Anda di halaman 1dari 7

Praktikum Hidrolika

BAB VI
PERCOBAAN OSBORNE REYNOLDS

6.1 Tujuan

Untuk mengamati aliran laminer, transisi, turbulen dan gambar aliran.

6.2 Waktu Percobaan

Percobaan Osborn Reynolds dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5


Desember 2013 pukul 08.30-10.30 WIB.

6.3 Peralatan dan Bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

a. Hydraulic Bench (TecQuipment LTD, Serial No.TQ081144-08);


b. Osborne Reynold’s Apparatus(TecQuipment LTD, H215 Serial No.
TQ081597-02);
c. Measuring Cylinder (gelas ukur);
d. Stopwatch (Kami menggunakan Blackberry 9700);
e. Tinta Parker (Quint Black)
f. Alat tulis;
g. Air 35 liter;

h. Kain Lap.

34 Kelompok 31
Praktikum Hidrolika 35

Keterangan :
1. Reservoir zat warna
2. Zat warna dalam reservoir
3. Keran pengatur aliran tinta
4. Tangki utama
5. Kelereng
6. Pipa karet inlet
7. Pipa aliran visualisasi
8. Keran pengatur air
9. Pipa pelimpah
10. Jarum suntik
11. Corong
12. Pipa karet outlet
(a)

Kelompok 31
Praktikum Hidrolika 36

(b)

Gambar 6.1 Osborne Reynold’s Apparatus (a); Hydraulic Bench (b)

6.4 Jumlah Praktikan


Jumlah praktikan pada percobaan ini empat orang, yang masing-masing
bertugas :

- 1 orang menghidupkan keran pengontrol air dan keran pengontrol zat


warna;
- 1 orang mengatur aliran yang melewati pipa pengamatan;
- 1 orang menghitung debit;
- 1 orang mencatat hasil pengamatan.

6.5 Ringkasan Teori

Aliran laminer merupakan kondisi steady di mana seluruh garis aliran


mengikuti lintasan yang paralel. Pada kondisi ini zat warna diindikasikan sebagai
inti yang padat.

Aliran turbulen merupakan kondisi unsteady di mana garis aliran saling


mempengaruhi, menyebabkan bidang geser menjadi hancur dan terjadi
percampuran antara fluida. Pada kondisi ini zat warna menjadi menyebar seperti
tercampur.

Ketika aliran menjadi lebih cepat, transisi dari laminer menjadi turbulen
menjadi berangsur-angsur. Zona di mana perubahan ini terjadi dinamakan aliran
transisi. Pada zona ini akan terlihat aliran menyimpang menuju dispersi seperti
aliran turbulen.

Petunjuk kondisi aliran fluida ini, yaitu untuk menunjukkan aliran laminer,
transisi, dan turbulen, dapat digunakan bilangan Reynold’s Re.

Kelompok 31
Praktikum Hidrolika 37

V ×D
Re =
ν ...........................................................................................
(6.1)

μ
ν=
ρ

Kelompok 31
Praktikum Hidrolika 38

Keterangan:

Re = Bilangan Reynold’s;
V = Kecepatan aliran (m/dt);
D = Diameter pipa (m);
 = Kekentalan kinematik (m2/dt);
 = Kekentalan dinamik zat cair (Ndt/m2);
 = Rapat massa zat cair (Kg/m3).

Reynolds menetapkan bahwa untuk percobaan aliran di dalam pipa:

 aliran laminer → Re  2000;


 aliran transisi → 2000  Re  4000;
 aliran turbulen → Re  4000.

6.5 Langkah Kerja

a. Air diisi ke dalam hydraulic bench;


b. Reservoir diisi dengan zat warna (tinta);
c. Pipa inlet (inlet valve) peralatan Osborne Reynolds dihubungkan dengan
pipa konektor bench;
d. Penyuntik zat warna direndahkan sehingga terletak tepat pada corong inlet;
e. Katup kontrol aliran ditutup;
f. Katup inlet dibuka dan perlahan-lahan tangki utama diisi hingga
ketinggian pelimpah, kemudian tutup katup inlet;
g. Katup pengontrol aliran diatur untuk mengalirkan air ke pipa visualisasi;
h. Peralatan dibiarkan selama beberapa menit sebelum beralih;
i. Katup inlet dibuka perlahan-lahan sehingga air menetes dari pipa outlet;
j. Buka sedikit demi sedikit katup pengontrol dan stel katup kontrol zat
warna (flow dye control valve) sehingga terjadi aliran lambat dengan zat
warna;
k. Aliran zat warna dapat dilihat pada pipa visualisasi;

Kelompok 31
Praktikum Hidrolika 39

l. Tampung air yang mengalir melalui pipa pengamatan yang tersambung


pada katup pengontrol aliran/keran pengatur dengan menggunakan gelas
ukur. Lalu hitung dan catat waktu yang diperlukan untuk mencapai volume
tertentu dengan menggunakan stopwatch;
m. Langkah dari poin k sampai m diulangi untuk penambahan kecepatan
aliran dengan semakin membuka katup pengontrol aliran.

6.6 Analisa Data dan Hasil Perhitungan

Data yang diperoleh:

- Diameter pipa visualisasi (D) = 1,5 cm = 15 mm

- Suhu air = 25oC


- Kekentalan kinematik air () = 0,9055 x 10-6 m2/dt = 0,9055 mm2/dt
- Volume air = 250x10-3 ltr = 250x10-3 dm3 = 250x103 mm3

- Luas penampang pipa:

A = ¼  D2
= ¼ (3,14) (15 mm)2
=176,72 mm2

Tabel. 6.1 Analisa data


Volume
Kondisi zat Waktu Waktu Debit *) Kecepatan**)
air
𝑅𝑒=(𝑉.𝐷)/υ
warna secara V T Rata-Rata Q V
visual (mm3) (dt) t (dt) (mm3/dt) (mm/dt)
35.02
Aliran I
250 34.17 34.56 7233.796 40.934 678.089
(lurus)
34.50
Aliran II 11.02
(lurus- 250 11.18 11.15 22421.525 126.876 2101.756
pecah) 11.25
4.87
Aliran III
250 5.50 5.00 50000 282.933 4686.908
(pecah)
4.59

Volume air Q
Q= V=
Keterangan:*) t ; ** A ....……………………………
(6.2)

Kelompok 31
Praktikum Hidrolika 40

6.7 Kesimpulan

Hasil pengamatan secara visual terhadap kondisi aliran zat warna (tinta),
telah sesuai dengan teori bilanganReynold’s mengenai keadaan/sifat-sifat aliran,
di mana:

Tabel 6.2 Jenis-jenis aliran dari hasil percobaan


Kondisi aliran
Re teori Re Percobaan Jenis Aliran
zat warna

Lurus Re < 2000 678,089 Laminer


Bergelombang
2000 < Re < 4000 2101,756 Transisi
(lurus-pecah)

Pecah Re > 4000 4686,908 Turbulen

Gambar 6.2 Kondisi aliran pada percobaan: (a) lurus/laminar;

(b) lurus-pecah/transisi; (c) pecah/turbulen

Kondisi aliran zat warna secara visual ternyata sesuai dengan teori.
Menurut Reynolds, apabila nilai Re < 2000 maka aliran tersebut adalah laminer.
Ini sesuai dengan kondisi aliran zat warna secara visual pada percobaan diatas
didapat nilai Re sebesar 678,089. Begitu juga halnya dengan nilai Re 2101,756
yang berada pada range 2000 < Re < 4000, sehingga alirannya dinyatakan
transisi. Sedangkan Re yang didapat sebesar 4686,908 dinyatakan turbulen karena
memenuhi hubungan Re > 4000.

Kelompok 31

Anda mungkin juga menyukai