Anda di halaman 1dari 4

EVALUASI PERBANDINGAN KOAGULAN SINTESIS

DENGAN KOAGULAN ALAMI DALAM PROSES


KOAGULASI UNTUK MENGOLAH LIMBAH
LABORATORIUM
Rudy Syah Putra1, Andrie Muhammad Iqbal2, Irfan Ari Rahman3, Mohammad
Sobari4

1,2,3,4
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univeristas Islam
Indonesia
Yogyakarta

ABSTRAK

Telah dilakukan perbandingan penelitian pengolahan limbah cair laboratorium kimia


dengan metode koagulasi berdasarkan jenis koagulan, sintesis dan alami. Koagulan
yang digunakan yaitu Poli Alumunium Klorida (sintesis) dan Kacang Arab (alami).
Dengan variasi dosis sebesar 0,025; 0,05 dan 0,1 g/250 ml. Proses koagulasi dilakukan
dengan cara pengadukkan limbah dengan koagulan dan dipresipitasi. Efektivitas
perbandingan proses koagulasi dievaluasi dengan melihat penurunan angka Total Zat
Padat Terlarut (TDS), Kondukstivitas Listrik (EC) dan Derajat Keasaman (pH). Kondisi
awal sampel limbah yang telah diencerkan 10x memiliki angka TDS, EC dan pH berturut
turut sebesar 332 ppm; 0.42 ms/cm; dan pH 5,2. Hasil terbaik koagulasi dengan koagulan
sintesis memiliki nilai parameter berturut-turut sebesar 303 ppm; 0,42 ms/cm dan pH 4,2
pada dosis 0,1 g/250ml sedangkan perolehan hasil maksimal diperoleh dari koagulan
alami dengan dosis 0,05 memiliki nilai berturut-turut sebesar 277 ppm; 0,38 ms/cm dan
pH 4,9. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan koagulan alami lebih aman
digunakan untuk pengolahan air limbah dan terbukti dapat menurunkan kandungan zat
pencemar yang terdapat pada limbah laboratorium.

Kata kunci: Koagulasi, Koagulan, Poli Alumunium Klorida, Kacang Arab

1. PENDAHULUAN dari hasil cucian, peralatan hasil atau


Masalah Limbah menjadi sisa reaksi bahan kimia, bahan sekali
perhatian serius masyarakat dan pakai atau bahan berbahaya dan
pemerintah Indonesia, terutama dalam beracun (Lasut,2006). Limbah
beberapa dekade belakangan ini bukan laboratorium kurang diperhatikan karena
hanya industri di sektor lain juga jumlahnya yang dianggap kecil, namun
menghasilkan limbah seperti di jika selalu diabaikan dan prosedur
kesehatan, penelitian pengembangan pengolahan tidak sesuai tidak menutup
dan juga pendidikan terkhusus yang kemungkinan terjadi risiko yang tidak
mempunyai laboratorium seperti di diinginkan (Mckusick, 1981).
universitas islam Indonesia. Undang- Salah satu bahan aditif yang
undang No. 32 tahun 2009 tentang ditambahkan dalam pengolahan air
Perlindungan dan Pengelolaan bersih adalah
Lingkungan Hidup sebagai pengganti koagulan. Koagulan adalah bahan kimia
undang-undang No. 23/1997 tentang yang ditambahkan ke dalam air untuk
Pengelolaan Lingkungan Hidup mengendapkan partikel-partikel koloid
(menggantikan UU No. 4/1982) yang sulit terhilangkan di dalam air.
(Malayadi, 2017). Penggunaan koagulan pada proses
Universitas Islam Indonesia koagulasi untuk destabilisasi muatan
memiliki laboratorium terpadu yang dengan menekan/ menghilangkan
setiap hari menghasilkan limbah. lapisan diffused layer sehingga yang
Limbah padat, cair ataupun gas berasal tersisa adalah gaya tarik menarik

1
antarpartikel (Van der Waals). kinerja terbaik. PAC dan kacang arab
(Prihatinningtyas, 2013) ditimbang masing-masing 0,025 gram;
Koagulan yang sering 0,05 gram dan 0,1 gram. 250 ml Limbah
digunakan merupakan koagulan sintesis cair laboratorium disampling dalam satu
yang sering disebut koagulan kimia tempat penampungan dengan
seperti alum dan poly aluminium pengenceran 10 kali. Kemudian
chloride (PAC). Beberapa studi dimasukkan koagulan lalu diaduk
melaporkan bahwa senyawa alum dapat dengan 5 menit pengadukan cepat dan
memicu penyakit Alzheimer (Campbell, 25 menit pengadukan lambat. Setelah
2002). Dilaporkan juga bahwa monomer itu dilakukan pengendapan selama 120
beberapa polimer organik sintetik seperti menit.
PAC dan alum memiliki sifat
neurotoksisitas. (Hendrawati dkk, 2013). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Oleh karena itu, saat ini sedang Limbah yang digunakan dalam
dikembangkan pemanfaatan bahan penelitian ini adalah limbah
alami sebagai koagulan karena memiliki Laboratorium Terpadu Universitas Islam
beberapa keuntungan antara lain Indonesia. Limbah tersebut merupakan
bersifat biodegradable, lebih aman hasil buangan yang ditampung dari
terhadap kesehatan manusia dan lebih berbagai macam aktivitas praktikum
ekonomis. Koagulan alami dapat yang dilakukan di Laboratorium
dijumpai dengan mudah karena dapat Environmental Remediation.
diambil atau diekstrak dari bahan lokal Bedasarkan uji pendahuluan, limbah
berupa tumbuhan dan hewan. Laboratorium memiliki kadar Total Zat
(Prihatinningtyas, 2013). Padat Terlarut (TDS), Kondukstivitas
Berbagai studi tentang Listrik (EC) dan Derajat Keasaman (pH).
penggunaan koagulan alami telah seperti pada Tabel 1 berikut ini.
banyak dilakukan. Tabel 1. Kondisi Awal Limbah
Moringa oleifera adalah bahan yang Parameter Kondisi limbah
banyak dikaji. Penelitian dengan Derajat Keasaman (pH) 5,2
menggunakan bahan ini telah banyak
Elektro Konduktivitas0,42
dilakukan antara lain oleh Srawaili
(mS/cm)
(2008) yang menggunakan limbah
TDS (ppm) 332
artifisial. Katayon dkk., (2007)
menggunakan ekstrak Moringa oleifera Proses koagulasi yang berperan dengan
untuk mengolah efluen dari secondary dilakukan pengadukan dilakukan ini
oxidation pond dan Bhuptawat dkk., untuk memilih jenis koagulan mana
(2007) yang mengolah limbah cair yang terbaik untuk remediasi limbah cair
kota.Penelitian ini dilakukan laboratorium. Telah diketahui
mengevaluasi kinerja koagulan PAC sebelumnya koagulan sintetis dapat
dibandingkan dengan koagulan kacang menyebabkan efek samping karena
arab untuk mengatasi efek samping dari menurut Ozacar bahwa koagulan kimia
pengolahan air bersih dengan metode dapat memacu timbulnya
koagulasi. penyakit Alzheimer (Ozacar, 2003).
setelah pengolahannya dan setelah
2. METODE dilakukan, Percobaan tersebut
2.1 Persiapan Koagulan menghasilkan kinerja koagulan sintesis
Kacang Arab dikeringkan untuk tidak lebih efektif dari pada koagulan
mengurangi kadar air. Kemudian di oven alami yang mampu menurunkan
pada suhu 105°C. Kacang yang sudah elektrokonduktivitas dan padatan
kering dihaluskan dengan blender dan tersuspensi yang pada pengolahan
disaring menggunakan saringan 200 dengan PAC mengalami kenaikan. Data
mesh untuk mendapatkan ukuran selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
partikel yang seragam dan berbentuk 2.
serbuk halus (Asrafuzzaman dkk, 2011).
Koagulan PAC disiapkan.
2.2 Proses Koagulasi
Koagulasi dilakukan dengan dua
koagulan pembanding untuk evaluasi

2
menempel dan proses flokulasi tidak
Tabel 1 Perbandingan Koagulan terjadi. Keadaan ini dapat
Parameter mengakibatkan partikel koloid akan
kembali stabil atau tidak dapat
Dosis EC TDS
pH bergabung dengan partikel lain (Larry
(mS/cm) (ppm)
dan Joseph dalam Srawaili, 2008).
Sebelum 5,2 0,42 332
PAC 0.025 4,5 0,63 460
4. KESIMPULAN
PAC 0.05 4,4 0,5 362 Dari penelitian yang telah dilakukan
PAC 0.1 4,2 0,42 303 dapat disimpulkan bahwa koagulan
k. arab 0.025 4,8 0,38 276 alami kacang arab dapat menggantikan
k. arab 0.05 4,9 0,38 277 peran dari koagulan sintesis PAC
k. arab 0.1 5 0,39 280 bahkan memberikan hasil yang lebih
efektif
dengan Biokoagulan
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa DAFTAR PUSTAKA
kinerja koagulan kacang arab lebih baik Asrafuzzaman, M., Fakhruddin, A. N.
dari pada koagulan poli alumunium M., and Hossain, M. A. 2011. Reduction
klorida dan dapat diamati dari foto hasil of Turbidity of Water Using Locally
kacang arab terlihat lebih dapat Available Natural Coagullants. ISRN
mengkoagulasi limbah. Hasil foto dapat Microbiology Vol 2011.
dilihat pada Gambar 1. Diamati juga dari Bhuptawat, H., Folkard, G.K, and
hasil data yang diperoleh antara Chaudari,S, 2007, Innovative Physico-
koagulan PAC dan kacang arab lebih Chemical
efektif koagulan kacang arab. Treatment of Wastewater Treatment
Incorporating Moringa oleifera Seed
Coagulant, Journal of Hazardous
Materials, Vol. 142, pp, 477 – 482.
Campbell, Arezoo. 2002. The Potential
Role of Aluminium in lzheimer‘s
Disease, Neprhol Dial Transplant. 17
[Suppl 2], 17-20.
Hendrawati, Delsy Syamsumarsih,
Nurhasni, 2013, Penggunaan Biji
(a) (b)
Asam Jawa (Tamarindus indica L.) dan
Gambar 1 Hasil Proses Penggunaan
Biji Kecipir (Psophocarpus
Biokoagulan. (a): Penggunaan PAC, (b):
tetragonolobus L.) Sebagai Koagulan
Penggunaan Kacang Arab
Alami dalam Perbaikan Kualitas Air
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tanah, Jurnal Valensi, 3, 1.
semakin besar dosis koagulan yang
Katayon, S., dkk. 2007, Effect of Natural
digunakan, maka efisiensi penurunan
Coagulant Application on Microfiltration
kekeruhan juga meningkat.
Performance in Treatment on
Penambahan dosis koagulan dari 0,05
Secondary Oxidation Pond Effluent,
dan 0,1 gram menunjukkan kenaikan
Desalination, Vol. 204, pp, 204 – 212.
efsiensi penurunan TDS, Selanjutnya
Malayadi A. Fiar. 2017. Karakteristik dan
penambahan dosis tidak lagi
Sistem Pengolahan Limbah Bahan
memberikan efisiensi yang cukup
Berbahaya dan Beracun Laboratorium
berarti. (Prihatinningtyas, 2013)
Universitas Hasanudin. Skripsi.
Penambahan dosis koagulan yang
Universitas Hasanudin.
berlebih akan memberikan efisiensi
McKusick, B. C. 1981. Prudent
penurunan kekeruhan yang tidak
Practices for Handling Hazardous
berbeda jauh karena akan terjadi
Chemical in Laboratories Sciences, 211,
kegagalan pembentukan flok.
777-780.
Mekanisme yang terjadi adalah
Ozacar, M., and Sengil, I.A, 2003,
polimerpolimer dalam koagulan alami
Evaluation of Tannin as a Coagulant Aid
akan menutupi seluruh permukaan
for Coagulation of Colloidal Particles,
partikel koloid sehingga tidak ada
Colloid and Surfaces A, Physicochem,
tempat untuk rantai akhir
Eng. Aspects, Vol. 229. Pp 85 – 96

3
Prihatinningtyas E, dkk. 2013. Aplikasi
koagulan alami dari tepung jagung
dalam pengolahan air bersih. Vol 02.
No. 02 93-102.
Srawaili, N, 2008, Efektivitas Biji Kelor
(Moringa oleifera) dalam Menurunkan
Kekeruhan, Kadar Ion Besi, dan
Mangan dalam Air, Master Thesis
Program Studi Kimia
Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai