaan Narkotika
Dari dampaknya , narkotika bisa d i bedakan menjadi tiga:
1. Depresan, yaitu menekan sistem syaraf pusat dan
mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai
merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan
tak sadarkan diri . Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan
kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan
berbaga i turunan nya seperti morphin dan heroin. Contoh
yang populer sekarang adalah Putaw.
2. Stimu l a n, m e ra n g s a n g fu n g s i t u b u h d a n
meningkatkan kegairahan serta kesadaran . Jenis stimulan:
Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering
dipakai adalah Shabu dan Ekstasi .
3. Halusinogen, dampak utamanya adalah mengubah
daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen
kebanyakan be rasa I dari tanaman seperti mescaline dari
kaktus dan psilocybin dari jamur-jamura n . Selain itu ada
juga yang diramu d i laboratorium seperti LSD. Yang paling
banyak di pakai adalah marijuana atau ganja.
Kebanyakan zat dalam narkotika sebenarnya digunakan
u ntuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai
alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/
gaya , lambang status sosial , ingin melu pakan persoalan,
d l l . - maka n a rkot i ka k e m u d i a n d i s a l a h g u n a ka n .
Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan
menyebabkan ketergantu ngan ata u dependensi atau
kecanduan .
Tingkatan penya lahgunaan biasanya sebagai berikut:
1 . Coba-coba
2. Senang-senang
Dampak Fisik:
1 . Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti:
keja ng-kejang, halusinasi , gangguan kesada ra n ,
kerusakan syaraf tepi
2 . G a n g g u a n pada j a n t u n g dan pem b u l u h d a ra h
(kardiovaskuler) seperti : infeksi akut otot jantung,
gangguan peredaran darah
3. G a n g g u a n pada k u l i t ( d e rmatolog i s ) s e p e rti :
penanahan (abses), alerg i , eksim
4. G a n g g u a n pada paru-paru ( p u l moner) seperti :
penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas,
pengerasan jaringan paru-paru
Dampak Pslkis:
1 . Malas belajar, ceroboh , sering tegang dan gelisah
2 . H i lang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh
curiga
3 . Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi , perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti d i ri , perasaan tidak aman,
bahkan bunuh diri
Dampak Sosial:
1 . Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan
oleh lingkungan
2 . Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pend idikan menjadi tergangg u , masa depan suram
Dampak fisik, psikis d a n sosial berh u b u n g a n erat.
Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang
l u a r b i a s a ( s a k a w ) b i l a t e rj a d i p u t u s o b a t ( t i d a k
m e n g k o n s u m s i obat pada waktu nya ) d a n d o ro n ga n
p s i ko l o g i s b e r u p a ke i n g i n a n s a n g a t kuat u n t u k
mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejala fisik dan
psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti
dorongan untuk membohongi orang tua/teman, mencuri,
pemarah, manipulatif, dll.
1. Cannabis
Apakah Yang Dimaksud Cannabis?
Cannabis adalah zat tembakau agak kehijau-hijauan atau
kecoklat-coklatan yang dibuat dari bagian atas tanaman
yang berbunga dan terpisah dari tanaman (rami). Damar
cannabis atau "hasis" adalah proses pengeluaran cairan
hitam atau coklat yang kering dari bagian atas tanaman
cannabis yang berbunga, yang dibuat menjadi bubuk atau
ditekan menjadi berbentuk irisan papan atau kue. Minyak
cannabis atau "minyak hasis" merupakan cairan yang
diperas dari salah satu zat atau damar tanaman yang
dikeringkan.
Bagaimana Cannabis ltu Digunakan?
Semua bentuk cannabis biasanya dihisap. Damar dan
minyak cannabis juga dapat ditelan, direbus dalam teh.
rasa Ieiah .
Apa Res ik o-Res iko yang Berka i t a n Denga n
Penggunaan Metamfetamin?
Dalam jangka pendek, para pemakai dapat kehi langan
nafsu makan dan mulai bernafas dengan lebih cepat. Laju
jantung dan tekanan darah mereka dapat meningkat dan
suhu badan mereka d a pat bertambah d a n t i m b u l l a h
keringat. Dengan dosis yang besar, para pemakai dapat
merasa gelisah dan Iekas marah dan dapat mengalami
serangan panik, Dosis berlebihan dari metamfetamin dapat
menyebabkan penyakit sawan seranga n dan kematian
karena gagal pernapasa n , stroke atau gagal jantu n g .
Penggunaan metamfetamin d a l a m jangka panjang dapat
menyebabkan kekurangan g izi (salah maka n ) hilangnya
berat bad an dan perkembangan ketergantungan kejiwaan .
Apabila pengguna yang kronis berhenti menggunakan
metamfeta m i n , biasanya akan diikuti dengan tid ur dalam
jangka lama dan kemudian depresi.
Resiko-Resiko Lain
Penggunaan metamfetam i n kadang-kadang memicu
perilaku yang agressif, keras dan aneh diantara pengguna.
)) NA�KIDm�"
• ,, , u
BAB m
1. Faktor Narkotika
Semua jenis Narkotika bekerja pada bag ian otak yang
menjadi pusat penghayatan kenikmatan, termasuk stimulasi
seksua l . Oleh karena itu penggunaan Narkotika ingin
d i u la n g i lagi u n t u k m e n d a patkan keni kmatan y a n g
diinginkan sesuai dengan khasiat farmakologiknya.
Potensi setia p jenis N arkotika untuk menimb ulkan
ketergantu n g a n tidak sama besar. Makin l u a s p usat
penghayatan kenikmatan yang dipengaruhi oleh Narkotika,
m a k i n k u a l pole n s i N a rkoli ka u n l u k m e n i m b u l k a n
kelerganlungan.
2. Faktor lndividu
Kebanyakan penyalahgunaan Narkolika dimulai alau
lerdapal pada remaja alau masa sekolah. sebab remaja
alau pelajar yang sedang mengalami perubahan biologik,
psikologi k maupun sosial yang pesal merupakan individu
yang renlan unluk menyalahgunakan Narkolika.
Perubahan Biol ogik
Pada awal masa remaja alau pada masa sekolah linggi
badan dan beral badan bertambah cepat. Poslu r badan
juga beru bah, mulai seperti poslur badan orang dewasa
dan ciri-ciri seksual sekunder mulai nampak.
Perubahan yang cepal pada masa peralihan i n i sering
menimbulkan kebingungan dan keresahan. Disalu pihak
badan nya Ieiah besar sehingga lebih pa nlas bergaul
dengan anak yang sudah lebih lua. Disisi lain secara
psi kologis mungki n ia belum siap u nluk bergaul dengan
anak yang lebi h lua, karena masih ingin bermain seperti
pada masa kanak-kanak. Kebingungan ini bertambah bila
orangluanya lidak konsislen. Bila ia menunlul sualu hak alau
kebebasan , ia dibilang masih kecil . Sebali knya bila ia
memperli halkan s i ka p kurang berla n g g u n g jawa b , i a
d ikalakan s u d a h dewasa. Kebi ngungan, keresahan, d a n
bahkan depresi aki bal perubahan lersebul d i alas dapal
mendorong anak unluk menyalahgunakan Narkolika.
Perubahan Ps ikol ogik
Pada masa remaja alau masa sekolah, individu mulai
melepaskan ikalan emosional dengan orangtuanya dalam
orangtua berselingkuh
dengan siswa
• Sekolah yang kurang mempunyai fasilitas untuk
+ Bahan pencampurnya
+ Cara menyuntik yang tidak steril
+ Pola hid u p yang tidak sehat( kurang memperhatikan
penyalahguna Narkotika
• Bagi yang sedang berpacaran dapat menyebabkan
y a n g b u r u k d a p a t p u l a d i b e r h e n t i k a n d a ri
BAB IV
Optimalkan Unit
Kesehatan Sekolah Anti
Narkotika
S
lama ini U n it Kesehatan Sekolah (UKS) hanya
ikenal siswa sebagai tempat untuk mendapatkan
pertolongan pertama jika mereka mengalami sa kit
atau kecelakaan di sekolah. Namun sebenamya U KS dapat
dioptimalkan fu ngsi nya lebih dari itu . Para siswa dapat
menjadikan U KS sebagai sarana untuk menuangkan
kreativitas d a n ketera m p i l a n nya d a lam menciptakan
lingkungan yang sehat, baik secara jasmani maupun rohani
serta sarana untuk mengkampanyekan tentang bahaya
penyalahgunaan narkotika.
Para kepala sekolah, guru dan siswa dapat beke�asama
u ntuk menjadikan UKS sebagai sarana lebih dari sekedar
"Rumah Sakit Sekolah" tetapi merupakan tempat siswa
berkonsultasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan diri
p e l aj a r s e p e rt i m a s a l a h re l i g i d a n j u g a term a s u k
_____ bab iV
m e n g a l a m i b a n y a k ke s u l i t a n d e n g a n t u n t u t a n
perke m b a n g a n m a s a re m aj a . N a m u n , j i ka tuntutan
perkembangan sebelumnya tidak d iselesai kan dengan
baik, remaja akan mengalami stres dan menghadapi
banyak konflik. Oleh karena tidak terlatih menyelesaikan
masalah secara baik, ia akan mencari penyelesaian secara
mudah dan cepat.
T u g a s -t u g a s p e n g e m b a n g a n re m aj a ya n g t i d a k
d iselesaika n , akan menimbulkan rasa tidak bahagia pada
siswa , perilakunya akan tidak sesuai denga n norma yang
ada di dalam masyarakat, dan ia akan mengalami kesulitan
dengan tugas-tugasnya yang akan datang, yaitu periode
dewasa. Oleh karena itu, bantuan dan bimbingan dari
p e n d i d i k ( g u r u , k o n s e l o r, p s i ko l o g , ro h a n i a wa n )
sangatd i perluka n . Remaja usia sekolah menengah atas
berorientasi kepada masa depan dan dapat d i l i batkan
d a l a m d i s k u s i m e n g e n a i h a l - h a l y a n g a b stra k .
Keterampilannya u ntuk bersikap realisti k j uga meningkat.
Ia menjadi tertari k pada hal-hal yang berhubungan dengan
kesejahteraan orang lain. Menjad i bag ian dari kelompok
telah mendorongnya untuk berubah.
Pada keg iatan U KS , s i swa d a pat d i be k a l i u n t u k
memahami pengaruh jangka pendek d a n jangka panjang
pemakaian setiap jenis narkotika , bahaya pemakaian
berbagai jenis narkotika, hubungan pemakaian narkotika
dengan berbaga i penyakit d a n kecacatan , pengaruh
narkotika terhadap bayi dalam kandungan dan sistem
r e p ro d u ks i , a k i b a t p e m a k a i a n n a rkot i ka d a p a t
m e n y e b a b k a n p e n y a k i t H I V/AI D S , m e n i n g ka t n y a
kece l a k a a n kare n a m e n g e n d a ra i m o b i l/motor d a n
BAB V
Mencjptakan
Linal<unaan s-ekolah
-aebas Narkotika
3. Penjaga Sekolah
a. Melaksanakan pengamanan intern pada saat kegiatan
belajar rnengajar.
b. Melaksanakan pengamatan terhadap l ingkungan
sekolah yang mencurigakan termasuk a ktivitas
pedagang kaki lima dan petugas parkir d i sekitar
sekolah.
c. Melaporkan hal-hal yan g mencuriga ka n kepada
Kepala Sekolah .
d . Menjaga pengamanan intern di l i ngkungan sekolah.
5. Komite Sekolah
a. Membuat usulan kebijakan/program kegiatan sekolah
bersih narkotika kepada Kepala Sekolah.
b . Membentuk Tim Gerakan Keamanan Sekolah Bersih
Narkotika, sebagai sarana komunikasi para orang tua
d a n p i h a k s e ko l a h d a l a m m e n a n g g u l a n g i
p e r m a s a l a h a n p e n c e g a h a n p e n ya l a h g u n a a n
narkotika di lingkungan sekolah.
BAB VI
a k-a n a k s a n g at m u d a h pe rcaya d a n
pengaruhi oleh orang dewasa, guru dapat
e nj a d i p a n u t a n u n t u k s i sw a d a n
mempengaruhi mereka untuk tidak menggunakan obat
obatan terlarang, hal ini menjadi sangat penting ketika para
pelaj a r tidak mem i l i ki kel u a rg a yang s u portif u n t u k
membimbing mereka . Kemungkinan para pelajar harus
menyesuaikan d i ri dengan tekanan yang d iasosiasikan
sebagai sebuah eksperimen dan dengan kehidupan di
m a sya r a k a t yang p e n u h tu n t u t a n dan ko m p l e k s .
P e n g g u n a a n obat-obata n terl a ra n g p a d a d a s a rnya
merupakan mekanisme untuk menyesuaikan diri dengan/
atau melarikan d i ri dari rasa tidak a man . Guru diharapkan
untuk membantu murid menyadari bahwa mereka tidak
sendirian dalam menghadapi tantangan ini dan bahwa
masin ban yak cara sehat lainnya untuk menghadapi situasi
tersebut.
Mengajar Anak Untuk Melindungi Diri Sendiri
Memerl u kan rasa percaya d i ri yang tinggi pada d i ri
seseorang untuk mengatakan tidak pada narkotika. Guru
dapat membantu rasa percaya diri siswa dan memperkuat
BAB VU
Pasal 1 1 1
Ayat 1 : Setiap orang yang tanpa h a k atau melawan
hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam
bentuk tanaman, dipidana penjara paling singkat 4 tah u n
dan paling l a m a 1 2 t a h u n dan pidana d e n d a paling sedikit
Rp 800 juta dan paling banyak Rp8 Miliar.
Ayat 2 : Dalam hal perbuatan menanam, memelihara ,
memiliki, menyi mpan, m e n g u a s a i , a t a u menyediakan
Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman sebagaimana
d i maksud pada ayat ( 1 ) beratnya melebihi 1 kg atau
melebihi 5 batang pohon, pelaku dipidana penjara seumur
hidup atau pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling
lama 20 tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana
d imaksud pada ayat ( 1 ) ditambah 1 /3 (sepertiga) .
Pasal 1 1 2
Ayat 1 : Setiap orang yang tanpa hak atau melawan
h u k u m m e m i l i k i , menyi m p a n , menguasai, atau
menyediakan N arkotika Golongan I b u ka n tanaman,
Pasal 1 2 1
Ayal 1 : Seliap orang yang lanpa h a k alau melawan
hukum menggunakan Narkolika Golongan II lerhadap orang
l a i n alau m e m berikan N a rkolika G o l o n g a n I I u n l u k
digunakan orang l a i n , d i pidana dengan pidana penjara
paling singkal 4 (empal) lahun dan paling lama 1 2 (dua
b e l a s ) la h u n d a n p i d a n a d e n d a p a l i n g s e d i kil
Rp800 .000.000,00 (delapan ralus jula rupiah) d a n paling
banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan m i l iar rupiah).
Ayal 2 : Dalam hal penggunaan Narkolika lerhadap orang
lain alau pemberian Narkolika Golongan II unluk digunakan
o r a n g l a i n s e b a g a i m a n a d i m a k s u d pad a ayal ( 1 )
mengaki balkan orang lain mali alau cacal perma nen,
pelaku d i pidana dengan pidana mali , pidana penjara
seumur hidup, alau pidana penjara paling singkal 5 (lima)
lahun dan paling lama 20 (dua puluh) lahun dan pidana
denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayal ( 1 )
d ilambah 1 /3 (sepertiga).
P a s a l 1 22
Ayal 1 : Seliap orang yang lanpa hak alau melawan
h u k u m m e m i l i k i , menyi m p a n , menguasa i , alau
menyed iakan Narkolika Golongan I l l , d i pidana dengan
pidana penjara paling singkal 2 (dua) lahun dan paling lama
7 ( l uj u h ) la h u n d a n p i d a n a d e n d a p a l i n g s e d i k i l
Rp400.000.000,00 (empal ralus jula rupiah) d a n paling
banyak Rp3.000.000.000,00 (liga miliar rupiah).
Ayal 2 : Dalam hal perbualan memiliki, menyimpan,
m e n g u a s a i , m e n yed i a k a n N a rkolika G o l o n g a n I l l
sebagaimana dimaksud pada ayal ( 1 ) beralnya melebihi
5 (lima) gram, pelaku d i pidana dengan pidana penjara
.
PELAJAR D A N BAHAYA NARKOTIKA
bab VIL.._ ________
Pasal 136
Narkotika dan Prekursor Narkotika serta hasil-hasil yang
d iperoleh dari tindak pidana Narkoti ka dan/atau tindak
pidana P rekursor N a rkotika , baik berupa aset dalam
bentu k benda bergerak maupun tidak bergerak, berwujud
atau tidak berwujud serta barang-barang atau peralatan
yang digunakan untuk melakukan tindak pidana Narkotika
dan tindak pidana Prekursor Narkotika d i rampas u ntuk
negara.
Pasal 137
Setiap orang yang :
a. menempatkan, membayarkan atau membelanjakan,
menitipka n , menukarkan, menyembu nyikan atau menya
marka n , menginvestasikan , menyi mpa n , menghibahkan,
mewariskan, dan/atau mentransfer uang, harta, dan benda
atau aset baik dalam bentuk benda bergerak maupun tidak
bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang berasal dari
tindak pidana Narkotika dan/atau tindak pidana Prekursor
Narkotika , dipidana dengan pidana penjara paling sing kat
5 (lima) tah u n dan paling lama 1 5 (lima belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp1 . 000.000.000,00 (satu
miliar ru piah) dan paling banyak Rp1 0 .000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah);
b . menerima penempatan, pembayaran atau pembelan
j a a n , p e n i t i p a n , p e n u ka ra n , p e n ye m b u n y i a n ata u
penyamaran investasi, simpanan atau transfer, hibah, waris,
harta atau uang, benda atau aset baik dalam bentuk benda
bergerak maupun tidak bergerak, berwujud atau tidak
berwujud yang d iketahu inya . berasal dari tindak pidana
Narkotika dan/atau tindak pidana Preku rsor Narkotika,
Pasal 141
Kepala kejaksaan negeri yang secara melawan hukum
tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 1 ayat ( 1 ), d ipidana dengan pidana penjara
paling singka t 1 (satu) tahun dan paling lama 1 0 (sepuluh)
tah u n dan pidana denda paling sedi kit Rp1 00 .000.000,00
(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1 .000 .000.000,00
(satu miliar rupiah).
Pasal 142
Petugas laboratvriu m yang memalsukan hasil pengujian
atau secara m e l aw a n h u k u m t i d a k m e l a k s a n a k a n
kewajiban melaporkan hasil pengujiannya kepada penyidik
atau penuntut u m u m , d i pidana dengan pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp500 .000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 143
Saksi yang memberi keterangan tidak benar dalam
p e m e r i k s a a n perkara t i n d a k p i d a n a N a rkotika d a n
Preku rsor Narkotika d i m u ka sidang pengad ilan, d ipidana
dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu ) tahun dan
paling lama 10 (sep u l u h ) tahun dan pidana denda paling
sedi kit Rp 60.000. 000,00 (enam puluh juta ru piah) dan
paling banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).
Pasal 144
Ayat 1 : Setiap orang yang dalam jangka waktu 3 (tiga )
tahun melakukan pengulangan tindak pidana sebagaimana
BAB VIII
BAB IX
PENUTUP
/J nyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar dan
ngkungan sekolah telah menjadi permasalahan
pelik. Minimnya pengawasan terhadap siswa, baik
g maupun orang tua. Meski berbagai program
seperti "Anti Drugs C a m p a i g n Goes to School" d a n
mengoptimalkan peran U n i t Kesehatan Sekolah (UKS) tapi
m a s i h b e l u m m a m p u m e n g i k i s p e re d a ra n d a n
penyalahgunaan narkotika d i lingkungan sekolah.
Pada dasarnya, ada beberapa jenis narkotika yang
bermanfaat untuk ilmu pengetahuan dan kedokteran . Pada
tataran tersebut narkotika tidak melanggar hukum apabila
digunakan u ntuk bidang medis atau kedokteran. Tentunya,
selama penggunaan nya tidak menyalahi atura n , sesuai
dengan dosisnya , dan tidak membahayakan keselamatan
manusia. Namun, seiring dengan banyaknya peredaran
illegal narkotika , korban penggunaannya telah merambah
h i ngga pelajar. Mereka mengkonsu msi narkotika karena
berbagai alasa n .
D a m p a k dari pengg u n a a n narkotika sangat buruk.
Berbagai resiko kerusaka n , baik secara individu maupun
l i ngkungan, telah menciptakan masalah-masalah sosial
baru . Pengguna narkotika tidak lagi bisa berpikir secara
rasional , terdorong u ntuk melakukan tindak kri m i n a l ,
gangguan terhadap kesehata n , h ingga yang lebih parah
DAFTAR PUSTAI<A
B a d a n N a r kot i ka N a s i o n a l Re p u b l i k I n d o n e s i a ,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada
Kelompok Pel ajar dan Mahasiswa d i I ndonesia,
B a d a n N a rkot i k a N a s i o n a l R e p u b l i k I n d o n e s i a ,
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba u ntuk Pelajar dan
Mahasiswa , Badan Narkotika Nasional ,