Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN
A. Perkembangan Pengetahuan Modern
1. Pengetahuan Modern
Manusia mampu mencapai ketinggian ilmu dan teknologi dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya dan mampu mengungkap dan menguasai rahasia dan hukum-
hukum alam. Di sisi lain trend ini telah mengakibatkan benturan kebudayaan dan
krisis dalam perbuatan manusia dan keyakinan keagamaan. Munculnya berbagai
sikap tersebut dibutuhkan suatu kajian dan bahasan terhadap subjektivisme yang lahir
dari gerakan sujektivitas modern yang telah memberikan dampak terhadap
perkembangan ilmu dan moral (Syukri).
Zaman modern merupakan zaman tegaknya corak pemikiran filsafat yang
berorientasi antroposentrisme, sebab manusia menjadi pusat perhatian. Pada masa
Yunani dan abad pertengahan filsafat selalu mencari substansi prinsip induk seluruh
kenyataan. Para filsuf Yunani menemukan unsur-unsur kosmologi sebagai prinsip
induk segala sesuatu yang ada. Sementara para tokoh abad pertengahan, Tuhan
menjadi prinsip bagi segala yang ada, namun pada zaman modern, peranan substansi
diambil alih oleh manusia sebagai subjek yang terletak di bawah seluruh kenyataan,
dan memikul seluruh kenyataan yang melingkupinya (Yunus).
Zaman modern sering disebut sebagai zaman pembentukan subjektivitas,
karena seluruh sejarah filsafat zaman modern dapat dilihat sebagai satu mata rantai
perkembangan pemikiran mengenai subjektivitas. Semua filsuf zaman modern
menyelidiki segi-segi subjek manusiawi (Yunus). Subjektivisme modern telah
mengakar dan menjadi hegemoni dalam kecenderungan pemikiran umat manusia
pada era dewasa ini. Sehingga dapat dikatakan hal itu telah mempengaruhi penilaian,
sikap dan perbuatan manusia. Semua itu tidak hanya menjadi trendnya orang Eropa
atau Barat tetapi juga mempengaruhi suku, bangsa, negara dan agama lainnya di
dunia. Trend ini telah menjadi suatu gerakan global yang pada satu sisi telah
menggerakkan kemajuan manusia tanpa batas dan bebas nilai dan di sisi lain telah
memunculkan kekhawatiran akan kehancuran (Syukri).
Subjektivitas modern pada dasarnya mencoba meletakkan manusia dalam
subjektivitasnya, dalam artian bahwa manusia, dalam memandang alam, sesama dan
Tuhan, mengacu pada dirinya sendiri. Manusia dalam subjektivitasnya, dengan
kesadarannya, dalam keunikannya menjadi titik acuan pengertian realitas. Jadi
subjektivitas di sini bukan suatu yang negatif, melainkan keunggulan. Bahwa
manusia adalah subjek mau mengatakan bahwa manusia tidak sekedar hadir dalam
dunia, melainkan hadir dengan sadar, dengan berfikir, dengan berefleksi, dengan
mengambil jarak, secara karitis, dengan bebas (Syukri).
Dalam pengetahuan modern terdapat dua hal penting yang menandai sejarah
modern, yakni runtuhnya otoritas gereja dan menguatnya otoritas sains, penolakan
terhadap otoritas gereja, yang merupakan ciri negatif dari abad modern ini mucul
lebih awal dari pada penerimaaan terhadap otoritas sains, karena otoritas sains
bersifat intelektual berbeda dengan otoritas gereja, ciri sain ini melahirkan cara
berpikir yang sangat berbeda dengan dogma abad pertengahan (Russell, 2007).

Jalaluddin (2013) Menyatakan Bahwa abad modern (zaman modern),


hakikatnya adalah teknikalisme dengan tuntuan efisiensi kerja yang tinggi, yang
diterapkan kepada semua bidang kehidupan. Dengan demikian, abad ini lebih tepat
disebut Abad Teknik. Dalam kajian Barat (Eropa) zaman modern ini ditandai oleh
berawalnya Revolusi Industri di Eropa Barat Laut (Inggris). Revolusi Industri suatu
bentangan waktu menyolok dalam struktur ekonomi (1750-1850), sebagai akibat dari
peralihan masyarakat agraris dan perdagangan abad pertengahan ke masyarakat
industri modern dan perniagaan maju.
Lahirnya abad modern di Inggris ini pun di luar dugaan. Mencermati masa
lampaunya yang panjang dan gemilang, seharusnya abad modernini lahir di Yunani
dan Romawi. Bukan di Inggris dan Perancis sebagai pendatang baru dalam pentas
sejarah umat manusia. Abad Modern juga tidak terjadi secara spontan, melainkan
melalui suatu proses. Diawali oleh rentang masa transisi, yakni renaisans
(renaissance) yang dalam bahasa Prancis berarti lahir kembali. Masa ini membentangi
waktu antara sekitar tahn 1350-1650. Renaisans dikenal sebagai era sejarah yang
penuh kemajuan dan perubahan ketika dilancarkannya gerakan reformasi terhadap
keesaan dan supremasi Gereja Katolik Roma. Ranaisans hakikatnya adalah masa
transisi yang menjembatani antara zaman pertengahan dan zaman modern (Jalaluddin,
2013).

2. Perkembangan Pengetahuan Modern


Hidayat (2012) berpendapat bahwa kelahiran era modern di picu oleh gerakan
humanisem itali abad ke 14 M, membawa semangat pembebasan dari dogma agama
yang beku selama abad pertengahan, Rene descartes yang memberikan pengaruhnya
sekaligus arsitek utama filsafat moderen, dengan mengadopsi dan mensintesis
pemikiran filsuf-filsuf sebelumnya, descartes berambisi membangun metode
pengetahuan yang berlaku untuk setiap bentuk pengetahuan. Descartes ingin
menemukan adanya hal yang tetap yang tidak dapat diragukan, kemampuan rasio
inilah yang menjadi kunci kebenaran pengetahuan dan kebudayaan moderen.
Sejarah kematangan kebudayaan moderen selanjutnya ditunjukkan oleh dua
filsuf jerman, yaitu Immanuel Kant Dan Friedrich Hegel, melalui kedua pemikir
inilah nilai-nilai moderen diciptakan dalam alur sejarah dunia, Kant dengan ide-ide
absolut yang sudah terberi (kategori). Hegel dengan filsafat identitas (idealisem
absolut). Pembangunan kebudayaan moderen tegak berdiri dengan prinsip-prinsip
rasio, subjek, identitas, ego, totalitas, ide-ide absolut, kemajuan linear, objektifitas,
otonomi, emansipasi serta oposisi biner (Hidayat 2012).
Menurut Bakhtiar (2014).Isaac Newton dan Leibniz adalah pelopor ilmu
modern dimulai, lahirnya teori Gravitasi, perhitungan calkulus dan optika merupakan
karya besar Newton, pada masa sesudah Newton perkembangan ilmu kemudian
selanjutnya adalah ilmu kimia, jika pada Newton ilmu yang berkemban adalah
Mtematika, Fisika dan Asronomi. Pada periode selanjutnya ilmu kimia menjadi
kajian yang amat menarik, Ilmu kimia tidak dimulai dengan logika, aksioma, ataupun
deduksi. Semua permulaan ilmu kimia praktis berdasarkan percobaan-percobaan yang
hasilnya kemudian di tafsirkan (Bakhiar 2014).
Selain perkembangan ilmu kimia di zaman yang sama ditemukan ditemukan
bermacam-macam mesin tanpa mempunyai dasar ilmu melainkan atas dasar
percobaan, misalnya mesin uap, yang kemudian di jadikan dasar untuk bergeraknya
kerta api, penemuan penemuan itu semuanya melandasi revolusi industri terutama di
Inggris, Revolusi indrustri Inggri terjadi akibat peralihan masyarakat Agrasi dan
perdagangan abad pertengahan ke masyarakat industri modern dan perdagangan
maju, Revolusi indrustri kemuadian meluas ke seluruh wilahan Eropa, kemudian di
ikuti oleh Amerika dan Jepang menjadi negara industri (Bakhiar 2014).
Setelah abad ke-18 berakhir maka perkembangan ilmu modern selanjutnya
yaitu pada abad ke-19. Pada abaad ini penemuan yang dianggap sebagai penemuan
abad tersebut adalah dengan di temukannya planet Neptunus (Bakhiar 2014). Unsur-
unsur utama moderenisem: rasio dan ilmu justru menyebabkan reduksi dan totalitas
hakekat manusia. Moderenisem telah memberikan sumbangannya terhadap
pembangunan kebudayaan manusia dengan paham otonomi subjek, kemajuan
teknologi, industrialisasi, penyebaran informasi, penegakan HAM, dan demokratisasi.
Namun disisi lain moderenisen juga telah menyebabkan lahirnyadehumanisasi
diskriminasi, rasisem, pengangguran, jurang perbedaan kaya dan miskin, dua kali
perang dunia, dan ancaman nuklir (Hidayat 2012).
B. Persoalan Ilmu Pengetahuan
1. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan yang dimaksud dengan sains (science) adalah pengetahuan
ilmiah atau pengetahuan bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat
(hukum) ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan atau sains, sebagai himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat
diterima oleh rasio, artinya dapat dinalar. Jadi kita dapat mengatakan bahwa sains
adalah himpunan rasionalitas kolektif insani (Jalaluddin, 2013).
Filsafat ilmu pengetahuan tidak terlahir secara spontan. Perkembangan filsafat
ilmu pengetahuan hingga menjadi disiplin ilmu yang otonom, berlangsung di rentang
waktu yang cukup lama. Sebagai suatu disiplin, filsafat ilmu pengetahuan pertama-
tama berusaha menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses ilmiah yaitu:
prosedur-prosedur pegamatan, pola-pola argumen, praandaian-praandaian
metafisikdan seterusnya (Jalaluddin, 2013).
Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan
atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan
pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab-
akibat) yang hakiki dan universal. Ilmu (ilmu pengetahuan-pen.) adalah akummulasi
pengetahuan yang menjelaskan kausalitas (hubungan sebab-akibat) dari suatu objek
menurt metode-metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan sistemtis. Ilmu
pengetahuan memiliki objek (objek) formal dan material tertentu, sistematika isi dan
wilayah studi yang disebutdisiplin, terbuka, dan memiliki metode-metode tertentu
(Jalaluddin, 2013).
Dalam kehidupan manusia, ilmu (ilmu pengetahuan)berfungsi sebagai alat
pembantu manusia dalam menanggulangi masalah-masalah yang dihadapinya sehari-
hari. Manfaat ilmu pengetahuan adalah dalam upaya membantu manusia untuk
memprediksi, mengontrol memanipulasi, dan menguasai alam. Untuk menghindari
diridari bencana alam banjir, misalnya manusia berupaua memprediksi musim hujan.
Tingkat curah hujan tersebut kemudian dikontrol, dan dimanipulasi dengan
pembuatan saluran, hingga aliran air dapat dikuasai.
Filsafat ilmu pengetahuan sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Namun
semasa itu ilmu pengetahuan masih berhenti pada percampuran pertimbangan-
pertimbangan ontologis, epistemologis dan empiris yang sama. Permasalahan yang
jadi kajiannya juga masih belum begitu rumit. Belum menjadi sebuah disiplin ilmu
yang otonom. Masih menyatu dengan filsafat alam. Filsafat ini menjadikan alam
sebgai objek pemikirannya (Jalaluddin, 2013). Konsep-konsep baru yang di
perkenalkan oleh Ilmu pengetahuan sangat mempengaruhi filsafat modern, empat
tokoh besar yang yang terkenal dalam penciptaan ilmu pengetahuan adalah
Copernicus, Kapler, Galileo dan Newton (Russell, 2007).

2. Persoalan Ilmu Pengetahuan


Teknologi dalam perkembangan memegang peranan penting. peranan
teknologi dalam proses massifikasi informasi terjadi ketika hasil teknologi membantu
mengubah pola komunikasi yang dibatasi oleh ruang dan waktu menjadi pola
komunikasi informasi tanpa batas. Sehingga hadirnya media baru (new media)
memberi alternatif masyarakat dalam mencari dan memanfaatkan sumber-sumber
informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Kemajuan ilmu dan teknologi yang semula
bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, tapi pada kenyataannya teknologi
telah menimbulkan keresahan dan ketakutan baru pada manusia, ketergantungan
kepada teknologi membuat umat manusia tidak bisa mengeluarkan kreatifitas yang
dimiliki serta lunturnya rasa kemanusiaan yang mereka miliki (Bakhtiar, 2014).
C. Perkembangan Pengetahuan Modern Dihubungkan Dengan Persoalan Ilmu
Pengetahuan (Dampak Yang Ditimbulkan)
1. Dampak Positif
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekno
logi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif, yakni dapat memperbaiki
kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi, dan
transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Dengan ditemukannya mesin jahit,
dalam 1 menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita
menjahit dengan tangan, hanya bisa 23 tusukan permenit. Dahulu Ratu Isabella
(Italia) di abad XVI perlu waktu 5 bulan dengan sarana komunikasi tradisional untuk
memperoleh kabar penemuan benua Amerika oleh Columbus. Lalu di abad XIX
Orang Eropa perlu 2 minggu untuk memperoleh berita pembunuhan Presiden
Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan sarana komunikasi canggih, dunia hanya
perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar pendaratan Neil Amstrong di bulan.
Dulu orang naik haji dengan kapal laut bisa memakan waktu 17-20 hari untuk sampai
ke Jeddah. Sekarang dengan naik pesawat terbang, kita hanya perlu 12 jam saja (Ilmi,
2012).
2. Dampak Negatif
Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan
membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Bom atom telah menewaskan
ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Pada tahun 1995,
Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahim bibinya setelah dua tahun ibunya
(bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orang tuanya yang asli, ternyata telah
disimpan di “bank” dan kemudian baru dititipkan pada bibinya, Elenna adik Luigi.
Bayi tabung di Barat bisa berjalan walau pun asal usul sperma dan ovumnya bukan
dari suami isteri.3 Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme
yang sudah berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik
virus influenza hingga mampu membunuh manusia dalam beberapa menit saja.4
Kloning hewan rintisan Ian Willmut yang sukses menghasilkan domba kloning
bernama Dolly, dicoba untuk diterapkan pada manusia atau human cloning (Ilmi,
2012).
Lingkungan hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit
mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan berbahaya. Beberapa
varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga diindikasikan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana
untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime) dan untuk mengakses
pornografi, kekerasan, dan perjudian. Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup
menjadi sangat penting untuk ditengok kembali (Ilmi, 2012).

Anda mungkin juga menyukai