Pedoman Pendirian Pelayanan Community Based Unit 2
Pedoman Pendirian Pelayanan Community Based Unit 2
�Hm�mm
UNIT PELAYANAN PENANGGULANGAN
UNTUK PENDIRI
HARGA BUKU :
PARAF PETUGAS k
KATA PENGANTAR
DEPUTI REHABILITASI BNN
/Namun . . . . . . .
iii
Namun demikian, untuk mendirikan suatu fasilitas rehabilitasi berbasis komunitas
diperlukan suatu aturan untuk menjamin legalitas dan kualitas pelayanan
sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan memegang
teguh hak·hak klien sebagai individu. Untuk itu perlu disusun buku Pedoman
Pendlrlan Pelayanan Community Based Unit (CBU), sebagai bahan rujukan
dan pertimbangan agar masyarakat mengetahui bagaimana tatacara pendirian
suatu wadah pelayanan berbasis komunitas.
Kami memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan YME, karena atas perkenan
Nya buku ini dapat disusun pada waktunya. Tak lupa juga kami ucapkan terima
kasih kepada tim penyusun yang telah berupaya menyusun buku ini sehingga
dapat diterbitkan.
Akhirnya masukan dan koreksi dari berbagai pihak yang berkompeten untuk
memperkaya pedoman ini sangat kami harapkan.
Terima kasih.
Jakarta, Februari 201 0
DEPUTI REHABILITASI BADAN NARKOTIKA
NASIONAL
iv
KATA SAM BUTAN
Marilah kita senantiasa memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya buku Pedoman Pendirian
Pelayanan Community Based Unit (CBU) dapat disusun dan diterbitkan.
/Akhirnya ..
v
Akhimya saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih alas dukungan dan
ke�a sama semua pihak yang telah membantu penyusunan hingga penerbitan
buku ini. Saya berharap buku ini dapat dimanfaatkan oleh pengelola program
community based unit dan masyarakat umum dalam upaya penanganan korban
penyalahgunaan narkoba.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk kepada kita
semua dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan bebas dari
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
vi
DAFTAR lSI
Hal
BAB I PENDAHULUAN ......... .............................. . . ....... 1
A. Latar Belakang . .. . . . 1
1 . Masalah Penyalahgunaan Narkoba . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 1
2. Strategi Pendekatan .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . ... . . . . . . . 2
3. Perlunya layanan berbasis Komunitas . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
4. Perkembangan kebutuhan Layanan CBU . . . . . . . . . . .. . . . . . 6
B. Dasar Hukum . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..... . . . . . 7
C. Tujuan . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 8
D. Sasaran . . ........... 8
E. Sistematika Penulisan . . . .. . . . 9
vii
BAB III ORGANISASI DAN TATALAKSANA UNIT PELAYANAN
PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
BERBASIS MASYARAKAT . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . .. . . . ..... . . 33
A. PENG ERTIAN, VISI DAN MISI .... . .... . ............ . . . ........ 33
B. ORGAN ISASI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . ... .. . .. 34
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN ............. 35
D. SUMBER DAYA MAN USIA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
E. SARANA , PRASARANA DAN PERIJI NAN 36
F. PENCATAN DAN PELAPORAN . . . .... ... . . . ..... . . . . .. . ....... . . . 40
G. MONITORING DAN EVALUASI . . . . ... . . . ...... . ...... . ... . . . . .. . . 41
H. I N D I KATOR KEBERHASILAN ... ..... . . . . . . .... . . . . 45
DAFTAR PUSTAKA
TIM PENYUSUN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR B ELAKANG
dari berbagai faktor, antara lain biaya dan akses yang tidak sampai
2. Strategi Pendekatan
' UNOCDOP, Demand Reduction, A Glossary of Tenns, New York, 2000, hal 72-73
2
dan produktif di tengah masyarakat.' Adiksi atau ketergantungan
relapsing disease). Oleh karena itu terapi dan rehabilitasi sering di
berbeda.
yang lain.
terapi dan rehabilitasi yang ada (rumah sakit, panti), baik yang
Dari10% itu hanya 50% saja yang mengikuti program. Dari pecandu
2 Opcit, hal 58
3 The Centre for Harm Reduction, Bumet Institute, Fact sneer Dl!lreach for the dmg usjog community
3
Oleh karena itu sebagian terbesar penyalahguna narkoba (lebih
adalah penyalahguna.
dan a-sosial atau anti sosial itu merupakan akibat dari pemakaian
4
Pemerintah saja tidak mungkin mengatasi masalah penyalah·
nilai dan aturan sosial yang cenderung lebih kuat dibanding yang
anggotanya. Hal ini karena komunitas lebih kecil dan memiliki tujuan
yang sama. Komunitas yang dibentuk dapat terdiri dan beragam latar
dan kelurahan.
•Economic and SocJaJ Commission lot Asia and the Pacific, United Nations, Cqmawnity BagtdDrug
DtquwdBttductiQnanr!HJVJAtDSpmVMtjgn New YOlk, 1995
5
biasanya dihimpun oleh suatu perasaan memiliki, atau dapat pula
sama dalam P4GN, maka visi Indonesia Bebas Narkoba pada tahun
5Adam Kuper, Enslldopedl llmu·llmu Soslal, Ed ke-11, Raja Grafinclo Persada, Jakarta, hal. 145.
6
peka terhadap suatu perubahan di lingkungan.
Pada awalnya CBU dimulai dari kebutuhan akan layanan rawat lanjut
(after care) oleh pusat terapi dan rehabilitasi (rumah sakit, panti)
lain dimotivasi oleh beberapa pecandu narkoba yang telah pulih dan
yang peduli dan terpanggil untuk melayani di bidang itu. Oleh karena
7
kebutuhan lapangan dan potensi yang ada.
B. DASAR HUKUM
Narkotika;
Kesehatan;
Psikotropika;
Narkotika;
Pemerintahan Daerah;
Kesehatan;
8
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus:
D. SASARAN
Buku panduan ini terdiri dan 2 bagian buku, dan dimaksudkan untuk
digunakan oleh:
masyarakat;
9
lingkungannya;
(P4GN) di masyarakat.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Buku panduan ini dibagi menjadi dua bagian terpisah, akan tetapi
jejaring,
10
monitoring dan evaluasi
11
BAB II
A. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
pembangunan yang bersifat top down. Hal ini berarti masyarakat memiliki
yang dikembangkan harus bersifat bottom up, bukan lagi top down. Peran ser
l ndividu yang memiliki hubungan erat dengan komunitas dim ana mereka tinggal
12
akan merasa dirinya lebih baik, nyaman dengan diri mereka sendiri dan tidak
merasa kesepian.
2003). Seperti kita ketahui dalam persoalan terkait narkoba terdapat dua sisi
persoalan. Satu contoh yang paling nyata adalah keluarga yang dapat menjadi
sumber persoalan atau objek yang menjadi korban pasif akibat penggunaan
Seperti halnya yang diungkap dalam teori sistem bahwa ketika suatu
narkoba maka perubahan tersebut akan dirasakan sebagai satu hal yang
dan kekuatan sumber daya yang dimiliki suatu keluarga dalam usahanya untuk
13
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses di mana masyarakat,
khususnya mereka yang kurang memiliki akses kepada sumber daya
mereka sendiri. Dalam proses ini masyarakat dibantu untuk mengkaji kebutuhan,
masalah, peluang pembangunan dan kehidupan mereka. Masyarakat diajak
mencari solusi yang tepat dan mengakses sumber daya yang diperlukan, baik
sumber daya eksternal, maupun sumber daya yang dimiliki masyarakat itu
sendiri.
cara ini masyarakat didorong agar timbul rasa memiliki terhadap upaya yang
dilakukan.
Upaya P4GN memang tidak dapat dilakukan oleh pemerintah tanpa keikut
masalah mereka sendiri, dalam suatu program yang bersifat partisipatif atau
mitra ke�a dengan masyarakat dan bukan sebagai 'bas'. Tugas pemerintah
kerjanya, menyusun pedoman dan standar mutu, melatih tenaga yang dipertukan
berbalik arah, sebab terlalu banyak cam pur tangan dokter, juga campur tangan
politik dan kekuasaan birokrasi, sehingga program hanya berkisar pada upacara
Hal ini perlu disadari oleh perencana dan pengambil kebijakan. Karena
itu perlu komitmen yang jelas dari semua pihak terkait, agar program tetap
kebutuhan dan kondisi masyarakat, dengan materi dan metode yang dapat
B. PEMBENTUKAN CBU
15
Berikut ini langkah-langkah kegiatan pembentukan CBU yang dapat
diprakarsai oleh pemerintah (BN PIK/Dinas terkait), dengan melibatkan peran
serta masyrakat sejak awal perencanaan. Di sini pemerintah berfungsi sebagai
percontohan.
16
program yang menjadi prioritas menurut situasi dan kondisi komunitas
siapa dan bagaimana, serta program dan pelayanan yang telah tersedia
tersebut, beroleh gagasan yang jelas dan lengkap tentang pelayanan dan
setempat.
17
3. Persiapan Pada Tingkat Komunitas
strategi, metode atau cara mencapai tujuan yang ditetapkan. Nara sumber
4. Pengorganisasian Masyarakat
komunitas setempat dan berasal dari warga yang dikenal serta dihormati
dalam kegiatan itu dan tidak bersikap pasif hanya menerima program yang
18
diberikan. Masyarakat itulah yang menetapkan kebijakan pengembangan,
sebaik-baiknya.
19
saja menolong peserta beroleh pengetahuan dan sikap yang diperlukan,
beranjak dari apa yang mereka ketahui, kemudian kepada hal-hal yang
yang diterimanya dari orang lain konsisten dengan realita atau kenyataan
Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang menjadi pusat dan setiap orang
peserta.
20
monitoring dan evaluasi. Pelatihan itu sendiri bukanlah resep manjur
organisasi.
Bagan 1
;.��;:�
-��� ���p \Kl�;n
X X X
X X X X X X X X
"""
L��:��rr,a X
Jika pembentukan CBU dimulai oleh masyarakat yang peduli, cukup terlatih
langkahnya sbb. :
21
Membahas maksud dan tujuan program, saran, keinginan dan
masyarakat.
Ditanyakan juga kesediaan mereka untuk menjadi bag ian dari program
7. Perslapan Keglatan
kegiatan.
9. Pengorganisasian Masyarakat
melalui pelatihan-pelatihan.
22
yang akan dilaksanakan. Dalam langkah ini disusun AD/ RT serta
program di lapangan.
1 0. Soslallsasl Eksternal
12. Evaluasl
pihak terkait.
23
yang mengacu pada kebutuhan.
ada.
b. Dbjek pemetaan
24
2) Recognition of problem by community, terkait kesadaran komunitas
atas persoalan
komunitas
c. Bentuk pemetaan
1) Spatial Mapping
25
Berikut contohnya:
2) Social/Relational Mapping
contohnya:
3) Temporal Maping
26
-
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
4) St;ucturai!Organizationa/ Mapping
komunitas.
5) Systemic Mapping
tujuan.
27
Berikut contohnya :
BBU
lau : Ovtcoma :
1 . Tingginyatahgun
narl«<ba
1 . Parllsipasi
. ""''''''"
2. Renclahnya
akseslayanan
2. Menlngkatnya 2. Terkeodal�
kasehatan dan
..... ..,_ """"""""
....
nartoba cl
=
masyarakat
---+ L�
_
· :.
-':�
- _._J
::.'i:o
Gambar 5
d. Rancangan Keglatan
bentuk tenaga, pikiran dan dana yang dibutuhkan dalam menjalankan pelayanan
harus dilakukan adalah memetakan potensi yang ada dalam masyarakat dalam
28
Kedua adalah kemampuan melakukan advokasi kepada tokoh/ pemimpin
CBU dapat berupa barang, jasa, dana, bahkan ide atau gagasan. Pemetaan
akan diberikan (baik sumber daya manusia dan sumber daya lainnya) sangat
"key person• (tokoh agama, tokoh masyarakat, atau orang yang mempunyai
29
d. banluan leknis dari pemerinlah (departemenllembaga leknis lerkail
maka pencalalan dan pelaporan lerhadap sumber daya yang Ieiah dilerima dan
salah salu benluk umpan batik anlara pengelola CBU dengan konlribulor/
pemberi dana.
pada pengelola CBU lerjaga dengan baik dan dapal melanjutkan konlribusinya
E. PEMBENTUKAN JEJARING
Unluk iju pembenlukan jejaring pelayanan CBU mullak diperlukan. Hal ilu
luas, linlas program, linlas sektor, linlas bidang dan linlas organisasi. Kerjasama
30
mencakup unsur pemerintah, dunia usaha (bisnis), organisasi kemasyarakatan/
a. Persamaan (equity)
b. Keterbukaan (transparancy)
lain. Demikian pula berbagai sumber daya yang dimiliki anggola yang satu
lebih kepada non materi. Saling menguntungkan di sini lebih dilihat dari
31
Gambar 6
32
BAB III
1. Pengertian:
matis, bertahap dan terarah melalui metode yang diakui dan dapat diper·
puan masyarakat.
2. Visi:
tentang cita-cita, harapan, atau impian yang ingin diwujudkan pada suatu
periode tertentu di suatu wilayah. Contoh visi untuk sebuah CBU: Desa
3. Misi:
33
gendalikan masalah penyalahgunaan narkoba dengan memastikan
B. ORGANISASI
1. Struktur Organisasi
Bagan 1
1-------1 . Keuangan
• Admistrasi
• Pencatatan/Pelaporanan
34
2. Tugas Pokok dan Fungsl
Tugas pokok dan fungsi CBU ditetapkan oleh pengurus CBU setempat.
Contoh :
Tugas Pokok:
Fungsl:
35
Unit ini dapat juga memberikan perawatan pemulihan di
a. Penjangkauan
b. Pendampingan
keluarga pendukung
e. Penilaian (Asesmen)
g. Konseling
h. Rawat lanjut
Rujukan
1. Pra·syarat
memiliki :
7 The Centre for Harm Reduction, Manual ForReducing DrugRelated Hann In Asia 1999.
36
c. Mau mendengar dan memahami kebutuhan orang lain;
d. Tidak bersikap menghakimi penyalahguna narkoba;
2. Kuallllkasl
berikut:
Tenaga Inti:
perguruan tinggi.
setempat.
37
baik mantan pemakai yang terpilih dan bukan pemakai.
Tenaga oedukung:
kebutuhan.
1. Sarana:
sholat, ruang makan, dan lain-lain yang pada malam hari dapat
digunakan untuk tidur. Jika mungkin ada ruangan rawat inap khusus
38
2. Prasarana:
g. Pe�engkapan kantor (lemari arsip. meja tulis dan kursi kantor, papan
3. Perlzlnan:
Kelurahan setempat.
b. Memperoleh rekomendasi dari Badan Narkotika Provinsi (BNP) atau
setempat.
39
mendokumentasikan kegiatan serta pengumpulan data untuk bahan monitoring
dan evaluasi yang disusun secara berl<ala (laporan harlan, bulanan, triwulan
dan tahunan).
yang dilakukan dalam kegiatan CBU. Data yang dimasukkan dalam matrik
kegiatan yang telah dilakukan, baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif.
Data tersebut akan dijadikan acuan dalam menyusun kegiatan berikut dan
bahan koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait maupun organisasi
masyarakat.
sebagai berikut:
40
G. MONITORING DAN EVALUASI
1. Monitoring
lapangan dan administrasi. Hasil monitoring ini akan dilaporkan juga pada
penjenjangan alur pelaporan dan dibahas pada pertemuan rutin.
monitoring:
a. Absensi,
41
b. Laporan harianlbulanan,
dll.
42
Lamplran - 1 : Data SDM yang Berperan Serta
ALAMAT
ORANG
TUA
t';
Lampl ran - 3: Pemanfaatan Sarana dan Prasarana
PENANGGUNG
JAWAB
Lamplran - 5: Rencana Keglatan Terapl Medls dan Pslkologls
t
Lamplran - 7: Rencana Keglatan Ekonoml Produktlf
dan hasil yang telah disepakati itu tercapai atau tidak. Evaluasi inipun
b. Eksternal, yaitu oleh pihak luar (instansi terkait, BNN, BNP, BNK)
45
2. Meningkatkan akses layanan terapi rehabilitasi dan aftercare kepada
3. Meningkatkan kerjasama antara sektor publik dan privat serta LSM bagi
penyalahguna narkoba
pecandu
d. terbentuknya jejaring
46
BAB IV
PEN UTUP
pihak. Masalah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang kompleks itu
semakin marak.
yang bermakna, yang meliputi sistem keluarga, sekolah, komunitas dan tempat
kerja. Tidak salah jika dikatakan: "It is not a problem ofdrugs, but it is a problem of
people". Oleh karena itu upaya penanggulangannya pun harus komprehensif.
melibatkan peran serta masyarakat secara aktif. Oleh karena itu, pendekatan
47
formal, seperti rumah sakit dan panti yang berlangsung lama. Biayanya pun
mahal dan seringkali harus dilakukan berulang kali karena tingginya angka
tesebut dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara berhasil guna dan
berdaya guna. Dengan Buku Panduan ini diharapkan upaya tersebut dapat
suatu gerakan yang menghimpun segenap potensi dan menjadi daya tarik di
48
DAFTAR PUSTAKA
Martono, Lydia Harlina, Dr., SKM dan Satya Joewana,Dr.,Sp.KJ. 2006. Modul
latihan Pemulihan Pecandu Narkoba berbasis Masyarakat. Jakarta : Balai
Pustaka.
Economic and Social Commission for Asia and the Pacific, United Nations,
Community Based Drug Demand Reduction and HIVIAIDS Prevention, New
York, 1 995
The Centre for Harm Reduction, Burnet Institute, Fact Sheet, Outreach tor the
drug using community.
The Centre for Harm Reduction, Manual For Reducing Drug Related Harm In
Asia. 1 999.
49
BNN, Depkes, Pedoman Terapi Pasien Ketergantungan Narkoba, 2004.
Jackson, Paui.R. & Walsh , Susan . 1 987. Unemployment and the Family.
Unemployed People : Social and Psychological Perspective. Fryer, David &
Ullah, Philip. Edt. Philadelpia : Open University Press
United Nations, Economic and Social Commisision for Asia and Pacifgic,
Community Based Drug Demand Reduction and HIV.AIDS Prevention, New
York, 1 995
50
TIM PENYUSUN
IRWANTO, PhD
MUSHLIHAH, S.Psi
51
PEDOMAN PENDIRIAN
PELAYANAN COMMUNITY BASED UNIT
I
BADAN NARKOTIKA NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
JL M.T. H11Y009 No. 11 cawang Telp. (021)8087 15E6. 8087 11567
I
Jakorto 1\mut INDONESIA Faks. (021) 80885225. 8087 1591/92193
- • hlll>:l.bnn lwww .go.id e
....a:. info@boo.go.id
E-<naoi Col c.nw �.go.ld humas@bnn.go.id
Call C..,.,. BHN : (021) 1081 0011 SMS C.m.r BNN: 011·221..75475