IRIGASI
PERSYARATAN TEKNIS
BAGIAN
PEMETAAN TOPOGRAFI
PT – 02
Page 1
PENGANTAR
Kriteria Perencanaan tetap tidak berubah terdiri dari 7 (tujuh) bagian atau 7(tujuh) buku
yang berisikan Kriteria Perencanaan Teknis untuk Perencanaan Irigasi (system planning),
Perencanaan Bangunan Irigasi Jaringan Utama, Sekunder, Tersier, Parameter Bangunan,
dan Standar Penggambaran.
Page 2
Gambar Bangunan Irigasi tetap tidak berubah terdiri dari 2 (dua) bagian atau 2 (dua) buku
yaitu Type Bangunan Irigasi yang berisi kumpulan gambar-gambar sebagai contoh
informasi yang akan memberikan gambaran bentuk dan model bangunan dan Standar
Bangunan Irigasi yang berisi kumpulan gamba-gambar bangunan yang telah distandarisasi
serta langsung dapat digunakan.
Perubahan judul
Menggabungkan beberapa pekerjaan pemetaan yang
sejenis
Perubahan produk umumnya sudah digital
Perubahan dan penyesuaian alat ukur yang digunakan
Penggambaran tidak lagi manual
Page 3
perencana irigasi dalam merencanakan pembangunan irigasi yang
aman dan memadai.
Jakarta, Desember
2007
Direktur Irigasi
Page 4
DAFTAR ISI
BAGIAN PEMETAAN TOPOGRAFI
Page 5
SUB BAGIAN I
PEMETAAN FOTOGRAMETRIS
Page 6
DAFTAR ISI
PEMETAAN FOTOGRAMETRIS
1. IKHTISAR PEKERJAAN
1.1 Umum .......................................................................
1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan ...........................................
1.3 Basis Survei ...............................................................
Page 7
3.7 Kualitas Fotogrametris ..............................................
3.8 Dokumentasi dan Anotasi ..........................................
3.9 Pencetakan dan Foto Indek .....................................
5. TRIANGGULASI UDARA
5.1 Persiapan Trianggulasi Udara ......................................
5.2 Pemilihan Titik Model dan Pemberiann Tanda ...............
5.3 Pemindahan dan Penandaan Titik Kontrol ....................
5.4 Pembuatan Diagram Foto ...........................................
5.5 Penentuan Koordinat Fotogrametri ..............................
5.6 Perataan Blok ............................................................
Page 8
6.1 Peralatan dan Bahan .................................................
6.2 Scanning Foto Udara .................................................
6.3 Digital Elevasi Model(DEM) ........................................
6.4 Proses Ortofoto Digital ..............................................
6.4.1 Georeferencing ................................................
6.4.2 Orofoto Digital .................................................
6.5 Mosaik (Perakitan) ....................................................
6.6 Kartografi Digital ......................................................
6.7 Pengecekan Ketelitian Peta Foto Digital ......................
Page 9
10. TATA LETAK PETA GARIS SKALA 1: 5.000 DAN SKALA 1: 20.000
Peta Garis Digital Skala 1:5.000 ........................................
Peta Garis Digital Skala 1:20.000 ......................................
Page 10
1. IKHTISAR PEKERJAAN
1.1. Umum
Pemotretan Udara dilaksanakan dalam posisi Vertikal dimana sebelumnya
sudah terpasang Premark (Tanda Lapangan) di atas tanah untuk kontrol
Triangulasi Udara dengan ukuran dan interval jarak Premark yang sudah
ditentukan, hasil Foto Udara Stereoskopis skala 1 : 10.000 pankhromatis
hitam putih dengan pertampalan ke muka ± 60 % dan ke samping ± 30
%, kamera yang digunakan kamera metrik yang memiliki jarak fokus
yang sudah di kalibrasi antara 151 mm-152 mm, batas daerah
pemotretan udara sesuai dengan yang sudah ditentukan oleh pemilik
pekerjaan dan negatif film milik Pemilik Pekerjaan.
Foto Udara Stereoskopis digunakan untuk peta Ortofoto atau peta Garis
skala 1 : 5.000 yang kegiatannya meliputi pemasangan Benchmark
(Benchmark) untuk kebutuhan Perencanaan Irigasi dengan ukuran dan
interval jarak Benchmark yang sudah ditentukan. Seluruh Benchmark dan
Premark di ukur langsung di lapangan melalui pengamatan GPS dengan
ketelitian Orde 3 (tiga), pengukuran harus terikat kepada titik tetap
kepunyaan Bakosurtanal. Tahap berikutnya pekerjaan Triangulasi Udara
memperbanyak titik kontrol minor untuk orientasi foto udara yang
dilanjutkan dengan pemrosesan ortofoto skala 1 : 5.000 dan skala 1 :
20.000.
Pelaksana pekerjaan harus mempergunakan segala peralatan dan
perlengkapan serta bahan-bahan yang memenuhi syarat teknis.
Page 11
1) Pemasangan Premark (Tanda Lapangan)
2) Pemotretan Udara Vertikal
3) Pemasangan Benchmark (Benchmark )
4) Pengukuran Titik Kontrol Tanah
5) Pengukuran Titik Rincik Ketinggian
6) Triangulasi Udara
7) Pemrosesan Ortofoto
8) Kontur Fotogrametri
9) Reproduksi Kartografi
10) Hasil Akhir Peta Ortofoto
11) Pemrosesan Peta Garis
Page 12
4. 3 (tiga) set foto indeks berskala 1 : 50.000 diatas kertas transparan,
dimana dijelaskan baik posisi setiap jalur terbang maupun hubungan
foto satu dengan yang lainnya.
5. 6 (enam) salinan laporan akhir yang isinya menyangkut penerbangan
harian, kemajuan kerja, sertifikat kalibrasi kamera dan laporan
mengenai hasil uji foto udara.
6. 3 (tiga) set daftar beserta keterangan mengenai lokasi dan koordinat
semua titik dengan tanda kenal.
Page 13
C. Hasil dan Data Peta Garis Digital
1) 3 (tiga) set peta garis digital skala 1 : 5.000 dengan kontur selang
0,5 m dan titik-titik tinggi (spot heights) dan softcopy dalam vcd/dvd.
2) 2 (dua) set peta garis digital dengan selang kontur tiap 5 meter, skala
1 : 20.000.
3) 1 (satu) peta digital skala 1 : 50.000 yang mencantumkan semua
benchmark dengan jalur sipat datar utama dan sekunder.
4) Peta garis digital yang asli dan penggambaran halus kontur dan
overlay titik tinggi dalam bentuk vcd/dvd.
5) Semua foto asli dan satu set fotokopi semua pekerjaan pengamatan
dan pengukuran dan perhitungan diberi indeks dijilid dan dilengkapi
dengan keterangan/referensi.
6) Daftar koordinat dari benchmark yang dibuat lengkap dengan data
pilar triangulasi yang digunakan sebagai titik ikat.
7) Gambaran letak titik-titik secara lengkap, termasuk elevasinya,
koordinat-koordinat dan 5 (lima) foto dari semua benchmark yang
digunakan.
8) 1 (satu) set foto perbesaran dengan skala 1 : 5.000 yang sudah
digunakan selama pengukuran titik rincik ketinggian di lapangan.
3. PEMOTRETAN UDARA
Pemotretan Udara dilaksanakan dalam posisi vertikal yang meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Rencana Penerbangan
b. Pemasangan Premark (tanda kenal)
c. Persyaratan Teknis Kamera
d. Daerah Pemotretan dan Penerbangan
e. Mutu Film dan Negative
Page 14
Ketentuan pemotretan udara harus mengikuti ketentuan dibawah ini :
Page 15
1) Pemasangan premark untuk kontrol triangulasi udara dengan cara
premarking (signalisasi) atau identifikasi foto hingga kerapatan dan
ketelitiannya cukup untuk dapat mencapai ketelitian yang telah
ditentukan. Lihat pada Gambar 3.4.
2) Pemasangan premark atau signalization harus dipasang sesuai dengan
kebutuhan Triangulasi Udara dengan cara PAT-M atau PAT-B sehingga
bayangannya dapat terlihat jelas dalam foto udara dan mudah
mengidentifikasikannya dengan alat Stereo Ploter.
3) Pemasangan Premark mengikuti ketentuan berikut :
Sebelum pemotretan udara dimulai harus dipasang Premark dalam
bentuk Tugu dengan interval 6-8 km yang melingkupi daerah
pemetaan atau dengan interval 4 (empat) sampai dengan 6 (enam)
basis foto udara sepanjang jalur terbang dan pada side lap di awal
dan akhir yang tegak lurus jalur terbang serta ditempatkan minimal
pada tugu yang terdistribusi secara merata di tengah wilayah
pemotretan udara.
Tugu dipasang Premark berbentuk palang dengan ukuran keseluruhan
4 m dan lebar lengan 0,60 m yang sesuai gambar 3.2 dan juga plastik
berwarna putih atau orange.
Premark dipasang sama dengan ketinggian tanah, daerah terbuka,
sehingga keadaan antara premark dan lingkungan menjadi kontras.
Deskripsi Tugu yang menjelaskan lokasi dilapangan dan nomor Tugu
sebanyak 5 (lima) kali dengan posisi 4 (empat) mata angin dan 1
(satu) dari atas.
4) Apabila ternyata premark tidak ditemui didaerah-daerah yang
dimaksud didalam foto udara, maka lakukan identifikasi foto dengan
ketentuan berikut :
Diperlukan 3 (tiga) titik (x,y) dan 2 (dua) titik(z) yang ada di foto,
Page 16
foto-foto tersebut detail-detailnya harus jelas, kontras yang tinggi,
daerah terbuka datar dengan tekstur yang baik, dan tidak terdapat
gangguan bayangan.
Jika memungkinkan, titik-titik foto akan ditempatkan pada sisi yang
berhimpitan pada jalur-jalur yang berdampingan, asalkan kualitas titik
harus memenuhi syarat, titik-titik tersebut harus jelas terlihat pada
semua foto yang bersangkutan.
Sketsa serta keterangan yang jelas mengenai titik tersebut dibuat
pada saat identifikasi (lihat Gambar.3.6). Ini meliputi nomor titik foto,
nomor foto udara, hubungan antara titik ke detail sekelilingnya dan ke
titik utama, radius permukaan tanah rata di sekitar titik, arah utara,
tanggal dan juga nama dan tanda tangan juru ukur.
Jika titik-titik tinggi dan denah dipisahkan, hal ini harus dinyatakan
secara jelas pada foto dan penjelasannya.
Titik-titik foto yang bersangkutan ditandai secara jelas pada bagian
belakang foto (dapat dilakukan dengan menggunakan jarum) dan,
diberi nomor titik foto, tanggal identifikasi dan juga nama dan tanda
tangan juru ukur.
5) Apabila titik kontrol foto identifikasi tidak berada dalam jalur
benchmark maka hubungan ke benchmark dapat dilakukan dengan
pengukuran sudut dan jarak antara, sedangkan titik-titik tinggi
digunakan jaringan tertutup sipat datar.
6) Tugu-tugu diukur berdasarkan pengamatan receiver GPS dan harus
dipasang ditempat terbuka yang memungkinkan receiver GPS
menerima langsung signal satelit GPS dengan ketinggian 15 derajat di
atas horizon.
Page 17
1) Kamera yang digunakan adalah tipe presisi yang konstruksi lensanya
menghasilkan citra dengan distrosi tidak melebihi 15 mikrometer,
kecuali untuk sudut-sudut format foto. Film selama exposure harus
dalam keadaan posisi mendatar untuk menjaga agar fokus tetap
tajam dan memperkecil distorsi citra.
2) Format negatif harus 230 x 230 mm dan jarak fokus lensa yang dipakai
adalah antara 151,00 mm sampai dengan 155,00 mm.
3) Panel data-data kamera harus dicatat secara fotografis pada masing-
masing pengambilan foto (exposure), jam harus cocok dengan waktu
setempat dan altimeter harus disetel agar cocok dengan altimeter
yang dikalibrasi.
3.3.1. Kalibrasi
1) Setiap unit optik kamera yang akan digunakan selama survei harus
sudah dikalibrasi tanpa menggunakan filter dan tetap diuji, serta telah
disetujui oleh badan kalibrasi yang ditunjuk oleh pabrik pembuat
kamera tersebut. Sertifikat tersebut harus dianggap mempunyai masa
berlaku satu tahun, dan apabila ada kamera yang dipergunakan di
luar masa berlaku tersebut, hasil fotonya adalah menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan yang bersangkutan.
2) Sertifikat kalibrasi kamera dipegang oleh Pelaksana Pekerjaan dan
sebelum dimulainya pemotretan udara harus diserahkan kepada
pemberi pekerjaan.
3) Sertifikat tersebut memuat data-data sebagai berikut :
a. Surat tanda kalibrasi
Kamera udara yang digunakan sudah dikalibrasi dengan tanda surat
kalibrasi.
b. Informasi kalibrasi kamera udara
Page 18
• Nama pelaksana dan tanggal saat kalibrasi.
• Nomer seri lensa.
• Kalibrasi panjang fokus kamera dengan toleransi akurasi 0,005 mm.
• Distorsi radial kamera udara tidak boleh melebihi 0,005 mm pada
setiap posisi diagonal dari pusat lensa ke masing-masing tepi.
Pembagian posisi dari pusat lensa disetiap tepi adalah selang 5° atau
7°.
• Kesalahan jarak antara kedua tanda tepi (fiducial mark) yang bersisian
tidak melebihi 0,010 mm.
• Kesalahan sudut antara kedua garis diagonal yang menghubungkan
kedua tanda tepi (fiducial mark) dengan pusat lensa tidak boleh
melebihi 10” busur (10 second of arc).
• Kesalahan sudut pusat autocollimation tidak boleh melebihi 10” busur
(10 second of arc).
c. Hasil Test Kamera Udara
• Kenampakan resolusi lensa sepanjang garis diagonal baik untuk posisi
radial dan tangensial mempunyai selang 5° atau 7°.
• Waktu efektif dan efisien untuk kecepatan bukaan lensa, dipasang
(diset) pada posisi nilai maksimum, menengah dan minimum.
• Informasi kedataran pelat bidang fokus.
• Keseragaman penyinaran sepanjang kedua diagonal bidang negatif
film harus merata (uniform).
3.3.2. Filter
1) Filter optik yang harus dipergunakan hanyalah filter bikinan pabrik
yang bersangkutan, atau yang memenuhi spesifikasi optik yang telah
disetujui.
Page 19
2) Pemilihan filter yang cocok digunakan untuk mengatur penerangan
relatif dari bagian tengah kebagian tepi-tepi bidang titik api kamera.
Page 20
penerbangannya kepada Pemberi Pekerjaan untuk disetujui sebelum
penerbangan dimulai.
Page 21
6) Gerak sedat (crab) tidak diperkenankan melebihi sudut 5 derajat.
Apabila diukur, dari garis basis yang bersangkutan dengan garis-garis
yang sejajar dengan kerangka negatif, sehingga tidak menimbulkan
kesenjangan stereoskopis dalam hal pemotretannya.
Kemiringan biasanya tidak boleh melebihi 2°. Exposure terisolasi
dengan kemiringan sampai 40, diperbolehkan apabila cuaca sangat
buruk.
Kondisi Pemotretan
1) Awan, bayangan awan tebal atau asap tidak boleh terdapat diatas titik
utama foto atau homologusnya pada foto-foto yang berdekatan.
Demikian juga tidak boleh terdapat gumpalan awan, bayangan awan
tebal atau asap menutupi lebih dari 3 % dari daerah negatif
seluruhnya. Juga tidak boleh terdapat suatu kumpulan awan,
bayangan awan tebal dan asap yang menutupi lebih dari 5 % dari
daerah negatif seluruhnya.
2) Pemotretan udara hanya diadakan dalam keadaan sedemikian rupa
sehingga penglihatan tidak secara fisik merusak intensitas warna
(tone) reproduksi di dalam negatif.
3) Pemotretan dapat diterima jika ketinggian matahari melebihi 25
derajat.
Page 22
3.5.1. Film Udara
1) Tipe film udara yang harus digunakan di dalam kontrak adalah
Pankromatik hitam putih, khusus untuk pemotretan udara, bahan
dasar yang stabil, dan belum melewati batas masa kadaluarsa. Film
harus dijaga dan disimpan dalam tabung plastik sesuai dengan
anjuran pabrik.
2) Ketebalan dasar tidak boleh kurang dari 0,1 mm dan mempunyai
format lebar 24,1 cm.
3) Stabilitas dimensional dasar harus sedemikian rupa sehingga dalam
suatu negatif panjang dan lebar antara fiducial tidak boleh berada
lebih dari 0,3 % dari ukuran-ukuran yang sama yang diambil pada
kamera, dan bahwa perbedaan antara ukuran-ukuran tersebut tidak
melebihi 0,04 %.
4) Harga bersih kabut tidak boleh melebihi D 0,2 atau D 0,4 diatas
densitas penunjang ketika sepenuhnya diproses di dalam developer D
19 pada suatu 200 C selama 10 menit, diaduk terus menerus.
Densitas 0,4 hanya berlaku untuk film dengan kecepatan lebih dari
250 ASA (Affective Aerial Film Speed).
3.5.2. Exposure
1) Kecepatan shutter harus memenuhi ketentuan-ketentuan baik gerakan
citra minimal maupun aperture lensa optimal untuk kondisi-kondisi
iluminasi yang berlaku.
2) Gerakan citra biasanya tidak boleh melebihi 30 mikrometer, tetapi jika
kurang terdapatnya cahaya, gerakan citra sampai 90 mikrometer
dapat diterima.
3) Filter yang dipakai harus memberikan tone reproduksi optimal.
Page 23
3.5.3. Pemrosesan Foto Udara
1) Peralatan yang dipakai pemrosesan adalah alat otomatis harus
mampu mencapai kualitas negative yang disyaratkan tanpa
menyebabkan distrorsi film.
2) Kandungan thiosulphate residual dari film yang telah diproses tidak
boleh melebihi 2,0 mikrogram mikrogram per cm².
3) Pengeringan film dilakukan tanpa mempengaruhi stabilitas
dimensinya.
4) Seluruh negatif yang diproses harus bebas dari lepuh-lepuh,
gelembung-gelembung, batasan-batasan, garis-garis lapisan, tekanan
atau tanda-tanda statis bekas-bekas jeruji, lubang-lubang kecil,
goresan-goresan ringan, coretan-coretan ringan, noda-noda dan
tanda-tanda pengeringan.
Page 24
3) Detail bayangan minimum terbaik biasanya tidak boleh kurang dari
densitas bersih D 0,2 diatas base/dasar ditambah harga kabut seperti
yang dijelaskan dalam pasal 4.52 diatas. Bagaimanapun juga densitas
minimum harus berada di bawah D 0,1 dan diatas dasar, ditambah
harga kabut.
4) Densitas maksimum dalam daerah-daerah penting pada negatif tidak
boleh melebihi D 1,5 diatas dasar, lain halnya pada daerah-daerah
berefleksi tinggi dimana densitas maksimum D 2,0 dapat dibenarkan.
5) Semua tanda-tanda tepi (fiducial marks) harus terlihat jelas pada
setiap negatif.
6) Panel peralatan kamera harus terlihat jelas pada setiap negatif yang
sudah diproses seperti nomer foto, nomor kamera, tanda tepi, waktu
pemotretan, tinggi terbang, panjang focus, nivo, dan informasi
lainnya.
7) Semua negative film yang dihasilkan harus terbebas dari noda-noda
bahan kimia, goresan, dan akibat lain yang merusak citra foto itu
sendiri.
Mutu Diapositif Digital
Bahan diapositif yang dipergunakan untuk triangulasi
udara dan proses ortofoto adalah duplicating film
yang khusus untuk pembuatan diapositif dengan
ketebalan 0,18 mm dan belum melewati batas
kadaluarsa.
Kualitas tone diapositif yang dihasilkan harus uniform
dan detail yang paling terang maupun yang paling
gelap terlihat dengan jelas.
Page 25
Diapositif yang dihasilkan harus bebas dari noda
bahan kimia, cacat pada saat proses, dan goresan-
goresan.
Kualitas Fotogrametris
Pemotretan yang diperoleh harus dijamin oleh Pemilik
Pekerjaan bahwa hasilnya secara fotogrametris dapat
diterima untuk pemetaan ortofoto.
Uji coba stereo model dan dimensi negative film
udara diuraikan sebagai berikut :
1) Setelah pemrosesan negative film udara pilih satu (1) stereo-model
per lima puluh (50) model dari hasil pemotretan udara yang
mempunyai daerah terbuka yang tanahnya kelihatan disetiap posisi
agar paralaks menjadi jelas.
2) Uji coba stereo-model harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Model dipasang dalam alat restitusi analog.
b. Lakukan orientasi absolut dan relatif dengan tampakan alamiah, isi
data berikut dalam formulir.
Semua informasi yang diperlukan.
Penyetelan seluruh peralatan yang dipakai.
Posisi sejumlah besar paralaks didalam stereo-model.
Mutu resolusi model dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
BAIK
Ulangan bacaan ketinggian konsisten, ketinggiannya,
garis besar bentuk detailnya jelas, kontrasnya baik.
SEDANG
Page 26
Ulangan bacaan ketinggian terdapat variasi, tapi
dapat diterima sejauh untuk keperluan pemetaan,
garis besar bentuk detailnya jelas.
BURUK
Kesukaran dalam membuat bacaan ketinggian yang
konstan, kontras jelek, detailnya tidak pasti.
SANGAT BURUK
Hampir tidak mungkin membuat catatan pembacaan
ketinggian, kontras tidak jelas, keadaan tidak
memungkinkan untuk mendapatkan data yang dapat
digunakan, baik untuk pemetaan garis maupun
pemetaan ortofoto.
Posisi dari tanda-tanda yang berlebihan, goresan atau
noda.
Hal-hal yang tidak terlihat yang dapat menimbulkan
kesulitan-kesulitan selama pemrosesan peta
selanjutnya termasuk pemrosesan ortofoto.
c. Jika selama diadakannya uji coba terdapat tanda-tanda
penyelesaian yang BURUK atau SANGAT BURUK, maka semua
kerangka/frame negatif film udara dimana uji coba itu dibuat
harus diperiksa dan dibuatkan suatu laporan.
3) Uji coba dimensional mencakup hal sebagai berikut :
Pilih stereo model negatif film yang asli, ukur keempat sisi dan
diagonal negative film sampai ketelitian ± 0,01 mm untuk
menunjukkan ketepatan fiducial mark.
4) Toleransi dimensional perbedaan antara jarak yang dikalibrasi dan
yang diukur dari setiap satu sisi tidak boleh melebihi ± 0,12 mm
dan/atau diukur dari setiap dua sisi tidak boleh melebihi ± 0,20 mm.
Page 27
5) Jika suatu uji coba menunjukkan salah satu indikasi sebagai berikut :
Sejumlah besar paralaks.
Perbedaan dimensional yang melebihi toleransi.
Resolusi/penyelesaian yang sangat buruk.
Keadaan menunjukkan foto udara tidak diterima
untuk pemetaan ortofoto, jika hasil uji coba foto
udara menunjukkan jumlah paralaks nol, data dimensi
masih di dalam batas toleransi, serta hasil tes resolusi
BAIK/SEDANG, maka hasil pemotretan yang telah
diuji coba tersebut dianggap dapat diterima.
Apabila ternyata hasil tes menunjukkan bahwa
resolusi jelek, maka pihak Pemilik Pekerjaan dapat
menolak atau menerimanya, hal ini tergantung dari
keadaan yang berlaku.
A B C / D-E , F–G
H / I J K / L–M-N / O
Page 28
Keterangan :
A : Initial pemilik pekerjaan
B : Tahun Pelaksanaan Pemotretan
C : Nama Daerah Irigasi
D : Material yang digunakan (HP=01,PCIR=02,TC=03,HPIR=04)
E : Penggunaan produksi foto (pemetaan=PEM)
F : Arah jalur terbang (derajat)
G : Tinggi terbang pesawat diatas permukaan referensi (MSL) dalam
satuan meter
H : Provinsi daerah pemotretan
I : Nama pelaksanaan pekerjaan
J : Tanggal pemotretan udara
K : Skala foto udara
L : Nomor roll film
M : Nomor jalur terbang
O : Nomor jumlah foto dalam satu jalur
Anotasi untuk negative film setelah foto pertama
sampai sebelum foto terakhir cukup ditulis sebagai
berikut :
H / A J K / L–M-N
Page 29
3) Peta indek dibuat pada peta berskala 1 : 50.000 memuat gambar-
gambar jalur terbang, lokasi dan nomor urut titik utama foto udara
pertama dan terakhir pada setiap jalur, sera posisi setiap 5 (lima) foto
udara sepanjang jalur tersebut. Sumber pembuatan peta, koordinat
geografi dan proyeksi harus ditampilkan.
Page 30
2) Receiver GPS yang digunakan single frekuensi (L1) namun demikian
penggunaan dual frekuensi (L1+L2) lebih diharapkan.
3) Kemampuan antena sesuai dengan kemampuan receiver GPS, tidak
boleh diperpanjang melebihi standar pabrik.
4) Hindari pengamatan receiver GPS dilokasi-lokasi pemantulan sinyal
GPS mudah terjadi seperti di pantai, danau, tebing, bangunan
bertingkat atau antena harus dilengkapi dengan Ground plane untuk
mereduksi pengaruh multipath.
5) Komponen receiver GPS harus dari merk yang sama.
Page 31
(a) Benchmark-benchmark ditempatkan pada tanah keras, hindarkan di
daerah rawa, sawah, tegangan tinggi yang akan mempengaruhi
gelombang/sinyal GPS.
(b) Benchmark-benchmark harus berada pada lokasi terbuka yang bebas
pandangan ke segala arah sehingga alat penerima GPS dapat
menerima satelit kira-kira pada radius clearance 15 derajat di atas
horizon.
(c) Benchmark-benchmark harus ditempatkan direncana saluran
jaringan irigasi
(d) Benchmark tersebut tidak harus saling kelihatan
3) Semua benchmark harus dijelaskan selengkap mungkin seperti
tercantum pada gambar 3.3, antara lain mencakup :
(a) Sketsa ukuran penampang melintang benchmark yang dibuat.
(b) Lima (5) foto benchmark dari arah utara, barat, selatan, timur, dan
atas.
(c) Sketsa lokasi dengan jarak-jarak titik detail yang ada disekitar
benchmark
(d) Sketsa gambaran umum lokasi lengkap dengan deskripsi sekitarnya.
(e) Koordinat-koordinat titik benchmark akan ditambahkan pada deskripsi
apabila perhitungannya sudah selesai.
4) Titik-titik koordinat lainnya dibuat dari patok kayu yang kuat dengan
ukuran panjang sekurang-kurangnya 30 cm dengan penampang
melintang 5 x 5 cm, ditempatkan hampir rata dengan permukaan
tanah, ujungnya diberi paku sehingga mudah ditemukan, untuk tanah
yang lebih lunak dibutuhkan ukuran panjang yang lebih dari 30 cm,
patok kayu tersebut harus tahan selama pengukuran berlangsung.
Page 32
4.3. Metoda Pengamatan dan Pengukuran di Lapangan
Untuk menentukan kontrol horizontal (x,y) dilakukan
dari pengamatan receiver GPS Geodetic sedangkan
kontrol vertikal (z) di ukur dengan alat ukur Level
biasa atau Level digital.
Page 33
4) Pengamatan GPS dengan data fase digunakan dalam model
penentuan posisi relatif untuk menentukan komponen baseline antara
dua titik, memastikan bahwa semua receiver melakukan pengamatan
terhadap satelit-satelit yang sama secara bersamaan, mengumpulkan
data dengan kecepatan dan epoh yang sama.
5) Setiap receiver GPS harus dapat menyimpan data selama mungkin
dari minimum 4 (empat) buah satelit dengan kecepatan minimum 4
(empat) epoh dalam 1 (satu) menit, masing-masing 15 (lima belas)
detik.
6) Tidak diizinkan untuk menggunakan merek dan jenis receiver GPS
yang berbeda dalam satu session.
7) Terdapat minimal 1 (satu) titik sekutu yang menghubungkan 2 (dua)
session.
8) Tidak diizinkan untuk mengamati satelit dengan elevasi dibawah 15
derajat.
7) Setelah session pengamatan seluruh data harus didownload dan
disimpan dalam sebuah CD dan dibuatkan cadangannya.
Page 34
σE ≤ σM
σH ≤ 2σM
dimana σM = [102 + (10d)2]1/21.96 mm dan d = panjang baseline.
b. Baseline yang diamati 2 (dua) kali
- Baseline yang lebih pendek dari 4 (empat) km
Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline tidak boleh berbeda
lebih besar dari 0.03 m sedangkan komponen tinggi tidak boleh
berbeda lebih dari 0.06 m.
- Baseline yang lebih panjang dari 4 (empat) km
Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline tidak boleh berbeda
lebih besar dari 0.05 m sedangkan komponen tinggi tidak boleh
berbeda lebih dari 0,10 m
2) Seluruh reduksi baseline harus dilakukan dengan menggunakan
software processing GPS yang telah dikenal dibuat oleh agen software
atau badan peneliti ilmiah yang bereputasi baik.
3) Koordinat pendekatan dari titik referensi yang digunakan dalam
reduksi baseline tidak boleh lebih dari 10 m dari nilai sebenarnya.
4) Proses reduksi baseline harus mampu menghitung besarnya koreksi
troposfer untuk semua data pengamatan.
5) Proses reduksi baseline harus mampu menghitung besarnya koreksi
ionosfer untuk semua data pengamatan. Data dual frekuensi harus
digunakan untuk mengeliminasi pengaruh ionosfer jika ambiguiti fase
single tidak dapat dipecahkan.
Page 35
dikenal dibuat oleh agen software atau badan peneliti ilmiah
bereputasi baik.
2) Informasi di bawah ini harus dihasilkan dari setiap perataan
- Hasil dari test Chi-Square atau Variance Ratio pada residual
setelah perataan (test ini harus dapat melalui confidence 99 %
yang berarti bahwa data-data tersebut konsisten terhadap model
matematika yang digunakan).
- Daftar koordinat hasil perataan.
- Daftar baseline hasil perataan termasuk koreksi dari komponen-
komponen hasil pengamatan.
- Analisis statistik mengenai residual komponen baseline termasuk
jika ditemukan koreksi yang besar pada confidence level yang
digunakan.
- Ellip kesalahan titik untuk setiap stasiun/titik.
4.3.1.3 Analisa
1) Integritas pengamatan jaring harus dinilai berdasarkan :
- Analisis dari baseline yang diamati 2 (dua) kali (penilaian
keseragaman)
- Analisis terhadap perataan kuadrat terkecil jaring bebas (untuk
menilai konsistensi data)
- Analisis perataan kuadrat terkecil untuk jaring terikat berorde lebih
tinggi (untuk menilai konsistensi terhadap titik kontrol)
2) Akurasi komponen horizontal jaring akan dinilai terutama dari analisis
ellip kesalahan garis 2D yang dihasilkan oleh perataan jaring bebas
3) Koordinat benchmark dari hasil pengamatan GPS disajikan dalam
system proyeksi UTM dan ellipsoid WRG 84.
Page 36
4) Tinggi benchmark hasil ukuran GPS dikoreksi terhadap besaran
undulasi (N) atau di koreksi terhadap titik MSL yang ada disekitar
lokasi.
Page 37
rambu ukur selalu tepat vertikal dengan menggunakan stafflevel atau
carpenters level (penempatannya harus juga dicek).
5) Metode stan ganda (double-stand) pada pengukuran sifat datar tidak
boleh digunakan, jarak bidikan tidak diperkenankan lebih dari 50 m.
Bidikan ke belakang kira-kira sama dengan bidikan ke muka, untuk
menghindari kesalahan kolimasi. Tidak dibenarkan melakukan
pembidikan silang (intermediate sight).
6) Pembacaan rambu tidak boleh dilakukan melebihi 20 cm dari batas
bawah rambu dan juga 20 cm dari batas bagian atas rambu.
7) Untuk membantu pelaksanaan pengukuran titik-titik rincik ketinggian
dianjurkan agar titik tinggi sementara dipasang pada waktu
pengukuran sipat datar utama antara lain : gorong-gorong, tangga
rumah, lantai pengeringan padi, dan lain sebagainya. Titik-titik
tersebut ditandai serta dicatat secara lengkap.
8) Juru ukur harus memasukkan data-data mengenai tinggi dan
rendahnya hasil ukuran pada setiap formulir yang sudah ditentukan,
bacaan belakang, bacaan muka, beda tinggi ∆h (+ dan -) harus
dijumlahkan. Perbedaan antara hasil bacaan belakang, dan muka
harus sama dengan hasil beda tinggi (∆h), hanya merupakan
pengecekan aritmatik dapat menghindarkan kesalahan yang tidak
terlihat karena data yang tidak benar.
9) Pengecekan harus dilakukan pada setiap halaman dan setiap bagian
pengukuran sipat datar, secara sistematis setiap hari, serta harus
ditandatangani oleh juru ukur yang bersangkutan.
10) Ketelitian sipat datar sebagai berkut :
Jalur utama yang pada umumnya merupakan jaring tertutup, harus
diukur dua kali yaitu pergi dan pulang. Perbedaan antara kedua harga
Page 38
untuk masing-masing seksi harus kurang dari 7 √k mm, dimana k
adalah jarak dalam km antar benchmark tersebut.
Jalur sekunder yang umumnya terikat dengan titik-titik jaringan utama
untuk kontrol foto dan titik-titik ikat pengukuran rincikan cukup satu
kali dengan ketelitian 20 √k mm, dimana k adalah jarak dalam km
antara benchmark atau di sekitar jalur tertutup.
Page 39
iii. Jaring-jaring perimeter sekunder perlu diukur untuk memasukkan
benchmark atau titik-titik tinggi sementara yang sudah ditetapkan
selama pengukuran sipat datar utama dan titik-titik ikat umumnya
yang terletak pada keempat sudut dari masing-masing foto
perbesaran dan akan di pindahkan ke foto-foto perbesaran lainnya
yang bersebelahan untuk menjamin kejelasan ketinggian-ketinggian
yang telah didapatkan, selanjutnya diukur garis-garis yang saling
berpotongan dari sipat datar tersebut untuk melengkapi penyebaran
titik-titik rincik.
iv. Apabila mungkin titik rincik ketinggian ditentukan posisinya secara
identifikasi langsung, pada peta pembesaran, jika hal ini tidak
mungkin untuk menentukan lokasi titik rincik digunakan tacheometri.
v. Posisi titik rincik di identifikasi sudut horizontal, jarak, dan tinggi
semuanya di catat dengan penjelasan singkat mengenai posisi titik
rincik, misalnya sawah, kampung, tanggul jalan, sungai.
vi. Identifikasi titik-titik rincik harus dicocokkan dengan sudut dan jarak
yang sudah diukur, dan apabila sudah pasti maka titik-titik tersebut
akan di anotasi dan di plot pada foto perbesaran, posisi alat dan titik-
titik yang di bidik harus di anotasikan pada foto perbesaran tersebut.
vii. Jarak lihat ke titik-titik rincik tidak boleh lebih dari 100 m (2 cm
dipeta).
viii. Untuk daerah yang luas (misalnya : hutan yang mencakup seluruh
foto perbesaran) penentuan tinggi titik rincikan harus dihubungkan
dengan jaringan utama yang secara khusus dianggap sebagai kontrol
perimeter untuk tinggi titik rincikan, panjang maksimum yang
dilakukan dengan cara tacheometri adalah 2 km (memotong satu
lembar foto perbesaran), tinggi titik dengan cara tersebut diplot pada
kertas transparan yang kemudian digabungkan dengan peta ortofoto
Page 40
apabila peta tersebut telah mencantumkan titik tinggi dan kontur.
ix. Untuk daerah kecil dimana identifikasi sukar dilakukan, penentuan titik
rincik ketinggian dapat dilakukan dengan cara tacheometri antara
titik-titik yang diidentifikasi pada perbesaran, jaring tersebut diplot
pada kertas transparan, untuk daerah yang datar pengeplotan bisa
dilakukan pada foto perbesaran kemudian dilakukan penelitian ulang
untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan hasil identifikasi atau
detail foto sehingga ketinggian titik rincik boleh dipindahkan ke foto
perbesaran, jika pada medan yang tidak teratur dimana distorsi
ketinggian dalam perbesaran sangat menyolok ketinggian titik rincik
diplot langsung ke peta ortofoto.
x. Pada kedua kasus di atas, hasil pengamatan harus dianotasi pada
lembar pengamatan sebagai “Tidak Dapat Diidentifikasi”. Jalur poligon
digambarkan secara kasar dan ditandai dengan garis putus-putus
pada foto pembesaran.
xi. Cara tacheometri hanya dapat digunakan untuk penentuan tinggi titik
rincik di daerah curam dan atas persetujuan pemilik pekerjaan.
2) Pengukuran Ketinggian Titik Rincik
i. Pada setiap sawah harus diukur tinggi titik rincik kira-kira jaraknya
lebih dari 50 x 50 m.
ii. Daerah pengukuran yang “tidak luas” selang/jarak antara tiap titik
kira-kira 75 m, daerah sawah yang kering, rambu ukur harus
ditempatkan tepat ditengahnya guna meningkatkan hasil identifikasi
dan anotasi, daerah sawah basah, rambu ukur ditempatkan di tepi
sawah tersebut (tidak di pematang), rambu ukur tidak boleh
ditenggelamkan pada tanah sawah tersebut, tetapi diletakkan setinggi
permukaan tanah sawah.
iii. Lokasi titik rincik tersebut harus diletakkan pada perbatasan antara
Page 41
kampung dan sawah, satu pada sawah yang lainnya di kampung,
apabila jalan melewati sawah maka titik rincik tersebut harus
ditempatkan satu pada jalan dan titik lainnya pada kedua sisi sawah.
iv. Rincik ketinggian akan diambil sepanjang dasar lembah baik yang
memiliki anak sungai maupun yang tidak dan pada punggung bukit
serta pada titik bukit yang teratas, seluruh jalur-jalur yang ada tempat
air mengalir harus diukur (seperti : kanal, sungai, selokan) dan
ditandai pada peta hasil pembesaran dengan tanda panah sesuai arah
alirannya.
Jika sungai dangkal dan kering titik rincik ketinggian ditempatkan di
sepanjang dasar sungai dan bagian atas tebing dengan interval 50
meter, apabila aliran sungai ternyata tidak tampak pada foto
perbesaran, ini akan diamati dengan cara tacheometri untuk
menentukan bentuk sungai, misalnya tikungan, pertemuan dua sungai
kecil.
v. Daerah rawa harus ditentukan juga titik rincik yang meliputi keliling
daerah rawa, pemegang rambu harus masuk ke rawa sampai dengan
setinggi lutut.
vi. Daerah yang berhutan lebat jalur pengukuran akan banyak terputus,
pengukuran dilakukan pada satu jalur tunggal yang diorientasikan
oleh kompas untuk menjaga keseragaman, jalur-jalur paralel berjarak
100 meter, dalam hal ini terserah pada pihak pemilik pekerjaan
berhubung pengukuran susulan bisa saja dilakukan setelah hutan
ditebang, garis-garis jalur harus bermula dan berakhir pada titik
kontrol yang sudah di ketahui, bisa pada titik yang dipakai selama
pengukuran jaring-jaring koordinat kontrol planimetri atau pada titik-
titik detail yang dapat dilihat pada foto.
vii. Pelaksana pekerjaan harus memeriksa apakah rincik ketinggian di
Page 42
lapangan sudah diamati secara memadai sesuai dengan perubahan-
perubahan elevasi antara rincik ketinggian dan detail yang
dicantumkan dalam foto udara.
viii. Ketelitian Titik Rincik Ketinggian sebagai berikut :
Seluruh perhitungan rincik ketinggian harus diselesaikan dan diperiksa
ketelitiannya sebelum dipindahkan ke foto perbesaran.
Ketinggian relatif untuk tinggi rincikan harus memenuhi ketelitian ±
5 cm.
Harga tinggi titik rincikan dihitung sampai dengan sentimeter, posisi
titik-titik tersebut ditandai dengan koma (titik) desimal dari harga
ketinggiannya atau koma yang terpisah dengan menggunakan tanda
panah apabila detailnya menjadi kabur karena nomor-nomor lokasi
sebelumnya.
Semua titik rincikan yang diberi nomor harus jelas sehingga
pemeriksaan yang dilakukan lewat lembar-lembar pengamatan pada
tahap berikutnya akan lebih mudah.
Page 43
2) Nama dan fungsi bangunan, semua detail bangunan harus di lengkapi
dengan data yang menyangkut fungsi bangunan/penggunaan dan
namanya antara lain :
Bangunan perkantoran baik pemerintah dan swasta.
Bangunan yang berfungsi sebagai tempat pendidikan seperti TK, SMP,
SMU dan Perguruan Tinggi.
Bangunan yang berfungsi sebagai tempat pelayanan masyarakat
seperti kantor pos, Rumah Sakit, Kantor Kecamatan/Kelurahan/Desa,
Pasar, Hotel.
Bangunan yang berfungsi sebagai tempat ibadah seperti Masjid,
Gereja, Vihara dsb.
Bangunan yang merupakan perumahan.
Nama Jalan harus jelas.
Nama Sungai dan Aliran, Danau, Bendung, Bendungan, dsb harus
jelas.
Nama Daerah Irigasi dan Rawa yang sudah ada batas-batasnya harus
jelas termasuk sumber airnya.
Pertanian yang sudah ada harus jelas batas-batasnya, sawah, ladang,
tambak, kelapa, karet, tebu dsb.
Untuk tanaman penduduk sebagai tanaman pelengkap atau tumpang
sari cukup di tulis sebagai ladang.
Kuburan, untuk area kuburan cukup di tulis kuburan tidak perlu di
tulis jenis kuburan.
Titik Kontrol, harus di identifikasi di tandai dan di catat.
Page 44
4.4 Pencatatan, Reduksi dan Pemrosesan Hasil Pengamatan di
Lapangan
Pencatatan, reduksi, pemrosesan hasil pengamatan di
lapangan harus mengikuti ketentuan di bawah ini.
4.4.1 Pencatatan
1) Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan laporan hasil hitungan
dengan menggunakan software dari distribusi alat-alat merk apa saja
dalam bentuk softcopy VCD atau DVD.
2) Penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan dimasukkan ke lembar
pengamatan sementara pekerjaan berlangsung, hal ini menyangkut
nama pengamat, tanggal, nomor titik, nomor alat juga penjelasan-
penjelasan lainnya seperti ketinggian alat, temperatur dan tekanan
udara, seluruh lembar data harus disertai tanggal dan tandatangan
pengamat dan orang yang telah melakukan pemeriksaan.
3) Seluruh laporan pengamatan yang dilakukan di lapangan diserahkan
kepada pihak pemilik pekerjaan, termasuk juga bagian-bagian yang
telah diulang, yang disebut terakhir ini harus ditandai dengan jelas
sehingga bisa saling dicocokkan.
4.4.2 Reduksi
1) Koordinat (x,y) perlu direduksi dan dirata-ratakan pada setiap titik dan
diperiksa apakah memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan, reduksi
koordinat (x,y) termasuk juga koreksi bias ionosfer, troposfer,
kesalahan titik nol alat, dan koreksi faktor skala dimana dianggap
perlu.
2) Pengamatan di lapangan perlu direduksi setiap harinya lalu
ditandatangani, disertai tanggal pemeriksaan oleh pelaksana
Page 45
pekerjaan, hasil pengamatan harus disimpan dengan rapi dan diberi
nomor referensi agar mudah dicari bilamana diperlukan dikemudian
hari, bila sudah diarsipkan, hasil-hasil pengamatan itu tidak boleh
dibawa ke lapangan lagi.
4.4.3 Pemrosesan
1) Penghitungan harus dilakukan di lapangan untuk memeriksa apakah
pengamatan telah sesuai dengan standar ketepatan.
2) Untuk kontrol planimeter ini meliputi :
Pengecekan hasil penghitungan koordinat.
Pengecekan penutup koordinat tertutup.
Pengecekan azimut antara titik-titik triangulasi dan hasil pengamatan.
Penyesuaian kesalahan koordinat.
Penghitungan dari ∆x dan ∆y untuk mencek hasil planimetrik.
3) Untuk kontrol ketinggian kegiatan pemrosesan ini meliputi :
Pemeriksaan hasil hitungan dari ∑ Bacaan belakang, ∑ Bacaan muka,
∑ Perbedaan tinggi (∆h).
Perhitungan ∆h untuk seksi-seksi antara titik-titik tetap (benchmark)
dan kontrol foto.
Perhitungan dari tiap loop/kring.
Perataan dari loop dengan metode Dell (atau metode lainnya), agar
memperoleh ketinggian yang tepat untuk dipakai pada perhitungan
rincik ketinggian nantinya.
4) Perhitungan blok-blok pengukuran lapangan harus disesuaikan
dengan batas-batas triangulasi udara, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kelambatan pada tahapan selanjutnya.
Page 46
5) Apabila hasil pekerjaan lapangan telah disetujui oleh pengawas, hasil
pengamatan serta hasil hitungannya segera dikirim ke kantor
pelaksana pekerjaan untuk dilakukan perhitungan akhir.
6) Penyesuaian planimetri harus dihitung mencakup seluruh titik-titik
triangulasi yang ada di lapangan.
7) Penyesuaian titik-titik poligon harus sesuai dengan jarak, hal ini
berarti bahwa koreksi dalam koordinat simpangan timur (easting)
sama dengan:
salah-penutup dalam simpangan timur
--------------------------------------------------- x jarak akumulasi
jumlah jarak poligon seluruhnya
Hal yang sama berlaku untuk simpangan utara.
8) Seluruh hasil penghitungan, pengamatan dan informasi seperti yang
didaftar di bawah ini harus diserahkan kepada pihak Pemilik pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan sementara.
Urutan cara perhitungan loop atau jalur koordinat antara benchmark.
Kesalahan penutup sudut pada setiap bagian/seksi, azimut kontrol
atau azimut yang diperoleh dari loop yang berdekatan, bersama-sama
dengan jumlah titik dalam setiap seksi.
Kesalahan penutup linier ∆x, ∆y dari setiap loop atau jalur koordinat
antara titik-titik simpul dan kesalahan penutup fraksi yang dipilih
dengan jumlah titik.
Detail-detail hasil pengamatan yang ditolak, diragukan, tidak dipakai
lagi.
9) Setidak-tidaknya dilaksanakan perataan kuadrat terkecil asalkan
kegiatan ini tidak akan menyebabkan tertundanya proses berikutnya,
perataan lebih baik dilakukan sebelum triangulasi udara.
Page 47
5. TRIANGULASI UDARA
Triangulasi udara adalah untuk menentukan koordinat (x,y,z) titik-titik
kontrol minor melalui fotogrametris yang kegiatannya meliputi persiapan,
pemilihan titik model, pemindahan titik model, pembacaan koordinat
model, proses perataan udara (block adjustment) dan pembuatan indek
model dimana alat yang digunakan harus salah satu jenis dari yang
disebutkan dibawah :
Plotter Analitik.
Comparator.
Alat Plotting Stereo Presisi atau
Soft Copy Photogrametri.
Page 48
Pertampalan lebih kecil dari 30 % (ke samping) dan 60 % (ke muka)
Titik utama, nomor foto, dan nomor jalur
Danau, sungai, garis pantai, dan rawa-rawa
Batas pemetaan yang diusulkan
Gambaran topografi lainnya
4) Diagram harus di identifikasi, diberi nomor, skala, tanggal seperti
contoh dibawah ini :
Page 49
2) Jika perlu diadakan penyambungan jalur-jalur foto udara arah ke
samping dan ke muka, maka diperlukan pertampalan sekurang-
kurangnya terdiri dari satu stereo-model penuh.
3) Titik kontrol yang ditempatkan pada posisi yang lazim, sebaiknya tidak
digunakan sebagai titik model, jika suatu titik kontrol digunakan
sebagai suatu titik model, maka titik model ini sama sekali tidak boleh
dipindahkan selama dilakukan penyesuaian triangulasi udara.
4) Apabila mungkin titik model akan dipilih pada stereo model di
permukaan tanah pada daerah yang rata dan detailnya cukup terang
sehingga kedudukan titik tersebut dapat lebih jelas dan sebaiknya
hindari bayangan yang bertentangan.
Harus dijamin agar titik pada model yang berdampingan adalah
merupakan titik yang sama dalam penggabungan titik.
5) Jika terdapat pertampalan sisi (lateral overlap) yang berlebihan, maka
diperlukan suatu pola titik-titik model yang zigzag (saling silang)
6) Titik kontrol foto yang telah dipilih pada paper print dipindahkan pada
diapositif film dan dilanjutkan pricking model demi model yang saling
pertampalan ke muka dan ke samping, untuk ketepatan pekerjaan ini
digunakan alat pricking yaitu point transfer device Wild PUG 4 atau
yang setingkat.
7) Djarum pricking maksimum yang diizinkan untuk tanda diapositif
digital tersebut, adalah 60 mikro
8) Penomoran titik-titik model harus uniform.
9) Penomoran model-model di seluruh proyek harus dari 1 (satu) sampai
ke model “N” dimana “N” adalah sama dengan jumlah model-model
stereo yang akan diukur selama proses triangulasi udara, atau sistem
penomoran lain yang telah disepakati oleh Pelaksana Pekerjaan
dengan pihak Pemilik Pekerjaan.
Page 50
10) Jika suatu titik model ditempatkan pada suatu posisi yang tidak ideal,
umpamanya pada ketinggian pohon atau di dalam bayangan awal,
maka harus ada catatan keadaannya ini.
11) Stereo model yang diperlukan untuk pembuatan ortofoto tetapi yang
tidak penting untuk triangulasi udara harus mempunyai sekurang-
kurangnya 6 (enam) koordinat untuk memungkinkan dilakukannya
pemberian skala dengan praktis. Pada umumnya model-model yang
bersebelahan. Model-model tersebut boleh dihilangkan, jika memang
tadinya dipakai, apabila tidak memperjelek blok secara keseluruhan
maupun blok-blok yang bersebelahan.
12) Pemilihan, penandaan dan pemindahan titik-titik model harus
dilakukan dengan amat sangat berhati-hati. Apabila timbul kesulitan
pada tahap penyesuaian, maka pihak pelaksana pekerjaan harus
bersedia untuk kembali lagi ke tahap permulaan/persiapan dan ke
pemilihan titik kontrol pemindahannya.
Page 51
3) Pemindahan titik dari cetakan foto ke diapositif digital harus teliti
sekali.
4) Pemindahan suatu titik kontrol, maka harus di buat catatan mengenai
keadaannya dan di buat sedemikian rupa agar dapat di lihat setiap
waktu.
5) Penomoran titik kontrol di seluruh proyek sesuai dengan keinginan
pemilik pekerjaan, tetapi jenis-jenis kontrol tersebut seperti : premark,
kontrol horizontal, kontrol vertikal dan sebagainya, harus mudah
diketahui dengan sistem penomoran yang dipakai tersebut.
Page 52
Setiap batas dan nomor stereo-model yang akan digunakan untuk
proses triangulasi udara.
Batas masing-masing pertampalan (nomor model tidak diperlukan
hanya untuk keperluan produksi ortofoto saja (Hal ini merupakan
suatu pengecualian lihat 6.212).
Batas-batas pemetaan proyek dan blok PAT-B
Danau, sungai besar dan tepi pantai.
2) Diagram foto harus diidentifikasi dengan jelas, mempunyai skala,
bernomor, bertanggal dan dibuat dalam bentuk yang sama,
berdasarkan diagram seleksi foto udara (lihat 5.2 di atas). Diagram
tersebut nantinya dapat berfungsi sebagai Diagram Hubungan
(Connection Diagram), lihat 6.6.15 berikut ini).
Page 53
elektronik untuk memperoleh hasil koordinat-koordinat model
fotogrametri yang teliti.
3) Pelaksana Pekerjaan harus menjelaskan di dalam usulan, mengenai
peralatan dan metode yang akan digunakan, berikut laporan terbaru
mengenai pemeliharaan perbaikan dan kalibrasi.
4) Perlunya pencatatan data yang akurat selama penentuan koordinat
dan dalam perhitungan pusat perspektif jangan terlalu dilebih-
lebihkan, selanjutnya pelaksanaan pekerjaan harus bertanggungjawab
terhadap standar ketelitian yang ditentukan dalam melaksanakan
pekerjaan yang bersangkutan.
5) Pelaksana pekerjaan yang memakai peralatan untuk triangulasi udara
yang memerlukan perhitungan pusat perspektif boleh menghitung
harga-harga itu selama dilakukan pengamatan triangulasi udara atau
menggunakan fasilitas yang disediakan oleh program paket PAT- M
atau PAT-B.
6) Semua catatan dan berkas yang membuat koodinat-koordinat tiap
model hasil triangulasi udara, harus disimpan oleh pelaksana
pekerjaan, untuk pemeriksaan yang akan dilakukan oleh pemilik
pekerjaan (Direktorat Irigasi).
Page 54
yang akan dipakai harus sudah disaring dengan cara melaksanakan
penyesuaian strip-strip atau blok dan memeriksa hasil-hasilnya.
2) Koordinat-koordinat tanah untuk titik-titik kontrol hasil pengamatan di
lapangan akan dimasukkan ke dalam program untuk melakukan
perataan.
3) Untuk keperluan PAT-M atau PAT-B haruslah diyakinkan bahwa titik
kontrol (x,y,z) tidak boleh digunakan sebagai titik ikat, kecuali kalau
semua titik-titik tersebut sudah diseleksi dan sudah diberi tanda, bisa
digunakan sebagai titik ikat (x,y,z).
4) Ketelitian yang diperlukan pada setiap titik kontrol minor dan titik
kontrol tanah setelah dilakukan perataan harus sedemikian rupa agar
harga-sisa (residual value) tidak melampaui harga-harga berikut :
Titik Kontrol Minor
Horizontal (x,y), tidak lebih besar dari 25 mikron.
Tinggi (z), tidak lebih besar dari 0.01 % dari tinggi terbang .
Titik Kontrol Tanah
Horizontal (x,y), tidak lebih besar dari 40 mikron skala foto
Tinggi (z), tidak lebih besar dari 0.01 % dari tinggi terbang daerah datar
sedangkan untuk daerah curam tidak boleh lebih besar dari 0.03 %
dari tinggi terbang.
5) Pelaksana pekerjaan harus mengadakan penelitian untuk mengetahui
asal/sumber kesalahan jika titik kontrol melebihi apa yang telah
ditentukan, harus dibuat catatan penelitian tersebut, dan disimpan
untuk diperiksa oleh pemilik pekerjaan.
6) Jika pada suatu ketika tidak diperoleh jawaban yang memuaskan dari
kesalahan titik kontrol, maka diadakan pengamatan ulang di lapangan
jika tidak tersedia titik pengganti.
Page 55
7) Dalam keadaan bagaimana pun, titik-titik kontrol sama sekali tidak
boleh dipindahkan dari perataan tersebut.
8) Pelaksana pekerjaan harus melakukan penelitian untuk mengetahui
sumber-sumber kesalahan sesudah dilakukan perataan, apabila sisa
kesalahan fotogrametri melampaui sebagai berikut (lihat 6.6.5) :
Titik-titik Model
Standar ketelitian kontrol x 1,5
Pusat perspektif
Standar ketelitian kontrol x 3,0
9) Penelitian tersebut mencakup beberapa atau semua hal-hal berikut :
Kebenaran data penomoran titik dan model.
Ketelitian dalam pemindahan titik antar model.
Kemungkinan tidak bersambungnya masing-masing titik-titik yang
membawa akibat serius pada blok.
Pengamatan ulang model sehingga menjadi jelas pada permulaan
atau sesudah dilakukannya pengamatan ulang.
10) Titik-titik model boleh dipisahkan (dengan penomoran kembali pada
satu model atau lebih) dengan mengikuti kriteria sebagai berikut :
11) Jika terjadi pemberian nomor ulang hendaknya diperhatikan agar
semua dokumen yang bersangkutan dirubah sesuai dengan yang
baru.
12) Pemisahan titik model antar strip harus sedikit mungkin, usahakan
tidak lebih dari 5% untuk seluruh blok, pemisahan titik pada model-
model yang berurutan tidak diperkenankan.
13) Tidak diizinkan memisahkan titik pusat perspektip.
14) Walau bagaimanapun, titik-titik model tidak boleh dihapus dari
perhitungan perataan.
Page 56
a. Jumlah hitungan interasi yang dilakukukan untuk (x,y,z) harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang paling pantas (seperti
perbedaan maksimum koordinat titik (x,y) dan (z) dengan koordinat
akhir (x,y) dan z sedangkan interasi tidak boleh lebih dari 0,5 m). Jika
koreksi kelengkungan bumi dan koreksi refraksi pada PAT-M atau
PAT-B digunakan, maka sekurang- kurangnya perlu ditambahkan
sepasang step interasi lagi, sesudah step tersebut digunakan.
b. Ketelitian perataan titik-titik model dalam blok bersebelahan tidak
lebih besar dari :
Horizontal (x dan y)
0,5 mm x denominator (bilangan penyebut) skala akhir peta
Vertikal
Kontur hasil pengukuran lapangan
z x Interval Kontur
Kontur hasil fotogrametri
1 x Interval Kontur
c. Sesudah perataan selesai, maka pelaksana pekerjaan harus
mempersiapkan diagram hubungan (Gambar 6.2) yang merinci :
Semua stereo model (diberi nomor).
Semua titik model dan titik kontrol (diberi nomor), (kecuali pada 6.4.1
(c)).
Garis hubungan untuk memperlihatkan model-model setiap titik
tersebut untuk itu harus dipakai warna yang kontras dan jelas.
Tiap-tiap yang diulangi penomorannya harus dicatat dengan jelas
14) Apabila pelaksana pekerjaan telah yakin bahwa tingkat hasil perataan
memuaskan perbandingan dengan blok di dekatnya, maka dibuat
Diagram Hubungan dua (2) salinan dari hasil hitungan penyesuaian
dan dua (2) salinan dari Diagram Hubungan.
Page 57
15) Seluruh hasil perataan dan diagram hubungan yang diterima
Direktorat akan dipertimbangkan apakah hasil tersebut dapat diterima
seluruhnya atau sebagian.
16) Apabila pemilik pekerjaan puas karena ketelitian memenuhi syarat
maka perataan dapat disetujui dan dilanjutkan proses fotogrametri,
kecuali untuk blok yang hanya sebagian saja yang disetujui, maka
masing-masing model diklasifikasikan sebagai berikut :
Model yang disetujui untuk pembuatan ortofoto dan kontur.
Model yang disetujui hanya untuk pembuatan ortofoto.
Model yang dihilangkan menggunakan koordinat-koordinat dari blok
sebelahnya.
Model yang ditolak disebabkan hasil perataan tidak memenuhi syarat.
Suatu model yang dianggap tidak cukup pengontrolnya dalam x,y
atau z dan yang bukan bagian dari blok yang bersebelahan, akan
diberi catatan sebagai semi kontrol. (catatan hal tersebut akan
ditambahkan pada referensi lembar peta yang bersangkutan pada
waktu diadakan penyelesaian).
17) Pihak pemilik pekerjaan akan menandai secara jelas pada print-out
blok, blok mana yang sudah sepenuhnya disetujui dan tidak akan
diberi tanda, tidak diizinkan menggunakan salinan (copy) selain salah
satu dari kedua dokumen tersebut.
18) Pelaksana pekerjaan menerima satu salinan print-out perataan dan
diagram hubungan diberi catatan.
19) Hasil perataan sementara (print-out) harus diserahkan kepada pemilik
pekerjaan untuk disimpan sampai hasil akhir perataan disetujui.
Segera setelah hasil seluruh perataan disetujui, maka seluruh laporan
penyusunan sementara tersebut harus dimusnahkan oleh pelaksana
Page 58
pekerjaan, untuk menghindari penyalahgunaan data yang tidak
disetujui.
20) Tidak ada proses fotogrametri dilakukan sampai keseluruhan perataan
disetujui seluruhnya.
Page 59
Punggungan, punggungan bukit diamati sepanjang punggungan
dengan kerapatan disesuaikan dengan topografi punggungan bukit.
Jalan, diamati sepanjang garis tengah jalan.
Selokan besar, selokan besar diamati pada garis tengah selokan.
Garis aliran air, garis aliran air di perbukitan diamati dengan
kerapatan disesuaikan dengan bentuk topografi semakin terjal
semakin rapat pengamatannya.
6) Selesai pengamatan DEM pada model tersebut, lakukan penarikan
kontur dengan interval kontur 1.0 m secara teliti dan di simpan dalam
format interchange drawing sehingga dapat digunakan untuk
keperluan selanjutnya.
Page 60
3) Screen yang digunakan harus mempunyai 133 dot screen (atau lebih
banyak) artinya 133 dot pada setiap inci membentuk sudut 450
terhadap ujung lembar peta bagian sebelah bawah (sebelah selatan),
dot yang membentuk citra half one ini harus tajam dengan ukuran
maksimum dan minimum 8 % dan 20 % sesuai dengan densitas citra
1,3 dan 0,3 pada ortofoto digital.
Page 61
triangulasi udara ditambah dan titik-titik tambahan tersebut bisa
dipindahkan dari diapositif sebelahnya dengan menggunakan alat
pemindah stereoskopis, dengan cara ini menggunakan seluruh foto
udara tunggal (bukan dari model stereo).
5) Scanner yang digunakan scanner fotogrametri yang dilengkapi dengan
komputer dan software yang mempunyai resolusi tinggi 2400 dpl.
6.3.1 Geoferencing
Geoferencing adalah suatu metoda atau cara untuk menghubungkan
koordinat dari koordinat foto ke koordinat tanah, ketentuannya sebagai
berikut :
1) Menghubungkan koordinat foto udara digital ke koordinat tanah
menggunakan software PCI.
2) Pada tahapan pekerjaan ini diperlukan data kalibrasi kamera dan
koordinat titik minor dan titik kontrol hasil triangulasi udara.
3) Melakukan pengamatan pada titik kontrol minor yang ada pada foto
udara dan fidusial mark foto udara.
4) Ketelitian titik minor dan fidusial mark tidak lebih besar dari 12
micron.
Page 62
Foto
udara
digital Proses
Foto udara
Geofere
yg sudah
ncing
dikoreksi
Data
kalibrasi
kamera &
AT
Page 63
menginstruksikan dilakukannya tinjauan ulang model-model yang
tidak dapat diterima tersebut.
5) Jika tidak dapat dihindarkan adanya variasi tone antara ortofoto digital
yang berdampingan maka usaha untuk memperbaiki keadaan tersebut
dapat dilakukan dengan pengulangan pada tahap produksi
selanjutnya nanti.
parameter
Foto udara
digital
skala
1:5.000 Proses
ortofoto foto
digital dgn ortofoto
software digital
Data DEM jg PCI
sudah
dirapatkan
Page 64
PCI sedangkan tahap perbesaran menggunakan software
Adobe Photoshop.
Page 65
tersebut harus mengikuti instruksi yang diberikan oleh pabrik pembuat
bahan-bahan kimia.
8) Tujuan dari hal tersebut diatas adalah agar supaya sedapat mungkin
dicapai suatu bentuk tone yang bersambungan di seluruh lembar peta
dan juga menghindari perbedaan yang nampak menyolok antara
ortofoto-ortofoto yang bersebelahan.
Page 66
kemurnian hasil foto udara, dapat ditolak, terlebih lagi apabila
mempengaruhi hasil estetis foto, sebagaimana selalu terjadi pada
pemotretan lokasi yang tidak bisa lengkap terselusuri oleh jangkauan
potret.
Kemiringan Interval
0 – 2% 0,5 m
2 – 5% 1,0 m
5 – 20% 2,0 m
Lebih curam dari 20% 0,0 m
Page 67
3) Kriteria yang diberikan di atas hanya merupakan panduan saja,
tujuannya adalah untuk menjaga kesamaan garis kontur pada seluruh
lembar peta (kecuali di daerah yang sangat curam/terjal). Walaupun
demikian perubahan interval dalam lembar peta akan diizinkan dalam
hal adanya perubahan kecuraman menyeluruh dalam suatu daerah,
tetapi tidak dalam hal perubahan lokal.
4) Semua garis kontur harus benar-benar sesuai dengan ketentuan
dalam penarikan interval kontur dan sekurang-kurangnya 85 % dari
semua kontur harus mempunyai harga yang sesuai dengan harga ½
(setengah) interval kontur, apabila dicek berdasarkan hasil
pengukuran lapangan dengan alat ukur sipat datar yang diikatkan
pada kontrol titik tetap Benchmark yang terdekat.
5) Semua kontur tersebut harus masuk toleransi dengan pergeseran
dalam perubahan posisi vertikalnya yang telah diplot tidak lebih dari
0,5 milimeter atau 1/10 jarak mendatar antara kontur tersebut.
6) Daerah sawah pada peta ortofoto, garis-garis kontur bisa diinterpolasi
antara titik rincik ketinggian, bukannya mengikuti batas-batas
golongan sawah.
7) Interpolasi kontur dilakukan dengan mempertimbangkan detail yang
ada pada foto dan kalau memang cocok, akan digunakan stereoskopis
untuk mengecek kebenaran interpretasi.
8) Apabila ada 2 kontur atau lebih, yang berdekatan dan hampir berimpit
(misalnya batas kampung, tanggul, jalan, kelokan saluran) kontur
digambarkan dengan garis putus-putus untuk menghindari
tertutupnya detail dari ortofoto.
9) Pada daerah yang mempunyai kemiringan tanah lebih besar dari 2 %,
kontur fotogrametri harus diplot untuk membantu interpolasi titik-titik
Page 68
tinggi hasil pengukuran. Hal tersebut akan di kombinasikan dengan
data-data ukur dan bentuknya didapat dari kontur fotogrametri.
10) Jika keadaan medan terbuka (tidak banyak tumbuh-tumbuhan), tidak
beraturan dan curam, gunakan kontur fotogrametri. Dalam hal ini
kontrol tinggi yaitu kontrol tinggi titik foto akan diamati dengan
melakukan penyipatan datar pada keempat sudut dari masing-masing
model yang akan dipakai untuk penarikan kontur.
11) Detail mengenai metode kontur yang digunakan harus jelas
dicatumkan pada semua lembar peta, termasuk informasi mengenai
datum (duga) titik tinggi dan sumber informasi yang dipakai.
Page 69
dipindahkan ke detail yang ada pada peta ortofoto. Titik-titik rincik
yang tidak dapat diidentifikasi harus dipindahkan dulu ke transparan
yang stabil. Secara umum lembar dasar (base sheet) yang telah
digunakan untuk memplot titik kontrol digunakan bagi keperluan
scanning, perakitan ortofoto, dan penumpangan draft titik rincikan.
3) Kontur hasil fotogrametri dengan interval 1 atau 2 meter harus diplot
pada kertas transparan yang stabil.
4) Prosedur pekerjaan plotting dijelaskan sebagai berikut :
a. Mesin plotting fotogrametris harus diatur dahulu dengan
menggunakan kontrol hasil triangulasi udara yang selanjutnya
digunakan untuk keperluan orientasi absolut.
b. Tinggi-tinggi model harus dibandingkan dengan sampel rincikan
lapangan yang tersebar dengan baik dari konsep penggambaran
rincikan.
c. Jika perbedaannya kecil (umumnya di bawah 2 meter dengan
beberapa titik mencapai 2 meter), maka orientasi absolut dapat
menggunakan harga tinggi dari harga-harga rincikan lapangan (yang
lebih teliti daripada tinggi triangulasi udara, asal saja harga-harga
tersebut bebas dari kesalahan besar.
d. Perbedaan yang besar akan segera diketahui dengan perbesaran foto
udara, buku lapangan, atau pada print-out triangulasi udara.
e. Prosedur pekerjaan ini akan menunjukkan kontur fotogrametri, yang
diplot langsung, akan memerlukan perbaikan sedikit saja, terutama
jika kontur-kontur dicek dengan rincikan pada intervalnya selama
pekerjaan plotting dan perbedaan-perbedaan harga diteliti dengan
cara seperti di atas.
f. Perlu disiapkan diagram untuk masing-masing model yang
memperlihatkan perbedaan posisi horizontal pada setiap titik model
Page 70
(lihat gambar 7.1). Titik-titik model dan semua titik rincikan yang
digunakan dalam pekerjaan orientasi absolut perlu juga dibuat
daftarnya dan dengan jelas memperlihatkan perbedaan dengan hasil
triangulasi udara, tinggi-tinggi model yang telah diorientasi dan tinggi
lapangan.
5) Kontur-kontur fotogrametri harus di edit dengan baik agar dapat
dipakai untuk kerapatan dan ketelitian network (kerangka) dari
pekerjaan pengukuran rincikan di lapangan; sedangkan bentuk tanah
yang diperlihatkan dengan cara fotogrametri. Adanya perubahan yang
penting dari persyaratan dalam pekerjaan kontur fotogrametri harus
digambar pada konsep gambar transparan rincikan, bukan pada hasil
asli hasil kontur fotogrametri. Perbedaan-perbedaan yang masih ada
dapat diteliti, jika dituntut oleh persyaratan seperti di atas harus
diinterpolasi pada gambar konsep rincikan.
6) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penarikan kontur :
Di dalam suatu hal tertentu pelaksana pekerjaan dapat diizinkan untuk
melaksanakan kontur fotogrametri tanpa menunggu hasil pindahan
titik rincik lapangan pada kertas transparan.
Titik tinggi (spot height) fotogrametri harus diplot pada semua
punggung medan, lembah dan pada patahan, dan juga pada daerah
datar yang intervalnya cukup wajar, atau bahkan daerah yang miring.
Pencatatan ketinggian pada daerah-daerah tersebut digambarkan
dengan satu angka desimal dalam meter.
Perlu disiapkan diagram untuk memperlihatkan perbedaan pada titik-
titik model setelah dilakukan penyipatan datar (levelling), termasuk
perbedaan antara triangulasi udara dan kontrol lapangan.
Pekerjaan editing dan interpolasi dapat dilaksanakan apabila gambar
konsep (overlay) ukuran rincikan dari lapangan sudah ada, tetapi hal
Page 71
ini akan memerlukan lebih banyak pekerjaan. Perbedaan-perbedaan
antara tinggi hasil ukuran lapangan dan fotogrametri yang lebih dari 2
meter harus diteliti kembali. Garis kontur hasil editing harus digambar
dengan menggunakan bentuk yang tidak berombak (smooth) dan
tidak diizinkan menggambarkannya dalam bentuk yang bergelung-
gelung (“artistic looping”).
7.3 Penggambaran Halus Titik Rincik dan Kontur
1) Setelah gambar draft telah disetujui maka selanjutnya dilakukan
peningkatan pada kertas transparan yang digunakan untuk keperluan
penumpangan pada negatif ortofoto, titik rincik harus dipindahkan
dengan menggunakan tinta ke atas kertas transparan, dilakukan
sebelum penggambaran halus garis kontur yang telah di edit.
2) Rincian harus ditulis dengan menggunakan stensil atau leterring set
ukuran 1,5 mm dengan mata pena 0,1 mm, letak rincikan harus
diindikasikan sampai dengan fraksi desimal; jika bentuk detail
terganggu oleh harga rincikan, maka angkanya dapat ditunjukkan dan
posisinya ditunjukkan dengan tanda panah. Titik desimal tersebut
harus diletakkan relatif terhadap angka-angka, seperti terlihat :
24316 bukan 243.16
3) Rincikan yang ditentukan dengan pengukuran lapangan diperlihatkan
dalam dua angka desimal meter, contoh 243,16 Rincian yang
ditentukan dari hasil fotogrametri diperlihatkan hanya dengan satu
angka desimal, contoh 243.2
4) Semua garis kontur digambar dengan menggunakan pena yang
berukuran 0,1 mm, kecuali untuk indeks kontur yang digambarkan
pada setiap interval 10 m digunakan pena ukuran 0,3 mm. Harga-
harga garis kontur dituliskan hanya pada garis kontur yang berharga 1
meter dan harga juga pada indeks kontur, dan harus diulang pada
Page 72
setiap 15 sampai 20 centimeter pada peta. Harga-harga garis kontur
ditulis dengan menggunakan lettering set ukuran 1,5 mm dan mata
pena ukuran 0,2 mm. Harga garis-garis kontur ditulis dengan arah
dari puncak ke lereng, secara kasar untuk pengarahan, diperlihatkan
sebagai berikut :
Benar Benar salah
29 32 28
30 31 29
indek kontur 31 30 30
0.5m kontur
1m kontur 32 29 31
Benar Benar salah
Page 73
dengan tinta hitam sebelum negatif dari ortofoto diproduksi sehingga
pada peta akhir akan terlihat hitam.
2) Ketentuan nama kampung dan sungai sebagai berikut :
(a) Semua nama yang ditulis harus menggunakan stensil atau yang
sejenis, ukuran huruf tersebut adalah sebagai berikut :
i. Kampung : Stensil ukuran 3 mm dengan mata pena ukuran 0,3 mm
ii. Sungai : Ukuran huruf seimbang dengan lebar sungai; aliran sungai
harus digambarkan dengan tanda panah
(b) Nama tulis dengan huruf besar tiap awal tulisan, contoh Tanah Merah.
3) Benchmark (BM) ditulis dengan cara diatas, ukurannya 2 mm dan
memakai mata pena 0,2 mm , dapat dilihat bentuknya sebagai
berikut :
N o m o r p ila r (B M ) T R 24 2m m
4 2 .7 6 2m m
T in g gi p ila r (B M ) 3m m
Page 74
mm serta ditulis dengan menggunakan stensil atau lettering set
dengan mata pena ukuran 0,3 mm.
Page 75
8.2 Peta Ortofoto Skala 1 : 20.000
1) Seri peta ortofoto digital yang dibuat pada skala 1 : 20.000
merupakan perkecilan dari peta ortofoto digital yang berskala 1 :
5.000.
2) Garis-garis kontur yang diambil dari peta ortofoto digital berskala 1 :
5.000 harus pada interval 5 m dan pada daerah curam interval
kontur dibuat tiap 10 m atau pada suatu perkalian 10 m yang
disetujui oleh pemilik pekerjaan.
3) Suatu jaringan garis-garis grid lengkap digambarkan pada setiap
lembar peta interval 12,5 cm.
4) Harus dijaga selama perakitan peta gabungan, reduksi tiap peta
ortofoto digital harus berada pada posisi yang tepat terhadap jaringan
garis-garis grid tersebut.
5) Tata letak masing-masing lembar harus sesuai dengan gambar 8.2,
keterangan yang mendetail lembar peta harus disetujui oleh pemilik
pekerjaan
6) Pada tahap penyerahan akhir masing-masing peta gabungan harus
dibuat di atas kertas bromida yang bermutu tinggi dan stabil
7) Masing-masing lembar sesuai dengan susunan serinya harus
dibuatkan dalam bentuk VCD atau DVD.
Page 76
Kelaikan alat-alat yang digunakan harus dibuktikan dengan hasil
kalibrasi.
Penyimpangan maksimum posisi planimetrik titik yang digambar pada
peta dasar tidak boleh lebih dari 0.2 mm.
Penyimpangan tinggi antara ploter dan titik kontrol tidak boleh lebih
0.03 % dari tinggi terbang rata-rata.
Kelengkapan detail harus diperiksa dengan menggunakan foto udara
yang bersangkutan.
Unsur geografi digambar dalam bentuk yang sebenarnya dengan
simbol-simbol yang sudah ditetapkan.
Obyek penggambaran adalah seluruh obyek detail.
Memplot titik detail yang akan digunakan dan membuat daftar
koordinatnya dengan jumlah minimal 20 (dua puluh) titik untuk setiap
model dan terdistribusi secara merata, dipilih dari titik detail yang
dapat diidentifikasi dengan jelas di foto dan terdefinisi dengan baik di
lapangan.
Interval kontur 0.5 m.
9.1 Kartografi
Kartografi adalah etiket peta yang harus ada sesuai kaidah umum yang
dipenuhi sebuah peta dengan ketentuan sebagai berikut :
Simbol harus dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah kartografi
yang sudah ditetapkan.
Data dan informasi harus sesuai dengan informasi lapangan.
Penulisan nama-nama geografik jalan dan bangunan dll, harus sesuai
dengan data lapangan.
Semua detail planimetris di gambar sesuai dengan symbol yang telah
ditentukan.
Page 77
Semua keterangan dalam bentuk teks dicantumkan sesuai dengan
ketentuan ukuran dan ketebalan teks yang telah ditentukan.
Pemberian symbol pada daerah cukup luas diwakili dengan beberapa
symbol dan di distribusikan merata.
Detail dalam satu lembar harus bersambung pada lembar sebelahnya.
Selain kaidah-kaidah tersebut diatas terdapat pula ketentuan-ketentuan
khusus yang digunakan sebagai berikut :
Pembagian dan penomoran lembar peta skala 1 : 5.000.
Ukuran peta (50x50)cm.
Interval kontur peta garis 0.5 m.
Jika terdapat dua atau lebih garis batas administrasi pada satu lokasi,
hanya garis batas administrasi yang paling tinggi tingkatannya yang
digambar.
Jika garis batas administrasi berimpit dengan detail bersangkutan dan
jika garis batas terletak pada sungai, saluran air, selokan, atau jalan,
garis tersebut di gambar ditengah-tengah dua garis detail yang
bersangkutan atau sesuai hasil identifikasi lapangan.
Pojok atap bangunan di gambar siku-siku kecuali bangunan yang
arsitekturnya tidak siku-siku.
Areal yang di tumbuhi semak, pepohonan heterogen, digambar
dengan symbol pohon, jika pada areal tersebut terlihat garis batas
yang tidak jelas, misalnya antara semak dan ladang, semak dan
hutan, batas tersebut tidak perlu digambar kecuali jika areal tersebut
termasuk kawasan hutan yang jelas.
9.2 Tata Letak Peta Garis Digital Skala 1 : 5.000 dan Skala 1 :
20.000
Page 78
Tata letak peta garis digital skala 1 : 5.000 dan 1 : 20.000 maksudnya
adalah hubungan komponen peta yang disajikan dalam lembar peta,
ketentuannya sebagai berikut :
Page 79
3) Suatu jaringan garis-garis grid lengkap digambarkan pada lembar
setiap interval 12,5 cm.
4) Reduksi tiap peta garis digital harus berada pada posisi yang tepat
terhadap jaringan garis-garis grid lengkap tersebut.
5) Tata letak masing-masing lembar harus sesuai dengan gambar 8.2,
keterangan yang mendetail lembar peta harus disetujui oleh pemilik
pekerjaan.
6) Pada tahap penyerahan akhir masing-masing peta harus di buat di
atas kertas bromida yang bermutu tinggi dan stabil
7) Masing-masing lembar sesuai dengan susunan serinya harus
dibuatkan dalam bentuk VCD atau DVD.
Page 80
SUB BAGIAN 2
PEMETAAN TERESTRIS
Page 81
DAFTAR ISI
PEMETAAN TERESTRIS
1. IKHTISAR PEKERJAAN
1.1 Umum.
1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
1.3 Basis Survey
Page 82
5. PENGGAMBARAN PETA SITUASI SKALA !:2.000
5.1 Kartografi
5.2 Ketelitian Penggambaran
Page 83
1. IKHTISAR PEKERJAAN
1.1 Umum
Pemetaan teristris maksudnya adalah semua data yang diperlukan untuk
membuat peta sesuai dengan skala yang diinginkan, yang diperoleh
dengan jalan melakukan pengukuran langsung di lapangan (darat),
dimana pelaksana pekerjaan harus mempergunakan segala peralatan dan
perlengkapan serta juga bahan-bahan yang memenuhi syarat dan
ketepatan dan standar ketelitian yang telah disetujui dalam ketentuan
teknis. Hasil pengecekannya, alat yang digunakan, harus dilampirkan
termasuk jenis-jenis alat dan nomor-nomor seri.
Pelaksana pekerjaan harus mempekerjakan pegawai yang telah mendapat
latihan dalam bidangnya serta cukup berpengalaman dalam berbagai
pekerjaan yang diberikan. Pegawai-pegawai praktikan atau pegawai yang
sedang dilatih dapat digunakan asalkan mereka berada dalam
pengawasan yang sebagaimana mestinya.
Pelaksana pekerjaan harus dapat memberikan hasil yang berkualitas
tinggi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin
terpenuhinya ketentuan teknis yang telah ditetapkan, bila ternyata
ketentuan teknis tidak terpenuhi menurut penilaian pihak pemilik
pekerjaan maka pelaksana pekerjaan harus menanggung biaya pekerjaan
tambahan.
Page 84
Pengukuran situasi detail.
Perhitungan.
Penggambaran
Page 85
6) Sepuluh salinan/kopi laporan akhir yang meliputi penelitian lapangan,
proses serta hasilnya. Laporan tersebut harus merinci metode
sebenarnya yang digunakan, ketepatan sebenarnya yang diperoleh
dan kesulitan-kesulitan yang dijumpai serta pemecahannya pada
seluruh tahap pekerjaan. Laporan itu meliputi diagram-diagram jaring
koordinat dan sifat-sifat dasar serta penjelasan mengenai semua titik-
titik tetap dan titik-titik koordinat. Laporan tersebut tidak boleh
semata-mata mengulangi isi ketentuan-ketentuan teknis tetapi harus
benar-benar berdasarkan hasil pelaksanaan.
Page 86
3.2 Pemasangan Benchmark
1) Benchmark yang harus dipasang ada 2 macam yaitu benchmark besar
dan kecil, bagian yang muncul diatas tanah setinggi 20 cm.
Benchmark besar dan kecil dipasang dengan jarak antara 100-150 m,
harus kelihatan satu sama lainnya karena akan digunakan untuk
pengikatan azimut matahari, konstruksi penanda azimut akan dibuat
pada titik pertama di sepanjang jalur koordinat dari benchmark. Jenis
konstruksi untuk penanda azimut terserah pada pelaksana pekerjaan,
tetapi sebelumnya harus diperlihatkan untuk kemudian disetujui oleh
pihak pemilik pekerjaan.
2) Bilamana mungkin benchmark tersebut harus ditempatkan sesuai
dengan kriteria berikut :
a. Benchmark ditempatkan pada tanah keras (hindarkan pemasangan di
daerah rawa atau sawah).
b. Benchmark dan tanda lapangan dipasang paling sedikit 10 meter dari
pinggir jalan dan di daerah yang tidak akan terkena perubahan.
c. Benchmark ini akan ditempatkan di sekitar jalur saluran irigasi dan
pembuang yang sudah ada atau yang baru diusulkan.
3) Semua harus dijelaskan selengkap mungkin pada saat pemasangan
antara lain mencakup :
Sketsa ukuran (penampang melintang) benchmark yang dibuat.
Lima foto untuk setiap benchmark yang sudah jadi, dilengkapi dengan
pelat nomor dan baut kuningannya, empat buah foto dari empat mata
angin, satu buah foto dari atas lengkap dengan daerah sekitarnya.
Sketsa lokasi lengkap dengan jarak-jarak titik detail yang ada disekitar
benchmark dan lokasi penanda azimut (azimut mark).
Sketsa gambaran umum lokasi, lengkap dengan deskripsi pendekatan
ke sekitar titik tetap.
Page 87
Penanda azimut dapat dideskripsikan dalam formulir yang sama
dengan benchmark atau dalam formulir lain, menurut keinginan
pelaksana pekerjaan.
Koordinat-koordinat titik akan ditambahkan pada deskripsi apabila
perhitungannya sudah tuntas.
4) Titik-titik koordinat selain benchmark atau penanda azimut dibuat dari
patok kayu yang kuat, ukuran panjang sekurang-kurangnya 50 cm
dengan penampang melintang 5 x 5 cm, dipasang sedemikian rupa
sehingga patok-patok tersebut dapat bertahan selama pengukuran
(sekurang-kurangnya 6 bulan). Tanah yang lebih lunak membutuhkan
patok-patok yang lebih panjang, patok-patok tersebut harus muncul ±
10 cm dari permukaan tanah dan pada ujungnya diberi paku agar titik
yang tepat mudah ditemukan, letak titik itu harus diperlihatkan
dengan patok lain atau pohon yang mudah dilihat yang jaraknya tidak
lebih dari 3,0 meter. Nomor titik akan diperlihatkan pada patok yang
dicat merah.
Page 88
4.1 Pengamatan GPS
1) Alat ukur yang digunakan minimal 3 (tiga) buah GPS Geodetic model
digital yang mempunyai ketelitian 5 mm + 1 ppm(H) dan 10 mm + 2
ppm(V).
2) Pengamatan receiver GPS Geodetic dilakukan dengan cara Double
Difference berdasarkan data fase dengan metoda Static atau Rapid
static (static singkat) dengan alat Receiver GPS single frekuensi (L1)
atau dual frekuensi (L1 + L2)
3) Ketentuan pengamatan harus mengikuti ketentuan berikut :
Satelit yang diamati minimum 4 (empat) buah dalam kondisi tersebar
Besaran GDOP (geometrical dilution of precisition) lebih kecil dari 8
Pengamatan dilakukan siang hari atau malam hari
Level aktifitas atmosfer dan ionosfer relative sedang
Lama pengamatan berdasarkan panjang baseline
Page 89
5) Setiap receiver GPS harus dapat menyimpan data selama mungkin
dari minimum 4 (empat) buah satelit dengan kecepatan minimum 4
(empat) epoh dalam 1 (satu) menit, masing-masing 15 (lima belas)
detik.
6) Tidak diizinkan untuk menggunakan merek dan jenis receiver GPS
yang berbeda dalam satu session.
7) Terdapat minimal 1 (satu) titik sekutu yang menghubungkan 2 (dua)
session.
8) Tidak diizinkan untuk mengamati satelit dengan elevasi dibawah 15
derajat.
9) Setelah session pengamatan seluruh data harus didownload dan
disimpan dalam sebuah CD dan dibuatkan cadangannya.
Page 90
Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline tidak boleh berbeda
lebih besar dari 0.03 m sedangkan komponen tinggi tidak boleh
berbeda lebih dari 0.06 m.
- Baseline yang lebih panjang dari 4 (empat) km
Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline tidak boleh berbeda
lebih besar dari 0.05 m sedangkan komponen tinggi tidak boleh
berbeda lebih dari 0,10 m.
2) Seluruh reduksi baseline harus dilakukan dengan menggunakan
software processing GPS yang telah dikenal dibuat oleh agen software
atau badan peneliti ilmiah yang bereputasi baik.
3) Koordinat pendekatan dari titik referensi yang digunakan dalam reduksi
baseline tidak boleh lebih dari 10 m dari nilai sebenarnya.
4) Proses reduksi baseline harus mampu menghitung besarnya koreksi
troposfer untuk semua data pengamatan.
5) Proses reduksi baseline harus mampu menghitung besarnya koreksi
ionosfer untuk semua data pengamatan. Data dual frekuensi harus
digunakan untuk mengeliminasi pengaruh ionosfer jika ambiguiti fase
single tidak dapat dipecahkan.
Page 91
bahwa data-data tersebut konsisten terhadap model matematika yang
digunakan).
- Daftar koordinat hasil perataan.
- Daftar baseline hasil perataan termasuk koreksi dari komponen-
komponen hasil pengamatan.
- Analisis statistik mengenai residual komponen baseline termasuk jika
ditemukan koreksi yang besar pada confidence level yang digunakan.
- Ellip kesalahan titik untuk setiap stasiun/titik.
4.1.3 Analisa
1) Integritas pengamatan jaring harus di nilai berdasarkan :
- Analisis dari baseline yang diamati 2 (dua) kali (penilaian
keseragaman)
- Analisis terhadap perataan kuadrat terkecil jaring bebas (untuk
menilai konsistensi data)
- Analisis perataan kuadrat terkecil untuk jaring terikat berorde lebih
tinggi (untuk menilai konsistensi terhadap titik kontrol)
2) Akurasi komponen horizontal jaring akan di nilai terutama dari analisis
ellip kesalahan garis 2D yang dihasilkan oleh perataan jaring bebas.
3) Koordinat benchmark dari hasil pengamatan GPS disajikan dalam
system proyeksi UTM dan ellipsoid WRG 84.
4) Tinggi benchmark hasil ukuran GPS di koreksi terhadap besaran
undulasi (N) atau dikoreksi terhadap titik MSL yang ada disekitar
lokasi.
Page 92
orde 1 Bakosurtanal, kaki-kaki poligon harus sepanjang mungkin
dan sistem statip tetap (fixed tripod) seperti yang diuraikan di
bawah ini dipakai untuk mendapatkan ketelitian yang diisyaratkan.
2) Apabila mungkin titik-titik yang ada akan digunakan sebagai azimut
awal dan azimut akhir, titik-titik triangulasi yang digunakan harus
saling berhubungan dengan titik triangulasi yang lainnya.
3) Untuk kontrol orientasi harus dilakukan pengamatan azimut
matahari, jika titik-titik triangulasi yang sudah ada tidak terlihat lagi
dan/atau pada interval 25 titik di sepanjang masing-masing poligon.
4) Statip harus ditempatkan pada tanah yang stabil untuk memperoleh
hasil pengamatan sudut horizontal dan jarak yang teliti, poligon
yang melalui daerah sawah harus diikuti secara hati-hati untuk
menghindari lokasi-lokasi sulit di daerah genangan sawah atau pada
pematang-pematang yang tidak stabil.
5) Semua theodolit harus dalam keadaan baik dan setelannya akan
diperiksa terus selama pengamatan berlangsung, kolimasi akan
diperiksa apabila melebihi 1’ (satu menit), pelaksana pekerjaan
harus menyiapkan semua catatan yang berkenaan dengan
pemeriksaan dan penyesuaian peralatan yang dilakukan.
6) Theodolit harus mampu mengukur sampai 1” (satu detik ) dan
dilengkapi dengan komponen yang diperlukan.
7) Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu pada saat
melakukan sentring maka perlu digunakan 4 buah statip dan 4 buah
kiap (tribrach). Selama pengamatan berlangsung statip dan kiap
tersebut harus tetap berada disatu titik, hanya target dan teodolit
saja yang berpindah/berubah.
8) Di titik-titik dimana pekerjaan hari itu berakhir dan pekerjaan hari
berikutnya mulai, sentering harus dilakukan dengan hati-hati, hal
Page 93
yang sama berlaku juga pada waktu dilakukan pengamatan ulang
ditempat yang sama.
9) Kedudukan nivo kotak dan pengunting optic harus sering diperiksa
dengan bantuan unting-unting gantung dan penyesuaian-
penyesuaian dilakukan bilamana perlu.
10) Sebelum pengamatan dilakukan theodolit harus di setel sebaik-
baiknya, pengukuran sudut horizontal dan jarak dilakukan minimum
2 kali pengamatan, untuk satu kali pengamatan dilakukan sejumlah
pembacaan dengan urutan sebagai berikut :
Bidik kiri (FL) untuk bacaan target belakang
Bidik kiri (FL) untuk bacaan target ke depan
Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke depan
Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke belakang
Dua kali pengamatan diambil dari titik nol secara terpisah.
11) Ketelitian pengukuran poligon :
Semua hasil pengamatan di reduksi di lapangan jika perbedaan
antara keempat harga sudut yang diperoleh (2FL, 2FR) melebihi 5”,
maka harus dilakukan pengukuran ulang.
Toleransi untuk kesalahan penutup pada azimut matahari harus 10”
√n dimana n adalah jumlah sudut, jika kesalahan penutupnya masih
berada dalam toleransi maka sudut itu akan disesuaikan dengan
azimut matahari dan jika toleransi tersebut dilampaui, maka azimut
dan/atau sudut-sudut tersebut harus di ulang dan dicek.
Kesalahan penutup linear poligon utama tidak boleh lebih besar dari
1 : 10.000 dari panjang totalnya, poligon akan dijaga agar tetap
pendek untuk menjamin bahwa kesalahan penutup pada jaring-
jaring atau bagian tidak lebih dari satu meter.
Page 94
4.3 Pengukuran Poligon Cabang
Page 95
xii. Semua hasil pengamatan direduksi di lapangan jika perbedaan antara
kedua harga sudut yang diperoleh (FL, FR) melebihi 10” maka harus
dilakukan pengukuran ulang.
xiii. Toleransi untuk kesalahan penutup pada azimut matahari harus 20”
√n dimana n adalah jumlah sudut, jika kesalahan penutupnya masih
berada dalam toleransi maka sudut itu akan disesuaikan dengan
azimut matahari dan jika toleransi tersebut dilampaui, maka azimut
dan/atau sudut-sudut tersebut harus diulang .
xiv. Kesalahan penutup linear poligon utama tidak boleh lebih besar dari 1
: 5.000 dari panjang totalnya, poligon akan dijaga agar tetap pendek
untuk menjamin bahwa kesalahan penutup pada jaring-jaring atau bagian
tidak lebih dari satu meter.
Page 96
dengan kompensator otomatis, dari pembacaan lingkaran vertikal
pada sudut kanan pada masing-masing sisi garis bidik.
4) Metode yang dipakai untuk menentukan azimut tergantung keinginan
pelaksana pekerjaan, walaupun demikian hal-hal berikut harus
diperhatikan bila akan digunakan azimut dengan metode ketinggian
matahari :
Pengamatan matahari dilakukan apabila tinggi matahari lebih besar
dari 200 karena apabila dilakukan pengamatan pada waktu tinggi
matahari dibawah 200 refraksi (pembiasan) menjadi terlalu besar dan
tidak menentu, jika mungkin usahakan ketinggian matahari di bawah
400.
Pembacaan temperatur dan tekanan udara akan dilakukan untuk
keperluan koreksi refraksi.
Perlengkapan-perlengkapan tambahan yang diperlukan terdiri dari jam
tangan yang ketepatannya dicocokkan satu menit sebelum tanda
waktu resmi berbunyi, prisma Reoloff, tabel deklimasi matahari dan
table refraksi.
5) Jika untuk pengukuran azimut digunakan metode sudut waktu maka
bisa dilakukan pengamatan pada saat tinggi matahari di bawah 200,
tetapi waktu pengamatan harus jauh lebih teliti.
Page 97
b. Pengukuran digunakan alat rambu ukur metrik dan tatakan rambu
yang terbuat dari metal, untuk jaring sipat datar utama digunakan alat
sipat datar digital atau non digital
c. Setiap alat harus dicek kolimasinya (kesalahan garis bidik) setiap hari
dengan menggunakan 2 patok-uji (peg test), mid-base atau cara-cara
sejenis sampai dengan jarak 100 m, dalam metode mid-base di cari
perbedaan tinggi antara dua titik, di mana hasil ukuran di saat alat
ditempatkan di tengah harus dibandingkan dengan hasil ukuran di
saat alat ditempatkan di dekat salah satu titik. Penyesuaian harus
dilakukan apabila kesalahan kolimasinya lebih dari 0,05 mm/m. Nivo
kotak dan kompensator otomatis juga harus selalu dicek secara
teratur. Pelaksana pekerjaan harus membuat catatan lengkap
mengenai seluruh hasil pengecekan dan penyesuaian yang telah
dilakukan.
d. Rambu ukur ditempatkan pada tatakan dari metal pada setiap
pengukuran (kecuali pada benchmark atau benchmark sementara).
Juru ukur harus menginstruksikan kepada pemegang rambu, agar
rambu ukur selalu tepat vertikal dengan menggunakan stafflevel atau
carpenters level (penempatannya harus juga dicek).
e. Metode stan ganda (double-stand) pada pengukuran sifat datar tidak
boleh digunakan, jarak bidikan tidak diperkenankan lebih dari 50 m.
Bidikan ke belakang kira-kira sama dengan bidikan ke muka, untuk
menghindari kesalahan kolimasi. Tidak dibenarkan melakukan
pembidikan silang (intermediate sight).
f. Pembacaan rambu tidak boleh dilakukan melebihi 20 cm dari batas
bawah rambu dan juga 20 cm dari batas bagian atas rambu.
g. Untuk membantu pelaksanaan pengukuran titik-titik rincik ketinggian
dianjurkan agar titik tinggi sementara dipasang pada waktu
Page 98
pengukuran sipat datar utama antara lain : gorong-gorong, tangga
rumah, lantai pengeringan padi, dan lain sebagainya. Titik-titik
tersebut ditandai serta dicatat secara lengkap.
h. Juru ukur harus memasukkan data-data mengenai tinggi dan
rendahnya hasil ukuran pada setiap formulir yang sudah ditentukan,
bacaan belakang, bacaan muka, beda tinggi ∆h (+ dan -) harus
dijumlahkan. Perbedaan antara hasil bacaan belakang, dan muka
harus sama dengan hasil beda tinggi (∆h), hanya merupakan
pengecekan aritmatik dapat menghindarkan kesalahan yang tidak
terlihat karena data yang tidak benar.
i. Pengecekan harus dilakukan pada setiap halaman dan setiap bagian
pengukuran sipat datar, secara sistematis setiap hari, serta harus
ditandatangani oleh juru ukur yang bersangkutan.
j. Ketelitian sipat datar sebagai berkut :
Jalur utama yang pada umumnya merupakan jaring tertutup, harus di
ukur dua kali yaitu pergi dan pulang. Perbedaan antara kedua harga
untuk masing-masing seksi harus kurang dari 7 √k mm, dimana k
adalah jarak dalam km antar benchmark tersebut.
Jalur sekunder yang umumnya terikat dengan titik-titik jaringan utama
untuk kontrol titik detail cukup satu kali dengan ketelitian 20 √k mm,
dimana k adalah jarak dalam km.
Page 99
dengan jarak 40 m dan pekerjaan tersebut dapat dilakukan sekaligus
pada saat pengukuran poligon utama atau poligon cabang.
3) Ketelitian poligon raai untuk sudut 20√n, dimana n = banyak titik
sudut, ketelitian linier poligon kombinasi Raai dan Voorstraal 1 :
2.000.
4) Semua tampakan yang ada, baik alamiah maupun buatan manusia di
ambil sebagai titik detail, misalnya : bukit, lembah, alur, sadel, dll.
5) Kerapatan titik detail (± 40 m di lapangan) harus di buat sedemikian
rupa sehingga bentuk topografi dan bentuk buatan manusia dapat
digambarkan sesuai dengan keadaan lapangan.
6) Sketsa lokasi detail harus di buat rapi, jelas dan lengkap sehingga
memudahkan penggambaran dan memenuhi persyaratan mutu yang
baik dari peta.
7) Pengukuran situasi harus dilebihkan sebesar ± 250 m dari batas yang
telah ditentukan.
8) Sudut poligon kombinasi Raai dan Voorstraal cukup 1 (satu) seri.
9) Ketelitian tinggi poligon raai 10 cm √D (D dalam km).
4.7.1 Pencatatan
1) Seluruh proses perhitungan koordinat (x,y) dalam proyeksi UTM,
tinggi (z) terhadap permukaan air laut rata-rata, azimut matahari, dan
Page 100
perhitungan titik detail menggunakan software distributor alat merk
apa saja yang berlaku di Indonesia.
2) Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan laporan hasil hitungan
dengan menggunakan software dari distribualat alat merk apa saja
dalam bentuk softcopy VCD atau DVD.
3) Penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan dimasukkan ke lembar
pengamatan sementara pekerjaan berlangsung, hal ini menyangkut
nama pengamat, tanggal, nomor titik, nomor alat juga penjelasan-
penjelasan lainnya seperti ketinggian alat, temperatur dan tekanan
udara, seluruh lembar data harus disertai tanggal dan tanda tangan
pengamat dan orang yang telah melakukan pemeriksaan.
4) Seluruh laporan pengamatan yang dilakukan di lapangan diserahkan
kepada pihak pemilik pekerjaan, termasuk juga bagian-bagian yang
telah di ulang,yang disebut terakhir ini harus ditandai dengan jelas
sehingga bisa saling dicocokkan.
4.7.2 Reduksi
1) Koordinat (x,y) perlu di reduksi dan dirata-ratakan pada setiap titik
dan di periksa apakah memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan,
reduksi koordinat (x,y) termasuk juga koreksi kesalahan titik nol alat,
dan koreksi faktor skala dimana dianggap perlu.
2) Pengamatan di lapangan perlu di reduksi setiap harinya lalu
ditandatangani, di sertai tanggal pemeriksaan oleh pelaksana
pekerjaan, hasil pengamatan harus di simpan dengan rapi dan diberi
nomor referensi agar mudah di cari bilamana diperlukan dikemudian
Page 101
hari, bila sudah diarsipkan, hasil-hasil pengamatan itu tidak boleh
dibawa ke lapangan lagi.
Page 102
7) Penyesuaian titik-titik poligon harus sesuai dengan jarak, hal ini berarti
bahwa koreksi dalam koordinat simpangan timur (easting) sama
dengan :
salah-penutup dalam simpangan timur
--------------------------------------------------- x jarak akumulasi
jumlah jarak poligon seluruhnya
Hal yang sama berlaku untuk simpangan utara.
8) Seluruh hasil penghitungan, pengamatan dan informasi seperti yang di
daftar dibawah ini harus diserahkan kepada pihak pemilik pekerjaan
dalam bentuk VCD atau DVD untuk mendapatkan persetujuan
sementara.
Urutan cara perhitungan loop atau jalur kordinat antara benchmark.
Kesalahan penutup sudut pada setiap bagian/seksi, azimut kontrol
atau azimut yang diperoleh dari loop yang berdekatan, bersama-sama
dengan jumlah titik dalam setiap seksi.
Kesalahan penutup linier ∆x, ∆y dari setiap loop atau jalur koordinat
antara titik-titik simpul dan kesalahan penutup fraksi yang dipilih
dengan jumlah titik.
Detail-detail hasil pengamatan yang ditolak, diragukan, tidak dipakai
lagi.
Page 103
1) Ketentuan pemasangan benchmark untuk peta situasi skala 1 : 5.000
setiap 500 ha sedangkan untuk peta situasi skala 1 : 2.000 setiap 250
ha, dengan demikian yang tercantum dalam peta situasi skala 1 :
5.000 benchmark setiap 500 ha.
2) Ketentuan titik detail yang diukur untuk peta setuasi skala 1 : 5.000
dengan jarak 1 cm sampai dengan 2 cm di peta atau jarak 50 m
sampai 100 m di lapangan sedangkan titik detail yang diukur dengan
1 cm sampai dengan 2 cm di peta atau jarak 20 m sampai dengan 40
m di lapangan, dengan demikian yang harus tercantum dalam peta
situasi skala 1 : 5.000 adalah titik detail dengan jarak 50 m sampai
dengan 100 m di lapangan.
3) Untuk luasan-luasan dibawah 100 m2 demikian juga jarak-jarak
dibawah 10 m dalam skala 1 : 5.000 dihapus/dihilangkan.
4) Ketentuan interval kontur dalam peta situasi skala 1 : 5.000 setiap 1.0
m sedangkan untuk peta situasi skala 1 : 2.000 setiap 0.5 m, dengan
demikian yang tercantum dalam peta situasi skala 1 : 5.000 interval
kontur 1.0 m.
5) Ketentuan interval grid peta dalam peta situasi skala 1 : 5.000 setiap
500 m sedangkan untuk peta situasi skala 1 : 2.000 setiap 250 m,
dengan demikian yang tercantum dalam peta situasi skala 1 : 5.000
setiap 500 m.
6) Ketentuan kartografi dan ketelitian penggambaran dalam skala 1 :
5000 sama dengan ketentuan kartografi skala 1 : 2.000
6. PENGGAMBARAN PETA SITUASI TERISTRIS SKALA 1 : 2.000
Peralatan yang digunakan untuk penggambaran Autocad ukuran A-1 yang
dikeluarkan oleh distributor apa saja berlaku di Indonesia demikian juga
komputer yang digunakan, skala peta yang dibuat skala 1 : 2.000
sedangkan untuk Skala 1 : 5.000 pengecilan dari skala 1 : 2.000 dengan
Page 104
membuang beberapa detail yang tidak diperlukan untuk skala 1 : 5.000,
ketentuan penggambaran sebagai berikut :
6.1 Kartografi
1) Ukuran peta (50x50) cm, garis silang untuk grid dibuat setiap 10 cm
dengan ukuran (10x10) mm, garis sambungan peta 10 cm, skala
peta 1 : 2.000 di buat grafis dan numeris, indek peta dengan ukuran
yang sudah ditentukan, informasi legenda sesuai dengan yang ada
di lembar peta , keterangan titik referensi harus ada disetiap
lembar peta dicantumkan dibawah legenda.
2) Semua benchmark, titik ikat horizontal bakosurtanal, dan titik tinggi
bakosurtanal yang ada di lapangan harus digambar dengan legenda
yang telah ditentukan dan di lengkapi dengan elevasi (z) dan
koordinat (x,y).
3) Pada setiap interval 5 (lima) garis kontur di buat tebal dari garis
kontur lainnya dengan ketebalan ukuran yang telah ditentukan dan
ditulis angka elevasinya.
4) Pencantuman legenda pada gambar harus sesuai dengan ketentuan
Direktorat Irigasi dan sesuai dengan topografi yang ada di lapangan.
5) Penarikan kontur cukup 2.5 m untuk daerah datar dan 5 m untuk
daerah berbukit dengan ketebalan yang sudah ditetapkan serta
harus tercantum data elevasi.
6) Gambar/peta situasi skala 1 : 2.000 digambar di atas kertas
transparan stabil atau sesuai dengan keinginan pemilik pekerjaan
dengan ukuran A-1.
7) Gambar konsep (draft) lengkap Skala 1 : 2.000 dan titik pengukuran
poligon utama dan raai/voorstraal harus dilakukan di atas kertas
transparan stabil untuk di setujui pemilik pekerjaan.
Page 105
8) Gambar kampung, sungai, rawa buatan alam dan manusia harus
diberi nama yang jelas dan harus diberi batas.
9) Peta ikhtisar skala 1 : 10.000 di gambar dengan cara pengecilan
peta skala 1 : 2.000 menggunakan software dari distributor merk
apa saja yang berlaku di Indonesia pada kertas transparan stabil.
10) Pada peta ikhtisar skala 1 : 10.000 harus tercantum nama kampung,
nama sungai, benchmark, jalan, jembatan, rencana bendung dan
lain-lain tampakan yang ada di daerah pengukuran dengan interval
kontur cukup tiap 12,5 m untuk daerah datar dan 25 m untuk
daerah berbukit, grid peta ikhtisar tiap 10 cm.
11) Lembar peta harus di beri nomor urut yang jelas dan teratur serta
format gambar etiket peta harus sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh pemilik pekerjaan.
12) Titik poligon utama, poligon cabang dan poligon raai di gambar
dengan sistem koordinat, tidak diperkenankan di gambar dengan
cara grafis.
Page 106
4) Sembilan puluh persen (90 %) dari penarikan garis kontur tidak boleh
menyimpang lebih dari setengah kali interval kontur yang
bersangkutan dari letak sebenarnya, yang diperhitungkan dari titik
kontrol horizontal, sisanya 10 % (sepuluh persen) tidak boleh
menyimpang dari satu kali interval kontur yang bersangkutan.
5) Pada sambungan lembar peta satu dengan yang lain, garis kontur,
bangunan, saluran, sungai, harus tepat tersambung. Batas pergeseran
yang diperbolehkan maksimum 0,3 mm.
Page 107
SUB BAGIAN 3
PEMETAAN SITUASI TRASE
RENCANA SALURAN DAN LOKASI
KHUSUS
Page 108
DAFTAR ISI
PEMETAAN SITUASI TRASE RENCANA SALURAN DAN
LOKASI KHUSUS
Page 109
............................................................. 4.5.2
Pengukuran Titik Rincik (Detail) Antara Penampang
melintang .................................................... 79
4.5.3 Ketelitian Pengukuran Titik Rincik .................. 79
4.6 Pencatatan, Reduksi, Pemrosesan Data Lapangan . 80
4.6.1 Pencatatan .................................................. 80
4.6.2 Reduksi .................................................... 80
4.6.3 Pemrosesan .............................................. 81
Page 110
6.5 Penggambaran Situasi Trase Rencana Saluran Sistim IP
88
Page 111
1. IKHTISAR PEKERJAAN
1.1 Umum
Pengukuran rencana trase saluran ada 2 (dua)
pendekatan yaitu sistem kontur dan sistem
Intersection Point (IP), untuk efisiensi pekerjaan luas
Irigasi di bawah 10.000 ha gunakan sistem kontur
sedangkan untuk luas Irigasi di atas 10.000 ha
gunakan Sistem IP yang maksudnya adalah untuk
memberikan kepastian perencanan saluran utama dan
sekunder termasuk bangunan yang harus ada
disaluran tersebut, demikian juga dengan pengukuran
rencana saluran tersier.
Dalam hal ini diperlukan data-data situasi sepanjang
trase tersebut dengan lebar kiri-kanan trase yang
sudah ditentukan dan data-data potongan
memanjang/melintang sehingga diperlukan koordinat
(x,y) dan tinggi (z) yang memenuhi syarat dengan
ketelitian yang telah disetujui dalam ketentuan teknis.
Pelaksana pekerjaan harus mempekerjakan personil
yang telah mendapat latihan dalam bidangnya serta
cukup berpengalaman dalam berbagai pekerjaan yang
diberikan sehingga dipelukan sertifikasi keahlian
termasuk manajer poyek yang mempunyai keahlian
manager proyek dipekerjakan selama masa kontrak
berlangsung.
Pelaksana pekerjaan harus dapat memberikan hasil
yang berkualitas sesuai dengan ketentuan teknis,
Page 112
pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk
menjamin terpenuhinya ketentuan teknis yang telah
ditetapkan, bila ternyata ketentuan tidak terpenuhi
menurut penilaian pihak pemilik pekerjaan maka
pelaksana pekerjaan harus menanggung risiko
pengulangan pengukuran.
Page 113
pada saat pengukuran situasi skala 1 : 5.000 dan minimal 1 (satu)
buah koordinat (x,y) titik tetap Bakosurtanal orde 0 atau orde 1
sedangkan pengukuran tinggi (z) menggunakan titik tetap
Bakosurtanal.
Page 114
sifat-sifat dasar serta penjelasan mengenai semua titik-titik tetap dan
titik-titik koordinat, laporan tersebut tidak boleh semata-mata
mengulangi isi ketentuan teknis tetapi harus benar-benar berdasarkan
hasil pelaksanaan pekerjaan.
Page 115
saluran memotong sungai atau lembah yang lebih kecil maka hanya
satu benchmark sementara saja yang akan dipasang dengan sebuah
penanda azimut didekatnya jika tidak ada penanda azimut atau
benchmark lain yang langsung kelihatan.
Page 116
Lima foto untuk setiap benchmark yang sudah jadi di lengkapi dengan
pelat nomor dan baut kuningannya, empat buah foto dari empat mata
angin satu buah foto dari atas lengkap dengan daerah sekitarnya.
Sketsa lokasi lengkap dengan jarak-jarak titik detail yang ada di
sekitar benchmark dan lokasi penanda azimut (azimut mark).
Sketsa gambaran umum lokasi, lengkap dengan deskripsi pendekatan
ke sekitar titik tetap.
4) Penanda azimut dapat dideskripsikan dalam formulir yang sama
dengan benchmark atau dalam formulir lain, menurut keinginan
pelaksana pekerjaan.
5) Koordinat-koordinat titik akan ditambahkan pada deskripsi apabila
perhitungannya sudah tuntas.
6) Titik-titik koordinat selain benchmark atau penanda azimut dibuat dari
patok kayu yang kuat, ukuran panjang sekurang-kurangnya 50 cm
dengan penampang melintang 5 x 5 cm, dipasang sedemikian rupa
sehingga patok-patok tersebut dapat bertahan selama pengukuran
(sekurang-kurangnya 6 bulan), tanah yang lebih lunak membutuhkan
patok-patok yang lebih panjang, patok-patok tersebut harus muncul ±
10 cm dari permukaan tanah dan pada ujungnya diberi paku agar titik
yang tepat mudah ditemukan, letak titik itu harus diperlihatkan
dengan patok lain atau pohon yang mudah dilihat yang jaraknya tidak
lebih dari 3,0 meter, nomor titik ditulis pada patok yang dicat merah.
Page 117
digunakan Total Station (x,y) dan level automatic atau automatic digital
(z), seluruh benchmark harus diukur koordinat (x,y) maupun tinggi (z).
Ketentuan pengukuran dengan menggunakan alat Total Station dan level
automatic atau level automatic digital sebagai berkut :
Page 118
4) Pengamatan GPS dengan data fase digunakan dalam model
penentuan posisi relatif untuk menentukan komponen baseline antara
dua titik, memastikan bahwa semua receiver melakukan pengamatan
terhadap satelit-satelit yang sama secara bersamaan, mengumpulkan
data dengan kecepatan dan epoh yang sama.
5) Setiap receiver GPS harus dapat menyimpan data selama mungkin
dari minimum 4 (empat) buah satelit dengan kecepatan minimum 4
(empat) epoh dalam 1 (satu) menit masing-masing 15 (lima belas)
detik.
6) Tidak diizinkan untuk menggunakan merek dan jenis receiver GPS
yang berbeda dalam satu session.
7) Terdapat minimal 1 (satu) titik sekutu yang menghubungkan
2 (dua) session.
8) Tidak diizinkan untuk mengamati satelit dengan elevasi dibawah 15
derajat.
9) Setelah session pengamatan seluruh data harus di download dan di
simpan dalam sebuah CD dan dibuatkan cadangannya.
4.1.1. Reduksi Baseline
1) Geometri dari jaringan harus memenuhi spesifikasi ketelitian dan
persyaratan strenght of figure yaitu :
a. Statistik reduksi baseline
Untuk setiap jaring orde 3 standar deviation (s) hasil hitungan dari
komponen baseline toposentrik (dN,dE,dH) yang dihasilkan oleh
software reduksi baseline harus memenuhi hubungan berikut :
σN ≤ σM
σE ≤ σM
σH ≤ 2σM
dimana σM = [102 + (10d)2]1/21.96 mm dan d = panjang baseline
b. Baseline yang diamati 2(dua) kali
Page 119
- Baseline yang lebih pendek dari 4 (empat) km
Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline tidak boleh berbeda
lebih besar dari 0.03 m sedangkan komponen tinggi tidak boleh
berbeda lebih dari 0.06 m.
- Baseline yang lebih panjang dari 4(empat) km
Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline tidak boleh berbeda
lebih besar dari 0.05 m sedangkan komponen tinggi tidak boleh
berbeda lebih dari 0,10 m
2) Seluruh reduksi baseline harus dilakukan dengan menggunakan
software processing GPS yang telah dikenal dibuat oleh agen software
atau badan peneliti ilmiah yang bereputasi baik
3) Koordinat pendekatan dari titik referensi yang digunakan dalam
reduksi baseline tidak boleh lebih dari 10 m dari nilai sebenarnya.
4) Proses reduksi baseline harus mampu menghitung besarnya koreksi
troposfer untuk semua data pengamatan.
5) Proses reduksi baseline harus mampu menghitung besarnya koreksi
ionosfer untuk semua data pengamatan. Data dual frekuensi harus
digunakan untuk mengeliminasi pengaruh ionosfer jika ambiguiti fase
single tidak dapat dipecahkan.
Page 120
bahwa data-data tersebut konsisten terhadap model matematika yang
digunakan).
- Daftar koordinat hasil perataan.
- Daftar baseline hasil perataan termasuk koreksi dari komponen-
komponen hasil pengamatan.
- Analisis statistik mengenai residual komponen baseline termasuk jika
ditemukan koreksi yang besar pada confidence level yang digunakan.
- Ellip kesalahan titik untuk setiap stasiun/titik.
4.1.3 Analisa
1) Integritas pengamatan jaring harus dinilai berdasarkan :
- Analisis dari baseline yang diamati 2 (dua) kali (penilaian
keseragaman)
- Analisis terhadap perataan kuadrat terkecil jaring bebas (untuk
menilai konsistensi data)
- Analisis perataan kuadrat terkecil untuk jaring terikat berorde lebih
tinggi (untuk menilai konsistensi terhadap titik kontrol)
2) Akurasi komponen horizontal jaring akan dinilai terutama
dari analisis ellip kesalahan garis 2D yang dihasilkan oleh
perataan jaring bebas
3) Koordinat benchmark dari hasil pengamatan GPS disajikan dalam
system proyeksi UTM dan ellipsoid WRG 84.
4) Tinggi benchmark hasil ukuran GPS dikoreksi terhadap besaran
undulasi (N) atau dikoreksi terhadap titik MSL yang ada disekitar
lokasi.
Page 121
1) Alat ukur yang digunakan adalah Theodolit Total Station yang
mempunyai ketelitian 5” dengan kemampuan memory minimal 15.000
titik.
2) Basis poligon meliputi daerah pemetaan yang merupakan jaring-jaring
terbuka dan diikatkan ke titik tetap orde 0 atau orde 1 Bakosurtanal
dan benchmark skala 1 : 5.000, kaki-kaki poligon harus sepanjang
mungkin dan sistem statip tetap (fixed tripod) seperti yang diuraikan
di bawah ini dipakai untuk mendapatkan ketelitian yang diisyaratkan.
3) Apabila mungkin titik-titik yang ada akan digunakan sebagai azimut
awal dan azimut akhir, titik-titik tetap yang digunakan harus saling
berhubungan dengan titik tetap yang lainnya.
4) Untuk kontrol orientasi harus dilakukan pengamatan azimut matahari,
jika titk-titik tetap yang sudah tidak ada dan/atau pada interval 25
titik di sepanjang masing-masing poligon.
5) Statip harus ditempatkan pada tanah yang stabil untuk memperoleh
hasil pengamatan sudut horizontal dan jarak yang teliti, poligon yang
melalui daerah sawah harus di ikuti secara hati-hati untuk
menghindari lokasi-lokasi sulit di daerah genangan sawah atau pada
pematang-pematang yang tidak stabil.
6) Semua theodolit harus dalam keadaan baik dan setelannya akan
diperiksa terus selama pengamatan berlangsung, kolimasi akan
diperiksa apabila melebihi 1’ (satu menit), pelaksana pekerjaan harus
menyiapkan semua catatan yang berkenaan dengan pemeriksaan dan
penyesuaian peralatan yang dilakukan.
7) Theodolit harus mampu mengukur sampai 1” (satu detik ) dan
dilengkapi dengan komponen yang diperlukan.
8) Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu pada saat
melakukan sentering maka perlu digunakan 4 buah statip dan 4 buah
Page 122
kiap (tribrach). Selama pengamatan berlangsung statip dan kiap
tersebut harus tetap berada disatu titik, hanya target dan teodolit saja
yang berpindah/berubah.
9) Di titik-titik dimana pekerjaan hari itu berakhir dan pekerjaan hari
berikutnya mulai sentering harus dilakukan dengan hati-hati, hal yang
sama berlaku juga pada waktu dilakukan pengamatan ulang ditempat
yang sama.
10) Kedudukan nivo kotak dan pengunting optic harus sering diperiksa
dengan bantuan unting-unting gantung dan penyesuaian-penyesuaian
dilakukan bilamana perlu.
11) Sebelum pengamatan dilakukan theodolit harus disetel sebaik-
baiknya, pengukuran sudut horizontal dan jarak dilakukan minimum 1
(satu) kali pengamatan dengan jumlah urutan pembacaan sebagai
berikut :
Bidik kiri (FL) untuk bacaan target belakang.
Bidik kiri (FL) untuk bacaan target ke depan.
Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke depan.
Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke belakang
12) Ketelitian pengukuran poligon :
Semua hasil pengamatan di reduksi di lapangan jika perbedaan antara
keempat harga sudut yang diperoleh (2FL, 2FR) melebihi 5”, maka
harus dilakukan pengukuran ulang.
Toleransi untuk kesalahan penutup pada azimut matahari harus 10”
√n dimana n adalah jumlah sudut, jika kesalahan penutupnya masih
berada dalam toleransi maka sudut itu akan disesuaikan dengan
azimut matahari dan jika toleransi tersebut dilampaui, maka azimut
dan/atau sudut-sudut tersebut harus diulang.
Page 123
Kesalahan penutup linear poligon utama tidak boleh lebih besar dari 1
: 10.000 dari panjang totalnya, poligon akan dijaga agar tetap pendek
untuk menjamin bahwa kesalahan penutup pada jaring-jaring atau
bagian tidak lebih dari satu meter.
Page 124
tidak menentu, jika mungkin usahakan ketinggian matahari di bawah
400.
Pembacaan temperatur dan tekanan udara akan dilakukan untuk
keperluan koreksi refraksi.
Perlengkapan-perlengkapan tambahan yang diperlukan terdiri dari jam
tangan yang ketepatannya dicocokkan satu menit sebelum tanda
waktu resmi berbunyi, prisma Reoloff, tabel deklimasi matahari dan
tabel refraksi.
5) Jika untuk pengukuran azimut digunakan metode sudut waktu maka
bisa dilakukan pengamatan pada saat tinggi matahari di bawah 20°,
tetapi waktu pengamatan harus jauh lebih teliti.
Page 125
kotak dan kompensator otomatis juga harus selalu dicek secara
teratur. Pelaksana pekerjaan harus membuat catatan lengkap
mengenai seluruh hasil pengecekan dan penyesuaian yang telah
dilakukan.
5) Rambu ukur ditempatkan pada tatakan dari metal pada setiap
pengukuran (kecuali pada benchmark atau benchmark sementara).
Juru ukur harus menginstruksikan kepada pemegang rambu, agar
rambu ukur selalu tepat vertikal dengan menggunakan stafflevel atau
carpenters level (penempatannya harus juga dicek).
6) Metode stan ganda (double-stand) pada pengukuran sifat datar tidak
boleh digunakan, jarak bidikan tidak diperkenankan lebih dari 50 m.
Bidikan ke belakang kira-kira sama dengan bidikan ke muka, untuk
menghindari kesalahan kolimasi. Tidak dibenarkan melakukan
pembidikan silang (intermediate sight).
7) Pembacaan rambu tidak boleh dilakukan melebihi 20 cm dari batas
bawah rambu dan juga 20 cm dari batas bagian atas rambu.
8) Untuk membantu pelaksanaan pengukuran titik-titik rincik ketinggian
dianjurkan agar titik tinggi sementara dipasang pada waktu
pengukuran sipat datar utama antara lain : gorong-gorong, tangga
rumah, lantai pengeringan padi, dan lain sebagainya. Titik-titik
tersebut ditandai serta dicatat secara lengkap.
9) Juru ukur harus memasukkan data-data mengenai tinggi dan
rendahnya hasil ukuran pada setiap formulir yang sudah ditentukan,
bacaan belakang, bacaan muka, beda tinggi ∆h (+ dan -) harus
dijumlahkan. Perbedaan antara hasil bacaan belakang, dan muka
harus sama dengan hasil beda tinggi (∆h), hanya merupakan
pengecekan aritmatik dapat menghindarkan kesalahan yang tidak
terlihat karena data yang tidak benar.
Page 126
10) Pengecekan harus dilakukan pada setiap halaman dan setiap bagian
pengukuran sipat datar, secara sistematis setiap hari, serta harus
ditandatangani oleh juru ukur yang bersangkutan.
11) Ketelitian sipat datar sebagai berkut :
Jalur utama yang pada umumnya merupakan jaring terbuka yang
terikat dengan titik referensi harus diukur dua kali yaitu pergi dan
pulang, perbedaan antara kedua harga untuk masing-masing seksi
harus kurang dari 10√k mm, dimana k adalah jarak dalam km antar
benchmark tersebut.
Page 127
5) Poligon harus tertutup terhadap titik terdekat yang sudah ditetapkan
(benchmark atau penanda azimut) guna mencek ketelitian.
6) Potongan melintang yang akan diukur akan membentang sedikit-
dikitnya 75.0 meter di kedua sisi as saluran atau mengikuti petunjuk
dari pemilik pekerjaan.
7) Semua jalan air berapapun ukurannya (saluran, pembuang, parit-parit
di sawah) akan diamati termasuk lebar dasar, elevasi dan arah aliran .
8) Semua tampakan seperti rumah-rumah, fasilitas, jalan, jembatan,
gorong-gorong, pagar, patok beton dan vegetasi (jenis dan
kerapatannya) akan dicatat.
9) Bahan-bahan khusus yang dijumpai di permukaan tanah, seperti
batuan, rawa-rawa, tanah longsor dan sebagainya harus dicatat.
10) Ketinggian-ketinggian potongan melintang akan dicatat dalam
software total station.
Page 128
3) Detail-detail berikut akan ditentukan dan dicatat :
Elevasi maksimum banjir.
Tinggi normal permukaan air dan tanggal pencatatan.
Sifat-sifat bahan tanah di dasar dan pinggir sungai atau lembah
Tumbuhan atau tanaman yang punya nilai tinggi
4) Ketinggian-ketinggian di dalam potongan melintang akan dicatat
dalam software total station.
5) Ketelitian titik-titik tinggi potongan melintang akan ditentukan
sebagaimana diuraikan bawah.
Page 129
dengan jarak yang lebih pendek agar bisa diperoleh gambar yang
lebih jelas dengan situasi lengkap di daerah ini.
2) Pada umumnya titik-titik tinggi akan diberikan di semua lokasi di
mana kemiringan bisa berubah dan di tempat-tempat di mana bisa
terjadi perubahan ketinggian secara mendadak.
3) Pada daerah sawah titik rincik ketinggian harus ada pada setiap sawah
tersebut yang kira-kira jaraknya lebih dari 50 x 50 m, untuk daerah
pengukuran yang tidak luas selang/jarak antara tiap titik kira-kira 75
m, untuk daerah sawah yang kering rambu ukur harus ditempatkan
tepat ditengah, untuk daerah sawah basah rambu ukur boleh
ditempatkan di tepi sawah tersebut (tidak di pematang), rambu ukur
tidak boleh ditenggelamkan pada tanah sawah tersebut tetapi
diletakkan setinggi permukaan tanah sawah dan harus dilakukan
dengan hati-hati.
4) Lokasi dari titik rincik tersebut harus diletakkan pada perbatasan
antara kampung dan sawah, satu titik pada sawah yang lainnya di
kampung, apabila jalan melewati sawah maka titik rincik tersebut
harus ditempatkan satu titik pada jalan dan titik lainnya pada kedua
sisi sawah.
5) Rincik ketinggian akan diambil sepanjang dasar dari lembah-lembah
baik yang memiliki anak sungai maupun yang tidak dan pada
punggung bukit serta pada titik-titik bukit yang teratas.
6) Pelaksana pekerjaan harus memeriksa apakah rincik ketinggian di
lapangan sudah diamati secara memadai sesuai dengan perubahan-
perubahan elevasi antara rincik ketinggian dan detail yang
diperlihatkan dalam peta.
Page 130
4.5.3 Ketelitian Pengukuran Titik Rincik
1) Seluruh perhitungan rincik ketinggian harus diselesaikan dan diperiksa
ketelitiannya sebelum meninggalkan lapangan.
2) Ketinggian relatif tinggi titik rincik harus memenuhi ketelitian ± 5 cm.
3) Harga tinggi titik rincik dihitung sampai dengan sentimeter terdekat,
posisi titik-titik tersebut ditandai dengan koma (titik) desimal dari
harga ketinggiannya atau koma yang terpisah dengan menggunakan
tanda panah apabila detailnya menjadi kabur karena nomor-nomor
lokasi sebelumnya.
4) Semua titik rincik diberi nomor yang jelas sehingga pemeriksaan yang
dilakukan lewat lembar-lembar pengamatan pada tahap berikutnya
akan lebih mudah.
4.6.1 Pencatatan
1) Seluruh proses perhitungan koordinat (x,y) dalam proyeksi UTM,
tinggi (z) terhadap permukaan air laut rata-rata, azimut matahari, dan
perhitungan titik detail menggunakan software distributor alat merk
apa saja yang berlaku di Indonesia.
2) Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan laporan hasil hitungan
dengan menggunakan software dari distributor alat alat merk apa saja
dalam bentuk softcopy VCD atau DVD.
Page 131
3) Penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan dimasukkan ke lembar
pengamatan sementara pekerjaan berlangsung, hal ini menyangkut
nama pengamat, tanggal, nomor titik, nomor alat juga penjelasan-
penjelasan lainnya seperti ketinggian alat, temperatur dan tekanan
udara, seluruh lembar data harus disertai tanggal dan tanda tangan
pengamat dan orang yang telah melakukan pemeriksaan.
4) Seluruh laporan pengamatan yang dilakukan di lapangan diserahkan
kepada pihak pemilik pekerjaan, termasuk juga bagian-bagian yang
telah diulang, yang disebut terakhir ini harus ditandai dengan jelas
sehingga bisa saling dicocokkan.
4.6.2 Reduksi
1) Koordinat (x,y) perlu di reduksi dan dirata-ratakan pada setiap titik
dan diperiksa apakah memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan,
reduksi koordinat (x,y) termasuk juga koreksi kesalahan titik nol alat,
dan koreksi faktor skala dimana dianggap perlu.
2) Pengamatan di lapangan perlu di reduksi setiap harinya lalu
ditandatangani, disertai tanggal pemeriksaan oleh pelaksana
pekerjaan, hasil pengamatan harus disimpan dengan rapi dan diberi
nomor referensi agar mudah di cari bilamana diperlukan dikemudian
hari, bila sudah diarsipkan, hasil-hasil pengamatan itu tidak boleh
dibawa ke lapangan lagi.
Page 132
Pengecekan penutup koordinat tertutup.
Pengecekan azimut antara titik-titik triangulasi dan hasil pengamatan.
Penyesuaian kesalahan koordinat.
Penghitungan dari ∆x dan ∆y untuk mencek hasil planimetrik.
3) Untuk kontrol ketinggian kegiatan pemrosesan ini meliputi :
Pemeriksaan hasil hitungan dari ∑ Bacaan belakang, ∑ Bacaan muka,
∑ Perbedaan tinggi (∆h).
Perhitungan ∆h untuk seksi-seksi antara titik-titik tetap (benchmark) .
Perhitungan dari tiap loop/kring.
Perataan dari loop dengan metode Dell (atau metode lainnya), agar
memperoleh ketinggian yang tepat untuk dipakai pada perhitungan
rincik ketinggian nantinya.
4) Perhitungan blok-blok pengukuran lapangan harus disesuaikan dengan
batas-batas trianggulasi udara, hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kelambatan pada tahapan selanjutnya.
5) Apabila hasil pekerjaan lapangan telah disetujui oleh pengawas, hasil
pengamatan serta hasil hitungannya segera dikirim ke kantor
pelaksana pekerjaan untuk dilakukan perhitungan akhir.
6) Penyesuaian planimetri harus dihitung mencakup seluruh titik-titik
trianggulasi yang ada di lapangan.
7) Penyesuaian titik-titik poligon harus sesuai dengan jarak, hal ini berarti
bahwa koreksi dalam koordinat simpangan timur (easting) sama
dengan:
salah-penutup dalam simpangan timur
--------------------------------------------------- x jarak akumulasi
jumlah jarak poligon seluruhnya
Hal yang sama berlaku untuk simpangan utara.
Page 133
8) Seluruh hasil penghitungan, pengamatan dan informasi seperti yang
didaftar dibawah ini harus diserahkan kepada pihak pemilik pekerjaan
dalam bentuk VCD atau DVD untuk mendapatkan persetujuan
sementara.
Urutan cara perhitungan loop atau jalur koordinat antara benchmark.
Kesalahan penutup sudut pada setiap bagian/seksi, azimut kontrol
atau azimut yang diperoleh dari loop yang berdekatan, bersama-sama
dengan jumlah titik dalam setiap seksi.
Kesalahan penutup linier ∆x, ∆y dari setiap loop atau jalur koordinat
antara titik-titik simpul dan kesalahan penutup fraksi yang dipilih
dengan jumlah titik.
Detail-detail hasil pengamatan yang ditolak, diragukan, tidak dipakai
lagi.
Page 134
Kemiringan Interval
0-2% 0.5 m
2-5% 1.0 m
5 – 20 % 2.0 m
Lebih curam dari 20 % 10.0 m
3) Indeks kontur harus ada pada interval 10 m pada semua hal kecuali di
mana keseluruhan pemetaan harus digambarkan dengan kontur 0,5
dan 1,0 m maka indeks kontur harus ada pada interval 5 m.
4) Kriteria yang diberikan hanya merupakan panduan saja, tujuannya
adalah untuk menjaga kesamaan garis kontur pada seluruh lembar
peta (kecuali di daerah yang sangat curam/terjal), walaupun demikian
perubahan interval dalam lembar peta akan diizinkan dalam hal
adanya perubahan kecuraman menyeluruh dalam suatu daerah tetapi
tidak dalam hal perubahan kemiringan setempat.
5) Semua garis kontur harus benar sesuai dengan ketentuan dalam
penarikan interval kontur, dan sekurang-kurangnya 85% dari semua
kontur harus mempunyai harga yang sesuai dengan harga ½
(setengah) interval kontur apabila dicek berdasarkan hasil pengukuran
lapangan dengan alat ukur sipat datar yang diikatkan dari kontrol titik
tetap (benchmark) yang terdekat, semua kontur tersebut harus masuk
toleransi dengan pergeseran dalam perubahan posisi vertikalnya yang
telah diplot tidak lebih dari 0,5 milimeter atau 1/10 jarak mendatar
antara kontur tersebut dan dimana saja di dalam skala peta yang
dianggap lebih besar dapat diterima.
6) Apabila ada 2 (dua) kontur atau lebih yang berdekatan dan hampir
berimpit (misalnya batas kampung, tanggul, jalan, kelokan saluran)
kontur digambarkan dengan garis putus-putus .
Page 135
7) Detail mengenai metode kontur yang digunakan harus jelas
dicantumkan pada semua lembar peta, termasuk informasi mengenai
datum (duga) titik tinggi dan sumber informasi yang dipakai.
8) Titik rincik harus digambar selambat-lambatnya sebelum
penggambaran halus garis kontur dan sebelum dilakukan interpolasi
garis kontur atau editing.
9) Titik rincik harus ditulis dengan menggunakan ukuran 1,5 mm, letak
titik rincik harus diindikasikan sampai dengan fraksi desimal, jika
bentuk detail terganggu oleh harga titik rincik maka angkanya dapat
ditulis di sebelahnya.
10) Semua garis kontur digambar dengan menggunakan ukuran 0,1 mm
kecuali untuk indeks kontur digunakan ukuran 0,3 mm, harga-harga
garis kontur dituliskan hanya pada indeks kontur setiap lima garis
kontur.
11) Harga-harga garis kontur dituliskan dengan arah dari puncak ke
lereng, secara kasar untuk pengarahan, diperlihatkan sebagai berikut
:
Benar Benar salah
29 32 28
30 31 29
indek kontur 31 30 30
0.5m kontur
1m kontur 32 29 31
Benar Benar salah
12) Garis kontur harus berhenti pada jalan-jalan raya dan sungai-sungai
besar, dalam hal ini garis kontur tidak boleh digambarkan memotong
sungai tetapi harus berhenti pada salah satu tebing sungai dan
selanjutnya bersambung pada tebing sungai yang di seberang lainnya.
Page 136
1) Nama-nama sungai, kampung, gunung dsb, ditulis pada peta dengan
ukuran huruf tersebut adalah sbb :
Kampung dengan ukuran 0,3 mm.
Sungai ukuran huruf seimbang dengan lebar sungai, aliran sungai
harus digambarkan dengan tanda panah.
Nama ditulis dengan huruf besar tiap awal tulisan, contoh : Tanah
Merah, bukan TANAH MERAH.
2) Benchmark ditulis dengan cara di atas ukurannya 2 mm, dapat dilihat
bentuknya sbb:
N o m o r p ila r (B M ) T R 24 2m m
4 2 .7 6 2m m
T in g gi p ila r (B M ) 3m m
Page 137
Dimensi peta, blok judul dan tebal garis akan sesuai dengan standar
yang sudah diberikan oleh pemilik pekerjaan.
Simbol-simbol standar situasi, titik duga (datum) yang dipakai untuk
kontrol horizontal dan vertikal serta data-data teknis yang lain akan
diperlihatkan pada lembar peta.
Pada tiap lembar set peta akan menunjukkan peta petunjuk lembar.
Pada gambar-gambar tersebut aliran saluran akan diarahkan dari kiri
ke kanan.
Garis hubung untuk lembar di sebelahnya dari masing-masing peta
adalah berupa garis koordinat, tanpa pertampalan (overlap).
Semua titik-titik poligon akan diplot dengan koordinat sebelum
memplot penunjuk ketinggian.
Semua benchmark akan ditunjukkan dalam semua gambar yang
bersangkutan dengan perencanaan, deskripsi dan elevasi.
Garis-garis kontur situasi akan digambar dengan Autocad ukuran A-1.
Peta-peta itu akan memperlihatkan semua tampakan (feature) buatan
yang biasanya ditunjukkan pada peta-peta situasi, tampakan-
tampakan ini termasuk (tetapi tidak perlu dibatasi sampai pada) hal-
hal berikut :
batas-batas dan jenis pengolahan tanah, padang rumput, hutan,
hutan belantara dan rawa- rawa.
jalan-jalan, saluran, parit-parit sawah dan bangunan-bangunan yang
ada.
batas-batas desa, kelompok rumah, termasuk elevasi tanah desa.
elevasi banjir besar.
batu singkapan, daerah-daerah berpasir atau berbatu-batu.
interval kontur akan diatur seperti telah diuraikan di atas.
Page 138
Peta situasi saluran akan selalu digambar terpisah dari peta situasi
umum dengan skala 1 : 2.000.
Peta peta lokasi khusus akan dibuat dengan aliran saluran dari kiri ke
kanan, skala peta akan dibuat 1 : 100, 1 : 200 atau 1 : 500 agar
seluruh daerah yang diukur bisa diliput dalam satu lembar peta.
Interval kontur adalah 0,25 m untuk skala 1 : 100 dan 1 : 200, dan
0,50/0,25 meter untuk skala 1 : 500.
Page 139
1) Peta situasi saluran dan potongan memanjang bentang saluran yang
sama yang mengalir dari kiri ke kanan akan di gambar pada lembar
yang sama.
2) Panjang potongan memanjang adalah panjang total trase saluran
sebagaimana ditetapkan di lapangan.
3) Bila potongan memanjang dan dengan demikian juga peta situasi
saluran harus digambar pada beberapa lembar kertas maka jarak
akumulasi (chainage) akan diteruskan pada setiap lembar berikutnya,
jarak akumulasi dalam kilometer dengan dua desimal, dimulai dari
pengambilan di dekat bendung untuk saluran primer atau di bangunan
sadap dari saluran primer untuk saluran sekunder.
4) Pada gambar itu, yang memperlihatkan potongan memanjang
saluran, hal-hal berikut akan ditunjukkan :
nomor-nomor potongan melintang.
jarak antara potongan-potongan melintang dan jarak akumulasi
bentang saluran.
elevasi tanah pada titik potong trase saluran dan potongan melintang.
skala untuk potongan-potongan memanjang adalah 1 : 2.000 ke arah
horizontal dan 1 : 200 ke arah vertikal, atau 1 : 100 ke arah vertikal,
menurut pengarahan dari pihak pemilik pekerjaan.
Page 140
sama dengan ketentuan metoda pengukuran trase
sistem kontur.
Page 141
Merah untuk patok-patok profil tiap jarak 50 m dan patok-patok pada
lengkungan.
Putih untuk patok-patok poligon sementara.
Kuning untuk patok-patok sipat datar sementara
Ukuran kayu 5 cm x 5 cm x 40 cm, ditanam sedalam
30 cm dan 10 cm muncul di atas permukaan tanah.
Page 142
3) Bila trase saluran melintas (memotong) sungai besar, lembah besar,
maka harus dibuat penampang melintang dan memanjang
sungai/lembah tersebut dengan ketentuan :
Penampang melintang dibuat 200 m ke udik dan 200 m ke hilir dari
pertemuan tersebut.
Penampang melintang tiap 50 m untuk bagian yang lurus dan 25 m
untuk bagian yang berbelok-belok dengan lebar 75 m ke kiri dan 75 m
ke kanan dari tepi saluran.
Penampang memanjang skala jarak 1 : 2.000 dan skala tinggi1 : 200
Penampang melintang, skala jarak 1 : 200 dan skala tinggi1 : 200
4) Bila trase saluran memotong sungai/lembah kecil, maka harus dibuat :
Penampang melintang 100 m ke udik dan 100 m ke hilir.
Penampang melintang dibuat tiap 25 meter untuk bagian yang lurus
dan untuk belokan harus ditambah pada belokannya.
Skala seperti di atas.
5) Setiap perubahan elevasi tanah harus diambil sebagai titik detail untuk
penampang melintang/memanjang.
Pengukuran penampang melintang saluran adalah tegak lurus trase
dengan lebar 75 m ke kiri dan 75 m ke kanan (sudut profil melintang
harus diukur).
Jarak-jarak penampang melintang diambil secara optis dengan
membaca ketiga benang pada alat ukur, yaitu benang atas, benang
tengah dan benang bawah atau dengan pita ukur baja sampai
pembacaan dalam sentimeter.
Sketsa dari pengukuran harus dibuat dengan rapih dan jelas, untuk
memudahkan penggambaran.
Page 143
7. METODA PENGUKURAN RENCANA TRASE SALURAN TERSIER
Pengukran trase tersier dilaksanakan setelah tata letak jaringan tersier telah disetujui oleh
pemilik pekerjaan sehingga trase saluran tersier sudah ada kepastian arah dan jarak, tidak
diperlukan pemasangan benchmark baru tetapi menggunakan benchmark yang ada
sepanjang jaringan utama dan sekunder.
7.1 Pengukuran Poligon
Sudut horizontal pada setiap titik poligon harus di ukur dengan alat
yang mempunyai ketelitian di atas 1’.
Jarak antar patok kayu adalah 50 m dan harus diukur sekurang-
kurangnya dua kali dengan pita ukur, metode spring station tidak
diperbolehkan.
Setiap boks kuarter atau tersier harus merupakan titik poligon.
Pengamatan matahari untuk kontrol azimut harus dilakukan setiap 50
titik poligon.
Untuk pembacaan sudut akan dipakai metode pembacaan satu seri.
Pengukuran poligon mulai dari bangunan yang sudah ada atau yang
baru direncana dan mengikuti arah aliran air.
Pengukuran poligon mulai dan berakhir pada titik kontrol, dan harus
diplot untuk menggambarkan trase saluran.
Ketelitian sudut adalah 2,5√N, dimana N = jumlah sudut. Ketelitian
linier adalah 1/1.000.
Jika ternyata gambarnya berbeda dari tata letak akhir (definitive)
yang telah di buat sebelumnya, maka harus dilakukan pengukuran
ulang.
Page 144
Elevasi bagian atas setiap patok (5 cm) harus diukur sekurang-
kurangnya dua kali dengan pengukuran sipat datar.
Sipat datar harus di ukur dua kali dengan arah yang berlawanan.
Kesalahan penutup dalam penyipatan datar yang telah disebutkan di
atas harus kurang dari kesalahan yang diizinkan dan diperkirakan,
kesalahan yang diizinkan (mm) = 10 mm √D dimana D = jarak total
penyipatan datar ( km).
Jika trase saluran yang baru bertepatan dengan trase saluran yang
sudah ada maka elevasi patok, dasar saluran dan tinggi tanggul kanan
dan kiri harus diukur.
Jika trase saluran yang baru bertepatan dengan tanggul sawah, maka
permukaan tanah yang harus diukur adalah yang lebih tinggi.
Penyipatan datar harus mulai dan berakhir pada titik kontrol.
Page 145
7.4 Pengukuran Rencana Trase Saluran Tersier
Lebar trase saluran yang diukur minimum 7,5 m dengan skala 1 :
2.000 dan interval garis-garis kontur 0,5 m.
Trase harus sejauh mungkin mengikuti tanggul sawah.
Sketsa kondisi lapangan harus dicatat dalam buku ukur pada waktu
dilakukan pengukuran topografi.
Untuk menghindari kekeliruan trase saluran, gambar-gambar
pengukuran situasi harus cocok dengan tata letak akhir.
Tanggul, jalan dan sebagainya harus di ukur jika di lewati oleh trase
saluran.
7.5.1 Perhitungan
Koordinat masing-masing titik potongan harus di ukur dengan system
proyeksi seperti peta dasar skala 1 : 2.000, perhitungan dilakukan
dengan metode Bowdich.
Kontrol horizontal akan mencakup :
Sudut rata-rata dan jarak rata-rata aritmatik metode stadia dan pita
ukur.
Cek penutup sudut untuk jaring-jaring tertutup (closed loop).
Cek azimut antara titik ikat atau azimut matahari.
Perataan kesalahan penutup.
Perhitungan ∆x, ∆y untuk mencek penutup planimetris.
Kontrol tinggi akan mencakup :
Page 146
Cek perhitungan untuk ∑ bidikan ke belakang, ∑ bidikan ke muka, ∑
∆h.
Perhitungan ∆h untuk seksi-seksi antara dua benchmark.
Perhitungan jaring-jaring (loop).
Seluruh titik poligon harus di hitung dengan proyeksi yang sama
dengan skala 1 : 2.000.
Konsultan boleh menggunakan system yang umum di pakai di daerah
setempat dengan seizin pemilik pekerjaan.
Koordinat-koordinat sistem proyeksi tidak boleh memakai metode
grafis.
Jarak dan tinggi tempat akan dihitung dengan metoda trigonometris
dan tacheometri.
7.5.2 Penggambaran
Konsep peta dan gambar harus di buat pada kertas millimeter yang
berkualitas baik.
Titik poligon di gambar dengan titik poligon koordinat bukan dengan
metode grafik kecuali untuk titik tinggi.
Jalur poligon dan kontrol vertikal harus di gambar pada peta.
Titik tinggi harus di plot pada peta hingga sentimeter.
Lembar indeks peta di gambar berdasarkan grid peta.
Pertampalan (overlap) peta adalah 5 cm.
Garis-garis kontur diplot dengan menginterpolasikan permukaan tanah
asli sawah bukan dari tanggul sawah.
Keterangan peta (legenda) harus sesuai dengan yang digunakan
dalam Buku Petunjuk Perencanaan Peta Tersier dari Direktorat Irigasi.
Page 147
Peta situasi trase saluran tersier harus disetujui oleh pemilik
pekerjaan.
Peta topografi trase harus digambarkan pada kertas transparan stabil.
Jika mungkin peta tersier tercakup dalam satu lembar peta jika tidak
mungkin boleh beberapa lembar peta dengan pertampalan 5 cm.
Peta-peta dan gambar-gambar berikut dengan skalanya harus
diserahkan kepada pemilik pekerjaan
Peta topografi daerah irigasi dengan ketentuan sebagai berikut :
o daerah datar skala 1 : 2.000 dan interval garis kontur 0,25 m.
o daerah berbukit-bukit skala 1 : 200 dan interval garis kontur 0,50
m.
Peta topografi trase saluran dengan skala 1 : 2.000.
Gambar-gambar potongan memanjang dengan skala horizontal dan
vertikal 1 : 2.000.
Page 148
SUB BAGIAN4
Page 149
DAFTAR ISI
PEMETAAN SITUASI SUNGAI DAN LOKASI BENDUNG
1. IKHTISAR PEKERJAAN
1.1 Umum
1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
1.3 Basis Survei
Page 150
4. PENGGAMBARAN SITUASI SUNGAI
4.1 Peta Situasi Sungai
4.2 Penampang Melintang
4.3 Penampang Memanjang
Page 151
1. IKHTISAR PEKERJAAN
1.1 Umum
Pemetaan situasi sungai dilaksanakan minimal
sepanjang 2 (dua) km (satu km ke arah upstream dan
satu km ke arah downstream dari rencana bendung)
dengan skala 1 : 2.000 sedangkan pemetaan lokasi
bendung dilaksanakan minimal sepanjang 1 (satu) km
(0.5 km ke arah upstream dan 0.5 km ke arah
downstream dari rencana bendung) dengan skala 1 :
500, hal ini untuk menunjang perencanaan bendung
dan komponen lainnya.
Dalam hal ini data-data situasi sepanjang sungai dan
lokasi bendung dengan lebar kiri-kanan sungai yang
sudah ditentukan dan data-data situasi lokasi
bendung sehingga diperlukan koordinat(x,y) dan
tinggi(z) serta situasi lokasi yang memenuhi syarat
dengan ketelitian yang telah disetujui dalam
ketentuan teknis.
Pelaksana pekerjaan harus mempekerjakan personil
yang telah mendapat latihan dalam bidangnya serta
cukup berpengalaman dalam berbagai pekerjaan yang
diberikan sehingga dipelukan sertifikasi keahlian
termasuk manajer poyek yang mempunyai keahlian
manager proyek dipekerjakan selama masa kontrak
berlangsung.
Pelaksana pekerjaan harus dapat memberikan hasil
yang berkualitas sesuai dengan ketentuan teknis,
Page 152
pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk
menjamin terpenuhinya ketentuan teknis yang telah
ditetapkan, bila ternyata ketentuan tidak terpenuhi
menurut penilaian pihak pemilik pekerjaan maka
pelaksana pekerjaan harus menanggung risiko
pengulangan pengukuran.
Page 153
Penggambaran.
Page 154
4) Hardcopy gambaran letak titik-titik secara lengkap, termasuk
elevasinya, koordinat-koordinat dan lima foto dari seluruh benchmark.
5) Tiga salinan/kopi laporan akhir yang meliputi penelitian lapangan,
proses serta hasilnya. Laporan tersebut harus merinci metode
sebenarnya yang digunakan, ketepatan sebenarnya yang diperoleh,
dan kesulitan-kesulitan yang dijumpai serta pemecahannya pada
seluruh tahap pekerjaan. Laporan itu meliputi diagram-diagram jaring
poligon dan sifat-sifat datar serta penjelasan mengenai semua titik-
titik tetap dan titik-titik koordinat. Laporan tersebut tidak boleh
semata-mata mengulangi isi ketentuan-ketentuan teknis tetapi harus
benar-benar berdasarkan hasil pelaksanaan pekerjaan.
3. PENGUKURAN SITUASI SUNGAI
Pengukuran situasi sungai dilaksanakan menggunakan
alat Total Station yang dapat menyimpan data
dengan perlengkapan lainnya dan Automatic Level,
lebih disukai Automatic Level Digital, ketentuan setiap
tahap pekerjaan sebagai berikut :
Page 155
Besaran GDOP (geometrical dilution of precisition) lebih kecil dari 8
Pengamatan dilakukan siang hari atau malam hari
Level aktifitas atmosfer dan ionosfer relative sedang
Lama pengamatan berdasarkan panjang baseline
Page 156
3.1.1. Reduksi Baseline
1) Geometri dari jaringan harus memenuhi spesifikasi ketelitian dan
persyaratan strenght of figure yaitu
a. Statistik reduksi baseline
Untuk setiap jaring orde 3 standar deviation (s) hasil hitungan dari
komponen baseline toposentrik (dN,dE,dH) yang dihasilkan oleh
software reduksi baseline harus memenuhi hubungan berikut :
σN ≤ σM
σE ≤ σM
σH ≤ 2σM
dimana σM = [102 + (10d)2]1/21.96 mm dan d = panjang baseline
b. Baseline yang diamati 2(dua) kali
- Baseline yang lebih pendek dari 4 (empat) km
Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline tidak boleh
berbeda lebih besar dari 0.03 m sedangkan komponen tinggi tidak
boleh berbeda lebih dari 0.06 m.
- Baseline yang lebih panjang dari 4(empat) km
Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline tidak boleh
berbeda lebih besar dari 0.05 m sedangkan komponen tinggi tidak
boleh berbeda lebih dari 0,10 m
2) Seluruh reduksi baseline harus dilakukan dengan menggunakan
software processing GPS yang telah dikenal dibuat oleh agen software
atau badan peneliti ilmiah yang bereputasi baik
3) Koordinat pendekatan dari titik referensi yang digunakan dalam
reduksi baseline tidak boleh lebih dari 10 m dari nilai sebenarnya.
4) Proses reduksi baseline harus mampu menghitung besarnya koreksi
troposfer untuk semua data pengamatan.
Page 157
5) Proses reduksi baseline harus mampu menghitung besarnya koreksi
ionosfer untuk semua data pengamatan. Data dual frekuensi harus
digunakan untuk mengeliminasi pengaruh ionosfer jika ambiguiti fase
single tidak dapat dipecahkan.
3.1.3 Analisa
1) Integritas pengamatan jaring harus dinilai berdasarkan :
- Analisis dari baseline yang diamati 2 (dua) kali (penilaian
keseragaman)
- Analisis terhadap perataan kuadrat terkecil jaring bebas (untuk
menilai konsistensi data)
Page 158
- Analisis perataan kuadrat terkecil untuk jaring terikat berorde lebih
tinggi (untuk menilai konsistensi terhadap titik kontrol)
2) Akurasi komponen horizontal jaring akan dinilai terutama dari analisis
ellip kesalahan garis 2D yang dihasilkan oleh perataan jaring bebas
3) Koordinat benchmark dari hasil pengamatan GPS disajikan dalam
system proyeksi UTM dan ellipsoid WRG 84.
4) Tinggi benchmark hasil ukuran GPS dikoreksi terhadap besaran
undulasi (N) atau dikoreksi terhadap titik MSL yang ada disekitar
lokasi.
Page 159
Patok beton dan tanda lapangan di pasang paling sedikit 10 meter
dari tanggul sungai dan di daerah yang tidak akan terkena perubahan.
Patok beton ini akan ditempatkan di sepanjang tanggul sungai.
4) Semua patok beton harus dijelaskan selengkap mungkin pada saat
pemasangan seperti tertera pada gambar 33. antara lain mencakup :
Sketsa ukuran (penampang melintang) patok beton yang dibuat.
Lima foto untuk setiap patok beton yang sudah terpasang dilengkapi
dengan pelat nomor dan baut kuningan, 4(empat) buah dibuat
berdasarkan mata angin dengan daerah sekitarnya dan satu buah dari
atas.
Sketsa lokasi lengkap dengan jarak-jarak titik detail yang ada di
sekitar patok beton dan lokasi patok beton penanda azimut (azimut
Mark).
Sketsa gambaran umum lokasi lengkap dengan deskripsi pendekatan
ke sekitar titik tetap.
Penanda azimut dapat dideskripsikan dalam formulir lain menurut
keinginan pemilik pekerjaan.
Koordinat-koordinat titik akan ditambahkan pada deskripsi apabila
perhitungannya sudah tuntas.
5) Titik-titik poligon selain benchmark dan penanda azimut harus dibuat
titik poligon dengan interval 50 m dari patok kayu yang kuat, ukuran
panjang sekurang-kurangnya 30 cm dengan penampang melintang 5
x 5 cm, dipasang sedemikian rupa sehingga patok-patok tersebut
dapat bertahan selama pengukuran (sekurang-kurangnya 6 bulan).
Tanah yang lebih lunak membutuhkan patok-patok yang lebih
panjang. Patok-patok tersebut rata atau hampir rata dengan
permukaan tanah dan pada ujungnya diberi paku agar titik yang tepat
mudah ditemukan. Letak titik itu harus terlihat dengan patok lain atau
Page 160
pohon yang mudah dilihat yang jaraknya tidak lebih dari 3,0 meter.
Harus ada nomor titik pada patok dan/atau penanda yang lain.
6) Patok kayu dipasang sebelah kiri dan kanan sungai dan harus dilalui
poligon, beberapa titik dapat di-seislag.
Page 161
menyiapkan semua catatan yang berkenaan dengan pemeriksaan dan
penyesuaian peralatan yang dilakukan.
7) Theodolit harus mampu mengukur sampai 1” (satu detik ) dan
dilengkapi dengan komponen yang diperlukan.
8) Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu pada saat
melakukan sentering maka perlu digunakan 4 buah statip dan 4 buah
kiap (tribrach). Selama pengamatan berlangsung statip dan kiap
tersebut harus tetap berada disatu titik, hanya target dan teodolit saja
yang berpindah.
9) Di titik-titik dimana pekerjaan hari itu berakhir dan pekerjaan hari
berikutnya mulai sentering harus dilakukan dengan hati-hati, hal yang
sama berlaku juga pada waktu dilakukan pengamatan ulang ditempat
yang sama.
10) Kedudukan nivo kotak dan pengunting optic harus sering diperiksa
dengan bantuan unting-unting gantung dan penyesuaian-penyesuaian
dilakukan bilamana perlu.
11)Sebelum pengamatan dilakukan theodolit harus disetel sebaik-baiknya,
pengukuran sudut horisontal dan jarak dilakukan minimum 2(dua) seri
pengamatan, untuk 1 (satu) seri dengan jumlah urutan pembacaan
sebagai berikut :
Bidik kiri (FL) untuk bacaan target belakang.
Bidik kiri (FL) untuk bacaan target ke depan.
Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke depan.
Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke belakang
12) Ketelitian pengukuran poligon :
Semua hasil pengamatan direduksi di lapangan jika perbedaan antara
keempat harga sudut yang diperoleh (2FL, 2FR) melebihi 5”, maka
harus dilakukan pengukuran ulang.
Page 162
Toleransi untuk kesalahan penutup sudut terhadap azimut harus
10”√n dimana n adalah jumlah sudut, jika kesalahan penutupnya
masih berada dalam toleransi maka sudut itu akan disesuaikan
dengan azimut matahari dan jika toleransi tersebut dilampaui, maka
azimut dan/atau sudut-sudut tersebut harus diulang.
Kesalahan penutup linear poligon utama tidak boleh lebih besar dari 1
: 10.000 dari panjang totalnya, poligon akan dijaga agar tetap pendek
untuk menjamin bahwa kesalahan penutup pada jaring-jaring atau
bagian tidak lebih dari 1 m.
Hasil rata-rata dari keempat ujung garis tersebut harus mempunyai
persamaan lebih dari ± (10 mm + 10 ppm dari jarak) kalau tidak
maka pengamatan ulang perlu dilakukan.
Page 163
dengan kompensator otomatis, dari pembacaan lingkaran vertikal
pada sudut kanan pada masing-masing sisi garis bidik.
14) Metode yang dipakai untuk menentukan azimut tergantung keinginan
pelaksana pekerjaan, walaupun demikian hal-hal berikut harus
diperhatikan bila akan digunakan azimut dengan metode ketinggian
matahari.
Pengamatan matahari dilakukan apabila tinggi matahari lebih besar
dari 200 karena apabila dilakukan pengamatan pada waktu tinggi
matahari dibawah 200 refraksi (pembiasan) menjadi terlalu besar dan
tidak menentu, jika mungkin usahakan ketinggian matahari di bawah
400.
Pembacaan temperatur dan tekanan udara akan dilakukan untuk
keperluan koreksi refraksi.
Perlengkapan-perlengkapan tambahan yang diperlukan terdiri dari jam
tangan yang ketepatannya dicocokkan satu menit sebelum tanda
waktu resmi berbunyi, prisma Reoloff, tabel deklimasi matahari dan
tabel refraksi.
5) Jika untuk pengukuran azimut digunakan metode sudut waktu maka
bisa dilakukan pengamatan pada saat tinggi matahari di bawah 20°,
tetapi waktu pengamatan harus jauh lebih teliti.
3.5 Pengukuran Sipat Datar
1) Pengukuran sipat datar digunakan dengan alat ukur level automatic
atau level automatic digital.
2) Semua patok kayu dan benchmark sudah terpasang sebelum
dilakukan pengukuran sipat datar, pemindahan elevasi ke benchmark
yang dibuat sesudah selesainya penyipatan datar tidak akan diterima.
Page 164
3) Pengukuran digunakan alat rambu ukur metrik dan tatakan rambu
yang terbuat dari metal, untuk jaring sipat datar utama digunakan alat
sipat datar digital atau non digital.
4) Setiap alat harus dicek kolimasinya (kesalahan garis bidik) setiap hari
dengan menggunakan 2 patok-uji (peg test), mid-base atau cara-cara
sejenis sampai dengan jarak 100 m, dalam metode mid-base dicari
perbedaan tinggi antara dua titik, di mana hasil ukuran disaat alat
ditempatkan di tengah harus dibandingkan dengan hasil ukuran disaat
alat ditempatkan di dekat salah satu titik. Penyesuaian harus
dilakukan apabila kesalahan kolimasinya labih dari 0,05 mm/m. Nivo
kotak dan kompensator otomatis juga harus selalu dicek secara
teratur. Pelaksana pekerjaan harus membuat catatan lengkap
mengenai seluruh hasil pengecekan dan penyesuaian yang telah
dilakukan.
5) Rambu ukur ditempatkan pada tatakan dari metal pada setiap
pengukuran (kecuali pada benchmark atau benchmark sementara).
Juru ukur harus menginstruksikan kepada pemegang rambu, agar
rambu ukur selalu tepat vertikal dengan menggunakan stafflevel atau
carpenters level (penempatannya harus juga dicek).
6) Metode stan ganda (double-stand) pada pengukuran sifat datar tidak
boleh digunakan, jarak bidikan tidak diperkenankan lebih dari 50 m.
Bidikan ke belakang kira-kira sama dengan bidikan ke muka, untuk
menghindari kesalahan kolimasi. Tidak dibenarkan melakukan
pembidikan silang (intermediate sight).
7) Pembacaan rambu tidak boleh dilakukan melebihi 20 cm dari batas
bawah rambu dan juga 20 cm dari batas bagian atas rambu.
8) Untuk membantu pelaksanaan pengukuran titik-titik rincik ketinggian
dianjurkan agar titik tinggi sementara dipasang pada waktu
Page 165
pengukuran sipat datar utama antara lain : gorong-gorong, tangga
rumah, lantai pengeringan padi, dan lain sebagainya. Titik-titik
tersebut ditandai serta dicatat secara lengkap.
9) Juru ukur harus memasukkan data-data mengenai tinggi dan
rendahnya hasil ukuran pada setiap formulir yang sudah ditentukan,
bacaan belakang, bacaan muka, beda tinggi ∆h (+ dan -) harus
dijumlahkan. Perbedaan antara hasil bacaan belakang, dan muka
harus sama dengan hasil beda tinggi (∆h), hanya merupakan
pengecekan aritmatik dapat menghindarkan kesalahan yang tidak
terlihat karena data yang tidak benar.
10) Pengecekan harus dilakukan pada setiap halaman dan setiap bagian
pengukuran sipat datar, secara sistematis setiap hari, serta harus
ditandatangani oleh juru ukur yang bersangkutan.
11) Ketelitian sipat datar sebagai berkut :
Jalur utama yang pada umumnya merupakan jaring tertutup yang
terikat dengan titik referensi harus diukur dua kali yaitu pergi dan
pulang, perbedaan antara kedua harga untuk masing-masing seksi
harus kurang dari 10√k mm, dimana k adalah jarak dalam km antar
benchmark tersebut.
Page 166
3) Jarak antara potongan melintang yang akan diambil tegak lurus
terhadap as sungai adalah sekitar 50,0 meter untuk saluran lurus dan
25,0 meter untuk potongan yang berbelok atau menurut petunjuk
pemilik pekerjaan.
4) Letak potongan-potongan melintang akan ditetapkan dengan
menggunakan patok-patok kayu yang sudah dipasang, poligon (garis
kerangka peta situasi sungai) yang terbentuk oleh patok-patok itu,
akan sedekat mungkin mengikuti alur sungai yang ditunjukkan pada
peta skala 1 : 5.000.
5) Poligon harus tertutup terhadap titik terdekat yang sudah ditetapkan
(benchmark atau penanda azimut) guna mencek ketelitian.
6) Potongan melintang yang akan diukur akan membentang sedikit-
dikitnya 250 m di kedua sisi as sungai atau mengikuti petunjuk dari
pemilik pekerjaan.
7) Semua jalan air berapapun ukurannya (saluran, pembuang, parit-parit
di sawah) akan diamati termasuk lebar dasar, elevasi dan arah aliran.
8) Semua tampakan seperti rumah-rumah, fasilitas, jalan, jembatan,
gorong-gorong, pagar, patok beton dan vegetasi (jenis dan
kerapatannya) akan dicatat.
9) Bahan-bahan khusus yang dijumpai di permukaan tanah, seperti
batuan, rawa-rawa, tanah longsor dan sebagainya harus dicatat.
10)Ketinggian potongan melintang akan dicatat dalam software total
station.
Page 167
Posisi tinggi diukur dengan cara tacheometri untuk daerah terjal.
Posisi titik dan jarak langsung diukur dengan alat total station dan
dicatat dengan penjelasan singkat mengenai posisi titik rincik,
misalnya sawah, kampung, tanggul jalan (bagian atas atau bawah),
dasar sungai.
Jarak ke titik-titik rincik tidak boleh lebih dari 20 m.
Cara tacheometri hanya dapat dipakai untuk penentuan tinggi titik
rincik di daerah curam dan hanya atas persetujuan pemilik pekerjaan.
Daerah landai titik-titik tinggi akan diambil dengan beda tinggi
maksimum 0,25 meter atau pada setiap 20 meter di lapangan mana
saja yang lebih segera dapat dicapai.
Daerah yang tidak teratur misalnya di daerah berbukit-bukit,
perbatasan kampung, lembah dan semacamnya, titik-titik tinggi
dengan jarak yang lebih pendek agar bisa diperoleh gambar yang
lebih jelas dengan situasi lengkap di daerah ini.
2) Pada umumnya titik-titik tinggi harus dicantumkan di semua lokasi di
mana kemiringan bisa berubah dan di tempat-tempat di mana bisa
terjadi perubahan ketinggian secara mendadak.
3) Pada daerah sawah titik rincik ketinggian harus ada pada setiap
sawah tersebut yang kira-kira jaraknya lebih dari 50 x 50 m, untuk
daerah pengukuran yang tidak luas selang/jarak antara tiap titik kira-
kira 75 m, untuk daerah sawah yang kering rambu ukur harus
ditempatkan tepat ditengah, untuk daerah sawah basah rambu ukur
boleh ditempatkan di tepi sawah tersebut (tidak di pematang), rambu
ukur tidak boleh ditenggelamkan pada tanah sawah tersebut tetapi
diletakkan setinggi permukaan tanah sawah dan harus dilakukan
dengan hati-hati.
Page 168
4) Lokasi dari titik rincik tersebut harus diletakkan pada perbatasan
antara kampung dan sawah, satu titik pada sawah yang lainnya di
kampung, apabila jalan melewati sawah maka titik rincik tersebut
harus ditempatkan satu titik pada jalan dan titik lainnya pada kedua
sisi sawah.
5) Rincik ketinggian akan diambil sepanjang dasar dari lembah-lembah
baik yang memiliki anak sungai maupun yang tidak dan pada
punggung bukit serta pada titik-titik bukit yang teratas.
6) Pelaksana pekerjaan harus memeriksa apakah rincik ketinggian di
lapangan sudah diamati secara memadai sesuai dengan perubahan-
perubahan elevasi antara rincik ketinggian dan detail yang
diperlihatkan dalam peta.
Page 169
Pencatatan, reduksi, pemrosesan hasil pengamatan di
lapangan harus mengikuti ketentuan di bawah ini :
3.7.1 Pencatatan
1) Seluruh proses perhitungan koodinat (x,y) dalam proyeksi UTM, tinggi
(z) terhadap permukaan air laut rata-rata, azimut matahari, dan
perhitungan titik detail menggunakan software distributor alat merk
apa saja yang berlaku di Indonesia.
2) Penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan di fotocopi dari rekaman
software dimasukkan ke lembar pengamatan sementara pekerjaan
berlangsung, hal ini menyangkut nama pengamat, tanggal, nomor
titik, nomor alat juga penjelasan-penjelasan lainnya seperti ketinggian
alat, temperatur dan tekanan udara, seluruh lembar data harus
disertai tanggal dan tanda tangan pengamat dan orang yang telah
melakukan pemeriksaan.
3) Seluruh laporan pengamatan yang dilakukan di lapangan dalam
bentuk hardware dan VCD/DVD diserahkan kepada pihak pemilik
pekerjaan, termasuk juga bagian-bagian yang telah diulang, yang
disebut terakhir ini harus ditandai dengan jelas sehingga bisa saling
dicocokkan.
3.7.2 Reduksi
1) Koordinat (x,y) perlu direduksi dan dirata-ratakan pada setiap titik dan
diperiksa apakah memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan, reduksi
koordinat (x,y) termasuk juga koreksi kesalahan titik nol alat, dan
koreksi faktor skala dimana dianggap perlu.
2) Pengamatan di lapangan perlu direduksi setiap harinya lalu
ditandatangani, disertai tanggal pemeriksaan oleh pelaksana
Page 170
pekerjaan, hasil pengamatan harus disimpan dengan rapi dan diberi
nomor referensi agar mudah dicari bilamana diperlukan dikemudian
hari, bila sudah diarsipkan, hasil-hasil pengamatan itu tidak boleh
dibawa ke lapangan lagi.
Page 171
--------------------------------------------------- x jarak akumulasi
jumlah jarak poligon seluruhnya
Hal yang sama berlaku untuk koodinat y.
6) Seluruh hasil penghitungan, pengamatan dan informasi seperti yang
didaftar dibawah ini harus diserahkan kepada pihak pemilik pekerjaan
dalam bentuk hardware dan VCD atau DVD untuk mendapatkan
persetujuan sementara.
7) Urutan cara perhitungan loop atau jalur koordinat antara benchmark.
8) Kesalahan penutup sudut pada setiap bagian/seksi, azimut kontrol
atau azimut yang diperoleh dari loop yang berdekatan, bersama-sama
dengan jumlah titik dalam setiap seksi.
9) Kesalahan penutup linier ∆x, ∆y dari setiap loop atau jalur koordinat
antara titik-titik simpul dan kesalahan penutup fraksi yang dipilih
dengan jumlah titik.
10) Detail-detail hasil pengamatan yang ditolak, diragukan, tidak dipakai
lagi.
Page 172
perubahan interval dalam lembar peta akan diizinkan dalam hal
adanya perubahan kecuraman menyeluruh dalam suatu daerah tetapi
tidak dalam hal perubahan kemiringan setempat.
3) Apabila ada 2 (dua) kontur atau lebih yang berdekatan dan hampir
berimpit (misalnya batas kampung, tanggul, jalan, kelokan saluran)
kontur digambarkan dengan garis putus-putus .
4) Detail mengenai metode kontur yang digunakan harus jelas
dicantumkan pada semua lembar peta, termasuk informasi mengenai
datum (duga) titik tinggi dan sumber informasi yang dipakai.
5) Titik rincik harus digambar selambat-lambatnya sebelum
penggambaran halus garis kontur dan sebelum dilakukan interpolasi
garis kontur atau editing.
6) Titik rincik harus ditulis dengan menggunakan ukuran 1,5 mm, letak
titik rincik harus diindikasikan sampai dengan fraksi desimal, jika
bentuk detail terganggu oleh harga titik rincik maka angkanya dapat
ditulis di sebelahnya.
7) Semua garis kontur digambar dengan menggunakan ukuran 0,1 mm
kecuali untuk indeks kontur digunakan ukuran 0,3 mm, harga-harga
garis kontur dituliskan hanya pada indeks kontur setiap lima garis
kontur.
8) Garis silang (grid) panjang 10 x 10 mm, dan pada sisi peta garis
silangnya sepanjang 5 mm dan koordinat-koordinat garis silang ditulis
di dalam atau di luar batas lembar peta bergantung dari keinginan
pemilik pekerjaan, koordinat-koordinat tersebut ditulis dengan selang
250 m sepanjang keempat sisi dari peta, angka harus ditulis dengan
tinggi tulisan 2,5 mm.
9) Kertas yang akan dipakai adalah transparan stabil atau yang sejenis,
peta-peta dilengkapi dengan keterangan (legenda) situasi menurut
Page 173
standar yang berlaku berkenaan dengan ukuran garis, arsiran dan
symbol yang diserahkan kepada pihak pemilik pekerjaan.
10) Persyaratan kartografi peta situasi sungai adalah sebagai berikut :
Pada tiap lembar set peta akan menjelaskan peta kunci petunjuk
lembar.
Arah utara akan ditunjukkan pada setiap lembar.
Pada gambar-gambar tersebut aliran sungai akan diarahkan dari kiri
ke kanan atau dari atas ke bawah.
Garis hubung untuk lembar di sebelahnya dari masing-masing peta
adalah berupa garis koordinat, tanpa pertampalan (overlap).
Semua titik-titik poligon akan diplot dengan koordinat-koordinat,
sebelum memplot penunjuk ketinggian.
Semua benchmark akan ditunjukkan dalam semua gambar yang
bersangkutan, dengan perencanaan, deskripsi dan elevasi.
Peta-peta itu akan memperlihatkan semua tampakan (feature) buatan
yang biasanya ditunjukkan pada peta-peta situasi. Tampakan-
tampakan ini termasuk (tetapi tidak perlu dibatasi sampai pada) hal-
hal berikut :
batas-batas dan jenis pengolahan tanah, padang rumput, hutan,
hutan belantara dan rawa-rawa.
jalan, saluran, parit, sawah dan bangunan-bangunan yang ada.
batas-batas desa, kelompok rumah, termasuk elevasi tanah desa.
elevasi banjir besar.
batu singkapan, daerah-daerah berpasir atau berbatu-batu.
Page 174
Pada gambar-gambar tersebut yang menunjukkan
potongan-potongan melintang sungai, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Nomor masing-masing potongan melintang
Semua titik-titik tinggi profil melintang dan jarak antara titik-titik
tersebut.
Palung yang sudah ditetapkan (titik terdalam di dasar sungai), garis-
garis palung potongan melintang yang muncul pada satu gambar
akan digambar vertikal satu di atas yang lain.
Potongan-potongan melintang akan digambar menghadap ke arah
aliran hilir.
Tinggi muka air di sungai (kalau ada) pada hari-hari pengukuran dan
bahan-bahan dasar kontruksi.
Potongan melintang akan digambar dengan skala 1 : 200 ke arah
horisontal dan vertikal.
Page 175
Panjang sungai (jarak horisontal pada palung) akan digambar dengan
skala 1 : 2.000, kecuali ada ketentuan lain.
Jarak vertikal atau ketinggian akan digambar dengan skala 1 : 200.
Page 176
Panjang Metoda Lama Lama Pengamatan(L1+L2)
Baseline Pengam Pengamat
(km) atan an(L1)
0–5 Statis 30 menit 15 menit
singkat
5 – 10 Statik 60 menit 30 menit
singkat
10 – 30 Statik 90 menit 60 menit
Page 177
1) Geometri dari jaringan harus memenuhi spesifikasi ketelitian dan
persyaratan strenght of figure yaitu :
a. Statistik reduksi baseline
Untuk setiap jaring orde 3 standar deviation (s) hasil hitungan dari
komponen baseline toposentrik (dN,dE,dH) yang dihasilkan oleh
software reduksi baseline harus memenuhi hubungan berikut :
σN ≤ σM
σE ≤ σM
σH ≤ 2σM
dimana σM = [102 + (10d)2]1/21.96 mm dan d = panjang baseline
b. Baseline yang diamati 2(dua) kali
- Baseline yang lebih pendek dari 4 (empat) km
Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline tidak boleh berbeda
lebih besar dari 0.03 m sedangkan komponen tinggi tidak boleh
berbeda lebih dari 0.06 m.
- Baseline yang lebih panjang dari 4(empat) km
Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline tidak boleh berbeda
lebih besar dari 0.05 m sedangkan komponen tinggi tidak boleh
berbeda lebih dari 0,10 m
2) Seluruh reduksi baseline harus dilakukan dengan menggunakan
software processing GPS yang telah dikenal dibuat oleh agen software
atau badan peneliti ilmiah yang bereputasi baik
3) Koordinat pendekatan dari titik referensi yang digunakan dalam
reduksi baseline tidak boleh lebih dari 10 m dari nilai sebenarnya.
4) Proses reduksi baseline harus mampu menghitung besarnya koreksi
troposfer untuk semua data pengamatan.
5) Proses reduksi baseline harus mampu menghitung besarnya koreksi
ionosfer untuk semua data pengamatan. Data dual frekuensi harus
Page 178
digunakan untuk mengeliminasi pengaruh ionosfer jika ambiguiti fase
single tidak dapat dipecahkan.
5.1.3 Analisa
1) Integritas pengamatan jaring harus dinilai berdasarkan :
- Analisis dari baseline yang diamati 2 (dua) kali (penilaian
keseragaman)
- Analisis terhadap perataan kuadrat terkecil jaring bebas (untuk
menilai konsistensi data)
- Analisis perataan kuadrat terkecil untuk jaring terikat berorde lebih
tinggi (untuk menilai konsistensi terhadap titik kontrol)
Page 179
2) Akurasi komponen horizontal jaring akan dinilai terutama dari analisis
ellip kesalahan garis 2D yang dihasilkan oleh perataan jaring bebas
3) Koordinat benchmark dari hasil pengamatan GPS disajikan dalam
system proyeksi UTM dan ellipsoid WRG 84.
4) Tinggi benchmark hasil ukuran GPS dikoreksi terhadap
besaran undulasi (N) atau dikoreksi terhadap titik MSL yang
ada disekitar lokasi.
Page 180
5.3.1 Pengukuran Poligon
1) Alat ukur yang digunakan adalah Theodolit Total Station yang
mempunyai ketelitian 5” dengan kemampuan memory minimal 15.000
titik.
2) Basis poligon meliputi daerah pemetaan yang merupakan jaring-jaring
tertutup dan diikatkan ke titik tetap orde 0 atau orde 1 Bakosurtanal
dan benchmark skala 1 : 5.000, kaki-kaki poligon harus melalui patok
kayu dan benchmark dan sistem statip tetap (fixed tripod) seperti
yang diuraikan di bawah ini dipakai untuk mendapatkan ketelitian
yang diisyaratkan.
3) Apabila mungkin titik-titik yang ada akan digunakan sebagai azimut awal dan
azimut akhir, titik-titik tetap yang digunakan harus saling
berhubungan dengan titik tetap yang lainnya.
4) Untuk kontrol orientasi harus dilakukan pengamatan azimut matahari
di ujung-ujung daerah pemetaan sungai.
5) Statip harus ditempatkan pada tanah yang stabil untuk memperoleh
hasil pengamatan sudut horizontal dan jarak yang teliti, poligon yang
melalui daerah sawah harus diikuti secara hati-hati untuk menghindari
lokasi-lokasi sulit di daerah genangan sawah atau pada pematang-
pematang yang tidak stabil.
6) Semua theodolit harus dalam keadaan baik dan setelannya akan
diperiksa terus selama pengamatan berlangsung, kolimasi akan
diperiksa apabila melebihi 1’ (satu menit), pelaksana pekerjaan harus
menyiapkan semua catatan yang berkenaan dengan pemeriksaan dan
penyesuaian peralatan yang dilakukan.
7) Theodolit harus mampu mengukur sampai 1” (satu detik ) dan
dilengkapi dengan komponen yang diperlukan.
Page 181
8) Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu pada saat
melakukan sentering maka perlu digunakan 4 buah statip dan 4 buah
kiap (tribrach). Selama pengamatan berlangsung statip dan kiap
tersebut harus tetap berada disatu titik, hanya target dan teodolit saja
yang berpindah.
9) Di titik-titik dimana pekerjaan hari itu berakhir dan pekerjaan hari
berikutnya mulai sentering harus dilakukan dengan hati-hati, hal yang
sama berlaku juga pada waktu dilakukan pengamatan ulang ditempat
yang sama.
10) Kedudukan nivo kotak dan pengunting optic harus sering diperiksa
dengan bantuan unting-unting gantung dan penyesuaian-penyesuaian
dilakukan bilamana perlu.
11)Sebelum pengamatan dilakukan theodolit harus disetel sebaik-baiknya,
pengukuran sudut horisontal dan jarak dilakukan minimum 2(dua) seri
pengamatan, untuk 1 (satu) seri dengan jumlah urutan pembacaan
sebagai berikut :
Bidik kiri (FL) untuk bacaan target belakang.
Bidik kiri (FL) untuk bacaan target ke depan.
Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke depan.
Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke belakang
12) Ketelitian pengukuran poligon :
Semua hasil pengamatan direduksi di lapangan jika perbedaan antara
keempat harga sudut yang diperoleh (2FL, 2FR) melebihi 5”, maka
harus dilakukan pengukuran ulang.
Toleransi untuk kesalahan penutup sudut terhadap azimut harus
10”√n dimana n adalah jumlah sudut, jika kesalahan penutupnya
masih berada dalam toleransi maka sudut itu akan disesuaikan
Page 182
dengan azimut matahari dan jika toleransi tersebut dilampaui, maka
azimut dan/atau sudut-sudut tersebut harus diulang.
Kesalahan penutup linear poligon utama tidak boleh lebih besar dari 1
: 10.000 dari panjang totalnya, poligon akan dijaga agar tetap pendek
untuk menjamin bahwa kesalahan penutup pada jaring-jaring atau
bagian tidak lebih dari 1 m.
Hasil rata-rata dari keempat ujung garis tersebut harus mempunyai
persamaan lebih dari ± (10 mm + 10 ppm dari jarak) kalau tidak
maka pengamatan ulang perlu dilakukan.
Page 183
mengenai seluruh hasil pengecekan dan penyesuaian yang telah
dilakukan.
5) Rambu ukur ditempatkan pada tatakan dari metal pada setiap
pengukuran (kecuali pada benchmark atau benchmark sementara).
Juru ukur harus menginstruksikan kepada pemegang rambu, agar
rambu ukur selalu tepat vertikal dengan menggunakan stafflevel atau
carpenters level (penempatannya harus juga dicek).
6) Metode stan ganda (double-stand) pada pengukuran sifat datar tidak
boleh digunakan, jarak bidikan tidak diperkenankan lebih dari 50 m.
Bidikan ke belakang kira-kira sama dengan bidikan ke muka, untuk
menghindari kesalahan kolimasi. Tidak dibenarkan melakukan
pembidikan silang (intermediate sight).
7) Pembacaan rambu tidak boleh dilakukan melebihi 20 cm dari batas
bawah rambu dan juga 20 cm dari batas bagian atas rambu.
8) Untuk membantu pelaksanaan pengukuran titik-titik rincik ketinggian
dianjurkan agar titik tinggi sementara dipasang pada waktu
pengukuran sipat datar utama antara lain : gorong-gorong, tangga
rumah, lantai pengeringan padi, dan lain sebagainya. Titik-titik
tersebut ditandai serta dicatat secara lengkap.
9) Juru ukur harus memasukkan data-data mengenai tinggi dan
rendahnya hasil ukuran pada setiap formulir yang sudah ditentukan,
bacaan belakang, bacaan muka, beda tinggi ∆h (+ dan -) harus
dijumlahkan. Perbedaan antara hasil bacaan belakang, dan muka
harus sama dengan hasil beda tinggi (∆h), hanya merupakan
pengecekan aritmatik dapat menghindarkan kesalahan yang tidak
terlihat karena data yang tidak benar.
Page 184
10)Pengecekan harus dilakukan pada setiap halaman dan setiap bagian
pengukuran sipat datar, secara sistematis setiap hari, serta harus
ditandatangani oleh juru ukur yang bersangkutan.
11) Ketelitian sipat datar sebagai berkut :
Jalur utama yang pada umumnya merupakan jaring tertutup yang
terikat dengan titik referensi harus diukur dua kali yaitu pergi dan
pulang, perbedaan antara kedua harga untuk masing-masing seksi
harus kurang dari 10√k mm, dimana k adalah jarak dalam km antar
benchmark tersebut.
Page 185
5) Ketelitian titik-titik tinggi potongan melintang ditentukan sebagaimana
diuraikan di atas.
Page 186
50 m sepanjang keempat sisi dari peta, angka harus ditulis dengan
tinggi tulisan 2,5 mm.
5) Kertas yang akan dipakai adalah transparan stabil atau yang sejenis,
peta-peta dilengkapi dengan keterangan (legenda) situasi menurut
standar yang berlaku berkenaan dengan ukuran garis, arsiran dan
symbol yang diserahkan kepada pihak pemilik pekerjaan.
6) Ketentuan lainnya mengikuti ketentuan di atas.
Page 187
panjang 4 basis
4 base lengths
Page 188
penyimpangan dari keseimbangan ideal antara persyaratan-persyaratan
teknik dan kontrol fotogrametris.
150
titik tetap
benchmark
20
30
400
30
20
kerangka penyangga plastik kuning
dari kayu atau kaso yellow plastic sheets
wooden supports
150
150 50 30 20 150
400
20
Page 189
PROYEK FOTO IDENTIFIKASI FP 26
DI IDENTIFIKASI OLEH SKETS DARI FOTO RUN 7 : 16
TANGGAL IDENTIFIKASI FOTO RUN 7 : 15.16
SKETS :
u
KH 26/1
POHON
KH 26
19.8m
KH 25/8 rumah
A B pagar
SETAPAK
JALAN
135 mm 58 mm CATATAN
95 mm 1. FP 26 A terletak di samping atap
rumah, ± 2,5 m. diatas tanah. Titik
baik untuk (x,y).
2. FP 26 B . terletak di daerah datar di
antara rumah dan pagar, dan di
172 mm tengah - tengah jalan setapak.
Daerah datar sekitar 3 meter. Titik
baik untuk (z)
Page 190
LAPORAN UJI COBA PEMOTRETAN UDARA FORMULIR A
No.Uji Coba DDD
SEKSI 1
No. Negatif Roll DDDD DDDDD. Tipe Kamera DDDDDDDDDDD
Nomor-nomor Exposure DDDDD.. Kamera P.D DDDDD DDDDDD
Tanggal Pemotretan DDDDDDD. Tanggal Uji Coba DDDD DDD D..
Tinggi Terbang DD DD DD DDD.. Alat Uji Coba & No. DDDDDDDD
SEKSI 2
3 4
PENYETELAN PERALATAN : 5 6
3 4
+1 2+
5 6
Page 191
Pen kuningan
. level
Bross level control pin
20 1m
No
tanah asli/ ground level
begel Ø6mm-15cm
slirrup
Tiang Ø10mm
10 bar
0 65
10
10 20 10
beton 1:2:3
20 40
Concrete
10
15 pelat marmer 12x12cm
marble plate
20
Page 192
Ø6cm
paku
nail
pipa peralatan
plastic drainpipe
25 nomor titik
A12
station number
tanah asli/ ground level
setiap penandaan azimut tertentu, harus terlihat dari titik tetap ybs
one azimuth mark to be visible from every benchmark
75
beton
concrette
ukuran dalam cm
dimention in cm
Page 193
PROYEK Komering Hulu No mor Bench Mark KH 42
DI UKUR OLEH A.Suryana Tanggal 19.4.82
DISKRIPSI BENCHMARK
KH 42 merupakan pilar yang tetap,
dengan ukuran 1.0 x 0.2 x 0.2 meter.
Tinggi pilar dari atas permukaan tanah
kira-kira 0,23 meter
20
25
Tanah Asli
10
8 68
Foto Benchmark
15
20
Pasir
Ukuran Cm
40
ke buaymadang
KH 42 mag74°
KH 42/1
°
251 /326 m
12 KH 41
A 42 25
m
33 Pagar kayu
ke Tanah m
Merah
U U SEKOLAH
KE MARTAPURA
Page 194
Gambar 7 Contoh Penjelasan Mengenai Letak Benchmark
TT titik ikat
TT
BM tie poin
BM
50 50
m m
daerah yang di ukur
bertampalan 100m daerah dalam garis
surveyed areas to overlap by 100m putus-putus dan 50 m
di luarnya harus diukur
area within packed line
including 50 m outside to
be surveyed
perbesaran terhadap
skala peta (kurang lebih)
enlargement to mapping scale
(approx)
titik ikat
tie point
Page 195
b
2.43
sawah
P .17 P .18 P .19 P .20 P .21 P .22 P .23
jalan 3.86 3.76 3.85 3.91 4.12 4.36 4.52 jalan
a
3.53
b
S .1 T.1
2.43 T.2
U .1 a
2.88 3.62
b 3.26 3.33
f
3.17
2.85 a
S .2 3.76 a U .2 sawah
3.01 b T.3
3.85
3.03
c b a
3.14 d T.4 U .3 a
S .3
3.10 3.96 3.47
3.27 b
b kampung
sawah a
T.5
e a
S .4 U .4 a
3.39 3.97
3.46 b b 3.99 3.56
3.37
b T.6 a
d c
3.89 S .3 U .5 a
3.37
3.67 a 4.15 4.24
b
b
T.7
a 4.28 U .6
3.66
4.03 H R.25 U .7 3.75
S .6 b 3.96
3.86 sawah
3.72
c
S .7
4.00 3.62
2.93 4.48
S .8
d 4.20
sawah
ng
3.80 a
pu
m
4.12 b a ta
ka
s
c S .9
2.48 4.20 b
4.20
jalan
road sungai
river/stream
sawah
c rice field d
Page 196
Gambar 10 Lokasi Titik-titik Tinggi
4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
RUN 4
A
10
DESA R UN
C
13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33
RUN 5
RUN 6A
RUN 6 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
KOTA
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28
RUN 7
BLOCK NAME
SELECTED AERIAL PHOTOGRAPHY DIAGRAM
Gambar 11 Contoh Ikhtisar dari Diagram Foto Udara yang Telah Diseleksi
Page 197
(49) (50) (51) (52) (53) (54) (55) (56) (57) (58)
4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
RUN 4
01
69004 71
311050
43040 63040 83000 103040 123040 143040 163040 183040 203040 223040 243040
131050 151050 171050 191050 211050 231050 251050 271050 291050 18001 7 ) 331050
13 A
70
( 10
00
U N
4
13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 R 33
01(74)
RUN 5 (64) (65) (66) (67) (68) (69) (70) (71) (72) (73) 73
97
00
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28
4
(102) (103) (104) (105) (106) (107) (108) (109) (110) (111) (112)
RUN 7
Page 198
(49) (50) (51) (52) (53) (54) (55) (56) (57) (58)
4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
RUN 4
01
69004 71
311050
43040 63040 83000 103040 123040 143040 163040 183040 203040 223040 243040
131050 151050 171050 191050 211050 231050 251050 271050 291050 18001 7) 331050
13 0A
70
( 1
0
UN
04
RUN 5 13
(64)
15
(65)
17
(66)
19
(67)
21
(68)
23
(69)
25
(70)
27
(71)
29
(72)
31 R
(73)
33
01(74)
73
97
00
8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28
4
(102) (103) (104) (105) (106) (107) (108) (109) (110) (111) (112)
RUN 7
Page 199
00 01
PROYEK :
JALUR :
ALAT :
ATAU 00 02
PROYEK : 100251
LEMBAR : 0.0
Page 200
c. Simbol, ketinggian, dan garis silang grid, serta JAYA JAYA
nama-nama desa tidak diperbolehkan menimpa
detail lain. Dengan demikian detail yang lain s alah b enar
P
salah benar
wrong right
10 cm
lembar. Karena peta yang dibuat adalah merupakan
satu seri peta.
10 cm 10 cm
300 320
h. Ketebalan penarikan garis harus tetap, sehingga garis
325
315
betul-betul hitam. Hal ini penting sebab garis yang 310 310
320
35 315
bersinggungan.
0
30
salah benar
wrong right
Page 201
j. Penggambaran arah aliran air sungai :
- Bila sungai digambar dengan 2 garis, maka simbol
aliran air yang berupa anak panah diletakkan di
antara kedua garis.
salah benar
- Bila sungai digambar 1 garis simbol anak panah
wrong right
100 100
k. Penyebaran simbol pada tata guna tanah harus
diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak
bertumpukan dengan simbol lainnya. 75
75
salah benar
wrong right
Page 202
530.000
530.500
531.000
531.500
532.000
532.500
20
9 8 0 .0 0 0 9 8 0 .0 0 0
10 m m
9 7 9 .5 0 0 10 m m 9 7 9 .5 0 0
T R IG (w )
9 7 9 .0 0 0 9 7 9 .0 0 0
. B M (w )
20 20
9 7 8 .5 0 0 9 7 8 .5 0 0
)
(w
E
AM
N
ER
IV V IL L A G E N A M E (w )
R
9 7 8 .0 0 0 9 7 8 .0 0 0
9 7 7 .5 0 0 9 7 7 .5 0 0
530.000
530.500
531.000
531.500
532.000
532.500
20
P e tu n ju k S ka la
L embar 1 :5 0 0 0
P E TA IN D E X K E TE R A NG A N N AM A P RO YEK
20
CATATAN :
1. Citra ortofoto, tinggi titik rincikan dan kontur tidak dimasukkan dalam contoh
ini agar lebih jelas.
2. Huruf (W) menunjukkan bahwa nama satu identifikasi ditulis dalam suatu
bentuk citra stensil (ialah : putih di atas bayangan positif atau peta ortofoto),
kecuali apabila detail positifnya menggunakan warna pucat di mana tulisan
huruf harus tampak hitam.
3. Lihat bag. 8.4 untuk hal-hal yang terserah kepada pihak Pelaksana
Pekerjaan.
Page 203
530.000
527.500
525.000
522.500
520.000
C D E F
20
980.000 980.000
977.500 977.500
975.000 975.000
20 20
972.500 972.500
970.000 970.000
530.000
527.500
525.000
522.500
520.000
20
P ETA INDEX
U
NAMA P ROYEK
10 K ETERANGAN
S kala
1:20000 O rthophoto Map
W ith 5 m
20
CATATAN :
1. Citra ortofoto dan kontur tidak dimasukkan dalam contoh ini agar terlihat
lebih jelas.
2. Catatan harus menjelaskan bahwa peta ortofoto skala 1 : 20.000 ini berasal
dari peta ortofoto skala 1 : 5.000
Page 204
Page 205