Anda di halaman 1dari 132

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PERANAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA


KEUANGAN DALAM MEWUJUDKAN PRINSIP GOOD CORPORATE
GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN TERBUKA GUNA MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN PARA PEMEGANG SAHAM

Penulisan Hukum
(skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna


Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh
Nur Salmi
NIM. E0008398

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2012

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Nama : Nur Salmi


NIM : E0008398

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul


PERANAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA
KEUANGAN DALAM MEWUJUDKAN PRINSIP GOOD CORPORATE
GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN TERBUKA GUNA MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN PARA PEMEGANG SAHAM adalah betul-betul karya
sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi
tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti
pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh
daripenulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Juli 2012


Yang membuat pernyataan

Nur Salmi
NIM. E0008398

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Katakanlah:”seseungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah


untuk ALLAH, Tuhan semesta alam (QS. Al-An’am:162).

Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah ALLAH


memperbaikinya dan berdoalah kepada Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan (harapan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat ALLAH amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik (QS. Al-A’Raf: 56).

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggung jawaban (QS. Al-Isra: 36)

Untuk di dunia saya berinvestasi bernilai uang


Untuk di akhirat saya berinvestasi bernilai amal
Dunia tempat saya merantau dan
akhirat tempat saya kembali
Dunia tempat mencari modal dan dengan modal setiap orang
pasti mampu untuk pulang
Modal berupa ilmu yang akan dijadikan amal yang dilandasi dengan keimanan
kepada Sang Maha Rahman
(penulis)

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji bagi ALLAH Tuhan Semesta Alama, Penulis mempersembahkan
karya ini kepada?

Orang tua tercinta penulis, appa (zakir Abdullah) amma (Isnaweti) yang
dengan ketegasan dan limpahan kasih sayangnya mengajarkan penulis untuk
tegar mampu berdiri mampu berjalan sehingga mampu berlari semoga
Allahurabbi memberikan keselamatan I love u so much mom appa.

Saudara penulis tercinta unni amah (rahmah zakir), uda ee (ilham zakir), uda
aam (amzah zakir), unni mimi (rahmi zakir), uda caky (M rizky), unni nopi
(zenofitri), dan adek penulis tersayang ii (kurnia permata sari). I love u so
much i love u so much terimakasih atas doa yang berlimpah dan didikan yang
luar biasa,sungguh penulis bangga dan bahagia dengan sikap keras yang selalu
membatasi pergaulan penulis yang sehingga sampai sekarang penulis mampu
menjaga diri.

Special for kakanda yang raganya sulit penulis peluk tapi hatinya akan selalu
penulis selimuti dengan keteduhan dan kesejukan (semoga), kakak penulis
Rahmi Zakia yang membuat penulis tak mampu berkata, mungkin untuk
menangis karena syukur bumi pun tak akan mampu menampung air mata
kebahagian penulis. Terimakasih unni atas kesempatan ini karena Allah SWT.
Kesempatan yang membuat perubahan besar pada diri penulis, terimakasih
atas marah mu, sedihmu, kekhawatiranmu, ketakutanmu, kekecewaanmu,
kekuatanmu, lelahmu, kasih sayangmu, doamu, kerasnya didikanmu menjadi
modal bagi penulis yang semua itu dilakukan karena kau mencintaiku, aku
mencintaimu, terimakasih atas cintamu. Semoga Allah SWT memberikan
kepadamu rahmat yang selalu Allahurabbi berikan kepada hamba-Nya yang
bertaqwa dan beramal soleh. Aamiin.

Kepada seorang imam dalam hati, dalam hidup, dalam jiwa dan raga yang
penulis rindukan. Yang membuat penulis selalu ingin lebih baik dan belajar.
Janji Allaurabbi seorang wanita yang baik akan mendapatkan lelaki yang baik.
Aku menunggumu karena Allah SWT

kepada Almamater Fakultas Hukum Universitas Sbelas Maret tercinta yang


memberikan pengalaman dan pengetahuan selama menempuh perjuangan S1

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Nursalmi, E0008398. 2012. PERANAN BADAN PENGAWAS PASAR


MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DALAM MEWUJUDKAN
PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN
TERBUKA GUNA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN PARA
PEMEGANG SAHAM. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Peranan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) yang
memiliki otoritas tertinggi dalam pengaturan pasar modal dengan mewujudkan
prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada perusahaan terbuka dengan
maksud untuk menciptakan pasar modal yang teratur wajar dan efisien sehingga
mampu memberikan perlindungan kepada para pemegang saham.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris dengan
pendekatan kualitatif. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data
primer bersumber dari kantor kementrian keuangan Bapepam dan LK dengan
teknik wawancara (interview) dan pengamatan ( observasi). Data sekunder
diperoleh dari bahan pustaka dan cyber media dengan teknik studi pendekatan
data sekunder.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa kewenangan
Bapepam dan LK terhadap kegiatan pasar modal dalam mewujudkan prinsip good
corporate governance (GCG) tidak terlepas dari apa yang telah di atur dan
ditentukan dalam Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
(UUPM). Pasal 3 dan Pasal 4 UUPM menjadi dasar kewenangan Bapepam dan
LK dalam membangun pasar modal yang efektif dan efisien. Bapepam dan LK
berdasarkan kewenangannya telah melakukan upaya pembinaan terhadap
perusahaan terbuka, membuat peraturan-peraturan terkait Emiten dan Perusahaan
Publik yang substansinya mengarah pada prinsip GCG yang mana peraturan ini
juga didasari pada ketentuan UUPM, serta melakukan pengawasan dalam kegiatan
pasar modal yang juga berpotensi melakukan tindak pidana pelanggaran dan
kejahatan. Sebagai lembaga yang memiliki otoritas dalam kegiatan pasar modal,
Bapepam dan LK dapat menerapkan sanksi administratif kepada pelaku
pelanggaran sedangkan terhadap pelaku kejahatan kewenangan untuk memeriksa
lebih lanjut ada pada kewenangan Kepolisian Republik Indonesia. Ada beberapa
faktor dan upaya untuk mengefektifitaskan kegiatan pasar modal yang menjadi
tugas dan tanggung jawab Bapepam dan LK. Pertumbuhan dan perkembangan
pasar modal sangat dipengaruhi oleh sistem pengaturan dan pengendalian
perusahaan yang dapat memberikan perlindungan kepada pemegang saham.

Kata kunci : Bapepam dan LK, Prinsip Good Corporate Governance, Pemegang
Saham

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Nursalmi, E0008398. 2012. THE ROLE OF STOCK EXCHANGE


SUPERVISION COUNCIL AND FINANCIAL INSTITUTION IN
REALIZING GOOD CORPORATE GOVERNANCE IN GO-PUBLIC
COMPANY TO GIVE PROTECTION TO THE SHAREHOLDERS. Faculty of
Law of Sebelas Maret University.
This research aims to find out how the role of Stock Exchange and
Financial Institution Supervision Council (Bapepam and LK) having supreme
authority in organizing stock exchange by realizing Good Corporate Governance
in Go-Public Company aiming to create a regular fair efficient stock exchange
thereby can give protection to the shareholders.
This study was an empirical law research with qualitative approach. The
data was obtained from primary and secondary data. The primary data originated
from Bapepam and LK of Financial Ministry Office using interview and
observation techniques. The secondary data was obtained from library material
and cyber media and secondary data approaching study technique.
Based on the result of research it could be seen that the Bapepam and
LK’s authority on capital market activity in realizing the good corporate
governance principle (GCG) is inseparable from what governed and stipulated in
Act Number 8 of 1995 about Stock Exchange (UUPM). Articles 3 and 4 UUPM
becomes the basis of Bapepam and LK’s authority in building an effective and
efficient stock exchange. Bapepam and LK, based on its authority had attempted
to build go-public (opened) company, to develop regulations concerning Emittent
and Public Company, the substance of which points to GCG principle in which
this regulation is also based on the UUPM’s provision, as well as to supervise the
stock exchange activity potentially making violation and crime. As the institution
with authority in stock exchange market activity, Bapepam and LK can apply
administrative sanction to the violator while the authority to investigate further
the crime perpetrator lied in Republic of Indonesia’s Police Office. There were
some factors and attempts to make the stock exchange activity under Bapepam
and LK’s duty and responsibility effective. The stock exchange’s growth and
development were highly affected by the company’s regulation and control system
that could give protection to the shareholders.

Keywords: Bapepam and LK, Good Corporate Governance principle,


Shareholders.

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur atas rahmat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, serta sholawat dan salam senantiasa penulis haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya
karena bimbingan dan suri tauladan dari Beliau kita mendapatkan pencerahan
dalam kehidupan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul : PERANAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN
LEMBAGA KEUANGAN DALAM MEWUJUDKAN PRINSIP GOOD
CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN TERBUKA GUNA
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN PARA PEMEGANG SAHAM.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
kesarjanaan dalam ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penelitian hukum ini didasari pada Pasal 3 Undang Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) yang menjelaskan bahwa Badan
Pengawas Pasar modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) memiliki
peranan membina, mengatur, dam mengawasi kegiatan pasar modal yang
tujuannya adalah untuk menciptakan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar,
dan efisien serta dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat sebagai
pemodal.
Bapepam dan LK merupakan lembaga tertinggi dalam pengawasan pasar
modal yang berkedudukan sebagai lembaga yang non independen karena berada
dibawah kewenangan Menteri Keuangan sebagai badan eksekutif yang
bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia. Sudah menjadi tanggung
jawab Bapepam dan LK untuk menciptakan kegiatan pasar modal yang efektif
dan efisien. Pentingnya mengatur stakeholders khususnya perusahaan terbuka
yang melakukan penawaran umum terhadap masyarakat agar terbentuk suatu
hubungan bisnis yang tidak merugikan
commitpihak-pihak
to user terkait, saran hukum menjadi

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penting dalam suatu hubungan dalam masyarakat karena dapat memberikan


perlindungan-perlindungan yang merupakan pokok yang signifikan dalam
pertumbuhan dan perkembangan pasar modal. Prinsip GCG dianggap sebagai
pilar ekonomi yang dapat membangun pertumbuhan dan perkembangan pasar
modal yang efektif dan efisien. Bapepam dan LK telah mengimplementasikan
wujud dari prinsip GCG kedalam substansi peraturan-peraturan yang ditetapkan
dalam kegiatan pasar modal, sehingga peraturan tersebut lebih bersifat mandatory
yang harus dipatuhi dan ditaati oleh pelaku pasar modal.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan,
bimbingan, dorongan, saran dan nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada :
1. Ibu Prof. Dr Hartiwiningsih, S.H.,M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Ismunarno, S.H., M.Hum selaku Pembimbing Akademik, yang telah
membimbing dan membantu penulis menyelesaikan selama perkuliahan di FH
UNS.
3. Ibu Djuwityastuti, S.H., M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Perdata sekaligus
Dosen Pembimbing I skripsi ini yang telah membantu dan memberi semangat
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin.
4. Bapak Munawar Kholil, S.H., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II,
Terimakasih atas waktu yang diluangkan dalam kesibukan bapak yang telah
membimbing dan membantu penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakutas Hukum UNS yang telah mengajari dan mendidik
penulis selama masa studi di FH UNS.
6. Bapak Tri Herdianto S.H., Sp1., M.H. Kepala Sub Bagian Peraturan Emiten
dan Perusahaan Publik di Biro Peraturan Perundang-undangan Bapepam dan
LK yang telah membantu penulis dalam memperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan terkait skripsi penulis.
7. Bapak Rifky Ramadansyah S.H., M.H. staff Konsultan Hukum di Biro
commit to user
Peraturan Peraturan Perundang-undangan Bapepam dan LK. Terimakasih atas

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bantuan yang diberikan kepada penulis terkait data yang penulis butuhkan
dalam penulisan hukum sehingga penulis memperoleh kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi.
8. Bapak/ibu dan staff Bapepam dan LK yang membimbing dan memberikan
materi dan pengetahuan selama magang sehingga memudahkan penulis dalam
menyelesaikan penulisan hukum ini.
9. Kepada yang tersayang keluarga besar penulis, orang tua, kakak, adik yang
menjadi inspirasi, motivasi, dan support yang amat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan dan pertumbuhan penulis. Kepada mbak Ragil Zakia
terimakasih banyak karena telah menjaga suatu yang berharga dan juga
memberikan suatu makna yang berharga, semoga ALLAH SWT melimpahkan
rahmat dan kasih sayang Nya.
10. Keluarga Besar Zakia yang memberi dukungan moril dan materil, terimakasih
banyak atas semuanya semoga ALLAH SWT tetap memberikan limpahan
rahmat rizki dan ampunan..
11. Buat kakak penulis mbak Dwi Utami semoga kebahagian selalu tercurah
untukmu terimakasih atas motivasi dan inspirasinya. Ante yuyuk, unni Verda
dan uda Yogi terimakasih telah memperkenalkan UNS dan membantu penulis
dalam proses masuk kulih.
12. Sahabat penulis yang karena Allah SWT penulis mencintai kalian, Trisna
Delniasari, Helena Irma Isnawati, Sap Pratiwi wulan dari Klaten. Kenangan
yang luar biasa yang tak kan pernah terlupakan masa masa bermakna dan
berharga yang mungkin sebelumnya belum kita rasakan..thanks u so much..i
love u all my best friends
13. Teman penulis ukhti Sinta Dewi Wijayanti terimakasih atas ide ide
cemerlangnya dan konsultasi spiritualnya, Amirna Dewi Suryani teman
seperjuangan skripsi, dan kalian teman seperjuangan magang yang berkesan
yang menambah pengalaman menarik dalam hidup penulis.
14. semua pihak yang telah memberikan dukungan, semangat serta doa yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih telah membantu penulis
commit
dalam menyelesaikan penulisan hukumto ini.
user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hukum ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis berharap kritik dan saran dari pembaca.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih dan semoga apa yang penulis susun dalam skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Surakarta, Juli 2012


Penulis,
Nursalmi

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAH PENGESAHAN PENGUJI ............................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
E. Metode Penelitian ............................................................................. 7
F. Sistematika Penulisan Hukum ........................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 14


A. Kerangka Teori ................................................................................. 14
1. Tinjauan tentang Pasar Modal ..................................................... 14
2. Tinjauan tentang Badan Pengawas Pasar Modal dan LK ............ 23
3. Tinjauan tentang Good Corporate Governance .......................... 27
4. Tinjauan tentang Perusahaan Terbuka ......................................... 37
5. Tinjauan tentang Pemegang Saham ............................................ 44
6. Tinjauan tentan Efektivitas Hukum Pasar Modal ....................... 46
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 52

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 54


A. Diskripsi Singkat Bapepam dan Lembaga Keuangan ....................... 54
B. Hasil Penelitian .................................................................................. 62
1. Peranan Bapepam dan Lembaga Keuangan dalam Mewujudkan
Prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan Terbuka
Guna Memberikan Perlindungan para Pemegang Saham ............ 62
2. Efektivitas Peranan Bapepam dan Lembaga Keuangan dalam
Mewujudkan Prinsip Good Corporate Governance dan
Memberikan Perlindungan Kepada Pemegang Saham ................ 67
C. Hasil Pembahasan ............................................................................... 69
1. Peranan Bapepam dan Lembaga Keuangan dalam
Mewujudkan Prinsip Good Corporate Governance pada
Perusahaan Terbuka Guna Memberikan Perlindungan
para Pemegang Saham ............................................................. 69
2. Efektivitas Peranan Bapepam dan Lembaga Keuangan dalam
Mewujudkan Prinsip Good Corporate Governance dan
Memberikan Perlindungan Kepada Pemegang Saham .................. 99

BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Perubahan Penggunaan Dana …………………..…………………. 87
Table 2 : Ketepatan Waktu LKTT 2005-2011 ………………………………. 101
Table 3 : Rata-rata Presentase Jumlah Kepemilikan Saham
Publik 2007-2011 ………………………………………………….. 102

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Analisis Interaktif ………………………………………………. 11
Gambar 2 : Struktur Kelembagaan Pasar Modal ……………………………. 16
Gambar 3 : Kerangka Pemikiran ……………………………………………. 52

commit to user

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Keterangan Penelitian di Bapepam dan Lembaga Keuangan


Peraturan Nomor IX.A.1 : Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Peraturan Nomor IX.A.2 : Tata Cara Pendaftaran dalam Rangka Penawaran


Umum

Peraturan Nomor IX.A.7 : Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran


Umum

Peraturan Nomor IX.C.1 : Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan


Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum

Peraturan Nomor IX.C.2: Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dalam
Rangka Penawaran Umum

Peraturan Nomor IX.C.12 : Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan


Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi Daerah

Peraturan Nomor IX.E.1 : Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan


Transaksi Tertentu

Peraturan Nomor IX.G.1 : Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha


Perusahaan Publik atau Emiten.

Peraturan Nomor IX.I.1 : Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang


Saham

Peraturan Nomor IX.J.1 : Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang


Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik

Peraturan Nomor VIII.G.11: Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan

Peraturan Nomor X.K.1 : Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan


Kepada Publik

Peraturan Nomor X.K.2 : Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau


Perusahaan Publik

Peraturan Nomor X.K.4 : Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran


Umum

Peraturan Nomor X.K.5 : Keterbukaan Informasi Bagi Emiten atau Perusahaan


commit
Publik yang Dimohonkan Pernyataan to user
Pailit

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Peraturan Nomor X.K.6 : Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi


Emiten atau Perusahaan Publik

Peraturan Nomor X.M.1 : Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu

commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sektor ekonomi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari dinamika
kehidupan manusia, khususnya bagi pihak yang memiliki eksistensi di bidang
pasar modal. Pasar modal menjadi wahana yang signifikan bagi pembangunan
nasional yang berfungsi salah satunya sebagai sarana investasi terhadap pemodal
yang mempunyai dana lebih, baik pemodal dalam negeri maupun pemodal asing.
selain itu pasar modal juga sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan pembangunan yang dapat memfasilitasi perkembangan ekonomi.
Perkembangan perekonomian nasional dalam dunia usaha dapat dibangun secara
sungguh-sungguh apabila melaksanakan prinsip-prinsip manajemen keuangan
perusahaan yang sehat dengan struktur permodalan yang sehat.
Dewasa ini perkembangan pasar modal dunia menunjukkan bahwa pasar
modal semakin terintegrasi . Oleh sebab itu, pemerintah sebagai pihak regulator
yang mempunyai fungsi strategis berkewajiban untuk membentuk suatu kaidah
hukum agar proses pertumbuhan dan perkembangan pasar modal di Indonesia
semakin optimal. Pengaruh ekonomi bagi pertumbuhan dan perkembangan
pembangunan nasional di dukung oleh peran pemerintah yang baik, oleh sebab itu
pemerintah harus mewujudkan sistem ekonomi yang berkeadilan dan dapat
memberikan perlindungan terhadap masyarakat. Peran pemerintah untuk
membentuk suatu kaidah hukum ekonomi nasional dengan tujuan pembangunan
nasional harus mempertimbangkan berdasarkan pada Pancasila dan amanah
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).
Indonesia telah memiliki lembaga yang mengatur, membina, dan
mengawasi kegiatan pasar modal yang diamanahkan kepada Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) yang merupakan
lembaga non independen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
menteri keuangan, dengan tujuan untuk mewujudkan terciptanya kegiatan pasar
commit
modal yang teratur, wajar, dan efisien to user
serta melindungi kepentingan pemodal dan

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

masyarakat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8


Tahun 1995 (UUPM) Pasal 3 dan Pasal 4.
Pemberlakuan UUPM merupakan landasan kokoh dan kepastian hukum
bagi semua pihak terkait dalam melakukan kegiatan di bidang pasar modal.
Pembuatan peraturan pelaksana oleh Bapepam dan LK didasarkan pada ketentuan
yang ada di dalam UUPM, kebutuhan dan respon terhadap perkembangan pasar
modal (M Irsan Nasarudin dkk, 2010: 6). Bapepam dan LK sebagai lembaga
yang memiliki otoritas di pasar modal diharapkan mempu menghindari Indonesia
dari kesulitan ekonomi. serta membentuk strategi pengembangan dalam
menghadapi pengaruh globalisasi sehingga pelaku pasar modal mampu bersaing
secara sehat baik secara nasional maupun dalam dunia internasional. Strategi
pengembangan yang diterapkan harus disertai dengan upaya nyata penegak
hukum yang mengandung nilai keadilan (law enforcement and justice
enforcement) dari pihak otoritas pasar modal (M Irsan Nasarudin dkk, 2010: 83).
Bapepam dan LK berada pada level tertinggi untuk mengatur, membina
dan mengawasi serta diberi kewenangan untuk mengambil tindakan represif di
bidang pasar modal. Selain itu Bapepam dan LK juga berfungsi sebagai penyidik
bagi pelaku pasar modal yang melakukan pelanggaran dan tindakan kejahatan
serta menjatuhkan sanksi sebagaimana yang di atur dalam UUPM. Aturan-aturan
yang berlaku menjadi pegangan bagi seluruh pelaku untuk menentukan apakah
pelaksanaan kegiatan pasar modal dilakukan mengacu kepada hukum yang
berlaku.
Landasan hukum merupakan perangkat mutlak yang harus ada di pasar
modal disebabkan beragam dan luasnya kegiatan dan cakupan bidang-bidang
yang terkait dalam bidang pasar modal. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi,
pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pemilik
dana) ke borrower (penerima dana) dengan menginvestasikan kelebihan dana
yang dimiliki para pemodal atau pemberi dana dengan harapan mendapatkan
keuntungan. Dalam kegiatan investasi, secara umum dikenal adanya prinsip
bahwa semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan maka semakain tinggi
pula resiko yang kemungkinancommit
akan to user
dihadapi. Dalam hal ini maka perlu
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

diperhatikan dalam mengembangkan pasar modal pentingnya prinsip-prinsip


keterbukaan dan perlindungan terhadap para pemegang saham.
Pentingnya peranan dalam pengawasan pasar modal sangat mempngaruhi
perumbuhan dan perkembangan pasar modal. ada beberapa hal yang
mempengaruhi efektifitas Bapepam dan LK dalam kegiatan pasar modal
sebagaimana yang dijelaskan dalam penelitian Anjar kristiantoro yang
menyatakan bahwa peranan Bapepam dan LK dipengaruhi beberapa faktor yaitu
Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang terbatas, Pelaku pasar yang
unfair, Intervensi dari pihak lain dan kewenangannya, Keterlambatan emiten
dalam menyampaikan laporan terkait fakta materiil (Anjar Kristiantoro, 2007).
Pelaksanaan penegakan hukum menjadi suatu keharusan untuk dilakukan
secara sungguh-sungguh sehingga mampu menciptakan iklim investasi yang
kondusif bagi pasar modal Indonesia. Dapat kita ketahui indikator kondusif
tidaknya investasi bisa dilihat pada pelaksanaan dan penegakan hukum. Hal
tersebut akhirnya akan bermuara pada pemberian perlindungan terhadap para
pemegang saham yang dengan sendirinya akan meningkatkan kepercayaan
pemodal, baik domestik maupun asing, terhadap industri efek di tanah air (M
Irsan Nasarudin dkk, 2010: 84).
Bapepam dan LK harus memiliki peran untuk membangun kepercayaan
para pemegang saham terhadap perusahaan-perusahaan yang melakukan
penawaran umum di pasar modal sehingga banyak calon pemegang saham yang
tertarik melakukan penanaman modal nya terhadap suatu perusahaan karena
perusahaan-perusahaan semakin banyak bergantung pada modal eksternal guna
pembiayaan kegiatan-kegiatan mereka, melakukan penenaman modal atau
investasi dan menciptakan pertumbuhan. Oleh karena itu, demi kepentingan
investor maka perusahaan perlu memastikan bahwa dana-dana yang di
investasikan tersebut digunakan secara tepat dan efisien serta memastikan bahwa
manjemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan perusahaan (Adrian Sutedi,
2011: 6-7). Kepastian ini merupakan bagian dari sistem tata kelola perusahaan
(corporate governance).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

Sistem corporate governance yang baik dapat memberikan perlindungan


efektif kepada para pemegang saham, sehingga para pemegang saham bisa
meyakinkan dirinya akan perolehan kembali investasinya dengan wajar dan
bernilai tinggi. Oleh karena itu, sistem tersebut harus juga membantu menciptakan
lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan sektor usaha yang efisien dan
berkesinambungan. Dengan demikian, corporate governance dapat didefinisikan
sebagai
“ seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang
saham, pengusur (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya
yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata
lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan”(Adrian
Sutedi, 2011: 7).

Selain merupakan sistem yang baik , kandungan implementasi good


corporate governance (GCG) juga dimuat dalam Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT) selain itu juga diakomodasi
dalam UUPM. Implementasi prinsip GCG ini dibuat untuk melindungi
kepentingan pemegang saham publik dari adanya transaksi yang merugikan
kepentingan investasinya. UUPM dan peraturan pelaksananya yang dibuat oleh
menteri keuangan dan Bapepam dan LK memberikan perlindungan bagi
pemegang saham.
Undang-undang yang memadai, dan aturan dalam pengambilalihan
perusahaan dapat menjadi supervisor bagi pelaku pasar modal, tetapi peran
lembaga-lembaga keuangan baik nasional maupun internasional sangat penting
dalam mengintroduksikan dan mengintensifkan implementasi GCG dalam sektor
jasa keuangan, termasuk pasar modal. Saat ini Bapepam dan LK mempunyai
peluang dan kewajiban untuk mewujudkan prinsip GCG dalam memberikan
perlindungan terhadap para pemegang saham. Sebagaimana yang diketahui bahwa
tingginya resiko yang dapat dihadapi oleh para pemegang saham sehingga
kepastian hukum harus jelas terlebih dahulu.
Bapepam dan LK sebagai regulator dalam pasar modal terus berupaya
commit
untuk mengintensifkan implementasi to user
GCG pada perusahaan publik dan emiten.
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

Bapepam dan LK sebagai otoritas pasar modal tidak mewajibkan perusahaan


publik dan emiten untuk menerapkan prinsip GCG karena mengingat pedoman
umum GCG ini bersifat voluntary maka tidak terdapat sanksi dalam hal
perusahaan tidak menerapkan pedoman tersebut. Namun sebagai lembaga yang
memiliki level tinggi di bidang pasar modal Bapepam dan LK dapat
memformulasikan substansi dari prinsip GCG kedalam peraturan-peraturan
Bapepam dan LK yang bersifat perintah atau mandatory dengan demikian
Bapepam dan LK dapat memberikan sanksi atas ketidakpatuhan terhadap
peraturan (Kajian studi Kementrian Keuangan Bapepam dan LK, 2010).
Berdasarkan pemaparan diatas dan untuk mengetahui peran Bapepam
dan LK sebagai badan otoritas keuangan dan termasuk pasar modal, penulis
tertarik suntuk mengetahui lebih mendalam dan mengadakan penelitian dengan
judul “PERANAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA
KEUANGAN DALAM MEWUJUDKAN PRINSIP GOOD CORPORATE
GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN TERBUKA GUNA MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN PARA PEMEGANG SAHAM”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis akan meneliti lebih mendalam sesuai dengan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana peranan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
dalam mewujudkan prinsip good corporate governance pada perusahaan
terbuka ?
2. Bagaimana efektifitas peranan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan dalam mewujudkan peinsip good corporate governance dan
memberikan perlindungan kepada pemegang saham ?

C. Tujuan Penelitian
Dalam suatu kegiatan penelitian pada dasarnya memiliki suatu tujuan
commit
tertentu yang hendak di capai agar to user
proses penelitiannya sesuai dengan yang
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

diharapkan dan memberikan arahan berdasarkan maksud dari penelitian ini.


Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui peranan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan dalam mewujudkan prinsip good corporate governance pada
perusahaan terbuka
b. Untuk mengetahui apakah bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh
perusahaan terbuka dan solusi dalam mewujudkan prinsip good
corporate governance oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan..
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan
penulis di bidang Hukum Perdata khususnya terkait dengan pasar modal
dan lembaga pengawasnya dalam memberikan perlindungan para
pemegang saham.
b. Untuk memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar S1 dalam
bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

D. Manfaat Penelitian
Dalam hal ini penulis berharap bahwa penelitian penulisan hukum ini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun orang lain. Adapun manfaat yang dapat
diperoleh dari penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada
pelaku pasar modal atas peranan Bapepam dan LK yang mempunyai
otoritas dalam mewujudkan prinsip GCG dengan tujuan untuk
memberikan perlindungan para pemegang saham.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa menambah referensi dalam ilmu
hukum perdata.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

2. Manfaat Praktis
a. Menjadi wadah bagi penulis untuk mengembangkan penalaran dan
membentuk pola piker yang dinamis serta untuk mengetahui kemampuan
penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.
b. Hasil penelitian dan penulisan ini diharapkan dapat membantu dan
memberikan masukan kepada semua pihak yang membutuhkan
pengetahuan terkait dengan permasalahan yang diteliti dan bermanfaat
bagi pihak yang mengkaji ilmu hukum khusunya hukum perdata.

E. Metode Penelitian
Menurut Soerjono Soekanto (1986 :3) bahwa penelitian itu merupakan
suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikirian
tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum
tertentu dengan jalan menganalisa. Penelitian bertujuan untuk lebih mengetahui
dan lebih memperdalami dari suatu dinamika kehidupan dan dapat mencari
kebenaran dari suatu karya ilmiah. Seperti halnya untuk mengetahui peran dari
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Maka digunakanlah
metode penelitian yang sesuai. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam
penulisan hukum ini adalah:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penulisan hukum ini menggunakan jenis
penelitian hukum empiris atau non-doktrinal research. Menurut Soerjono
Soekanto (1986 :52) Pada penelitian sosiologis atau empiris, maka yang
diteliti pada awalnya adalah data sekunder yang memberikan penjelasan
mengenai penulisan penelitian hukum, untuk kemudian dilanjutkan dengan
penelitian terhadap data primer yang telah penulis teliti di Kementrian
Keuangan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Republik
Indonesia.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

2. Sifat Penelitian
Suatu penelitian deskriptif, dimana penulis memberikan data yang
seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya
(Soerjono Soekanto, 1986 : 10). Penelitian ini hanya memaparkan dan
menjelaskan data yang telah ditemukan dalam penulisan hukum, tidak
memberikan justifikasi hukum seperti halnya penelitian hukum normatif.

3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan peneltian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif, yaitu yang mengutamakan bahan atau hasil
pengamatan yang sukar diukur dengan angka-angka, meskipun kejadian itu
nyata dalam masyarakat. Penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada.

4. Lokasi Penelitian
Otoritas tertinggi dalam membina, mengatur, dan mengawasi
kegiatan pasar modal serta memberikan perlindungan kepada para pemegang
saham dimiliki oleh lembaga yang satu-satunya berperan sebagai regulator
dalam pasar modal adalah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam dan LK) Kementrian Keuangan Republik Indonesia
Jakarta.

5. Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data yang penulis gunakan dalam penulisan
penelitian hukum ini adalah:
a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama,
yakni dari penelitian lapangan (Soerjono Soekanto, 1986 :12). Adapun
jenis data primer adalah wawancara yang dilakukan dengan Bapak Tri
herdianto sebagai Kepala Sub Bagian Peraturan Emiten dan Perusahaan
commit to user
Publik di Biro Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum (PBH)
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

Bapepam dan LK serta wawancara dengan Bapak Rifky Ramadansyah


sebagai staff Konsultan Hukum di Biro PBH Bapepam dan LK. Jenis data
primer lainnya adalah dengan observasi data yang diperoleh dari Bapepam
dan LK Kementerian Keuangan RI Jakarta.
b. Data sekunder adalah data yang mencakup dokumen-dokumen resmi,
buku-buku teks, jurnal-jurnal hukum, kamus-kamus hukum, artikel
internet yang berkaitan dengan topik yang dibahas, hasil-hasil penelitian
yang berwujud laporan, dan buku harian yang bersumber dari
perpustakaan, Bapepam dan LK serta internet yang terkait dalam
penelitian ini.

6. Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data telah dikenal ada tiga alat pengumpulan
data, yakni studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi,
dan wawancara atau interview. Dalam penelitian empiris membutuhkan dua
teknik pengumpulan data tersebut. Teknik data sekunder adalah dengan
menganalisis studi dokumen atau bahan pustaka yang dibutuhkan dan
diperoleh dalam penulisan hukum ini yang selalu dipergunakan terlebih
dahulu. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer dalam
penelitian penulisan hukum ini adalah:
a. Observasi
Didalam melakukan pengamatan didasari adanya pola interaksi
yang dianut, dan pengamatan yang pernah dilakukan., dengan disertai
evaluasi-evaluasi tertentu mengenai manfaatnya. Dengan mengamati
dapat mempelajari gejala-gejala disekitarnya. Tidak semua pengamatan
dapat dikualifikasikan sebagai suatu sarana, untuk mengumpulkan data
secara sistematis dan metodologi serta konsisten ( Soerjono Soekanto,
1986: 205). Dalam penelitian ini penulis mengamati efektifitas
perlindungan yang diberikan Bapepam dan LK kepada pemegang saham
melalui sumber-sumber data yang dapat penulis peroleh sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

b. Wawancara
Menurut Garret dalam bukunya Soerjono Soekanto (1986: 220)
bahwa wawancara merupakan hal yang memberikan suatu rumusan yang
sederhana, dengan menyatakan bahwa wawancara melibatkan orang-
orang yang melakukan komunikasi. Salah satu fungsi dari berbicara
dengan pihak lain adalah kebutuhan untuk mengemukakan ide-ide,
perasaan, sikap dan pertanyaan-pertanyaan. Dalam penelitian ini penulis
melakukan wawancara baik secara langsung maupun via telekomunikasi
electronik yang terkait dengan data yang dibutuhkan dalam melakukan
penelitian penulisan hukum ini dengan pihak-pihak Bapepam dan LK.

7. Teknik Analisis Data


Teknik yang dilakukan setelah mengadakan pengumpulan data
adalah analisis data yang merupakan faktor penting dalam hal turut
menentukan kualitas penelitian. Metode yang dipergunakan dalam suatu
analisis data tidak lepas dari jenis penelitian dan pendekatan yang
digunakan oleh karena penulis melakukan penelitian menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif, maka dalam analisis data penulis
menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan model interaktif.
Dalam analisis data kualitatif dengan model interaktif, terdapat tiga
komponen didalamnya yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi dengan menggunakan sistem siklus.
Model analisis interaktif merupakan penjabaran data-data yang
dikumpulkan dari lapangan dan studi pustaka, kemudian data yang
diperoleh disusun sehingga membentuk susunan data yang sistematik dan
dibutuhkan, kemudian dilakukan reduksi data atau pengolahan data
sehingga menghasilkan kajian data dan diambil kesimpulan dan
verifikasinya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

Pengumpulan Data

Reduksi Data Kajian Data

kesimpulan

Sumber HB Sutopo, 1988: 37


Gambar 1. Analisis Interaktif

F. Sistematika Penulisan Hukum


Sistematika penulisan hukum disajikan guna memberikan gambaran
secara keseluruhan mengenai pembahasan yang akan dirumuskan sesuai dengan
kaidah atau aturan baku penulisan suatu karya ilmiah. Adapun sistematika
penulisan hukum (skripsi) terdiri atas empat bab dimana tiap bab terbagi beberapa
sub bab yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan
hasil penelitian ini. Keseluruhan sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam penulisan ini penulis akan menguraikan mengenai
Latar Belakang Masalah dimana Pelaksanaan penegakan hukum
menjadi suatu keharusan untuk dilakukan secara sungguh-sungguh
sehingga mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi pasar
modal Indonesia. Dapat kita ketahui indikator kondusif tidaknya
investasi bisa dilihat pada pelaksanaan dan penegakan hukum. Hal
commit topada
tersebut akhirnya akan bermuara user pemberian perlindungan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

para pemegang saham yang dengan sendirinya akan meningkatkan


kepercayaan pemodal, baik domestik maupun asing, terhadap industri
efek di tanah air. Bapepam dan LK harus memiliki peran untuk
membangun kepercayaan para pemegang saham terhadap perusahaan-
perusahaan yang melakukan penawaran umum di pasar modal. Oleh
karena itu, demi kepentingan investor maka perusahaan perlu
memastikan bahwa dana-dana yang di investasikan tersebut digunakan
secara tepat dan efisien serta memastikan bahwa manjemen bertindak
yang terbaik untuk kepentingan perusahaan.
Rumusan Masalah dalam penelitian ini menguraikan tentang
peranan dan efektivitas Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan dalam mewujudkan prinsip good corporate governance pada
perusahaan terbuka guna memberikan perlindungan para pemegang
saham. Tujuan Penelitian yang hendak dicapai adalah tujuan obyektif
dan tujuan subyektif. Manfaat Penelitian terdiri atas manfaat teoritis
dan manfaat praktis. Metode Penelitian terdiri atas jenis penelitian, sifat
penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber
data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Jadwal
Penelitian selama melakukan penelitian penulisan hukum dan
sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pada bab ini, penulis menguraikan bagian pertama tentang
Kerangka Teori yang terdiri dari tinjauan tentang Pasar Modal, tinjauan
tentang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan,
tinjauan tentang Good Corporate Governance, tinjauan tentang
Perusahaan Terbuka, tinjauan tentang Pemegang Saham, dan tinjauan
tentang Efektivitas Hukum Pasar Modal. Dan bagian kedua mengenai
Kerangka Pemikiran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini, penulis menguraikan hasil penelitian, yang dihasilkan
dari proses penelitian sampai menjawab rumusan masalah yang
menjadi dasar penulis melakukan penelitian hukum berdasarkan judul
peranan badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan dalam
mewujudkan prinsip good corporate governance pada perusahaan
terbuka guna memberikan perlindungan para pemegang saham.

BAB IV PENUTUP
Pada bab ini, penulis menguraikan kesimpulan dari penelitian
penulisan hukum ini (skripsi) yang merupakan jawaban dari rumusan
masalah seperti hal nya peranan Bapepam dan LK adalah sebagai
regulator dalam pengawasan dan pembinaan pasar modal yang
berlandaskan kepada UUPM untuk mewujudkan prinsip good
corporate gvernance atau sistem tatakelola perusahaan yang baik atau
manajemen pembangunan yang dapat memberikan manfaat dan
keuntungan terhadap pihak yang terkait didalamnya khususnya
pemegang saham. dalam hasil penelitian ini penulis juga memberikan
saran-saran yang dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan umum tentang Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal pada dasarnya merupakan alat pembangunan
yang menghubungkan para pemakai dana ( dalam hal ini
menyangkut dunia usaha maupun pemerintah) dengan para
pemasok dana yang meliputi masyarakat luas baik domestik
maupun asing. Sebagai alat penghubung, pasar modal mempunyai
prasarana hukum sebagai dasar kegiatannya, kedudukan institusi
yang kuat, perangkat lunak maupun perangkat keras serta sumber
daya manusia yang profesional. Perbedaan pasar modal dengan
pasar lainnya terletak pada jenis-jenis produk yang
diperdagangkan.
Pasar modal adalah lembaga keuangan yang mempunyai
kegiatan berupa penawaran dan perdagangan efek (surat
berharga). Pasar modal juga merupakan lembaga profesi
yang berkaitan dengan transaksi jual beli efek dan
perusahan publik yang berkaitan dengan efek. Dengan
demikian pasar modal dikenal sebagai tempat bertemunya
penjual dan pembeli modal/dana. Pasar modal merupakan
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang
yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang
maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
(http://www.ideelok.com/ekonomi/pengertian-fungsi-
instrumen-jenis-dan-pelaku-pasar-modal).

Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem


keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-
bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan,
serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti
sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung)
yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-
commit to user
obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa

14
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000 : 4). Pasar modal


dapat didefinisikan sebagai pasar yang memperjualbelikan
berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang baik
dalam bentuk utang maupun modal sendiri yang diterbitkan oleh
perusahaan swasta (Irsan Nasarudin dkk, 2010: 13).
Pada pasar tradisional umumnya transaksi dilakukan
melalui pertemuan langsung antara pembeli dan penjual dengan
langsung melihat sendiri barang yang akan diperjualbelikan, selain
itu informasi yang diperoleh mengenai barang yang akan dibeli
juga dapat dilihat secara langsung. Contohnya, transaksi jualbeli
baju di pasar klewer. Tetapi dipasar modal, informasi yang dapat
diperoleh mengenai surat berharga dibelinya melalui prospektus
atau kajian tentang surat berharga tertentu yang diterbitkan oleh
para analisis sekuritas (jusuf anwar, 2005: 71).
Menurut David L scott definisi pasar modal, antara lain
adalah the market for long-termfunds where securities
such as common stock, preferred stock, and bonds are
traded. Both the primery market for new issues and the
secondary market for existing securities are part of the
capital market.

Berdasarkan definisi diatas menurut David L scott


menjelaskan bahwa pasar modal adalah suatu pasar jangka panjang
dimana digunakan untuk jualbeli surat berharga seperti saham
biasa, saham preferen dan obligasi, pasar tersebut terdiri atas dua
yaitu pasar primer yang digunakan untuk masalah baru dan pasar
sekunder digunakan untuk transaksi surat berharga yang
merupakan bagian dari pasar modal.
Dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995
Pasal 1 angka 13, menyatakan bahwa pasar modal bersangkutan
dengan kegiatan-kegiatan Penawaran Umum dan perdagangan
Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
commit
diterbitkannya, serta to user
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

Efek. Karena pasar modal adalah bisnis kepercayaan, maka


perlindungan dan kepastian hukum bagi setiap pelaku pasar modal
sangat mutlak dibutuhkan.

b. Struktur Kelembagaan Pasar Modal


Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun
1995 telah dicantumkan pihak-pihak atau institusi yang terlibat
dalam pasar modal antara lain adalah sebegai berikut:

Menteri Keuangan RI

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan


(Bapepam dan LK)

Lembaga Bursa Efek Lembaga Kliring dan


Penyimpanan dan Indonesia Penjaminan (LKP)
Penyelesaian (LPP) (BEI)

Perusahaan Efek
Penjamin Emisi Perantara/Pedagang Manajer Investasi
(under writer) ( Broker/dealer) (Investment Manager)

Profesi Penunjang Lembaga Penunjang

Akuntan Kustodian
Notaris Badan Administrasi Efek
Penilai Penanggung
Konsultan Hukum Pemeringkat Efek
Penasihat Investasi Wali Amanat

Emiten Investor
Perusahaan Individu/Institusi
Reksa Dana Domestik/Asing

commit
Gambar 2 : Struktur to user
Kelembagaan Pasar Modal
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan dari gambar di atas dapat dijelaskan dengan


keterangan sebagai berikut:
1) Menteri Keuangan Republik Indonesia sebagai badan eksekutif
yang membawahi seluruh pihak yang terkait dalam bidang
pasar modal;
2) Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang
diberikan kewenangan untuk mengatur, membina mengawasi
kegiatan pasar modal serta menetapkan peraturan perundang-
undangan dan penegakan hukum yang secara struktural berada
dibawah Kementrian Keuangan Republik Indonesia;
3) Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) adalah pihak
yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank
Kustodian, Perusahaan Efek, dan Pihak lain;
4) Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah pihak yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
Transaksi Bursa;
5) Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak - pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek di antara mereka. Sebagai self
regulatory organization (SRO), otoritas bursa memang
mempunyai kewenangan yang disebutkan dalam UUPM;
6) Perusahaan Efek adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha
sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan
atau Manajer Investasi. Adapun penjelasannya adalah:
a) Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak
dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi
kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk
membeli sisa efek yang tidak terjual;

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

b) Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan


kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau
pihak lain; dan
c) Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya
mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau
mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan
bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7) Investor (pemilik dana atau pemegang saham) adalah badan
atau perorangan yang membeli pemilikan suatu perusahaan go
public. Pemodal perorangan adalah orang atau individu yang
atas namanya sendiri melakukan penanaman modal (investasi),
sedangkan pemodal badan (lembaga) adalah investasi yang
dilakukan atas nama lembaga, seperti perusahaan, koperasi,
yayasan, dana pensiun, dan lain-lain;
8) Emiten adalah perusahaan yang menjual pemilikannya kepada
masyarakat (go public). Ada beberapa tujuan suatu perusahaan
yang go public, yaitu : memperoleh tambahan dana yang
digunakan dalam perluasan usaha, melakukan pengalihan
pemegang saham, dan mengubah/ memperbaiki komposisi
modal;
9) Lembaga penunjang pasar modal terdiri atas:
a) Biro Administrasi Efek adalah pihak yang berdasarkan
kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan
efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek.
b) Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan
efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa
lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak - hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang
commit
rekening yang to user
menjadi nasabahnya; dan
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

c) Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan


pemegang efek yang bersifat utang.
10) Profesi penunjang pasar modal adalah:
a) Akuntan. Dalam hal ini pihak akuntan bertugas untuk
memeriksa dan melaporkan segala sesuatu yang berkenaan
dengan masalah keuangan dari emiten
b) Konsultan hukum. Pihak konsultan hukum pasar modal
diberi tugas melakukan, membuat dan bertanggung jawab
terhadap dokumen legal audit dan legal opinion, yang
mencerminkan segala sesuatu yang berkenaan dengan
hokum dari suatu perusahaan terbuka.
c) Penilai. Pihak penilai atau “appraiser” ini bertugas untuk
menilai assets-assets dari sebuah perusahaan terbuka untuk
kemudian dilaporkan menurut cara-cara yang digariskan
oleh ketentuan yang berlaku.
d) Notaris. Merupakan pihak yang dibebankan tugas untuk
membuat dan mengaktakan dokumen-dokumen tertentu
untuk kepentingan pasar modal. Misalnya akta perubahan
anggaran dasar emiten untuk disesuaikan dengan standar
anggaran dasar untuk perusahaan-perusahaan go public.

c. Instrumen Pasar Modal


Pasar modal tempat pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan skuritas. Skuritas yang diperdagangkan
umumnya berupa Obligasi dan saham yang umumnya memiliki
umur lebih dari satu tahun. Adapun instrumen pasar modal
(sekuritas) yang diperdagangkan di Indonesia
(http://www.bapepam.go.id/old/old/news/Juni2003/BAB%20IIa.pd
f) adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

1) Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan


suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas
penghasilan dan aktiva perusahaan. Terdapat dua jenis saham
adalah:
a) Saham Biasa, merupakan jenis efek yang paling sering
dipergunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari
masyarakat dan juga merupakan jenis yang paling populer di
Pasar Modal. Jenis ini memiliki karakteristik seperti:
(1)Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan
di likuidasi.
(2)Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta
keputusan lain yang ditetapkan pada Rapat Umum
Pemegang Saham.
(3)Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di
dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
(4)Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut
ditawarkan kepada masyarakat.
b) Saham Preferen, memiliki karakteristik sebagai berikut:
(1)Pembayaran dividen dalam jumlah yang tetap.
(2)Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika
perusahaan dilikuidasi.
(3)Dapat dikonversikan menjadi saham biasa.
2) Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan
perusahaan, yang menyatakan bahwa investor
tersebut/pemegang obligasi telah meminjamkan sejumlah uang
kepada perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan obligasi
mempunyai kewajiban untuk membayar bunga secara reguler
sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan serta pokok
pinjaman pada saat jatuh tempo.
3) Derivatif terdiri dari efek yang diturunkan dari instrumen efek
lain yang disebutcommit to user Ada beberapa macam instrumen
“underlying”.
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

derivatif di Indonesia, seperti Bukti Right, Waran, dan Kontrak


Berjangka. Dengan penjelasan sebagai berikut:
a) Bukti Right adalah sebagai hak memesan efek terlebih dahulu
pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu.
Bukti Right diterbitkan pada penawaran umum terbatas
(Right Issue), dimana saham baru ditawarkan pertama kali
kepada pemegang saham lama. Bukti Right juga dapat
diperdagangkan di Pasar Sekunder selama periode tertentu.
b) Waran adalah biasanya melekat sebagai daya tarik
(sweetener) pada penawaran umum saham ataupun obligasi.
Biasanya harga pelaksanaan lebih rendah dari pada harga
pasar saham. Setelah saham ataupun obligasi tersebut tercatat
di bursa, waran dapat diperdagangkan secara terpisah.

d. Tindak Pidana Pasar Modal


Tindak pidana di bidang Pasar Modal mempunyai
karakteristik yang khas, yaitu antara lain adalah “barang” yang
menjadi obyek dari tindak pidana adalah informasi, selain itu
pelaku tindak pidana tersebut bukanlah mengandalkan kemampuan
fisik seperti halnya pencurian atau perampokan mobil, akan tetapi
lebih mengandalkan pada kemampuan untuk membaca situasi
pasar serta memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Terdapat
karakteristik yang membedakan dari tindak pidana lainnya, yaitu
pembuktian cenderung sulit dan dampak pelanggaran dapat
berakibat fatal dan luas. Tindak pidana pasar modal diatur dalam
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
(UUPM) meliputi sebagai berikut:
1) Penipuan, diatur dalam Pasal 90 UUPM ditegaskan bahwa
dalam kegiatan perdagangan Efek, setiap Pihak dilarang secara
langsung atau tidak langsung menipu atau mengelabui Pihak
lain dengan menggunakan dan atau cara apapun, turut serta
commit
menipu atau menipu to user
Pihak lain, dan membuat pernyataan yang
tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak


menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat
pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau
menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau Pihak lain atau
dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli atau
menjual Efek. Dengan tetap memperhatikan ketentuan yang
diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP),
UUPM memberikan beberapa spesifikasi mengenai pengertian
penipuan, yaitu terbatas dalam kegiatan perdagangan Efek yang
meliputi kegiatan penawaran, pembelian, dan atau penjualan
Efek yang terjadi dalam rangka Penawaran Umum, atau terjadi
di Bursa Efek maupun di luar Bursa Efek atas Efek Emiten atau
Perusahaan Publik. Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) dalam pasal 378, disebutkan penipuan, yaitu: tindakan
untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara
melawan hukum, memakai nama palsu atau martabat palsu,tipu
muslihat, rangkaian kebohongan, membujuk orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi
utang atau menghapuskan piutang.
2) Manipulasi Pasar secara sederhana adalah kegiatan untuk
menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai
kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga Efek di Bursa
Efek atau memberi pernyataan atau keterangan yang tidak benar
atau menyesatkan sehingga harga Efek di bursa terpengaruh.
Transaksi yang dapat menimbulkan gambaran semu antara lain
adalah transaksi Efek yang tidak mengakibatkan perubahan
kepemilikan atau penawaran jual atau beli Efek pada harga
tertentu dimana Pihak tersebut juga telah bersekongkol dengan
Pihak lain yang melakukan penawaran beli atau jual Efek yang
sama pada harga yang kurang lebih sama. Motif dari manipulasi
pasar antara lain adalah untuk meningkatkan, menurunkan atau
mempertahankan harga efek.
3) Perdagangan Orang Dalam (Insider Trading) adalah informasi
material yang dimiliki oleh orang dalam yang belum tersedia
untuk umum. Dalam Pasal 95, 96 dan 97 UUPM ditentukan
bahwa Pihak yang mempunyai informasi orang dalam, baik dia
merupakan orang dalam atau bukan dilarang melakukan
pembelian atau penjualan atas Efek Emiten atau Perusahaan
Publik dimaksud atau perusahaan lain yang melakukan transaksi
dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan.
Lebih jauh ditentukan dalam Pasal 97 UUPM bahwa setiap
Pihak yang dengan sengaja berusaha secara melawan hukum
untuk memperoleh dan pada akhirnya memperoleh informasi
orang dalam dikenakan larangan yang sama dengan ketentuan
Pasal 95 dan 96.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

2. Tinjauan Umum tentang Badan Pengawas Pasar Modal dan


Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)
Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 (UUPM)
mengatur berbagai hal khususny menyangkut kedudukan, tugas dan
wewenang lembaga pengawasan pasar modal. Institusi yang memiliki
otoritas tertinggi dibidang pasar modal untuk menangani masalah
regulasi, penerapan peraturan perundang-undangan dan penegakan
hukum berada di tangan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam dan LK). Secara struktural Bapepam dan LK
merupakan lembaga yang berada di bawah Kementrian Keuangan
Republik Indonesia.
Kewenangan Bapepam dan LK dirumuskan dalam UUPM
Pasal 3 dan 4, yang kewenangannya sesuai dengan standar dan prinsip
hukum pasar modal global. Otoritas pasar modal akan selalu
mempunyai 3 (tiga) fungsi utama, yaitu melakukan pembinaan,
pengaturan dan pengawasan. Fungsi tersebut diberikan kepada
Bapepam dan LK untuk memfasilitasi tercapainya tujuan yang
dicanangkan undang-undang, yaitu menciptakan pasar modal yang
teratur, wajar, dan efisien, serta memberikan perlindungan kepada
pemodal dan masyarakat (M Irsan Nasarudin, 2010: 116). Hal-hal
yang diatur dalam pasar modal atas otoritas Bapepam dan LK adalah
sebagai berikut :
a. Pembinaan dan pengawasan pasar modal oleh Bapepam dan LK
Pasal 5 UUPM memberikan kewenangan kepada Bapepam
dan LK sebagai berikut( Jusuf Anwar, 2005: 78-79):
1) Memberikan izin usaha bursa efek, Lembaga Kliring dan
Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa
Dana, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, dan Biro
Administrasi Efek;

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

2) Memberikan izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin


Emisi Efek, Wakil Perantara Pedagang Efek, dan Wakil
Manajer Investasi;
3) Memberikan persetujuan bagi Bank Kustodian;
4) Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan
Wali Amanat;
5) Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan
memberhentikan untuk sementara komisaris dan atau direktur
serta menunjuk manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga
Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian sampai dipilihnya komisaris dan atau direktur
yang baru;
6) Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap
Pihak dalam ha l terjadi peristiwa yang diduga ter;libat dalam
pelanggaran di bidang pasar modal;
7) Melakukan pemeriksaan terhadap kantor, pembukuan atau
catatan dari Emiten atau Perusahaan Publik yang telah atau
diwajibkan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada
Bapepam dan setiap Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin
usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran
dari bapepam;
8) Mengumumkan hasil pemeriksaan;
9) Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada
Bursa Efek atau menghentikan Transaksi Bursa atas Efek
tertentu untuk jangka waktu tertentu guna melindungi
kepentingan pemodal;
10) Memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang
dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan
Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan
commit
pengenaan sanksi to user
dimaksud;
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

11) Menunjuk pihak lain untu melakukan pemeriksaan tertentu


dalam rangka pelaksanaan wewenang bapepam; dan
12) Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran,
pemeriksaan, dan penelitian serta biaya lain dalam rangka pasar
modal.

b. Pemeriksaan dan penyidikan


1) Pemeriksaan dapat dilakukan oleh Bapepam dan LK diatur
dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 46 Tahun 1995 Pasal 2
ayat (2) dalam hal (M Irsan Nasarudin dkk, 2010: 118):
a) Adanya laporan pemberitahuan, atau pengaduan dari pihak
tentang adanya pelanggaran atas peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal;
b) Tidak dipenuhinya kewajiban yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran
dari pihak Bapepam dan LK atau pihak lain yang
dipersyaratkan untuk menyampaikan laporan kepada
Bapepam dan LK ; atau
c) Terdapat petunjuk terjadinya pelanggaran atas perundang-
undangan dibidang pasar modal.
Dalam rangka pelaksanaan tugasnya selaku lembaga
pemeriksa tersebut, Bapepam dan LK mempunyai kewenangan yang
dimuat dalam Pasal 100 UUPM dan dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a) Meminta keterangan dan atau konfirmasi dari Pihak yang
diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran
terhadap Undang-undang ini dan atau peraturan
pelaksanaannya atau Pihak lain apabila dianggap perlu;
b) Mewajibkan Pihak yang diduga melakukan atau terlibat
dalam pelanggaran terhadap Undang-undang ini dan atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

peraturan pelaksanaannya untuk melakukan atau tidak


melakukan kegiatan tertentu;
c) Memeriksa dan atau membuat salinan terhadap catatan,
pembukuan, dan atau dokumen lain, baik milik pihak yang
diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran
terhadap Undang-undang ini dan atau peraturan
pelaksanaannya maupun milik Pihak lain apabila dianggap
perlu; dan atau
d) Menetapkan syarat dan atau mengizinkan pihak yang
diduga melakukan atau terlibat dalam pelanggaran
terhadap Undang-undang ini dan atau peraturan
pelaksanaannya untuk melakukan tindakan tertentu yang
diperlukan dalam rangka penyelesaian kerugian yang
timbul.
2) Penyidikan yang dilakukan Bapepam dan LK dalam Pasal
101 ayat (3) UUPM disebutkan kewenangannya sebagai
berikut:
a) Menerima laporan, pemberitahuan, atau pengaduan dari
seseorang tentang adanya tindak pidana di bidang Pasar
Modal;
b) Melakukan penelitian atas kebenaran laporan atau
keterangan berkenaan dengan tindak pidana di bidang
Pasar Modal;
c) Melakukan penelitian terhadap Pihak yang diduga
melakukan atau terlibat dalam tindak pidana di bidang
Pasar Modal;
d) Memanggil, memeriksa, dan meminta keterangan dan
barang bukti dari setiap Pihak yang disangka melakukan,
atau sebagai saksi dalam tindak pidana di bidang Pasar
Modal;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

e) Melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan


dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang
Pasar Modal;
f) Melakukan pemeriksaan di setiap tempat tertentu yang
diduga terdapat setiap barang bukti pembukuan,
pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan penyitaan
terhadap barang yang dapat dijadikan bahan bukti dalam
perkara tindak pidana di bidang Pasar Modal;
g) Memblokir rekening pada bank atau lembaga keuangan
lain dari Pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam
tindak pidana di bidang Pasar Modal;
h) Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang Pasar Modal; dan
i) Menyatakan saat dimulai dan dihentikannya penyidikan.

3. Tinjauan tentang Good Corporate Governance (GCG)


a. Istilah Good Corporate Governance
Bank dunia ( World Bank) memberikan pengertian Good
Corporate Governance adalah sebagai berikut ( Gregory dalam
buku Jusuf Anwar, 2005; 188) :
Corporate governance refers to that blend of law,
regulation and appropriate voluntary private sector
practices which enable the corporation to attract financial
and human capital, perform efficiently, and thereby
perpetuate itself by generating longterm economic value for
its shareholders, while respecting the interests of
stakeholders and society as a whole.

Pengertian diatas menjelaskan bahwa corporate


governance adalah suatu tata kelola perusahaan yang mengacu
pada campuran hukum, peraturan, dan praktek yang sesuai dengan
sektor sukarela swasta yang memungkinkan perusahaan untuk
menarik modal keuangan dan manusia, melakukan efisien, dan
commit to user
dengan demikian mengabdikan dirinya dengan menghasilkan nilai
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

ekonomi jangka panjang bagi pemegang saham, dengan tetap


menghormati kepentingan stakeholders dan masyarakat secara
keseluruhan.
Good corporate governance (GCG) adalah salah satu pilar
dari sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan
baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap
iklim usaha di suatu negara. Penerapan GCG mendorong
terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif.
Oleh karena itu diterapkannya GCG oleh perusahaan-perusahaan di
Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan
stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan GCG juga
diharapkan dapat menunjang upaya pemerintah dalam menegakkan
good governance pada umumnya di Indonesia. Saat ini Pemerintah
sedang berupaya untuk menerapkan good governance dalam
birokrasinya dalam rangka menciptakan Pemerintah yang bersih
dan berwibawa (Komite Nasional Kebijakan Governance: 2006).
Organization for Ekonomic Cooperation and Development
(OECD) dalam bukunya Imam Sjahputra Tunggal dan Amin
Widjaja Tunggal (2002; 2) mendefinisikan good corporate
governance adalah sebagai berikut:
“Corporate Governance is the system by which business
corporation are directed and controlled. The corporate
governance structure specifies the distribution of rights
and responsibilities among different participants in the
corporation, such as the board, the managers,
shareholders and other shareholders, and spells out the
rules and procedure for making decisions on corporate
affairs. By doing this, it also provides the structure
through which the company objectives are set, and the
means of attaining those abjectives and monitoring
performance.”

Sesuai definisi di atas, menurut OECD, Corporate


Governance (CG) adalah sistem yang dipergunakan untuk
mengarahkan dancommit to user
mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

Corporate Governance mengatur pembagian tugas, hak dan


kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan
Perusahaan, termasuk para pemegang saham, dewan pengurus,
para manajer dan semua stakeholder. Corporate Governance juga
mengetengahkan ketentuan dan prosedur yang harus diperhatikan
dewan pengurus dan direksi dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan kehidupan perusahaan.
The term "Corporate Governance" has been identified to
mean different things to different people. Magdi and
Nadereh (2002) stress that corporate governance is about
ensuring that the business is run well and investors
receive a fair return. OECD (1999) provides a more
encompassing definition of corporate governance. It
defines corporate governance as the system by which
business corporations are directed and controlled. The
corporate governance structure specifies the distribution
of rights and responsibilities among different participants
in the corporation such as, the board, managers,
shareholders and other stakeholders, and spells out the
rules and procedures for making decisions on corporate
affairs. By doing this, it also provides the structure
through which the company’s objectives are set and the
means of attaining those objectives and monitoring
performance. This definition is in line with the
submissions of, Wolfensohn (1999) Uche (2004) and
Akinsulire (2006). (Kajola, Sunday O. 2008:16)

Dari pernyataan diatas dengan berbagai pendapat


menyatakan bahwa istilah The "Corporate Governance" telah
diidentifikasi untuk arti yang berbeda bagi orang yang berbeda.
Magdi dan Nadereh (2002) menekankan bahwa tata kelola
perusahaan adalah memastikan bahwa bisnis dijalankan dengan
baik dan investor akan menerima pengembalian yang adil. OECD
(1999) memberikan definisi lebih menyeluruh dari tata kelola
perusahaan. Mendefinisikan tata kelola perusahaan sebagai sistem
dimana perusahaan bisnis diarahkan dan dikendalikan. Struktur tata
kelola perusahaan yang menentukan distribusi hak dan tanggung
commit to user
jawab antara peserta yang berbeda dalam perusahaan seperti,
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

papan, manajer, pemegang saham dan stakeholder lainnya, dan


menyatakan berbagai aturan dan prosedur untuk membuat
keputusan tentang urusan perusahaan. Dengan melakukan ini, juga
menyediakan struktur melalui mana tujuan perusahaan ditetapkan
dan sarana mencapai tujuan tersebut dan memantau kinerja.
Definisi ini sejalan dengan pengajuan, Wolfensohn (1999) Uche
(2004) dan Akinsulire (2006).
good governance should not be seen just a concept
relating to the behaviour of corporations and markets;
good or bad governance goes to the heart of the
development process and the way in which economies are
administered and to the quality of justice and law (Mr.
Ken Waller. 2006:2)
Pernyataan diatas menjelaskan bahwa good governance
tidak harus dilihat hanya dari sebuah konsep yang berkaitan dengan
perilaku perusahaan dan pasar, pemerintahan yang baik atau buruk
dapat dilihat dari jantung proses pembangunan dan cara
administrasi ekonomi yang diberikan dan kualitas keadilan dan
hukum.
Good Corporate Governance secara difinitif merupakan
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk
menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholders.
Hal yang penting dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak
pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar
(akurat) dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban
perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara
akurat, tepat waktu, dan transparansi terhadap semua informasi
kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholders (Adrian Sutedi,
2011: 2).
Penerapan good corporate governance (GCG) dapat
didorong dari dua sisi, yaitu etika dan peraturan.
Dorongan dari etika (ethical driven) datang dari
kesadaran individu-individu pelaku bisnis untuk
commitpraktik
menjalankan to user bisnis yang mengutaman
kelangsungan hidup perusahaan, kepentingan
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

stakeholders, dan menghindari cara-cara menciptakan


keuntungan sesaat. Di sisi lain, dorongan dari peraturan
(regulatory driven) “memaksa” perusahaan untuk patuh
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kedua pendekatan ini memiliki kekuatan dan
kelemahannya masing-masing dan seyogyanya saling
melengkapi untuk menciptakan lingkungan bisnis yang
sehat (Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance,
2006).

b. Maksud dan Tujuan Good Corporate Governance


Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia
yang merupakan acuan bagi perusahaan untuk melaksanakan GCG
dalam rangka (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006: 2) :
1) Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui
pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan
kesetaraan;
2) Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-
masing organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan
Rapat Umum Pemegang Saham;
3) Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan
anggota Direksi agar dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
4) Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan
terutama di sekitar perusahaan;
5) Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun
internasional , sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang
dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi
nasional yang berkesinambungan;

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

6) Pedoman GCG dikeluarkan bagi semua perusahaan di


Indonesia termasuk perusahaan yang beroperasi atas dasar
prinsip syariah; dan
7) Perusahaan yang sahamnya telah tercatat di bursa efek,
perusahaan negara, perusahaan daerah, perusahaan yang
menghimpun dan mengelola dana masyarakat, dan perusahaan
yang produk atau jasanya digunakan oleh masyarakat luas,
serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap
kelestarian lingkungan, diharapkan menjadi pelopor dalam
penerapan Pedoman GCG ini. Regulator juga diharapkan dapat
menggunakan Pedoman GCG ini sebagai acuan dalam
menyusun peraturan terkait serta sanksi yang perlu dikenakan.

c. Prinsip - Prinsip Good Corporate Governance


Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG
diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran
perusahaan. Asas GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan
diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha (sustainability)
perusahaan dengan memperhatikan pemangku kepentingan
(stakeholders). Adapun dari prinsip GCG adalah sebagai berikut
(Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006: 5-7) :
1) Transparansi (Transparency)
Prinsip dasar untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan
bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material
dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami
oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil
inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal
yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Pedoman


Pokok Pelaksanaannya adalah :
a) Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat
waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan
serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai
dengan haknya;
b) Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak
terbatas pada, visi, misi, sasaran usaha dan strategi
perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi
pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan
saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris
beserta anggota keluarganya dalam perusahaan dan
perusahaan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem
pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan
pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian
penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan;
c) Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan tidak
mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan
kerahasiaan perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi;
dan
d) Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional
dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
2) Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip dasar perusahaan harus dapat
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan
tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat
yang commit tountuk
diperlukan user mencapai kinerja yang
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

berkesinambungan. Pedoman Pokok Pelaksanaannya sebagai


berikut:
a) Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung
jawab masing-masing organ perusahaan dan semua
karyawan secara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-
nilai perusahaan (corporate values), dan strategi
perusahaan;
b) Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan
dan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai
dengan tugas, tanggung jawab, dan perannya dalam
pelaksanaan GCG;
c) Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian
internal yang efektif dalam pengelolaan perusahaan;
d) Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua
jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha
perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan sanksi
(reward and punishment system); dan
e) Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, setiap
organ perusahaan dan semua karyawan harus berpegang
pada etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct)
yang telah disepakati.
3) Responsibilitas (Responsibility)
Prinsip dasar perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-
undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap
masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara
kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
pengakuan sebagai good corporate citizen. Pedoman Pokok
Pelaksanaannya sebagai berikut:
a) Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-
hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan


perusahaan (by-laws); dan
b) Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial
dengan antara lain peduli terhadap masyarakat dan
kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan
dengan membuat perencanaan dan pelaksanaan yang
memadai.
4) Independensi (Independency)
Prinsip dasar untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG,
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-
masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak
dapat diintervensi oleh pihak lain. Pedoman Pokok
Pelaksanaannya sebagai berikut :
a) Masing-masing organ perusahaan harus menghindari
terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh
oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan
(conflict of interest) dan dari segala pengaruh atau tekanan,
sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
obyektif; dan
b) Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan
fungsi dan tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan
peraturan perundang-undangan, tidak saling mendominasi
dan atau melempar tanggung jawab antara satu dengan
yang lain.
5) Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Prinsip dasar dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan
harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham
dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran
dan kesetaraan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

d. Sanksi atas ketidakpatuhan terhadap Prinsip Good Corporate


Governance
Mengingat prinsip-prinsip Good Corporate Governance
ini bersifat voluntary maka tidak terdapat sanksi dalam hal
perusahaan tidak menerapkan pedoman tersebut.

e. Ruang Lingkup Pedoman Good Corporate Governance


Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia
memuat prinsip dasar dan pedoman pokok pelaksanaan GCG yang
merupakan standar minimal yang mencakup (Kajian tentang
Pedoman good corporate governance di negara-negara anggota
ACMF, 2006: 4) :
1) Peran negara, dunia usaha dan masyarakat dalam menciptakan
situasi kondusif untuk melaksanakan GCG;
2) Asas-asas GCG yang meliputi transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi dan kewajaran dan kesetaraan;
3) Etika Bisnis dan Pedoman Perilaku;
4) Rapat Umum Pemegang Saham;
5) Komposisi, persyaratan, pengangkatan/pemberhentian, tugas
dan fungsi, komite penunjang dan pertanggungjawaban Dewan
Komisaris;
6) Komposisi, persyaratan, tugas dan fungsi,
pengangkatan/pemberhentian, dan pertanggung jawaban
Direksi;
7) Hak dan tanggung jawab Pemegang saham Pemangku
kepentingan yang meliputi karyawan, mitra bisnis dan
masyarakat serta pengguna produk atau jasa perusahaan;
8) Pernyataan tentang penerapan Pedoman GCG; dan
9) Pedoman Praktis Penerapan GCG

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

4. Tinjauan Umum tentang Perusahaan Terbuka


Dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40
Tahun 2007 (UUPT) Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa perusahaan
atau perseroan terbatas adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-
Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Sedangkan yang dimaksud
dengan perusahaan terbuka dalam UUPT terdapat dalam Pasal 1 angka
7 adalah perseroan publik atau perusahaan yang melakukan penawaran
umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang pasar modal. Organ dari perusahaan tersebut sebagaimana
disebut dalam Pasal 1 angka 2 UUPT terdiri atas Rapat Umum
Pemegang Saham, Direksi, dan Dewan Komisaris. Perusahaan
mempunyai tanggungjawab Sosial dan Lingkungan berupa komitmen
Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat,
maupun masyarakat pada umumnya, hal ini sebagaimana diatur dalam
Pasal 1 angka 3 UUPT.
Secara umum perusahaan yang melakukan penawaran
umum harus mencatat beberapa hal yang positif yaitu catatan
keuangan yang baik, perolehan keuntungan, pembesaran volume usaha
karena membesarnya potensi laba posisi perusahaan dimasyarakat (M
Irsan Nasarudin dkk, 2010: 214). Dalam UUPM Pasal 1 angka 15
memuat definisi Penawaran Umum (public offering) adalah kegiatan
penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek
kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-
undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
Dalam proses perusahaan terbuka, Direksi perusahaan
menunjuk perusahaan commit
sekuritasto yang
user akan bertindak sebagai penjamin
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

pelaksana emisi untuk menjamin suksesnya penawaran saham,


penjamin emisi bersama-sama perusahaan mempersiapkan dokumen,
menetapkan harga saham, dan menjualnya ke publik. Kegiatan penting
dalam penjualan saham adalah menyajikan prospektus. Penjamin emisi
menyiapkan sebuah prospektus, suatu dokumen resmi sebagai
dokumen penjualan yang harus disiapkan untuk memikat setiap orang
berinvestasi (Jusuf Anwar, 2005: 216). Dalam Pasal 1 angka 26
UUPM dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan prospektus adalah
setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan
tujuan agar Pihak lain membeli Efek.
Salah satu keuntungan menjadi perusahaan terbuka adalah
luasnya ekspos dan publikasi perusahaan kepada masyarakat melalui
bursa. Selain itu keuntungan perusahaan melakukan penawaran umum
(M Irsan Nasarudin, dkk. 2010: 215) adalah:
a. Perusahaan menginginkan potensi untuk mendapatkan tambahan
modal dari pada harus melalui kredit pembayaran (debt financing);
b. Peningkatan likuditas perusahaan terhadap kepentingan pemegang
sahamutama dan pemegang saham minoritas;
c. Dapat melakukan penawaran efek di pasar sekunder;
d. Meningkatkan prestise dan publisitas perusahaan; dan
e. Kemampuan untuk mengadopsi karyawan kunci dengan
menawarkan opsi.
Adapun kelemahan dari perusahaan yang melakukan
penawaran umum (M Irsan Nasarudin, dkk. 2010: 216) adalah:
a. Adanya tambahan biaya untuk mendaftarkan efek pada penawaran
umum;
b. Meningkatkan pengeluaran dan pemaparan potensi kewajiban
berkenaan dengan registrasi dan laporan berkala;
c. Hilangnya kontrol terhadap persoalan manajemen, karena terjadi
dilusi kepemilikan saham;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

d. Keharusan untuk mengumumkan besarnya pendapatan perusahaan


dan pembagian deviden; dan
e. Efek yang diterbitkan mungkin saja tidak terserap oleh masyarakat
sesuai dengan perhitungan perusahaan.
Sebelum melakukan penawaran umum, perusahaan perlu
melakukan persiapan internal di perusahaan itu sendiri. Pada umumnya
usulan melakukan penawaran umum berasal dari manajemen atau dari
pemegang saham utama, karena konsekuensi penawaran umum akan
berakibat pada seluruh pemegang saham, maka harus ada persetujuan
dari seluruh pemegang saham yang ada melalui Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh
perusahaan yang akan melakukan penawaran umum adalah sebagai
berikut:
a. Persiapan internal yang dilakukan perusahaan yang akan
melakukan penawaran umum atau Pra Emisi meliputi:
1) Penunjukan underwriter atau penjamin emisi efek jika ada,
tetapi penajamin emisi efek tidak harus diadakan hanya bersifat
opsional. Keberadaaan penjamin efek akan memudahkan
perusahaan melakukan seluruh proses atau tahapan penawaran
umum;
2) Perusahaan go public berkewajiban menunjuk profesi
penunjang yang telah terdaftar di Bapepam dan LK;
3) Selain menunjuk profesi penunjang, emiten perlu menunjuk
lembaga penunjang;
4) Mempersiapkan dokumen pernyataan pendaftaran (PP), yang
mana ketentuannya di atur dalam peraturan Bapepam dan LK
nomor IX.A.1;
5) Apabila efek ditawarkan akan dicatatkan di bursa efek, maka
emiten wajib melakukan kontrak pendahuluan pencatatan efek;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

6) Melakukan perjanjian-perjanjian lainnya yang berkaitan


dengan proses go public.
b. Pada saat proses penawaran umum (go public) atau tahap
emisi perusahaan harus menjalankan proses sebagai berikut:
1) Emiten menyampaikan pernyataan pendaftaran dan
dokumen pendukungnya kepada Bapepam dan LK secara
lengkap yang mencakup informasi yang ditetapkan dalam
penawaran umum sesuai dengan peraturan nomor IX.A.1. dan
IX.C.1., emiten dilarang mengumumkan prospektus ringkas
sampai diterimanya pra efektif (book building) dari Bapepam
dan LK;
2) Penelaahan oleh Bapepam dan LK baik dari aspek hukum,
keterbukaan, dan akutansi. Apabila ada kekurangan maka ada
permintaan dari Bapepam dan LK untuk melakukan perubahan
atau perbaikan informasi;
3) Jawaban emiten yang wajib menyampaikan perubahan dan
/ atau tambahan informasi atas dokumen PP dalam waktu
paling lama 10 hari kerja sejak diterimanya permintaan
Bapepam dan LK. PP dapat menjadi batal apabila dalam kurun
waktu yang ditentukan emiten tidak memberi jawaban;
4) Pernyataan Bapepam dan LK pra efektif dimana emiten
wajib mengumumkan Prospektus Ringkas yang merupakan
bagian dari dokumen PP;
5) Prospectus ringkas wajib diumumkan dalam paling kurang
satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai
peredaran nasional paling lambat 2 hari kerja setelah
diterimanya surat pra efektif dari Bapepam dan LK;
6) Emiten sudah dapat melakukan penawaran awal jika ada,
dan / atau menyebarkan informasi yang berkaitan dengan
penawaran umum setelah pengumuman prospectus ringkas;
7) commit to
Adanya konfirmasi user yang meliputi:
emiten
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

a) Emiten wajib mengkonfirmasi ada atau tidak adanya


perubahan informasi atau telah menyampaikan informasi
mengenai jumlah dan harga penawaran efek, penjamin emisi
efek;
b) Konfirmasi disampaikan kepada Bapepam dan LK paling
cepat 7 (tujuh) hari kerja setelah pengumuman prospectus
ringkas dan/ atau setelah Bapepam dan LK menyatakan
bahwa emiten sudah dapat melakukan penawaran awal; dan
c) Apabila lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja setelah
pengumuman prospektus ringkas, emiten tidak
menyampaikan informasi, maka PP yang disampaikan oleh
emiten menjadi batal.
8) Setelah kecukupan dan objektivitas informasi yang
diungkapkan dalam PP selesai ditelaah oleh Bapepam dan LK,
maka pernyataaan efektif diberikan;
9) Setelah pernyataan pendaftaran efektif , maka emiten harus
melakukan hal sebagai berikut:
a) Menyediakan prospektus bagi masyarakat atau calon
pembeli;
b) Penyampaian prospektus dalam bentuk tercetak kepada
Bapepam dan LK sebanyak lima eksemplar beserta salinan
elektronik (soft copy); dan
c) Pengumuman tambahan informasi prospektus ringkas:
(1)Mengumumkan perbaikan dan / atau tambahan atas
prospektus ringkas, mengenai tambahan informasi dan
tanggal efektif dalam paling kurang atau surat kabar
paling lambat satu hari kerja setelah efektifnya
pernyataan pendaftaran;
(2)Disamping kewajiban mengumumkan dalam surat kabar,
emitendapat juga mengumumkan informasi tersebut
commit
dalam media to user
massa yang lain;
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

(3)Bersamaan dengan diumumkan tambahan informasi,


penawaran umum sudah dapat dilaksanakan.
10) Masa penawaran umum emiten wajib melaksanakan
penawaran umum paling lambat dua hari kerja setelah
pernyataaan pendaftaran menjadi efektif. Masa penawaran
umum dapat dilakukan paling kurang satu hari kerja dan paling
lama lima hari kerja .
11) Masa penjatahan meliputi:
a) Pembayaran atas pemesan efek wajib dilunasi paling
lambat pada saat dilakukannya penyerahan efek(distribusi);
b) Dalam hal jumlah permintaan efek melebihi jumlah efek
yang ditawarkan, maka harus diadakan penjatahan sesuai
dengan peraturan nomor IX.A.7; dan
c) Penjatahan efek harus diselesaikan paling lambat dua hari
kerja setelah berakhirnya masa penawaran umum.
12) Penyerahan efek beserta bukti kepemilikan efek wajib
dilakukan kepada pemesan efek dalam penawaran umum
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah tanggal penjatahan;
13) Apabila efek yang ditawarkan dalam rangka penawaran
umum akan dicatatkan pada bursa efek, maka pencatatan
tersebut wajib dilaksanakan paling lambat satu hari kerja
setelah tanggal penyerahan efek;
14) Laporan hasil penwaran umum dan laporan penjatahan
dimana Penjamin emisi efek atau emiten ( dalam hal tidak
menggunakan penjamin emisi efek) wajib menyerahkan
laporan hasil penawaran umum kepada Bapepam-Lk paling
lambat lima hari kerja setelah tanggal penjatahan, laporan
tersebut disertai dengan laporan penjatahan sebagaimana yang
diatur dalam peraturan nomor IX.A.7, paling lambat 30 (tiga
puluh) hari setelah berakhirnya masa penawaran umum;
15) Penundaan commit to user
penawaran umum meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

a) Untuk masa paling lama tiga bulan sejak efektifnya


pernyataan pendaftaran atau membatalkan penawaran
umum, bila terjadi suatu keadaan diluar kemampuan dan
kekuasaan emiten yang meliputi:
(1) Indeks harga saham gabungan ( IHSG) dibursa efek
turun melebihi 10% selama tiga hari bursa berturut-
turut
(2) Bencana alam, perang, hura-hura, kebakaran,
pemogoka; dan / atau
(3) Peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan
terhadap kelangsungan usaha emiten yang ditetapkan
oleh Bapepam dan LK berdasarkan formulir nomor
IX.A.2-11.
b) Memulai penawaran umum setelah penundaan:
(1) Emiten wajib memulai kembali masa penawaran umum
paling lambat delapan hari kerja setelah indkes harga
saham gabungan dibursa efek mengalami peningkatan
paling sedikit 50% dari total penurunan indeks harga
saham gabungan yang menjadi dasar penundaan;
(2) Menyampaikan kepada Bapepam dan LK informasi
mengenai jadwal penawaran umum dan informasi
tambahan lainnya, termasuk informasi peristiwa
material yang terjadi setelah penundaan masa
penawaran umum jika ada dan mengumumkannya
dalam paling kurang satu surat kabar beredaran
nasional; dan
(3) Dalam hal IHSG di bursa efek mengalami penurunan
kembali maka emiten dapat melakukan kembali
penundaan masa penawaran umum.
c. Kewajiban menyampaikan laporan setelah go public berdasarkan
commit to user pasar modal nomor 8 tahun 1995
Pasal 86 ayat (1) undang-undang
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif atau


perusahaan publik wajib :
1) Menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan LK
dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat; dan
2) Menyampaikan laporan kepada Bapepam dan LK dan
mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa material
yang dapat mempengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada
akhir hari kerja ke-2 setelah terjadinya peristiwa tersebut.

5. Tinjauan Umum tentang Pemegang Saham


Pemagang saham atau investor adalah pihak yang
terpenting yang berperan didalam kegiatan pasar modal. investor yang
terlibat dalam pasar modal Indonesia adalah investor domestik dan
asing, perorangan dan institusi yang mempunyai karakteristik masing-
masing. Secara universal, pasar modal bertumpu kepada tiga hal yaitu
pendapatan, likuiditas, dan keamanan investasi (M Irsan Nasarudin,
2010: 166). Dengan diwujudkannya hal tersebut oleh pihak-pihak yang
terkait dalam pasar modal dapat menarik investor untuk tertarik
berinvestasi di pasar modal.
Para investor yang masuk ke pasar modal berasal dari
berbagai kalangan masyarakat, dalam hal ini pasti memiliki tujuan
investor masuk ke bursa. Tujuan yang tentu diperoleh bagi investor
adalah keuntungan. Menurut usman dalam bukunya M Irsan
Nasarudin, tujuan dari investor adalah sebagai berikut:
a. Kelompok yang bertujuan untuk memperoleh deviden;
b. Kelompok yang bertujuan untuk berdagang;
c. Kelompok yang bertujuan karena kepentingan dalam kepemilikan
saham; dan
d. Kelompok spekulator.
Untuk mendapatkan keuntungan tidak jarang beberapa
commit to user yang bersifat manipulatif seperti
orang melakukan tindakan-tindakan
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

menggoreng saham, cornering, short selling, churning, insider


trading, dan sebagainya (Ali Arifin. 2004: 45). Prinsip-prinsip
internasional mengenai corporate governance dalam memberikan
perlindungan kepada para pemegang saham mulai muncul dan
berkembang yang mencakup mengenai (Adrian Sutedi, 2011: 7-8) :
a. Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi
dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat
ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai
perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut
memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.
b. Perlakuan sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada
pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan
keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian
untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam
(insider trading).
c. Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan
oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta para
pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan
kerja dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan.
d. Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta
transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja
perusahaan kepemilikan, serta stakeholders.
e. Tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan
manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para
pemegang saham.
Prinsip dasar hak-hak pemegang saham menurut komite
nasional kebijakan governance adalah Pemegang saham sebagai
pemilik modal, memiliki hak atas perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan. Dalam
memperoleh perlindungan bagi para pemegang saham, wujud ini
commit
dapat teraplikasi dengan to user
didukung dan diwajibkan oleh Bapepam dan
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

LK kepada perusahaan terbuka untuk mematuhi aturan-aturan yang


telah ditetapkan, perlu diperhatikan prinsip-prinsip dengan pedoman
Pokok Pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Hak pemegang saham tersebut pada dasarnya meliputi Hak untuk
menghadiri, menyampaikan pendapat, dan memberikan suara
dalam RUPS berdasarkan ketentuan satu saham memberi hak
kepada pemegangnya untuk mengeluarkan satu suara;
b. Hak untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan secara
tepat waktu, benar dan teratur, kecuali hal-hal yang bersifat rahasia,
sehingga memungkinkan pemegang saham membuat keputusan
mengenai investasinya dalam perusahaan berdasarkan informasi
yang akurat;
c. Hak untuk menerima bagian dari keuntungan perusahaan yang
diperuntukkan bagi pemegang saham dalam bentuk dividen dan
pembagian keuntungan lainnya, sebanding dengan jumlah saham
yang dimilikinya;
d. Hak untuk memperoleh penjelasan lengkap dan informasi yang
akurat mengenai prosedur yang harus dipenuhi berkenaan dengan
penyelenggaraan RUPS agar pemegang saham dapat berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan, termasuk keputusan mengenai hal-
hal yang mempengaruhi eksistensi perusahaan dan hak pemegang
saham.

6. Tinjauan Umum tentang Efektivitas Hukum Pasar Modal


a. Pengertian Hukum
Secara etimologis istilah hukum telah menjadi bahasa
nasional indonesia. Istilah hukum sering kali disinonimkan dengan
recht (Belanda), law (Inggris), loi atau droit (Francis), ius (Latin),
derecto (Spanyol), dan dirrito (Italia). Dalah bahasa arab istilah
hukum dalam pengertian jamak adalah ahkam yang artinya segala
commit
hukum, undang-undang atautoperaturan
user yang dihasilkan dari proses
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

musyawarah para wakil rakyat. Sedangkan dalam konteks


kedaulatan, kata hakim-iyah bermakna bahwa kedaulatan hukum
yang merupakan kekuasaan tertinggi.
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam setiap organisasi.
Efektivitas disebut juga efektif, apabila tercapainya tujuan atau
sasaran yang telah ditemukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan
pendapat soewarno yang mengatakan bahwa efektivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Ada beberapa pendapat ahli hukum yang
mendifinisikan tentang apa yang dinamakan hukum. Menurut van
Apeldoorn bahwa sangat sulit untuk dibuat, karena tidak mungkin
untuk mengadakannya yang sesuai dengan kenyataan. Faktor lain
yang menyebabkan sulitnya hukum dirumuskan secara definitif,
dikarenakn oleh perkembangan hukum yang dinamis dari waktu
kewaktu. Hukum memang perlu dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang juga selalu berubah (Wasis SP, 1998:
17). Hukum dapat diartikan sebagai produk keputusan penguasa
yang dalam pengertian ini , diartikan sebagai perangkat peraturan-
peraturan tertulis yang dibuat oleh pemerintah (atau badan-badan
lain) melalui pejabat yang berwenang membuatnya. Contohnya
seperti peraturan Bapepam dan LK sebagai badan yang berwenang
mengatur kegiatan pasar modal.
Menurut M.H Tirtaamidjaja dalam bukunya pokok-pokok
hukum perniagaan menyatakan bahwa hukum adalah semua aturan
(norma) yang harus diturut dalam tingkah laku tindakan-tindakan
dalam pergaualan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian,
jika melanggar aturan-aturan itu akan membahayakan diri sendiri
atau harta, umpanya orang akan kehilangan kemerdekaannya,
didenda dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

b. Unsur-unsur Hukum
Dalam bukunya Kansil menyatakan dari beberapa
pengertian hukum yang diberikan para ahli hukum dapat diambil
kesimpulan bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu:
1) Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat;
2) Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;
3) Peraturan itu bersifat memaksa; dan
4) Sanksi terdapat pada peraturan itu adalah tegas.
Berdasarkan unsur-unsur diatas dapat dikatakan bahwa
hukum itu wajib ditaati, akan tetapi tidak semua orang mau mentaati
kaidah-kaidah hukum dan agar tata tertib dalam masyarakat tetap
terpelihara dan peraturan tersebut hidup dalam masyarakatdan benar
benar dipatuhi dan ditaati sehingga menjadi kaidah hukum, maka
aturan ini harus dilengkapidengan adanya unsur memaksa. Maka
dengan demikian setiap pihak yang melakukan pelanggaran atau
tidak mentaati hukum dapat dikenakan sanksi setimpal dengan
perbuatan sesuai aturan yang berlaku.

c. Tujuan Hukum
Pada dasarnya kita tahu bahwa hukum itu dibentuk untuk
menciptakan keadilan dan ketertiban dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Subekti bahwa hukum itu bertujuan untuk
menyelenggarakan keadilan dan ketertiban, syarat-syarat pokok
untuk mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan, sehingga dapat
digambarkan sebagai suatu keadilan keseimbangan yang membawa
ketentraman di dalam hati orang, dan jika diusik atau dilanggar akan
menimbulkan kegelisahan dan kegoncangan. Berdasarkan teori etis
mengajarkan bahwa hukuman itu semata-mata menghendaki
keadilan, yang mana isi dari kaidah hukum itu semata-mata harus
commitetis
ditentukan oleh kesadaran to user
kita mengenai apa yang adil dan apa
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

yang tidak adil. Teori ini menurut van Apeldoorn teori ini terlalu
melebih-lebihkan unsur keadilan etis, tanpa mempertimbangkan
keadaan yang sebenarnya.
Menciptakan hukum yang efektif tidak terlepas dari
penegakkan hukum yang menegakkan keadilan (law enforcement an
justice enforcement). Konsep ini lebih kepada sistem penegakkan
hukum progresifyang artinya adalah menjalankan hukum tidak
sekedar menurut kata-kata hitam-putih dari peraturan (according to
the letter), melainkan menurut semangat dan makna lebih dalam(ti
the very meaning) dari undang-undang atau hukum (Satjipto
Raharjo. 2009: 8). Hukum selalu sarat dengan nilai-nilai tertentu,
maka secara tegas akan ada kegiatan menilai dan memilih. Keadaan
ini memberikan arah-arah tertentu kepada jalannya hukum kepada
suatu negara. Kedudukan negara dalam arti modern, maka peranan
hukumnya semakin penting, yaitu sebagai sarana untuk
mengimplementasikan keputusan-keputusan negara (Satjipto
Raharjo. 2009: 137).
Pendapat William Evan dalam bukunya Satjipto Raharjo (
2009:143) yang mencoba memerinci faktor-faktor serta kondisi
yang memberikan pengaruhnya terhadap keberhasilan penggunaan
hukum untuk melakukan perubahan apabila:
1) Apakah sumber dari hukum yang baru otoritatif dan dihormati
oleh rakyat;
2) Apakah hukum cukup mempunyai ligitimasi, baik secara yuridis
maupun sosiologis;
3) Apakah model-model tentang kepatuhan terhadap hukum yang
ada dapat ditemukan dan dipublikasikan;
4) Apakah sudah diberikan waktu yang cukup untuk masa
peralihan;
5) Apakah badan-badan penegak hukum menunjukkan
commit peraturan-peraturan
keterlibatannya kepada to user yang baru.
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hukum itu


berfungsi dalam masyarakat yaitu :
1) Kaidah Hukum yang dapat dibedakan tiga macam hal mengenai
berlakunya hukum sebagai kaidah. yaitu sebagai berikut:
a) Kaidah hukum berlaku secara yuridis apabila penetuannya
didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatannya atau
terbentuk atas dasar yang telah ditetapkan.
b) Kaidah hukum berlaku secara Sosiologis apabilah kaidah
tersebut efektif artinya kaidah dimaksud dapat dipaksakan
berlakunya oleh penguasa walaupun tidak diterima oleh
warga masyarakat (teori Kekuasaa). Atau kaidah itu berlaku
karena adanya pengakuan dari masyarakat.
c) Kaidah hukum berlaku secara filosofis yaitu seseai dengan
cita hukum sebagai nilai positif yang tertinggi.
2) Penegak Hukum dalam hal ini akan dilihat apakah para penegak
hukum sudah betul – betul melaksanakan tugas dan
kewajibannya dengan baik, sehingga dengan demikian hukum
akan berlaku secara efektif dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya.
3) Kesadaran hukum dalam masyarakat belumlah merupakan
proses sekali jadi, melainkan merupakan suatu rangkaian proses
yang terjadi tahap demi tahap kesaaran hukum masyarakat
sangat berpengaruh terhadap kepatuhan hukum, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Dengan demikian efektivitas hukum pasar modal dapat


dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ( Indra Safitri, 2008:3):
1) Pembaharuan hukum yang paralel dengan kepentingan pasar
adalah pembentukan hukum yang nyaman bagi pasar (market
commitpasar
friendly) oleh otoritas to user
yang independen dan kuat. Selain
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

itu kemampuan regulator dalam memberikan kepastian hukum


bagi setiap kegiatan pasar modal. Baik dalam ruang lingkup
kegiatan pasar perdana (primary market) atau pasar sekunder
(secondary market).
2) Otoritas yang kuat dan penegakan hukum pasar modal yang
efektif akan memastikan bahwa setiap pihak dipasar modal
mampu menjalankan prinsip keterbukaan informasi (disclosure),
pedoman prilaku (behaviour of conduct), benturan kepentingan
(conflict of interest) dan tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance). Penegakan hukum akan menjadi efektif
bila industri pasar modal memiliki otoritas pasar yang kuat,
dalam hal ini adalah Bapepam dan LK dan Bursa Efek yang
secara yuridis kedudukannya ditegaskan di dalam undang-
undang pasar modal.
3) Perlindungan pemegang saham merupakan benteng utama yang
senantiasa harus tercermin di dalam kerangka hukum pasar
modal. Pemegang saham adalah pihak yang paling penting
dalam pengaruh perkembangan pasar modal sedangkan disisi
lain kedudukan pemegang saham sangat lemah dari akses
informasi yang diperlukan dalam rangka memutuskan untuk
berinvestasi yang dilakukan di pasar modal. Secara universal,
aspek perlindungan pemegang saham akan tercermin di dalam
kerangka hukum pasar modal yang secara tegas akan
menempatkan kepentingan pemegang saham dalam setiap
kebijakan dan keputusan strategis yang di ambil

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

B. Kerangka Pemikiran

Undang-Undang Pasar Modal

BAPEPAM dan LK

PASAR MODAL

Pasar Perdana Pasar Sekunder (Bursa Efek)

Kewajiban Perusahaan Terbuka

Prinsip GCG
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
3. Independensi
4. Kewajaran dan
Kesetaraan

PERLINDUNGAN PEMEGANG SAHAM


PERUSAHAAN TERBUKA

Gambar 3 : Kerangka Pemikiran


Keterangan
Melalui kerangka pemikirin di atas, maka penulis akan menjawab
permasalahan dalam penulisan hukum ini. Alur berpikir penulis di mulai dari
Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 (UUPM) yang merupakan
commit
payung hukum pasar modal yang to userlandasan hukum untuk menjamin
menjadi
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

kepastian hukum bagi pihak-pihak yang melakukan kegiatan di bidang pasar


modal serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal dan praktik yang
merugikan. Oleh karena itu lembaga yang memiliki otoritas tertinggi
berdasarkan UUPM dilaksanakan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) yang berfungsi untuk membina,
mengatur, dan mengawasi kegiatan di bidang pasar modal. Dengan tujuan
untuk dapat mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar
dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat
Pasar modal merupakan tempat penawaran umum dan perdagangan
efek yang dilakukan oleh perusahaan terbuka, yang mana berdasarkan peran
pemerintah dalam mengembangkan pasar modal membentuk pasar modal
yang terbagi atas pasar primer dan pasar sekunder. dimana dalam proses
penawaran umum pada pasar primer dan pasar sekunder terdapat kewajiban-
kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan terbuka, yang mana
kewajiban ini ditentukan oleh Bapepam dan LK. Proses penawaran umum
oleh perusahaan terbuka yang dilakukan pada pasar tersebut dengan tujuan
untuk memperoleh dana baru dari calon pemegang saham yang ingin
menginvestasikan atau menanamkan modalnya pada suatu perusahaan harus
mematuhi aturan yang telah ditentukan oleh Bapepam dan LK selaku otoritas
pasar modal.
Pemegang saham adalah pihak yang mempunyai peran penting dalam
perkembangaan pasar modal. Dimana peraturan yang diwajibkan oleh
Bapepam dan LK kepada perusahaan terbuka bertujuan untuk mewujudkan
prinsip-prinsip good corporate governance (GCG) yang efektif dan efisien
dapat memberikan perlindungan kepada para pemegang saham perusahaan
terbuka. Dari hal tersebut, maka penulis akan mengkaji secara lebih
mendalam peranan Bapepam dan LK dalam mewujudkaan GCG pada
perusahaan terbuka untuk memberikan perlindungan para pemegang saham
berdasarkan amanah UUPM.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DISKRIPSI SINGKAT BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN

a. Sejarah Singkat Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan


(Bapepam dan LK)

Pada waktu Pasar Modal dihidupkan kembali tahun 1976,


dibentuklah Bapepam singkatan dari Badan Pelaksana Pasar Modal. Menurut
Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1976 (http://www.bapepam.go.id/-old/-
old/profil/-sejarah/sejarah_bapepam.htm) Bapepam bertugas:
a. Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan
menjual saham-sahamnya melalui Pasar Modal apakah telah memenuhi
persyaratan yang ditentukan dan sehat serta baik;
b. Menyelenggarakan Bursa Pasar Modal yang efektif dan efisien;
c. Terus-menurus mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang
menjual saham-sahamnya melalui pasar modal;
d. Bapepam dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh Presiden dan
dalam melaksanakan tugasnya ia bertanggung-jawab kepada Menteri
Keuangan.
Pada mulanya, selain bertindak sebagai penyelenggara, Bapepam
sekaligus merupakan pembina dan pengawas. Namun akhirnya dualisme pada
diri Bapepam ini ditiadakan pada tahun 1990 dengan keluarnya Keputusan
Presiden Nomor 53 Tahun 1990 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 1548 Tahun 1990. Keluarnya Keputusan Presiden Nomor 53 tentang
Pasar Modal dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548 Tahun 1990
itu menandai era baru bagi perkembangan pasar modal. Dualisme fungsi
Bapepam dihapus, sehingga lembaga ini dapat memfokuskan diri pada
pengawasan pembinaan pasar modal. Dengan fungsi ini, Bapepam dapat

commit
mewujudkan tujuan penciptaan to user
kegiatan pasar modal yang teratur wajar,

54
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dibandingkan


dengan tugas pokok Securities Exchange Commission (SEC) di Amerika
Serikat, tugas ini hampir sama. SEC bertugas menjaga keterbukaan pasar
modal secara penuh kepada masyarakat investor dan melindungi kepentingan
masyarakat investor dari malpraktik di pasar modal.
Lahirnya Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal mengakibatkan dicabutnya Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1976
yang mengubah Bapepam (badan Pelaksana Pasar Modal) menjadi Bapepam
(Badan Pengawas Pasar Modal). Bapepam merupakan lembaga yang hanya
mengatur pasar modal, tetapi pada tahun 1990 Bapepam menjadi satu dengan
lembaga keuangan non-bank sehingga lembaga ini menjadi badan pengawas
pasar modal dan lembaga keuangan (Bapepam dan LK). Kita tahu bahwa
sektor jasa keuangan yang mencakup antara lain pasar modal, perbankan, dana
pensiun, asuransi, dan lembaga keuangan lainnya, adalah industri yang sangat
dinamis, kompleks, selalu berubah serta mempunyai interdependensi yang
sedemikian tinggi antara satu sektor dengan lainnya baik di tingkat domestik,
regional maupun global. Karakteristik tersebut membawa setidaknya dua
konsekuensi utama, yaitu para pelaku di sektor jasa keuangan harus mampu
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dan regulator harus pula
mempersiapkan dirinya untuk menghadapi dinamika dari perubahan tersebut.
Kecenderungan diterapkannya sistem pengawasan industri jasa
keuangan secara terpadu yang mengawasi tidak hanya pasar modal tetapi juga
perusahaan asuransi, dana pensiun dan lembaga keuangan lainnya termasuk
perbankan oleh beberapa negara selama satu dekade terakhir, menjadi pemicu
bagi regulator untuk menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Sebagai
gambaran atas kondisi yang berlaku di beberapa negara, jika sebelumnya
institusi pengawas pasar modal dilakukan oleh institusi khusus pengawas pasar
modal, maka saat ini pengawasan dilakukan oleh suatu institusi pengawas
terpadu yang mengawasi seluruh kegiatan sektor keuangan.
Institusi pengawasan terpadu ini dibentuk dengan maksud untuk
menciptakan lembaga pengawascommit to user
yang terintegrasi bagi pasar modal, perbankan,
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

dana pensiun, asuransi serta lembaga keuangan lainnya. Hal ini ditujukan
dalam rangka mengurangi tingkat risiko di sektor keuangan dan mengantisipasi
berkembangnya universal product, meningkatkan kepercayaan pasar,
perlindungan konsumen, transparansi, standar praktik bisnis keuangan, dan
mengurangi kejahatan di bidang keuangan.
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 – 2004 telah
merespon dinamika perubahan industri jasa keuangan tersebut, dimana
dinyatakan bahwa dalam rangka menciptakan industri pasar modal yang efektif
dan efisien, perlu dibentuk suatu lembaga independen yang mengawasi
kegiatan di bidang pasar modal dan lembaga keuangan. Lebih lanjut,
berdasarkan Pasal 34 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999
sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang
Bank Indonesia, disebutkan bahwa pengawasan industri jasa keuangan
dilakukan oleh lembaga pengawas sektor jasa keuangan yang independen.
Dalam Road Map Departemen Keuangan dan Kebijakan Sektor Keuangan,
telah dicanangkan adanya integrasi pengawasan sektor jasa keuangan non bank
yang merupakan langkah awal untuk membentuk suatu pengawas jasa
keuangan yang terintegrasi. Penggabungan Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK) merupakan
persiapan dalam rangka pembentukan institusi tersebut
(http://www.bapepam.go.id/bapepamlk/sejarah/index.htm).

b. Visi dan Misi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam dan LK)
a. Visi Bapepam dan LK adalah:
“Menjadi otoritas pasar modal dan lembaga keuangan yang amanah dan
profesional, yang mampu mewujudkan industri pasar modal dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

lembaga keuangan non-bank sebagai penggerak perekonomian nasional


yang tangguh dan berdaya saing global.”

b. Misi Bapepam dan LK adalah:


Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan, maka Bapepam dan LK
memiliki misi yang terbagi dalam 3 (tiga) bidang yaitu sebagai berikut:
1) Misi Ekonomi tujuannya adalah menciptakan iklim yang kondusif
bagi perusahaan dalam memperoleh pembiayaan dan bagi pemodal
dalam memilih alternatif investasi pada industri pasar modal dan jasa
keuangan non bank.
2) Misi Kelembagaan tujuannya adalah mewujudkan Bapepam dan LK
menjadi lembaga yang melaksanakan tugas dan fungsinya memegang
teguh pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi,
integritas dan senantiasa mengembangkan diri menjadi lembaga
berstandar internasional.
3) Misi Sosial dan Budaya tujuannya adalah mewujudkan masyarakat
Indonesia yang memahami dan berorientasi pasar modal dan jasa
keuangan non-bank dalam membuat keputusan investasi dan
pembiayaan.”

c. Struktur Organisasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan


(Bapepam dan LK)
Organisasi Bapepam dan LK terdiri dari 1 Ketua Badan sebagai
eselon 1 dan membawahi 12 unit eselon II (1 Sekretariat dan 11 Biro Teknis),
dimana lingkup pembinaan dan pengawasan meliputi aspek pasar modal, dana
pensiun, perasuransian, perbankan dan usaha jasa pembiayaan serta modal
ventura. Penggabungan ini mencerminkan repsons dan langka awal yang
sekarang menjadi Kementrian Keuangan atas semakin terintegrasinya industri
jasa keuangan.
Struktur organisasi Bapepam yang terakhir berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan RI Nomor:commit to user
606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan. Organisasi unit eselon I Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
dan unit eselon I Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK) digabungkan
menjadi satu organisasi unit eselon I, yaitu menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan Lembaga Keuangan). Secara
ringkas, mencakup :
a. Ketua Bapepam dan LK;
b. Sekretaris Bapepam dan LK membawahi 5 Bagian:
1) Bagian perencanaan dan organisasi;
2) Bagian kepegawaian;
3) Bagian keuangan;
4) Bagian kerjasama internasional dan hubungan masyarakat; dan
5) Bagian umum.
c. Kepala Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum membawahi 4
Bagian:
1) Bagian Perundang-Undangan;
2) Bagian Penetapan Sanksi ;
3) Bagian Bantuan Hukum; dan
4) Bagian Profesi Hukum.
d. Kepala Biro Riset dan Teknologi Informasi membawahi 5 Bagian:
1) Bagian Riset Ekonomi;
2) Bagian Riset Pasar Modal ;
3) Bagian Riset Asuransi, Dana Lembaga Pensiun dan Keuangan Lain;
4) Bagian Teknologi Informasi; dan
5) Bagian Pengelolaan Data dan Informasi.
e. Kepala Biro Pemeriksaan dan Penyidikan membawahi 4 Bagian:
1) Bagian Pemeriksaan dan Penyidikan Pengelolaan Investasi ;
2) Bagian Pemeriksaan dan Penyidikan Transaksi dan Lembaga Efek ;
3) Bagian Pemeriksaan dan Penyidikan Emiten dan Perusahaan Publik
Sektor Jasa ; dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

4) Bagian Pemeriksaan dan Penyidikan Emiten dan Perusahaan Publik


Sektor Riil.
f. Kepala Biro Pengelolaan Investasi membawahi 5 Bagian:
1) Bagian Pengembangan Kebijakan Investasi;
2) Bagian Pengembangan Produk Investasi ;
3) Bagian Pengawasan Bina Manajer Investasi dan Penasihat Investasi;
4) Bagian Pengawasan Pengelolaan Investasi ; dan
5) Bagian Kepatuhan Pengelolaan Investasi.
g. Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek membawahi 5 Bagian:
1) Bagian Pengembangan Kebijakan Transaksi dan Lembaga Efek;
2) Bagian Pengawasan Lembaga Efek ;
3) Bagian Kepatuhan Lembaga Efek;
4) Bagian Pengawasan Perdagangan ; dan
5) Bagian Wakil Perusahaan Efek.
h. Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa membawahi 5
Bagian:
1) Bagian Penilaian Perusahaan Jasa Keuangan;
2) Bagian Penilaian Perusahaan Jasa Non Keuangan;
3) Bagian Pemantauan Perusahaan Jasa Keuangan;
4) Bagian Pemantauan Perusahaan Perdagangan dan Perhubungan; dan
5) Bagian Pemantauan Perusahaan Properti dan Real Estat
i. Kepala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil membawahi 5
Bagian:
1) Bagian Penilaian Perusahaan Pabrikan;
2) Bagian Penilaian Perusahaan Non Pabrikan;
3) Bagian Pemantauan Perusahaan Aneka Industri;
4) Bagian Pemantauan Perusahaan Industri Dasar, Logam dan Kimia; dan
5) Bagian Pemantauan Perusahaan Pertambangan dan Agrobisnis.
j. Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan membawahi 4 Bagian:
1) Bagian Standar Akuntansi dan Pemeriksaan;
commit
2) Bagian Akuntan, Penilai, to user
dan Wali Amanat Pasar Modal;
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

3) Bagian Pengembangan Keterbukaan dan Tata Kelola; dan


4) Bagian Pengembangan Pasar Modal Syariah.
k. Kepala Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan membawahi 4
Bagian
1) Bagian Perbankan;
2) Bagian Lembaga Pembiayaan;
3) Bagian Pemeriksaan Lembaga Pembiayaan;dan
4) Bagian Lembaga Penjaminan dan Lembaga Pembiayaan Lainnya.
l. Kepala Biro Perasuransian membawahi 5 Bagian
1) Bagian Kelembagaan Perasuransian;
2) Bagian Analisis Keuangan Perasuransian;
3) Bagian Analisis Penyelenggaraan Usaha Perasuransian;
4) Bagian Pemeriksaan Perasuransian; dan
5) Bagian Perasuransian Syariah’
m. Kepala Biro Dana Pensiun membawahi 5 Bagian
1) Bagian Kelembagaan Dana Pensiun;
2) Bagian Analisis Penyelenggaraan Program Dana Pensiun;
3) Bagian Pemeriksaan Dana Pensiun;
4) Bagian Pengembangan dan Pelayanan Informasi Dana Pensiun; dan
5) Bagian Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil.

d. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam dan LK)
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam
dan LK) mempunyai tugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari
kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8
Tahun 1995 Pasal 3 dan Pasal 4. Dalam melaksanakan tugas tersebut Bapepam
commit
dan LK menyelenggarakan fungsi to user
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

a. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal;


b. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar
modal;
d. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan
Perusahaan Publik;
e. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi
oleh Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian;
f. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
g. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
h. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
i. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang
lembaga keuangan;
j. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;
k. Pelaksanaan tata usaha Badan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

B. HASIL PENELITIAN
1. Peranan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Dalam
Mewujudkan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan
Terbuka Guna Memberikan Perlindungan Para Pemegang Saham
a. Fungsi Peranan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Dalam Mewujudkan Prinsip Good Corporate Governance Pada
Perusahaan Terbuka Guna Memberikan Perlindungan Para Pemegang
Saham
Berdasarkan hasil penelitian penulis di Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) Kementrian Keuangan
Republik Indonesia yang bertempat di Jakarta Pusat yang di lakukan pada
tanggal 19 April 2012 serta hasil wawancara dengan beberapa staf di Biro
Perundang-undangan dan Bantuan Hukum (PBH) Bapepam dan LK, maka
disini penulis dapat mengkaji dan menguraikan mengenai peranan
Bapepam dan LK sebagai pihak regulator dalam kegiatan pasar modal
dengan yang tujuannya untuk dapat menciptakan kondisi pasar modal
yang teratur, wajar, dan efisien serta memberikan perlindungan kepada
pemodal dan masyarakat berdasarkan amanah Undang Undang Pasar
Modal.
Berdasarkan amanah Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal menegaskan secara jelas bahwa peranan Bapepam
dan LK dalam memproteksi kegiatan pasar modal didasari pada tiga
lembaga yang berfungsi membina, mengatur, dan mengawasi kegiatan
pasar modal adalah sebagai berikut (Bapak Tri Herdianto, Kepala Sub
Bagian Peraturan Emiten dan Perusahaan Publik di Biro PBH Bapepam
dan LK pada tanggal 19 April 2012) :
1) Lembaga Pembina.
Bapepam dan LK yang memiliki otoritas pembinaan
terhadap semua lapisan yang terkait dalam kegiatan pasar modal
berkewajiban melakukan upaya upaya hal yang siginifikan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

perkembangan dan pertumbuhan pasar modal. Tujuan dari upaya


pembinaan oleh Bapepam dan LK adalah untuk mampu membangun,
mendirikan, dan mengembangkan pasar modal yang teratur wajar dan
efisien yang tujuannya untuk dapat memberikan perlindungan
terhadap kepentingan masyarakat sebagai pemodal dalam perusahaan
terbuka.
Peran Bapepam dan LK dalam melakukan pembinaan
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) meningkatkan kehati-hatian dalam memberikan persetujuan
terhadap perubahan manajemen yang dilakukan perusahaan;
b) Selain itu Bapepam dan LK juga harus melakukan kegiatan
penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) terhadap
stakeholder dari suatu perusahaan;
c) Bapepam dan LK melakukan pengujian atas setiap pertauran-
peraturan yang ditetapkan dalam kegiatan pasar modal;
d) Bapepam dan LK melakukan evaluasi dari seluruh tindakan yang
dilakukan oleh Bapepam dan LK dengan tujuan untuk dapat
mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar ,
dan efisien

2) Lembaga Pengatur
Peran penting Bapepam dan LK dalam kegiatan pasar
modal adalah bahwa Bapepam dan LK memiliki level tertinggi dan
otoritas besar dalam pengaturan dibidang pasar modal. Undang
Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 (UUPM) telah
mengamanahkan kepada Bapepam dan LK untuk berperan sebagai
regulator dalam pengembangan pasar modal. Bapepam dan LK harus
mampu memberikan perlindungan terhadap kepentingan pemodal
dengan menetapkan peraturan-peraturan sesuai dengan keputusan
menteri keuangan. Dimana peraturan ini akan mengikat perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

untuk dapat patuh, tunduk, dan taat terhadap apa yang ditentukan dan
diwajibkan oleh Bapepam dan LK.
Bapepam dan LK telah menetapkan peraturan yang
memberikan perlindungan kepentingan pemegang saham dengan
membentuk perusahaan agar menerapakan sistem manajemen yang
baik. Kepentingan pemegang saham merupakan keterbukaan
informasi yang harus dilakukan oleh perusahaan (disclosure). Untuk
dapat menciptakan agar perusahaan dapat mengelola manajemen
perusahaan dengan baik, Bapepam dan LK menetapkan peraturan
yang substansinya merupakan pedoman dari prinsip good corporate
governance (GCG). Seluruh peraturan yang dikeluarkan Bapepam dan
LK semuanya mengarah kepada prinsip GCG. Tahap penawaran
umum merupakan hal yang penting bagi pemegang saham dan
perusahaan terbuka. Bapepam dan LK telah menetapkan peraturan
terkait kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan terbuka antara lain
adalah sebagai berikut.
a) Berdasrkan ketentuan Pasal 70 dan 71 Bapepam menetapkan
peraturan nomor IX.A.1 tentang Ketentuan Umum Pengajuan
Pernyataan Pendaftaran dan Peraturan Nomor IX.C.1 tentang
Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran yang
meliputi Prsopektus, Laporan Keuangan yang telah diaudit
akuntan, perjanjian Emisi, Legal Opinion dan sebagainya dalam
rangka penawaran umum;
b) Sesuai Pasal 78 ayat (1) Bapepam menetapkan Peraturan Nomor
IX.C.2 tentang pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus
Dalam Rangka Penawaran Umum;
c) Sesuai dalam Pasal 69 UUPM yang berstandar akuntansi, juga telah
ditentukan beserta peraturan Bapepam dan LK menetapkan
Peraturan Nomor VIII.G.7 Tentang Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

d) Peraturan VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi Atas Laporan


Keuangan;
e) Peraturan Nomor IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer
Penjatahan Dalam Rangka Penawaran Umum;
f) Sesuai Pasal 86 ayat (1) UUPM Bapepam menetapkan Peraturan
Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan;
g) Peraturan Nomor X.K. 4 tentang Laporan Realisasi Penggunaan
Dana Hasil Penawaran Umum;
h) Peraturan Nomor X.K. 6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik;
i) Peraturan Nomor X.M.1 tentang keterbukaan Informasi Pemegang
Saham Tertentu;
j) Peraturan Nomor IX.J.1 tentang Pokok Pokok Anggaran Dasar
Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat
Ekuitas Dan Perusahaan Publik;
k) Peraturan Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi Yang
Harus Diumumkan Kepada Publik;
l) Peraturan Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala;
m) Peraturan Nomor IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi
Tertentu. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan wajib
mendapat persetujuan pemegang saham independen;
n) Peraturan Bapepam Nomor IX.E.2 tentang Transaksi Material dan
Perubahan Kegiatan Usaha. Suatu transaksi yang material wajib
mendapat persetujuan pemegang saham;
o) Peraturan Nomor IX.G.1 tentang Penggabungan atau Peleburan
Usaha Perusahaan Publik atau Emiten; dan
p) Peraturan Nomor IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksanaan RUPS
diatur bahwa perusahaan diwajibkan untuk memberi kesempatan
kepada pemegang saham untuk berpartisipasi danmenggunakan hak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

suara dalam RUPS serta informasi tentang tata cara RUPS


termasuk prosedur, tata cara, dan agenda rapat.

3) Lembaga Pengawas.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi yang di emban
oleh Bapepam dan LK berdasarkan UUPM. Bapepam dan LK terus
melakukan pengawasan rutin sehari-hari terhadap kegiatan pasar
modal berupa pemantau transaksi dengan tujuan untuk mewujudkan
terciptanya pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien serta
melindungi kepentingan pemodal. Bapepam dan LK juga melakukan
penelaahan dan pemeriksaan teknis yang dilakukan guna memperoleh
petunjuk awal yang memadai untuk dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut terhadap indiksai kegiatan pasar modal yang tidak wajar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 UU Nomor 8 Tahun 1995.
Ketiga kewenangan ini dilaksanakan oleh Bapepam dan LK
dengan tujuan untuk mewujudkan terciptanya pasar modal yang teratur,
wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat
sesuai dengan ketentuan Pasal 4 UUPM. Sementara itu, pelaksanaan
kewenangan Bapepam dan LK sebagai lembaga pengawas dapat dilakukan
secara (Tavinayati dkk, 2009:13) :
1) Preventif, yakni dengan membentu suatu aturan, pedoman, bimbingan
dan pengarahan;
2) Represif, yakni dengan melakukan pemeriksaan, penyidikan, dan
penerapan sanksi-sanksi.
Bapepam dan LK juga memiliki tiga fungsi utama adalah
sebagai berikut:
1) Fungsi rule making. Dalam hal ini otoritas pengawas dapat membuat
aturan aturan main untuk pasar modal, fungsi ini disebut dengan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

fungsi Quasi Legislative Power, dimana Bapepam dan LK memiliki


kewenangan legislatif dalam dunia pasar modal Indonesia.
2) Fungsi Adjudicatory. Fungsi ini memiliki otoritas pengawas untuk
melakukan fungsinya sebagai quasi judicial power. Dimana Bapepam
dapat melakukan judicial seperti yang dilakukan oleh suatu badan
peradilan. Seperti misalnya mengadili dan memecat atau mencabut
izin ataupun melarang pihak-pihak pelaku di pasar modal untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di pasar modal.
3) Fungsi Investigatory-Enforcement adalah membuat otoritas pengawas
mempunyai kewenangan investigasi dan enforcement yang dilakukan
dengan memberi Bapepam dan LK kewenangan penyelidikan dan
penyidikan, sehingga membuatnya menjadi semacam polisi khusus di
pasar modal.

2. Efektivitas Peranan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga


Keuangan dalam Mewujudkan Prinsip Good Corporate Governance dan
Memberikan Perlindungan Kepada Pemegang Saham
Bapepam dan LK mempunyai tugas dan wewenang dalam
memproteksi pasar modal dengan tujuan untuk menciptakan pasar modal yang
teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat. Peran Bapepam dan LK yaitu dari fungsi dan wewenang yang
dimilikinya yang terdiri dari fungsi Rule Making (pembuatan aturan), fungsi
Adjudicatory (mengadili dan menjatuhkan sanksi), fungsi Investigatory
enforcement (melakukan pemeriksaan dan penyidikan terhadap laporan adanya
dugaan tindak pidana pasar modal dan melakukan penegakan hukum) dapat
memberikan perlindungan kepada stakeholders khususnya terhadap pemegang
saham yang merupakan pihak yang penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan pasar modal (Bapak Rifky Ramadansyah, Staff Konsultan
Hukum Biro PBH Bapepam dan LK)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

Fungsi yang dijalankan Bapepam dan LK sabagai otoritas tertinggi


dalam pasar modal tidak terlepas dari penegakan hukum yang memiliki
profesionalitas dan proposionalitas berdasarkan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku. Suatu ketetapan atau peraturan tidak akan mampu efektif apabila
tidak ditegakkan atau dijalankan oleh pihak pihak yang bertanggung jawab
(law enforcement and justice enforcement). Salah satu pranata hukum pasar
modal yang penting adalah penegakan prinsip keterbukaan informasi. Selain itu
prinsip independensi dan standar praktek profesional pelaku pasar menjadi
ukuran apakah transparansi berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Sebagaimana yang diformulasikan kedalam UUPT, UUPM, Keputusan
Menteri Keuangan, dan Keputusan Ketua Bapepam dan LK.
Peranan Bapepam dan LK dalam memberikan perlindungan kepada
pemegang saham dengan mengimplementasikan prinsip GCG kedalam
peraturan-peraturan Bapepam dan LK, melakukan upaya-upaya pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaku pasar modal serta pertumbuhan dan
perkembangan pasar modal yang semakin meningkat dari tahun ketahun
menunjukkan Bapepam dan LK mampu memproteksi kegiatan pasar modal
yang efektif dan efisien.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

C. HASIL PEMBAHASAN

1. Peranan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dalam


Mewujudkan Prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan
Terbuka Guna Memberikan Perlindungan Para Pemegang Saham
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)
menjadi landasan segala bentuk pengaturan kegiatan yang ada di bidang pasar
modal. Berdasarkan amanah UUPM, Bapepam dan LK menjadi lembaga
yang memiliki level tertinggi dalam pengawasan, pembinaan dan pengaturan
kegiatan pasar modal, baik itu dalam pasar perdana maupun pasar sekunder.
Pasar ini menjadi tempat transaksi perdagangan efek yang dilakukan oleh
perusahaan terbuka yang tujuannya adalah untuk memperoleh modal
tambahan dari masyarakat yang tertarik dan mau berinvestasi pada
perusahaan tersebut.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan
LK) memiliki peran penting dalam laju pertumbuhan pasar modal. Sebagai
lembaga yang yang memiliki otoritas tertinggi dalam lingkup pasar modal,
Bapepam dan LK harus dapat memberikan segala upaya agar terbentuknya
lingkungan pasar modal yang sehat, wajar dan efisien serta memberikan
perlindungan kepada para pemegang saham.
Peran dari otoritas Bapepam dan LK adalah berdasarkan Pasal 3
Undang Undang Pasar Modal menjelaskan bahwa Bapepam dan LK
berkewajiban melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan terhadap
kegiatan pasar modal. Sikap dan tindakan yang diambil dilakukan oleh
Bapepam dan LK harus dapat dipertanggungjawabkan kepada menteri
keuangan, karena kedudukan Bapepam dan LK berada dalam lingkungan
Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Dalam pengawasan pasar modal
yang merupakan tempat transaksi atau perdagangan efek yang dilakukan oleh
perusahaan terbuka untuk menawarkan efeknya kepada masyarakat, perlu ada
pengaturan dari Bapepam dan LK agar dalam proses penawaran efek tersebut

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

tidak ada pihak yang merasa dirugikan, khususnya terhadap calon pemegang
saham yang akan menanamkan modalnya diperusahaan terbuka.
Upaya yang dilakukan Bapepam dan LK untuk memajukan
perkembangan pasar modal baik secara nasional maupun global adalah harus
dengan membentuk suatu aturan yang dapat memberikan kepastian hukum
untuk memberikan perlindungan kepada pihak pihak yang terkait dalam pasar
modal. Dengan adanya kepastian hukum maka masyarakat akan merasa aman
dan nyaman untuk berinvestasi sehingga lingkungan pasar modal menjadi
teratur, wajar, dan efisien. Untuk menciptakan laju perdagangan dipasar
modal yang kondusif. Bapepam dan LK selaku pihak regulator dalam pasar
modal, harus membentuk aturan yang dapat mewajibkan perusahaan terbuka
untuk dapat mencapai standart tata kelola perusahaan yang baik. Dimana tata
kelola perusahaan yang baik ini tercermin pada prinsip-prinsip yang dalam
istilah asingnya adalah prinsip good corporate governance (GCG).
Pedoman Umum prinsip GCG di Indonesia disusun oleh Komite
Nasional Kebijakan Governance. Pedoman yang diterbitkan pada tahun 2006
ini merupakan revisi atas Pedoman GCG yang diterbitkan pada tahun 2001.
Meskipun Pedoman Umum GCG Indonesia tahun 2006 tidak memiliki
kekuatan hukum yang mengikat, namun dapat menjadi rujukan bagi
perusahaan terbuka dalam menerapkan GCG. Dengan membentuk
manajemen perusahaan dengan tata kelola yang baik dapat memberikan
dampak positif bagi semua lapisan, seperti halnya meningkatkan
perkembangan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan
kualitas hidup bangsa Indonesia serta peningkatan daya tarik investor dalam
negeri maupun luar negeri yang akan bersedia menanamkan modalnya di
pasar modal Indonesia (Komite Nasional Kebijakan Governance).
Penerapan prinsip GCG diyakini mampu menciptakan kondisi yang
kondusif dan landasan yang kokoh untuk menjalankan operasional
perusahaan yang baik, efisien dan menguntungkan. Tetapi pada realitanya
banyak perusahaan yang tidak mengimplementasikan prinsip GCG. Prinsip
GCG bukan merupakan bagiancommit
yangto diwajibkan
user kepada setiap perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

tetapi lebih bersifat dianjurkan atau valuntary. Banyak sekali manfaat


penerapan GCG secara benar dan konsisten. Seperti didefinisikan Komisi
Nasional GCG Indonesia, GCG merupakan pola hubungan, sistem serta
proses yang digunakan organ perusahaan (direksi, komisaris) guna memberi
nilai tambah kepada pemegang saham secara bersinambung dalam jangka
panjang, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku,
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Pola
hubungan, sistem, serta proses itu sendiri, berjalan berdasarkan 5 prinsip,
yakni transparansi, independensi, kewajaran (fairness), akuntabilitas dan
responsibilitas.
Kelima komponen prinsip tersebut penting karena penerapan prinsip
GCG secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan
dan juga dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang
mengakibatkan laporan keuangan tidak menggambarkan nilai fundamental
perusahaan. GCG yang merupakan sistem untuk mengatur dan
mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added)
untuk semua pihak yang berkepentingan stakeholder menekankan pada dua
hal yaitu pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi
dengan benar dan tepat pada waktunya dan kewajiban perusahaan untuk
melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan
terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
Banyak pihak yang menganjurkan untuk dapat diterapkannya prinsip
GCG ini karena dapat memberikan perlindungan dan kepastian serta
pengetahuan atas informasi materiil terkait perusahaan dan pemegang saham.
Organisation for economic co-operation and development (OECD)
menekankan bahwa kerangka GCG harus dikembangkan sehingga dapat
mendorong perkembangan perekonomian secara umum dan meningkatkan
integritas pasar serta dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi pasar
sehingga dapat memberikan insentif bagi pelaku pasar. Sehubung dengan
sifat prinsip GCG yang tidak wajib diterapkan diseluruh perusahaan terbuka
di indonesia, maka Bapepam commit to user
dan LK selaku otoritas pasar modal
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

berkewajiban untuk dapat menciptakan kondisi pasar modal yang efektif dan
efisien, sehingga Bapepam dan LK harus dapat mengintensifkan penerapan
prinsip GCG pada perusahaan terbuka dengan mengadopsi substansi dari
prinsip GCG ke dalam peraturan-peraturan Bapepam dan LK yang sifatnya
menjadi suatu kewajiban yang harus ditaati oleh perusahaan terbuka terkait
dengan penawaran umum.
Aturan atau regulasi yang telah ditetapkan menjadi salah satu upaya
Bapepam dan LK selaku regulator untuk menstabilitaskan kegiatan pasar
modal. Sehingga mampu mewujudkan pasar modal yang teratur, wajar,dan
efisien. Regulasi yang dibentuk Bapepam dan LK menjadi suatu hal yang
wajib untuk dipatuhi oleh pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Salah satu
regulasi yang dibentuk Bapepam dan LK adalah regulasi yang ditetapkan
kepada perusahaan terbuka yang melakukan penawaran umum. Baik dari
proses sebelum penawaran umum, pada saat penawaran umum, dan/atau
setelah penawarn umum, yang tujuan Bapepam dan LK adalah untuk dapat
memberikan perlindungan kepada masyarakat yang menanamkan modalnya
pada perusahaan yang melakukan penawaran umum
Dalam proses penawaran umum yang akan dilakukan oleh perusahaan
terbuka terlebih dahululu harus memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan
oleh Bapepam dan LK. Dimana peraturan ini merupakan cerminan dari wujud
prinsip GCG yang menjadi pedoman untuk menciptakan kondisi pasar modal
yang transparan atau keterbukaan atas informasi. Bapepam dan LK juga
mewajibkan Emiten dan Perusahaan Publik untuk mengungkapkan
pelaksanaan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan seperti frekuensi
rapat dewan komisaris dan direksi, frekuensi kehadiran anggota dewan
komisaris dan direksi dalam rapat tersebut, frekuensi rapat dan kehadiran
komite audit, pelaksanaan tugas dan pertanggungjawaban dewan komisaris
dan direksi serta remunerasi dewan komisaris dan direksi.
Sejak tahun 2000, Bapepam dan LK telah berperan aktif dalam
terwujudnya penerapan prinsip prinsip GCG di Indonesia, terutama
dilingkungan pasar modal. commit to user
Penerapan ini bertujuan untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

kepercayaan masyarakat, baik lokal maupun internasional, terhadap pasar


modal Indonesia. Peran aktif Bapepam dan LK pada GCG diwujudkan
dengan keanggotaan Ketua Bapepam dan LK, Kepala Biro Standar Akuntansi
dan Keterbukaan dalam Komite Nasional GCG, dimana komite ini telah
menyusun pedoman nasional GCG di indonesia (M Irsan Nasarudin dkk,
2010:100). Sebagai implementasi penerapan GCG di pasar modal, Bapepam
dan LK terus berusaha memasukkan prinsip-prinsip GCG dalam setiap
penyusunan peraturan. Hal tersebut tercermin dalam penyempurnaan
peraturan tentang keterbukaan informasi, pelaporan keuangan, transaksi
material, transaksi benturan kepentingan, tender offer, merger, dan take
over,maupun peraturan baru mengenai saham bonus, tanggung jawab direksi
atas laporan keuangan, dan pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja
komite audit yang diterbitkan tahun 2003 (http://www.bapepam.go.id-
/pasar_modal/publikasi_pm/annual_report_pm/2003/m_gcg_2003.pdf).
Dewasa ini sinergi dalam implementasi atau penerapan GCG berada
pada perangkat hukum atau peraturan-peraturan yang dibuat oleh regulator
yang mana peraturan itu bertujuan untuk mendisiplinkan manajemen
perusahaan dan menekan pasar agar tidak bertindak bebas yang
mengakibatkan kerugian terhadap stakeholders. Sehingga dengan aturan
hukum yang wajib ditaati maka terciptalah suatu tingkat kepatuhan yang
signifikan dilakukan oleh pelaku pasar modal. Sikap kepatuhan yang
dilakukan oleh perusahaan dapat meningkatkan kualitas output, mengurangi
asimetris informasi, Meningkatkan nilai prediksi (prediction value),
menurunkan kesalahan keputusan investasi. Hasil inilah yang menjadi bagian
salah satu Bapepam dan LK membentuk aturan yang secara substansial
menerapkan prinsip prinsip GCG agar perusahaan dapat
mengimplementasikan prinsip GCG meskipun dari manajemen perusahaan
sendiri tidak mengimplementasikan prinsip GCG.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)


beserta peraturan pelaksanaan yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK telah
memberikan perlindungan kepada para pemegang saham publik secara lebih
besar. Hal ini dapat dilihat pada prinsip transparansi dan keterbukaan, wajar
dan efisiensi dalam UUPM beserta atauran-aturan pelaksanaannya yang
ditetapkan oleh Bapepam dan LK. Berikut ini adalah peran Bapepam
berdasarkan amanah UUPM Pasal 3 yang mencerminkan wujud dari prinsip-
prinsip Good Corporate Governance yang diterapkan pada perusahaan
terbuka guna memberikan perlindungan pemegang saham adalah sebagai
berikut:
a. Lembaga Pembina
Bapepam dan LK mempunyai tanggung jawab dan kewajiban
untuk membina kegiatan yang ada dalam pasar modal. Pembinaan
merupakan salah satu peran Bapepam dan LK berdasarkan UUPM.
Untuk menciptakan kegiatan pasar modal yang kondusif, dimana
pemegang saham sebagai pihak yang penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan pasar modal, Bapepam dan LK harus terus meningkatkan
kehati-hatian terhadap perusahaan yang meminta perijinan, persetujuan
dan pendaftaran. Salah satunya dalam memberikan persetujuan terhadap
perubahan manajemen dan pengendalian dari Perusahaan Efek yang
menjalankan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi, antara lain
melalui kegiatan penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper
test) terhadap calon Direktur, Komisaris, dan Pemegang Saham
Perusahaan Efek. Berdasarkan data Bapepam dan LK tahun 2011 ada
beberapa seleksi calon yang memperoleh ketentuan dengan perincian
sebagai berikut (Siaran Pers Bapepam dan LK Tahun 2011):
1) Calon Direktur sebanyak 31 orang;
2) Calon Komisaris sebanyak 29 orang; dan
3) Calon pemegang Saham atau Pengendali sebanyak 7 orang.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaku pasar modal,
commit tokegiatan
Bapepam-LK telah melakukan user edukasi berupa pembekalan
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

kepada perusahaan efek. Uji kepatuhan lembaga efek dilakukan melalui


pemeriksaan rutin kepada para pelaku pasar modal khususnya Lembaga
Efek. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari tugas dan fungsi Bapepam
dan LK dalam melakukan pembinaan dan pengawasan pasar modal.
Pemeriksaan rutin bertujuan untuk memastikan kepatuhan Lembaga Efek
terhadap peraturan perundang-undangan pasar modal yang berlaku.
Selama periode Januari hingga 9 Agustus 2011, Bapepam-LK telah
melakukan pemeriksaan rutin terhadap (Siaran Pers Bapepam dan LK
Tahun 2011) :
1) 9 (sembilan) Perusahaan Efek (PE), yang terdiri dari 1 (satu) Kantor
Pusat PE Anggota Bursa dan 8 (delapan) Kantor Cabang PE
Anggota Bursa.
2) 5 (lima) Biro Administrasi Efek (BAE) dan 4 (empat) Bank
Kustodian (BK).
3) 1 (satu) Self Regulatory Organizations (SRO), yaitu PT Bursa Efek
Indonesia.
Dalam melakukan uji kepatuhan PE, pemeriksaan dilakukan
terhadap antara lain organisasi PE, pengendalian dan pengawasan
internal, penyelenggaraan pembukuan, perlindungan aset-aset nasabah,
Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) khususnya dalam hal
kesesuaian dalam perhitungan dan penyajiannya. Sedangkan dalam
pemeriksaan rutin BAE, BK dan SRO, pemeriksaan dilakukan terhadap
antara lain organisasi, operasional, pelaporan dan pemeliharaan
dokumen. Dari hasil pemeriksaan kepatuhan terhadap 9 (sembilan) PE,
seluruhnya dikenakan diberikan teguran tertulis.
Bapepam dan LK juga membentuk Penyempurnaan Standard
Operating Procedures (SOP) Sepanjang tahun 2011, penyempurnaan
SOP difokuskan dan diarahkan pada upaya meningkatkan layanan publik.
Sebagai organisasi yang pro publik, maka penyempurnaan proses bisnis
di Bapepam dan LK diarahkan untuk menghasilkan proses bisnis yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

akuntabel dan transparan, serta mempunyai kinerja yang cepat dan


ringkas. Untuk itu, Bapepam dan LK senantiasa melakukan
penyempurnaan atas SOP yang ada secara rinci dan dapat
menggambarkan setiap jenis keluaran pekerjaan secara komprehensif.
Bapepam dan LK menunjang pelaksanaan tugas secara efisien,
efektif, transparan dan akuntabel, serta menindaklanjuti hasil penelaahan
dan penilaian internal atas SOP, serta memperhatikan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Keputusan Ketua
Bapepam dan LK Nomor KEP-71/BL/2007 tanggal 30 April 2007
tentang SOP dilingkungan Bapepam-LK dan telah disempurnakan
dengan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-556/BL/2010
tanggal 30 Desember 2010, maka Bapepam dan LK sebagai organisasi
yang melayani publik senantiasa perlu melakukan penyempurnaan SOP
yang ada.

b. Lembaga Pengatur
Bapepam dan LK berdasarkan fungsinya telah menjalankan
perannya sebagai regulator sesuai dengan amanah Pasal 3 UUPM. Peran
penting dari Bapepam untuk mengontrol dan mengarahkan perusahaan
atau pihak yang terkait dalam pasar modal adalah dengan menetapkan
peraturan sebagai dasar kepastian hukum bagi hak dan kewajiban setiap
pihak dan untuk mencapai kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan
efisien. Beberapa peraturan yang ditetapkan oleh Bapepam yang wajib
dipatuhi oleh perusahaan terbuka untuk membentuk manajemen
perusahan yang baik yang dapat memberikan perlindungan para
pemegang saham:
1) Kewajiban perusahaan publik untuk dapat melakukan penawaran
umum harus memenuhi hal-hal yang telah ditentukan berdasarkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

UUPM dan peraturan pelaksanaan Bapepam dan LK adalah sebagai


berikut:
Persyaratan penawaran umum telah diatur dalam beberapa
peraturan Bapepam-LK antara lain persyaratan yang terkait jumlah
maupun jenis dokumen yang wajib disampaikan kepada Bapepam
sebagai bagian dari dokumen pernyataan pendaftaran. Dokumen yang
dipersyaratkan bertambah banyak jumlahnya jika Emiten memiliki
banyak anak perusahaan, karena dokumen tersebut mencakup
dokumen Emiten sendiri maupun dokumen yang terkait dengan anak-
anak perusahaannya. Persyaratan tersebut akan menjadi tanggung
jawab bagi Emiten yang harus diperhitungkan waktu dan biaya
penyiapannya.
Berdasarkan Pasal 70 ayat (1) UUPM yang menyatakan
bahwa yang dapat melakukan Penawaran Umum hanyalah Emiten
yang telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam
untuk menawarkan atau menjual Efek kepada masyarakat dan
Pernyataan Pendaftaran tersebut telah efektif. Keterbukaan pada saat
melakukan penawaran umum ( primary market level) harus didahului
dengan pengajuan Pernyataan Pendaftaran Emisi ke Bapepam dengan
menyertakan semua dokumen penting yang disebut prospektus.
Prospektus berdasarkan Pasal 1 angka 26 UUPM adalah setiap
informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan
tujuan agar Pihak lain membeli Efek. Karena prospektus hal yang
signifikan bagi pemodal untuk mengambil keputusan dalam
melakukan pemesanan dan pembelian atas efek, maka penyajian data
prospektus ini merupakan perhatian utama oleh Bapepam sebagai
otoritas pasar modal. Bapepam dalam rangka penawaran umum
memberikan arahan bahwa prospektus selain harus meliputi semua
rincian dan fakta material mengenai emiten, juga harus dibuat
sedemikian rupa sehingga jelas dan komunikatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

Sebagai bentuk perlindungan terhadap investor, maka


Pasal 70 angka (1) UUPM dalam penjelasannya menentukan bahwa:
“Kegiatan Penawaran Umum merupakan salah satu cara
untuk menghimpun dana masyarakat. Untuk itu,
kepentingan masyarakat yang akan menanamkan dananya
pada Efek perlu mendapatkan perlindungan. Oleh karena
itu, setiap Pihak yang bermaksud menghimpun dana
melalui Penawaran Umum diwajibkan terlebih dahulu
menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam
dan Penawaran Umum tersebut baru dapat dilakukan
setelah Pernyataan Pendaftaran dimaksud efektif”.
Pasal 71 UUPM memberikan ketegasan dalam menjamin
bahwa pemesan atau pembeli efek telah memperoleh informasi atau
keterbukaan (disclosure) dari emiten. Sesuai dengan amanah UUPM,
Bapepam dan LK membentuk Peraturan Nomor IX.A.1 tentang
Ketentuan Umum Pengajuan Pernyataan Pendaftaran. Pada angka 3
dan 4 dalam peraturan ini menyatakan bahwa emiten harus
bertanggung jawab sepenuhnya atas semua informasi yang ada dalam
pernyataan pendaftaran serta memastikan bahwa para pemodal telah
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Sepanjang tahun 2011
Bapepam dan LK melakukan telah melakukan penyempurnaan
terhadap peraturan ini dengan tujuan untuk menyederhanakan
persyaratan, proses, dan prosedur penawaran umum yang dilakukan
oleh emiten/perusahaan publik dengan mengurangi jumlah dokumen
maupun jenis dokumen pernyataan pendaftaran dalam rangka
penawaran umum, tanpa mengurangikualitas informasi yang harus
disediakan. Pengurangan jumlah dokumen dimaksud adalah
pengurangan jumlah rangkap dokumen Pernyataan Pendaftaran yang
disampaikankepada Bapepam-LK yang semula empat rangkap
tercetak (hard copy) menjadi dua rangkap, dengan disertai pula salinan
elektronik (soft copy). Penyempurnaan peraturan ini ditetapkan
melalui keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-689/BL/2011
tanggal 30 Desember 2011 (Arsip Bapepam dan LK Tahun 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

Peraturan Nomor IX.C.1 Tentang Pedoman Mengenai


Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam rangka penawaran
umum, dimana seluruh isi dari peraturan ini memuat ketentuan yang
menjadi bagian hak pemodal untuk mengetahu seluk beluk yang
terkait perusahaan yang melakukan penawaran umum yang meliputi
Prospektus, Laporan Keuangan yang telah diaudit akuntan, perjanjian
Emisi, Legal Opinion dan sebagainya dalam rangka penawaran umum.
Pasal 78 ayat (1) mengatur bahwa :
Prospektus merupakan salah satu dokumen pokok dalam
rangka Penawaran Umum. Oleh karena itu, informasi yang
terkandung di dalamnya harus memuat hal-hal yang benar-
benar menggambarkan keadaan Emiten yang bersangkutan
sehingga keterangan atau informasi dapat dijadikan
sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan keputusan
investasinya. Apabila informasi yang disajikan tidak benar
tentang fakta yang material, atau tidak mengungkapkan
informasi yang benar tentang fakta yang material, hal
tersebut dapat mengakibatkan pemodal mengambil
keputusan investasi yang tidak tepat.
Peraturan Nomor IX.C.12 tentang Pedoman Mengenai
Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran
Umum Obligasi Daerah juga menentukan dan menyelaraskan
pelaksanaan penerbitan Obligasi Daerah dengan memenuhi ketentuan
tata cara pendaftaran dalam rangka penwaran umum sebagaimana
yang diatur dalam peraturan Nomor IX.A.2 tentang Tata Cara
Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum yang mengutamakan
prinsip disclosure information pada emiten dan perusahaan publik
(Arsip Bapepam dan LK Tahun 2011). Dalam ketentuan ini emiten
yang telah menyampaikan pernyataan pendaftaran (PP) kepada
Bapepam dan LK untuk menawarkan atau menjual efek kepada
masyarakat apabila telah mendapatkan pernyataan efektif dari
Bapepam dan LK dengan tujuan untuk memastikan bahwa pemodal
memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang keadaan
keuangan dan kegiatan usaha emiten atau perusahaan publik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

Peraturan Nomor IX.C.2 tentang pedoman Mengenai Bentuk dan Isi


Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum merupakan pedoman
yang wajib ditati bagi emiten dalam memberikan informasi mengenai
penawaran umum dari emiten yang dapat mempengaruhi keputusan
pemodal. Pasal 75 menyatakan bahwa Bapepam dan LK berkewajiban
memperhatikan dan memeriksa prospektus apakah telah memenuhi
prinsip keterbukaan atau transparansi. Berdasarkan Pasal 76 UUPM
Bapepam dan LK juga dapat meminta emiten wajib mengembalikan
modal yang diberikan pemesan saham apabila efek yang dicatatkan
dibursa efek tidak memenuhi persyaratan pencatatan. Contoh
perusahaan yang memenuhi ketentuan peraturan yang ditetapkan oleh
Bapepam dan LK pada saat penawaran umum adalah dalam
permohonan pernyataan pendaftaran yang diajukan oleh PT Bank
Bukopin, TBk (surat PT Bank Bukopin, Tbk Nomor:
12400/DIR/XII/2011, tanggal 19 Desember 2011 Perihal Surat
Pengantar untuk Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran
Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank
Bukopin Tahap I Tahun 2012). Dengan kronologis pada tanggal 19
Desember 2011, PT Bank Bukopin telah mengajukan Pernyataan
Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi
Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun 2012.
Berdasarkan permohonan tersebut, Bapepam dan LK telah
melakukan penelaahaan atas permohonan dimaksud. Dari hasil
penelaahan tersebut, Bapepam dan LK meminta kepada PT Bank
Bukopin, Tbk untuk menyampaikan perubahan dan atau tambahan
informasi atas Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam dan LK
(Surat Bapepam dan LK Nomor: S-392/BL/2012 tanggal 13 Januari
2012 Hal: Perubahan dan atau Tambahan Informasi atas Pernyataan
Pendaftaran. Pada tanggal 26 Januari 2012, PT Bank Bukopin, Tbk)
menyampaikan jawaban atas telaahan Bapepam dan LK sebagaimana
dimaksud di atas commit
dengan tomelampirkan
user kelengkapan dokumen
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

sebagaimana yang dimintakan oleh Bapepam dan LK (Surat PT Bank


Bukopin, Tbk Nomor: 0841/DIR/I/2012, tanggal 26 Januari 2012
Perihal Jawaban atas surat Bapepam dan LK Nomor: S-392/BL/2012
tanggal 13 Januari 2012). Kemudian Bapepam dan LK pada tanggal 3
Februari 2012 memerintahkan kepada PT Bank Bukopin, Tbk untuk
mengumumkan Prospektus Ringkas paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah diterimanya pemberitahuan dari Bapepam dan LK dan sudah
dapat melaksanakan penawaran awal (bookbuilding) bersamaan
dengan diumumkannya Prospektus Ringkan (Surat Bapepam dan LK
Nomor: S-1237/BL/2012 tanggal 3 Pebruari 2012 Hal: Pengumuman
Prospektus Ringkas dan/atau Pelaksanaan Penawaran Awal).
Guna memenuhi kelengkapan dalam rangka Pernyataan
Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum, PT Bank Bukopin, Tbk
telah mengkonfirmasikan kepada Bapepam dan LK tentang
pelaksanaan penawaran awal obligasi dan penyebaran informasi yang
berkaitan dengan Penawaran Umum (Surat PT Bank Bukopin, Tbk
Nomor: 1981/DIR/II/2012, tanggal 22 Februari 2012 Perihal Jawaban
atas surat Bapepam dan LK Nomor: S-392/BL/2012 tanggal 13
Januari 2012 Konfirmasi Pelaksanaan Penawaran Awal
(Bookbuilding) Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin
Tahap I tahun 2012).
Setelah dilakukan penelahaan lebih lanjut oleh Bapepam
dan LK sehubungan dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka
Penawaran Umum, PT Bank Bukopin, Tbk Bapepam dan LK
berpendapat bahwa tidak diperlukan informasi tambahan, maka
Pernyataan Pendaftaran dinyatakan menjadi efektif (Surat Bapepam
dan LK kepada PT Bank Bukopin, Tbk Nomor: S-2394/BL/2012
tanggal 28 Pebruari 2012 Hal: Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan
Pendaftaran).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

Dari proses permohonan Pernyataan Pendaftaran PT Bank


Bukopin, Tbk tersebut di atas, dapat dilihat bahwa pemenuhan prinsip
keterbukaan informasi dalam rangka Penawaran Umum benar-benar
terpenuhi dengan kewenangan yang ada pada Bapepam dan LK.

2) Tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan


manajemen serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para
pemegang saham diatur dalam hal sebagai berikut:
Emiten mempunyai tanggung jawab dalam memberikan
informasi mengenai laporang keuangan yang telah diatur sesuai dalam
Pasal 69 UUPM yang berstandar akuntansi, juga telah ditentukan
beserta peraturan Bapepam dan LK dalam angka 2 Peraturan Nomor
VIII.G.7 Tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan. Angka 2
mengatur secara khusus bahwa manajemen emiten harus bertanggung
jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Sesuai
dengan informasi materiil dalam pernyataan pendaftaran, Pasal 80
ayat (1) UUPM menetapkan bahwa :
Jika Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran
Umum memuat informasi yang tidak benar tentang Fakta
Material atau tidak memuat informasi tentang Fakta
Material sesuai dengan ketentuan Undang-undang ini dan
atau peraturan pelaksanaannya sehingga informasi
dimaksud menyesatkan, maka:
a) setiap Pihak yang menandatangani Pernyataan
Pendaftaran;
b) direktur dan komisaris Emiten pada waktu Pernyataan
Pendaftaran menjadi efektif;
c) Penjamin Pelaksana Emisi Efek; dan
d) Profesi Penunjang Pasar Modal atau Pihak lain yang
memberikan pendapat atau keterangan dan atas
persetujuannya dimuat dalam Pernyataan Pendaftaran;
wajib bertanggung jawab, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama, atas kerugian yang timbul akibat perbuatan
dimaksud.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan pasal diatas, Bapepam dan LK juga


menetapkan Peraturan VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi
Atas Laporan Keuangan dalam angka 2 juga mewajibkan direktur
untuk menandatangani surat pernyataan. Direksi berkewajiban
menyampaikan laporan keuangan serta bertanggung jawab atas
pernyataan yang dapat menimbulkan kerugian.
Dalam tahap penawaran umum dalam hal jumlah
permintaan efek melebihi jumlah efek yang ditawarkan, maka harus
diadakan penjatahan sesuai dengan Peraturan Nomor IX.A.7 tentang
Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Penawaran
Umum. Dalam peraturan ini banyak hal yang diatur dalam proses
penjatahan termasuk salah satunya Manajer Penjatahan wajib
memastikan bahwa semua agen penjualan Efek yang tercantum dalam
Prospektus mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh
formulir pemesanan dan dokumen pemesanan lain yang diperlukan.
Formulir pemesanan tersebut wajib tersedia dalam jumlah yang cukup
dan mempunyai nomor urut tercetak (preprinted number).
Berdasarkan laporan Bapepem dan LK tahun 2011, peraturan ini
mengalami penyempurnaa dengan tujuan memberikan landasan
hukum yang lebih kuat mengenai ketentuan pembatalan pemesanan
ganda dan rincian pemesanan yang dianggap terafiliasi dalam proses
Penawaran Umum serta mewajibkan Penjamin Pelaksana Emisi Efek
untuk memperhatikan kepentingan pemesan perorangan dalam
penetapan persentase Penjatahan Pasti dan Penjatahan Terpusat (Arsip
Bapepam dan LK 2011).
Pasal 86 ayat (1) UUPM mengatur bahwa:
Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi
efektif atau Perusahaan Publik wajib:
a.menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam
dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat;
dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

b.menyampaikanlaporan kepada Bapepam dan


mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa
material yang dapat mempengaruhi harga Efek selambat-
lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah
terjadinya peristiwa tersebut.
Berdasarkan pasal diatas Bapepam dan LK juga
menetapkan Peraturan Nomor X.K.2 Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam dan LK Nomor: Kep 346/BL/2011 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan
Publik dimana pada angka 2 huruf c memuat mengenai kewajiban
emiten dan perusahaan publik untuk mengumumkan laporan keuangan
dan angka 3 menentukan agar dapat menyampaikan laporan keuangan
berdasarkan waktu yang telah ditetapkan. Setiap emiten dan
perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi
efektif wajib menyampaikan laporan keuangan berkala kepada
Bapepam dan LK untuk agar dapat diketahui oleh para pemegang
saham. sebagai contoh peran Bapepam dalam memberikan
perlindungan atas pelanggaran dalam kegiatan pasar modal adalah
kewajiban penyampaian Laporan Keuangan Tengah Tahunan (LKTT)
2011 ”DART” ( Peraturan Bapepam dan LK Nomor X.K.2,
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor:Kep-346/BL/2011 tanggal
5 Juli 2011 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan
Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik, angka 3 huruf b 3).
Dalam hal ini, kewajiban ”DART” adalah menyampaikan
LKTT 2011 kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada
masyarakat dalam jangka waktu paling lambat pada akhir bulan ketiga
setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan
Akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan (Peraturan
Bapepam Nomor X.K.2, Keputusan Ketua Bapepam dan LK
Nomor:Kep-346/BL/2011 tanggal 5 Juli 2011 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

Publik, angka 3 huruf b 3) dan menyampaikan laporan tersebut kepada


Bapepam dan LK dalam salinan elektronik.
Pada tanggal 12 Oktober 2011, Bapepam dan LK telah
menerima LKTT ”DART” periode 2011 yang seharusnya
disampaikan kepada Bapepam dan LK paling lambat 30 September
2011, yaitu pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan
tahunan (surat Bapepam dan LK Nomor: S-314/BL/S.2/2011 tanggal
24 November 2011, Hal: Sanksi Administratif atas Keterlambatan
Penyampaian Laporan Keuangan Tengah Tahunan (LKTT) 2011).
Pengumuman di Surat Kabar dan Penyampaian Salinan Elektronik
(Soft Copy) LKTT 2011, angka 4. Selanjutnya pada tanggal 20
Oktober 2011 ”DART” telah mengumumkan LKTT 2011 melalui
surat kabar yang seharusnya dilakukan paling lambat 30 September
2011. Kemudian, pada tanggal 20 Oktober 2011, ”DART” telah
menyampaikan LKTT kepada Bapepam dan LK dalam bentuk salinan
elektronik (soft copy) yang seharusnya disampaikan dalam jangka
waktu yang bersamaan dengan penyampaian LKTT 2011. Dengan
demikian, ”DART” mengalami keterlambatan dalam menyampaikan
Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2011 selama 12 (dua belas) hari
yang dihitung dari tanggal 31 September 2011 (tanggal kewajiban
penyampaian laporan) sampai dengan 12 Oktober 2011 (tanggal
penyampaian laporan).
Berdasarkan fakta tersebut di atas, Bapepam dan LK telah
mengenakan sanksi administratif kepada ”DART” yait, untuk
keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan Tengah Tahunan,
”DART” diwajibkan untuk membayar denda per hari sebesar Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah) selama 12 (dua belas) hari
keterlambatan atau seluruhnya sebesar Rp 12.000.000,00 (dua belas
juta rupiah) yang harus segera disetor ke Kas Negara. Sedangkan
untuk keterlambatan mengumumkannya di surat kabar dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id

keterlambatan menyampaikan LKTT 2011 kepada Bapepam dan LK


dalam bentuk salinan elektronik (soft copy), Bapepam dan LK
mengenakan sanksi administratif kepada ”DART” berupa Peringatan
Tertulis dan diingatkan untuk selalu mematuhi peraturan perundang-
undangan di bidang Pasar Modal ( surat Bapepam dan LK Nomor: S-
314/BL/S.2/2011 tanggal 24 November 2011, Hal: Sanksi
Administratif atas Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan
Tengah Tahunan (LKTT) 2011, Pengumuman di Surat Kabar dan
Penyampaian Salinan Elektronik (Soft Copy) LKTT 2011, angka 4).
Peraturan Nomor X.K.4 tentang Laporan Realisasi
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum pada angka 1 jelas
memuat mengenai kewajiban emiten untuk menyampaikan laporan
realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum saham maupun
obligasi yang dibuat secara berkala setiap tiga bulan yaitu pada bulan
Maret, Juni, September, dan Desember, dan disampaikan kepada
Bapepam dan LK yang merupakan hal yang penting yang dapat
mempengaruhi kepentingan pemodal. Realisasi penggunaan dana hasil
penawaran tersebut wajib dipertanggungjawabkan pada Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan atau disampaikan kepada wali
amanat selaku wakil dari pemegang obligasi. Berkenaan dengan
ketepatan waktu penyampaian Laporan Realisasi Penggunaan Dana
(LRPD) selama tahun 2011, sebesar 95% dari total Emiten
menyampaikan LRPD periode Desember dengan tepat waktu, sebesar
95% dari total Emiten menyampaikan LRPD periode Maret 2011 yang
tepat waktu, sebesar 93% dari total Emiten menyampaikan LRPD
periode Juni 2011 dengan tepat waktu, dan sebesar 98% dari total
Emiten menyampaikan LRPD periode September 2011 dengan tepat
waktu (Arsip Bapepam dan LK Tahun 2011).
Sebagai contoh adalah realisasi penggunaan dana hasil
Penawaran Umum “TRIL” dengan kronologis Pada tanggal 15 Januari
commitPernyataan
2008, “TRIL” memperoleh to user Efektif dari Bapepam dan LK
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id

atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana


Saham “TRIL”. Berkenaan dengan Penawaran Umum Perdana Saham
tersebut, “TRIL” telah menyampaikan laporan Realisasi Penggunaan
Dana (LRPD) hasil Penawaran Umum periode 31 Maret 2008 kepada
Bapepam dan LK pada tanggal 14 April 2008. Dari laporan tersebut
dan membandingkan dengan yang ada dalam Prospektus Penawaran
Umum “TRIL”, diperoleh data bahwa “TRIL” telah melakukan
perubahan penggunaan dana hasil Penawaran Umum sebagaimana
tabel berikut (Surat Bapepam dan LK Nomor: S-39/BL/S.2/2012
tanggal 7 Februari 2012, Hal: Sanksi Administratif Atas Pelanggaran
Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pasar Modal, angka 1):
Tabel 1 : Perubahan Penggunaan Dana
No Rencana Penggunaan % Rencana Penggunaan %
Dana Pada Prospektus Dana LRPD per 31
. Maret 2008
1. Modal kerja 70 Modal kerja 43,42
2. Pendirian dan perluasan 16 Pembangunan gudang 13,35
gudang & workshop
3. Peningkatan status 10 Peningkatan status
perwakilan menjadi perwakilan menjadi
cabang utama sekaligus cabang utama sekaligus
pembangunan “workshop pembangunan “workshop
gallery” gallery”
4. Perlunasan sebagian 4 Sisa dana ditempatkan 39,37
hutang di Bank Danamon dalam bentuk investasi
jangka pendek di:
PT SAM Rp. 25 milliar
PT SASM Rp 10 milliar
PT SASM Rp 10 milliar
Total 100 Total 100
Sumber : Bapepam dan LK Tahun 2012
Atas perubahan penggunaan dana tersebut, “TRIL” tidak
mengadakan Rapat umum Pemegang Saham (RUPS) untuk
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari RUPS. Berdasarkan
data tersebut di atas, “TRIL” terbukti telah melakukan perubahan
penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham “TRIL”
dimana penggunaan dana hasil Penawaran yang dilakukan oleh

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id

“TRIL” untuk investasi jangka pendek di “SAM” dan “SASM” tidak


sesuai dengan rencana realisasi penggunaan dana Penawaran Umum
sebagaimana dicantumkan dalam Prospektus Penawaran Umum, dan
atas perubahaan penggunaan dana dimaksud, “TRIL” tidak mengikuti
prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor X.K.4.
Berdasarkan hal-hal tersebut, sesuai dengan Pasal 102
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal juncto
Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal sebagaimana
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2004, dengan
ini ditetapkan bahwa “TRIL” dikenakan sanksi administratif berupa
Denda sebesar Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) yang
harus segera disetor ke Kas Negara (Surat Bapepam dan LK Nomor: S-
39/BL/S.2/2012 tanggal 7 Februari 2012, Hal: Sanksi Administratif
Atas Pelanggaran Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pasar
Modal, angka 1).
Emiten yang memperoleh dana dari pemegang saham atau
pemodal yang PP telah efektif wajib menyampaikan laporan realisasi
penggunaan dana hasil penawaran umum dan tindakan ini wajib
dipertanggung jawabkan pada RUPS Tahunan dan atau disampaikan
kepada wali amanat.
Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.6 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-
134/BL/2006 tanggal 7 Desember 2006. Peraturan ini merupakan
penyempurnaan dan sekaligus menggantikan Peraturan Nomor
VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan. Adapun Penerbitan Peraturan ini
dimaksudkan sebagai upaya Bapepam dan LK selaku regulator dalam
melakukan pengawasan dan mendorong peningkatan kualitas
penerapan, keterbukaan, dan pertanggungjawaban tata kelola yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id

baik oleh Emiten dan Perusahaan Publik kepada pemegang saham dan
publik. Salah satu prinsip dalam tata kelola perusahaan yang baik
adalah adanya jaminan bahwa seluruh informasi yang bersifat material
terkait dengan perusahaan, termasuk keadaan keuangan, kinerja,
kepemilikan dan tata kelola, harus disusun dan disajikan secara akurat
serta diinformasikan serta dipertanggungjawabkan kepada pemegang
saham secara tepat waktu. Hal tersebut telah menjadi suatu prinsip
yang secara umum diakui dan diterapkan banyak negara. Salah satu
bentuk utama pemenuhan hal tersebut dilakukan melalui kewajiban
penyusunan Laporan Tahunan oleh manajemen dan pengawas
perusahaan.
Dengan diterbitkannya peraturan ini, diharapkan Laporan
Tahunan yang disusun oleh Emiten atau Perusahaan Publik dapat
semakin meningkat baik dari sisi kualitas informasi maupun ketepatan
waktu penyampaian Laporan Tahunan tersebut, dimana secara umum
hal tersebut menjadi indikasi adanya peningkatan penerapan tata
kelola perusahaan yang baik, yaitu tercapainya keseimbangan antara
yang disajikan, diberikan, dan dipertanggungjawabkan oleh
manajemen dan pengawas atas kinerja masing-masing di perusahaan
dengan kebutuhan hak pemodal atas informasi perusahaan melalui
pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam Laporan Tahunan. Peraturan
Nomor X.K. 6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan
Bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Laporan Tahunan wajib
disampaikan oleh Emiten atau Perusahaan Publik kepada Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan selambat-lambatnya 4
(empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Sebagai contoh adalah
kewajiban penyampaian Laporan Tahunan 2010 ”GTBO” berdasarkan
ketentuan peraturan Bapepam tentang Laporan Kewajiban
Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten Atau Perusahaan Publik,
Peraturan Bapepam Nomor X.K.6, angka 1 huruf a. Dalam hal ini,
commit to userlaporan tahunan kepada Bapepam
kewajiban ”GTBO” menyampaikan
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id

dan LK selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah tahun buku


berakhir, sebanyak 4 (empat) eksemplar dan sekurang-kurangnya 1
(satu) eksemplar dalam bentuk asli yang wajib ditandatangani secara
langsung oleh direksi dan komisaris.
Pada tanggal 2 Mei 2011 Bapepam dan LK telah
menerima Laporan Tahunan ”GTBO” periode tahun 2010, yang
seharusnya disampaikan kepada Bapepam dan LK paling lambat
tanggal 30 April 2011, yaitu 4 (empat) bulan setelah tahun buku
berakhir. Dengan demikian ”GTBO” mengalami keterlambatan
menyampaikan laporan Tahunan 2010 selama 2 (dua) hari (surat
Bapepam dan LK Nomor: S-274/BL/S.2/2011 tanggal 14 November
2011, Hal: Sanksi Administrasi Berupa Denda atas Keterlambatan
Penyampaian Laporan Tahunan 2010, angka 4). Berdasarkan fakta
tersebut di atas, Bapepam dan LK telah mengenakan sanksi
administratif berupa denda kepada ”GTBO” per hari sebesar Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah) selama 2 (dua) hari keterlambatan atau
seluruhnya sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah) yang harus
segera disetor ke Kas Negara.
Adapun demikian selain mengatur mengenai
pengungkapan atas pemegang saham tertentu dalam laporan tahunan
yang diatur dalam Peraturan X.K. 6 juga mewajibkan pemegang
saham yang memiliki saham di atas 5% untuk melapor
kepemilikannya dan menyampaikan informasi kepada Bapepam dan
LK sesuai dengan Peraturan Nomor X.M.1 tentang keterbukaan
Informasi Pemegang Saham Tertentu merupakan hak dari pemegang
saham untuk memperoleh informasi terkait modal yang telah
diinvestasikan (Arsip Bapepam dan LK Tahun 2011).

3) Pemegang Saham memperoleh metode yang aman dalam pendaftaran


kepemilikan dan pengalihan sahamnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id

Pasal 48 dan Pasal 49 UUPM beserta peraturan


pelaksanaannya dalam Peraturan Nomor VI.B.1 dan Peraturan IX.J.1,
memungkinkan pemegang saham memperoleh kenyamanan dan
keamanan dalam mendaftarkan sahamnya dengan memperbolehkan
perusahaan melimpahkan kewenangan pengadministrasian,
pemindahan kepemilikan, penyerahan atau penerimaan efek kepada
Biro Administrasi Efek (BAE). Angka 11 Peraturan Nomor IX.J.1
diatur mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang
mensyaratkan bahwa pemindahan hak atas saham harus dibuktikan
dengan suatu dokumen yang ditandatangani oleh atau atas nama pihak
yang memindahkan hak dan oleh atau atas nama pihak yang
menerimanya. Hal ini mengatur mengenai ketentuan saham dalam
penitipan kolektif pemegang saham.
Peraturan Nomor VI.B.1 menetapkan bahwa dalam hal
pengadministrasian, pemindahan kepemilikan, penyerahan atau
penerimaan efek kepada BAE dilakukan oleh BAE, emiten dan BAE
bertanggungjawab baik sendiri maupun bersama-sama kepada
pemegang efek atas kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaiannya
dalam melaksanakan tugasnya.

4) Pemegang Saham mendapatkan informasi yang relevan tentang


perseroan secara tepat waktu dan mudah yang diatur dalam peraturan
sebagai berikut
Pasal 85, Pasal 86, Pasal 87, Pasal 88 dan Pasal 89
Undang-Undang Pasar Modal mengatur kewajiban bagi emiten atau
perusahaan publik untuk memberikan informasi kepada publik
(termasuk kepada pemegang saham) mengenai keadaan perseroan
baik secara berkala, ataupun insidentil dalam hal terjadi peristiwa
materiil yang menyangkut perusahaan.
Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian
commit to
Laporan Keuangan mengenai user hubungan istimewa, informasi
transaksi
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id

segmen, instrumen derivatif, pemecahan saham dan deviden saham.


Peraturan Nomor IX.J.1 tentang Pokok Pokok Anggaran Dasar
Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas
dan Perusahaan Publik pada angka 13 mengatur bahwa laporan
tahunan dan perhitungan tahunan harus disetujui oleh RUPS dan
perseroan wajib mengumumkan neraca dan laporan laba atau rugi.
Peraturan Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi
Yang Harus Diumumkan Kepada Publik mengatur bahwa setiap
perusahaan publik atau emiten harus menyampaikan kepada Bapepam
dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin paling
lambat akhir hari kerja kedua setelah keputusan atau terjadinya
informasi atau fakta materiil yang mungkin dapat mempengaruhi nilai
efek, perusahaan atau keputusan investasi pemodal. Yang termasuk
informasi atau fakta materiil antara lain adalah, penggabungan usaha,
pembelian saham, peleburan usaha, pembentukan usaha patungan,
pembelian dan penjualan aktiva yang materiil, dan perubahan dalam
pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen.
Peraturan Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala. Setiap emiten atau perusahaan publik
wajib menyampaikan laporan keuangan berkala secara baik secara
tahunan maupun tengah tahunan kepada Bapepam dengan ketentuan
bahwa laporan keuangan tersebut wajib diumumkan kepada publik.
Peraturan Nomor X.K.5 tentang Keterbukaan Informasi bagi Emiten
atau Perusahaan Publik yang Dimohonkan Pernyataan Pailit.

5) Hak pemegang saham untuk berpartisipasi dalam RUPS dan


menggunakan hak suara.
Kondisi perusahaan yang dihadapkan pada suatu kondisi
dimana pilihan terbaik bagi perseroan adalah untuk melakukan
transaksi yang mengandung benturan kepentingan, maka dalam
rangka perlindungancommit to user
kepada publik Bapepam dan LK telah
perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id

menetapkan peraturan yang wajib di patuhi oleh emiten atau


perusahaan publik dalam memberikan dan menjamin hak pemegang
saham untuk meminta persetujuan terlebih dahulu kepada pemegang
saham independen melalui RUPS selain itu perseroan wajib
menyampaikan dokumen keterbukaan informasi kepada Bapepam dan
LK. Perlindungan pemegang saham tersebut di atur dalam Peraturan
Nomor IX.E.1 Lampiran Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-
412/BL/2009 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
Transaksi yang mengandung benturan kepentingan wajib mendapat
persetujuan pemegang saham independen. Peraturan Bapepam Nomor
IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.
Suatu transaksi yang material wajib mendapat persetujuan pemegang
saham melalui RUPS. Emiten atau Perusahaan Publik juga wajib
untuk menyampaikan keterbukaan informasi atas transaksi terseebut
baik kepada Bapepam dan LK maupun kepada Pemegang Saham
sebelum pelaksanaan RUPS. Selama tahun 2011 tercatat enam emiten
yang melakukan perubahan kegiatan usaha utama (Arsip Bapepam
dan LK Tahun 2011).
Peraturan Nomor IX.G.1 tentang Penggabungan atau
Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten. Dalam dal ini wajib
mendapat persetujuan RUPS. Peraturan IX.J.1 diatur bahwa pemegang
saham berhak memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi dalam
menggunakan hak suara dalam RUPS serta mendapatkan informasi
mengenai tata cara RUPS termasuk penggunaan hak suara. Peraturan
Nomor IX.I.1 tentang Rencana dan Pelaksanaan RUPS diatur bahwa
perusahaan diwajibkan untuk memberi kesempatan kepada pemegang
saham untuk berpartisipasi danmenggunakan hak suara dalam RUPS
serta informasi tentang tata cara RUPS termasuk prosedur, tata cara,
dan agenda rapat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id

6) Pemegang saham mempunyai hak untuk berpartisipasi dan mendapat


informasi secara layak serta tepat waktu terhadap keputusan
perusahaan yang menyangkut perubahan fundamental perusahaan.
Peraturan Nomor IX.J.1 mengatur bahwa pemegang
saham berhak mendapatkan informasi dan berpartisipasi memberikan
suara dalam RUPS dalam hal-hal yang menyangkut perubahan
fundamental perusahaan seperti penambahan modal, transaksi yang
mempunyai benturan kepentingan. RUPS juga diperlukan dalam
rangka mengalihkan atau menjadikan jaminan utang atas seluruh atau
sebagian besar kekayaan perseroan atau melakukan penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, pembubaran dan kepailitan perseroan.
Peraturan Nomor IX.G.1 tentang Penggabungan dan
Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau Emiten, angka 3 huruf a
mengatur bahwa direksi dan komisaris perusahaan publik atau emiten
yang akan melakukan penggabungan usaha atau peleburan usaha
dilakukan dengan memperhatikan kepentingan perseroan, masyarakat
dan persaingan sehat dalam melakukan usaha, serta ada jaminan tetap
terpenuhinya hak-hak pemegang saham publik dan karyawan.
Peraturan Nomor IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan
Transaksi Tertentu. Dalam peraturan ini diatur bahwa transaksi
tertentu yang mempunyai benturan kepentingan wajib mendapatkan
persetujuan dari pemegang saham independen.

7) Perlindungan pemegang saham dari setiap pihak yang karena


kepemilikan atau kedudukannya mengendalikan perusahaan.
Dalam Pasal 87 Undang-Undang Pasar Modal diatur
bahwa direktur atau komisaris emiten atau perusahaan publik wajib
melaporkan kepemilikan dan setiap perubahan kepemilikannya atas
saham. Selanjutnya ditegaskan pula bahwa pihak yang memiliki
sekurang-kurangnya 5% saham emiten atau perusahaan publik wajib
commit to user
melaporkan kepada Bapepam.
perpustakaan.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id

Peraturan Nomor IX.F.3 tentang Pedoman Bentuk dan Isi


Pernyataan Perusahaan Sasaran dan Pihak Lainnya Sehubungan
Dengan Penawaran Tender, dan kewajiban untuk mengumumkannya.
Untuk melindungi kepentingan saham, dalam ketentuan tersebut diatur
bahwa harga penawaran tender harus lebih tinggi dari harga
penawaran tertinggi yang pernah diajukannya dalam waktu 180 hari
atau harga tertinggi efek tersebut di bursa efek dalam waktu 90 hari
sejak pengumuman tender.

8) Perlindungan pemegang saham dari transaksi perdagangan orang


dalam.
Pasal 95 sampai dengan Pasal 99 Undang-Undang Pasar
Modal beserta peraturan pelaksananya jelas mengatur tentang
transaksi perdagangan orang dalam yang pada intinya dilarang.
Peraturan diatas merupakan salah satu Peraturan Bapepam dan
LK yang sangat mencerminkan pentingnya diterapkan prinsip-prinsip
GCG dalam suatu perusahaan untuk memberikan perlindungan
pemegang saham. Menurut peraturan ini, emiten diwajibkan melakukan
transaksi secara jujur, benar dan demi kepentingan semua pemegang
saham serta dilarang melakukan transaksi yang menguntungkan pihak-
pihak tertentu. Setiap terjadi transaksi yang memiliki benturan
kepentingan ekonomi antara organ perusahaan, seperti direksi dan
komisaris dengan perusahaan-perusahaan itu sendiri, maka harus terlebih
dahulu dilakukan RUPS independen.

c. Lembaga Pengawas
Selain ditetapkannya peraturan oleh Bapepam dan LK sebagai
regulator. Berdasarkan UUPM, peran Bapepam dan LK dapat melakukan
pemeriksaan, penyidikan dan menetapkan sanksi atas pelanggaran
undang-undang dan atau peraturan pelaksanaan yang ditetapkan oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id

Bapepam dan LK. Sebagai penegak hukum di pasar modal indonesia,


Bapepam dan LK dapat mengenakan sanksi sebagai mana yang diatur
dalam peraturan sebagai berikut:
a. Bapepam dan LK menetapkan sanksi admnistratif sesuai ketentuan
Pasal 102 ayat (1) terhadap pihak yang memperoleh izin, persetujuan,
atau penaftaran dari Bapepam dan LK;
b. Pasal 102 ayat (2) menyatakan bahwa Sanksi administratif
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa peringatan
tertulis, denda yaitu kewajiban membayar sejumlah uang tertentu,
pembatalan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, pencabutan
izin usaha, pembatalan persetujuan, pembatalan pendaftaran;
c. Pasal 63 dalam peraturan pemerintahan Nomor 45 Tahun 1995
menyatakan bahwa emiten yang pernyatan pendaftarannya telah
menjadi efektif dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah) setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dimaksud dg
ketentuan bahwa jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratusjuta rupiah). Direktur atau Komisaris
Emiten/Perusahan Publik, atau setiap pihak yang memiliki sekurang-
kurangnya 5% (lima perseratus) saham Emiten atau Perusahaan
Publik, dikenakan sanksi denda Rp100.000,00(seratur ribu rupiah)
atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dimaksud dengan
ketentuan bahwa jumlah keseluruhan denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Selama tahun 2011 Bapepam dan LK telah melakukan
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal atas 155 kasus dugaan
pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan
melakukan Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 101 Undang-
Undang Pasar Modal terhadap 12 kasus dugaan tindak pidana di bidang
Pasar Modal. yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan
commit to
Perusahaan Publik, perdagangan userdan pengelolaan investasi. Kasus-
Efek,
perpustakaan.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id

kasus yang berkaitan dengan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik


antara lain dugaan pelanggaran atas ketentuan Transaksi yang
mengandung Benturan Kepentingan, Transaksi Material, Keterbukaan
Pemegang Saham Tertentu, Informasi atau Fakta Material Yang Harus
Segera Diumumkan Kepada Publik, Penyajian Laporan Keuangan,
Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum dan lain-lain. Kasus-kasus
yang berkaitan dengan perdagangan Efek antara lain dugaan pelanggaran
manipulasi pasar, perdagangan semu, perdagangan orang dalam,
penipuan dan lain-lain. Kasus-kasus yang berkaitan dengan pengelolaan
investasi antara lain dugaan pelanggaran dalam pengelolaan Reksa Dana,
kewajiban pelaporan Reksa Dana dan lain-lain (Siaran Pers Bapepam dan
LK Tahun 2011).
Dari 155 kasus dalam Pemeriksaan, 49 kasus telah selesai proses
pemeriksaannya dan telah dikenakan sanksi oleh Bapepam-LK dalam
bentuk sanksi administratif dan atau perintah untuk melakukan tindakan
tertentu kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran, 4 kasus
ditutup karena tidak ditemukan adanya pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal, 43 kasus telah selesai
proses pemeriksaannya namun masih menunggu proses pengenaan sanksi
dan proses lebih lanjut dan 59 kasus masih dalam proses pemeriksaan
(Siaran Pers Bapepam dan LK Tahun 2011).
Selain itu Bapepam dan LK juga melakukan pengawasan
terhadap Emiten atau Perusahaan Publik. Sepanjang tahun 2011, terdapat
194 aksi korporasi yang dilakukan Emiten atau Perusahaan Publik
dengan rincian (Siaran Pers Bapepam dan LK Tahun 2011):
a. 21 Emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa HMETD;
b. 4 Emiten melakukan Penggabungan Usaha (merger);
c. 20 Emiten melakukan Akuisisi;
d. 11 Emiten menjadi sasaran Penawaran Tender (Tender Offer);
e. 16 Emiten menjadi sasaran Pengambilalihan Perusahaan Terbuka;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id

f. 5 Emiten melakukan Perubahan kegiatan Usaha Utama Perseroan;


g. 33 Emiten melakukan Transaksi Material;
h. 4 Emiten melakukan Transaksi Material yang dikecualikan dari
Peraturan IX.E.2.;
i. 55 emiten melakukan transaksi afiliasi dan atau transaksi yang
mengandung unsur Benturan Kepentingan;
j. 4 emiten melakukan Pembelian Kembali (buy back) Saham;
k. 3 emiten melakukan Pembelian Kembali (buy back) Obligasi;
l. 10 emiten melakukan Kuasi Reorganisasi;
m. 7 Emiten melakukan Perubahan Nama Perusahaan;
n. 1 Emiten melakukan Go Pivate, yaitu PT Dynaplast Tbk.
Undang Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 (UUPM)
yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 1996 dapat diakatakan
sebagai undang-undang yang cukup komprehensif, karena mengacu pada
aturan-aturan yang berlaku secara internasional (M Irsan Nasarudin, dkk.
2010:73). UUPM dilengkapi dengan Peraturan Pemerintahan Nomor 45
Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal
dan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara
Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal serta beberapa keputusan menteri
dan seperangkat peraturan yang di keluarkan oleh Bapepam dan LK yang
jumlahnya lebih dari 150 buah peraturan.
Undang-Undang Pasar Modal memberikan kewenangan yang
cukup besar dan luas kepada Bapepam dan LK selaku badan pengawas.
Undang-undang ini dengan tegas mengamanatkan kepada Bapepam dan
LK untuk melakukan penyelidikan, pemeriksaan, dan penyidikan
terhadap kejahatan yang terjadi di bidang pasar modal. Selain itu,
Bapepam dan LK merupakan Self Regulation Organization (SRO) yang
menjadikan Bapepam mudah untuk bergerak dan menegakkan hukum,
sehingga menjamin kepastian hukum.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id

Undang Undang Pasar Modal memberikan tanggung jawab


kepada Bapepam dan LK untuk dapat menciptakan pasar modal yang
teratur, wajar, dan efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat. Bapepam dan LK mempunyai 17 kewenangan berdasarkan
UUPM yang secar sederhana dikategorikan kedalam tiga macam yaitu
kewenangan untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan.
Untuk mengefektifkan tugas tersebut, Bapepam harus bersikap
independen untuk menegakkan hukum secara konsisten, imprasial, dan
adil. Tetapi pada saat sekarang ini Bapepam dan LK masih berada di
bawah posisi Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

2. Efektivitas Peranan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga


Keuangan dalam Mewujudkan Prinsip Good Corporate Governance dan
Memberikan Perlindungan Kepada Pemegang Saham.
Bapepam dan LK memiliki visi dan misi dalam membentuk
pasar modal yang dapat bersaing secara nasional maupun internasional
sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pasar
modal. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bapepam dan LK menjadi
lembaga otoritas yang amanah dan profesional yang mampu mewujudkan
industri pasar modal dan lembaga keuangan non-bank sebagai penggerak
perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing gloobal. Bapepam
dan LK bertanggungjawab atas pencapaian kinerja setiap tahunnya.
Pencapaian kerja yang telah dilakukan Bapepam dan LK pada tahun 2011
adalah sebagai berikut (Arsip Bapepam dan LK Tahun 2011):
a. Melakukan penelaahan 284 Laporan Keuangan Tahunan, 334 Laporan
Tahunan, 264 Laporan Keuangan Tengah Tahunan Emiten dan Perusahaan
Publik;
b. Melakukan pemeriksaan teknis terhadap 34 Emiten dan Perusahaan
Publik;
c. Melakukan penelaahan atas 494 Laporan Keuangan Tengah Tahunan
mengenai penerapan penyajian dan ketentuan dalam PSAK 1 dan PSAK 3
serta Peraturan No. X.K.2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id

Kerangka hukum yang kokoh merupakan salah satu prasyarat


untuk terciptanya pasar modal yang tangguh dan berdaya saing global.
Kerangka hukum yang kokoh tidak saja meliputi aspek peraturan, akan tetapi
juga meliputi aspek penegakan hukum. Kedua aspek tersebut saling terkait
satu sama lain. Peningkatan kualitas pengawasan dan penegakan hukum
terhadap pelaku akan menciptakan kepastian hukum yang didasarkan pada
prinsip keadilan dan transparansi. Penegakan hukum adalah fungsi
pendisiplinan yang bersifat represif dalam suatu sistem pengawasan. Sebagai
upaya represif, penegakan hukum merupakan alat untuk memberikan efek
jera kepada pelaku pelanggaran yang menerima hukuman atas pelanggaran
yang dilakukannya. Disamping itu, penegakan hukum juga ditujukan untuk
mencegah munculnya pelanggaran-pelanggaran lain di masa yang akan
datang.
Hal ini berarti bahwa tercipta suatu konsekuensi nyata bagi
setiap ketidakpatuhan dan setiap pelanggaran terhadap ketentuan yang ada.
Bapepam-LK menekankan pada peningkatan kualitas penegakan hukum yang
lebih efektif dan memberikan efek jera kepada para pelanggar hukum. Seperti
hasil dari pembahasan sebelumnya, peran Bapepam dan LK sebagai rule
making dalam rangka menciptakan pasar yang teratur, wajar, dan efisien telah
menetapkan peraturan berdasarkan amanah Undang Undang Nomor 8 Tahun
1995 Tetang Pasar Modal, dan Keputusan Menteri Keuangan. Bapepam dan
LK juga diberi kewenangan untuk membuat peraturan-peraturan dan
mengambil kebijakan kebijakan yang mendukung terciptanya pasar yang
teratur, wajar, dan efisien.
Emiten dan Perusahaan Publik mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan kepada Bapepam-LK.
Ini sebagai wujud terbentuknya prinsip GCG pada perusahaan terbuka.
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor X.K.2, Jumlah
Emiten dan Perusahaan Publik yang wajib menyampaikan Laporan Keuangan
Tengah Tahunan 2011, berdasarkan hasil laporan Bapepam dan LK ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id

sejumlah 494 perusahaan. Sejumlah 462 Emiten dan Perusahaan Publik


menyampaikan Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2011 secara tepat waktu,
dan 32 Emiten dan Perusahaan Publik mengalami keterlambatan. Selama
tahun 2011 telah dilakukan penelaahan terhadap 264 Laporan Keuangan
Tengah Tahunan 2011 dari Emiten dan Perusahaan Publik (Arsip Bapepam
dan LK Tahun 2011). Berdasarkan data yang diperoleh dapat diambil
kesimpulan bahwa otoritas Bapepam dan LK sebagai regulator dalam
kegiatan pasar modal dapat memberikan kepastian hukum dan perlindungan
kepada pemegang saham, sebagaimana dengan data yang diperoleh mengenai
evaluasi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tengah tahunan
2005-2011 sebagai berikut:
Tabel 2 : Ketepatan Waktu LKTT 2005-2011
Ket. 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Tepat 77% 83% 83% 83% 85% 90% 95%


Waktu

Terlambat 19% 15% 15% 15% 19% 10% 5%


Sumber : Bapepam dan LK Tahun 2011
Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat kepatuhan Emiten atau
Perusaan Publik terhadap peraturan yang ditetapkan semakin meningkat, dan
pelanggaran semakin menurun. Peran aktif Bapepam dan LK dalam
menetapkan peraturan dan mengenakan sanksi terhadap emiten dan
perusahaan publik yang melakukan pelanggaran dapat meminimalisir
kerugian yang mungkin dapat dialami pemegang saham, selain itu sanksi juga
berfungsi dapat memberikan efek jera kepada pelaku pelanggaran pasar
modal. Seprti contoh penetapan sanksi dalam pembahaan sebelumnya, bahwa
Bapepam dan LK berwenang menetapkan sanksi administratif kepada pihak
yang melakukan pelanggaran berdasarkan peraturan yang berlaku.
Perlindungan hukum yang diberikan Bapepam dan LK dengan
menetapkan peraturan-peraturan yang wajib dipatuhi oleh perusahaan terbuka

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id

dapat memberikan kepastian hukum terhadap pemegang saham yang ingin


berinvestasi. Seperti perkembangan persentase kepemilikan saham milik
publik pada periode 2007-2011 mengalami peningkatan yang cukup
signifikan, yang ditunjukan pasa tabel dibawah adalah sebagai berikut:
Tabel 3 :Rata-rata Presentase Jumlah Kepemilikan
Saham Publik 2007-2011
Bulan 2007 2008 2009 2010 2011

Januari 25,3% 24,3% 25.4% 26.2%

Februari 25,3% 24,3% 25.3% 26.2%

Maret 24,9% 24,4% 25.4% 26.2%

April 24.7% 24,9% 24,4% 25.5% 25.9%

Mai 24.7% 24,9% 24,6% 25.6% 26.1%

Juni 25,0% 25,0% 24.8% 25.7% 26.2%

Juli 25,1% 24,8% 24.9% 25.7% 26.0%

Agustus 25, 3% 25,0% 24.9% 25.8% 25.9%

September 25, 4% 24,9% 24.9% 26.0% 26.0%

Oktober 25,7% 24,8% 25.0% 26.1% 26.0%

November 25,7% 24,7% 25.2% 26.1%

Desember 25,5% 24,5% 25.4% 26.2%


Rata-rata 25,3% 24,9% 24.8% 25.7% 26.0%
Sumber : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Tahun 2011
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa selama periode tahun
2007 hingga Oktober 2011 terdapat peningkatan persentase kepemilikan saham
publik. Pada tahun 2008 dan 2009, rata-rata persentase kepemilikan saham
publik justru lebih rendah dibandingkan pada periode tahun 2007 atau terdapat
tren penurunan. Salah satu faktor yang diduga turut menentukan kondisi ini
adalah terjadinya krisis finansial global, yang menyebabkan sebagian Emiten

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 103
digilib.uns.ac.id

melakukan pembelian kembali (buyback) saham karena harga saham


mengalami penurunan. Namun pada tahun 2010 hingga 2011 terdapat kenaikan
kembali pada rata-rata proporsi kepemilikan saham publik (Laporan Studi
Bapepam dan LK Tahun 2011).
Fungsi yang dijalankan Bapepam dan LK sabagai otoritas tertinggi
dalam pasar modal tidak terlepas dari penegakan hukum yang benar-benar
bekerja berdasarkan amanah Undang Undang. Suatu ketetapan atau peraturan
tidak akan mampu efektif apabila tidak ditegakkan atau dijalankan oleh pihak
pihak yang bertanggung jawab (law enforcement and justice enforcement).
Tinjauan efektifitas peranan Bapepam dan LK dalam mewujudkan prinsip
GCG dengan tujuan memberikan perlindungan pada pemegang saham dapat
dilihat dari 2 aspek, yaitu sebagai berikut:
a. Efisiensi pembentukan peraturan yang ditetapkan Bapepam dan LK
kepada perusahaan terbuka
Peran Bapepam dan LK sebagai regulator yang harus mengelola
perusahaan agar dapat membentuk manajemen atau tatkelola yang baik
mengacu kepada UUPM dan UUPT. Bapepam dan LK bertanggung jawab
dan berkewajiban membentuk peraturan-peraturan yang dapat mengontrol
kegiatan perusahaan. Dalam hal ini Bapepam telah menetapkan peraturan-
peraturan yang pada umumya mengarah kepada prinsip GCG. Tetapi
dalam proses pembentukan peraturan-peraturan, Bapepam dan LK
mengalami kendala klasik seperti proses pembuatan peraturan yang relatif
lama sehingga pada waktu peraturan ditetapkan, peraturan tersebut tidak
efektif atau tidak dibutuhkan lagi disebabkan dinamika pasar modal yang
selalu berkembang sehingga kebutuhan selalu meningkat mengikuti
perkembangan global.
b. Penerapan sanksi oleh Bapepam dan LK kepada emiten atau perusahaan
publik yang melakukan pelanggaran atas peraturan yang ditetapkan
Fungsi Bapepam dan LK sebagai lembaga pengawas dalam
aktifitas pasar modal memberikan perlindungan kepada pemagang saham.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 104
digilib.uns.ac.id

dengan diterapkannya sanksi oleh Bapepam dan LK dapat memberikan


efek jera terhadap perusahaan sehingga tindakan pelanggaran dapat
diminimalisir. Bentuk sanksi yang dikenakan oleh Bapepam dan LK
berdasarkan kewenangannya hanya sanksi administratif. Untuk
kewenangan sanksi pidana tetap yang berwenang Kepolisian Republik
Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh Selama tahun 2011, Bapepam-
LK telah melakukan upaya penegakan hukum, termasuk didalamnya
menetapkan sanksi administratif kepada para pelaku pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal. Bentuk sanksi yang
ditetapkan cukup beragam, yaitu pencabutan izin usaha, baik kepada
institusi maupun kepada perorangan, pembekuan izin usaha, sanksi denda,
serta peringatan tertulis. Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada
publik, Bapepam-LK selalu melakukan paparan publik (melalui press
release) atas sanksi yang telah ditetapkan, khususnya terhadap kasus-kasus
yang menjadi perhatian publik.
Efektifitas Bapepam dan LK dalam pengawasan pasar modal juga
dipengaruhi beberapa faktor seperti berikut ( Anjar Kristiantoro, 2007):
a. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang terbatas;
b. Pelaku pasar yang unfair;
c. Intervensi dari pihak lain dan kewenangannya;
d. Keterlambatan emiten dalam menyampaikan laporan terkait fakta materiil.
Hal tersebut menjadi faktor yang mempengaruhi efektifitas dari
peranan Bapepam dan LK yang ingin membentuk kegiatan pasar modal yang
teratur, wajar, dan efisien serta dapat memberikan perlindungan kepada
masyarakat dan pemodal. Meskipun demikian Bapepam dan LK selalu
melakukan upaya-upaya untuk mengefektifitaskan peranannya untuk
memberikan penegakkan dan kepastian hukum di bidang pasar modal, upaya-
upaya tersebut mencakup sebagai berikut :
a. Pelatihan dan penambahan sumber daya alam;
b. Pembentukan biro kepatuhan internal;
c. commit to user
Pengawasan berbasisi resiko;
perpustakaan.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id

d. Penyuluhan kepada pelaku pasar modal;


e. Peningkatan pemanfaatanteknologi informasi.
Tinjauan peranan Bapepam dan LK dalam memberikan perlindungan
kepada para pemegang saham dapat dilihat pada data yang di peroleh dari
Bapepam mengenai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia selama
tahun 2011 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan negara-
negara lain. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada
akhir perdagangan Desember 2011, ditutup pada posisi 3.808,77 atau menguat
sebesar 2,84% dibandingkan posisi penutupan pada hari perdagangan terakhir
tahun 2010 yang berada pada posisi 3.703,51. Dengan demikian, IHSG Bursa
Efek Indonesia merupakan indeks saham dengan kinerja terbaik kedua pada
tahun 2011 setelah Bursa Efek Filipina, bila dibandingkan dengan indeks-
indeks saham lain di kawasan Asia Pasifik yang justru mengalami
pertumbuhan indeks negatif setahun ke belakang.
Seiring penguatan IHSG, nilai kapitalisasi pasar saham BEI juga
mengalami peningkatan sebesar 8,54%, dari Rp 3.247,10 triliun pada akhir
tahun 2010 menjadi Rp 3.524,48 triliun pada akhir perdagangan tanggal 29
Desember 2011. Total nilai transaksi saham di BEI sepanjang tahun 2011
hingga 29 Desember 2011 mencapai Rp 1.220,67 triliun. Angka ini meningkat
sebesar 3,78% dari total nilai transaksi saham sepanjang tahun 2010 sebesar Rp
1.176,24 trilyun. Disamping itu, nilai transaksi rata-rata harian juga mengalami
peningkatan dari Rp 4,80 triliun per hari pada tahun 2010 menjadi Rp 4,96
triliun per hari pada akhir tahun 2011. Dilihat dari nilai bersih transaksi saham
yang dilakukan oleh investor asing, sepanjang tahun 2010 terjadi aliran masuk
dana asing (net inflow of foreign capital) sebesar Rp20,98 triliun. Angka ini
meningkat cukup signifikan sepanjang tahun 2011 menjadi Rp 23,87 triliun
hingga 29 Desember 2011.
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa tingkat perlindungan
terhadap pemegang saham atas peranan Bapepam dan LK efektif, karena
berdasarkan hasil evaluasi bahwa tingkat transaksi dan nilai transaksi
mengalami progress yang commit
cukup to user
signifikan. Ini membuktikan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id

banyaknya pemodal atau masyarakat untuk mau berinvestasi di bidang pasar


modal. Bapepam dan LK sebagai lembaga pemerintahan yang memiliki
otoritas dalam memproteksi pasar modal melakukan upaya-upaya dengan
harapan dan tujuan agar pasar modal tetap selalu mengalami peningkatan dan
menyesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan pasar modal
internasional. Sesuai dengan fungsi regulator dalam pasar modal, Bapepam dan
LK telah mencapai sasaran. Sesuai dengan teori efektivitas pasar modal
menurut Indra Saftri menjelaskan bahwa efektivitas dapat dipengaruhi oleh
faktor faktor adanya pembentukan dan pembaharuan peraturan-peraturan yang
memberikan kepastian hukum, otoritas Bapepam dan LK sebagai regulator
dalam pasar modal sehingga dapat memberikan perlindungan hukum kepada
pemegang saham yang merupakan pihak yang paling penting dalam pengaruh
perkembangan pasar modal. Berdasarkan hasil dan laporan pruduktifitas
keberhasilan pencapaian program dalam pasar modal, Bapepam dan LK telah
mengarahkan perusahaan menganut prinsip disclosure atas informasi fakta
materiil yang diungkapkan secara jelas, akuratdan selengkap-lengkapnya
terkait dengan tindakan-tindakan yang dilakukan perusahaan yang dapat
mempengaruhi keputusan pemegang saham atau calon pemodal.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan


sebelumnya, maka penulis memberikan simpulan sebagai berikut :

1. Peranan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan
LK) dalam kegiatan pasar modal dilakukan berdasarkan amanah Undang
Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 (UUPM). Dalam Pasal 3 dan Pasal
4 UUPM memberikan otoritas kepada Bapepam dan LK untuk dapat menjadi
lembaga pembina, lembaga pengatur, dan lembaga pengawas kegiatan pasar
modal dengan tujuan untuk dapat menciptakan terwujudnya pasar modal yang
teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat. Sebagai lembaga yang berada pada level tertinggi dalam
pengawasan pasar modal, Bapepam dan LK berwenang mengontrol
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bapepam dan LK sebagai upaya
untuk memberikan perlindungan kepada pemegang saham dan memberikan
kepastian hukum. Bapepam dan LK telah menetapkan peraturan dan kebijakan
kepada perusahaan terbuka untuk melakukan keterbukaan informasi
(disclosure). Pada dasarnya Bapepam dan LK telah membuat peraturan yang
substansinya mengarah kepada prinsip good corporate governance (GCG),
dimana prinsip GCG ini akan mampu membentuk manajemen perusahaan
dengan baik sesuai dengan kepentingan stakeholders, khususnya untuk
memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang merupakan pihak
terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan pasar modal. Bapepam dan
LK telah menyusun peraturan terkait Emiten dan Perusahaan Publik. Dalam
proses penawaran umum yang dilakukan oleh perusahaan terbuka dari tahap
sebelum emisi sampai setelah emisi dilakukan, baik di pasar perdana maupun
di pasar sekunder. Perusahaan commit
tersebuttoberkewajiban
user mematuhi peraturan yang

107
perpustakaan.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id

telah di tetapkan, apabila ada pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan


maka Bapepam dan LK dapat mengenakan sanksi administratif sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam UUPM. Sebagai pengawas pasar modal, Bapepam
dan LK memang diberi kekuasaan yang amat besar oleh UUPM. Selain
menjadi regulator yang rule making, Bapepam dan LK juga dapat berfungsi
sebagai adjudicatory yang dapat melakukan pemeriksaan dan penyidikan
terhadap kasus pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan terkait peraturan
yang ditetapkan.

2. Efektifitas peranan Bapepam dan LK tidak terlepas dari faktor-faktor kegiatan


yang ada dalam pasar modal serta upaya-upaya yang dilakukan untuk lebih
mengefektifkan peranan Bapepam dan LK. Kewenangan yang dimiliki
Bapepam dan Lk untuk membina, mengatur, dan mengawasi kegiatan pasar
modal bertujuan untuk dapat memberikan perlindungan kepada pemegang
saham, sehingga sarana hukum sangat penting untuk mewujudkan kegiatan
pasar modal yang efektif dan efisien. Kepatuhan stakeholders terhadap
peraturan yang ditetapkan Bepepam dan LK menunjukkan bahwa peranan
Bapepam dan LK sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pasar
modal. Peraturan yang memformulasikan prinsip GCG oleh Bapepam dan LK
sangat mengarahkan dan membentuk manajemen atau tata kelola perusahaan
menjadi lebih baik sehingga sikap profosionalitas, integritas, dan
profesionalitas perusahaan menjadi lebih baik dan mampu memberikan
perlindungan kepada pemegang saham. Selain itu peran masyarakat yang
semakin meningkat untuk berinvestasi atau menanamkan modalnya di pasar
modal juga menunjukkan sistem hukum yang ada di indonesia memberikan
perlindungan dan kepastian hukum yang menjadi dasar pertimbangan
masyarakat untuk mau berinvenstasi atau tidak.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id

B. Saran

Demi mewujudkan pasar modal yang efektif dan efisien dengan


mengimplementasikan prinsip good corporate governance kedalam peraturan
yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
kepada Emiten atau Perusahaan Publik dengan tujuan memberikan
perlindungan kepada pemegang saham harus memperhatikan hal yang cukup
signifikan untuk pertumbuhan dan perkembangan pasar modal dengan
mempertimbangkan saran sebagai berikut:
1. Pertumbuhan dan perkembangan pasar modal semakin meningkat sejalan
adanya perubahan secara globalisasi. Kemajuan dan kecanggihan teknologi
yang menyelimuti dunia bisnis harus disesuaikan dengan sistem hukum yang
dinamis sehingga kegiatan pasar modal di Indonesia dapat mengikuti
perkembangan pasar modal secara global. Maka dari itu sistem hukum pasar
modal di indonesia harus disesuaikan dengan perkembangan zaman, ditinjau
dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar modal (UUPM)
yang harus direvisi dan disesuaikan dengan kebutuhan pelaku pasar modal
sehingga kegiatan pasar modal semakin kondusif;
2. Pentingnya sistem hukum yang mengatur dan mengendalikan manajemen
perusahaan. Bapepam dan LK sebagai pengawas dalam pasar modal
diharapkan adanya pembentukan Biro yang dapat mengawasi perusahaan
yang terkait dengan manajemen perusahaan yang harus mengedapankan
prinsip GCG dalam kegiatan pasar modal;
3. Harus meningkatkan pengawasan yang lebih ketat dan sosialisai oleh
Bapepam dan LK dalam kegiatan pasar modal khususnya dalam berinvestasi
yang dilakukan oleh perusahaan yang memberikan penawaran terhadap
masyarakat agar dapat mengontrol sehingga mampu meminimalisir kerugian,
penipuan, ataupun kecurangan yang dilakukan perusahaan terkait informasi
yang tepat dan benar pada waktunya terhadap masyarakat yang minim dengan
pengetahuan terkait berinvestasi dalam pasar modal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id

4. Kewenangan Bapepam dan LK dalam melakukan pembinaan, pengaturan,


dan pengawasan didasarkan pada amanah UUPM yang mana secara struktural
Bapepam dan LK berada dibawah Kementerian Keuangan. Sedangkan dalam
menjalankan otoritas agar mencapai efektivitas, Bapepam dan LK harus
menjadi lembaga yang independen dan bertanggung jawab langsung kepada
Presiden Republik Indonesia. Status Bapepam dan LK yang selama ini berada
dibawah Kementrian Keuangan menjadi perhatian karena independensi
Bapepam dan LK telah di harapkan sejak duu dalam amandemen Undang
Undang Bank Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 untuk membentuk Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) yang Independen dan Non Departemen. Saat sekarang
Bapepam dan LK telah melanggkah menuju lembaga OJK. Dimana
pembentukan OJK diharapkan mampu menciptakan efektivitas pengawasan
terhadap sektor jasa keuangan khususnya kepada pengawasan pasar modal
yang mampu memberikan perlindungan kepentingan kepada pemegang
saham dan stakehoolders yang lebih efektif dan efisien.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Adrian Sutedi. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.

Ali Arifin. 2004. Membaca Saham ( Panduan Dasar Seni Berinvestasi dan Teori
Permainan Saham, Kapan Sebaiknya Membeli, Kapan Sebaiknya
Menjual). Yogyakarta: Andi.

Ahmad Yani, Gunawan widjaja. 2003. Perseroan Terbatas. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

C.S.T. Kansil. 2002. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta:
PT Balai Pustaka.

Jusuf Anwar. 2005. Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi.
Jakarta: PT. Alumni.

M Irsan Nasarudin, dkk. 2010. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta:
Kencana.

Nindyo Pramono. 2001. Hukum Pasar Modal Indonesia. Bandung: PT Citra


Adtya Bakti.

Satjipto Raharjo. 2009. Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis.


Yogyakarta: Genta Publishing.

Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI PRESS.

Tavinayati, Yulia Qamariyanti. 2009. Hukum Pasar Modal di Indonesia. Jakarta:


Sinar Grafika.

Wasis SP. 1998. Pengantar Ilmu Hukum. Surakarta: UNS.

. 2003. Seri Kumpulan Peraturan Pasar Modal. Jakarta: PT Dian


Rakyat.

. 2009. Kumpulan Peraturan Bapepam-LK tentang Emiten dan


Perusahaan Publik. Jakarta: Kemenkeu RI Bapepam-LK

Jurnal
Safitri, Indra. 2008. “Peranan Hukum Pasar Modal Dalam Perkembangan
Ekonomi Indonesia”. Jurnal Legislasi Indonesia. Vol 5 , No. 2.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kajola, Sunday O. 2008. “Corporate Governance and Firm Performance: The


Case of Nigerian Listed Firms”. European Journal of Economics,
Finance and Administrative Sciences. ISSN 1450-2275. Issue 14.
Lestariningsih. 2008. “Peranan Penerapan Good Corporate Governance Dalam
Pengembangan Perusahaan Publik”. Spirit Publik.. Vol. 4 , No. 2.

Thomas S Kaihatu. 2006. “Good Corporate Governance dan Penerapannya di


Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.8, No. 1.

Waller, Ken. 2006. ”Promoting Good Corporate Governance and Transparency in


APEC Financial Institutions”. ABA Journal. Vol. XXI, No. 1.

Skripsi
Anjar kristiantoro CH. 2007. Efektifitas Tugas dan Wewenang Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dalam Pembekuan Efek di Bursa.
Surakrta: UNS Fakultas Hukum.

Artikel
Bapepam-Lk, Kementrian Keuangan RI. 2012. Panduan Penawaran Umum (go
public)

Hirth Robert. 2005. “Corporate Governance: A Primer, The Present and Some
Predictions”.

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. “Pedoman Umum Good


Corporate Governance Indonesia”.

Internet
Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat – RI. 2010. Implementasi GCG
dan efektivitas pasar modal. http://www.kemalstamboel.com/blog-
manajemen/efektivitas-pasar-dan-implementasi-good-corporate
governance.html>[2 April 2012 pukul 17.25]

Anis Baridwan. 2007. Enforcing GCG Practices at Listed Companies ”Head of


accounting standard and Disclosure Bureau Indonesian Capital Market
and Financial Institutions Supervisory Agency (Bapepam dan LK).
http://www.scribd.com/doc/67115645/1-4-Enforcing-GCG-Practices-
at-Listed-Companies-by-Anis-Baridwan>[28 April 2012 pukul 19.20]

Bapepam dan LK. 2006. Studi Penerapan Prinsip – Prinsip OECD 2004 dalam
Peraturan Bapepam mengenai Corporate Governance.“Jakarta:
Departemen Keuangan RI Bapepam dan LK”.
http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/kajian_pm/studi-
2006/Studi-Penerapan-OECD.pdf>[28 maret 2012 pukul 17.32]
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Bapepam dan LK, Kementerian Keuangan RI. 2009. Siaran Pers Akhir Tahun
2009 Kemenrtian Keuangan Bapepam dan LK.
http://www.bapepam.go.id/-
bapepamlk/siaran_pers/PDF/Press_Release_Akhir_Tahun_2009.pdf > [
22 April 2012 pukul 15.50]

Bapepam dan LK, Kementerian Keuangan RI. 2010. Siaran Pers Akhir Tahun
2010 Kemenrtian Keuangan Bapepam dan LK .
http://www.bapepam.go.id/-
pasar_modal/publikasi_pm/siaran_pers_pm/2010/pdf/Press_Release_A
khir_Tahun_2010.pdf > [ 22 April 2012 pukul 15.30]
Bapepam dan LK, Kementerian Keuangan RI. 2011. Siaran Pers Akhir Tahun
2011 Kementrian Keuangan Bapepam dan LK.
http://www.bapepam.go.id/-
pasar_modal/publikasi_pm/siaran_pers_pm/2011/pdf/Press_Release_A
khir_Tahun_2010.pdf >[ 22 April 2012 pukul 17.05]

Bapepam dan LK, Kementerian Keuangan RI. Master Plan Pasar Modal dan
Industri Keuangan Non Bank 2010-2014.
http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/info_pm/MAST
ERPLAN_BAPEPAMLK_2010-2014.pdf>[5 Mei 2012 pukul 21.55]

Bapepam dan Lk, Kementerian Keuangan RI. 2012. Struktur Organisasi Bapepam
dan Lk http://www.bapepam.go.id/old/profil/struktur.htm>[18 Maret
2012 pukul 17.12]

Bapepam dan LK. 2011. Laporan Studi Efektivitas PP Nomor 81 Tahun 2007 dan
PMK Nomor 238/pmk.03/2008 Terhadap Peningkatan Jumlah Emiten
dan Kepemilikan Saham Publik.
http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/kajian_pm/studi-
2011/Lap-Efektifitas-PP-81-2007.pdf> [20 Juni 2012 pukul 22.30]

Fitriana_Lestari. 2011. Kejahatan dan Pelanggaran di Bidang Pasar Modal.


http://fitrianalestari.blogspot.com/2011/10/kejahatan-pelanggaran-di-
bidang-pasar.html>[2 April 2012 pukul 18.57]

Tim studi Bapepam dan Lk, Kementrian Keuangan RI. 2010 Kajian tentang
Pedoman good corporate governance di negara-negara anggota acmf.
http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/publikasi_pm/kajian_pm/studi-
2010/pedoman_gcg_di_negara_anggota_acmf.pdf>[ 15 Maret 2012
pukul 16.15]

. 2003. Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan


Yang Baik). http://www.bapepam.go.id/pasar_modal/-publikasi_pm/-
annual_report_pm/2003/m_gcg_2003.pdf>[25 April 2012 pukul 10.20]
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Peraturan Perundang-Undang
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan


Di Bidang Pasar Modal

Peraturan Pemerintahan Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan Di


Bidang Pasar Modal

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN

commit to user

Anda mungkin juga menyukai