Anda di halaman 1dari 14

Komunikasi Risiko Vaksinasi

COVID-19: Bagaimana Cara


Menangkal Hoaks dan
Mewujudkan Masyarakat
Tangguh?
Illustrations by Stories Freepik

Prof. Wiku Adisasmito


Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 1
One Health dalam Penanganan COVID-19 dan Vaksinasi
Surveilans Penyakit Infeksi
Emerging (PIE) Terintegrasi Pendekatan One Health terhadap
pengembangan vaksin, memiliki korelasi
yang kuat dalam peningkatan strategi
pengendalian penyakit infeksi emerging
di masa mendatang sesuai dengan
Koordinasi, Kolaborasi, dan
Komunikasi Multisektoral perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Tata Kelola Kelembagaan


yang Efektif dan Efisien
Update Data: 6 Oktober 2020

One Health

Respon Kebijakan dan Solusi


terhadap Tantangan PIE

Penanganan COVID-19 Vaksinasi COVID-19


Hoax vs Fakta
Seputar Vaksinasi
COVID-19
Illustrations by Stories Freepik
Hoax 1: Vaksinasi yang sudah berjalan gagal dan harus diulang
Apa kunci kesuksesan program
Keberhasilan vaksinasi belum bisa vaksinasi? 1. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung (SDM,
terlihat sekarang, karena per
tanggal 16 Februari, baru sejumlah logistik, fasyankes, cold chain, dan sistem informasi
Kesehatan
1.120.963 masyarakat dari
2. Edukasi dan komunikasi untuk membangun kepercayaan
kalangan tenaga Kesehatan telah
masyarakat
divaksinasi.
3. Koordinasi pusat-daerah pada seluruh unsur yang terlibat
4. Tetap berupaya meningkatkan testing, tracing dan
Program vaksinasi dapat dikatakan berhasil jika treatment untuk mendeteksi dan menangani penyakit
sedini mungkin
kekebalan komunitas telah terbentuk.
5. Komitmen masyarakat untuk tetap menjalankan protokol
Kesehatan agar dapat menekan penularan
Hoax 2: Vaksin COVID-19 memiliki efek samping yang buruk (autisme, mengubah genome, dll)
Vaksin COVID-19 yang tersedia di Indonesia Apa itu KIPI?
Update Data: 6 Oktober 2020

saat ini telah melewati serangkaian uji klinis dan


KIPI adalah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau efek
mendapatkan EUA (emergency used
samping yang mungkin dirasakan setelah proses vaksinasi.
authorization) dari Badan POM RI sehingga
dijamin keamanannya. Apa efek samping dari Vaksin COVID-
Sejauh ini, belum ada penelitian yang 19?
mengungkapkan kaitan antara vaksinasi dengan Demam, bengkak kemerahan pada area suntik, nyeri otot lengan,
kejadian autisme, perubahan genetik, fertilitas, sakit kepala, kelelahan, nyeri maupun iritasi kulit.
kanker maupun kelainan janin. Penting untuk diketahui bahwa manfaat vaksinasi jauh lebih
besar dibandingkan efek sampingnya.
Hoax 3: Vaksin yang sudah disuntikkan pada masyarakat adalah vaksin uji coba dan
masyarakat dijadikan kelinci percobaan

Vaksin yang saat ini telah disuntikkan kepada 1.120.963 masyarakat Indonesia
merupakan vaksin Sinovac yang telah lolos uji klinis di Indonesia dan telah
mendapatkan EUA dari Badan POM, yang berarti bahwa vaksin tersebut
merupakan produk siap pakai dan sudah selesai uji coba.

Bagaimana kita dapat membedakan vaksin uji coba dan vaksin yang akan
disuntikkan kepada masyarakat?
Hal yang paling mudah adalah dengan melihat lebih teliti pada kemasannya.

Kemasan vaksin untuk program


Kemasan vaksin uji coba
vaksinasi berbentuk vial
menggunakan tipe pre-filled
Update Data: 6 Oktober 2020

berukuran 2 ml berisi 1 dosis,


syringe (PFS) dimana wadah dan
dengan jarum suntik terpisah
jarum suntik ada pada 1
dan tidak terdapat tulisan “Only
kemasan. Selain itu, terdapat
for Clinical Trial”, serta terdapat
tulisan “Only for Clinical Trial”.
barcode.
Hoax 4: Vaksin mengandung boraks dan formalin, bahan pengawet, sel vero, virus
yang masih hidup dan chip untuk melacak keberadaan masyarakat
Vaksin COVID-19 yang tersedia di Vaksin Sinovac yang saat ini tersedia di Indonesia mengandung:
Indonesia saat ini telah melewati
serangkaian uji coba dan 1 Virus yang sudah dimatikan 3 Fosfat sebagai stabilisator untuk
(inactivated virus) dan sama sekali menjamin kualitas vaksin selama
mendapatkan EUA dari Badan tidak mengandung virus yang masih proses penyimpanan dan distribusi
POM RI sehingga dapat dipastikan hidup atau dilemahkan
tidak ada bahan-bahan berbahaya 4 Larutan natrium klorida sebagai
seperti formalin dan boraks 2 Alumunium hidroksida yang berfungsi isotonis untuk memberikan
didalamnya. untuk meningkatkan kerja vaksin kenyamanan saat penyuntikan.

Tidak ada chip pelacak pada vaksin. Adapun barcode yang tertera pada kemasan, semata-mata
Apakah terdapat chip pelacak?
untuk pelacakan distribusi dan tidak dapat difungsikan untuk melacak keberadaan masyarakat.

Hoax 5: Vaksin belum selesai uji klinis tetapi sudah disuntikkan


Vaksin COVID-19 yang tersedia di Apa saja tahapan yang telah dilalui vaksin Sinovac di Indonesia?
Update Data: 6 Oktober 2020

Indonesia saat ini telah 1. Uji klinis fase 3 sejak Agustus 2020 melibatkan 1.620 orang
mendapatkan EUA dari Badan relawan usia 18-59 tahun
POM RI (11/1/21) yang ditandai 2. Setelah menilik proses produksi dan bahan yang digunakan pada
dengan adanya nilai efikasi 65,3% vaksin, serta sidang pleno yang terlaksana oleh Komisi Fatwa,
berdasarkan laporan interim 3 maka ditetapkan vaksin Sinovac halal dan suci pada 8 Januari 2021
bulan pasca suntikan kedua dari 3. Dari hasil evaluasi uji klinis fase 3, Badan POM RI mengeluarkan
Uji Klinis Fase 3. EUA Vaksin Sinovac dengan efikasi 65,3% pada 11 Januari 2021
Mewujudkan
Masyarakat
Tangguh
Illustrations by Stories Freepik
2021
2020
Februari
Update Data: 614Oktober Perkembangan Kasus Aktif dan Keterisian Tempat Tidur
2021
2020
Februari
Update Data: 614Oktober Perkembangan Kasus Positif dan Monitoring Kepatuhan Protokol Kesehatan
Lindungi Bangsa: Mengubah Kedaruratan
menjadi Ketahanan Kesehatan Masyarakat
Konsorsium Ristek
209 Industri
267 juta untuk Covid-19
penduduk Lab Mikrobiologi dan Farmasi
Indonesia Parasitologi Universitas, Tersertifikasi CPOB (Cara
K/L, RS dan Industri di Pembuatan Obat yang
bawah Kemenristek BRIN Baik) oleh BPOM per
2018
Kedaruratan
Kesehatan
Masyarakat
Meningkatkan
Pandemi Ketahanan
COVID-19
864.410 Tenaga Kesehatan
Risiko Penyakit Infeksi Kesehatan Masyarakat
Update Data: 6 Oktober 2020

Emerging (PIE) dan (berdasarkan data BPPSDMK


Reemerging lainnya : Kemenkes per 2019) Ahli dan
HIV, SARS, Lyme disease,
demam dengue, virus Zika,
Kepakaran
virus West Nile, influenza, Fasyankes
malaria, kolera, TB, 2.925 RS (SIRS Kemkes)
pertusis, pneumococcal 10.134 Puskesmas (Pusdatin Kemenkes per 2019)
disease, polio, campak, dsb. 924 Klinik Utama (Pusdatin Kemenkes per 2019) Semangat
8.281 Klinik Pratama (Pusdatin Kemenkes per
2019) Gotong Royong
138 RS Pendidikan (ARSPI)
Vaksinasi: Kekebalan untuk Kita dan dari Kita

Jika sebagian kecil tervaksinasi Jika sebagian besar tervaksinasi


Update Data: 6 Oktober 2020

Lingkaran penularan meluas Lingkaran penularan menyempit

Sehat, divaksinasi Sehat, tidak divaksinasi Tidak divaksinasi, sakit, menular

Sumber: CDC
Swiss Cheese Model: Vaksin dan Protokol Kesehatan Saling Melengkapi
Update Data: 29 November 2020

Kewajiban Pribadi Kewajiban Bersama

*Based on the Swiss Cheese Model of Accident Causation, by James T Reason, 1990
Protokol Kesehatan dan Vaksinasi: Melibatkan Tokoh Agama
dan Tokoh Masyarakat

3M
Pelibatan
Amplifikasi
Tokoh Masyarakat dan
Kampanye Tokoh Agama
dalam Program Vaksinasi
untuk menangkal hoax
Update Data: 6 Oktober 2020

MEMAKAI MENCUCI MENJAGA


MASKER TANGAN JARAK
Illustrations by Stories Freepik

BERSATU LAWAN COVID-19


MEMAKAI MASKER • MENCUCI TANGAN • MENJAGA JARAK

Laporan Analisis Data COVID-19 ini disusun oleh Tim Pakar Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19

Anda mungkin juga menyukai